Produk: protein

  • Keluar Darah Haid Menggumpal, Apakah Berbahaya?

    Keluar Darah Haid Menggumpal, Apakah Berbahaya?

    Jakarta

    Haid atau menstruasi menjadi siklus bulanan alamiah bagi wanita. Setiap wanita mengalami siklus haid bervariasi dalam hal durasi hingga volume darah yang keluar.

    Meski umumnya darah haid bertekstur kental hingga encer, banyak wanita mendapati darah menggumpal seperti jeli atau organ hati hewan. Tak sedikit dari mereka yang khawatir dibuatnya. Lantas, berbahayakah darah menstruasi yang keluar menggumpal?

    Apakah Keluar Darah Haid Menggumpal Tanda Bahaya?

    Darah haid yang keluar menggumpal adalah hal normal, mengutip Cleveland Clinic. Gumpalan darah terbentuk guna mencegah tubuh kehilangan terlalu banyak darah selama menstruasi.

    Haid terjadi saat hormon dalam tubuh memicu lapisan rahim meluruh. Alhasil, pembuluh darah kecil kapiler mengalami pendarahan bulanan. Agar darah tidak terlalu banyak hilang dari tubuh, plasma dan trombosit bekerja sama membentuk gumpalan darah.

    Ukuran gumpalan darah menstruasi bervariasi dan bentuknya seperti jeli atau hati hewan dengan warna merah terang. Gumpalan juga dapat berwarna merah tua selama periode awal haid saat aliran darah kerap deras. Normalnya terjadi sesekali.

    Apabila menyadari ukuran gumpalan darah membesar, lebih besar dari buah anggur atau melebihi 2,5 cm, dan frekuensi keluar menjadi lebih sering, maka bisa mengindikasikan kondisi serius. Keluarnya gumpalan dapat disertai nyeri ekstrem dan pendarahan menstruasi yang banyak hingga perlu mengganti pembalut berulang.

    Apabila mengalami gumpalan darah haid dengan gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Dokter akan mencari tahu penyebabnya dengan melakukan beberapa pemeriksaan.

    Penyebab Keluar Darah Haid Menggumpal

    Faktor hormonal dan fisik dapat mempengaruhi siklus menstruasi serta menyebabkan aliran darah keluar deras. Aliran darah yang deras bisa meningkatkan terbentuknya gumpalan darah haid. Dilansir Healthline, berikut beberapa penyebabnya:

    1. Ketidakseimbangan Hormon

    Ketebalan lapisan rahim bergantung pada keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Apabila kadar salah satu atau keduanya terlalu banyak atau terlalu sedikit, wanita dapat mengalami pendarahan menstruasi yang banyak.

    Penyebab hormon tidak seimbang antara lain stres dan penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan.

    2. Obstruksi Rahim

    Kondisi yang menyebabkan rahim membesar dapat memberikan tekanan pada dinding rahim. Peluang pendarahan deras dan penggumpalan darah saat haid pun meningkat.

    Sumbatan juga bisa mengganggu rahim untuk berkontraksi. Jika tidak berkontraksi dengan baik, darah akan membeku dan membentuk gumpalan yang kemudian dikeluarkan.

    Obstruksi rahim dapat disebabkan oleh:

    Fibroid, tumor non kanker yang tumbuh di dinding rahim.Endometriosis, jaringan lapisan rahim yang tumbuh di luar rahim dan masuk ke saluran reproduksi.Adenomiosis, kondisi saat lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding rahim.Kanker.

    3. Keguguran

    Gumpalan darah besar dapat keluar jika wanita keguguran. Terkadang keguguran bisa terjadi sebelum seseorang menyadari bahwa dirinya hamil, sehingga mengiranya sebagai gumpalan darah haid.

    4. Rahim Membesar

    Rahim kerap kali tetap berukuran besar setelah hamil. Akan ada ruang tambahan bagi darah untuk mengumpul, yang dapat memicu penggumpalan sebelum dikeluarkan dari tubuh.

    5. Gangguan Pendarahan

    Beberapa gangguan pendarahan bisa menyebabkan aliran darah menstruasi deras. Sebab protein pembekuan darah yang dibutuhkan lapisan rahim untuk menghentikan pendarahan haid terpengaruh gangguan tersebut. Contoh gangguan pendarahannya antara lain penyakit von Willebrand.

    (azn/row)

  • 5 Hal Penyebab Diet Gagal

    5 Hal Penyebab Diet Gagal

    Sudah Diet Tapi Berat Badan Gak Turun? 5 Hal Ini Mungkin Jadi Penyebabnya

    TRIBUNJATENG.COM – Metode yang paling sering dilakukan orang-orang untuk menurunkan berat badan adalah dengan berdiet dan berolahraga. 

