Produk: protein

  • Apakah Biotin Benar-Benar Bisa Wujudkan Rambut Tebal dan Minim Rontok?

    Apakah Biotin Benar-Benar Bisa Wujudkan Rambut Tebal dan Minim Rontok?

    JAKARTA – Biotin atau vitamin B7, kerap dijanjikan sebagai “jalan pintas” menuju rambut yang lebih tebal, kuat, dan bebas rontok. Entah dalam bentuk kapsul, gummy, serum, atau suplemen rambut. Di toko kecantikan, klaim seperti “hair growth”, “stronger hair”, atau “fuller hair” dengan cepat menarik perhatian siapa saja yang mendambakan mahkota rambut lebat tanpa harus repot. Namun, seperti banyak rahasia kecantikan lainnya, sebelum Anda tergiur, ada baiknya menelisik dulu, apa realitas di balik janji tersebut? 

    Biotin sejatinya berperan penting dalam metabolisme tubuh, membantu mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi dan mendukung struktur keratin, protein yang membentuk rambut, kulit, dan kuku. 

    Tetapi, untuk kebanyakan orang dengan pola makan berimbang (yang sudah mencakup telur, kacang-kacangan, daging, ikan, dan sayuran), asupan biotin dari makanan sehari-hari sudah 

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen dengan biotin bisa membantu memperbaiki tampilan rambut, tapi hanya pada orang yang memiliki kekurangan biotin secara klinis, bukan pada mereka dengan kadar normal. Di luar kondisi tersebut, bukti ilmiah yang menyatakan bahwa konsumsi biotin akan membuat rambut bertumbuh lebih cepat, lebih tebal, atau lebih kuat sangat terbatas. 

    Dengan kata lain: “coba saja” suplemen biotin mungkin tidak merugikan tetapi harapan bahwa rambut akan secara ajaib “lebat dan tebal” hanya karena suplemen semata sebaiknya diredam. Masalah rambut rontok atau tipis seringkali terkait faktor lain: stres, ketidakseimbangan hormon, pola makan yang kurang, gangguan kesehatan, atau defisiensi zat gizi lain seperti zat besi, zinc, dan protein. 

    Jika Anda mempertimbangkan biotin sebagai solusi rambut, pendekatan yang paling bijak adalah melihatnya sebagai satu bagian, bukan jawaban tunggal. Memperkuat asupan nutrisi secara keseluruhan, menjaga gaya hidup sehat (tidur cukup, kelola stres, konsumsi makanan bergizi), serta bila perlu konsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengetahui apakah Anda memang mengalami defisiensi, itu jauh lebih penting daripada sekadar berharap “pillenya saja yang bisa mengubah rambut”.

    Pada akhirnya, biotin bisa jadi sahabat bagi mereka yang membutuhkan, tapi bukan sihir bagi semua orang. Selalu ingat bahwa kecantikan sejati dari rambut tumbuh bukan hanya seberapa rapat atau panjang, melainkan seberapa sehat akar dan tubuh Anda secara keseluruhan.

  • Cara Memperlambat Penuaan Otak, Menurut Penelitian Kurangi Lemak Visceral dan Perkuat Otot

    Cara Memperlambat Penuaan Otak, Menurut Penelitian Kurangi Lemak Visceral dan Perkuat Otot

    YOGYAKARTA – Rahasia memperlambat penuaan otak ternyata bukan sekadar tidur cukup atau menjaga pola makan. Ternyata, susunan tubuh Anda memainkan peran penting. Baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa memiliki massa otot yang lebih banyak dan lemak perut terutama lemak visceral yang rendah terkait erat dengan otak yang secara biologis tampak lebih muda. Artinya, menjaga tubuh tetap kuat dan ramping dari dalam bisa membantu otak tetap tajam. Jika Anda ingin otak jangka panjang tetap sehat, hasil riset ini layak jadi perhatian.

    Riset dilakukan oleh tim di Washington University School of Medicine, tepatnya dari Mallinckrodt Institute of Radiology di St. Louis, Missouri, dipimpin oleh Cyrus A. Raji, MD, PhD. Mengutip Medical News Today, Selasa, 2 Desember, hasil penelitiannya disampaikan dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA) tahun 2025.

    Dalam studi tersebut, peneliti mengikutsertakan 1.164 orang dewasa sehat dengan rata-rata usia sekitar 55 tahun. Semua peserta menjalani pemindaian MRI seluruh tubuh dan otak menggunakan teknik yang memungkinkan pengukuran massa otot, lemak visceral (lemak “tersembunyi” di dalam perut), lemak subkutan (di bawah kulit), serta estimasi “usia otak” berdasarkan struktur otak.

