Produk: protein

  • 6 Jenis Ikan Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Ada Sarden dan Nila

    6 Jenis Ikan Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Ada Sarden dan Nila

    Jakarta

    Pengidap diabetes umumnya akan membatasi atau tidak mengonsumsi makanan-makanan tertentu, khususnya yang manis dan berminyak. Mereka akan menggantinya dengan yang lebih sehat, seperti sayuran segar, buah, atau ikan.

    Dikutip dari Everyday Health, beberapa jenis ikan tertentu terbukti dapat mendukung gaya hidup seseorang, termasuk mereka yang mengidap diabetes.

    Menurut The American Diabetes Association (ADA), cara terbaik untuk mengolah ikan bagi pengidap diabetes yakni dengan dipanggang atau dibakar. Pasalnya, ikan yang digoreng dengan tepung akan mengandung kalori ekstra.

    Lalu, ikan-ikan apa saja yang baik bagi pengidap diabetes?

    1. Salmon

    Ikan ini merupakan pilihan yang baik bagi pengidap diabetes tipe 2, karena kaya akan asam lemak omega-3. Ini merupakan lemak ‘sehat’ yang dapat membantu mengurangi risiko komplikasi umum terkait diabetes, penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.

    Analisis terhadap empat penelitian internasional, makan setidaknya dua porsi ikan per minggu dikaitkan dengan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang lebih rendah di antara pengidap penyakit jantung.

    2. Ikan Tilapia

    Ikan tilapia adalah jenis ikan cichlid air tawar yang dikenal juga sebagai ikan nila. Makanan ini rendah kalori, tinggi protein, dan memiliki daging lembut.

    Satu fillet kecil yang dikukus atau direbus dari ikan jenis ini mengandung 137 kalori dan 28,5 gram protein, menurut basis data nutrisi Departemen Pertanian AS (USDA).

    3. Ikan Kod

    Ikan ‘putih’ ini terkenal karena rendah kalori dan tinggi protein, sehingga baik bagi mereka yang mengidap diabetes. Ikan ini juga memiliki sedikit lemak jenuh dan jumlah omega-3 yang cukup tinggi.

    4. Ikan Trout

    Ikan berlemak seperti trout dikenal mengandung omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kandungan ini baik bagi para pengidap diabetes untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

    5. Ikan Tuna

    Ikan tuna menjadi salah satu ikan yang baik untuk dikonsumsi mereka yang mengidap diabetes. Serupa dengan ikan salmon, tuna juga diperkaya dengan omega-3 yang baik untuk mengurangi peradangan dan menjaga kadar gula darah.

    6. Ikan Sarden

    Tidak hanya kaya akan omega-3, ikan sarden juga mengandung kalsium dan vitamin D yang tinggi. Sekitar 1 ons atau sekitar 28 gram sarden kaleng menawarkan 108 mg kalsium dan 1,36 mcg vitamin D.

    (dpy/kna)

  • Mengenal Jenis Golongan Darah dan Kecocokannya

    Mengenal Jenis Golongan Darah dan Kecocokannya

    Jakarta

    Golongan darah merupakan salah satu identitas biologis bagi manusia. Penggolongan darah berperan penting dalam menentukan kecocokan darah seseorang dalam proses transfusi.

    Bagi setiap orang, golongan darah ditentukan oleh gen yang diwarisi dari orang tua. Ketahui beberapa jenis golongan darah dan kecocokannya berikut ini.

    Jenis Golongan Darah

    Golongan darah diidentifikasi berdasarkan antibodi dan antigen dalam darah. Dikutip dari laman NHS, antibodi adalah protein di dalam plasma yang merupakan bagian dari pertahanan alami tubuh.

    Saat mengenali zat asing, seperti kuman, antibodi akan memberitahu sistem kekebalan tubuh yang kemudian menghancurkannya. Sementara itu, antigen merupakan protein pada permukaan sel darah merah.

    Jenis golongan darah dapat ditentukan oleh sistem ABO dan Rh. Berikut perbedaannya.

    Sistem ABO

    Huruf A, B, O membedakan golongan darah berdasarkan apakah sel darah merah memiliki antigen A atau antigen B. Sehingga, penggolongan ini disebut sistem ABO.

    Golongan darah A: Sel darah merah memiliki antigen A dengan antibodi anti-B dalam plasmaGolongan darah B: Sel darah merah memiliki antigen B dengan antibodi-A dalam plasmaGolongan darah O: Tidak memiliki antigen, tetapi memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma.Golongan darah AB: Sel darah merah memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi.