    Namun tak jarang, orang awal mejalani diet secara sembarangan dan dengan cara yang salah. 

    Hanya mengurangi porsi makan bukanlah cara diet yang benar. 

    Atau mengangap lari-lari kecil setiap sore sebagai olahraga dan berharap dapat kurus dalam beberapa minggu atau bulan. 

    Setelah diet ketat dan olahraga dilakukan, namun berat badan tak kunjung turun dan badan tetap tidak berubah. 

    Dalam video di channel SB30 Health, Dr. Sungadi Santoso atau akrab disapa Dr. Sung menjabarkan beberapa alasan yang menggagalkan program penurunan berat badan. 

    Menurut Dr. Sung, ada 5 sebab berat badan tak kunjung turun meskipun sudah diet dan olahraga. 

    Dan ternyata, lima hal penyebab gagalnya program penurunan berat badan itu sangat sepele. 

    Coba ingat kembali dan cek pola makan dan diet yang sedang dijalani, jangan-jangan enam hal ini masih belum diperhatikan.

     1. Asupan Kalori yang Tidak Tepat

    Banyak yang mengeluhkan sudah berolahraga dengan keras namun berat badan tak kunjung turun dan otot tak kunjung terbentuk. 

    Hal ini bisa jadi berasal dari anggapan karena jika sudah berolahraga, maka dapat makan dengan bebas. 

    Padahal, olahraga bukan berarti dapat membakar semua lemak dan kalori dari makanan.

    Walaupun sudah berolahraga, pola makan tetap harus dijaga. 

    Bukan berarti harus mengurangi porsi makan atau tidak makan setelah berolahraga, namun perhatikan makanan yang masuk dan pastikan tidak memiliki kalori yang berlebih. 

    Usahakan makan sebelum jam 19.00 dimana kegiatan tubuh biasanya sudah tak banyak lagi. 

    Pilihlah makanan dengan karbo kompleks daripada karbo simpleks. 

    Karbo kompleks yang berasal dari gandum, kentang, beras merah, dan oats dapat dicerna lebih lama oleh badan dan disimpan sebagai energi. 

    Sedang karbo simpleks seperti nasi putih, gula tambahan, tepung-tepungan, dan minuman bersoda dicerna lebih cepat oleh tubuh, sehingga jika tidak berkegiatan, nutrisinya akan ditimbun sebagai lemak.

    2. Kekurangan Kebutuhan Protein

    Fungsi dari protein adalah untuk menambah masa otot. 

    Bagi yang sedang diet dan berusaha menurunkan berat badan, masa otot sangat diperlukan. 

    Masa otot yang kurang dapat menghambat proses pembakaran lemak. 

    Sehingga, jika masa otot bagus maka proses pembakaran lemak juga akan optimal. 

    Konsumsi makanan beprotein tidak boleh ditinggalkan saat sedang diet. 

    Makanan berprotein hewani adalah daging, telur, susu, keju, dan yogurt. 

    Sedangkan protein nabati dapat diambil dari tahu, bayam, dan kacang arab. 

    3. Tidak Cukup Minum Air Putih

    Kebutuhan air setiap hari bagi setiap orang berbeda, tergantung dari aktivitas dan berat badan masing-masing. 

    Ukuran standarnya adalah 40cc untuk 1 kilogram berat badan. 

    Sehingga, untuk orang dengan berat badan 60kg, kebutuhan air minum mineral dalam sehari adalah 2400 cc. 

    Namun jika menjalani kegiatan yang sangat berat, konsumsi air mineral dapat ditambah mencapai 50cc/kg berat badan. 

    Konsumsi air mineral yang cukup dapat membantu menurunkan berat badan karena dapat membantu metabolisme dalam tubuh. 

    Jika kekurangan air, metabolisme tubuh menjadi tidak maksimal karena tubuh kekurangan cairan. 

    Selain itu, air putih dapat memberikan rasa kenyang dan mengindarkan rasa lapar. 

    Sehingga, saat merasa ingin ngemil, minum air mineral akan menahan keinginan untuk ngemil tersebut. 

    Karena bisa jadi, dorongan untuk ngemil itu bukanlah rasa lapar namun itu sinyal tubuh untuk menambah cairan. 

    4. Makan Banyak Setelah Berolahraga

    Beberapa orang berolahraga dengan keras selama beberapa jam, setelah selesai berolahraga mereka merasa sangat lapar, dan akhirnya makan berlebihan. 

    Hal ini adalah praktek yang salah namun banyak dilakukan. 