    Ilustrasi kurangi lemak visceral dan memperkuat otot memperlambat penuaan otak (Freepik/krakenimages.com)

    Hasil studi menunjukkan pola yang jelas, peserta dengan massa otot lebih besar dan rasio lemak visceral terhadap otot yang rendah cenderung memiliki otak yang tampak lebih muda secara struktural. Sebaliknya, mereka dengan rasio lemak visceral terhadap otot yang tinggi atau lemak perut banyak dibanding otot, cenderung punya otak yang secara biologis “lebih tua”. Menariknya, lemak subkutan atau lemak yang berada tepat di bawah kulit, tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan usia otak. Ini menunjukkan bahwa bukan semua lemak sama pengaruhnya terhadap otak. Tetapi lemak visceral, yang “bersembunyi” di dalam perut dekat organ-organ, punya dampak khusus terhadap penuaan otak.

    Menurut dokter Raji, lemak visceral bersifat aktif secara biologis dan sering dikaitkan dengan peradangan serta stres metabolik. Kondisi inilah yang bisa mempercepat penuaan di tubuh secara umum, termasuk otak. Di sisi lain, memiliki massa otot yang sehat memberikan cadangan metabolik, mendukung kesehatan fisik, dan membantu menjaga struktur otak.

    Penting dipahami, bahwa penurunan massa otot yang sering terjadi seiring bertambahnya usia bisa melemahkan daya tahan fisik, meningkatkan risiko ketergantungan, serta mendukung kondisi tubuh yang kurang ideal secara metabolic. Kondisi tersebut yang bisa berdampak negatif bagi kesehatan otak. Dengan demikian, menjaga otot dan mengurangi lemak visceral bersama-sama tampak sebagai strategi yang lebih efektif dibanding sekadar menurunkan berat badan tanpa panduan komposisi tubuh.

    Ilustrasi kurangi lemak visceral dan memperkuat otot memperlambat penuaan otak (Freepik)

    Berdasarkan temuan penelitian ini, ada beberapa langkah yang Anda bisa lakukan jika ingin menjaga otak tetap sehat dalam jangka panjang. Pertama, fokus pada membangun dan mempertahankan massa otot lewat latihan kekuatan, angkat beban ringan, resistance training, atau aktivitas fisik rutin yang melibatkan otot besar seperti kaki, punggung, atau lengan.

    Kedua, kurangi atau hindari akumulasi lemak visceral melalui gaya hidup aktif, olahraga kardio misalnya jalan cepat, bersepeda, lari ringan. Penting juga diiringi dengan menjaga pola makan seimbang dengan perbanyak sayur, buah, protein berkualitas, kurangi makanan olahan, gula, dan lemak jenuh. Menjaga berat badan ideal dan lingkar pinggang sehat juga merupakan indikator penting.

    Ketiga, pertimbangkan komposisi tubuh sebagai target. Yakni menjaga rasio antara massa otot dan lemak visceral, bukan sekadar angka berat badan. Ini karena lemak visceral yang lebih berpengaruh terhadap kesehatan otak.

    Perlu diingat, hasil penelitian ini disampaikan pada pertemuan ilmiah RSNA dan belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Artinya riset lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat temuan. Meski begitu, pemakaian MRI tubuh dan otak plus algoritma AI untuk mengukur “usia otak” menunjukkan pendekatan baru yang menjanjikan untuk studi penuaan otak dan kesehatan metabolik. Ke depan, metode ini bisa membantu merancang intervensi seperti program latihan, diet, atau terapi metabolik yang secara spesifik menargetkan penurunan lemak visceral sambil mempertahankan otot. Strategi ini bisa jadi bagian dari upaya pencegahan penyakit otak degeneratif di masa mendatang.

    Dengan mempertimbangkan hasil penelitian terbaru di atas, menjaga tubuh tetap berotot dan mengendalikan lemak perut khususnya lemak visceral bukan hanya soal penampilan atau kesehatan fisik saja. Ini adalah investasi nyata untuk kesehatan otak jangka panjang dan menunda penuaan otak. Jika Anda mulai rutin berolahraga, memperhatikan asupan makanan, dan menjaga komposisi tubuh, Anda memberi hadiah besar bagi otak Anda di masa depan.

  • Menilik Skema MBG India yang Telah Berjalan Lama, Bisa jadi Rujukan?

    Menilik Skema MBG India yang Telah Berjalan Lama, Bisa jadi Rujukan?

    Bisnis.com, JAKARTA — India telah lama menjalankan program makan bergizi gratis, tepatnya sejak 15 Agustus 1995. Setelah tiga dekade berlangsung, Indonesia turut melirik India sebagai salah satu referensi dalam pelaksanaan pemberian makanan bagi anak-anak sekolah.

