Produk: protein

  • Cerita Craig Russell 15 Tahun Hidup dengan Tumor Otak-Hampir Meninggal

    Cerita Craig Russell 15 Tahun Hidup dengan Tumor Otak-Hampir Meninggal

    Jakarta

    Aktor Craig Russell belakangan buka-bukaan soal dirinya hampir meninggal akibat tumor otak sebesar jeruk nipis yang tidak terdeteksi dan tumbuh di dalam tengkorak selama lebih dari satu dekade. Tumor tersebut membuat perubahan bentuk pada tengkoraknya.

    Aktor berusia 48 tahun itu yang dikenal lewat serial Hollyoaks mengatakan ia mulai mengalami gejala seperti kehilangan ingatan, kebingungan, migrain, dan kabut otak pada 2022. Ketika kondisinya memburuk, sang istri, Kate, mendorongnya untuk memeriksakan diri ke dokter.

    Craig, yang juga dikenal lewat perannya di serial Netflix Queen Cleopatra, akhirnya kehilangan penglihatan di mata kirinya. Ia juga kerap mendengar suara menderu dari belakang kepalanya saat berteriak dalam proses syuting film Edge of Summer, yang hampir membuatnya pingsan.

    Setelah menjalani pemeriksaan intensif, dokter menemukan tumor jinak sebesar jeruk nipis gepeng yang tumbuh di otaknya. Ukurannya begitu besar hingga menyebabkan deformasi pada tengkoraknya. “Itu menghentikan langkahku, aku tak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi padaku,” ujar Craig.

    Menurut dokter, tumor tersebut kemungkinan besar telah tumbuh secara perlahan selama 15 tahun.

    Craig kemudian menjalani operasi berisiko tinggi untuk mengangkat tumor dan membangun kembali bagian tengkoraknya yang rusak. “Ada kemungkinan nyata aku tidak akan selamat dari operasi itu, satu kesalahan kecil saja bisa fatal. Kalaupun selamat, aku bisa buta atau terkena stroke,” katanya.

    Meskipun mengalami komplikasi serius setelah operasi, Craig akhirnya pulih sepenuhnya dan berhasil menyelesaikan film terbarunya yang berjudul Protein.

    Apa Itu Tumor Otak?

    Tumor otak jinak adalah massa sel yang tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Meskipun bukan kanker, tumor ini tetap bisa menimbulkan masalah kesehatan karena ukuran dan lokasinya dapat menekan atau merusak jaringan otak di sekitarnya.

    Menurut dokter, meningioma menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen dari seluruh kasus tumor otak dan merupakan jenis tumor otak jinak yang paling umum. Tumor ini berasal dari jaringan pelindung otak dan sumsum tulang belakang yang disebut meninges, dan biasanya muncul pada orang dewasa paruh baya atau lanjut usia.

    Beberapa gejala tumor otak antara lain:

    Perubahan penglihatanSakit kepala hebatKelemahan tubuhSulit berjalanMasalah keseimbanganSulit memahami atau menggunakan bahasaMasalah memoriGangguan pendengaranMati rasa atau kesemutan pada wajahMual dan muntahKebingungan atau disorientasi

    Apa Penyebab Tumor Otak?

    Para ahli menjelaskan tumor otak muncul ketika gen tertentu pada kromosom sel mengalami kerusakan dan tidak lagi berfungsi dengan baik, meskipun penyebab pasti dari perubahan ini belum diketahui. DNA dalam kromosom berfungsi memberi instruksi kepada sel untuk tumbuh, membelah, atau mati pada waktu yang tepat.

    Ketika DNA di sel otak berubah, sel menerima instruksi yang salah, akibatnya, sel tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dari normal dan bisa hidup lebih lama dari seharusnya. Kondisi ini menyebabkan penumpukan sel abnormal yang mengambil ruang di otak.

    Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin terlahir dengan perubahan genetik ini. Faktor lingkungan seperti paparan radiasi tinggi dari X-ray atau pengobatan kanker sebelumnya juga dapat memperburuk kerusakan genetik tersebut.

    (naf/naf)

  • Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Jakarta

    Bukti semakin banyak kanker usus terjadi pada usia muda dialami Hana Lailaszma, wanita domisili Jakarta Timur. Dokter menemukan massa tumor di bagian usus Hana saat usianya masih 20 tahun.

    Ia bahkan sempat tidak merasakan gejala apapun sampai suatu hari mendadak muncul nyeri perut hebat. “Sakit perut tiba-tiba dan ini beda banget sama sakit perut biasanya, karena sampai nggak bisa nahan, sampai ngerasa sesak napas juga,” beber Hana saat dihubungi detikcom Sabtu (5/7/2025).

    Ia sempat mengonsumsi obat nyeri perut yang dibeli bebas di apotek terdekat. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik dan rasa nyeri perut terus menetap.

    “Jadi waktu itu aku memutuskan ke rumah sakit terdekat, pada saat itu memilih klinik 24 jam untuk disuntik anti nyeri dan alhamdulillah sakitnya hilang,” cerita Hana.

    Sejak insiden tersebut, Hana perlahan mulai mengeluhkan gejala lain seperti buang air besar (BAB) berdarah. Imbas frekuensi darah yang keluar semakin intens, kondisi Hana mendadak ‘ngedrop’.

