Produk: protein

  • KPKP Jaktim targetkan angka konsumsi ikan 48,9 kg per orang

    KPKP Jaktim targetkan angka konsumsi ikan 48,9 kg per orang

    Peserta pelatihan mengolah bahan-bahan yang disediakan saat mengikuti pelatihan hasil perikanan di Gedung TC Pertanian, Jakarta, Selasa (6/5/2025). ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/bar.

    KPKP Jaktim targetkan angka konsumsi ikan 48,9 kg per orang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 09 Mei 2025 – 09:07 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur menargetkan angka konsumsi ikan sebanyak 48,91 kilogram (kg) per orang selama setahun pada 2025.

    “Tahun ini, konsumsi ikan 48,91 kg per kapita (orang). Naik dari target sebelumnya. Jadi, kita terus berupaya untuk mencapai target konsumsi ikan di wilayah Jakarta Timur ini,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, masyarakat perlu memahami pentingnya mengonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang kaya nutrisi, seperti omega-3 yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Ikan juga merupakan makanan yang terjangkau dan mudah diolah, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi ikan secara rutin untuk mencegah kekurangan gizi.

    “Makanya, kita terus melakukan sosialisasi, pelatihan, edukasi, dan mengenalkan berbagai jenis pengolahan dengan bahan baku ikan,” ujar Taufik.

    Taufik menyebutkan, angka konsumsi ikan di Jakarta pada 2024 mencapai 48,92 kg per orang. Angka tersebut mencapai target Jakarta dari 48,65 kg per orang. Khusus di Jakarta Timur, kata Taufik, target konsumsi ikan pada 2024, yakni 47 kg per orang, sementara angka konsumsi ikan di Jakarta Timur mencapai 48,19 kg per orang.

    “Di Jakarta Timur pada 2024 itu mencapai 48,19 kg per kapita. Ini melebihi target 47 kg per kapita. Kita masih punya tugas untuk mencapai angka konsumsi ikan seiring dengan target yang ditetapkan pemerintah melalui kementerian nantinya,” jelas Taufik.

    Upaya yang dilakukan Sudin KPKP Jaktim untuk mencapai angka konsumsi ikan 2025, salah satunya mengadakan pelatihan pengolahan hasil perikanan kepada warga untuk perbaikan gizi keluarga. Pelatihan olahan perikanan tersebut digelar 6-7 Mei 2025 di TC Klender Pertanian, Duren Sawit, Jakarta Timur. Total peserta pelatihan sebanyak 100 orang yang dibagi menjadi dua kelompok setiap harinya.

    Tema pelatihan olahan perikanan di wilayah Jakarta Timur ini yakni “Peningkatan Kreasi dan Inovasi Produk Hasil Perikanan yang Berdaya Saing dan Aman untuk Dikonsumsi”. Peserta diberikan edukasi pentingnya mengonsumsi ikan, cara mengolah ikan dengan tekstur yang baik, bentuk yang unik, tanpa harus menghilangkan kandungan ikan.

    Taufik berharap, angka konsumsi ikan tahun ini bisa tercapai demi kesehatan dan terpenuhinya gizi anak di wilayah Jakarta Timur.

    Sumber : Antara

  • KPKP Jaktim targetkan angka konsumsi ikan 48,91 kg per orang

    KPKP Jaktim targetkan angka konsumsi ikan 48,91 kg per orang

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur menargetkan angka konsumsi ikan sebanyak 48,91 kilogram (kg) per orang selama setahun pada 2025.

    “Tahun ini, konsumsi ikan 48,91 kg per kapita (orang). Naik dari target sebelumnya. Jadi, kita terus berupaya untuk mencapai target konsumsi ikan di wilayah Jakarta Timur ini,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, masyarakat perlu memahami pentingnya mengonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang kaya nutrisi, seperti omega-3 yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Ikan juga merupakan makanan yang terjangkau dan mudah diolah, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi ikan secara rutin untuk mencegah kekurangan gizi.

    “Makanya, kita terus melakukan sosialisasi, pelatihan, edukasi, dan mengenalkan berbagai jenis pengolahan dengan bahan baku ikan,” ujar Taufik.

    Taufik menyebutkan, angka konsumsi ikan di Jakarta pada 2024 mencapai 48,92 kg per orang. Angka tersebut mencapai target Jakarta dari 48,65 kg per orang.