    Biasanya hal ini dilakukan oleh orang yang baru  mulai berolahraga. 

    Bagaimanapun, tubuh harus dibiasakan dengan pola olahraga dan pola makan yang imbang. 

    Sehingga setelah olahraga, usahan tetap makan dengan porsi yang wajar dan tidak berlebihan. 

    Dorong dengan air putih agar dapat lebih merasa kenyang. 

    Jika setelah olahraga malah makan dengan berlebihan, tentu saja berat badan akan susah turun. 

    5. Mengalami Stress

    Stress ternyata menjadi satu penyebab dari gagalnya diet penurunan berat badan. 

    Beberapa orang merasa sangat ingin turun berat badan sehingga banyak menghindari makanan-makanan tertentu. 

    Ada yang lalu secara ketat dan ekstrim menghindari segala jenis karbo dan daging, lalu menahan lapar seharian. 

    Yang pada akhirnya memicu stress karena berat badan malah tak kunjung turun atau stress karena terlalu kejam pada diri sendiri. 

    Saat stress, tubuh memproduksi hormon NPY atau Neuropeptide Y.

    Hormon tersebut membuat tubuh susah untuk membakar lemak. 

    Sehingga tubuh cenderung seperti yoyo yang jika turun makan akan cepat naik lagi.

    (*)

  • Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Jakarta

    Diabetes tipe 5 akhirnya secara resmi diakui sebagai bentuk penyakit yang berbeda oleh Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF).

    Diabaikan selama puluhan tahun dalam penelitian, dan sering salah didiagnosis, butuh waktu lama bagi diabetes tipe 5, yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin akibat kekurangan gizi, untuk mendapatkan pengakuan resmi.

    Diabetes tipe 5 adalah bentuk diabetes yang menyerang remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

    Dr Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College, Vellore, merupakan salah satu anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5. Ia mengatakan kepada The Indian Express bahwa penyakit tersebut menyebabkan sel-sel beta pankreas berfungsi secara tidak normal, sehingga menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    Hal ini berbeda dengan diabetes tipe 2, yang terjadi akibat resistensi insulin. Sementara pankreas terus memproduksi insulin, tubuh tidak merespons hormon tersebut dengan benar.

    Istilah diabetes ‘Tipe 5’ diperkenalkan dan didukung oleh Prof Peter Schwarz, presiden IDF, pada bulan Januari tahun ini. Pada tanggal 7 April, istilah ini secara resmi diakui pada Kongres Diabetes Dunia ke-75 di Bangkok, Thailand.

    Meski demikian, ini bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Jamaika pada awal tahun 1955 dengan sebutan diabetes tipe J. Pada tahun 1985, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan kondisi ini sebagai diabetes melitus yang berhubungan dengan kekurangan gizi.

    Namun klasifikasi ini dihapus pada tahun 1999 karena kurangnya bukti hubungan sebab akibat dengan kekurangan gizi, yang merupakan salah satu ciri pasti dari apa yang sekarang dikenal sebagai diabetes tipe 5.

    Penyakit ini kemudian dilaporkan di banyak negara, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Uganda, Ethiopia, Rwanda, dan Korea, sebagian besar di belahan bumi selatan. Saat ini, penyakit ini diperkirakan menyerang 25 juta orang di seluruh dunia.

    Pengakuan resminya muncul berdasarkan penelitian terkini, yang telah membawa perhatian baru terhadap dampak kekurangan gizi pada perkembangan pankreas dan fungsi insulin, khususnya pada individu dengan gizi buruk di masa kanak-kanak dan awal dewasa.

    Ciri-ciri Diabetes Tipe 5

    Menurut Dr Thomas, bentuk diabetes unik yang ditemukan pada orang India Asia ini tidak memiliki bukti penyebab autoimun atau genetik. Individu yang terkena diabetes tipe 5 biasanya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, bahkan kurang dari 18,5 kg/m2.

    “Dibandingkan dengan yang dilaporkan dalam penelitian India sebelumnya. Sekresi insulin sangat berkurang, jauh lebih rendah dibandingkan diabetes Tipe 2 pada umumnya dan sedikit di atas kadar yang terlihat pada Diabetes Tipe 1,” katanya.

    “Pemindaian tubuh juga menunjukkan persentase lemak tubuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus diabetes tipe 2. Selain itu, asupan protein, serat, dan zat gizi mikro esensial dari makanan juga sangat rendah,” imbuh Dr Thomas.

    (suc/up)

  • Memahami Arti Protein Urine Positif 1, Apakah Pertanda Buruk?

    Memahami Arti Protein Urine Positif 1, Apakah Pertanda Buruk?