    Tidak lama setelah terpilih sebagai wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka melakukan komunikasi dengan Duta Besar India untuk Indonesia Shandeep Chakravorty. Pertemuan pada April 2024 itu di antaranya membahas program makan bergizi gratis (MBG), juga topik terkait kesehatan, bioteknologi, hingga pertanian.

    “Kami menyiapkan skema terbaik dengan belajar dari negara-negara lain yang menjalankan program ini [makan bergizi gratis]. Efeknya seperti apa ke anak-anak, ke murid, lalu kami belajar pendistribusian logistik seperti apa, central kitchen seperti apa, keterlibatan ahli gizinya seperti apa,” ujar Gibran.

    Setelah pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana juga mengungkap bahwa sebelum MBG berjalan, Menteri Luar Negeri Sugiono telah membidik India sebagai salah satu negara yang memiliki peluang kerja sama terkait program makan bergizi itu.

    Menurut Dadan, Sugiono telah mengunjungi India dan kembali menegaskan bahwa ada peluang kerja sama meskipun belum terdapat pembahasan teknis.

    “Pak Menlu [menteri luar negeri] menyampaikan peluang kerja sama. India menjadi salah satu negara yang menjadi target kunjungan 2024, sebelum program MBG berjalan,” ujar Dadan pada Rabu (5/11/2025), dilansir dari Antara.

    Sebenarnya, bagaimana program makan bergizi gratis berjalan selama 30 tahun di India?

    Pada 15 Agustus 2025, pemerintah India meluncurkan Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar atau National Programme of Nutritional Support to Primary Education (NP-NSPE), yang dikenal sebagai Mid-Day Meal Scheme.

    Anggaran dari pemerintah digelontorkan untuk menyediakan makanan, dengan tujuan meningkatkan kehadiran anak-anak di sekolah sembari meningkatkan kualitas gizi mereka.

    Berdasarkan keterangan di situs resmi Kementerian Pendidikan India, program makan bergizi gratis bahkan sudah ada di negara itu sejak 1925, tetapi dalam skala yang lebih kecil, yakni bagi anak-anak kurang mampu oleh Madras Municipal Corporation (lembaga kota tertua India).

    Pada pertengahan 1980-an program serupa dijalankan oleh tiga negara bagian India, yakni Gujarat, Kerala, dan Tamil Nadu, beserta Universitas Terbuka Pondichery. Mereka menggunakan sumber dayanya sendiri untuk memberi makan bergizi gratis kepada anak-anak sekolah dasar (SD).

    Setelah resmi menjadi program nasional pada 1995, Mid-Day Meal (MDM) berlaku di seluruh India pada 1997—1998. Kemudian, pada 2002, pemerintah India memperluas cakupannya dari semula anak-anak kelas I—V SD negeri dan sekolah daerah, tetapi juga ke segmen lainnya.

    Pada November 2001, Mahkamah Agung India mengeluarkan perintah interim agar negara-negara bagian menyediakan makanan matang di semua sekolah dasar yang dibiayai pemerintah. Hal itu mempercepat perluasan skema Mid-Day Meal.

    Awalnya bantuan pemerintah pusat dalam skema Mid-Day Meal adalah pasokan biji-bijian seperti beras dan gandum 100 gram per anak per hari sekolah, juga subsidi biji-bijian.

    Seiring berjalannya waktu serta berbagai masukan dan evaluasi, pemerintah India merevisi skema itu, yakni dengan menyediakan makan siang matang mengandung 300 kalori dan 8—12 gram protein. Pemerintah juga merevisi bantuan, yang termasuk biaya memasak, subsidi transportasi untuk operasional program di negara bagian kategori khusus, hingga penyediaan makan siang selama libur musim panas di daerah yang terdampak kekeringan.

    Pada Oktober 2007 India mengembangkan program makan bergizi gratisnya, yakni memperluas agar anak-anak kelas VI—VIII di blok pendidikan terbelakang turut mendapatkan makanan. Nilai kalori makanan bagi mereka pun ditetapkan minimal 700 kalori dan 20 gram protein, dengan menyertakan 150 gram biji-bijian berupa beras atau gandum.

    Sejak 2009 terdapat revisi lagi dengan memastikan pola makan seimbang dan bergizi, yakni menaikkan porsi kacang-kacangan menjadi 30 gram dan sayuran 75 gram, serta menurunkan kadar minyak dan lemak menjadi 7,5 gram. Terdapat pula revisi komponen biaya, honorarium juru masak dan asisten, hingga biaya satuan umum konstruksi gudang dapur.

    Kini, program makan bergizi gratis India itu bernama Pradhan Mantri Poshan Shakti Nirman (PM-Poshan).

    Peluang dan Tantangan

    Tiga dekade program Mid-Day Meal atau PM-Poshan bukan tanpa tantangan. Kasus kontaminasi pernah terjadi pada 2013 di Bihar, petugas investigasi menemukan adanya kontaminasi terhadap minyak yang digunakan dapur. Selain itu, terdapat pula temuan makanan yang tidak segar hingga kondisi dapur yang kurang higienis.