    Khusus di Jakarta Timur, kata Taufik, target konsumsi ikan pada 2024, yakni 47 kg per orang, sementara angka konsumsi ikan di Jakarta Timur mencapai 48,19 kg per orang.

    “Di Jakarta Timur pada 2024 itu mencapai 48,19 kg per kapita. Ini melebihi target 47 kg per kapita. Kita masih punya tugas untuk mencapai angka konsumsi ikan seiring dengan target yang ditetapkan pemerintah melalui kementerian nantinya,” jelas Taufik.

    Upaya yang dilakukan Sudin KPKP Jaktim untuk mencapai angka konsumsi ikan 2025, salah satunya mengadakan pelatihan pengolahan hasil perikanan kepada warga untuk perbaikan gizi keluarga.

    Pelatihan olahan perikanan tersebut digelar 6-7 Mei 2025 di TC Klender Pertanian, Duren Sawit, Jakarta Timur. Total peserta pelatihan sebanyak 100 orang yang dibagi menjadi dua kelompok setiap harinya.

    Tema pelatihan olahan perikanan di wilayah Jakarta Timur ini yakni “Peningkatan Kreasi dan Inovasi Produk Hasil Perikanan yang Berdaya Saing dan Aman untuk Dikonsumsi”.

    Peserta diberikan edukasi pentingnya mengonsumsi ikan, cara mengolah ikan dengan tekstur yang baik, bentuk yang unik, tanpa harus menghilangkan kandungan ikan.

    Taufik berharap, angka konsumsi ikan tahun ini bisa tercapai demi kesehatan dan terpenuhinya gizi anak di wilayah Jakarta Timur.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Alasan Indonesia Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

    Alasan Indonesia Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

    Jakarta

    Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang ikut terlibat dalam penelitian vaksin tuberkulosis atau TBC yang didanai Bill Gates, vaksin M72, mengatakan Indonesia dipilih menjadi salah satu negara uji klinis vaksin tersebut karena beban penyakitnya yang besar.

    “Indonesia negara dengan beban tinggi TB, yang nomor dua di dunia kan? Jadi itu yang pertama, karena kita negara dengan beban tinggi di dunia,” kata Prof Erlina Burhan, SpP(K) saat berbincang dengan detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Kasus TBC di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia dengan perkiraan 1 juta kasus setia tahun. Di 2024, notifikasi kasus TBC sebesar 90 persen dari total estimasi, yakni 856.420 kasus.

    Selain itu vaksin TBC yang tersedia adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin BCG memberikan perlindungan parsial untuk mencegah TBC yang berat pada bayi dan anak usia dini, tetapi tidak cukup untuk melindungi anak dan orang dewasa dari TBC.

    Prof Erlina juga mengatakan dijadikannya Indonesia sebagai lokasi uji klinis vaksin menjadi bukti bahwa kemampuan peneliti di Tanah Air sudah diakui dunia.

    “Kalau vaksin TB yang baru ini kemudian hasilnya bagus, ya Indonesia terlibat di dalamnya,” beber Prof Erlina.

    Uji klinis fase 3 vaksin TBC ini sudah dimulai sejak September 2024 dengan melibatkan peneliti dari sejumlah universitas yakni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

    Vaksin M72/AS01E-4 merupakan vaksin tuberculosis dengan platform recombinant fusion protein yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline Biologicals, SA (GSK). Vaksin ini mengandung M72 antigen dan adjuvant AS01E-4.

    (kna/up)

  • 8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    Jakarta – Batu ginjal adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan terbentuknya endapan keras dari garam dan mineral dalam ginjal. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri hebat.

    Orang yang pernah mengalami batu ginjal kemungkinan besar akan mengalaminya lagi dalam waktu 5-10 tahun kemudian. Lakukan cara berikut ini untuk mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal.

    Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal

    Terdapat beberapa cara alami untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:

    1. Tetap Terhidrasi

    Ginjal merupakan sistem penyaringan tubuh dan membutuhkan cukup air untuk mengeluarkan urine. Dikutip dari laman Healthline, urine adalah produk limbah utama yang memungkinkan tubuh mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan.

    Jika asupan air sedikit, maka volume urine yang dikeluarkan juga sedikit. Padahal, keluaran urine yang rendah bisa menyebabkan disfungsi ginjal, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (ISK).

    Sehingga, minum air yang cukup begitu penting untuk ginjal agar dapat membuang kelebihan limbah dengan baik.