    Meski begitu, ia masih berpikir positif, dengan setiap kali berobat ke klinik dokter menyebut kemungkinan Hana mengalami ambeien. Namun, tetap tidak membuahkan hasil, hingga obatnya habis.

    “Setelah minum obat ambeien selama tiga bulan tapi tidak ada perubahan, saya balik lagi ke klinik dan dokter kliniknya minta saya cek darah lengkap di puskesmas karena kondisi yang saat itu sudah pucat karena mungkin banyak darah yang kebuang setiap BAB,” lanjut Hana.

    Besoknya, hasil pemeriksaan keluar dan kadar HB Hana disebut sangat rendah yakni 7 dari normalnya 14. Dokter menyebut saat itu hal ini bisa terjadi karena banyaknya darah yang keluar saat BAB, sehingga Hana perlu transfusi darah.

    Singkat cerita, Hana kemudian memastikan kondisinya dengan melakukan USG dalam perut. Barulah dokter menemukan massa tumor dalam ususnya dan hasil CT scan menyatakan Hana mengidap kanker usus stadium 2.

    “Sampai sekarang kalau ditanya pemicunya itu banyak, pertama faktor keturunan, kedua pola makan nggak teratur, sering makan pedas berlebihan, jarang makan protein,” sebutnya.

    “Harus mulai curiga saat BAB susah sekali atau jarang sekali, perbanyak makan serat,” pesan Hana.

    (naf/kna)

  • Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Jakarta

    Bukti semakin banyak kanker usus terjadi pada usia muda dialami Hana Lailaszma, wanita domisili Jakarta Timur. Dokter menemukan massa tumor di bagian usus Hana saat usianya masih 20 tahun.

    Ia bahkan sempat tidak merasakan gejala apapun sampai suatu hari mendadak muncul nyeri perut hebat. “Sakit perut tiba-tiba dan ini beda banget sama sakit perut biasanya, karena sampai nggak bisa nahan, sampai ngerasa sesak napas juga,” beber Hana saat dihubungi detikcom Sabtu (5/7/2025).

    Ia sempat mengonsumsi obat nyeri perut yang dibeli bebas di apotek terdekat. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik dan rasa nyeri perut terus menetap.

    “Jadi waktu itu aku memutuskan ke rumah sakit terdekat, pada saat itu memilih klinik 24 jam untuk disuntik anti nyeri dan alhamdulillah sakitnya hilang,” cerita Hana.

    Sejak insiden tersebut, Hana perlahan mulai mengeluhkan gejala lain seperti buang air besar (BAB) berdarah. Imbas frekuensi darah yang keluar semakin intens, kondisi Hana mendadak ‘ngedrop’.

    Meski begitu, ia masih berpikir positif, dengan setiap kali berobat ke klinik dokter menyebut kemungkinan Hana mengalami ambeien. Namun, tetap tidak membuahkan hasil, hingga obatnya habis.

    “Setelah minum obat ambeien selama tiga bulan tapi tidak ada perubahan, saya balik lagi ke klinik dan dokter kliniknya minta saya cek darah lengkap di puskesmas karena kondisi yang saat itu sudah pucat karena mungkin banyak darah yang kebuang setiap BAB,” lanjut Hana.

    Besoknya, hasil pemeriksaan keluar dan kadar HB Hana disebut sangat rendah yakni 7 dari normalnya 14. Dokter menyebut saat itu hal ini bisa terjadi karena banyaknya darah yang keluar saat BAB, sehingga Hana perlu transfusi darah.

    Singkat cerita, Hana kemudian memastikan kondisinya dengan melakukan USG dalam perut. Barulah dokter menemukan massa tumor dalam ususnya dan hasil CT scan menyatakan Hana mengidap kanker usus stadium 2.

    “Sampai sekarang kalau ditanya pemicunya itu banyak, pertama faktor keturunan, kedua pola makan nggak teratur, sering makan pedas berlebihan, jarang makan protein,” sebutnya.

    “Harus mulai curiga saat BAB susah sekali atau jarang sekali, perbanyak makan serat,” pesan Hana.

    (naf/kna)

  • Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Jakarta

    Puasa adalah tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus. Di balik pola makan ini, tubuh mengalami serangkaian perubahan biologis yang kompleks.

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari berpuasa. Tak heran, puasa juga menjadi salah satu ritual khusus dalam berbagai kepercayaan. Sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika sedang berpuasa?

    Efek Puasa ke Tubuh

    Puasa didefinisikan sebagai kondisi fisiologis ketika seseorang menahan diri dari mengonsumsi kalori untuk jangka waktu tertentu. Puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan fungsi tubuh.

    Peneliti klinis King Fahad Specialist Hospital Research Center, Mohammed Mahroos mengungkapkan beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari berpuasa, berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Sistem Pencernaan Istirahat

    Mahroos menjelaskan puasa memberikan kesempatan sistem pencernaan untuk beristirahat. Ketika berpuasa, tubuh akan berfokus pada hal lain seperti perbaikan sel.

    “Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan, memungkinkan tubuh fokus pada perbaikan sel dan detoksifikasi,” kata Maroosh dikutip dari Arab News.

    Puasa juga membuat kadar insulin dan glukosa menurun, yang mendorong pembakaran lemak. Ketika cadangan glikogen (bentuk simpanan glukosa) habis karena puasa, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi pertama. Proses tersebut juga disebut sebagai ketosis.