    Jakarta

    Dalam dunia medis, terdapat sebuah istilah yang disebut protein urine positif 1. Istilah itu kerap muncul jika seseorang melakukan tes urine di pusat pelayanan kesehatan.

    Lewat tes urine, kamu dapat mengetahui apakah terdapat kadar protein atau tidak di dalam urine. Pada normalnya, manusia memiliki sangat sedikit kadar protein pada urine.

    Apabila hasil tes urine menunjukkan hasil protein positif 1 (+1), detikers perlu waspada. Sebab, angka tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh.

    Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan mengenai hasil tes protein urin positif 1 dalam artikel ini.

    Arti Protein Urine Positif 1

    Adanya kadar protein dalam urine tidak bisa dianggap sebagai hal yang biasa. Sebab, hasil tersebut menunjukkan adanya masalah pada ginjal.

    Mengutip Medline Plus, kadar protein tinggi dalam urine disebut sebagai proteinuria. Protein dapat masuk ke dalam urine manusia jika ginjal tidak berfungsi secara normal.

    Saat ginjal bekerja menyaring darah dan membuang limbah, terdapat filter kecil yang mencegah molekul protein agar tidak meninggalkan tubuh melalui urine. Apabila ditemukan masalah pada ginjal, maka protein bisa bocor dan masuk ke dalam urine.

    Sebenarnya, protein memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, seperti membangun otot dan tulang, mengatur jumlah cairan dalam darah, melawan infeksi, hingga memperbaiki jaringan yang rusak.

    Namun, protein harus tetap berada di dalam darah. Jika masuk ke dalam urine maka protein akan keluar dari tubuh, sehingga dapat membahayakan kesehatan secara menyeluruh.

    Kadar protein yang tinggi di dalam urine selama kurun waktu tertentu merupakan pertanda adanya penyakit ginjal atau kondisi lainnya yang telah merusak sistem penyaring pada ginjal.

    Perlu diketahui, siapa pun bisa terkena proteinuria. Namun, ada sejumlah golongan orang yang mungkin lebih rentan terkena proteinuria, yaitu:

    Berusia 65 tahun ke atasMemiliki anggota keluarga yang punya riwayat penyakit ginjalPengidap diabetes atau kondisi lainnya yang mempengaruhi ginjal.

    Kasus proteinuria disebut relatif umum terjadi. Sekitar 6,7% penduduk di Amerika Serikat mengidap proteinuria. Kondisi ini untungnya tidak menular, tetapi seseorang lebih mungkin mengidap proteinuria jika terdapat anggota keluarga yang pernah mengalaminya.

    Apakah Adanya Protein dalam Urine jadi Masalah Serius?

    Mengutip situs Cleveland Clinic, kondisi ini menjadi masalah serius. Sebab, proteinuria dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kardiovaskular.

    Dalam beberapa kasus, adanya kadar protein dalam urine bisa menandakan gejala awal penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD). Meski begitu, seseorang dapat mengidap CKD dan memiliki kadar protein normal dalam urine.

    Selain itu, diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi juga dapat merusak fungsi ginjal. Kedua masalah kesehatan tersebut merupakan penyebab paling umum dari penyakit ginjal.

    Gejala Awal Proteinuria

    Sebagian orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun pada tahap awal proteinuria. Pada tahapan berikutnya, gejala yang muncul mungkin meliputi:

    Pembengkakan di wajah, perut, kaki, atau pergelangan kakiLebih sering buang air kecilSesak napasKelelahanMual dan muntahHilangnya nafsu makanKram otot di malam hariBengkak di sekitar mata, terutama saat pagi hariAir seni berbusa.

    Gejala-gejala di atas merupakan gejala penyakit ginjal kronis. Apabila detikers merasakan sejumlah gejala tersebut, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Penyebab Protein dalam Urine

    Mengutip situs WebMD, ada sejumlah hal umum yang dapat menyebabkan proteinuria, di antaranya:

    DehidrasiPeradanganTekanan darah rendahDemamAktivitas yang beratStresBatu ginjal.

    Selain itu, ada beberapa kondisi serius yang dapat menyebabkan proteinuria, meliputi:

    Gangguan sistem kekebalan tubuh seperti lupusPeradangan ginjal (glomerulonefritis)Kanker darah (multiple myeloma)PreeklamsiaPenumpukan protein di organ tubuhHemolisis intravaskular, suatu kondisi ketika sel darah merah pecah di pembuluh darahKanker ginjalGagal jantung.

    Demikian penjelasan mengenai hasil protein urine positif 1 yang disebut juga sebagai proteinuria. Semoga dapat membantu detikers!