    2. Tingkatkan Asupan Asam Sitrat

    Asam sitrat adalah asam organik yang ditemukan dalam banyak buah dan sayur. Buah-buahan yang mengandung asam sitrat di antaranya lemon dan jeruk nipis. Asam sitrat bisa membantu mencegah pembentukan dan pembesaran batu ginjal kalsium oksalat.

    3. Jangan Mengkonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi

    Menurut penelitian, suplemen vitamin C dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena batu ginjal. Sebuah studi di Swedia pada pria setengah baya dan lebih tua memperkirakan bahwa mereka yang mengkonsumsi suplemen vitamin C dua kali lebih mungkin mengalami batu ginjal.

    4. Cukupi Kalsium

    Pola makan yang kaya kalsium dikaitkan dengan penurunan risiko pembentukan batu ginjal. Dikutip dari Mayo Clinic Network, orang yang mengonsumsi makanan atau minuman kaya kalsium setiap hari bisa mengurangi jumlah oksalat yang diserap ke aliran darah. Sehingga, nantinya akan mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal baru.

    5. Tingkatkan Asupan Magnesium

    Banyak orang yang tidak mengkonsumsi magnesium dalam jumlah yang cukup. Padahal, magnesium merupakan mineral yang penting. Contoh dari asupan magnesium adalah alpukat, kacang-kacangan, dan tahu.

    Beberapa bukti mengatakan bahwa magnesium bisa membantu mencegah pembentukan batu ginjal kalsium oksalat. Adapun acuan asupan harian untuk magnesium adalah 420 mg per hari.

    6. Batasi Makanan yang Mengandung Oksalat Tinggi

    Oksalat adalah antinutrisi yang dapat ditemukan di banyak makanan nabati, misalnya sayur berdaun hijau, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kakao. Tubuh juga memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup besar.

    Perlu diketahui, asupan oksalat yang tinggi bisa meningkatkan ekskresi oksalat dalam urine. Oksalat bisa mengikat kalsium dan mineral lainnya, kemudian membentuk kristal yang bisa menyebabkan pembentukan batu.

    Meski demikian, penting untuk tetap melakukan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli gizi mengenai hal ini. Apakah kamu akan mendapat manfaat dari pembatasan makanan kaya oksalat atau tidak.

    7. Kurangi Konsumsi Protein Hewani

    Makanan yang mengandung protein hewani, seperti daging, ikan, dan susu dikaitkan dengan risiko terkena batu ginjal yang lebih tinggi. Mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani bisa meningkatkan ekskresi kalsium dan menurunkan kadar sitrat.

    8. Kurangi Asupan Garam

    Pada beberapa orang, diet tinggi garam bisa meningkatkan risiko batu ginjal. Kandungan natrium tinggi dalam garam dapur bisa meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine. Hal tersebut menjadi salah satu faktor risiko utama dari batu ginjal.

    Meski tidak terjamin 100 persen berhasil, namun setidaknya pencegahan ini dapat mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal. Pada intinya, pastikan tetap terhidrasi dan terapkan pola makan yang baik untuk ginjal.

    (elk/kna)

  • 7 Manfaat Daun Pepaya, Salah Satunya Menyehatkan Pencernaan

    7 Manfaat Daun Pepaya, Salah Satunya Menyehatkan Pencernaan

    Jakarta – Pepaya memiliki nutrisi yang sangat baik. Ternyata tak hanya buahnya, daun pepaya juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

    Meski rasanya pahit, daun pepaya bisa digunakan sebagai obat. Terdapat vitamin A, vitamin B1, protein, lemak, hingga papain di dalamnya. Berikut sejumlah manfaat dari daun pepaya.

    7 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan

    Daun pepaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga mengobati gejala yang berhubungan dengan demam berdarah. Smak penjelasannya berikut ini.

    1. Mengobati Gejala yang Berhubungan dengan Demam Berdarah

    Demam berdarah adalah virus dari nyamuk yang bisa menular ke manusia. Dikutip dari laman Healthline, virus ini dapat menyebabkan gejala seperti flu, demam, kelelahan, sakit kepala, mual, muntah, serta ruam kulit.

    Salah satu obat yang untuk mengatasi gejala demam berdarah adalah daun pepaya. Menurut penelitian, ekstrak daun pepaya secara signifikan bisa meningkatkan kadar trombosit darah.

