Produk: protein

  • Bupati Sumedang Ikuti Panen Raya Bersama Presiden di Majalengka

    Bupati Sumedang Ikuti Panen Raya Bersama Presiden di Majalengka

    JABAR EKSPRES – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengikuti acara Panen Raya Padi Serentak yang dipimpin Pesiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025).

    Kegiatan itu menjadi simbol percepatan swasembada pangan dan unjuk kinerja Kabinet Merah Putih.

    Didampingi Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Dody Hanggodo, serta pejabat tinggi negara lainnya, Presiden Prabowo turun langsung ke sawah menjajal mesin pemanen kombinasi (combine harvester).

    Panen raya melibatkan 157 kabupaten/kota di 14 provinsi sentra pertanian secara serentak di seluruh Indonesia.

    Dalam arahannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukur dan bangga atas capaian bangsa dalam sektor pangan, terutama di tengah tekanan global yang masih terasa. Ia menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah urat nadi kedaulatan bangsa.

    “Saya minta kita bekerja lebih keras lagi, supaya rakyat kita bisa menikmati protein dengan harga yang wajar. Dalam satu tahun, insyaallah kita bisa mencapainya,” ujar Presiden.

    Presiden juga memberikan penghormatan tinggi kepada para petani yang dianggapnya sebagai fondasi utama negara. Ia menyebut petani sebagai garda terdepan dalam menjaga eksistensi Indonesia.

    “Para petani adalah produsen pangan, tanpa pangan tidak ada negara, dan tanpa pangan tidak ada NKRI,” tegasnya.

    Sementara itu, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menyambut baik kegiatan panen serentak tersebut sebagai bentuk nyata sinergi nasional dalam membangun ketahanan pangan.

    Ia menegaskan bahwa Kabupaten Sumedang siap berkontribusi secara maksimal dalam mendukung target swasembada pangan nasional.

    “Kami di Sumedang terus berkomitmen mendorong peningkatan produksi pertanian melalui inovasi teknologi, penguatan kelembagaan petani, serta perluasan akses pasar. Panen raya ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah,” ungkapnya.

    Melalui video conference Presiden juga berdialog langsung dengan gubernur dan petani dari berbagai daerah. Masukan terkait irigasi, pupuk dan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti traktor dan mesin panen menjadi perhatian khusus pemerintah pusat.

  • Ayam Broiler Murah Banget di Transmart Full Day Sale

    Ayam Broiler Murah Banget di Transmart Full Day Sale

    Jakarta, CNBC Indonesia – Protein telah terbukti menjadi salah satu nutrisi yang paling penting bagi kesehatan tubuh manusia. Protein yang terkandung di setiap sel dalam tubuh memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan tulang, otot, serta jaringan dalam tubuh.

    Ada beberapa sumber protein yang bisa dioptimalkan, salah satunya dengan mengkonsumsi daging ayam broiler. Untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ayam broiler, Transmart kembali menggelar diskon besar-besaran di Transmart Full Day Sale, Minggu 13 April 2025.

    Bukan hanya di Jakarta, Transmart Full Day Sale juga bakal digelar di seluruh gerai Transmart se-Indonesia. Promo ini bisa dinikmati bagi pengguna kartu kredit Bank Mega, kartu kredit Bank Mega Syariah, dan aplikasi Allo Bank, mulai dari toko buka hingga tutup pukul 22.00.

    Melalui program ini, para pengunjung Transmart berpeluang mendapatkan diskon besar-besaran untuk sejumlah produk, salah satunya adalah daging ayam.

    Berikut ini harga ayam broiler per ekor di Transmart Full Day Sale untuk setiap wilayah:

    Denpasar harga sale Rp 29.600

    Jabodetabek harga sale Rp 31.920

    Karawang dan Jambi harga sale Rp 31.920

    Jawa Barat dan Padang harga sale Rp 29.520

    Jawa Timur harga sale Rp 30.000

    Jawa Tengah harga sale Rp 26.400

    Pontianak harga sale Rp 31.600

    Balikpapan harga sale Rp 48.000

    Makassar harga sale Rp 29.900

    Palembang dan Lampung harga sale Rp 27.920

    Pangkal Pinang harga sale Rp 28.720

    Medan harga sale Rp 30.800

    Pekanbaru harga sale Rp 31.120

    Tunggu apa lagi? Segera datangi Transmart Full Day Sale di seluruh gerai Transmart se-Indonesia pada Minggu, 13 April 2025. Jangan sampai ketinggalan!

    (rah/rah)

  • Cegah Diabetes Kumat Usai Lebaran, Begini Tipsnya – Halaman all

    Cegah Diabetes Kumat Usai Lebaran, Begini Tipsnya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hari Raya Idulfitri identik dengan berbagai hidangan lezat. Namun, bagi penderita diabetes, momen ini dapat menjadi tantangan tersendiri. 

    Makanan tinggi gula dan lemak yang sering tersaji rentan membuat kadar gula jadi tidak stabil. 

    Terkait hal ini, dokter spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Harini, SpPD(K) pun bagikan tips cegah diabetes kumat usai lebaran. 

    Pertama, boleh mencicipi makanan yang tersaji, tapi ambil porsi yang kecil. 

    “Mungkin disiasati, ambil kue yang potongannya paling kecil,” ungkapnya pada talk show kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Sabtu (12/5/2025). 

    Makan dengan jumlah sedikit dapat memberikan kesempatan orang diabetes untuk mencicipi beragam jenis menu. 

    Setelah itu, untuk menurunkan risiko tidak stabilnya gula darah, pasien diabetes bisa mengurangi porsi pada makanan lain, misalnya nasi. 

    “Saya tadi makan kue satu. Iya sudah , nanti saya kurangin satu sendok nasi. Saya kurangi sebagai kompensasi,” imbuhnya. 

    Kedua, tetapkan pola makan yang sehat. Selain membatasi porsi, makanan, perlu juga untuk memperhatikan jenis makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. 

    Minuman manis atau bersoda sebaiknya dihindari.  Karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis. 