    (ilf/fds)

  • Mengintip Nikmatnya Kuliner Kikil Sapi Pak Riduwan di Sidoarjo

    Mengintip Nikmatnya Kuliner Kikil Sapi Pak Riduwan di Sidoarjo

    Liputan6.com, Bandung – Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat populer di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Tidak hanya daging bagian utama seperti has dalam atau paha belakang tetapi bagian lain dari sapi seperti kikil juga digemari oleh masyarakat.

    Kikil adalah bagian kulit kaki sapi yang memiliki tekstur kenyal dan biasanya diolah menjadi berbagai hidangan tradisional yang menggugah selera. Meskipun bukan daging otot kikil tetap menjadi pilihan favorit banyak orang karena keunikannya dalam rasa dan tekstur.

    Salah satu daya tarik kikil terletak pada cara pengolahannya yang beragam terutama di Indonesia kikil sering dijadikan bahan utama untuk sajian seperti soto kikil, gulai kikil, atau tumis kikil pedas.

    Hidangan ini biasanya kaya akan bumbu rempah membuat cita rasa kikil semakin kuat dan nikmat. Selain itu, kikil juga cocok dijadikan pelengkap dalam nasi campur atau lontong sayur karena mampu menyerap bumbu dengan sangat baik.

    Selain enak, kikil juga menyimpan sejumlah manfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Kikil mengandung kolagen alami yang baik untuk kesehatan kulit, sendi, dan jaringan tubuh.

    Adapun bagi masyarakat Sidoarjo terdapat destinasi kuliner menikmati kikil yang cukup legendaris yaitu Kikil Sapi Pak Riduwan.

  • 6 Tanda Ginjal Tak Sehat, Kerap Kali Tak Disadari

    6 Tanda Ginjal Tak Sehat, Kerap Kali Tak Disadari

    Jakarta

    Ada sejumlah tanda fisik penyakit ginjal yang kerap tak disadari. Terkadang, orang kerap mengaitkannya dengan kondisi lain. Menurut kepala staf medis di National Kidney Foundation, dr Joseph Vassalotti, seseorang yang mengidap penyakit ginjal cenderung tak mengalami gejala awal hingga stadium lanjut, kondisi saat ginjal mulai gagal berfungsi atau terdapat banyak protein dalam urine.

    Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa hanya sedikit orang dengan penyakit ginjal kronis yang tahu bahwa mereka mengidapnya. Meski satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang terkena penyakit ginjal adalah dengan menjalani tes, tetapi ada tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini.

    1. Kurang Energi atau Kesulitan Berkonsentrasi

    Penurunan fungsi ginjal yang parah dapat menyebabkan penumpukan racun dan kotoran dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan orang merasa lelah atau lemah dan dapat menyulitkan konsentrasi. Komplikasi lain dari penyakit ginjal adalah anemia, yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan.

    2. Kesulitan Tidur

    Bila ginjal tidak menyaring dengan baik, racun akan tetap berada di dalam darah dan tidak keluar dari tubuh melalui urine. Hal ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk tidur. Ada pula kaitan antara obesitas dan penyakit ginjal kronis, dan sleep apnea lebih umum terjadi pada mereka yang mengidap penyakit ginjal, dibandingkan dengan populasi umum.

    3. Kulit Kering dan Gatal

    Ginjal membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh, membantu memproduksi sel darah merah, menjaga tulang tetap kuat, dan bekerja untuk mempertahankan jumlah mineral yang tepat dalam darah.

    Kulit kering dan gatal dapat menjadi tanda penyakit mineral dan tulang yang sering menyertai penyakit ginjal stadium lanjut, atau ketika ginjal tidak lagi mampu menjaga keseimbangan mineral dan nutrisi yang tepat dalam darah.

    4. Sering Buang Air Kecil

    Jika merasa ingin buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari, ini bisa jadi pertanda penyakit ginjal. Bila saringan ginjal rusak, hal itu dapat menyebabkan peningkatan keinginan untuk buang air kecil.

    Terkadang, ini juga bisa jadi pertanda infeksi saluran kemih atau pembesaran prostat pada pria.

    5. Darah dalam Urine

    Ginjal yang sehat biasanya menyimpan sel darah di dalam tubuh saat menyaring limbah dari darah untuk membuat urine. Tetapi ketika filter ginjal rusak, sel darah ini dapat mulai “bocor” ke dalam urine. Selain menandakan penyakit ginjal, darah dalam urine dapat menjadi indikasi tumor, batu ginjal, atau infeksi.

    6. Air Kencing Berbusa

    Gelembung yang berlebihan dalam urine, terutama yang mengharuskan membilasnya beberapa kali sebelum hilang, menunjukkan adanya protein dalam urine. Busa ini mungkin tampak seperti busa saat mengocok telur.