    2. Menyehatkan Fungsi Pencernaan

    Daun pepaya mengandung serat, nutrisi yang mendukung fungsi pencernaan serta senyawa unik yang bernama papain. Tak heran, jika teh dan ekstrak daun pepaya sering digunakan untuk terapi alternatif dalam meringankan gejala pencernaan seperti gas, kembung, dan mulas.

    Menurut penelitian, penggunaan suplemen bubuk papain dari pepaya mengurangi gejala pencernaan seperti sembelit dan mulas pada orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Meski demikian, belum ada penelitian ilmiah khusus yang mengevaluasi kemampuan daun pepaya untuk mengobati gangguan pencernaan jenis serupa.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Daun pepaya kaya akan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Efek imunomodulator dari daunnya membantu tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Selain itu, vitamin C dari daun pepaya mendukung fungsi kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

    4. Dapat Mengobati Berbagai Kondisi Kulit

    Secara tradisional, daun pepaya sudah digunakan untuk berbagai kondisi kulit, mulai dari luka, bisul, dan ruam. Dikutip dari laman Truemeds, daun pepaya mengandung enzim papain dan chymopapain yang memiliki sifat antibakteri dan anti radang yang bisa membantu mempercepat penyembuhan luka serta mengurangi peradangan pada kulit.

    Sementara itu, kandungan antioksidan yang tinggi dalam daun pepaya, seperti flavonoid dan vitamin C bisa membantu melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan stres oksidatif. Sifat tersebut menjadikan daun pepaya sebagai pengobatan alami untuk menjaga kesehatan dan keremajaan kulit.

    5. Mencegah Kanker

    Daun pepaya digunakan dalam praktik pengobatan tradisional untuk mencegah dan mengobati beberapa jenis kanker. Meski demikian penelitian yang dilakukan terkait hal ini masih kurang.

    Ekstrak daun pepaya telah menunjukkan kemampuan yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan prosta dalam penelitian tabung reaksi. Namun, belum ada bukti kemampuan penyembuhan penyakit kanker karena daun pepaya.

    6. Detoksifikasi Tubuh

    Daun pepaya dikenal karena sifat detoksifikasinya. Dikutip dari laman Sakra World Hospital, daun ini bisa mendukung kesehatan hati dan membantu tubuh menghilangkan racun.

    7. Meredakan Peradangan

    Kandungan senyawa fitokimia dari daun pepaya, seperti papain dan karpain memiliki sifat anti-inflamasi. Dikutip dari buku Daun Pepaya, Manfaat, Penggunaan, dan Khasiat dalam Kesehatan dan Kecantikan oleh Tresno Saras, hal tersebut membuat pepaya efektif dalam meredakan peradangan pada kondisi seperti arthritis dan penyakit radang lainnya.

    (elk/kna)

  • Resep dan Cara Membuat Bubuk Protein Nabati dari Biji-bijian

    Resep dan Cara Membuat Bubuk Protein Nabati dari Biji-bijian

    JAKARTA – Bubuk protein merupakan sumber nutrisi tambahan yang dapat membantu mencukupi kebutuhan protein harian, terutama bagi mereka yang menjalani gaya hidup aktif, sedang membentuk massa otot, atau menerapkan pola makan berbasis nabati.

    Selain itu, bubuk protein juga bermanfaat untuk menjaga energi, mempercepat pemulihan otot, dan mendukung kesehatan metabolisme tubuh.

    Kini, Anda tak perlu selalu mengandalkan produk komersial. Bubuk protein berbahan dasar nabati bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan alami seperti biji chia, biji rami (flaxseed), dan biji labu (pepita). Hasilnya bisa Anda campurkan ke smoothies, puding, atau makanan panggang seperti muffin.

    Bahan-bahan:

    Cara membuat

    Campurkan masing-masing dari ketiga biji ke dalam penggiling rempah.

    Giling hingga halus (sekitar 10 kali putaran) lalu pindahkan ke wadah.

    Ulangi proses hingga semua bahan tergiling.

    Bila menggunakan blender, proses selama sekitar 15 kali tekan cepat (masing-masing 1 detik), sambil sesekali menghentikan dan mengaduk agar tidak menumpuk di dasar.

    Hindari menggiling terlalu lama agar tidak berubah menjadi pasta.