    Alternatif lain adalah bisa dengan  mengonsumsi buah potong atau sayur sebagai camilan sehat

    Ketiga, tetap berkonsultasi dan patuhi pantangan yang ditetapkan dokter. 

    Perencanaan pola makan yang matang sangat penting, baik untuk individu sehat maupun pasien diabetes. 

    Rencana makan tersebut meliputi keseimbangan protein, lemak, serat, dan karbohidrat. Serta, pemenuhan kebutuhan serat, mineral, vitamin dari sayur dan buah, dan cairan. 

    Semua ini harus disesuaikan dengan rekomendasi dokter masing-masing.

    “Dokter bilang oke nih, gua bisa nyicipi kue atau anggur paling satu. Nah itu boleh saja kok,” tutupnya.

  • 3 Bahan Makanan Aneh yang Hanya Ada di Indonesia

    3 Bahan Makanan Aneh yang Hanya Ada di Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Nusantara menyimpan kekayaan kuliner unik yang menantang batas normalitas. Bahan-bahan makanan ini kerap dianggap aneh atau bahkan hama justru diolah menjadi hidangan yang layak pangan.

    Tradisi lokal mengajarkan bahwa kreativitas dan kearifan ekologis bisa mengubah yang terabaikan menjadi sajian istimewa. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga bahan makanan aneh yang hanya ada di Indonesia:

    1. Keong Sawah

    Keong sawah (pila ampullacea), yang sering dianggap hama perusak tanaman padi di Jawa Barat, ternyata menyimpan potensi sebagai sumber protein. Di kalangan petani, hewan ini dikenal sebagai pengganggu karena memakan tunas padi muda, sehingga kerap dibasmi dengan pestisida.

    Akan tetapi, masyarakat Sunda sejak lama telah mengolahnya menjadi hidangan, seperti sate keong, sambal tutut, atau sup berkuah santan. Hidangan ini juga rendah kolesterol, dan mudah ditemui di warung tradisional.

    2. Bambu Muda

    Bambu muda (disebut piong dalam bahasa Toraja) adalah salah satu kuliner unik masyarakat Toraja yang mengolah tunas bambu mentah menjadi hidangan segar layaknya salad. Berbeda dengan daerah lain yang biasanya memasak bambu untuk menghilangkan rasa pahit, masyarakat Toraja memanen tunas bambu muda langsung dari hutan, lalu mengupas dan memotongnya tipis-tipis untuk disajikan mentah.

    Bambu ini dicampur dengan bumbu sederhana seperti garam, cabai, jeruk nipis, dan kadang dicampur daun kemangi atau kemangi hutan. Hal ini menciptakan cita rasa segar, renyah, dan sedikit pedas.

    3. Jangkrik Goreng

    Jangkrik goreng, camilan tradisional Jawa yang kerap dianggap eksotis, ternyata menyimpan nilai gizi tinggi sebagai sumber protein alternatif. Di pedesaan, jangkrik (biasanya spesies gryllus bimaculatus) sejak dulu ditangkap dari sawah dan dipelihara.

    Akan tetapi, jangkrik juga bisa dijadikan camilan yang digoreng kering dengan bumbu bawang, cabai, dan jeruk limau. Rasanya gurih renyah, mirip udang kecil.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Wamentan: Penghapusan kuota impor agar tidak ada monopoli

    Wamentan: Penghapusan kuota impor agar tidak ada monopoli

    Kebijakan tersebut tidak berarti membuka keran impor secara besar-besaran….

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan rencana Presiden Prabowo Subianto menghapus sistem kuota impor komoditas bertujuan mencegah monopoli dan tidak akan mengancam keberlangsungan industri pertanian nasional secara keseluruhan.

    “Bukan berarti kemudian impor besar-besaran, semua diimpor, bukan! Tetap harus melindungi produksi dalam negeri untuk komoditas pangan, komoditas teknologi, komoditas pakaian, komoditas apa pun, tetap produksi dalam negeri akan diprioritaskan,” kata Wamentan dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Dia menegaskan rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem kuota impor komoditas tidak akan mengancam kelangsungan industri pertanian dalam negeri.

    Pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk melindungi kepentingan petani dan pelaku usaha domestik, seiring dengan langkah mendorong tercapainya swasembada pangan nasional.

    Wamentan Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan, kebijakan itu justru ditujukan untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien dalam rantai pasok pangan nasional.

    “Kebijakan tersebut tidak berarti membuka keran impor secara besar-besaran,” ujarnya pula.

    Ia juga menuturkan, Indonesia masih memiliki fokus utama untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi. Kuota impor yang akan dihapus hanya terbatas pada sektor tertentu.

    “Maksudnya gini, misalnya butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri saja yang impor. Nggak usah ada pihak tertentu yang dikasih kuota, kemudian dia yang ngatur jumlahnya, dia yang dikasih hak khusus. Menurut Pak Presiden itu tidak adil,” kata Wamentan.

    Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa kebijakan penghapusan kuota impor tidak akan mematikan industri dalam negeri. Bahkan, sektor pertanian dalam negeri terus didorong untuk mencapai swasembada pangan dan memperkuat daya saing industri nasional.

    “Kita kan melindungi yang di dalam negeri, itu pasti harus tetap dilindungi. Bukan berarti dibuka seluas-seluasnya kemudian industri yang di dalam negeri mati, enggak. Kita tetap harus swasembada,” katanya lagi.

    Kebijakan itu juga diyakini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan sistem impor yang lebih terbuka, harga komoditas pangan seperti daging yang mengandung protein tinggi berpotensi menjadi lebih terjangkau.

    “Kalau harga beli impornya murah, maka harga jualnya akan lebih murah. Yang menikmati siapa? Rakyat Indonesia,” kata Sudaryono lagi.

    Terkait skema pelaksanaan, Sudaryono menyebut bahwa industri akan dapat mengimpor langsung sesuai kebutuhan tanpa perantara kuota yang selama ini dimonopoli dan diperuntukkan ke segelintir kelompok.

    “Yang dimaksud dengan tidak ada kuota itu maksudnya jumlah volume yang harus kita impor tidak boleh lagi dimonopoli oleh orang-orang tertentu,” katanya pula.