    2. Meningkatkan Metabolisme

    Secara medis, puasa juga sangat baik untuk meningkatkan metabolisme. Puasa dinilai sangat efektif untuk mengobati obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada tahun 2019 mengungkapkan puasa intermittent meningkatkan metabolisme dan mengurangi resistensi insulin. Ini membuatnya efektif dalam mencegah diabetes tipe dua.

    “Jika disertai pola makan seimbang, puasa dapat meningkatkan efisiensi metabolik,” jelas Maroosh.

    Meski begitu, ia mengingatkan untuk tidak ‘balas dendam’ ketika waktu berbuka. Menurutnya, efek maksimal puasa baru benar-benar bisa dirasakan jika pola makan terus dikendalikan, bahkan setelah berbuka.

    Mengonsumsi makanan tidak sehat saat berbuka, seperti gula olahan, lemak trans, dan makanan cepat saji, dapat mengurangi manfaat puasa atau bahkan memicu masalah kesehatan lain.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Berpuasa juga mengaktifkan autofagi, sebuah proses di tingkat sel yang mendukung regenerasi sel dan perkembangan sistem tubuh yang lebih sehat. Hal tersebut juga sudah terbukti oleh ahli riset biologi Jepang Yoshinori Ohsumi, peraih nobel fisiologi atau kedokteran di tahun 2016.

    Proses autofagi sangat penting untuk menjaga kesehatan, mencegah penuaan dini, dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit seperti kanker, infeksi, serta gangguan neurodegeneratif.

    Ketika berpuasa, sel ‘dipaksa’ bekerja lebih efisien dan mengaktifkan autofagi sebagai adaptasi.

    4. Meningkatkan Kekuatan Mental

    Tak hanya kesehatan fisik, puasa juga meningkatkan kesehatan mental. Secara spiritual, puasa mendorong refleksi diri dan kejernihan pikiran yang penting untuk kondisi psikologis.

    “Praktik ini mendorong disiplin diri dan memperkuat kemauan. Ini juga berkontribusi pada kejernihan mental, selain manfaat kesehatannya,” katanya.

    Mahroos menambahkan pola makan harus tetap terjaga selama berpuasa. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sehingga fungsi organ tetap berjalan normal.

    Beda Puasa Sebulan Vs Puasa Sehari

    Ketika puasa selama sehari, tubuh mulai menggunakan simpanan glikogen untuk energi. Kadar insulin menurun, proses pembakaran lemak meningkat, dan produksi hormon pertumbuhan naik. Ini bermanfaat untuk perbaikan jaringan dan peningkatan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Neuroscience tahun 2021 menunjukkan puasa jangka pendek meningkatkan produksi protein yang disebut BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yang dapat meningkatkan kekuatan kognitif dan mengurangi risiko penyakit seperti Alzheimer.

    “Puasa intermiten juga menurunkan kadar kolesterol jahat dan memperbaiki tekanan darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung,” tambah Mahroos.

    Sedangkan, ketika seseorang berpuasa panjang, misalnya 30 hari seperti saat Ramadhan, tubuh memasuki fase adaptasi jangka panjang yang meningkatkan efisiensi metabolisme.

    Efeknya sensitivitas terhadap insulin meningkat yang berpengaruh pada penurunan risiko diabetes, lalu tingkat peradangan kronis menurun yang berkaitan pada kesehatan jantung dan daya tahan tubuh. Autofagi yang lebih aktif juga membantu membersihkan sel-sel rusak dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Puasa Ramadan biasanya berlangsung selama 13-15 jam tergantung dari wilayah. Sedangkan, durasi paling umum dari intermittent fasting adalah 16 jam. Salah satu pembeda dari kedua jenis puasa ini, puasa Ramadan dilakukan tanpa minum sama sekali, sementara intermittent fasting masih diperbolehkan minum minuman nol kalori.

    Hal ini membuat puasa tanpa minum seperti saat Ramadan sebenarnya memiliki risiko dehidrasi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena muncul ketidakseimbangan elektrolit dan tekanan darah rendah. Oleh karena itu, penting sekali memperhatikan asupan minum setelah berbuka, agar manfaat puasa bisa didapatkan maksimal tanpa efek samping.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan minum air putih setidaknya delapan gelas setiap hari atau sebanyak 2 liter.

    (avk/tgm)

  • Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Jakarta

    Musim hujan menyebabkan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri. Sehingga, pada saat ini pengolahan makanan perlu diperhatikan lebih baik.

    Dikutip dari laman Times of India, daging merah perlu dikonsumsi secara hati-hati selama musim hujan. Penanganan, penyimpanan, atau pemasakan daging yang tidak tepat bisa menyebabkan penyakit bawaan makanan, seperti salmonella, E. Coli dan listeria.

    Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Dikutip dari jurnal berjudul Food Safety Measures for Monsoon yang ditulis oleh Spesialis Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dr R S Khillare dan Sarjana Doktoral Departemen Nutrisi Hewan, Dr A D Chilkhalikar, musim hujan bisa membuat orang-orang terpapar banyak patogen yang menyebabkan peningkatan penyakit.