  • Studi Ungkap Makan Ayam dalam Jumlah Segini Bisa Memperpendek Umur

    Studi Ungkap Makan Ayam dalam Jumlah Segini Bisa Memperpendek Umur

    Jakarta – Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Italia Selatan mengungkapkan temuan mengejutkan terkait konsumsi unggas. Penelitian tersebut menunjukkan mengonsumsi unggas secara berlebihan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat segala penyebab, termasuk kanker saluran pencernaan (gastrointestinal).

    Hasil ini bertolak belakang dengan sebagian besar studi sebelumnya serta pandangan umum yang menganggap unggas sebagai sumber protein sehat. Unggas bahkan menjadi salah satu komponen utama dalam berbagai pola makan bergizi, termasuk diet Mediterania.

    Pedoman Diet Amerika Serikat untuk Orang Amerika (Dietary Guidelines for Americans (DGA) 2020-2025 merekomendasikan konsumsi hingga 26 ons makanan berprotein per minggu, termasuk daging tanpa lemak, unggas, dan telur, tanpa menetapkan batasan khusus untuk masing-masing sumber protein.

    Namun, studi baru yang diterbitkan di jurnal Nutrients ini menunjukkan konsumsi unggas lebih dari 300 gram (sekitar 10,5 ons) per minggu dapat meningkatkan risiko kematian akibat semua penyebab hingga 27 persen, jika dibandingkan dengan konsumsi unggas 100 gram (3,5 ons) per minggu atau kurang.

    Temuan tersebut juga menunjukkan mengonsumsi lebih dari 300 gram unggas per minggu meningkatkan risiko kanker saluran cerna secara keseluruhan pada populasi penelitian sebesar 2,3 persen. Khusus untuk pria, risiko yang diamati meningkat menjadi 2,6 persen.

    Selama ini, konsumsi daging merah dan daging olahan telah lama dianggap sebagai faktor risiko kanker, sebagaimana dijelaskan oleh Dana Penelitian Kanker Dunia atau World Cancer Research Fund (WCRF). Namun, hanya sedikit bukti yang menunjukkan hubungan serupa antara konsumsi unggas dan risiko kanker.

    Temuan tersebut berubah seiring munculnya penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients. Studi ini mengindikasikan adanya keterkaitan antara konsumsi unggas secara berlebihan dan peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyebab, termasuk kanker saluran pencernaan.

    “Studi ini sangat menggugah pikiran,” kata Nilesh L.Vora., MD, direktur medis MemorialCare Todd Cancer Institute di Long Beach Medical Center di Long Beach, CA.

    “Mungkin untuk pertama kalinya, konsumsi daging putih perlu dianggap sebagai faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kanker pencernaan,” kata Vora, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, kepada Healthline.

    Penelitian dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture (USDA) mengklasifikasikan unggas sebagai mencakup berbagai jenis burung konsumsi, antara lain ayam, kalkun, bebek, angsa, burung mutiara, serta burung buruan seperti burung puyuh dan burung pegar.

    Lebih lanjut, studi ini menggunakan data dari tanggapan survei terhadap 4.869 individu Italia paruh baya dari Castellana Grotte dan Putiggnano (Apulia, Italia).

    Peserta melaporkan sendiri konsumsi daging merah dan putih (unggas) berdasarkan ingatan mereka terkait apa yang telah dimakan.

    Penelitian ini juga tidak mencantumkan informasi mengenai tingkat aktivitas fisik para partisipan, padahal faktor tersebut dapat memengaruhi risiko kematian atau kanker. Hal ini menjadi catatan penting yang perlu dipertimbangkan dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

    (suc/suc)

  • Dokter Sayangkan Atlet Binaraga Makan Ayam Tiren, Sarankan Alternatif Menu Murah Meriah

    Dokter Sayangkan Atlet Binaraga Makan Ayam Tiren, Sarankan Alternatif Menu Murah Meriah

    Jakarta

    Viral video atlet binaraga di Malang mengonsumsi ayam mati kemarin (tiren) demi memenuhi kebutuhan protein untuk meningkatkan massa otot jelang Pekan Olahraga Provinsi (Proprov) Jatim.

    Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius soal dampaknya bagi kesehatan. Dokter spesialis kedokteran Olahraga Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI), Dr dr Listya Tresnanti Mirtha, SpKO, Subsp.APK(K), MARS, menyebut konsumsi ayam tiren jelas sangat berbahaya untuk dikonsumsi, terutama pada atlet.

    Menurutnya, hewan mati yang bukan melalui proses sembelih yang benar akan melalui pembusukan yang lebih cepat. Bakteri seperti Salmonella, Clostridium, hingga racun endotoksin bisa berkembang dan mengkontaminasi daging.