    Sistem Rh

    Terkadang, sel darah merah memiliki antigen lain, yaitu protein yang dikenal sebagai antigen RhD. Jika antigen ini ada, maka golongan darah RhD positif. Sebaliknya, jika tidak ada, maka golongan darah RhD negatif. Berikut macam-macam golongan darah berdasarkan sistem Rh:

    RhD positif (A+)RhD negatif (A-)B RhD positif (B+)B RhD negatif (B-)O RhD positif (O+)O RhD negatif (O-)AB RhD positif (AB+)AB RhD negatif (AB-)Kecocokan Golongan Darah

    Dalam donor darah, penting untuk memasukan seseorang menerima darah dari golongan yang cocok. Sebab, jika darah diterima dari sel darah yang tidak dikenali tubuh, sistem kekebalan tubuh bisa menyerang sel darah merah yang disumbangkan. Hal tersebut bisa berbahaya dan mengancam jiwa. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut daftar kecocokan golongan darah:

    A+: Menerima darah bergolongan A+, A-,O+, atau O-. Bisa menyumbangkan darah bergolongan A+ dan AB+.A-: Menerima darah yang bergolongan A- atau O-. Bisa menyumbangkan golongan darah A-, A+, AB-, dan AB+B+: Menerima darah B+, B-, O+, atau O-. Bisa menyumbangkan B+ dan AB+B-: Menerima darah B- atau O-. Bisa menyumbangkan golongan darah B-, B+, AB+, dan AB-AB+: Menerima golongan darah apapun dan bisa menyumbangkan golongan darah AB+AB-: Menerima darah AB-, A-, B-, atau O-. Bisa menyumbangkan golongan darah AB- dan AB+O+: Menerima darah O+ atau O-. Bisa menyumbangkan golongan darah O+. A+, B+, dan AB+O-: Hanya menerima darah O- dan bisa menyumbangkan ke semua golongan darah.

    (kna/kna)

  • Penderita Diabetes di Indonesia Naik Tajam, Begini Upaya Sektor Farmasi untuk Mengendalikan – Halaman all

    Penderita Diabetes di Indonesia Naik Tajam, Begini Upaya Sektor Farmasi untuk Mengendalikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit Diabetes melitus menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

    Data International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 19,5 juta penderita diabetes di Indonesia.

    Angka ini diproyeksikan bertambah menjadi 28,5 juta jiwa pada tahun 2045.

    Dari populasi ini, diperkirakan 74 persen tidak terdiagnosa diabetes.

     

    Terbatasnya akses masyarakat terhadap tes diagnostik diabetes, terutama di daerah terpencil menjadi penyebabpeningkatan jumlah kasus diabetes yang tidak terdeteksi.

    Sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pengendalian diabetes di Indonesia, perusahaan farmasi Roche Indonesia menyelenggarakan acara Laboratory Solution (LabSol) 2025 mengupas inovasi diagnosis diabetes dengan pengujian HbA1c berbasis Point of Care Testing(POCT).

    Kegiatan bertajuk “Optimizing HbA1c Testing Across Methods: Practical Approaches for Laboratory Professionals” ini dihadiri oleh para regulator dan pakar medis untuk memperkuat kapasitas laboratorium dalam penanganan diabetes di Indonesia.

    Menurut Director Diagnostics Division PT Roche Indonesia Lee Poh Seng, peningkatan prevalensi diabetes diIndonesia membutuhkan aksesibilitas layanan kesehatan yang berkualitas.

    Dia menjelaskan, inovasi pengujian HbA1c berbasis POCT adalah sebuah game changer dibidang pengujian diagnostik dan berperan penting dalam diagnosis dan manajemen diabetes terutama di daerah dengan keterbatasan fasilitas medis dan model layanan kesehatan yang terdesentralisasi di Indonesia.

    “Kami berharap hadirnya inovasi-inovasi layanan kesehatan dalam manajemen diabetes dapat mendorongkesadaran masyarakat terhadap penyakit ini. Roche akan terus mengkonsolidasikan upaya perawatan diabetes yang komprehensif dengan memberikan solusi yang berpusat pada pasien, terutama dalam memberdayakan individu mengelola kondisi mereka,” ujarnya dikutip Senin, 5 Mei 2025.

    Dengan menggabungkan teknologi dan pemahaman mendalam terkait pengelolaan diabetes, pihaknya yakin setiap orang berhak mendapatkan akses kesehatan yang merata danberkualitas,” ujar Lee Poh Seng.

