Produk: protein

  • Bos BGN Bilang Anaknya Tinggi 185 cm Berkat Minum Susu 2 Liter Sehari, Ini Tanggapan Dokter

    Bos BGN Bilang Anaknya Tinggi 185 cm Berkat Minum Susu 2 Liter Sehari, Ini Tanggapan Dokter

    GELORA.CO – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyinggung soal kebiasaan minum susu pada dua anaknya yang memiliki tinggi badan di atas 180 cm.

    Awalnya, Dadan mengungkapkan tentang pentingnya makan gizi seimbang pada anak-anak. Intervensi dengan pemberian nutrisi yang baik membuat tinggi badan seorang anak maksimal. Bila nutrisi anak tidak diintervensi diprediksi tinggi seorang anak hanya kisaran 160-165 cm.

    Adanya intervensi seperti pemberian makan bergizi gratis bisa meningkatkan potensi tinggi anak mencapai 180 cm.

    Ia kemudian menyinggung tinggi badan kedua putranya yakni 181 cm dan 185 cm karena minum susu. Bahkan salah satu putranya ada yang minum susu hingga dua liter dalam sehari yang membuat badan menjulang.

    “Minum susunya diwajibkan sama ibunya dari kecil sampai SMA kelas 2, wajib. Dan bahkan pada saat pertumbuhan anak saya yang kecil itu minum susu dua liter sehari. Jadi tulangnya besar-besar, makanya tubuhnya tinggi,” kata Dadan dalam Peluncuran Pembangunan 1.000 SPPG Pesantren di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, Bangkalan, Jawa Timur.

    Apa benar minum susu bisa membuat tinggi badan optimal?

    Dokter spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik, Meta Hanindita, mengatakan bahwa pertumbuhan tinggi badan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti nutrisi, stimulasi, hormonal, genetik dan hal lainnya.

    Susu termasuk dalam asupan nutrisi yang termasuk ke dalam protein hewanin. Namun, penting diingat tentang prinsip nutrisi lengkap dan seimbang.

    Susu 2 Liter per Hari = Nutrisi Tidak Seimbang

    Meta mengatakan minum dua liter susu per hari untuk anak itu merupakan nutrisi yang tidak seimbang. Anak di atas satu bila ingin minum susu rekomendasinya paling banyak 500 ml per hari.

    “Anak di atas satu tahun, susu direkomendasikan MAKSIMAL 500 ml per hari, walau ada literatur yang membolehkan hingga 720 ml per hari,” kata Meta dalam akun Instagram pribadinya yang Health-Liputan6 kutip atas seizinnya.

    Sesuatu hal yang berlebihan memiliki memiliki dampak tidak baik kepada anak. Begitu pula ketika seorang anak mengonsumsi susu dalam jumlah melebihi rekomendasi.

    “Konsumsi susu yang berlebihan justru dapat menyebabkan berbagai gangguan mualai anemia defisiensi besi, gangguan penyerapan, gangguan pertumbuhan, obesitas hingga gangguan keterampilan makan,” kata Meta.

    Bagaimana agar Anak Mencapai Tinggi Badan Optimal?

    Wanita yang praktik di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur ini pun mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tinggi badan anak optimal:

    Berikan nutrisi lengkap seimbang sesuai usai anakStimulasi berupa aktivitas fisik sesuai usiaDurasi tidur yang cukup sesuai usia anak, jangan sampai anak tidur terlalu malam.Lengkapi status imunisasi untuk menjaga kesehatan secara umum.

  • Harga Pangan Hari Ini, Kamis 29 Mei: Harga Daging Sapi Stabil Jelang Iduladha

    Harga Pangan Hari Ini, Kamis 29 Mei: Harga Daging Sapi Stabil Jelang Iduladha

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata daging sapi murni secara nasional di tingkat konsumen terpantau masih stabil menjelang Hari Raya Iduladha 2025. Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan Hari Raya IdulAdha 2025 atau 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada 6 Juni 2025.

    Melansir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (29/5/2025) pukul 07.38 WIB, harga rata-rata daging sapi murni dibanderol Rp133.390 per kilogram, atau berada di bawah harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp140.000 per kilogram.

    Sementara itu, rata-rata daging kerbau beku impor adalah Rp95.000 per kilogram di tingkat konsumen. Untuk harga rata-rata daging ayam ras dibanderol Rp33.521 per kilogram secara nasional atau di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram. Harga rata-rata telur ayam ras juga turun menjadi Rp28.471 per kilogram di tingkat konsumen, atau berada di bawah HAP nasional Rp30.000 per kilogram.

    Di sisi lain, komoditas pangan lain yang bersumber protein hewani seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng rata-rata dibanderol seharga Rp41.467 per kilogram, Rp34.583 per kilogram, dan Rp33.531 per kilogram.

    Beralih ke aneka beras, harga rata-rata beras premium dibanderol Rp15.506 per kilogram secara nasional, di mana harga eceran tertinggi (HET) untuk tipe beras ini adalah Rp14.900 per kilogram secara nasional.

    Harga rata-rata beras medium secara nasional juga melampaui HET nasional yang semestinya di level Rp12.500 per kilogram. Secara rata-rata nasional, harga beras medium dibanderol Rp13.473 per kilogram di tingkat konsumen.

    Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik menjadi Rp12.744 per kilogram, atau sedikit melampaui dari HET nasional Rp12.500 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional tembus Rp44.271 per kilogram di tingkat konsumen. Harganya masih berada di rentang HAP Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Aneka cabai lainnya, seperti cabai merah keriting dibanderol dengan harga rata-rata Rp41.082 per kilogram. Harganya berada di rentang HAP nasional Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sementara itu, harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp37.679 per kilogram. 

    Panel harga juga menunjukkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dipatok Rp20.331 per liter dan Rp17.007 per liter. Lalu, harga rata-rata Minyakita secara nasional dibanderol Rp17.235 per liter atau masih melampaui HET Rp15.700 per liter.

    Lebih lanjut, harga rata-rata bawang merah dibanderol Rp35.846 per kilogram, sedangkan harga rata-rata bawang putih bonggol adalah Rp40.067 per kilogram secara nasional.

    Untuk harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.546 per kilogram dan Rp11.461 per kilogram di tingkat konsumen. Kemudian, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing dipatok Rp12.543 per kilogram dan Rp9.456 per kilogram.

    Harga pangan lainnya, yakni kedelai biji kering impor dibanderol dengan harga rata-rata Rp10.991 per kilogram, sedangkan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp5.947 per kilogram.

  • MBG Baru Dimulai di Polewali Mandar, Siswa: Tak Perlu Beli Jajan Lagi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Mei 2025

    MBG Baru Dimulai di Polewali Mandar, Siswa: Tak Perlu Beli Jajan Lagi Regional 28 Mei 2025

    MBG Baru Dimulai di Polewali Mandar, Siswa: Tak Perlu Beli Jajan Lagi
    Tim Redaksi

    POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com
    – Ribuan siswa di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menyambut antusias peluncuran perdana Program
    Makan Bergizi Gratis
    (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo.
    Peluncuran perdana pada Rabu (28/5/2025) menyasar 1.750 siswa dari tiga sekolah penerima manfaat tahap awal.
    Tiga sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan perdana program MBG adalah SDN 027 Takatidung, SMPN 3 Polewali, dan SMAN 1 Polewali.
    Menu hari pertama MBG berupa nasi putih, ayam kecap, tumis buncis wortel, tempe, buah pisang, dan susu.
    Makanan disiapkan dan didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Yayasan Darul Ilhamiah Nusantara yang berlokasi di Jalan Andi Depu, Kelurahan Takatidung.
    “Launching MBG ini baru dimulai di 3 sekolah, pesertanya ada 1.750 siswa dan secara bertahap akan terus bertambah,” jelas Muh Firman Jaelani, Kepala SPPG Polewali Takatidung.
    Firman menambahkan bahwa menu harian dirancang oleh ahli gizi dan chef profesional, dan akan berganti setiap minggu untuk menjaga keberagaman nutrisi.
    Setiap SPPG ditargetkan mampu melayani hingga 4.000 siswa, namun untuk tahap awal ini masih difokuskan pada tiga sekolah.
    Program MBG akan berjalan lima hari dalam sepekan, yakni Senin hingga Jumat.
    Antusiasme siswa pun terlihat sejak hari pertama pelaksanaan.
    Salah satunya, Canseria Putri, siswi SMAN 1 Polewali, mengaku senang dengan program ini karena dapat membantu menghemat uang jajan sekaligus mencukupi kebutuhan gizi.
    “Sudah lama dengan programnya tapi baru hari ini mulai. Mudah-mudahan bisa terus berkelanjutan agar bisa mengurangi biaya operasional siswa di sekolah, minimal tidak perlu lagi beli jajan karena sudah disiapkan sekolah,” ujar Canseria.
    Ia menyebutkan makanan yang disajikan lengkap, terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, dan susu, serta memiliki rasa yang enak.
    Ia berharap program MBG bisa terus berjalan dalam jangka panjang agar benar-benar memberi manfaat bagi siswa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menelisik Model Bisnis Koperasi Desa Merah Putih

    Menelisik Model Bisnis Koperasi Desa Merah Putih

    Jakarta

    Pemerintah tengah mengebut pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih. Hal ini diiringi dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang menginstruksikan peran kementerian/lembaga untuk mewujudkannya.

    Sejalan dengan itu, pemerintah juga menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2025 mengatur tentang Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Keppres tersebut mengatur tentang struktur satgas dari tingkat pusat hingga daerah, hingga sumber pendanaan kerja Satgas.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai Ketua Satgas, didampingi empat wakil ketua terdiri dari Menteri Koperasi, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Menteri Dalam Negeri, dan juga Menteri Kelautan dan Perikanan. Pembentukan Kopdes Merah Putih ini dinilai sebagai solusi yang menjawab permasalahan ekonomi di desa.

    Dalam kesempatan dengan detikSore, Zulhas buka-bukaan mengenai progres terkini Kopdeskel Merah Putih. Tidak hanya itu, Zulhas juga membeberkan terkait model bisnis yang akan dijalankan, pendanaan serta pengurusnya. Berikut cuplikan lengkap wawancaranya:

    Pak Zulkifli Hasan selaku Menko Pangan dan juga Ketua Satgas Koperasi Desa Merah Putih hari-hari ini mestinya semakin sibuk dengan menuju ke tanggal nanti di hari kooperasi akan diresmikan Koperasi Desa Merah Putih ya?

    Tanggal 12 (Juli).

    Kebetulan ini bertepatan banget sama hujan. Saya sebutkan wajahnya Pak Zulhas cerah banget sekarang ini. Apakah ini ada hubungannya juga dengan stok pangan kita yang semakin hari semakin aman?

    Iya saya barusan salat, jadi ada wudhu kan, biasa jadi fresh gitu ya. Selain tadi stok pangan cukup. Sampai tahun depan insyaallah cukup.

    Ini katanya juga tertinggi sepanjang sejarah Indonesia?

    Sampai tahun depan mudah-mudahan kita nggak impor beras lagi. Tahun lalu kita 3,8 juta impor.

    Bertepatan dengan nuansa yang positif ini juga pemerintah sedang gencar-gencarnya membentuk Koperasi Desa Merah Putih yang juga menjadi salah satu sumber harapan di masa mendatang bisa meningkatkan target pertumbuhan ekonomi nasional kita. Tempo hari Pak Zulhas juga sudah banyak ngobrol soal Koperasi Desa Merah Putih sebetulnya, tapi kita pengin tahu updatenya nih sekarang. Bapak kan dikasih tugas untuk bisa mempercepat pembentukan koperasi-koperasi Desa Merah Putih ini yang targetnya itu sekitar 70 ribu koperasi nanti di tanggal 12. Sampai hari ini boleh di-share ke kita progresnya seperti apa?

    Saya cerita dulu ya. Kita bahagianya bahwa Presiden ini (punya) konsep yang sudah matang. Jadi beliau itu visi, misi, konsepnya itu sudah terang, jelas gitu ya dan semua itu keberpihakan kepada rakyat itu luar biasa, hampir semua.

    Dan itulah saya kira yang menjadi kebanggaan kami, menjadi kebahagiaan kami. Oleh karena itu kami kerja tidak pernah lelah, tidak pernah mengeluh ya.

    Kami bahagia karena apa yang menjadi pekerjaan ini sama dengan apa kita cita-citakan. Apa yang ada di hati kita dan apa yang dirasakan rakyat dan apa yang menjadi tujuan kita berbangsa-bernegara.

    Pertama, Bapak Presiden ingin kita ini tidak susah makan. Produksi kita untuk makan itu cukup. Kita harus mandiri, kita harus berdaulat. Makan dulu. Kalau makan kita enggak bisa, bagaimana yang lain?

    Jadi makan dulu. Alhamdulillah. Makan itu ada dua. Satu protein, satu karbohidrat.

    Alhamdulillah karbohidrat ini sudah kita atasi. Stoknya tadi yang sampaikan sudah 3,9 juta (ton). Jadi sampai tahun depan insyaallah kita tidak impor beras lagi.

    Begitu juga jagung, banyak stoknya. Ini sudah cukup. Tinggal kita sekarang akan mengejar protein, ada ikan, nanti ada daging, telur, dan lain-lain. Itu kita akan kejar. Mungkin di bulan Juli sampai akhir tahun kita akan fokus ke sana.

    Secara paralel ya?

    Iya, secara paralel. Kalau ini sudah, maka cukup tidak? Nggak cukup. Yang harus dibangun itu adalah ekosistem ekonomi di desa, agar desa itu punya kegiatan ekonomi yang produktif. Kita inginkan rakyat kita itu produktif, kreatif, sehingga kita bisa menjadi bangsa yang kuat, maju, hebat gitu. Tapi kalau tidak, tentu nanti kalau dikit-dikit sumbangan, dikit-dikit bansos, dikit-dikit nanti apa lagi. Jadi kita, ya itu oke, tapi untuk sementara boleh.

    Tapi kita harus mendidik, kalau kita ingin menjadi negara maju, rakyat kita ini harus kerja keras, harus kreatif, dan itu saya yakin bisa. Asal mereka dapat reward yang jelas.

    Seperti petani, dia nanam rajin sekali, tapi gabahnya dihargai Rp 4.500? Ya males dong. Tapi begitu kita hargai Rp 6.500, dia luar biasa. Kita berlebih gitu.

    Jadi aslinya rakyat kita ini rajin, mau kerja keras asal ada reward-nya. Maksudnya apa yang dikerjakan itu dihargai dan dinilai.

    Nah setelah pangan, maka berikutnya kita harus membangun ekonomi, ekosistem ekonomi desa itu, ini langsung konsep dari Pak Prabowo. Maka dibentuklah Koperasi Desa Merah Putih, atau Koperasi Kelurahan Merah Putih, atau Desa Nelayan Merah Putih.

    Agar apa? Tadi itu Agar ekonomi desa itu tumbuh, anak-anak muda tidak kehilangan harapan, ada pekerjaan, sehingga dia tidak lari atau tidak pergi ke kota. Kadang-kadang jadi macam-macam gitu ya.

    Nah ini konsep dari Presiden langsung. Koperasi Desa ini dibentuk memang tidak seperti yang lalu-lalu, beda. Kalau dulu-dulu, itu kasih uang, nanti pinjaman, namanya simpan pinjam. Yang minjam semua, begitu ada uang kelihatan disimpan pinjam semua, yang nyimpan enggak ada. Biasanya itu ada KUD kan – Ketua Untung Duluan. Ini biasanya 6 bulan, 1 tahun, tutup. Kita tidak ingin begitu.

    Jadi nggak ada lagi KUD (Ketua Untung Duluan) nanti ya?

    Kita ingin ini berhasil, kita ingin ini sukses, Pak Presiden perintahkan ini harus sukses, harus betul-betul bisa membuat ekonomi di desa itu berkembang. Karena itu kami di sini tidak pakai APBN, nggak.

    Jadi dana modal untuk koperasi ini tidak bersumber dari APBN?

    Tidak ada pemberian gratis, nggak ada atau pakai APBN, tidak ada. Ada APBD tapi waktu mendirikan notaris saja – Rp 2,5 juta. Hanya notaris Rp 2,5 juta itu saja.

    Lain semuanya tidak ada APBN, tidak ada APBN, enggak ada. Dan ini bukan bagi-bagi uang, tapi ini adalah gerakan untuk keberpihakan kepada rakyat, keberpihakan kepada ekonomi pedesaan, keberpihakan kepada rakyat yang ekonominya tertinggal. Jadi ini soal keberpihakan. Tidak ada pemberian, nggak.

    Tidak ada bagi-bagi, nggak ada. Oleh karena itu, Kopdes ini, nanti gimana dong modalnya? Dari mana duitnya? Dari mana mereka bergerak? Kita pikirkan usahanya dulu.

    Kalau dibagi duit nggak ada usahanya, habis juga. Pikirkan usahanya dulu. Presiden perintahkan harus ada gedungnya, harus ada gedungnya, sekurang-kurangnya nanti 400 meter.

    Gedung nanti harus ada isinya. Apa yang menguntungkan? Satu, setelah ada tempatnya, yang menguntungkan apa? Agen pupuk, pasti ada untungnya. Jadi Kopdes nanti menjadi agen pupuk, pupuk subsidi.

    Kedua; ini langsung arahan dari Pak Presiden, koperasi ini nanti harus menjadi agen, karena semua dipakai di desa-desa, di kampung-kampung, itu gas melon, LPG 3 kg ini harus ada.

    Ketiga, harus ada warung. Paling nggak warung sembako; beras, minyak, gula, sabun, macam-macam lah ya. Harus ada warungnya. Ini juga kan menguntungkan.

    Keempat, di desa, kata Pak Presiden, tidak boleh ada orang yang tidak terjamin kesehatannya. Maka harus ada klinik, atau Pustu atau pusat pembantu puskesmas. Harus ada apotek sederhana.

    Jadi kalau orang sakit di desa, tidak harus ke kota, karena di desanya enggak ada apa-apa. Cukup bisa diselesaikan di desa, kalau masuk angin, salah makan. Kalau berat baru dia ke kota.

    Harus ada logistik. Jadi nanti kalau ada hasil pertanian di kampung, dibawa ke koperasi, ada angkutannya. Sebaliknya dari koperasi mau ke kabupaten, ada angkutannya. Dari kota ke koperasi ada angkutannya.

    Jadi itu kira-kira, dan nanti kerjasama dengan Pos (Indonesia). Pos (Indonesia) itu nanti untuk bantuan-bantuan pemerintah keseluruhannya, apakah bansos, apakah uang, pangan, beras, dan sebagainya, nanti cukup di-drop di Kopdes. Kodes yang mau bagi kepada masyarakat di desa itu, sehingga ada untungnya, ada pendapatannya.

    Satu lagi, harus ada lembaga keuangan. Karena selama ini di desa itu ada rentenir, ada tengkulak, ini harus dipangkas. Tidak boleh ada judol tengkulak, rentenir, harus kita pangkas, nggak boleh ada lagi.

    Maka satunya harus ada BRILink, atau BSI, atau BNI. Nanti di situ. Sehingga di situ juga bisa ada income, ada pendapatan.

    Itu juga memotong akses yang jauh. Desa itu jauh ke bank itu. Ini langsung bank datang ke desa. Jadi, menghindari tadi ya, rentenir, pinjol, kemudian tengkulak-tengkulak. Karena petani itu biasa menanam jagung, perlu pupuk, kan mesti beli dulu. Petani nggak ada duit, akhirnya ke tukang ijon, untung bagi dua, repot kita.

    Nah sekarang ada BRILink. Jadi, mendekatkan desa, akses perbankan.

    Tadi ada sembako memotong rantai pasok yang panjang dari pusat produksi ke desa itu berapa. Grosir-grosir sedang, grosir kecil, toko, pengecer panjang sekali. Ini langsung dipotong. Jadi kita pikirkan usahanya dulu.

    Nanti kalau sudah berkembang, tentu potensi desa itu juga bisa dikembangkan dengan baik.

    Nah sekarang baru kita mikir uangnya. Uangnya dari mana? Dananya itu, pinjem bank. Karena usaha sudah kelihatan, ada untung, harga bagus, ya. Tadi yang saya sebutkan tadi, maka bank akan kasih pinjam. Dan juga pemerintah yang jamin.

    Jadi ada plafon. Jadi bukan bagi-bagi duit, nggak. Orang bilang, ‘wah ini Pak Menkopangan, dapat koper, berkoper-koper, dapat duit.’ Nggak ada.

    Nanti pinjaman ini akan dijamin sama pemerintah?

    Dijamin oleh pemerintah. Karena yang membentuk koperasi itu adalah pemerintahan desa.

    Lewat apa, Pak, dijamin lembaganya?

    Yang membentuk pemerintahan desa. Ya, pemerintahan desa. Jadi, ini punya milik pemerintahan desa, tetapi punya anggota masyarakat yang ada di desa situ. Jadi dikasih plafon. Plafon pinjaman Rp 3 miliar. Plafon pinjaman.

    Begitu datang sembakonya, dihitung. Saya mau minjam nih Rp 500 juta, dihitung sama bank. BRI kan ada di situ, ada orangnya. Orangnya di situ. Wah ini Rp 100 juta, ya boleh minjam Rp 100 juta. Terus dia, saya jadi agen pupuk, minjam Rp 500 juta.

    Eh, ini pupuknya dihitung berapa Pusri? Ke Pupuk Indonesia berapa? Dihitung Rp 50 juta, ya kasih bayarnya Rp 50 juta.

    Plafon Rp 3 miliar, bisa pakai lebih, bisa kurang.

    Nanti kalau sudah berkembang, maka Koperasi Desa Merah Putih atau Koperasi Kelurahan Merah Putih itu bisa nambah. Bahkan bisa menjadi penjamin potensi desa itu yang ingin mengambil kredit. Misalnya di situ ada usaha perikanan, atau usaha pertanian, atau ada usaha peternakan yang dinilai oleh bagus untung layak, itu bisa diberi rekomendasi, pinjam ke bank yang ada di sini BRILINK, BNI LINK, atau dengan BSI tadi itu.

    Dengan begitu kita berharap ini bisa berkembang. Memang ini perlu capek. Memang kalau mau mudah kan ada uang bagi aja, selesai, tapi nggak berhasil.

    Kita memilih jalan yang sulit. Jalan yang panjang. Tapi harus dibina, dibantu, dimandori. Nanti akan ada 2 orang dari tenaga P3K ditaruh di situ.

    Buat apa tuh?

    Ya buat membantu.

    Jadi ada unsur pemerintah masuk dari P3K?

    P3K, ada juga BRILink ada orangnya kan? Jadi ada 3 orang. 3 orang yang bantu me-maintain bagaimana pembukuannya, bagaimana auditnya, bagaimana pelaporannya.

    Memang kita capek ini. Tapi kalau memudah ya bagi duit, tapi selesai. Nah kalau ini memang kita lebih sulit, kita mandori dulu koperasinya, kita jagain, kita bantu seperti bayi ya, kasih susu, dimandiin, pakaikan baju, sampai dia tumbuh, berkembang, sampai kuat, baru nanti dilepas.

    Dengan begini, walaupun kita capek, ada Satgas ya, Satgas Pusat, Satgas Provisi, Satgas Kabupaten, tapi dengan begitu ini saya, kita meyakini ini bisa berkembang dengan baik.

    Mau tanya lebih detail sedikit soal permodalan yang datang dari bank tadi, sempat dimention ada BSI di situ, ada BNI?

    Bank Himbara, atau swasta juga kalau mau silakan.

    Tapi sejauh ini Himbara semuanya udah komitmen ya untuk bisa memberikan (kredit) itu?

    Ya

    Kalau itu semua bisa terjadi, wah kebayang sih bahwa desa itu akan kembali berdaulat gitu, nanti bisa berdikari. Orang-orang bahkan mungkin akan jadi balik ke desa semua?

    Diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja 2 juta. Kalau berkembang, ya bisa 2 juta tenaga kerja di desa itu bisa ditampung.

    Dan orang-orang yang mengurus juga mestinya butuh kualifikasi yang cukup baik dong?

    Ada standarnya dong nanti, jadi yang menjadi pengurus, memang karena didirikan oleh pemerintah desa, ex officio, kepala desa menjadi dewan pengawas, tapi pengurusnya yang profesional.

    Kondisi desa kita saat ini cukup untuk mengurus Koperasi Desa Merah Putih itu?

    Banyak anak-anak yang pintar, sarjana-sarjana hampir tiap desa ada. Itu nanti yang direkrut sarjana-sarjana itu untuk membantu mengurus koperasi. Banyak sarjana-sarjana kita, lulusan sekolah, hampir tiap desa itu mungkin nggak 1, 2, banyak. Cuman lapangan pekerjaannya nggak ada.

    Pemerintah optimistis dari sumber daya yang ada di desa saat ini berarti bisa untuk bisa menjalankan itu dengan baik?

    Kita nggak kurang SDM, cuma memang diperlukan keberpihakan. Jadi ini saya sudah, misalnya kemarin saya rapat dengan BUMN, ada BUMN Pupuk, ada BUMN Gas, Pertamina Patraniaga, ada Bulog, ada ID Food, ada Pos. Saya mengatakan kepada mereka, kita tidak minta, kita minta diperlakukan sama dengan yang lain-lain.

    Misalnya menjadi agen pupuk, kita nggak minta, kita bayar, ada duitnya. Kalau menjadi agen gas, kita bayar, tidak ada yang gratis, tidak ada bantuan, tidak ada free, nggak ada.

    Cuma kita minta, yuk permudah aja. Ini Kopdes menjadi agen, kasih dong gas melon, pangkalan. Kasih dong pangkalan pupuk, itu aja, dibayar.

    Itu nanti butuh payung hukum baru nggak untuk biar bisa semua kooperasi Desa Merah Putih menyalurkan LPG 3 kg?

    Oh iya tentu. Sekarang Koperasi itu kan dibentuk oleh Musdesus. Jadi Desa Musyawarah dibentuk terserah mereka. Nah setelah jadi, daftarkan KUM. Jadi itu koperasi, ada pengurusnya. Sudah langsung bisa.

    Maksudnya, semua kooperasi Desa Merah Putih bisa menjadi penyalur LPG 3 kg, apakah butuh payung hukum baru?

    Oh nggak usah lagi, sudah. Sudah bisa, ada payung hukumnya. Sudah itu, koperasi itu kan sudah badan usaha untuk apa saja.

    Katakanlah semuanya ini terlaksana dengan baik gitu ya, unit bisnis yang diharapkan bisa dijalankan itu berlangsung dengan baik gitu sama koperasi-koperasi kita. Kemudian ini kan juga ada di desa yang existing-existing. Itu gimana pemetaannya biar nggak bentrok?

    Jadi terserah kepada Musdesus masyarakat desa. Koperasi Merah Putih itu mau koperasi yang sudah ada dijadikan Kopdes monggo, terserah mereka.

    Mau bikin baru, silakan. Mau kooperasi yang sudah mati mau diaktifkan, silakan. Oh koperasinya ada 2-3 tapi kurang jalan digabung jadi 1, silakan.

    Oh mau masing-masing silakan. Jadi tidak ada apa-apa, tidak ada masalah. Oh di situ ada koperasi maju semua 3, syukur alhamdulillah.

    Lebih banyak yang maju lebih bagus. Kerjasama jadi kopdes nanti semacam holding kan. Ini bisa kerjasama. Jadi saling mendukung.

    Jadi nggak ada yang saling makan tuh?

    Nggak ada. Nelayan khusus ikan, silahkan. Nanti bahkan ada lagi apa khusus peternak ayam, boleh. Malah semakin maju semakin bagus. Kalau nggak maju, nah baru pusing kita.

    Kan saya juga dengar kalau Pak Menkop, Budi Arie, sempat bilang bahwa ini nih bisnisnya dijamin menguntungkan gitu. Karena pendekatan bisnisnya adalah monopoli. Saya jadi khawatir monopoli ini apakah jadi sesuatu yang dikhawatirkan nanti di desa?

    Nggak ada, warung dimana-mana ada. Mana ada monopoli. Nggak ada monopoli. Warung tuh dimana-mana ada. Cuma ini desa punya juga warung. Kopdes ini. Sehingga harganya dari pusat nggak diuntungin terlalu banyak.

    Rantainya nggak panjang. So, silahkan aja. Mau beli sini, beli sini silakan. Gas melon kan pangkalan banyak juga. Cuma kopdes sudah ada dimana-mana, gitu. Kopdes juga dikasih dong.

    Jadi intinya adalah ini seperti memutus rente gitu ya?

    Yang di desa yang selama ini ada. Desa itu kita mau putus namanya tengkulak, pinjol. Namanya Rentenir ini kita putus.

    Middleman, makelar kita putus. Dari jauh, dari pusat, rantai distribusi yang panjang. Rantai distribusi panjang dari pabrik, grosir-grosir, pengecer-pengecer kita potong.

    Ketiga, kita mendekatkan akses nih. Dari bank orang desa yang nggak pun bertimbang sekarang, BRI masuk di desa nih.

    Yang keempat dengan begini maka desa ini tenaga kerjanya banyak. Jadi orang nggak perlu nggak perlu ikut jadi apa jadi begal, atau jadi apa namanya itu preman.
    Ada kerjaan.

    Berarti ada sebuah jaminan juga bahwa harga-harga yang dijual nanti dari koperasi ini akan menjaga stabilitas harga di desa itu nanti, termasuk LPG?

    Sekaligus ini nanti kalau maju, maka inilah nanti saya kira akan ikut membantu stabilisasi harga. Misalnya tiba-tiba harga minyak melejit, maka pemerintah melakukan operasi pasar kan sudah ada kopdes. Jadi untuk menjaga stabilisasi harga-harga bahan pokok.

    Tiba-tiba harga mulai melejit, kita bisa operasi pasar. Sudah ada kakinya kan, ada kopdesnya.

    Bakal ada aturannya nggak pak nanti kaya koperasi nggak boleh menjual dari harga batas segini gitu?

    Nggak, ya kalau rugi kan dia gimana? Dia nggak boleh rugi.

    Jadi sesuai mekanisme pasar aja?

    Iya. Dia tahu untungnya kan, sudah. Kan kalau pupuk harga jualnya ada, harga belinya ada. Ada.

    Ini kan yang mau dibentuk cukup banyak, 70 ribu?

    80 ribu. 80 ribu, 10 ribunya nanti desa, koperasi desa nelayan. Selain nanti kita akan mengembangkan besar-besaran kampung nelayan.

    Berarti 10 ribunya kooperasi desa nelayan, 70 ribunya Koperasi Desa Merah Putih?

    Jadi kalau koperasi ini ya, tadi tidak ada dari APBN, tapi kalau kampung nelayan itu dari APBN. Kalau koperasi, enggak.

    Dari 70 ribu ini, sampai sekarang progresnya sudah berapa?

    Jadi sudah dibentuk satgas, saya punya dua, satu Inpres, satu Kepres.

    Inpres untuk memergasi 17 kementerian lembaga. Keppres itu Satgas. Satgas Pusat saya ketuanya, ketuanya Menko Pangan, itu Satgas Koperasi Pusat.

    Provinsi ketuanya gubernur dan aparatnya. Kabupaten, bupati, kemudian wali kota, di kota. Mereka harus laporan ke gubernur tiap minggu, gubernur laporan ke kami, Satgas Pusat tiap minggu. Saya laporan ke presiden satu kali ratas, satu kali apakah surat atau menghadap. Jadi, sebulan dua kali.

    Yang target kita Mei 31 ini akhir bulan ini, itu sudah musdesus semua.

    Berapa banyak?

    Semuanya harus sudah tanggal 31 (Mei). Kemudian 30 Juni harus terdaftar semua di KUM (Kementerian Hukum). Nah sekarang kita lihat, saya cek rapat terakhir hampir 40 ribu, hari ini diperkirakan lebih dari 50 ribu yang sudah musdesus. Lebih dari 50 ribu ya.

    Berarti akhir Juni itu sudah terdaftar di KUM semua ya?

    30 Juni kita targetkan 100% sudah terdaftar di KUM.

    Sudah terbentuk tuh semua Koperasi Desa Merah Putih?

    12 Juni sudah ada 80 contoh yang sudah jadi. 28 Oktober sudah jadi tuh koperasinya.

    Dalam prosesnya, kalau boleh curhat, apa yang ditemui kendala di lapangan? Apakah cuma kendala teknis biasa saja atau ada hal-hal yang butuh pendekatan khusus?

    Ya tentu kita namanya koordinasi dan satgas kita terus koordinasi karena kan untuk memberi pemahaman tuh ya nggak mudah. Sampai sekarang kan nggak semua orang juga paham.

    Wah ini bagi-bagi itu uang APBN? Nggak. Ini plafon pinjaman.

    Banyak yang bilang bagi-bagi gitu?

    Banyak. Ini plafon pinjaman. Ya kan? Wah nanti monopoli, nggak. Buka warung-warung dimana-mana aja.

    Ini memang program, konsep, program dari Pak Prabowo ingin ya membangun kemandirian ekonomi di pedesaan sehingga kesenjangan bisa berkurang. Kesetaraan, pemerataan bisa terbentuk. Dan tadi, satu memangkas pinjol, memangkas rentenir, memangkas tengkulak-tengkulak.

    Dua, memotong rantai pasok yang panjang. Tiga, menciptakan lapangan kerja. Keempat, memberikan akses perbankan yang cepat kepada pusat. Jadi sosialisasinya memang mesti terus menerus.

    Pak, ini harus saya tanyakan karena pembaca detik paling banyak nyari ini hari ini. Gaji pengurus Koperasi Merah Putih. Ini soalnya pasti banyak masyarakat desa yang, ‘Wah saya juga mau jadi pengurus kalau gitu, karena ini jadi lapangan kerja baru’?

    Nanti itu akan diputuskan oleh pengurus koperasi. Ya. Jadi kalau ada, saya lihat sekarang banyak di medsos-medsos, banyak apa namanya itu, video-video dicari tenaga kerja, nggak ada.

    Oke, itu hoax berarti?

    Itu hoax, tidak ada memungut uang apapun. Tolong siapapun yang mengatasnamakan Koperasi Desa Merah Putih, minta uang, cari tenaga kerja yang pungut uang, nggak ada.

    Laporin ke polisi terdekat. Tidak ada. Menawarkan jasa, menawarkan A B C D, minta duit, lapor polisi terdekat tidak ada, pungut-memungut, tidak ada.

    Nanti akan ada resmi dari Satgas Koperasi Desa Merah Putih.

    Itu berarti nanti ditunjuk sama pengurus sendiri?

    Pengurus, nanti pemerintah yang akan ngasih itu dari P3K.

    Jadi sudah ada pegawai, nanti diangkat, itu yang akan ditempatkan. Jadi nggak ada itu. Iklan dicari, dicari, dicari itu hoax. Lapor polisi kalau minta duit.

    Jadi nggak ada open recruitment di pengurus Koperasi Desa Merah Putih?

    Nggak ada. Kecuali yang diputuskan oleh musdesus, anggotanya kan ada tokoh masyarakat, ada macam-macam silakan.

    Jadi nanti di 12 Juli ini akan diresmikan?

    12 Juli kita akan launching pembentukannya dengan beberapa contoh. 28 Oktober diharapkan nanti Bapak Presiden yang akan me-launching sudah terbentuk koperasi dan bangunannya, tokonya sudah jadi.

    Di mana rencana yang mau diluncarkan?

    Belum, lagi sedang direncanakan. Tapi memang kalau 12 Juli nampaknya Bapak Presiden belum, tapi syukur-syukur kalau beliau mau ya. Tapi 28 Oktober kita memang minta Bapak Presiden nanti yang me-launching-nya.

    Satu lagi, apalagi kendala tadi kan tanya, itu kendala tempat, gedungnya itu. Nah gedungnya itu satu bisa pakai, kalau ada koperasi yang lama ada gedung bisa dipakai, tinggal di-branding. Lalu, sekolah-sekolah banyak sekarang.

    SD itu kan dulu orang anak 10, sekarang anaknya 1, 2, ada yang jomblo. Jadi sekolah-sekolah banyak yang gabung sekarang. Sekolah ini bisa dipakai, sekolah SD kalau ada yang kosong.

    Tiga, aset pemerintah kalau ada yang kosong, bisa dipakai. Empat, biasanya itu ada kerjasama Pos. kalau ada gedung pos di desa-desa yang tidak terpakai bisa dipakai.

    Kelima, ada Balai Desa. Hampir setiap desa ada Bela Desa itu bisa dipakai, blending. Jadi kalau ada acara-acara bisa pakai tenda kalau ada koperasi ada kepala desa ada, tokonya. ramai kan bisa bikin warung kopi, bayar lagi, ada pendapatan, ngobrol cukup di situ kan. jadi hidup kampung itu.

  • Swasembada Pangan Tiba, RI Tak Impor Beras hingga 2026

    Swasembada Pangan Tiba, RI Tak Impor Beras hingga 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat mengungkapkan sejauh ini bisa dikatakan Indonesia telah menggapai tahap swasembada pangan, seiring kebutuhan dipenuhi dari dalam negeri. 

    Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Eliza Mardian mengatakan kategori swasembada pangan itu jika mengacu pada definisi Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO).

    “Kita sebetulnya masih swasembada kalau mengacu ke definisi FAO, karena 90% masih dipenuhi dari petani dalam negeri,” kata Eliza kepada Bisnis, Selasa (27/5/2025).

    Namun, Eliza menjelaskan bahwa yang menjadi perhatian adalah apakah swasembada ini akan berkelanjutan atau tidak. “Itu yang perlu dijaga keberlanjutannya,” ujarnya.

    Adapun, Eliza menuturkan alasan Indonesia tak lagi mengimpor beras pada tahun ini, didorong aksi ‘jemput bola’ Perum Bulog, sehingga mampu menyerap langsung produksi petani.

    Dia menyebut kondisi ini berbeda dengan periode tahun lalu, pemerintah harus mengimpor beras sebagai jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    “Pemerintahan yang lalu impor [beras] itu karena Bulog nggak maksimal menyerap gabah petani karen nggak jemput bola, jadi quick win-nya, ya, impor,” tuturnya.

    Namun, Eliza menjelaskan agar pemerintah dapat memitigasi perubahan iklim, sehingga produksi yang mencukupi terus terjaga. Upaya itu ditambah dengan perbaikan infrastruktur irigasi untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan, sekaligus jadi cadangan air sewaktu kemarau tiba.

    Di samping itu, Eliza menyatakan petani perlu menggunakan varietas dengan produktivitas tinggi, tetapi resilien terhadap perubahan iklim. “Kuncinya di pendampingan dan penyuluhan intensif. Gunakan inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas, kualitas sehingga kesejahteraan petani bisa meningkat,” terangnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan Indonesia tak akan lagi mengimpor beras hingga 2026 mendatang.

    Menko Zulhas menuturkan bahwa Indonesia telah mengamankan sebanyak 3,9 juta ton beras pada Mei 2025. Stok beras yang melimpah ini dinilai cukup bagi Indonesia hingga tahun depan. Berbeda dengan tahun lalu, Indonesia harus mengimpor sebanyak 3,8 juta ton beras.

    “Sampai tahun depan saya kira kita nggak impor beras lagi. Ya, untuk beras,” ujar Zulhas dalam acara Pelepasan Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (27/5/2025).

    Adapun saat ini, pemerintah akan mulai memfokuskan pada komoditas pangan yang kaya akan protein mulai dari budidaya ikan, udang, hingga kampung nelayan.

    Selain itu, Zulhas juga meyakini pemerintah telah mengamankan sejumlah komoditas pangan yang bersumber dari karbohidrat.

    “Kita sekarang mulai fokus untuk protein. Protein itu budidaya ikan, tambak, udang, ikan tangkap, garam, kampung nelayan. Itu kita fokus ke sana. Karena kalau karbohidrat, beras, jagung, insya Allah sampai tahun depan kita sudah aman,” ucapnya.

    Dia memastikan Indonesia tak akan lagi mengimpor komoditas seperti beras di tahun ini dan tahun depan.

    “Nggak ada [impor] lagi pasti. Jangankan tahun ini, tahun depan nggak impor lagi. Nggak, nggak, insya Allah [tidak impor],” pungkasnya.

  • 8 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Berhenti Konsumsi Gula

    8 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Berhenti Konsumsi Gula

    Jakarta – Gula secara alami terdapat dalam semua makanan yang mengandung karbohidrat, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk susu. Mengonsumsi makanan utuh dengan kandungan gula alami justru baik bagi tubuh, karena dicerna secara perlahan dan memberikan pasokan energi yang stabil ke sel-sel tubuh.

    Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), asupan tinggi buah, sayur, dan biji-bijian juga terbukti dapat menurunkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

    Masalah muncul ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk meningkatkan rasa atau memperpanjang masa simpan.

    Tanpa disadari, banyak makanan seperti kue, biskuit, permen, minuman ringan, jus buah, dan makanan olahan lainnya mengandung gula tambahan. Bahkan, gula tambahan juga bisa ditemukan pada makanan yang tidak terasa manis, seperti sup, roti, daging olahan, dan saus tomat.

    Asupan gula yang berlebihan dikaitkan dengan beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan jantung.

    8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Konsumsi Gula

    Dikutip dari Eating Well, berikut hal yang dapat terjadi pada tubuh saat berhenti konsumsi gula yang berlebihan.

    1. Penurunan Berat Badan Lebih Cepat

    Dengan mengonsumsi makanan tanpa tambahan gula, total asupan kalori yang masuk ke tubuh akan berkurang. Hal ini dapat mempercepat penurunan berat badan.

    Menurut penelitian, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat berkontribusi pada kelebihan berat badan. Oleh karena itu, mengganti makanan tinggi gula tambahan dengan pilihan yang rendah atau tanpa gula bisa membantu mengurangi asupan kalori secara signifikan.

    Menurut penelitian, konsumsi gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Berat badan bisa bertambah saat mengonsumsi banyak kalori dalam bentuk gula tambahan.

    Kelebihan berat badan atau obesitas sering kali disertai dengan gangguan pengendalian gula darah dan menurunnya sensitivitas insulin, yang dapat memicu diabetes tipe 2. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi gula tambahan dapat membantu mengelola berat badan sekaligus menjaga kadar glukosa darah tetap dalam batas normal. Kedua hal ini berperan penting dalam menurunkan risiko terkena diabetes.

    3. Memperlambat Proses Penuaan Kulit

    Mengurangi asupan gula tambahan dan menjaga kadar glukosa darah tetap dalam batas normal dapat membantu memperlambat proses penuaan kulit.

    Pola makan yang mengandung banyak gula bisa menyebabkan produksi AGEs (Advanced Glycation End Products) yang berhubungan dengan percepatan proses penuaan kulit.

    Oleh karena itu, mengurangi konsumsi gula bisa memperlambat efek penuaan yang ditimbulkan AGE’s pada kulit. Pilih makan makanan buah dan sayur yang bermanfaat bagi kesehatan kulit.

    Peradangan kronis tingkat rendah berhubungan dengan hampir semua penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup dan proses penuaan, seperti radang sendi, gangguan saluran pencernaan, dan sindrom metabolik. Sebuah penelitian yang mengamati data lebih dari 5.000 orang dewasa menemukan, konsumsi minuman manis oleh penderita pra-diabetes berkaitan dengan peningkatan kadar protein C-reaktif, yaitu indikator utama peradangan.

    Penelitian tersebut menunjukkan konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat memperparah peradangan. Oleh karena itu, menghindari gula tambahan dapat membantu mengurangi peradangan yang sudah ada sekaligus mencegah terjadinya peradangan baru. Dengan begitu, fungsi kekebalan tubuh pun meningkat dan tubuh menjadi lebih efektif dalam melawan patogen.

    Asupan gula tambahan yang tinggi dikaitkan dengan kemungkinan risiko mengalami episode depresi, kecemasan, dan kesehatan mental lainnya. Menurut peneliti, hal ini berasal dari peradangan otak yang dipicu oleh indeks glikemik gula yang lebih tinggi.

    Mengurangi asupan gula juga bisa membantu menjaga daya ingat yang tetap baik seiring bertambahnya usia. Sebuah studi yang melibatkan 3.623 orang Amerika berusia 60 tahun ke atas, menemukan hubungan antara asupan gula yang tinggi dengan tingkat keparahan hilangnya daya ingat.

    6. Nafsu Makan Berkurang

    Leptin, hormon utama yang mengatur nafsu makan, memberi sinyal ke otak tentang kapan harus makan, berhenti makan, serta kapan metabolisme harus dipercepat atau diperlambat. Namun, pada orang dengan obesitas dan resistensi insulin, tubuh menjadi kurang responsif terhadap sinyal bahwa sudah merasa kenyang.

    Oleh karena itu, memperbaiki pengelolaan glukosa bisa membantu memulihkan peran leptin dalam tubuh. Caranya adalah dengan mengurangi konsumsi gula tambahan.

    7. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Beberapa penelitian observasional menunjukkan orang yang mengonsumsi gula tambahan berlebihan berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Pola makan tinggi gula bisa meningkatkan peradangan dan menyebabkan hati memompa lemak berbahaya ke aliran darah. Hal tersebut bisa berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kardiovaskular.

    Gula bisa menyebabkan gigi berlubang. Jika tak menyikat gigi, gula dan karbohidrat lain pada gigi akan menjadi makanan bakteri yang hidup di mulut. Akibatnya, kondisi tersebut dapat menghasilkan asam yang menghilangkan mineral dari enamel gigi dan kemudian menyebabkan lubang.

    (elk/suc)

  • Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    JABAR EKSPRES – Bahan alami untuk mengempukkan daging ternyata sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Tanpa perlu menggunakan bahan kimia atau alat khusus, kamu bisa membuat olahan daging jadi lebih empuk dan lezat hanya dengan memanfaatkan rempah dan buah yang ada di dapur.

    Banyak dari kita mungkin merasa frustrasi saat memasak daging sapi, kambing, atau ayam karena hasil akhirnya terasa keras atau alot. Padahal, ada solusi mudah dan alami untuk mengatasi masalah ini.

    Di tengah maraknya teknik memasak modern, bahan alami untuk mengempukkan daging tetap menjadi pilihan favorit para ibu rumah tangga hingga chef profesional. Selain aman, cara ini juga menjaga cita rasa dan keaslian masakan. Lalu, apa saja bahan alami tersebut? Berikut daftar lengkapnya!

    8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging

    1. Nanas: Si Manis yang Kaya Enzim Pengempuk

    Bahan alami untuk mengempukkan daging yang pertama adalah nanas. Buah tropis ini mengandung enzim bromelain yang mampu memecah serat otot pada daging.

    Caranya cukup mudah, kamu tinggal memarut atau menumbuk nanas, kemudian balurkan ke permukaan daging. Diamkan selama 30 menit hingga 2 jam, tergantung tingkat keempukan yang diinginkan.

    Tapi hati-hati ya, kalau didiamkan terlalu lama, daging bisa jadi terlalu lembek. Nanas sangat cocok untuk mengempukkan daging sapi, kambing, atau bahkan ayam kampung yang biasanya alot.

    BACA JUGA: Obat Kolesterol Tinggi dan Asam Urat dengan Bahan Alami

    2. Daun Pepaya: Tradisi Lama yang Masih Ampuh

    Kalau kamu tanya nenek atau orang tua dulu, pasti mereka akan menyebut daun pepaya sebagai bahan alami untuk mengempukkan daging.

    Daun ini mengandung enzim papain yang punya fungsi mirip dengan bromelain. Caranya cukup tumbuk daun pepaya lalu balurkan ke daging, atau bungkus daging dengan daun tersebut. Diamkan selama beberapa jam sebelum dimasak.

    Teknik ini sering digunakan saat membuat sate, rendang, atau tongseng. Rasanya tetap lezat, tapi tekstur daging jauh lebih empuk dan mudah dikunyah.

    3. Jeruk Lemon atau Nipis: Asam yang Membantu Memecah Protein

    Bahan alami untuk mengempukkan daging selanjutnya datang dari keluarga jeruk. Lemon dan jeruk nipis mengandung asam alami yang bisa memecah protein dalam daging. Cukup peras airnya dan balurkan merata ke seluruh permukaan daging. Diamkan sekitar 1 hingga 2 jam sebelum dimasak.

  • HNSI tekankan siap sukseskan swasembada pangan hingga MBG

    HNSI tekankan siap sukseskan swasembada pangan hingga MBG

    Kehadiran kita semua merupakan wujud kemitraan strategis dan komitmen nyata untuk berjuang bersama-sama meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menyatakan siap membantu pemerintah dalam menyukseskan program swasembada pangan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, serta makan bergizi gratis (MBG).

    Hal tersebut ditekankan oleh HNSI ketika menggelar perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 yang dipusatkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Muara Angke, Jakarta, Senin.

    Ketua Panitia HUT HNSI ke-52 Agus Suherman menyatakan bahwa organisasinya ini siap membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menyukseskan program prioritas swasembada pangan.

    “Kehadiran kita semua merupakan wujud kemitraan strategis dan komitmen nyata untuk berjuang bersama-sama meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan Indonesia,” kata dia.

    Agus menyatakan sebagai induk organisasi nelayan, HNSI mempunyai tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan dan pengabdian kepada negara dalam mewujudkan nelayan mandiri dan sejahtera, sekaligus turut menjaga kedaulatan laut Indonesia.

    Menurutnya, HNSI adalah jembatan yang menjadi titik temu dan menghubungkan antara tata kelola negara dengan aspirasi nelayan.

    Agus menyebut di usia yang ke-52 ini, HNSI secara organisasi sudah sangat matang. Oleh karenanya, dia memastikan jajaran dan kepengurusan HNSI akan terus berjuang bersama melaksanakan program-program nyata dan strategis untuk memperkuat posisi dan peran nelayan.

    “Sebagaimana amanah yang disampaikan Bapak Presiden, apabila pangan sudah kuat maka ketahanan lainnya bisa diupayakan dengan jauh lebih mudah. Tema tersebut tentunya bukan hanya jargon semata, kami benar-benar implementasikan dalam kerja nyata,” katanya lagi.

    Bersamaan dengan perayaan HUT ke-52, HNSI turut meresmikan Koperasi Merah Putih Nelayan. Peluncuran ini sebagai bentuk dukungan nyata HNSI terhadap program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).

    “Kehadiran KDMP diharapkan semakin memudahkan nelayan dalam mengakses pembiayaan usaha serta rantai bisnis pemasaran produk perikanan yang lebih efisien sehingga keuntungan di tingkat nelayan menjadi optimal,” katanya.

    Tak hanya itu, Agus menegaskan HNSI mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan sumber nutrisi ikan. HNSI dipastikan hadir nyata dalam program MBG dengan sumber nutrisi ikan dan turut berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi lokal.

    “HNSI telah melaksanakan program MBG dengan sumber nutrisi ikan pada tanggal 13 Desember 2024 yang dilakukan secara serentak oleh DPD HNSI di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa penerima manfaat lebih 10.000 anak nelayan,” katanya.

    Pada puncak perayaan HUT ke-52 ini juga, HNSI memberikan bantuan akses untuk mendapatkan perangkat Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) atau biasa disebut Vessel Monitoring System (VMS), serta bantuan sarana penangkapan lainnya seperti coolbox, drum solar, dan basket.

    HNSI turut melakukan ujicoba VMS yang diharapkan akan lebih efisien dan efektif sehingga terjangkau bagi para nelayan, dengan menggandeng Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, M Nur dalam rangka mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan dengan teknologi Box O’fish-box Storage Ozone For Fish (Ozon).

    “Hal ini merupakan wujud sinergi HNSI dengan pemerintah dan stakeholder perikanan untuk menjadikan pengelolaan perikanan tangkap nasional yang semakin maju dan berkelanjutan,” kata Agus.

    Terakhir, HNSI meluncurkan program Kartu Tanda Anggota (KTA) digital sebagai salah satu upaya untuk memudahkan pendataan nelayan.

    Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan yang turut hadir menyatakan, nelayan merupakan motor penggerak swasembada pangan nasional, serta program yang dijalankan sejalan dengan pemerintahan saat ini.

    “Kita akan mengembangkan koperasi nelayan ada 10 ribu untuk membangun kesejahteraan nelayan. Juga tahun ini kami upayakan bangun besar-besaran kampung nelayan,” kata Zulkifli.

    Disampaikan dia, pemerintah bersama HNSI akan bersinergi dalam menyukseskan program MBG.

    “Kita mengembangkan terkait HNSI ini kita akan mengembangkan protein. Jadi nanti Pak Herman Herry kita bisa kerja sama. Kita juga membudidayakan ikan sampai 20 ribu hektare. Kita akan membangun udang, budidaya ikan tangkap,” kata Menko Zulkifli.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dorong Diversifikasi Pangan di Jatim, PDIP: Ketergantungan ke Beras Tak Bisa Dipertahankan

    Dorong Diversifikasi Pangan di Jatim, PDIP: Ketergantungan ke Beras Tak Bisa Dipertahankan

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Ony Setiawan, menegaskan komitmen partainya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui langkah diversifikasi pangan. Menurutnya, ketergantungan terhadap beras sebagai sumber utama karbohidrat tidak bisa terus dipertahankan.

    “Tanaman pokok pendamping beras ini penting dalam rangka menuju swasembada pangan. Kita harus sadar bahwa ketergantungan pada beras tidak bisa terus dipertahankan, apalagi pencapaian swasembada dalam jangka pendek belum tentu bisa tercapai,” ujar Ony, Senin (26/5/2025).

    Pernyataan itu merespons instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang mendorong pengembangan sepuluh jenis tanaman alternatif pengganti beras, seperti jagung, singkong, dan sorgum. Ony menilai kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk mencapai kedaulatan pangan nasional.

    “Semua itu adalah sumber karbohidrat yang bisa menjadi pengganti beras. Jadi pokoknya harus. Urusan pangan dan energi harus menjadi ranah kedaulatan nasional yang nyata,” tegasnya.

    Politisi asal Dapil Tuban-Bojonegoro ini menambahkan, ketahanan pangan tidak cukup hanya mengandalkan karbohidrat, melainkan juga harus mencakup kebutuhan gizi lain seperti protein dan lemak dari sektor peternakan dan pertanian lokal.

    “Kebutuhan nutrisi tubuh itu macam-macam. Tidak hanya karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan lainnya. Karena itu, PDI Perjuangan juga mendorong adanya ketahanan mikro, termasuk dari hasil pertanian sayur, peternakan ayam, dan lainnya,” ujarnya.

    Ony juga menekankan pentingnya peran urban farming sebagai solusi di wilayah perkotaan. Ia menyebut, praktik bertani di lingkungan rumah tidak hanya memperkuat ketahanan pangan keluarga, tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.

    “Urban farming menyadarkan kita bahwa lingkungan harus dijaga. Dan dari situ kita bisa mulai mengembangkan kemandirian pangan skala rumah tangga,” tandas Ony.

    Sebagai informasi, instruksi Megawati mencakup pengembangan tanaman lokal yang akrab di masyarakat dan dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam skema produksi pangan nasional yang lebih beragam dan berkelanjutan. [asg/beq]

  • Kadin target bangun 1.000 dapur MBG, ajak pengusaha China ikut serta

    Kadin target bangun 1.000 dapur MBG, ajak pengusaha China ikut serta

    Jakarta (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan membangun 1.000 dapur makan bergizi gratis (MBG) di bawah program MBG Gotong Royong di luar dari dapur-dapur MBG yang dibuat oleh pemerintah.

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, menjelaskan pihaknya melalui Kadin China menawarkan pengusaha-pengusaha China untuk ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan 1.000 dapur MBG itu.

    “Mereka banyak sekali ingin partisipasi. Ada yang ingin di CSR-nya saja. Kebetulan, mereka memperhatikan Kadin itu punya MBG Gotong Royong. Apa itu? Istilahnya MBG as a service. Jadi, artinya, (investor) bisa beli paketan (investasi, red.),” kata Anindya saat ditemui selepas acara kunjungan resmi Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di Istana Merdeka, Minggu.

    Anindya kemudian melanjutkan Kadin Indonesia saat ini membangun beberapa dapur MBG sebagai proyek awal (pilot project) dari 1.000 dapur MBG itu. Jumlah dapur yang dibuat Kadin Indonesia ada 16 unit, sementara di daerah ada sekitar beberapa ratus.

    “Nah, dari sini, mereka (investor, red.) bisa berkontribusi dari misalnya dapurnya sendiri sebagai CSR, karena sudah ada paketnya. Apakah itu Rp2 miliaran, atau bagaimana,” kata Anindya.

    Dia melanjutkan para calon investor itu juga dapat berkontribusi dari pasokan protein ataupun karbohidrat yang menjadi menu-menu wajib makan bergizi gratis.

    “Tetapi bukan saja memasok, impor seperti biasa, tetapi juga membuat pertaniannya sendiri, agrikulturnya sendiri. Dan yang terakhir, saya lihat juga ya mereka ingin fokus juga untuk membantu supaya logistiknya lebih baik,” sambung Anindya.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Fathur Rochman
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025