    Selama musim hujan, kelembaban di udara meningkat sangat tinggi. Sebab itulah berbagai mikroba cenderung berkembang biak. Berikut sejumlah cara mengkonsumsi daging secara aman selama musim hujan.

    1. Masak Daging dengan Baik

    Masak daging dengan baik dan perlahan untuk memastikannya aman dikonsumsi. Alangkah baiknya jika memasak dalam jumlah yang lebih sedikit dan konsumsi dalam keadaan masih segar.

    USDA merekomendasikan untuk memasak daging merah seperti sapi hingga domba di suhu internal minimal 62,7 C. Demi keamanan dan kualitas daging, diamkan daging setidaknya selama tiga menit sebelum dipotong atau dikonsumsi.

    Jamur bisa bertahan di kelembaban lingkungan. Jadi, penting untuk mengonsumsi makanan yang baru dimasak selama musim hujan. Setelah itu simpan sisa makanan di kulkas sesegera mungkin. Makanan sisa harus selalu ditutup dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi dan pertumbuhan bakteri.

    2. Jaga Kebersihan Kulkas Tempat Daging Diletakkan

    Penting untuk selalu menyimpan daging di kulkas. Pastikan untuk meletakkannya jauh dari makanan lainnya. Menyimpan makanan di kompartemen yang berbeda bisa membantu udara bersirkulasi dengan baik dan pada gilirannya membantu mencegah pembusukan.

    Penyimpanan makanan yang tepat bisa memperpanjang masa simpan makanan. Kulkas bisa mencegah jamur dan mengurangi risiko pembusukan makanan.

    Namun, kulkas yang tidak bersih bisa menjadi tempat berkembang biaknya jamur atau kuman berbahaya. Partikel makanan kecil yang lengket bisa tersangkut di berbagai sudut kulkas. Jadi, penting untuk membersihkan kulkas secara berkala.

    Untuk sisa makanan daging yang sudah dimasak, misalnya yang mengandung santan, sebaiknya disimpan selama 24 jam dan dipanaskan sekali saja. Jika dihangatkan kembali dan disimpan kembali, maka bisa mengakibatkan senyawa-senyawa protein yang ada di dalam pengolahan makanan menjadi kurang baik.

    “Kalau dipanaskan berulang kali, apalagi ini mengandung santan yang ada lemak, itu tentu akan menyebabkan kejenuhan dari komponen yang ada di dalam makanan tersebut,” kata spesiaslis penyakit dalam dr Ray Rattu SpPD kepada detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Dikutip dari laman Real Simple, makanan yang panas sebaiknya didiamkan sebelum masuk ke lemari es. Makanan panas yang dimasukkan ke lemari es bisa membuat makanan lain di dekatnya juga menjadi panas. Sehingga, lemari es akan bekerja lebih keras untuk mempertahankan suhu dingin.

    Kendati demikian, ada zona bahaya, yaitu di kisaran suhu 4-60 derajat celsius. Dalam kisaran ini, makanan tidak boleh didiamkan terlalu lama karena bisa memunculkan bakteri.

    “Makanan harus ditaruh dalam wadah yang dangkal, tingginya kurang dari empat inci, dan didinginkan hingga mencapai suhu ruangan selama 30-60 menit,” kata pemilik Holistic Health RD, LLC Stephanie Crabree, MS, RD.

    “Setelah mencapai suhu ruangan, makanan aman untuk dimasukkan ke dalam lemari es untuk melanjutkan proses pendinginan tersebut.” tambahnya.

    3. Jaga Kebersihan Dapur dan Alat Masak

    Cuci dan sterilkan semua permukaan dapur dan peralatan dengan desinfektan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. Selanjutnya, bersihkan lantai dapur dengan air panas dan disinfektan.

    Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan

    Lingkungan yang lembab karena musim hujan juga bisa menyebabkan penyebaran penyakit seperti batuk, pilek, hingga malaria dan demam berdarah. Dikutip dari HealthShot, berikut sejumlah tips menjaga kesehatan di musim hujan.

    1. Perbanyak Konsumsi Probiotik dan Sayuran Segar

    Jaga kesehatan usus setiap saat, terutama selama musim hujan. Tingkatkan asupan probiotik yang cukup untuk meningkatkan kadar bakteri baik di usus. Konsumsi juga sayuran segar dalam makanan agar mendapat nutrisi penting. Cuci bersih sayuran sebelum memakannya dan hindari makanan mentah sebisa mungkin.

    2. Hindari Konsumsi Jajanan Kaki Lima

    Sebagian besar jenis makanan kaki lima umumnya disiapkan di area terbuka dan ada kemungkinan terkontaminasi dengan air hujan. Terlebih, warung makanan yang berada di dekat drainase terbuka kemungkinan bisa terkontaminasi dengan bakteri patogen.

    3. Makan Buah-buahan

    Tingkatkan asupan buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, jeruk nipis dan lemon untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Semakin banyak buah yang dikonsumsi, semakin besar kemungkinan untuk mendapat jumlah vitamin dan mineral untuk kesehatan.

    (elk/tgm)

  • Dear Cat Lovers: Telur Ayam Bisa Meredam Alergi Kucing pada Manusia, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Dear Cat Lovers: Telur Ayam Bisa Meredam Alergi Kucing pada Manusia, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar gembira bagi para cat lovers yang memiliki alergi terhadap kucing. Sebuah penelitian terbaru mengungkap potensi solusi revolusioner untuk mengurangi reaksi alergi terhadap kucing.