    Selain itu, dilansir dari Reuters, tingginya inflasi India pada 2023—2024 turut memengaruhi kualitas bahan pangan untuk program PM-Poshan. Dalam kurun Juni 2020 hingga Juni 2024, inflasi pangan India naik rata-rata 6,3%, padahal dalam kurun empat tahun sebelumnya kenaikan rata-rata adalah 2,9%.

    Tidak adanya penyesuaian anggaran membuat beberapa sekolah mengurangi porsi sayur atau buah, atau mengganti bahan makanan dengan yang lebih murah.

    “Meskipun pemerintah menyediakan biji-bijian gratis untuk program ini, hal tersebut tidak mengkompensasi pengurangan bahan-bahan bergizi lainnya seperti sayuran, kacang-kacangan, susu, dan telur karena anggaran yang tidak cukup,” ujar ekonom independen, Dipa Sinha, dilansir dari Reuters.

    Selain tantangan, terdapat juga peluang dan manfaat dari program tersebut. Dilansir dari Bloomberg, salah satu penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menjadi bagian dari program pemberian makanan sekolah di India selama lima tahun menunjukkan peningkatan 18% dalam nilai ujian membaca dan peningkatan 9% dalam nilai matematika dibandingkan dengan mereka yang berpartisipas kurang dari satu tahun.

    World Food Programme (WFP) menjelaskan bahwa pemberian makan siang gratis dapat membuat lebih banyak anak—terutama perempuan—untuk bersekolah, juga memungkinkan mereka untuk belajar dan menjaga kesehatannya dengan lebih baik.

    Lembaga itu pun memperkirakan bahwa setiap US$1 yang diinvestasikan dalam bentuk makanan sekolah dapat menghasilkan keuntungan ekonomi hingga US$9 atau sembilan kali lipat. Keuntungan itu dapat berasal dari peningkatan kesehatan, pendidikan, dan produktivitas anak ke depannya.

    India barangkali memiliki sejumlah kesamaan dengan Indonesia sehingga menjadi rujukan bagi pelaksanaan program makan bergizi gratis. Negara itu memiliki populasi besar dan sama-sama masih berstatus negara berkembang.

    Berbagai tantangan yang pernah terjadi di India itu dapat menjadi pelajaran penting bagi pelaksanaan program makan bergizi di Tanah Air.

  • Waspada! Riset Ungkap Tanda Penurunan Fungsi Otak yang Terlihat dari Cara Bicara

    Waspada! Riset Ungkap Tanda Penurunan Fungsi Otak yang Terlihat dari Cara Bicara

    Jakarta

    Peneliti University of Toronto mengungkapkan masalah penurunan fungsi otak seperti penyakit alzheimer bisa diketahui dari cara seseorang bicara seseorang. Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan memori, kemampuan berpikir, dan fungsi sehari-hari secara bertahap. Kondisi ini terjadi karena kerusakan sel saraf di otak dan biasanya memburuk seiring waktu.

    Ahli menjelaskan kecepatan berbicara seseorang bisa menjadi indikator penurunan fungsi kognitif. Kondisi ini disebut dengan ‘lethologica’.

    Lethologica dialami oleh orang muda maupun tua, tapi semakin usia bertambah, khususnya di atas 60 tahun, menemukan nama benda memang bisa makin sulit. Peneliti lalu meminta 125 orang dewasa berusia 18-90 tahun untuk menggambarkan sebuah adegan secara rinci.

    Peserta diperlihatkan gambar benda sehari-hari sambil mendengarkan audio yang dibuat untuk membantu atau membingungkan mereka. Misalnya, ketika melihat gambar sapu, maka audio akan menyebut ‘sapu’. Atau, sebaliknya audio juga bisa menyebut ‘pel’ untuk menyesatkan otak sejenak.

    Semakin cepat kecepatan bicara alami seseorang pada tugas pertama, semakin cepat juga ia bisa memberi jawaban pada tugas kedua. Temuan ini mendukung processing speed theory, yang berargumen perlambatan umum dalam pemrosesan kognitif berada di pusat penurunan kognitif, bukan perlambatan di pusat memori saja.

    “Jelas bahwa orang tua jauh lebih lambat daripada orang muda dalam menyelesaikan berbagai tugas kognitif, termasuk tugas menghasilkan kata seperti menamai gambar, menjawab pertanyaan, atau membaca kata tertulis,” ucap psikolog Hsi T Wei, yang memimpin penelitian, dikutip dari Science Alert, Minggu (30/11/2025).