    Ia menerangkan volume yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan neraca komoditas boleh diimpor, volume itu bisa diimpor oleh siapa saja, tidak lagi dimonopoli oleh orang-orang tertentu.

    “Supaya lebih adil dan tidak ada lagi praktik monopoli dengan pemberian kuota kepada orang-orang tertentu,” katanya menegaskan.

    Kementerian Pertanian memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil akan selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan keberlangsungan industri dalam negeri. Melalui sinergi dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia diyakini mampu menciptakan sistem pangan yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Meghan Markle Curhat Alami Kondisi Mengancam Nyawa Pasca Melahirkan Anak Pertama

    Meghan Markle Curhat Alami Kondisi Mengancam Nyawa Pasca Melahirkan Anak Pertama

    Jakarta

    Meghan Markle membagikan pengalamannya saat pertama kali menjadi seorang ibu. Dalam podcast terbaru bersama pendiri Bumble, Whitney Wolfe Herd, Duchess of Sussex itu mengungkapkan pernah mengalami preeklamsia pascapersalinan.

    Meghan bahkan menyebut itu sebagai pengalaman yang sangat menakutkan.

    “Kami berdua (bersama Wolfe) memiliki pengalaman yang sangat mirip saat persalinan, meskipun kami tidak saling mengenal saat itu,” kata Meghan, dikutip dari People.

    “Dan kami berdua mengalami preeklamsia pascapersalinan,” sambungnya.

    Namun, Meghan tidak menjelaskan lebih rinci soal kondisi preeklamsia pascapersalinan yang dialaminya, apakah pada saat melahirkan putranya, Archie (5) atau putrinya Lilibet (3).

    “(Kondisi) ini sangat langka dan menakutkan. Dan Anda masih mencoba melakukan semua (aktivitas) ini, dan dunia tidak tahu apa yang terjadi secara diam-diam,” jelas Meghan.

    “Dalam keheningan, Anda masih mencoba untuk hadir untuk orang lain, terutama bagi anak-anak, tetapi hal-hal tersebut merupakan ketakutan medis yang besar,” lanjutnya.

    Apa Itu Kondisi Preeklamsia Pascapersalinan?

    Preeklamsia pascapersalinan adalah kondisi langka yang terjadi saat seseorang memiliki tekanan darah tinggi dan protein berlebih dalam urine seseorang setelah melahirkan.

    “Preeklamsia pascapersalinan memerlukan penanganan segera. Jika tidak ditangani, preeklamsia pascapersalinan dapat menyebabkan kejang dan komplikasi serius lainnya,” seperti yang dikutip dari Newsweek.

    Menurut Preeclampsia Foundation, setiap wanita dapat mengalami preeklampsia setelah bayinya lahir atau preeklamsia pascapersalinan. Terlepas dari apakah ia mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilannya atau tidak.

    (sao/kna)

  • 8 Penyebab Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Titiek Puspa sebelum Meninggal

    8 Penyebab Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Titiek Puspa sebelum Meninggal

    Jakarta

    Indonesia baru saja kehilangan salah satu maestro musik kebanggaan, Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (10/4). Musisi legendaris Tanah Air tersebut, tutup usia pada umur 87 tahun, dikabarkan karena perdarahan otak kiri.

    Dikutip dari WebMd dan Cleveland Clinic, perdarahan otak sendiri merupakan sebuah masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Kondisi ini menyebabkan darah mengumpul di antara otak dan tengkorak, serta mencegah oksigen mencapai otak.

    Perdarahan otak sering terjadi setelah terjatuh atau cedera traumatis. Kondisi ini juga umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

    Lalu, apa saja penyebab perdarahan otak yang perlu diwaspadai?

    1. Trauma Kepala

    Cedera merupakan penyebab paling umum seseorang mengalami perdarahan otak. Trauma kepala ini bisa terjadi karena banyak faktor, seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, hingga insiden saat berolahraga.

    Guncangan keras pada kepala dapat menyebabkan pembuluh darah di otak pecah atau robek, yang kemudian mengakibatkan perdarahan.

    2. Tekanan Darah Tinggi

    Hipertensi juga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perdarahan otak. Tekanan darah tinggi yang terjadi dalam jangka waktu panjang dan tidak dikontrol akan melemahkan dinding pembuluh darah di otak, sehingga membuatnya rentan pecah.

    3. Aneurisma

    Aneurisma adalah pembengkakan atau penonjolan pada pembuluh darah di otak yang terjadi karena melemahnya dinding pembuluh darah tersebut. Pembengkakan ini seperti balon yang dapat pecah sewaktu-waktu, terutama jika terkena tekanan darah tinggi.

    4. Kelainan Pembuluh Darah (arteriovenous malformations)

    Sebagian orang mungkin terlahir dengan pembuluh darah yang lemah di dalam dan di sekitar otak. Kondisi ini memungkinkan mereka lebih rentan mengalami perdarahan otak. Seseorang mungkin tidak mengetahuinya, sampai mereka benar-benar mengalami gejala.

    5. Angiopati Amiloid

    Kondisi ini berarti adanya kelainan pada dinding pembuluh darah otak yang biasanya berkembang seiring bertambahnya usia dan sering berkaitan dengan hipertensi. Pada kondisi ini, protein amiloid terakumulasi di dinding pembuluh darah otak, membuatnya menjadi kaku dan rapuh.

    6. Gangguan Darah

    Beberapa kondisi seperti hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit, sel darah yang menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.

    7. Penyakit Hati

    Hati merupakan organ yang memiliki peran penting terkait pembekuan darah di tubuh, sehingga adanya masalah dapat meningkatkan risiko perdarahan otak. Ketika fungsi hati terganggu, produksi protein pembeku darah dapat berkurang, menyebabkan gangguan pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan, termasuk di otak.

    8. Tumor Otak

    Adanya tumor di otak, baik yang ganas atau jinak dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan otak. Ini karena tumor memberikan tekanan pada jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya.

    Ukuran tumor yang semakin membesar dapat menekan pembuluh darah dan merusak dindingnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perdarahan.