    Alih-alih fokus pada pengobatan manusia, para peneliti menemukan cara untuk menekan alergen langsung dari sumbernya, dan uniknya melibatkan bantuan dari ayam.

    Selama ini, banyak orang mengira bulu kucing menjadi penyebab utama alergi. Padahal, biang keladinya adalah protein bernama Fel d 1 yang terdapat dalam air liur kucing.

    Mengutip Popular Science, Jumat (4/7/2025), protein itu diklaim bisa memicu reaksi alergi pada sebagian individu.

    Para peneliti menemukan bahwa ketika ayam terpapar kucing, mereka secara alami menghasilkan antibodi terhadap protein Fel d 1. Antibodi ini kemudian ditransfer ke dalam telur ayam.

    Sebuah studi yang didanai sebagian oleh Purina (perusahaan penyedia makanan dan perawatan hewan peliharaan) selama 26 minggu, menunjukkan hasil yang menjanjikan.

    Kucing yang diberi makan telur kaya antibodi tersebut mengalami penurunan kadar alergen Fel d 1 dalam air liurnya. Dengan kata lain, kucing-kucing ini menjadi kurang alergenik bagi manusia.

     

  • Kementan Sanksi Korporasi Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP di Malang

    Kementan Sanksi Korporasi Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP di Malang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menjatuhkan sanksi kepada pihak yang menjual ayam hidup (livebird) di bawah harga pokok produksi ayam hidup (HPP livebird) Rp18.000 per kilogram. Potensi kerugian ditimbulkan mencapai Rp1 triliun.

    Langkah ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha peternak mandiri di sektor perunggasan.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya menemukan perusahaan terintegrasi berinisial NH di kabupaten Malang, Jawa Timur yang menjual livebird di bawah Rp18.000 per kilogram. 

    “Kami telah menemukan satu perusahaan terintegrasi berinisial NH yang menjual livebird di bawah Rp18.000 per kilogram. Terhadap perusahaan tersebut, sanksi langsung diberikan sesuai kewenangan Ditjen PKH,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (4/7/2025).

    Agung menyatakan komitmen harga ayam hidup bukan hanya sekadar persoalan angka, melainkan juga bentuk perlindungan nyata terhadap peternak rakyat.

    “Komitmen harga ini bukan sekadar angka teknis, melainkan bentuk perlindungan nyata terhadap peternak. Tanpa itu, ekosistem sumber protein hewani nasional bisa rapuh,” terangnya.

    Berdasarkan perhitungan Kementan, penerapan harga minimal Rp18.000 per kilogram berpotensi menyelamatkan peternak di Pulau Jawa dari kerugian lebih dari Rp1 triliun per bulan.

    Asumsinya, selisih harga ayam hidup Rp3.000 per kilogram dengan produksi bulanan sekitar 38 juta ekor di Pulau Jawa.

    Lebih lanjut, Agung menuturkan bahwa Kementan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri terus melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan komitmen harga ayam hidup melalui monitoring dan evaluasi terpadu.

    Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun skema sanksi administratif bertahap bagi perusahaan yang tidak patuh, termasuk penundaan rekomendasi bahan baku pakan.

    Adapun, jika ditemukan unsur pidana, maka pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. 

    Untuk itu, Agung mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat kolaborasi demi menjaga ekosistem perunggasan yang adil dan berkelanjutan. 

    “Ketahanan pangan tidak akan tercapai jika peternaknya terus merugi. Kami hadir di lapangan untuk memastikan ekosistem usaha unggas sehat, transparan, dan berpihak,” jelasnya.

    Untuk diketahui, Kementan telah menetapkan HPP ayam hidup di tingkat peternak di level Rp18.000 per kilogram mulai per 19 Juni 2025. Keputusan ini diambil seiring dengan harga ayam hidup di tingkat peternak yang jauh di bawah HPP, yakni rata-ratanya dijual di level Rp14.500 per kilogram.

    Di samping itu, penetapan HPP ini dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga dan keberlangsungan usaha ayam ras broiler, terutama di Pulau Jawa.

    Terlebih, harga ayam hidup jatuh di tingkat peternak mayoritas berada di Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah yang merupakan sentra broiler. Begitu pula dengan ayam hidup di Jawa Barat dan Banten juga berada di bawah HPP.

    Ke depan, HPP di level Rp18.000 per kilogram ini akan secara bertahap mendekati harga acuan pembelian (HAP) di tingkat peternak seharga Rp25.000 per kilogram. Hal ini sejalan dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 6 Tahun 2024.

  • 5 Camilan Tengah Malam yang Aman untuk Penderita Asam Urat

    5 Camilan Tengah Malam yang Aman untuk Penderita Asam Urat

    Jakarta

    Asam urat merupakan produk limbah yang terbentuk yang terbentuk ketika tubuh memecah zat kimia purin yang terdapat dalam makanan dan minuman. Sebagian besar asam urat larut dalam darah, melewati ginjal, dan keluar dari tubuh melalui urine.

    Ketika terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung purin, serta asam urat tidak dikeluarkan secara efektif dan menumpuk di tubuh, kondisi ini dapat memicu hiperurisemia.