    “Dalam percakapan alami, orang tua juga cenderung menghasilkan lebih banyak ketidaklancaran seperti jeda kosong atau jeda terisi (misalnya ‘uh’ dan ‘um’) dan memiliki kecepatan bicara yang lebih lambat,” sambungnya.

    Temuan ini dinilai menarik, karena menunjukkan tanda penurunan fungsi otak tidak hanya ditentukan dari apa saja kata yang dikeluarkan, tapi seberapa cepat seseorang mengatakannya.

    Pada 2024, peneliti dari Stanford University menemukan jeda bicara yang lebih panjang dan kecepatan bicara yang lebih lambat berkaitan dengan kadar protein tau lebih tinggi, yang dikaitkan dengan ciri khas alzheimer.

    Rekaman neuroimaging dari 237 orang dewasa tanpa gangguan kognitif menunjukkan mereka yang memiliki beban protein tau lebih besar cenderung memiliki kecepatan bicara lebih lambat. Selain itu, juga ada jeda antara ucapan lebih panjang, dan lebih banyak jeda secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Hati-hati! Frekuensi BAB Seperti Ini Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal-Liver

    Hati-hati! Frekuensi BAB Seperti Ini Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal-Liver

    Jakarta

    Frekuensi buang air besar (BAB) rupanya dapat memengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2024 meneliti kaitan frekuensi buang air besar dan kondisi kesehatan.

    Penelitian ini melibatkan 1.425 responden sehat. Peserta paling sehat melaporkan buang air besar sekali atau dua kali sehari, yang dianggap frekuensi paling pas. Kondisi ini disebut dengan ‘zona goldilocks’.

    Menurut ilmuwan Institute for Systems Biology (ISB), terlalu sering atau terlalu jarang buang air besar sama-sama berkaitan dengan adanya masalah kesehatan pencernaan.

    “Studi ini menunjukkan bagaimana frekuensi buang air besar dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh, dan bagaimana frekuensi BAB yang tidak normal bisa menjadi faktor risiko penting dalam perkembangan penyakit kronis,” kata ahli mikrobiologi ISB Sean Gibbons, dikutip dari Science Alert, Minggu (30/11/2025).

    Hasil penelitian mengelompokkan frekuensi buang air besar menjadi beberapa kelompok:

    Konstipasi: 1-2 kali per mingguNormal-rendah: 3-6 kali per mingguNormal-tinggi: 1-3 kali per hariDiare: 4 kali atau lebih BAB cair dalam sehari

    Peneliti lalu juga menganalisis metabolit darah, kimia darah, data genetik, serta mikroba usus dalam sampel tinja peserta. Mereka kemudian mencari keterkaitan antara frekuensi BAB dengan penanda kesehatan tersebut, termasuk faktor usia dan jenis kelamin.

    Mereka yang melaporkan BAB lebih jarang cenderung perempuan, lebih muda, dan memiliki indeks massa tubuh lebih rendah. Namun, setelah faktor-faktor ini diperhitungkan, kelompok dengan konstipasi maupun diare tetap menunjukkan keterkaitan yang jelas dengan masalah kesehatan tertentu.

    Bakteri yang biasanya ditemukan di saluran pencernaan bagian atas lebih sering muncul pada sampel tinja peserta dengan diare. Sementara itu, sampel darah mereka menunjukkan biomarker yang terkait dengan kerusakan hati atau liver.

    Sementara itu, sampel tinja dari orang yang BAB-nya jarang memiliki kadar lebih tinggi bakteri yang terkait fermentasi protein, sesuatu yang memang kerap terjadi pada kasus konstipasi.

    “Jika feses terlalu lama berada di usus, mikroba akan menghabiskan seluruh serat makanan yang tersedia, yang biasanya mereka fermentasi menjadi asam lemak rantai pendek yang bermanfaat,” kata Johannes Johnson-Martinez, insinyur biologi di ISB.

    “Setelah itu, ekosistem usus beralih memfermentasi protein, yang menghasilkan berbagai racun yang bisa masuk ke aliran darah,” sambungnya.

    Benar saja, beberapa produk sampingan tersebut ditemukan dalam sampel darah para pasien. Yang paling meningkat adalah metabolit bernama indoxyl-sulfate, produk fermentasi protein yang diketahui dapat merusak ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Anak Aktif Main Pushbike? Ini Nutrisi untuk Dukung Fokus & Kekuatan Anak

    Anak Aktif Main Pushbike? Ini Nutrisi untuk Dukung Fokus & Kekuatan Anak

    Jakarta

    Olahraga pushbike tidak semata-mata mengenai keseruan balapan roda dua bagi anak. Di balik antusiasme mereka saat melaju, terdapat proses penting yang berkontribusi pada tumbuh kembang anak.