    (dpy/kna)

  • Ironi 1.000 Hari Pertama, Anak-Anak Pelosok dalam Labirin Stunting – Halaman all

    Ironi 1.000 Hari Pertama, Anak-Anak Pelosok dalam Labirin Stunting – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Stunting masih menjadi isu nasional yang mengancam pemenuhan hak dasar bagi anak-anak.

    Hak anak juga termasuk dalam HAM dan pada dasarnya hak tersebut wajib untuk dipenuhi. 

    Mengutip data dari Bank Data Perlindungan Anak pada laman Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terangkum perbandingan jumlah kasus perlindungan anak pada 2023 dan 2024.

    Kasus terbagi dalam dua indikator, yakni Pemenuhan Hak Anak (PHA) dan Perlindungan Khusus Anak (PKA).

    Permasalahan stunting anak termasuk dalam klaster Pemenuhan Hak Anak, yang di dalamnya terdapat sejumlah penggolongan. Antara lain lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif hingga Kesehatan dasar dan kesejahteraan.

    Pada Data Perlindungan Anak 2023 jumlah kasus sebanyak 1.800 kasus terdiri dari Pemenuhan Hak Anak sebanyak 1.237 kasus atau 68,7 persen dan Perlindungan Khusus Anak sebanyak 563 atau 31,3 persen.

    Sementara Data Perlindungan Anak 2024 jumlah kasus sebanyak 2.057 kasus terbagi menjadi Pemenuhan Hak Anak sebanyak 1.378 kasus atau 67 persen dan Perlindungan Khusus Anak sebanyak 679 atau 33 persen.

    Data Perlindungan Anak 2023 dan 2024 sumber KPAI (Grafis:TRIBUNNEWS)

    Anak yang menderita stunting harus segera ditangani agar pemenuhan haknya dapat dilaksanakan secara optimal.

    Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

    Anak stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar pertumbuhan anak dibandingkan usia dan jenis kelaminnya. 

    Kondisi stunting membuat sebagian anak memiliki kesempatan lebih kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. 

    Selama ini, orang memahami, anak yang mengalami stunting karena kekurangan gizi semata. 

    Padahal di balik kekurangan gizi itu, ada masalah yang lebih kompleks, mencakup permasalahan sosial dan budaya.

    Di Indonesia, angka prevalensi stunting anak balita sudah menunjukkan tren penurunan, meski masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. 

    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

    Untuk itu, perlu langkah yang lebih serius lagi untuk mempercepat penurunan kasus stunting. Sebab menurunkan angka stunting bukanlah persoalan yang mudah.

    Kisah dan perjuangan dalam mengatasi stunting datang dari Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

    Desa Sokawera adalah desa yang berada di ujung utara Kabupaten Banyumas dengan ketinggian 1.099 mdpl sehingga menjadikannya sebagai desa tertinggi di Kecamatan Cilongok. 

    Desa Sokawera berbatasan langsung dengan wilayah kehutanan milik Perhutani di sebelah utara. 

    Sementara di sisi timur dan selatan, berbatasan langsung dengan Desa Sunyalangu dan Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas. Batas desa di sebelah barat adalah Desa Gununglurah.

    Berdasarkan data per 31 Desember 2023, Desa Sokawera dihuni 8.957 jiwa dan tersebar di 64 RT. Mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan penderes kelapa.

    Di balik damai dan tenangnya daerah tersebut, masalah tingginya jumlah kasus anak stunting di Desa Sokawera mendesak untuk segera diatasi.

    Jumlah balita stunting per Desember 2023 mencapai 84 anak dari 388 balita. 

    Jumlah ini menjadikan Desa Sokawera sebagai salah satu desa ‘penyumbang’ angka stunting tertinggi di Banyumas yang kini berada di angka 20,9 persen berdasarkan SKI 2023.

    Kepala Desa Sokawera, Mukhayat menjelaskan, kasus balita stunting di desanya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan yang tidak baik dan kurangnya asupan protein hewani

    “Kondisi mereka terkait pola makan misalnya males makan. Kedua adalah protein yang kurang seperti protein hewani,” ucapnya pada 10 September 2023.

    Berangkat dari hal tersebut, sebuah lembaga filantropi yaitu Tanoto Foundation mendirikan pusat pengasuhan untuk pencegahan stunting di Lereng Gunung Slamet.

    Bekerjasama dengan pemerintah Desa Sokawera serta Pemkab Banyumas, Tanoto Foundation mendirikan Rumah Anak SIGAP.

    Hal ini sebagai bentuk komitmen dan dukungan kepada pemerintah setempat dalam program pencegahan stunting serta memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan pola pengasuhan anak usia dini.

    Koordinator Rumah Anak SIGAP Sokawera, Ani mengatakan, sebenarnya ada tiga desa di Banyumas yang saat itu diasesmen oleh pihak Tanoto Foundation. 

    “Yang dipilih adalah Sokawera karena kasus stuntingnya paling tinggi,” kata dia, Selasa (19/11/2024).

    Selama setahun ini, Ani bersama empat fasilitator yang merupakan kader Posyandu Desa Sokawera mendampingi para orang tua dalam pengasuhan anak.

    Mereka menjalankan sejumlah program yang berfokus pada upaya pencegahan stunting. 

    Upaya ini dilakukan dengan strategi mengubah perilaku masyarakat dalam hal pola makan, pola asuh, serta pola hidup bersih dan sehat.

    “Jadi fokus kami adalah perubahan pola asuh pada penerima manfaat seperti ibu hamil, ibu dengan anak usia 0-3 tahun,” tutur Ani.

    Di Rumah Anak SIGAP Sokawera, para ibu akan mendapatkan ilmu tentang pencegahan stunting dari sejumlah narasumber berkompeten.

    Misalnya dengan materi pemberian ASI eksklusif, pemenuhan kebutuhan gizi sejak hamil, kehamilan yang sehat, mempersiapkan kelahiran, hingga menikmati proses mengasihi.

    “Meski materi atau informasi tersebut bersifat dasar, nyatanya banyak ibu yang belum mengetahui,” ujar dia.

    Materi lain yang berkaitan dengan pencegahan stunting juga diberikan kepada para ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. 