    Penumpukan membuat asam urat menggumpal menjadi kristal, mengendap di persendian dan memicu nyeri sendi atau gout. Kondisi gout inilah yang seringkali dikaitkan penyakit asam urat oleh orang Indonesia.

    “Beberapa gejala yang timbul bila asam urat dalam tubuh tinggi itu nyeri yang disebabkan oleh pembengkakan sendi, terus sendi terasa hangat atau bahkan panas saat disentuh, area kulit sekitar sendi juga lebih mengkilap,” kata spesialis penyakit dalam Hikmat Pramukti, SpPD pada detikcom.

    Camilan Malam yang Cocok

    Makanan atau minuman yang dikonsumsi sangat berpengaruh pada kondisi asam urat. Makanan-makanan seperti daging merah, jeroan, seafood, hingga minuman mengandung fruktosa sirup jagung sebaiknya dibatasi konsumsinya agar tidak memicu nyeri sendi, khususnya bagi orang yang sudah memiliki masalah asam urat tinggi.

    Dikutip dari studi yang diterbitkan dalam jurnal Rheumatology tahun 2021, berikut ini beberapa camilan malam yang cocok dan aman untuk pengidap masalah asam urat:

    1. Produk Susu Rendah Lemak

    Produk susu rendah lemak seperti yogurt dan susu skim lemak bisa menjadi pilihan camilan malam sehat untuk pengidap asam urat. Konsumsi produk susu rendah lemak dikaitkan dengan penurunan kadar asam urat dan penurunan risiko serangan gout.

    Kandungan protein susu seperti kasein dan laktalbumin membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Disarankan mengonsumsi susu rendah lemak 250 ml per hari untuk menurunkan risiko gout sampai kurang lebih 50 persen dan menurunkan kadar asam urat 10 persen. Untuk yogurt bisa dikonsumsi sampai 150-200 gram sehari.

    2. Ceri

    Konsumsi buah ceri dikaitkan dengan penurunan risiko serangan gout hingga 35 persen. Ini disebabkan oleh kandungan senyawa antiinflamasi dan antioksidan seperti anthocyanin yang membantu menurunkan kadar asam urat.

    Kandungan tersebut juga bermanfaat untuk menghambat munculnya peradangan sendi. Jumlah ceri yang direkomendasikan untuk dikonsumsi sekali ngemil sejumlah 10-12 buah atau sekitar 70-90 gram.

    3. Buah Tinggi Vitamin C

    Dalam studi yang dilakukan, suplemen vitamin C terbukti secara signifikan meningkatkan ekskresi asam urat dan menurunkan kadar asam urat, meski efeknya sedang. Studi ini merekomendasikan asupan vitamin C dari buah segar seperti jambu biji, stroberi, kiwi, jeruk, dan pepaya.

    Untuk jambu biji jumlah satu porsi yang disarankan untuk camilan malam sekitar 50-70 gram, sedangkan pepaya 100-150 gram. Untuk stroberi sekitar 100-150 gram, kiwi 80-150 gram, dan jeruk 100-150 gram.

    4. Makanan Tinggi Karbohidrat Kompleks

    Studi menyarankan pola makan sehat yang kaya serat, rendah lemak jenuh, rendah gula, dan tinggi karbohidrat kompleks. Ini penting dalam menjaga berat badan dan sensitivitas insulin, yang sangat berkaitan dengan hiperurisemia.

    Salah satu makanan yang dikenal dengan kandungan karbohidrat kompleks adalah oatmeal. Karbohidrat kompleks lebih lambat dicerna sehingga menghasilkan energi yang lebih stabil dan bertahan lama.

    Untuk satu porsi camilan malam, jumlah yang disarankan adalah 30-40 gram oatmeal kering.

    5. Sayur Rendah Purin

    Jika suka makan sayur, ada beberapa pilihan yang bisa dikonsumsi sebagai camilan malam. Beberapa di antaranya seperti kale, brokoli, kembang kol, dan bayam.

    Selain rendah purin, sayur-sayur tersebut juga memiliki kandungan vitamin C yang baik untuk mencegah masalah asam urat. Jumlah per porsi yang disarankan adalah kale 40-50 gram, brokoli 75-85 gram, kembang kol 80 gram, dan bayam 30-50 gram.

    (avk/tgm)

  • 5 Cara Mengelola Stres dengan Efektif untuk Kesehatan Mental dan Fisik

    5 Cara Mengelola Stres dengan Efektif untuk Kesehatan Mental dan Fisik

    Jakarta, Beritasatu.com – Stres adalah respons alami tubuh ketika menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun stres bisa menjadi motivasi untuk mencapai tujuan tertentu, jika tidak dikelola dengan baik, stres justru dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental.

    Menurut berbagai penelitian, tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan tidur, depresi, kecemasan berlebihan, hingga penyakit jantung. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki strategi yang efektif dalam mengelola stres agar kualitas hidup tetap terjaga.

    Berikut ini cara mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan secara praktis, yang dikutip dari laman Help Guide, Jumat (4/7/2025).