    Salah satu langkah penting dalam menekan angka penderita diabetes adalah meningkatkan deteksi dini dan pemantauan rutin kadar gula darah melalui inovasi pengujian HbA1c.

    HbA1c memiliki peran yang sangat pentingdalam evaluasi manajemen diabetes karena nilai yang diperoleh mencerminkan kadar glukosa rata-rata darah selama beberapa bulan terakhir.

    “Pemeriksaan diabetes dengan parameter HbA1c telah distandarisasi dan diakui di seluruh dunia. Inovasi dalam pengujian HbA1c berbasis point-of-care memungkinkan hasil tes didapatkan secara real-time. Terutama di areaterpencil di mana pasien memerlukan waktu berhari-hari untuk menjangkau fasilitas kesehatan, denganpemeriksaan POC maka dokter dapat melakukan pengambilan keputusan medis secepatnya,” ujar European Reference Laboratory for Glycohemoglobin, The Netherlands dr. Erna Lenters-Westra.

    Standarisasi pengukuran HbA1c telah dilakukan oleh berbagai lembaga internasional, seperti National Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP) dan International Federation of Clinical Chemistry andLaboratory Medicine (IFCC).

    Namun, implementasi dan harmonisasi metode di tingkat laboratorium masihmemerlukan perhatian lebih agar hasil pengukuran dapat diandalkan dan sesuai dengan standar global.

    Peluncuran LumiraDX di Indonesia Dalam acara ini, Roche Indonesia memperkenalkan LumiraDx, inovasi pengujian yang mengkonsolidasikan pemeriksaan kimia klinis dan imunologi berbasis Point-of-Care Testing (POCT). 

    Dengan LumiraDX, pengujian HbA1c yang sebelumnya hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium dapat dilakukan dekat pasien, termasuk di area terpencil, sehingga mempercepat pengambilan keputusan medis.

    Sistem multimoda yang portabel ini dirancang untuk membuat pengujian menjadi esien dan lebih mudah diakses, tanpa memerlukan ebotomis dengan alur kerja yang sederhana. 

    Selain pemeriksaan diabetes, saat ini untuk LumiraDx di Indonesia tersedia tiga jenis pemeriksaanlainnya, yaitu C-Reactive Protein untuk mendeteksi penyakit infeksi, NT-ProBNP untuk mendeteksi gangguan kardiovaskular, dan D-Dimer untuk evaluasi gangguan koagulasi.

    Ke depannya, pengembangan akan terus dilakukan guna menghadirkan berbagai jenis uji diagnostik lainnya di LumiraDx yang tentunya akan bermanfaat bagi layanan kesehatan primer.

    Sebagai solusi point-of-care dengan konektivitas berbasis cloud, LumiraDx memungkinkan transmisi hasil tes HbA1c secara real-time dengan waktu 5 menit ke rekam medis pasien serta mendukung manajemen dan kongurasi infrastruktur pengujian dari jarak jauh.

    “Digitalisasi ini membantu mentransformasi pelayanan pasien dan esiensi operasional, serta meningkatkan program pengendalian penyakit seperti diabetes, khususnya dalam pelaporan data dan evaluasi program di Indonesia,” ujarnya.

    Intervensi digitalisasi dalam manajemen diabetes menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk mendorong upayatransformasi kesehatan.

    “Dalam praktis klinis, hadirnya digitalisasi memainkan peran vital dalam memberikanrespons cepat, khususnya pada pemantauan hingga manajemen diabetes,” kata Ketua PDS PatKLIn DKI Jakarta dr.Dwi Utomo Nusantara. (tribunnews/fin)

  • Car Free Day Jakarta Jadi Ajang Edukasi Ajak Generasi Muda Ikut Sebar Hewan Kurban Jelang Idul Adha – Halaman all

    Car Free Day Jakarta Jadi Ajang Edukasi Ajak Generasi Muda Ikut Sebar Hewan Kurban Jelang Idul Adha – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha, yang diprediksi jatuh pada awal bulan Juni 2025, lembaga kemanusiaan global Human Initiative (HI) menggelar acara “Qurban Walk” di ajang Car Free Day (CFD), Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, pada Minggu (4/5/2025). 

    Kegiatan ini menjadi momentum peluncuran program Flash Sale Qurban 2025, bagian dari kampanye nasional bertajuk Sebar Qurban.