    Yaitu pentingnya imunisasi dan vitamin A untuk anak usia dini; gizi seimbang untuk keluarga, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    “Ibu dengan anak usia 6-12 bulan, usia 12-24 bulan, dan usia 24-36 bulan mendapatkan materi yang berbeda, tetapi saling berkaitan dengan pencegahan stunting,” tambahnya.

    Bentuk dukungan lain yang diberikan Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah rutin memantau tinggi dan berat badan anak secara berkala.

    “Jika ada anak yang berat badan dan tinggi badan tidak naik sebulan saja, kami sarankan untuk segera konsultasi dengan bidan atau dokter,” tambahnya.

    Keberadaan Rumah Anak SIGAP sebagai usaha percepatan penurunan stunting di Desa Sokawera mendapatkan apresiasi dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan.

    Novita mengaku salut dengan langkah para pengurus Rumah Anak SIGAP Sokawera. Terlebih pendampingan yang diberikan berfokus pada anak-anak dengan masalah gizi.

    “Permasalahan gizi atau stunting erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat karena akan ada investasi jangka panjang.”

    “Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya.

    Novita pun berharap, intervensi semacam ini dapat diadopsi di banyak desa di Banyumas. 

    Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Diah berharap, sejumlah program percepatan penurunan stunting yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera terus berjalan dan berkelanjutan.

    “Saya berharap, program di Rumah Anak SIGAP Sokawera tidak berhenti serta bisa menjadi program yang berkelanjutan,” kata dia.

    Lebih lanjut Diah menjelaskan, program Rumah Anak SIGAP Sokawera pun melengkapi usaha lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas demi mempercepat penurunan angka stunting.

    Di antaranya pemberian makanan tambahan (PMT) yang dibagikan secara berkala, Orang Tua Asuh/Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, serta Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

    “Kami juga mendampingi para ibu hamil agar mereka tidak melahirkan anak stunting,” ucapnya.

    Kisah dari Pelosok NTT

    Bidan Dini (berkaus hijau) bersama sejumlah warga Desa Uzuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT. Tujuh tahun menjadi bidan di sebuah desa terpencil di NTT, Dini sukses mengatasi masalah kesehatan ibu-anak, termasuk stunting. (Instagram/dwiaudn_)

    Kisah perjuangan mengatasi stunting juga dialami oleh Bidan Theresia Dwiaudina bertugas di Desa Uzuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Secara geografis, Desa Uzuzozo dikelilingi kawasan perbukitan, hutan, dan sejumlah sungai besar yang kerap meluap saat musim hujan datang.

    Jaraknya sekitar 2 jam dari pusat Kabupaten Ende. Sinyal pun hilang timbul di sini.

    Hanya ada satu fasilitas kesehatan yaitu pos kesehatan desa (poskesdes) dengan peralatan medis sederhana. 

    Itu pun lokasinya masih terbilang jauh dari 3 dusun dan 3 anak kampung yang ada di Desa Uzuzozo. Belum lagi medan ekstrem yang memisahkan.

    Menjadi satu-satunya tenaga kesehatan yang di desa terpencil itu, perempuan yang karib disapa Bidan Dini ini menghadapi sejumlah masalah besar terkait kesehatan ibu dan anak.

    Banyak anak di Desa Uzuzozo yang mengalami stunting atau tengkes.

    Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya pelayanan kesehatan dasar seperti imunisasi, kegiatan Posyandu, pemberian obat cacing, hingga pembagian vitamin A bagi anak-anak.

    “Yang remaja juga tidak mendapatkan tablet tambah darah,” kata Dini pada Tribunnews.com, Kamis (17/10/2024).

    Belum lagi, Dini harus ‘melawan’ sejumlah mitos kesehatan yang selama ini dipercaya oleh sejumlah masyarakat.

    Misalnya ada kepercayaan masyarakat yang sebaiknya tidak memberitahukan kabar kehamilan pada banyak orang. Cukup suami dan istri saja yang tahu.

    “Rasanya sulit sekali menemukan ibu hamil yang mau mengaku bahwa dirinya hamil,” tambah Dini.

    Saat bertugas di desa ini, Bidan Dini mulai melakukan sejumlah pendekatan. Terlebih pemerintah desa juga menargetkan agar kasus stunting dapat turun.

    Sejumlah pendekatan itu diselaraskan dengan kepercayaan di desa, tapi tetap sesuai prinsip kesehatan.

    Lewat kegiatan posyandu, ia mengajarkan para ibu tentang pola asuh yang baik dan nutrisi yang sehat untuk anak.

    Sebab, selama ini, tidak semua orang tua di Desa Uzuzozo tahu tentang jadwal dan cara pemberian makan.

    Dalam pengakuannya, Dini bahkan tak segan ribut saat mengetahui ada orang tua yang tidak memberikan makan bergizi pada sang anak.

    Usaha gigih Dini itu pun nyatanya membuahkan hasil. Jumlah anak stunting di Uzuzozo terus berkurang hingga 80 persen.

    “Dari 15 sekarang pada tahun 2019, sisa tiga,” katanya.

    Tak hanya itu, Dini melihat adanya perubahan gaya hidup dari masyarakat. Kini, sudah tidak ada lagi ibu hamil yang melahirkan di rumah atau orang tua yang menolak anaknya diimunisasi.

    Belum lagi, program pencegahan stunting yang dilaksanakan Dini juga menyasar kalangan remaja. Salah satunya melalui pemberian tablet tambah darah.

    Dini tak menampik adanya kerjasama lintas sektor yang dilakukan di tengah keberhasilannya dalam melakukan revolusi kesehatan pada warga Desa Uzuzozo.

    Bahkan sejumlah program seperti posyandu untuk balita dan lansia yang digelar setiap sebulan sekali juga tak lepas dari bantuan pihak desa.

    Dana Desa dianggarkan untuk menyiapkan makanan sehat yang bisa dikonsumsi secara gratis termasuk pendirian poskesdes dan penunjang peralatan medis.

    Kehadiran kader posyandu juga membantu Dini dalam melakukan pemantauan tentang kondisi kesehatan ibu dan anak, meski hasil evaluasi tetap ada di tangannya.