    Cara Mengelola Stres

    1. Menggunakan teknik relaksasi

    Teknik relaksasi dapat membantu menurunkan tingkat stres jika dilakukan secara rutin. Beberapa metode relaksasi yang efektif untuk mengelola stres antara lain:

    Luangkan waktu setiap hari untuk melakukan meditasi. Kegiatan ini membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus, sehingga stres dapat dikurangi. Salah satu teknik meditasi yang mudah dilakukan adalah meditasi pernapasan, dengan cara menghitung napas masuk dan napas keluar secara perlahan dan teratur.

    Yoga tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh, tetapi juga efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan dan stres. Saat ini, terdapat banyak jenis yoga yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

    Ketika merasa stres, cobalah melakukan teknik pernapasan dalam. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi langkah ini beberapa kali hingga tubuh dan pikiran terasa lebih tenang.

    2. Olahraga secara teratur

    Olahraga menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengelola stres. Aktivitas fisik dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang membuat suasana hati menjadi lebih baik dan rileks.

    Usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu. Pilih aktivitas fisik yang disukai, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, atau mengikuti kelas senam. Melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental sekaligus menurunkan tingkat stres.

    3. Memperhatikan pola makan

    Apa yang dikonsumsi setiap hari memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta menjaga kestabilan emosi.

    Fokuslah pada konsumsi makanan kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan protein sehat. Hindari konsumsi makanan olahan yang tinggi gula tambahan, garam, dan lemak jenuh karena dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan jantung.

    Pastikan tubuh selalu terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air setiap hari. Kekurangan cairan dapat mempengaruhi energi dan suasana hati, sehingga meningkatkan risiko stres dan kelelahan.

    4. Tidur yang berkualitas

    Tidur yang cukup dan berkualitas merupakan bagian penting dalam mengelola stres. Kurang tidur dapat membuat tubuh dan pikiran sulit untuk menghadapi tekanan sehari-hari, sehingga stres semakin meningkat.

    Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk saat akhir pekan. Kebiasaan ini membantu mengatur ritme sirkadian tubuh, sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik. Selain itu, hindari penggunaan gadget sebelum tidur karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu kualitas tidur.

    Pastikan kamar tidur memiliki suasana yang mendukung tidur nyenyak, seperti pencahayaan redup atau gelap, suhu ruangan yang sejuk, serta suasana yang tenang tanpa suara bising.

    5. Membangun dukungan sosial

    Dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat penting ketika menghadapi stres. Kehadiran teman dan keluarga dapat membantu mengurangi beban emosional yang dirasakan.

    Jangan ragu untuk menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada orang-orang terdekat. Berbicara dan berbagi cerita dapat membantu meringankan stres serta memberikan perspektif baru dalam menyelesaikan masalah.

    Selain berbicara dengan keluarga, bergabung dengan komunitas atau kelompok tertentu juga dapat menjadi cara efektif untuk mendapatkan dukungan emosional. Melalui komunitas, seseorang dapat berbagi pengalaman dan belajar dari cara orang lain mengatasi stres.

    Dengan menerapkan cara mengelola stres secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menjaga kesehatan mental dan fisik tetap optimal. Mulailah dari langkah-langkah sederhana, seperti meditasi, olahraga rutin, pola makan sehat, tidur cukup, hingga membangun dukungan sosial yang kuat.

    Cara ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, sehingga kita dapat menjalani hari dengan lebih produktif, tenang, dan bahagia.

  • Masih Muda Tapi Sering Kram Kaki? Ini Kata Ahli Gizi

    Masih Muda Tapi Sering Kram Kaki? Ini Kata Ahli Gizi

    Jakarta

    Kram di kaki identik dengan masalah yang dialami oleh orang dengan lanjut usia. Namun hal ini juga kerap dialami oleh usia muda.

    Jangan diabaikan, sebab kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh kekurangan zat tertentu. Ketahui juga beberapa upaya untuk mengatasi kram kaki.

    Kram di Kaki Bisa Dialami oleh Usia Muda

    Kram terjadi saat otot mengalami kejang dan menyebabkan ketegangan ekstrem yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan nyeri. Dalam kebanyakan kasus, kram tidak berlangsung lama, terutama jika meregangkan otot dengan lembut.

    Kram cenderung terjadi di kaki dan sering terjadi di malam hari. Dikutip dari laman Louisiana Heart, pada faktanya, 60 persen orang dewasa mengalami kram di malam hari, begitu pula 40 persen anak-anak dan remaja. Kejadian kram cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, karena tendon secara alami menyusut dan memendek, yang menambah ketegangan pada otot.

    Penyebab Kram Kaki di Usia Muda

    Dikutip dari pemberitaan detikcom sebelumnya, seorang wanita berusia 26 tahun mengaku sering mengalami kram di bagian kaki, tepatnya di bagian betis. Dalam hal ini, spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno, SpPd-KGEH mengatakan bahwa penyebabnya bisa karena masalah otot atau adanya gangguan metabolik.

    Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut sejumlah penyebab kram kaki yang bisa dialami oleh orang dengan usia muda.

    1. Dehidrasi

    Menurut dietitian di UW Health, Sarah Van Riet, kram bisa disebabkan karena dehidrasi. Jika seseorang berkeringat, mereka kehilangan elektrolit dan air. Jika kedua hal itu tidak diganti, maka bisa mengakibatkan kram otot.