    Mengusung tema “Qurban Saling Menguatkan”, kampanye ini bertujuan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ibadah qurban, dengan cara yang lebih mudah, terjangkau, dan berdampak luas.

    Melalui program Flash Sale, masyarakat dapat berqurban mulai dari harga Rp1.700.000. 

    Donasi tersebut akan disalurkan dalam bentuk daging qurban ke daerah pelosok di Indonesia maupun wilayah rentan di luar negeri yang selama ini jarang mendapatkan akses protein hewani.

    “Flash Sale ini adalah bagian dari strategi kami memperluas dampak kebaikan. Kami ingin memastikan siapa pun bisa berqurban, tanpa terbebani biaya. Qurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi juga menyampaikan rasa peduli kepada saudara-saudara kita yang jarang sekali mencicipi daging,” ujar Abdul Mughni, Leader Squad Qurban Human Initiative.

    Acara Qurban Walk juga diisi dengan talk show bertajuk “Qurban Nyaman, Ramah Lingkungan”, yang menyoroti pentingnya pengelolaan qurban yang berkelanjutan.

    Salah satu pembicara, Alfred Sitorus, Ketua Tim Kerja Car Free Day Indonesia, mengajak generasi muda turut berperan aktif dalam menciptakan ekosistem qurban yang bersih dan ramah lingkungan.

    “Anak-anak muda, Gen Z dan milenial jadi penggerak utama sebaran qurban saat ini. Mulai dari proses pengadaan hingga distribusi, semua bisa turut terlibat. Kami juga mendorong pemakaian tempat penyembelihan yang ramah lingkungan agar limbah, terutama plastik, bisa dikurangi,” jelas Alfred.

    Sementara itu, Reca Febrianti, relawan Human Initiative Indonesia Timur, menegaskan bahwa Flash Sale Qurban hadir untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

    “Banyak yang heran, ‘Kok bisa murah?’ Justru karena kami menyalurkannya ke wilayah-wilayah yang benar-benar membutuhkan. Program ini menghubungkan harga yang terjangkau dengan manfaat yang besar,” ujarnya.

    Melalui Qurban Walk dan program-program turunannya, Human Initiative berharap semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk menunaikan qurban sambil turut menciptakan dampak sosial yang lebih luas dan berkelanjutan.

  • Mencicipi Cita Rasa Timlo, Kuliner Autentik Khas Solo Menggugah Selera

    Mencicipi Cita Rasa Timlo, Kuliner Autentik Khas Solo Menggugah Selera

    Perpaduan antara protein dari ayam dan telur, serat dari sayuran, serta kuah yang bebas santan menjadikan hidangan ini cocok untuk berbagai kalangan, termasuk mereka yang menginginkan makanan yang sehat namun tetap lezat.

    Bahkan, dalam beberapa keluarga di Solo, Timlo menjadi hidangan yang sering dimasak di rumah saat ada acara keluarga, atau ketika ingin menyajikan sesuatu yang istimewa namun tidak merepotkan.

    Kelezatan Timlo juga semakin terasa ketika disantap bersama sepiring nasi putih hangat dan kerupuk sebagai pelengkap, menciptakan kombinasi rasa dan tekstur yang sempurna.

    Sifatnya yang fleksibel juga memungkinkan Timlo dimodifikasi sesuai selera, misalnya dengan menambahkan bihun, jamur kuping, atau tahu, menjadikannya hidangan yang dinamis dan bisa disesuaikan dengan berbagai preferensi.

    Dalam sepiring Timlo, tidak ada bahan yang dominan, semuanya hadir dalam porsi seimbang dan saling melengkapi. Kuahnya yang bening menunjukkan kesederhanaan dan ketulusan, sementara isiannya yang beragam mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan.

    Oleh karena itu, Timlo bukan hanya menjadi warisan kuliner semata, tetapi juga simbol dari nilai-nilai luhur yang hidup dalam keseharian masyarakat Solo. Dalam konteks budaya yang lebih luas, Timlo turut memperkuat identitas kuliner Jawa Tengah di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang cepat.

    Melalui promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha kuliner, festival makanan, hingga media sosial, popularitas Timlo kini semakin meluas hingga ke luar daerah, bahkan mancanegara.

    Hal ini membuktikan bahwa kekuatan dari sebuah hidangan tradisional terletak bukan hanya pada rasanya, tetapi juga pada cerita, makna, dan nilai yang dikandungnya.