    Dini pun berharap agar lebih banyak lagi peran serta dari sejumlah pihak dalam pencegahan stunting, utamanya di desa-desa terpencil.

    “Jadi untuk kesejahteraan desa-desa ini bisa lebih diperhatikan lagi, entah dari pemerhati atau masyarakatnya. Apapun yang terjadi, keberhasilan sebuah negara dari komunitas-komunitas terkecil ini, apalagi sebuah desa,” kata dia.

    Stunting dan Masa Depan Anak

    Dokter spesialis anak asal Solo, Ardi Santoso, memberikan pengobatan gratis untuk pengungsi Rohingya di Aceh, 25-26 Desember 2023. Pengobatan itu dilakukan Ardi atas dasar panggilan kemanusiaan dengan merogoh kocek pribadi. (Tribunnews/ist)

    Di antara berbagai hak anak yang dilindungi oleh negara, hak atas kesehatan menjadi salah satu yang paling vital. 

    Anak-anak membutuhkan gizi yang cukup serta layanan kesehatan yang memadai agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 

    Masalah kekurangan gizi kronis, yang saat ini lebih dikenal dengan istilah stunting, menjadi sorotan penting dunia, termasuk di Indonesia.

    Dalam konstitusi, perlindungan terhadap anak ditegaskan melalui Pasal 28B ayat (2) UUD 1945, yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 

    Namun, meskipun sudah dilindungi oleh berbagai undang-undang seperti UU Perlindungan Anak dan UU Kesehatan, angka stunting di Indonesia masih berada di atas ambang batas standar WHO, yaitu 20 persen.

    Kondisi ini menjadi cerminan bahwa stunting bukan hanya persoalan gizi semata, tetapi juga soal keseriusan semua pihak dalam menjamin masa depan generasi bangsa.

    Dokter spesialis anak dari RS Kasih Ibu Solo, dr. Ardi Santoso, Sp.A., M.Kes menjelaskan bahwa stunting adalah masalah yang serius dan berdampak luas. 

    “Stunting tidak hanya berdampak pada individu, tapi juga pada kualitas generasi masa depan dan produktivitas bangsa,” ujarnya Ketika diwawancarai pada Kamis (10/4/2025).

    Penyebab utama stunting, lanjutnya, adalah kekurangan gizi jangka panjang yang sering kali tidak disadari sejak dini. 

    Selain itu, infeksi berulang, pola asuh yang tidak optimal, sanitasi yang buruk, dan akses layanan kesehatan yang terbatas juga menjadi faktor pemicu.

    Dalam masa 1.000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun—segala hal yang berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan ibu dan anak menjadi sangat krusial. 

    Nutrisi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat, imunisasi lengkap, serta lingkungan bersih dan aman adalah penentu utama tumbuh kembang anak.

    Status gizi ibu saat hamil pun tidak kalah penting. 

    Bila ibu mengalami kekurangan gizi, pertumbuhan janin bisa terganggu, dan anak berisiko lahir dengan berat badan rendah, yang kemudian bisa berkembang menjadi stunting bila tidak mendapat penanganan segera.

    Masih banyak masyarakat yang menganggap anak pendek adalah hal wajar, mungkin karena faktor keturunan. 

    Padahal, menurut dr. Ardi, anggapan ini keliru. 

    “Banyak yang mengira anak pendek itu wajar karena faktor genetik. Padahal, bisa jadi itu stunting,” katanya.

    Dampak stunting tidak hanya terlihat dari segi fisik. 

    Dalam jangka pendek, anak menjadi lebih mudah sakit dan mengalami keterlambatan perkembangan. 

    Jangka panjangnya, kemampuan belajar bisa menurun, produktivitas saat dewasa rendah, dan anak lebih rentan mengidap penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.

    Stunting juga memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan anak. 

    Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki IQ lebih rendah serta kesulitan bersosialisasi dan belajar.

    Orang tua memiliki peran besar dalam pencegahan stunting sejak dini. 

    Dimulai dari memberikan gizi seimbang pada masa kehamilan, menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, hingga memberikan MPASI yang bergizi. 

    Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan serta memantau tumbuh kembang anak secara rutin ke posyandu atau dokter juga sangat penting.

    Pemberian imunisasi juga tak kalah penting dalam pencegahan stunting karena dapat melindungi anak dari infeksi yang bisa memperburuk kondisi gizi. 

    Sementara ASI eksklusif memberikan nutrisi dan kekebalan alami terbaik bagi bayi.

    Untuk anak yang terlanjur mengalami stunting, meski sulit dibalikkan sepenuhnya, dr. Ardi menganggap intervensi gizi dan stimulasi dini masih bisa membantu memperbaiki beberapa aspek perkembangan, terutama bila dilakukan sebelum anak menginjak usia dua tahun.

    Tantangan di Pedesaan Masih Tinggi

    Landscape sekitar bangunan Rumah Anak SIGAP Sokawera Desa Sokawera, Cilongok, Banyumas, Selasa (19/11/2024). (Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha)

    Tantangan pencegahan stunting di daerah pedesaan jauh lebih kompleks dibandingkan di perkotaan. 

    Kurangnya edukasi, keterbatasan akses layanan kesehatan, dan masih kuatnya mitos seputar makanan menjadi kendala utama.

    Namun bukan berarti tidak bisa diatasi. 

    Pendekatan berbasis komunitas dinilai efektif. 

    Penguatan peran posyandu, pelatihan kader kesehatan, dan pemberdayaan ibu-ibu muda dengan pendekatan budaya lokal terbukti mampu menurunkan angka stunting di beberapa wilayah.

    Peran kader posyandu, bidan desa, dan tokoh masyarakat sangat krusial. Mereka adalah ujung tombak edukasi dan pendampingan langsung kepada masyarakat. 

    “Kader dan bidan menjadi sumber informasi yang pertama kali dicari oleh ibu-ibu,” kata dr. Ardi.

    Dalam menangani stunting, peran tenaga kesehatan seperti dokter anak, bidan, perawat, hingga ahli gizi sangat dibutuhkan. Mereka bertugas memberikan diagnosis, edukasi, serta intervensi yang dibutuhkan oleh keluarga.