    (suc/suc)

  • Dukung Ketahanan Pangan, Bapas Sumbawa Besar Luncurkan Program Ini

    Dukung Ketahanan Pangan, Bapas Sumbawa Besar Luncurkan Program Ini

    Sumbawa, Beritasatu.com — Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kini juga menjadi perhatian lembaga pemasyarakatan. Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Sumbawa Besar resmi meluncurkan program bimbingan kemandirian berupa penggemukan sapi pedaging.

    Program ini diresmikan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) yang disaksikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Nusa Tenggara Barat, Agung Krisna.

    Kegiatan yang dilaksanakan di kandang sapi CV Cahaya Mulya, Dusun Buin Pandan, Desa Karang Dima, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Kanwil Ditjenpas NTB Zaenal Fikri, Kepala Bapas Sumbawa Besar, Tommy Ardy, serta seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Nusa Tenggara Barat.

    Program penggemukan sapi ini tak hanya difokuskan pada pemberdayaan klien pemasyarakatan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam upaya mencapai swasembada daging nasional. Hal ini sejalan dengan semangat meningkatkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan kolaborasi antarinstansi.

    Kepala Kanwil Ditjenpas NTB, Agung Krisna, menilai program ini sebagai bentuk nyata sinergi masyarakat dan institusi pemasyarakatan untuk mendukung agenda besar nasional.

    “Kerja sama kelompok masyarakat peduli pemasyarakatan (pokmas lipas) ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan sistem pemasyarakatan dengan pengoptimalisasian keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemasyarakatan, dalam hal ini program penggemukan sapi pedaging menjadi program prioritas Bapas Kelas II Sumbawa Besar sebagai program Bimbingan Kemandirian bagi klien Pemasyarakatan,” unakap Agung. Jumat (18/4/2025).

    Menurutnya, melalui program ini, para klien tidak hanya dibekali keterampilan tetapi juga dilibatkan dalam praktik langsung produksi pangan, khususnya protein hewani yang menjadi komoditas strategis.

    Sementara itu, Kepala Bapas Sumbawa Besar Tommy Ardy menegaskan, langkah ini turut mendukung visi pemerintah dalam memperkuat kemandirian bangsa di sektor pangan.

    “Program ini juga dilaksanakan sebagai dukungan terhadap Asta Cita dan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru, memberdayakan klien pemasyarakatan untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar Tommy.

    Dengan integrasi program pemasyarakatan ke dalam sektor ketahanan pangan, Bapas Sumbawa Besar menunjukkan bahwa pembinaan narapidana dapat memberikan manfaat lebih luas, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi ketahanan bangsa.

  • Ini Alasan Tak Boleh Bunuh Kecoa dengan Cara Diinjak, Risikonya Bisa Fatal

    Ini Alasan Tak Boleh Bunuh Kecoa dengan Cara Diinjak, Risikonya Bisa Fatal

    Jakarta

    Menyemprot cairan anti serangga seringkali tidak cukup untuk membunuh kecoa. Akhirnya, tak sedikit orang yang langsung menginjak kecoa untuk membunuhnya lebih cepat.

    Nyatanya, cara ini tidak sepenuhnya aman. Menginjak kecoa, apalagi tanpa alas kaki, dapat memicu masalah kesehatan serius. Dikutip dari Pest Clinic, berikut ini adalah beberapa alasannya:

    1. Isi Tubuh Kecoa Menyebarkan Bakteri

    Kecoa dikenal menyebarkan sejumlah besar bakteri, jamur, dan bahkan virus dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu, beberapa kecoa bahkan dapat membawa parasit yang menyebabkan giardiasis, amuba yang menyebabkan disentri, dan virus yang menyebabkan polio.

    Menurut beberapa penelitian, kecoa bahkan memiliki peran sekunder yang kuat dalam menularkan penyakit karena dapat memindahkan atau mengeluarkan patogen dan memakan kotoran manusia.

    Penelitian serupa telah menunjukkan bahwa kecoa membawa bakteri dalam ususnya selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Organisme ini kemudian dibuang saat kecoa meninggalkan kotorannya di dalam rumah.

    2. Bagian Tubuh Kecoa Memicu Alergi

    Kecoa juga mengandung protein yang berfungsi sebagai alergen bagi banyak orang. Beberapa bagian tubuh, kotoran, dan air liur kecoa merupakan alergen bagi individu tertentu. Kecoa yang sudah mati pun masih dapat menyebabkan reaksi alergi.