    Maka dari itu, upaya pelestarian dan pengembangan hidangan seperti Timlo sangat penting agar generasi mendatang tetap dapat merasakan kelezatan dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Bumbu Dapur yang Bisa Turunkan Kadar Gula Darah untuk Cegah Penyakit Diabetes

    Bumbu Dapur yang Bisa Turunkan Kadar Gula Darah untuk Cegah Penyakit Diabetes

    Jakarta

    Pakar kesehatan mengidentifikasi rempah atau bumbu dapur yang memiliki efek penurun gula darah, yang sebanding dengan obat-obatan yang sering diresepkan untuk individu dengan atau berisiko diabetes tipe 2.

    Rempah atau bumbu dapur yang dimaksud adalah kunyit. Bahan ini memiliki sifat antiinflamasi dan bahan aktif, yakni kurkumin.

    “Kurkumin memiliki sifat anti-diabetes dan efek yang mirip dengan metformin,” kata Dr Eric Berg, DC, seorang ahli dalam diet ketogenik, teknik rendah karbohidrat, dan intermitten fasting.

    Metformin bekerja dengan mengurangi produksi glukosa di liver dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, atau hormon penting yang mengatur kadar gula darah.

    Kurkumin pada kunyit juga dapat mengurangi lonjakan gula darah. Bahan itu membantu tubuh memanfaatkan glukosa secara lebih efektif, yang tidak hanya bermanfaat bagi liver tetapi juga otot.

    Kurkumin bekerja menghambat glukoneogenesis hati, proses saat organ tersebut menciptakan glukosa dari sumber non-karbohidrat. Bahan itu juga meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel bereaksi lebih terhadap insulin dan menggunakan glukosa dengan cara yang lebih efisien.

    Mengapa Kurkumin Bermanfaat untuk Kadar Gula Darah?

    Diabetes sering dikaitkan dengan peradangan dan stres oksidatif yang terus-menerus. Sifat antiperadangan dan antioksidan kurkumin dapat membantu mengatasi masalah ini.

    Kurkumin berpotensi meningkatkan aktivitas enzim antioksidan, yang selanjutnya mengurangi stres oksidatif dalam model diabetes.

    Dikutip dari Express UK, kurkumin berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan produksi protein yang memungkinkan penyerapan glukosa ke dalam sel. Kurkumin dapat membantu mengurangi resistensi insulin, ciri utama diabetes tipe 2.

    Kurkumin atau senyawa yang ada di dalam kunyit itu juga dapat meningkatkan fungsi sel beta, yang penting untuk produksi insulin. Efek penurun glukosa kurkumin diduga terkait dengan kemampuannya untuk:

    Menghambat enzim yang terlibat dalam glukoneogenesis.Meningkatkan ekspresi protein pengangkut glukosa (GLUT4, GLUT2, GLUT3).Mengaktifkan AMPK, enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa.Mengurangi peradangan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin.

    Penelitian lain menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti sel-sel tubuh merespons insulin dengan baik, membantu mengatur kadar gula darah. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu mencegah atau menunda perkembangan diabetes tipe 2.

    Penelitian yang lebih baru dari Desember 2024 mengatakan bahwa kombinasi metformin dan kurkumin menunjukkan kemanjuran yang unggul dalam meningkatkan profil lipid dan metabolisme glukosa. Dalam hal mengonsumsi metformin dan kurkumin, penelitian menunjukkan bahwa kurkumin memberikan efek antiperadangan yang sinergis dengan metformin tanpa potensi efek samping.

    Selain gula darah, Dr Berg mengungkapkan bahwa rempah tersebut efektif dalam menstabilkan kadar kolesterol.

    “Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki manfaat yang mirip dengan statin dan dapat membantu mengurangi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida,” terangnya.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin dapat bermanfaat bagi toleransi glukosa dan profil lipid. Dalam sebuah penelitian tahun 2019, kurkumin meningkatkan sensitivitas insulin dan profil lipid pada model tikus diabetes tipe 2.

    (sao/kna)

  • Terobosan Baru, Perusahaan Farmasi Ini Ciptakan Vaksin untuk Cegah Jerawat

    Terobosan Baru, Perusahaan Farmasi Ini Ciptakan Vaksin untuk Cegah Jerawat

    Jakarta

    Para ilmuwan tengah menguji vaksin untuk mengobati jerawat, kondisi kulit yang memengaruhi sekitar 95 persen orang berusia antara 11 dan 30 tahun. Jika berhasil melewati uji coba, vaksin itu bisa menjadi vaksin jerawat pertama yang pernah ada.

    Perusahaan farmasi Sanofi tengah menjalankan uji klinis tahap awal untuk menguji keamanan dan kemanjuran vaksin bagi orang dewasa dengan jerawat wajah sedang hingga parah.

    Vaksin jerawat ini disebut dapat “membantu membentuk kembali lanskap pengobatan jerawat,” kata juru bicara Sanofi kepada Live Science dikutip Minggu (4/5/2025).

    Namun, uji coba vaksin baru itu masih dalam tahap awal, dan belum ada data dari uji coba yang tersedia untuk umum guna mengonfirmasi apakah vaksin itu benar-benar berfungsi.

    Dalam sebuah pernyataan kepada Live Science, Sanofi tidak mengungkapkan detail apa pun tentang cara kerja vaksin baru itu sebenarnya. Namun, rincian uji coba yang dibagikan di situsnya menyebutkan bahwa vaksin jerawat ini dibuat dengan struktur mRNA.

    Dalam kasus ini, protein target kemungkinan besar adalah protein yang dibuat oleh C. acnes, bakteri pemicu jerawat.

    Uji klinis vaksin jerawat

    Sanofi disebut tengah melakukan uji klinis fase I/II yang dimulai pada April 2024 dan diperkirakan akan berlangsung hingga 2027. Selama periode tersebut, perusahaan berencana untuk merekrut sekitar 400 orang dewasa berusia 18 hingga 45 tahun yang memiliki jerawat wajah moderat hingga parah, yang didefinisikan dengan memiliki jumlah jerawat tertentu pada wajah.

    Beberapa peserta dalam uji coba ini akan menerima satu dari tiga dosis vaksin; peserta ini akan disuntik hingga tiga kali dengan dosis tersebut selama uji coba. Sementara itu, peserta uji coba lainnya akan menerima vaksin “dummy” yang tidak mengandung obat. Hal ini akan memberikan titik perbandingan untuk membantu para ilmuwan menentukan seberapa aman dan efektif vaksin tersebut.

    Setelah uji klinis fase I/II selesai, Sanofi juga berencana untuk meluncurkan uji klinis fase I terpisah pada tahun 2027. Dalam uji coba ini, perusahaan akan menguji seberapa efektif vaksin dalam mengobati pasien dengan jerawat yang lebih ringan.

    (kna/kna)

  • Fakta-fakta Penyakit Diabetes Tipe 5, Penyebab hingga Gejalanya

    Fakta-fakta Penyakit Diabetes Tipe 5, Penyebab hingga Gejalanya

    Jakarta

    International Diabetes Federation (IDF) atau Federasi Diabetes Internasional resmi mengakui diabetes tipe 5 yang terkait dengan kekurangan gizi. Diabetes tipe 5 ini biasanya menyerang remaja dan dewasa muda kekurangan gizi di negara berpenghasilan rendah.

    “Pengakuan IDF terhadap penyakit ini sebagai ‘diabetes tipe 5’ merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang sangat merugikan banyak orang,” kata Dr Meredith Hawkins, seorang ahli endokrinologi dan direktur pendiri Global Diabetes Institute di Albert Einstein College of Medicine di New York.

    Berikut fakta-fakta terkait penyakit diabetes tipe 5.

    Apa itu diabetes tipe 5?

    Diabetes tipe 5 merupakan bentuk penyakit langka yang di masa lalu sering salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 2, yang dapat dipengaruhi oleh pilihan gaya hidup dan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin yang diproduksinya atau diabetes tipe 1, suatu kondisi autoimun yang mengakibatkan kerusakan sel-sel penghasil insulin.

    Diabetes tipe 5 diperkirakan menyerang 20 hingga 25 juta orang di seluruh dunia, terutama di kawasan seperti Asia dan Afrika. Pengakuan ini menandai momen penting dalam pemahaman diabetes dan bagaimana kondisi tersebut memengaruhi remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

    Meskipun diabetes tipe 5 telah diamati selama lebih dari 70 tahun, penyakit ini sebagian besar diabaikan dalam diskusi kesehatan global. Kondisi ini pertama kali diketahui pada pertengahan abad ke-20 dan sering kali salah diklasifikasikan sebagai diabetes tipe 1 atau 2.

    Penyebab diabetes tipe 5

    Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College di India dan anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5, mengatakan penyakit tersebut menyebabkan sel beta pankreas berfungsi tidak normal, yang menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    “Karena kurangnya pengakuan formal, kondisi ini kurang diteliti dan salah didiagnosis,” katanya seperti dikutip oleh The Indian Express.

    Pasien diabetes tipe 5 sering salah didiagnosis mengidap diabetes Tipe 1 meskipun faktanya pemberian insulin yang terlalu banyak dapat berakibat fatal.

    Diabetes tipe 5 juga dikaitkan dengan kekurangan gizi pada orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sangat rendah, yaitu kurang dari 18,5 kg/m2. Tidak seperti diabetes tipe 2, produksi dan pelepasan glukosa oleh hati ke dalam aliran darah lebih rendah. Pemindaian tubuh menunjukkan persentase lemak tubuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus diabetes tipe 2. Selain itu, asupan protein, serat, dan zat gizi mikro esensial dari makanan sangat rendah.

    Gejala diabetes tipe 5

    Dr Ajay Agarwal, dokter penyakit dalam, Rumah Sakit Fortis, Noida mengatakan gejala diabetes tipe 5 mirip dengan bentuk diabetes lainnya. Indikator utamanya meliputi kelelahan ekstrem, penurunan berat badan, dan infeksi yang sering terjadi, yang sering kali disalahartikan sebagai jenis diabetes lainnya.

    “Pemindaian tubuh menunjukkan persentase lemak serendah 10-12%, dibandingkan dengan 20-25% pada orang dewasa yang sehat,” kata Dr Ajay kepada Hindustian Times.

    Dr Ajay menambahkan bahwa meskipun gejalanya mungkin mirip, diabetes tipe 5 tidak boleh disamakan dengan jenis diabetes lainnya. Pengobatan diabetes tipe 5 berbeda dengan bentuk diabetes melitus lainnya.

    (kna/sao)

  • Pria Ini Jalani Diet yang Diklaim ‘Paling Sehat’ di Dunia, Begini Efek ke Tubuhnya

    Pria Ini Jalani Diet yang Diklaim ‘Paling Sehat’ di Dunia, Begini Efek ke Tubuhnya

    Jakarta

    Ada berbagai macam diet yang tentunya bermanfaat untuk kesehatan. Jenis diet yang banyak dijalani, seperti diet karnivora, diet keto, diet mediterania, hingga diet puasa atau intermittent fasting (IF).

    Seorang YouTuber bernama Will Tennyson mencoba diet ‘alami’ selama satu minggu penuh. Lantas, apa itu diet ‘alami’?

    Dikutip dari Mirror UK, diet ini umumnya hanya mengonsumsi makanan utuh yang tidak diolah. Biasanya makanan tersebut berasal langsung dari bumi atau hewan.

    Diet ini bermanfaat untuk menghilangkan zat aditif, pengawet, dan bahan tambahan buatan lainnya. Biasanya, selama menjalani diet tersebut seseorang akan makan makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, protein rendah lemak, dan lemak sehat.

    Bagi Will, diet itu hebat. Ia menyadari kulitnya terasa lebih baik dan berat badannya turun beberapa kilogram. Satu-satunya kesulitannya adalah menemukan camilan yang sesuai dengan dietnya.

    Meski begitu, secara keseluruhan Will menikmati makanan yang dikonsumsinya sehari-hari. Ia selalu memeriksa label dari makanan yang akan dikonsumsi.

    Untuk sarapan, Will menikmati banyak makanan dalam diet minggunya. Menu makan siangnya, ia makan daging sapi tanpa lemak, nasi kembang kol, dan beberapa sayuran.

    Makanan lain yang biasa dikonsumsi adalah semangkuk chipotle buatan rumah, yang terdiri dari nasi, kacang hitam, daging, dan sayuran. Menurutnya, makanan yang selama ini ia konsumsi dapat membuatnya kenyang.

    “Biasanya saya berusaha mencari makanan diet ini, membuat makanan dalam jumlah banyak agar tetap kenyang. Tetapi, malah membuat saya lapar,” jelas Will.

    “Begitu saya menurunkan volume dan fokus pada kualitas yang lebih baik, saya tidak hanya merasa lebih kenyang, tetapi juga merasa lebih baik. Energi saya lebih baik, perut saya terasa lebih baik,” sambungnya.

    Apa Kata Para Profesional Tentang Diet ‘Paling Sehat’?

    Makanan utuh memiliki banyak manfaat. Jenis makanan ini secara alami lebih tinggi seratnya daripada makanan olahan, yang membantu tubuh merasa lebih kenyang dan membuat kenyang lebih lama.

    Diet ini sangat cocok untuk menurunkan berat badan. Tetapi, manfaatnya tidak hanya itu.

    “Diet tinggi serat menghasilkan tingkat penyakit kronis yang lebih rendah dan pencernaan, serta kesehatan gastrointestinal yang lebih baik,” jelas ahli diet, Lisa Young, PhD, RDN.

    Menurut Lisa, jika mencoba diet ini harus siap untuk merencanakan pola makan yang sehat dan bisa menyita lebih banyak waktu. Tetapi, saat orang tersebut sudah terbiasa, hal yang dirasakan mungkin bisa sepadan dengan hasilnya.

    (sao/kna)

  • Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Penyakit Gula Darah yang Ancam Generasi Muda

    Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Penyakit Gula Darah yang Ancam Generasi Muda

    Jakarta

    Federasi Diabetes Internasional (IDF) resmi mengakui adanya penyakit yang disebut sebagai ‘diabetes tipe 5’. Pihaknya membentuk kelompok kerja untuk mengembangkan panduan baru bagi para dokter tentang cara mengenalinya.

    Menurut laporan IDF, penyakit ini diyakini dialami sekitar 25 juta orang di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh produksi insulin rendah yang disebabkan oleh kekurangan gizi di antara remaja dan dewasa muda, yang kurus dan kekurangan gizi.

    Penyakit baru ini, yang berbeda dari diabetes tipe 1 dan 2, secara resmi diakui melalui pemungutan suara pada 8 April 2025 di Kongres Diabetes Dunia IDF di Bangkok, Thailand.

    “Tipe diabetes yang berhubungan dengan kekurangan gizi secara historis sangat kurang terdiagnosis dan kurang dipahami,” kata profesor kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, Meredith Hawkins, dikutip dari Independent UK.

    Diabetes tipe 5 merupakan bentuk penyakit langka yang di masa lalu sering salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Umumnya, diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh gaya hidup dan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin yang diproduksinya.

    Selain itu, penyakit ini juga kerap salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 1, yakni suatu kondisi autoimun yang mengakibatkan kerusakan sel-sel penghasil insulin.

    Profesor endokrinologi di Christian Medical College di India dan anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5, Nihal Thomas, mengatakan penyakit ini menyebabkan sel-sel beta pankreas berfungsi tidak normal, yang menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    “Pasien sering salah didiagnosis menderita diabetes tipe 1, meskipun faktanya pemberian insulin yang terlalu banyak dapat berakibat fatal,” jelas Dr Hawkins.

    “Diabetes akibat kekurangan gizi lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir sama umum dengan HIV/AIDS, tetapi tidak adanya nama resmi telah menghambat upaya untuk mendiagnosis pasien atau menemukan terapi yang efektif,” sambungnya.

    Gejala yang Dialami Pasien Diabetes Tipe 5

    Dr Hawkins mengatakan bahwa ia pertama kali mengetahui tentang diabetes akibat kekurangan gizi pada 2005 saat mengajar di pertemuan kesehatan global. Ini bertepatan saat dokter dari berbagai negara mengatakan padanya bahwa mereka melihat pasien dengan bentuk diabetes yang tidak biasa.

    “Pasien-pasien tersebut masih muda dan kurus, yang menunjukkan bahwa mereka menderita diabetes Tipe 1, yang dapat dikelola dengan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah. Tetapi, insulin tidak membantu pasien-pasien ini dan dalam beberapa kasus menyebabkan gula darah rendah yang berbahaya,” terangnya.

    Para pasien juga tidak seperti orang dengan diabetes tipe 2, yang biasanya dikaitkan dengan obesitas. Hal itu sangat membingungkan.

    “Orang dengan bentuk diabetes ini memiliki cacat parah dalam kapasitas untuk mengeluarkan insulin, yang sebelumnya tidak diketahui. Temuan ini telah merevolusi cara kita berpikir tentang kondisi ini dan cara kita mengobatinya,” ujar Dr Hawkins.

    “Dokter di seluruh dunia masih belum yakin bagaimana cara merawat pasien ini, yang sering kali tidak bertahan hidup lebih dari setahun setelah diagnosis,” tambahnya.

    Dr Hawkins juga menambahkan bahwa untuk mengelola diabetes tipe 5, pasien harus mengonsumsi lebih banyak protein dan lebih sedikit karbohidrat dalam makanan mereka.

    “Namun, hal ini perlu dipelajari dengan serius sekarang, karena ada kemauan global dan mandat resmi dari (IDF) untuk melakukannya,” pungkasnya.

    (kna/kna)