    Program pemerintah seperti posyandu dan Puskesmas sejauh ini dinilai sudah cukup efektif, apalagi bila didukung dengan pelatihan kader yang memadai dan keterlibatan masyarakat. 

    Namun, dr. Ardi menekankan bahwa “konsistensi dan keberlanjutan program menjadi kunci keberhasilan.”

    Tentu saja, tantangan tetap ada. 

    Di lapangan, para tenaga medis kerap menghadapi keterbatasan sumber daya, beban kerja tinggi, dan akses ke wilayah terpencil yang sulit dijangkau. 

    Belum lagi tantangan dalam mengubah pola pikir dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak.

    Stunting bukan hanya tanggung jawab keluarga, tapi juga negara. 

    Itulah sebabnya, penanganan stunting masuk dalam program prioritas nasional. 

    Menurut dr. Ardi, saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya maksimal, dan hasilnya terlihat dari angka stunting yang mulai menunjukkan penurunan.

    Meski begitu, upaya harus terus dilakukan. 

    “Edukasi dan jaminan kesehatan ibu-anak selama 1.000 HPK itu kuncinya,” jelasnya. 

    Pemerintah harus memastikan tidak hanya program berjalan, tapi juga benar-benar menyentuh masyarakat hingga ke lapisan bawah.

    Pesan dari dr. Ardi untuk para orang tua sederhana namun penting. 

    “Jangan menunggu anak terlihat kurus atau kecil. Cek tumbuh kembang secara rutin, berikan makanan bergizi, dan jangan ragu bertanya pada tenaga kesehatan.”

    Karena anak yang sehat, cerdas, dan tumbuh optimal bukan hanya dambaan keluarga, tapi juga aset penting bangsa. 

    (***)

  • Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di usia 87 tahun.

    Putri sulung Titiek Puspa yakni Petty Tunjungsari Murdago, mengungkapkan bahwa sang ibunda sebelumnya mengalami pendarahan otak sebelah kiri atau pecahnya pembuluh darah di otak pada Rabu (26/3/2025) malam, hingga pingsan.

    Saat itu kata Petty, Titiek Puspa baru saja usai menyelesaikan syuting tiga episode program Lapor Pak! di Trans 7.

    Sehingga Titiek Puspa langsung dilarikan ke RS Medistra, Jakarta Selatan.

    “Dan ternyata setelah diperiksa, ada pe​ndarahan otak di sebelah kiri, kepala kiri. Nah itu memang termasuk yang serius karena Ibu Titiek usianya 87 tahun,” jelas Petty.

    Setelah menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit akibat pendarahan otak, Titiek Puspa menghembuskan napas terakhirnya, Kamis sore, hari ini.

    Dikutip dari situs alodokter.com, pembuluh darah pecah di otak atau pendarahan di otak merupakan kondisi yang bisa berakibat fatal.

    Tidak hanya merusak otak, kondisi ini juga dapat membahayakan nyawa.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab pecahnya pembuluh darah otak agar dapat segera ditangani.

    Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh sel, jaringan, serta organ tubuh.

    Karena perannya yang begitu penting, sangat berbahaya bila pembuluh darah tidak berfungsi atau bahkan pecah.

    Jika pembuluh darah pecah di otak, kondisi ini dapat memicu pendarahan otak.

    Perdarahan ini bisa berakibat fatal karena mengakibatkan pembengkakan otak dan matinya sel otak.

    Pembuluh darah pecah di otak dapat dialami siapa saja dari segala usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia.

    Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab atau pemicu pecahnya pembuluh darah di otak atau pendarahan otak, yaitu:

    1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami selama bertahun-tahun bisa menyebabkan dinding pembuluh darah di otak menjadi rapuh. Jika tidak segera diobati, hipertensi bisa menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan otak.

    2. Gaya hidup tidak sehat

    Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja dan kokain, bisa mengakibatkan terganggunya fungsi otak.

    Tidak hanya mengganggu fungsi otak, senyawa berbahaya yang terkandung di dalam rokok, minuman beralkohol, dan narkoba juga dapat memicu pembuluh darah pecah di otak.

    3. Cedera kepala

    Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya pembuluh darah pecah di otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun. Cedera di kepala dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.

    4. Aneurisma

    Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, kondisi ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak dan membuat banyak darah masuk ke otak sehingga menimbulkan stroke.

    Penyebab lemahnya dinding pembuluh darah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi, gaya hidup tidak sehat, dan kelainan pembentukan pembuluh darah otak.

    5. Angiopati amiloid

    Angiopati amiloid juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak. Kondisi ini disebabkan adanya kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Angiopati amiloid kerap dialami oleh lansia dan penderita demensia atau penyakit Alzheimer.

    6. Kelainan pembuluh darah

    Kondisi yang bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak selanjutnya adalah kelainan pada pembuluh darah. Kelainan ini bisa berupa lemahnya pembuluh darah di sekitar otak atau pembuluh darah terlalu besar. Kelainan ini bisa diderita sejak lahir meski jarang terjadi.

    7. Gangguan hati

    Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, dan menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    8. Kelainan darah

    Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah dan pembekuan darah. Jika tidak segera diobati, seiring berjalannya waktu kondisi ini juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.

    Gejala ​dan Tanda

    Gejala pecahnya pembuluh darah pecah di otak bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Meski begitu, ada beberapa gejala yang umumnya terjadi jika seseorang mengalami pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa gejalanya:

    ​1. Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak

    ​2. Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak

    ​3. Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya

    ​4. Sulit menelan

    ​5. Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan

    ​6. Muntah-muntah

    ​7. Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya

    ​8. Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu

    ​9. Sering kebingungan

    ​Cara Penanganan 

    Pasien dengan pembuluh darah pecah di otak perlu segera mendapat penanganan dari dokter.

    Hal ini karena pecahnya pembuluh darah di otak tidak hanya dapat merusak otak, tetapi juga membahayakan nyawa.

    Untuk memastikan dan memberikan penanganan pembuluh darah pecah di otak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, MRI, CT scan, maupun angiografi.

    Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan beberapa penanganan untuk mengatasi pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa penanganan yang diberikan oleh dokter:

    ​1. Obat-obatan

    Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius akibat pembuluh darah pecah di otak. Jenis obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat antihipertensi, berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

    Jenis obat antihipertensi yang bisa diberikan adalah antagonis kalsium, ACE inhibitor, ARB (angiotensin II receptor blockers), dan diuretik.

    Obat anti nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, bisa menjadi pilihan anti nyeri awal untuk meredakan keluhan sakit kepala yang dialami penderita pembuluh darah pecah di otak.

    Obat anti kejang, untuk meredakan kejang akibat pembuluh darah yang pecah. Obat anti kejang yang diberikan bisa berupa carbamazepine, valproic, levetiracetam, dan phenytoin.

    2. Operasi pemasangan shunt

    Pembuluh darah pecah di otak bisa menyebabkan perdarahan pada otak. Ketika terjadi, kondisi ini dapat memicu penumpukan cairan yang bisa meningkatkan tekanan di otak, bahkan menyebabkan kerusakan di jaringan otak yang dikenal dengan hidrosefalus.

    Nah, salah satu cara untuk menangani hidrosefalus adalah dengan memasang selang khusus (shunt) di dalam kepala. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan dan mengalirkan cairan otak ke rongga perut agar mudah terserap ke dalam aliran darah.

    ​3. Kraniotomi

    Selain dengan pemasangan shunt, pendarahan dan pembengkakan pada otak akibat pembuluh darah pecah juga bisa diatasi dengan melakukan operasi kraniotomi.

    Melalui operasi ini, dokter akan membuat sayatan di kulit kepala pasien dan melubangi tengkorak dengan alat bor khusus untuk memperbaiki atau mengangkat pembuluh darah otak yang pecah.

    Pencegahan Pendarahan

    Pembuluh darah pecah di otak bisa dicegah jika Anda mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki dan melakukan pengobatan sejak dini.

    Untuk mencegah terjadinya kondisi medis atau penyakit yang bisa memicu pembuluh darah pecah di otak, disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk, seperti berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

    Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga penting dilakukan, yaitu dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari.

    Bagi Anda yang menderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak.

    Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah normal juga bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

    Pembuluh darah pecah di otak adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang perlu segera mendapat penanganan di rumah sakit.

    Oleh karena itu, jika Anda mencurigai adanya gejala pembuluh darah pecah di otak, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

     

     

  • Wamentan Jelaskan soal Kuota Impor Mau Dihapus Prabowo

    Wamentan Jelaskan soal Kuota Impor Mau Dihapus Prabowo

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menyentil rumitnya birokrasi di Tanah Air, salah satunya dengan adanya peraturan teknis (pertek) yang dibuat kementerian. Prabowo bilang, pertek kini harus diterbitkan atas izin dirinya. Tujuannya, supaya lebih mudah mengimpor komoditas khususnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

    Terkait ini, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan tujuan pemerintah tetap swasembada, baik pangan maupun komoditas lainnya. Jika ada kebutuhan impor, Sudaryono bilang, Presiden tidak menginginkan adanya kuota untuk menghindari celah impor hanya pada segelintir kalangan.

    “Kalau ada kebutuhan impor, itu Pak Presiden tidak mau ada kuota itu maksudnya begini, kuota itu nanti dikasih ke teman-temannya semua. Misal butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri saja yang impor. Tidak usah ada pihak tertentu dikasih kuota, kemudian dia yang mengatur jumlahnya, dia yang dikasih hak khusus. Itu yang menurut Pak Presiden tidak adil,” ucap Sudaryono selepas rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

    Sudaryono mengelaborasi, hal ini ditujukan supaya rantai distribusinya lebih ringkas dan harga jadi lebih terkendali. Ia menjelaskan, jika ada pihak tertentu yang diberikan kuota, distribusi hingga ke end user atau konsumen cenderung akan mendapatkan penambahan harga.

    “Kalau nanti orang dikasih kuota, dikasih kuota dia jualan lagi, dijual lagi, end-usernya mungkin turunan ketiga keempat, artinya ada penambahan harga. Nah, di situ dianggap tidak efisien. Kalau begitu yang impor langsung saja, tidak usah lewat sini, lewat sana lagi, lewat sini lagi, baru ke si end-usernya aja. Ya sudah, si orang yang perlu ini saja yang kita kasih, dia bisa impor,” elaborasinya.

    Sudaryono juga menjelaskan, pengajuan impor dari asosiasi atau pengusaha bisa langsung diajukan ke kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Ini supaya dari segi birokrasi dan harga juga lebih efisien dan terkendali.

    “Bisa ke Kementan dan Kemendag, khususnya ya. Tapi dari situ, sehingga efisien, sehingga harga pangan kita khusus yang impor turun, masyarakat bisa menikmati protein dengan harga yang lebih rendah,” katanya melanjutkan.

    Sudaryono mengatakan pemerintah tetap harus melindungi komoditas dari dalam negeri. Impor bukan berarti dibuka seluas-luasnya dan mematikan industri dalam negeri. Sudaryono bilang, Indonesia harus tetap swasembada dan tetap menjalankan hilirisasi.

    “Bukan berarti dibuka seluas-seluasnya kemudian industri yang di dalam negeri mati, tidak. Kita tetap harus swasembada, yang bisa diproduksi di dalam negeri, diproduksi di dalam negeri. Hilirisasi tetap jalan. Lapangan pekerjaannya ada, industrinya hidup di Indonesia. Tapi yang masih impor, yang impor saja, yang bahan yang harus diimpor oleh misalnya industri obat, misalnya harus impor garam, tidak usah lagi kuota-kuota. Industrinya itu langsung bisa impor barang yang dia perlukan sehingga lebih efisien. Kalau harga beli impornya murah, maka harga jualnya akan lebih murah. Yang menikmati siapa? Rakyat Indonesia,” tandasnya.

    Lihat juga Video Prabowo Minta Kuota Impor Dihapus: Silakan Siapa Saja Boleh

    (fdl/fdl)