    “Atlet cenderung merasakan kram kaki pada hari yang panas, yang merupakan saat ketika mereka lebih mungkin mengalami dehidrasi. Dan umumnya, hal itu terjadi ketika mereka melakukan aktivitas yang tidak biasa mereka lakukan – misalnya, mengintensifkan rutinitas mereka. Sesuatu yang belum dapat diadaptasi oleh tubuh mereka,” kata Van Riet, dikutip dari laman UW Health.

    2. Kekurangan Nutrisi Tertentu

    Selain hidrasi yang tidak mencukupi, kekurangan nutrisi juga bisa menjadi memicu kram di kaki pada usia muda. Menurut Spesialis Gizi Klinik dr Raissa E. Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, kurangnya kalsium, kalium, magnesium, dan vitamin B bisa menjadi penyebabnya.

    Meski tidak ada makanan dan minuman yang memicu kram kaki secara langsung, ada beberapa makanan dan minuman yang bisa memperburuk kondisi kram. Contohnya adalah alkohol dan kafein berlebihan, makanan olahan, kemasan, dan cepat saji

    “Makanan jenis ini seringkali rendah nutrisi penting, seperti mineral dan vitamin, serta tinggi sodium yang jika dikonsumsi berlebihan tanpa asupan air yang cukup bisa memperburuk ketidakseimbangan elektrolit,” kata dr Raissa kepada detikcom, Jumat (4/7/2025).

    3. Kelelahan Otot

    Kelelahan otot atau penggunaan otot secara berlebihan menjadi penyebab selanjutnya. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan asam laktat di otot yang menimbulkan kram. Kendati demikian, biasanya kram hilang setelah istirahat, rehidrasi, dan diatasi kehilangan elektrolitnya.

    “Meskipun tidak secara langsung, tapi penggunaan berlebihan bisa menyebabkan penumpukan asam laktat, gejalanya kram,” kata dr Raissa.

    Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman USA Today, kram kaki bisa menjadi komplikasi dari latihan keras. Menurut dokter keluarga yang berbasis di Scottsdale Arizona, Dr Shad Marvasti, kram kaki bisa terjadi karena ketegangan berlebihan pada otot-otot kaki selama latihan karena pembatasan pasokan darah secara tiba-tiba ke otot-otot yang terlibat.

    4. Kondisi Tertentu dan Efek Samping Obat-obatan

    Tak hanya asupan nutrisi dan penggunaan otot, ada beberapa kondisi tertentu dan obat-obatan yang dapat menyebabkan kram. Contohnya seperti penyempitan pembuluh darah, kehamilan, obesitas, penyakit tiroid, masalah ginjal, atau efek samping obat-obatan tertentu, misalnya diuretik atau statin.

    Cara Mengatasi Kram Kaki

    Untuk mengatasi kram kaki yang sering terjadi, lakukan beberapa hal berikut:

    1. Jaga Pola Makan Seimbang

    Penting untuk mengonsumsi pola makan seimbang yang meliputi biji-bijian, susu, dam yoghurt serta daging tanpa lemak atau protein sepanjang minggu. Meski hal ini mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan kram kaki, menjaga pola makan seimbang bisa membantu mengurangi risikonya.

    “Tujuan perubahan nutrisi adalah menjaga tubuh tetap ternutrisi dan terawat dengan baik. Jika Anda sering melewatkan waktu makan dan mencoba menggantinya dengan minum minuman olahraga, Anda tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Van Riet.

    2. Perhatikan Asupan Cairan Total

    Selanjutnya adalah mencukupi asupan cairan yang masuk ke tubuh. Menurut Van Riet, urine harus berwarna kuning pucat atau hampir bening.

    3. Konsumsi Makanan Sehat Sebelum dan Setelah Berolahraga

    Pola makan seimbang begitu penting saat melakukan olahraga dalam sesi yang lebih lama atau lebih intens. Van Riet menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan, seperti pisang, susu rendah lemak, atau susu coklat, kacang-kacangan, dan biji-bijian atau yoghurt sekitar 30 menit sebelum berolahraga dan 30 menit setelah melakukan aktivitas berat selama 60 menit atau lebih. Kendati demikian, hal ini tergantung kapan olahraga dilakukan.

    “Jika Anda bangun dan mulai berlari di pagi hari, Anda mungkin tidak perlu makan camilan sebelum berolahraga. Namun, jika saat itu pukul 4 sore dan Anda belum makan sejak tengah hari, sebaiknya Anda makan yogurt atau sesuatu yang serupa,” kata Van Riet.

    4. Pijat dan Peregangan

    Meski nutrisi lebih mungkin menjadi faktor bagi atlet yang mengalami kram kaki, kemungkinan masih ada penyebab lainnya, seperti efek samping obat, kondisi medis, dan lain sebagainya.

    “Ada teori lain yang menyatakan bahwa ketegangan otot dan kelelahan dapat menyebabkan kram, jadi hal ini mungkin sama sekali tidak terkait dengan nutrisi. Dalam kasus tersebut, pijat dan peregangan mungkin lebih efektif untuk mengatasinya,” kata Van Riet.

    Sebab begitu banyak kemungkinan penyebab kram kaki. Penting untuk memeriksakan diri dengan tenaga medis profesional jika sering mengalami kaki. Dengan begitu, diketahui cara yang paling tepat untuk mengatasinya.

    (elk/tgm)