    “Bukan cuma bisa bikin diare atau muntah, tapi juga bisa menyerang hati, ginjal, bahkan sistem saraf bila dikonsumsi berulang. Ini bukan risiko kecil,” ucapnya kepada detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Sumber Protein

    Menurut dokter yang akrab disapa Tata itu, masih banyak sumber protein yang lebih aman, halal, dan murah, tapi tetap berkualitas tinggi untuk mendukung pembentukan otot. Berikut penjelasannya.

    Telur

    Satu butir telur mengandung sekitar 6 hingga 7 protein. Dua butir telur plus sedikit tempe sudah mencukupi satu porsi kebutuhan protein harian.

    Tempe dan Tahu

    Sumber protein nabati lokal yang murah meriah, tapi luar biasa kandungannya. Tempe mengandung hingga 19 gram protein per 100 gram.

    Ikan Lele atau Kembung

    Lebih murah dibandingkan ayam filet, tapi kaya protein dan asam lemak sehat.

    Susu Bubuk Rendah Lemak

    Bisa menjadi tambahan di malam hari atau setelah latihan.

    Berapa Kali Makan yang Dianjurkan?

    “Untuk atlet yang sedang membentuk massa otot, kebutuhan protein adalah 1,6-2,2 gram/kg berat badan/hari, dengan pembagian makan 5-6 kali sehari,’ ucap dr Tata.

    dr Tata mencontohkan, untuk atlet dengan berat badan 70 kg, kebutuhannya menjadi sekitar 112-154 gram per hari. Dibagi ke dalam 6 waktu makan, menjadi sekitar 20-25 gram protein per makan.

    NEXT: Contoh menu tinggi protein murah meriah

    Adapun contoh menu satu kali makan yang murah dan bergizi sebagai berikut.

    2 butir telur rebus ditambah 1 potong tempe goreng1 ekor ikan lele bakar ditambah 1 potong tahu1 potong tempe panggang ditambah 1 gelas susu100 gram dada ayam bakar ditambah satu telur rebus

    “Olahraga menuntut disiplin, bukan cuma di lapangan tapi juga di dapur. Pemenuhan gizi tak harus mahal, tapi tidak boleh sembarangan,” kata dr Tata.

    “Jangan mengorbankan kesehatan dengan mengonsumsi bahan pangan yang tidak layak. Konsep yang harus dibangun adalah justru dari pilihan makan yang tepat, performa akan meningkat, risiko cedera menurun, dan daya tahan tubuh lebih kuat,” katanya lagi.

  • Berantas Stunting, Kampanyekan Sehari Satu Telur dengan Bantuan AI – Halaman all

    Berantas Stunting, Kampanyekan Sehari Satu Telur dengan Bantuan AI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Di Indonesia, stunting masih menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius.

    Data menunjukkan bahawa hampir 1 dari 5 anak di bawah lima tahun berisiko berisiko mengalami stunting.

    Edu Farmers International Foundation, bekerja sama dengan penyedia teknologi AI KeyReply, dengan bangga meluncurkan ZeroStunting—sebuah inisiatif kolaborasi antara sektor publik dan swasta,  memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengubah intervensi kesehatan masyarakat dan memberdayakan orang tua untuk meningkatkan gizi anak-anak mereka.

    Proyek inovatif yang dijuluki “SAKTI” ini didukung oleh hibah dari Infoxchange —sebuah organisasi terkemuka yang didedikasikan untuk mendorong transformasi digital untuk dampak sosial.

    Salah satu intervensi kunci untuk memerangi Stunting adalah memastikan anak-anak mengonsumsi makanan kaya protein, seperti telur.

    Sumber makanan tinggi protein berperan  dalam perkembangan tinggi badan dan berat badan anak.

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi setidaknya satu telur per hari selama 6 bulan dapat meningkatkan berat dan tinggi badan, serta mengurangi persentase balita yang mengalami stunting.

    Selain itu, edukasi pada orangtua mengenai pola asuh yang baik dan pemberian gizi yang tepat sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.

    Didanai oleh Infoxchange, proyek ini merupakan bagian dari upaya lebih besar untuk memperluas solusi inovatif yang mengatasi malnutrisi anak di seluruh Indonesia.

    Hibah ini memungkinkan Edu Farmers untuk memanfaatkan alat digital canggih dan analitik data untuk memastikan bahwa intervensi yang diberikan berdampak dan berkelanjutan.