    Oleh karena itu, membunuh kecoa dengan cara diinjak tidak disarankan. Sejumlah penelitian juga tengah meneliti hubungan antara paparan alergen kecoa dan risiko asma pada anak usia prasekolah. Studi yang ada menunjukkan bahwa alergi kecoa dapat memicu serangan asma.

    3. Kecoa Melepaskan Feromon saat Dibunuh

    Feromon adalah zat kimia beraroma khas yang dihasilkan oleh bakteri di usus kecoa. Saat kecoa mati, feromon ini dilepaskan untuk memperingatkan kecoa lain akan bahaya atau menarik kecoa lapar untuk memakannya.

    Jika tetap dilakukan, ini bisa menjadi awal mula infestasi atau serbuan kecoa yang sulit untuk dikendalikan.

    (avk/kna)

  • Seberapa Penting Minum Susu Selama Kehamilan untuk Pemenuhan Nutrisi? Ini Kata Spesialis Obstetri – Halaman all

    Seberapa Penting Minum Susu Selama Kehamilan untuk Pemenuhan Nutrisi? Ini Kata Spesialis Obstetri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asupan nutrisi lengkap dan seimbang menjadi kebutuhan dasar yang paling penting bagi ibu hamil.

    Bukan hanya untuk dirinya dalam menjalani perannya setiap hari, tapi juga untuk kesehatan calon buah hati.

    Asupan nutrisi yang cukup dan tepat berperan penting dalam mendukung pembentukan organ janin, perkembangan otak, serta menjaga daya tahan tubuh dan energi ibu sepanjang
    kehamilan hingga pasca melahirkan.

    Terlebih lagi, 1000 Hari Pertama Kehidupan anak dimulai sejak proses kehamilan, sehingga pemenuhan nutrisi sejak dini menjadi sangat krusial.

    Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Sandy Prasetyo, SpOG, menuturkan bahwa kebutuhan nutrisi ibu hamil itu sangat spesifik dan bisa diperoleh dengan mengonsumsi susu khusus ibu hamil.

    Jadi, lanjut dia, susu khusus ibu hamil dirancang bukan sekadar sebagai pelengkap, tapi sebagai sumber nutrisi esensial, seperti protein, asam folat, zat besi, kalsium, dan DHA-Omega 3, yang belum tentu ada dalam susu biasa.

    “Oleh karenanya salah satu solusi praktis dan efektif dalam memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan mengonsumsi susu yang telah diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dan menyusui,” kata dr. Sandy.

    Faktanya banyak ibu yang juga hanya mengandalkan suplemen kehamilan untuk mencukupi zat besi atau asam folat.

    Namun, berbeda dengan suplemen yang umumnya hanya menargetkan kebutuhan tertentu, susu dengan nutrisi lengkap dan menyeluruh dibutuhkan untuk membentuk fondasi nutrisi yang kuat.

    Asupan dari makanan sehari-hari sering kali juga belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Di sinilah peran susu ibu hamil sangat penting dan perlu menjadi pilar utama dalam pola makan harian.

    “Susu ibu hamil memang dirancang secara khusus untuk mendukung setiap fase kehamilan secara holistik, dengan kombinasi nutrisi penting yang saling melengkapi. Susu ibu hamil memiliki kandungan protein berkualitas tinggi yang lebih mudah dicerna dan diserap untuk mendukung pembentukan organ tubuh dan otak janin, menjaga ibu tetap fit, dan membantu penyerapan vitamin serta mineral dari makanan maupun suplemen. Di masa menyusui, protein juga penting untuk produksi ASI yang optimal,” terangnya.

    Mengapa Susu Ibu Hamil Penting, Bahkan Ketika Sudah Mengonsumsi Suplemen?

    Delapan dari 10 ibu hamil di Indonesia diketahui memiliki tingkat konsumsi protein yang rendah, dibawah 56 gram per harinya.

    Kekurangan protein pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah, menghambat perkembangan janin, serta menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu seperti penurunan berat badan, kelelahan otot, dan retensi cairan.

    Di sinilah susu ibu hamil berperan sebagai sumber nutrisi esensial yang mudah dicerna dan diserap, memberikan dukungan optimal untuk ibu dan janin. 

    Tidak sedikit ibu yang merasa sudah cukup hanya dengan mengandalkan suplemen, padahal banyak nutrisi penting, termasuk protein, yang tidak sepenuhnya tersedia dalam bentuk tersebut.

    “Protein merupakan nutrisi esensial selama masa kehamilan dan menyusui. Meski bisa didapat dari berbagai sumber makanan, protein dalam susu memiliki keunggulan karena lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Inilah yang menjadikan susu untuk ibu hamil sebagai bagian penting dalam pemenuhan nutrisi harian, terutama di tengah perubahan fisik dan aktivitas yang semakin padat,” jelas dr. Sandy.

    Selain protein, susu ibu hamil juga mengandung DHA dan Omega-3 yang berperan penting dalam pembentukan serta perkembangan otak janin, dan terus dibutuhkan setelah lahir karena DHA turut disalurkan melalui ASI untuk mendukung tumbuh kembang otak bayi.

    Kalsium pada susu ibu hamil mendukung pembentukan tulang janin dan menjaga kekuatan tulang ibu.

    Selama menyusui, kalsium juga penting untuk menjaga kepadatan tulang ibu yang bisa berkurang akibat menyuplai kebutuhan bayi.

    Susu ibu hamil juga mengandung lebih dari 20 jenis vitamin dan mineral yang membantu menjaga daya tahan tubuh dan energi selama masa kehamilan dan proses pemulihan ibu setelah persalinan.

    “Kesimpulannya, mengonsumsi susu ibu hamil secara rutin bukan hanya pelengkap, tetapi menjadi pilar penting dalam membangun fondasi kesehatan ibu dan bayi secara menyeluruh.” tandas dr. Sandy.

  • Jangan Remehkan! Ini Segudang Khasiat Stroberi untuk Tubuh Sehat dan Bugar

    Jangan Remehkan! Ini Segudang Khasiat Stroberi untuk Tubuh Sehat dan Bugar

    TRIBUNJATENG.COM – Stroberi, buah kecil berwarna merah cerah dengan rasa manis dan sedikit asam yang menyegarkan, ternyata menyimpan segudang manfaat luar biasa untuk kesehatan tubuh kita. 

    Buah ini banyak digunakan sebagai bahan makanan hingga minuman.

    Produk olahan dari strawberry pun sangat banyak.

    Mulai dari susu, selai, dan masih banyak lagi.

    Selain karena rasanya yang enak, stroberi ternyata memiliki manfaat baik untuk kesehatan.

    Buah ini mengandung 91 persen air dan hanya mengandung 8 gram karbohidrat dalam 100 gram-nya.

    Stroberi juga mengandung sejumlah senyawa tanaman termasuk Pelargonidin, asam Ellagic, Ellagitanin dan Procyanidins, yang bertanggung jawab atas warnanya yang cerah, dagingnya yang berair, dan karena adanya antioksidan. 

    Sehingga mengonsumsi stroberi secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko banyak penyakit kronis.

    Nah berikut ini manfaat buah stroberi yang belum banyak diketahui.

    1. Meningkatkan imun tubuh

    Stroberi mengandung vitamin C yang mampu melawan bakteri dan virus.

    Mengonsumsi 100 gr stroberi bisa membuat badan mendapat 50 mg vitamin C.

    Sehingga imun ikut naik dan kesehatan lebih terjaga.

    2. Menjaga kesehatan jantung

    Serat yang terkandung dalam buah stroberi mampu menjaga kadar kolesterol dan trigliserida.

    Selain itu, Flavonoid dan potasium dalam stroberi bekerja untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

    3. Menjaga kadar gula darah

    Dikutip dari Kompas.com, Stroberi mampu memperlambat pencernaan glukosa dan mengurangi lonjakan glukosa dan insulin setelah makan karbohidrat.

    Stroberi juga membantu menurunkan kadar C-Reactive Protein (CRP), yang sering menjadi indikasi peradangan dalam tubuh.

    4. Membantu menurunkan berat badan

    Stroberi adalah buah yang tidak mengandung emak dan rendah sodium.

    Gula dalam buah stroberi juga hanya 4 gram per porsi.

    Sehingga mengonsumsi buah stroberi di malam hari bisa membantu menghilangkan rasa lapar tengah malam.

    Makan buah ini juga bisa membuat kenyang selama berjam-jam.

    5. Menjaga kesehatan usus

    Stroberi menyediakan 2 gram serat laut dan tidak larut sehingga membantu mengatur pergerakan usus dan mengurangi masalah terkait usus.

    6. Menjaga kesehatan kulit

    Senyawa antioksidan pada stroberi juga mampu menjaga kesehatan kulit dari sengatan matahari.

    Mengurangi peradangan dan meningkatkan produksi kolagen.

    7.Mencegah kanker

    Antioksidan pada stroberi secara efektif mencegah kanker. Kandungan asam ellagic fitokimia, memiliki sifat anti-kanker seperti melawan sel kanker dan dengan membatasi pertumbuhannya.

    Antioksidan lainnya lutein dan zeathancins membantu melawan radikal bebas dan menurunkan efek negatif pada sel-sel sehat.

     

    (*)