    Dilansir dari todaysparent, olahraga pushbike banyak melatih kemampuan anak mulai dari peningkatan koordinasi motorik, penguatan otot, peningkatan konsentrasi, kesadaran spasial, melatih keseimbangan, hingga pembentukan rasa percaya diri ketika berhasil menyelesaikan tantangan lintasan.

    Serangkaian kemampuan tersebut tentu menuntut tubuh anak bekerja ekstra. Ketika otot bergerak intens dan otak fokus menjaga keseimbangan, anak membutuhkan energi dan daya tahan yang stabil agar tetap lincah, fokus, dan tidak mudah lelah selama bermain.

    Berikut asupan nutrisi tepat memainkan peran krusial dalam mendukung perkembangan motorik anak:

    Protein

    Protein, yang mudah ditemukan dalam ikan, daging, dan produk susu, dapat membantu memperkuat otot jari dan tangan. Otot kuat dan terlatih memungkinkan ia melakukan gerakan presisi dengan lebih baik.

    Vitamin

    Dalam mendukung fungsi saraf yang mengontrol gerakan halus, Vitamin B dan E juga menjadi pilihan tepat. Sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan adalah sumber vitamin yang, membantu menjaga kesehatan saraf dan koordinasi tubuh.

    Susu

    Selain itu, susu pertumbuhan yang kaya akan kalsium dan DHA juga memberikan manfaat besar untuk anak. Kalsium mendukung pertumbuhan tulang, sementara DHA bermanfaat untuk perkembangan fungsi otak.

    Dengan memberikannya susu pertumbuhan, perkembangan motorik halus dan kecerdasannya anak dapat terpenuhi.

    Salah satu pilihan susu pertumbuhan yang memenuhi kombinasi kebutuhan tersebut adalah Morigro. Kandungan kalsium untuk kekuatan tulang serta DHA untuk mendukung fungsi otak membantu anak tetap fokus, gesit, dan bertenaga saat beraktivitas fisik seperti pushbike.

    Dengan konsumsi rutin, Morigro dapat mendukung tumbuh kembang sekaligus menjaga stamina agar anak tetap aktif dan percaya diri.

    (prf/ega)

  • 4 Kebiasaan di Malam Hari yang Diam-diam Merusak Ginjal

    4 Kebiasaan di Malam Hari yang Diam-diam Merusak Ginjal

    Jakarta

    Ginjal berperan penting dalam menyaring racun, menjaga keseimbangan cairan, hingga mengatur tekanan darah. Sayangnya, tanpa disadari, beberapa kebiasaan yang dilakukan pada malam hari bisa memberi beban ekstra pada organ ini.

    Jika terus dibiarkan, kebiasaan-kebiasaan tersebut berpotensi memicu penurunan fungsi ginjal dalam jangka panjang, sehingga menurunkan kualitas hidup seseorang.

    Dikutip dari Times of India, berikut kebiasaan-kebiasaan di malam hari yang diam-diam dapat merusak ginjal.

    1. Menahan Kencing Semalaman

    Banyak orang biasanya terbangun di tengah malam karena dorongan untuk buang air kecil. Alih-alih berjalan ke kamar mandi, ada dari mereka yang justru memilih lanjut tidur dan menahan pipis.

    Padahal, menahan urine yang dilakukan terus menerus dapat meningkatkan tekanan kandung kemih, hingga risiko infeksi saluran kemih. Seiring waktu berjalan, kondisi ini akan merusak ginjal.

    2. Tidur dalam Keadaan Haus

    Minum air di malam hari sendiri sebenarnya tidak berbahaya. Jadi, anggapan yang mengatakan bahwa minum air di malam hari tepat sebelum tidur akan merusak ginjal adalah sebuah mitos.

    Rasa haus yang muncul sebelum tidur, kemungkinan adalah tanda dehidrasi. Kondisi ini jika terus dilakukan dapat menyebabkan azotemia pra-ginjal, sejenis cedera ginjal akut yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis (PGK).

    3. Makan Tinggi Protein

    Dikutip dari Midtown Nephrology, ahli nefrologi Frita McRae Fisher, MD mengatakan mengonsumsi makanan berprotein tinggi sebelum tidur dapat memberikan tekanan berlebih kepada ginjal.

    Risiko ini akan bertambah parah pada mereka yang sudah mengidap PGK, atau rentan mengalami masalah ginjal seperti mereka yang memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal polikistik.

    4. Makan Tinggi Natrium

    Sama seperti makanan tinggi protein, makanan tinggi natrium atau garam yang dikonsumsi sebelum tidur dapat menyebabkan penyakit ginjal.

    Menurut Frita, mengonsumsi natrium atau garam tinggi, tubuh akan menahan air di pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko kedua terbesar untuk penyakit ginjal kronis.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Ini Pentingnya Penuhi Karbohidrat-Protein Sebelum Jalani Aktivitas

    Ini Pentingnya Penuhi Karbohidrat-Protein Sebelum Jalani Aktivitas

    Jakarta

    Banyak orang memulai hari dengan terburu-buru sehingga melewatkan sarapan atau hanya mengonsumsi makanan seadanya. Padahal, tubuh membutuhkan ‘bahan bakar’ yang cukup untuk bisa bekerja optimal sejak pagi. Agar produktivitas tetap terjaga, berikut komponen penting yang harus dipenuhi saat sarapan sebelum mengawali hari.

    1. Karbohidrat untuk Energi Maksimal

    Menurut Panjaitan, dkk (2021), karbohidrat berperan penting untuk fungsi tubuh, terutama otak. Pasalnya, nutrisi ini dapat menjalankan fungsi metabolisme yang dilakukan oleh glukosa di dalamnya. Karbohidrat tidak hanya didapat dari nasi tapi bisa didapat dari roti, kentang, kacang-kacangan, jagung, dan sebagainya.

    2. Protein untuk Bantu Metabolisme

    Sebagai peneman karbohidrat, sarapan yang baik dan sehat akan lebih optimal jika ditemani dengan lauk yang memiliki nilai protein. Protein sendiri tidak harus berupa lauk yang mahal seperti daging ayam atau sapi, melainkan bisa juga digantikan dengan memakan ikan, telur, atau tahu dan tempe. Adapun protein sama pentingnya seperti karbohidrat karena protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur proses metabolisme.

    3. Serat untuk Dukung Sistem Pencernaan

    Sertakan juga makan berserat dalam pilihan sarapan untuk menjaga sistem pencernaan tetap lancar. Idealnya, seorang dewasa mengonsumsi serat sekitar 25-30 gram per hari untuk optimalnya sistem pencernaan. Makanan berserat bisa ditemui dengan mudah di sayur-sayuran, buah-buahan, atau biji-bijian.

    4. Air untuk Penuhi Cairan

    Jumlah cairan dalam 2/3 tubuh diisi dengan air sehingga penting untuk meminum air sesuai dengan kadar yang cukup. Minumlah sesuai dengan kadar kebutuhan air yang diperlukan tubuh, yaitu minimal 2 liter sehari. Meminum air yang cukup juga menghindari tubuh dari penyakit-penyakit lain seperti penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih (ISK).

    Selain nutrisi di atas, jangan lupa untuk meminum Yakult setiap hari agar memaksimalkan penyerapan nutrisi dan membuat perut yang nyaman dalam menjalani hari. Kandungan bakteri baik Lactobacillus casei Shirota strain di dalamnya membantu menjaga keseimbangan usus sehingga proses pencernaan berjalan lebih optimal. Dengan pencernaan yang sehat, penyerapan nutrisi dari makanan pun semakin maksimal, membuat tubuh terasa lebih bertenaga dan perut tetap nyaman sepanjang hari.

    (akn/ega)

  • 4 Langkah Hadapi Hari yang Aktif dengan Sarapan Sehat

    4 Langkah Hadapi Hari yang Aktif dengan Sarapan Sehat

    Jakarta

    Setiap orang mempunyai kebiasaan berbeda untuk memulai aktivitas untuk mengawali pagi hari. Sayangnya, tak jarang orang-orang melupakan sarapan karena dianggap tidak terlalu penting. Padahal, sarapan dapat memberi energi bagi tubuh sebelum memulai aktivitas seharian.

    Sarapan juga berguna untuk menjaga fokus, membentuk mood yang baik, dan mendukung metabolisme serta kesehatan pencernaan. Lalu, bagaimana komponen sarapan yang ideal untuk menjaga gaya hidup sehat?

    1. Penuhi Kebutuhan Karbohidrat untuk Energi yang Maksimal

    Jika tubuh kita diibaratkan sebagai sebuah mobil, maka peran karbohidrat untuk tubuh adalah sebagai bensin atau bahan yang sangat dibutuhkan untuk bisa membuatnya berfungsi. Menurut Panjaitan, dkk (2021), karbohidrat berperan penting untuk fungsi tubuh, terutama otak karena menjalankan fungsi metabolisme yang dilakukan oleh glukosa di dalamnya. Karbohidrat tidak hanya didapat dari nasi tapi bisa didapat dari roti, kentang, kacang-kacangan, jagung, dan sebagainya.

    2. Pilih Makan Lauk yang Ringan, namun Kaya Protein

    Sebagai peneman karbohidrat, sarapan yang baik dan sehat akan lebih optimal jika ditemani dengan lauk yang memiliki nilai protein. Protein sendiri tidak harus berupa lauk yang mahal seperti daging ayam atau sapi, melainkan bisa juga digantikan dengan memakan ikan, telur, atau tahu dan tempe yang lebih sesuai untuk sarapan karena lebih ringan untuk dimakan pagi hari. Menurut Diana (2009), protein sama pentingnya seperti karbohidrat karena protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur proses metabolisme dalam bentuk sel dan hormon untuk membantu badan melawan mikroba jahat dari luar tubuh.

    3. Lengkapi dengan Makanan yang Berserat

    Sertakan juga makan-makanan yang berserat dalam pilihan sarapan kamu untuk menjaga sistem pencernaan kamu tetap lancar dalam mengolah makanan. Idealnya, seorang dewasa mengonsumsi serat sekitar 25-30 gram per hari untuk optimalnya sistem pencernaan. Makanan berserat bisa ditemui dengan mudah di sayur-sayuran, buah-buahan, atau biji-bijian.

    4. Minum Air atau Cairan yang Cukup

    Jumlah cairan dalam 2/3 tubuh diisi dengan air sehingga sangat penting untuk meminum air sesuai dengan kadar yang cukup. Minumlah sesuai dengan kadar kebutuhan air yang diperlukan oleh tubuh, yaitu minimal 2 liter sehari. Meminum air yang cukup juga menghindari tubuh dari penyakit-penyakit lain seperti penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih (ISK).

    Sarapan paling tepat dilakukan sebelum melakukan aktivitas utama atau sebelum ber-olahraga di pagi hari. Ketika sarapan, hindari makanan-makanan dalam porsi yang berlebihan, makanan berlemak tinggi, dan minuman manis. Makanan-makanan tersebut akan membuat diri kita mengantuk dan memicu tidak stabilnya gula darah.

    Selain sarapan, jangan lupa untuk meminum Yakult setiap hari agar memaksimalkan penyerapan nutrisi dan membuat perut yang nyaman dalam menjalani hari. Kandungan bakteri baik Lactobacillus casei Shirota strain di dalamnya membantu menjaga keseimbangan usus sehingga proses pencernaan berjalan lebih optimal. Dengan pencernaan yang sehat, penyerapan nutrisi dari makanan pun semakin maksimal, membuat tubuh terasa lebih bertenaga dan perut tetap nyaman sepanjang hari.

    (akn/akn)

  • Forikan Tuban Dapat Penghargaan Peran Aktif Edukasi Gemarikan Oleh Arumi Bachsin

    Forikan Tuban Dapat Penghargaan Peran Aktif Edukasi Gemarikan Oleh Arumi Bachsin

    Tuban (beritajatim.com) – Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Tuban menerima penghargaan atas pencapaian sebagai Forikan yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan edukasi Gemarikan.

    Adapaun prestasi yang diraih di tingkat Jawa Timur tersebut diserahkan oleh Ketua Forikan Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Elestianto kepada Ketua Forikan Kabupaten Tuban, Ayuk Krisnawati Joko Sarwono, serta didampingi Kepala DKP2P Kabupaten Tuban Eko Julianto bersama jajaran staf, dan perwakilan pengurus TP PKK Kabupaten Tuban.

    Ketua Forikan Kabupaten Tuban, Ayuk Krisnawati, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas penghargaan yang diterima. Adapun penyerahan penghargaan menjadi rangkaian acara peringatan Hari Ikan Nasional (Harkanas) 2025 yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim pada 27 November 2025.

    “Capaian tersebut merupakan hasil kerja bersama berbagai pihak, termasuk TP PKK, DKP2P, serta dukungan masyarakat Tuban yang semakin sadar akan pentingnya konsumsi ikan sejak usia dini,” ujar Ayuk Krisnawati. Jumat (28/11/2025)

    Lanjut, Ketua TP PKK Kabupaten Tuban ini berharap penghargaan yang diterima menjadi motivasi terus memperluas edukasi Gemarikan hingga ke seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Tuban untuk terus mengkonsumsi ikan bukan hanya tentang gizi, tetapi juga tentang membentuk generasi Tuban yang sehat, kuat, dan cerdas.

    “Dengan diterimanya penghargaan ini, Forikan Tuban akan selalu berkolaborasi bersama Pemkab Tuban dalam mengembangkan terobosan dalam membangun budaya makan ikan di Kabupaten Tuban,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala DKP2P Tuban, Eko Julianto terus melakukan peningkatan konsumsi ikan. Upaya tersebut diwujudkan dengan berbagai kegiatan edukasi, kampanye, serta kemitraan dengan lembaga pendidikan dan masyarakat.

    “Seperti yang dinyatakan oleh Mas Bupati Tuban bahwa Pemkab Tuban terus menggerakkan edukasi tentang Gemarikan dan mengajak seluruh masyarakat agar membiasakan konsumsi ikan yang menjadi sumber protein terbaik,” tutup Eko Julianto. [dya/ted]