    Melalui integrasi teknologi AI,, ZeroStunting tidak hanya meningkatkan pelacakan gizi, tetapi juga membuka jalan bagi inisiatif kesehatan masyarakat dan transformasi digital di masa depan.

    Proyek ZeroStunting mengintegrasikan sistem berbasis AI dari KeyReply, menyediakan antarmuka yang mulus dan ramah pengguna bagi orang tua untuk mencatat makanan harian anak-anak mereka. Orang tua kini dapat melaporkan konsumsi telur anak-anak mereka di SAKTI dan asupan gizi secara keseluruhan.

    Membantu memperbarui data secara real time, Cukup dengan melaporkan apakah anak mereka mengonsumsi telur, orang tua   yang memungkinkan pemangku kepentingan memantau tren gizi dan melakukan intervensi jika diperlukan.

    “Kami memanfaatkan alat WhatsApp yang didorong oleh AI untuk secara otomatis mengumpulkan data waktu nyata tentang konsumsi telur harian dan pertumbuhan anak. Umpan balik langsung ini memungkinkan kami untuk mengetahui kekurangan gizi dan melaksanakan intervensi yang tepat waktu untuk memastikan setiap anak yang berisiko menerima dukungan penting yang mereka butuhkan,” kata dr. Lukmanul Hafiz, Kepala Program & Operasi Stunting di Edu Farmers Foundation dalam keteranganya belum lama ini.

    Solusi AI dari KeyReply menyederhanakan proses dengan mengotomatiskan pengumpulan data, memvalidasi laporan gizi, dan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.

    Sistem AI mengidentifikasi tren konsumsi telur dan asupan gizi, memberitahu pemangku kepentingan ketika intervensi diperlukan.

    Selain itu, AI terintegrasi dengan mulus dengan platform seperti WhatsApp, memastikan akses yang mudah bagi orang tua untuk melaporkan dan menerima panduan tentang gizi anak mereka.

    Sejak 2022, inisiatif ini telah berdampak pada hampir 2.000 anak di 66 kecamatan dan desa di Indonesia. Data terkini menunjukkan tingkat kepatuhan 70-80 persen  di antara orang tua yang memberikan telur kepada anak-anak mereka.

    Melalui pelacakan berbasis AI dan keterlibatan yang dipersonalisasi, program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi orang tua sebesar  10-15 persen untuk memastikan manfaat gizi yang berkelanjutan.

    Data yang dikumpulkan dianalisis untuk memberikan wawasan tentang pola makan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian segera.

    Penggunaan teknologi AI memungkinkan proyek ini dapat menilai tren, memprediksi risiko, dan mendukung organisasi pemerintah dan non-profit dalam mengimplementasikan program gizi yang terarah.

    Kampanye One Day, One Egg dari Edu Farmers menyediakan telur yang disubsidi/didonasi kepada anak-anak yang mengalami atau berisiko stunting.

    Intervensi enam bulan ini memastikan anak-anak menerima satu telur setiap hari. Telur merupakan sumber protein penting yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

    Program ZeroStunting bertujuan untuk mengurangi angka stunting sebesar 20 persen untuk penerima manfaat yang berpartisipasi dalam setiap siklus program enam bulan.

    Data dasar menunjukkan penurunan rata-rata prevalensi stunting sebesar 17% tanpa intervensi digital. Program One Day, One Egg menargetkan peningkatan tambahan 3% hingga 7%, sehingga memperkuat dampak dari inisiatif ini.

     

  • Daftar Penyakit yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Terbaru 2025

    Daftar Penyakit yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Terbaru 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Berikut ini daftar penyakit yang ditanggung dan tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2014, ada 144 jenis penyakit yang sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.

    Ini mencakup penyakit umum seperti demam berdarah hingga penyakit berat seperti kanker dan gagal ginjal, asalkan peserta memiliki status kepesertaan aktif.

    Kemudian ada 21 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Masyarakat tidak bisa mendapat layanan BPJS Kesehatan apabila berkaitan dengan estetika.

    Daftar 144 Penyakit yang Ditanggung BPJS Kesehatan

    Berikut 144 jenis penyakit yang dijamin BPJS Kesehatan:

    1. Kejang Demam

    2. Tetanus

    3. HIV AIDS tanpa komplikasi

    4. Tension headache

    5. Migren

    6. Bell’s Palsy

    7. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo)

    8. Gangguan somatoform

    9. Insomnia

    10. Benda asing di konjungtiva

    11. Konjungtivitis

    12. Perdarahan subkonjungtiva

    13. Mata kering

    14. Blefaritis

    15. Hordeolum

    16. Trikiasis

    17. Episkleritis

    18. Hipermetropia ringan

    19. Miopia ringan

    20. Astigmatism ringan

    21. Presbiopia

    22. Buta senja

    23. Otitis eksterna

    24. Otitis Media Akut

    25. Serumen prop

    26. Mabuk perjalanan

    27. Furunkel pada hidung

    28. Rhinitis akut

    29. Rhinitis vasomotor

    30. Rhinitis vasomotor

    31. Benda asing

    32. Epistaksis

    33. Influenza

    34. Pertusis

    35. Faringitis

    36. Tonsilitis

    37. Laringitis

    38. Asma bronchiale

    39. Bronchitis akut

    40. Pneumonia, bronkopneumonia

    41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi

    42. Hipertensi esensial

    43. Kandidiasis mulut

    44. Ulcus mulut (aptosa, herpes)

    45. Parotitis

    46. Infeksi pada umbilikus

    47. Gastritis

    48. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)

    49. Refluks gastroesofagus

    50. Demam tifoid

    51. Intoleransi makanan

    52. Alergi makanan

    53. Keracunan makanan

    54. Penyakit cacing tambang

    55. Strongiloidiasis

    56. Askariasis

    57. Skistosomiasis

    58. Taeniasis

    59. Hepatitis A

    60. Disentri basiler, disentri amuba

    61. Hemoroid grade 1/2

    62. Infeksi saluran kemih

    63. Genore

    64. Pielonefritis tanpa komplikasi

    65. Fimosis

    66. Parafimosis

    67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore)

    68. Infeksi saluran kemih bagian bawah

    69. Vulvitis

    70. Vaginitis

    71. Vaginosis bakterialis

    72. Salphingitis

    73. Kehamilan normal

    74. Aborsi spontan komplit

    75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan

    76. Ruptur perineum tingkat ½

    77. Abses folikel rambut/kelj sebasea

    78. Mastitis

    79. Cracked nipple

    80. Inverted nipple

    81. DM tipe 1

    82. DM tipe 2

    83. Hipoglikemi ringan

    84. Malnutrisi energi protein

    85. Defisiensi vitamin

    86. Defisiensi mineral

    87. Dislipidemia

    88. Hiperurisemia

    89. Obesitas

    90. Anemia defiensi besi

    91. Limphadenitis

    92. Demam dengue, DHF

    93. Malaria

    94. Leptospirosis (tanpa komplikasi)

    95. Reaksi anafilaktik

    96. Ulkus pada tungkai

    97. Lipoma

    98. Veruka vulgaris

    99. Moluskum kontangiosum

    100. Herpes zoster tanpa komplikasi

    101. Morbili tanpa komplikasi

    102. Varicella tanpa komplikasi

    103. Herpes simpleks tanpa komplikasi

    104. Impetigo

    105. Impetigo ulceratif ( ektima)

    106. Folikulitis superfisialis

    107. Furunkel, karbunkel

    108. Eritrasma

    109. Erisipelas

    110.Skrofuloderma

    111. Lepra

    112. Sifilis stadium 1 dan 2

    113. Tinea kapitis

    114. Tinea barbe

    115. Tinea facialis

    116. Tinea corporis

    117. Tinea manus

    118. Tinea unguium

    119. Tinea cruris

    120. Tinea pedis

    121. Pitiriasis versicolor

    122. Candidiasis mucocutan ringan

    123. Cutaneus larvamigran

    124. Filariasis

    125. Pedikulosis kapitis

    126. Pediculosis pubis

    127. Scabies

    128. Reaksi gigitan serangga

    129. Dermatitis kontak iritan

    130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)

    131. Dermatitis numularis

    132. Napkin ekzema

    133. Dermatitis seboroik

    134. Pitiriasis rosea

    135. Acne vulgaris ringan

    136. Hidradenitis supuratif

    137. Dermatitis perioral

    138. Miliaria

    139. Urtikaria akut

    140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption

    141. Vulnus laseraum, puctum

    142. Luka bakar derajat 1 dan 2

    143. Kekerasan tumpul

    144. Kekerasan tajam

    Daftar 21 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan