Produk: protein

  • Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    JAKARTA – Selama ini, makanan ultra proses sering mendapat stigma negatif sebagai penyebab masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya.

    Padahal, tidak semua makanan yang masuk kategori ini layak dicap buruk. Banyak produk ultra proses yang justru berperan penting dalam peningkatan gizi, ketahanan pangan, bahkan kemudahan distribusi nutrisi di masyarakat modern.

    Prof. Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam acara Temu Ilmiah Nasional Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2025 yang berlangsung di Jakarta mengatakan, pelabelan negatif secara menyeluruh terhadap pangan ultra proses bisa menyesatkan dan perlu ditinjau kembali.

    “Seringkali makanan ultra proses dianggap tidak sehat, padahal sebenarnya tidak bisa disamaratakan. Ada produk ultra proses yang bernilai gizi tinggi dan bermanfaat, tergantung pada formulasi dan komposisinya,” jelas Prof. Purwiyatno.

    Mengacu pada sistem klasifikasi NOVA yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas São Paulo, Brasil, makanan ultra proses didefinisikan sebagai produk olahan yang mengandung bahan-bahan industri seperti pemanis buatan, perisa sintetis, pengemulsi, pewarna, dan bahan tambahan lain yang tidak umum ditemukan dalam dapur rumah tangga. Beberapa contoh umumnya meliputi soda, biskuit, makanan beku, sereal manis, dan camilan kemasan.

    Makanan tersebut memang sering kali dilengkapi kandungan gula, garam, pengental, perasa hingga pewarna yang membuatnya semakin tampak menarik untuk dicicipi. Alasan inilah yang membuat imej dari makanan ultra proses memiliki kandungan nutrisi rendah hingga dicap buruk bagi kesehatan. 

    Faktanya, kata Prof. Purwiyatno, tak semua makanan ultra proses memiliki nilai gizi yang buruk dan penilaian klasifikasi NOVA tersebut masih memiliki kelemahan karena terlalu menyamaratakan kategori bahan baku makanan. 

    Hal ini dapat dilihat dari produk pangan seperti daging nabati yang banyak dikonsumsi vegetarian dan vegan. Makanan tersebut masuk ke dalam kategori ultra proses, meski pun kandungan nutrisinya cukup lengkap dan bisa menjadi sumber protein nabati yang baik.

    “Kita perlu meninjau ulang sistem NOVA agar tidak membingungkan masyarakat. Misalnya daging alternatif ini, padahal dari sisi gizi, dampak lingkungan itu banyak nilai positifnya, tapi itu dimasukkan dalam kelompok makanan ultra proses tapi sehingga kondisinya disalahpahami sebagai makanan tidak sehat, padahal jelas-jelas lebih bermanfaat,” ujar Prof. Purwiyatno.

    Selain itu bisa dilihat juga dari produk seperti protein bar, susu protein dan lain sebagainya. Sebagian besar makanan seperti itu diproses sedemikian rupa. Tapi apakah kandungan whey, kasein, dan beberapa nutrisi yang didapat dari proses pengolahan tertentu juga dapat dinilai buruk? 

    Ia menekankan, alih-alih hanya melihat metode pengolahannya, masyarakat sebaiknya lebih fokus pada kualitas nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Masyarakat juga perlu lebih teliti sebelum membeli dan mengonsumsi makanan, terutama dalam kemasan. 

    Salah satu contoh paling sederhana adalah ketika melihat makanan dengan kadar gula, garam dan lemak trans yang tinggi. Ketiga bahan ini tentu saja memberi dampak buruk bagi kesehatan yang sudah semestinya dibatasi. 

    “Makanan ultra proses saat ini pun sudah menjadi bagian yang penting dari pangan di era masa kini. Kalau tidak diproses, kita tidak bisa menikmati apa yang bisa kita makan saat ini. Saya rasa ini adalah bagian dari inovasi dari industri pangan,” pungkasnya.

  • Ahli Gizi Bocorkan Makanan Penurun Kolesterol Secara Alami

    Ahli Gizi Bocorkan Makanan Penurun Kolesterol Secara Alami

    Jakarta, Beritasatu.com – Makanan penurun kolesterol bisa menjadi solusi alami bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan jantung tanpa harus langsung bergantung pada obat. Menurut para ahli dari Harvard Medical School, perubahan pola makan merupakan langkah awal yang sangat efektif untuk menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol “jahat” dalam tubuh.

    Seorang ahli nutrisi yang dikutip oleh Surrey Live, Jumat (11/7/2025), menjelaskan bahwa makanan penurun kolesterol yang mengandung serat larut bekerja layaknya spons. Serat ini menyerap kolesterol dalam sistem pencernaan sebelum sempat masuk ke aliran darah. Salah satu sumber serat larut terbaik adalah gandum utuh, termasuk oatmeal klasik.

    Alih-alih mengonsumsi tepung putih dan nasi putih, beralihlah ke pilihan yang lebih sehat seperti tepung gandum utuh, beras merah, atau beras liar. Hindari produk instan karena kandungan seratnya umumnya sudah berkurang drastis. 

    Salah satu menu sehat yang direkomendasikan adalah overnight oats yakni oatmeal yang direndam semalaman, yang disajikan bersama yogurt Yunani dan buah beri.

    Kathy McManus, Direktur Nutrisi di Brigham and Women’s Hospital, mengingatkan agar tidak mengganti lemak dengan gula, karena justru bisa memperburuk kesehatan jantung. Sebagai gantinya, konsumsi lemak sehat seperti:

    Minyak zaitunMinyak dari kacang-kacangan dan biji-bijianIkan berlemak seperti salmon yang kaya omega-3Serat Larut, Kunci Menurunkan Kolesterol

    Panduan dari University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust (UHSussex) juga menekankan pentingnya makanan yang kaya serat larut untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Beberapa sumber terbaiknya antara lain:

    Oat dan dedak oatBiji rami (flaxseed)BarleyBuah dan sayuranKacang-kacangan, lentil, tahu, dan buncis

    Selain membantu menurunkan kolesterol, makanan-makanan ini juga menyediakan protein nabati rendah lemak yang baik untuk kesehatan secara keseluruhan.

    Meski pola makan sehat sangat dianjurkan, bagi penderita hiperkolesterolemia familial (kadar kolesterol tinggi akibat faktor genetik), perubahan pola makan saja belum tentu cukup. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui apakah diperlukan pengobatan tambahan.

    Dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat secara konsisten, Anda dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara alami dan berkelanjutan.

  • Waspada! Ini Efek Konsumsi Bayam dan Kangkung Terlalu Sering

    Waspada! Ini Efek Konsumsi Bayam dan Kangkung Terlalu Sering

    Jakarta

    Bayam (spinach) dan kangkung (water spinach) merupakan jenis sayuran hijau yang bisa ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    Kedua sayuran ini sering diolah menjadi sayur bening atau tumis, serta memiliki beragam kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

    Nutrisi dan Manfaat Bayam

    Dikutip dari laman Nutrition Value, angka kecukupan gizi harian umumnya didasarkan pada pola makan sebanyak 2.000 kalori per hari. Dalam setiap 100 gram bayam, terdapat berbagai nutrisi penting yang memberikan kontribusi terhadap kebutuhan harian tubuh, di antaranya:

    23 kalori0,4 gram lemak total atau 1 persen dari dari daily value (DV) atau nilai kebutuhan harian79 mg natrium atau 3 persen 3,6 gram karbohidrat atau 1 persen2,2 gram serat pangan atau 8 persen dari kebutuhan harian0,4 gram gula alami2,9 gram protein atau 6 persen dari kebutuhan harian99 miligram (mg) kalsium atau 8 persen dari kebutuhan harian2,7 mg zat besi atau 15 persen dari kebutuhan harian558 mg kalium atau 12 persen dari kebutuhan harian

    Dikutip dari Healthline, bayam memiliki manfaat berupa meningkatkan kesehatan mata, mengurangi stres oksidatif, membantu mencegah kanker, hingga mengurangi kadar tekanan darah.

    Nutrisi dan Manfaat Kangkung

    Adapun dalam setiap 100 gram kangkung, terkandung:

    30 kalori0,7 gram lemak total atau 1 persen dari daily value (DV) atau kebutuhan harian4,7 gram karbohidrat atau 2 persen dari kebutuhan harian3,2 gram protein nabati, setara dengan 6 persen dari kebutuhan harian70 mg kalsium atau 5 persen dari kebutuhan harian4,4 mg zat besi atau 24 persen dari kebutuhan harian185 mg kalium atau 4 persen dari kebutuhan harian

    Menurut National Nutrition Council Filipina, kangkung baik untuk menurunkan tekanan darah, memberikan kekebalan terhadap kanker, meningkatkan penglihatan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mengobati penyakit kulit. Kangkung merupakan sumber yang kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan.

    Kangkung juga mengandung kalium dan zat besi. Karena tumbuh dan berkembang di lingkungan semi-akuatik, kangkung juga menyediakan banyak elektrolit. Manfaat kesehatan penting lainnya dari kangkung adalah mencegah sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi dan membantu melancarkan buang air besar.

    Meskipun bayam dan kangkung menawarkan banyak manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang untuk menghindari efek samping. Beberapa di antaranya bahkan bisa memperburuk kondisi kesehatan, terutama bagi individu dengan penyakit tertentu.

    Efek Konsumsi Bayam Berlebihan

    Dikutip dari Medicine Net dan Livestrong, efek samping terlalu banyak mengonsumsi bayam sebagai berikut.

    1. Meningkatkan Risiko Batu Ginjal

    Karena bayam mengandung asam oksalat dalam jumlah tinggi dibandingkan sayuran hijau lainnya, konsumsi bayam secara berlebihan dapat berperan dalam pembentukan batu ginjal kalsium-oksalat, yaitu jenis batu ginjal yang paling umum.

    Dalam kasus yang jarang terjadi, mengonsumsi makanan tinggi oksalat, seperti bayam dalam jumlah ekstrem dapat menyebabkan hiperoksaluria, yaitu kondisi saat tubuh mengeluarkan oksalat secara berlebihan melalui urine.

    Menurut Cedar-Sinai Medical Center, ketika kristal oksalat bertemu dengan kalsium di ginjal, keduanya bisa membentuk batu ginjal.

    Penelitian yang dilakukan oleh USDA Crop Improvement and Protection Research pada tahun 2016 juga mengeksplorasi kemungkinan untuk mengembangkan varietas bayam dengan kandungan oksalat yang lebih rendah guna mengurangi efek samping senyawa oksalat terhadap kesehatan.

    “Hal ini dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal pada orang-orang tertentu,” kata Dr Joseph Roberts, asisten profesor nutrisi di Arizona State University di Phoenix, dikutip dari American Heart Association (AHA), Kamis (11/7/2025).

    “Orang yang rentan terhadap batu ginjal terkadang diberi diet rendah oksalat. Merebus bayam dapat mengurangi jumlah oksalat yang Anda konsumsi,” kata Roberts.

    2. Memicu Masalah Pencernaan

    Mengonsumsi bayam dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan penumpukan gas, perut kembung, dan kram, karena tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna serat dalam jumlah besar. Kandungan serat yang tinggi dalam bayam memang baik untuk kesehatan pencernaan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, justru bisa menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, hingga demam ringan pada sebagian orang.

    Selain itu, konsumsi bayam yang terlalu banyak justru bisa menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh. Hal ini disebabkan oleh interaksi antara serat tinggi dan senyawa seperti asam oksalat, yang dapat mengikat zat besi dan membuatnya sulit diserap secara optimal.

    3. Mengganggu Kinerja Obat

    Pasien yang mengonsumsi obat antikoagulan (pengencer darah) seperti warfarin disarankan untuk membatasi konsumsi bayam, karena sayuran ini mengandung vitamin K dalam jumlah sangat tinggi. Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah, sehingga asupannya yang berlebihan dapat mengganggu efektivitas obat antikoagulan dan memengaruhi stabilitas kadar pembekuan darah.

    “Vitamin K, yang berperan penting dalam pembekuan darah, dapat mengganggu kerja pengencer darah warfarin. Hal ini tidak terlalu menjadi masalah dengan pengencer darah yang lebih baru. Tetapi pengguna warfarin harus konsisten dalam mengonsumsi vitamin K, yang akan membantu menstabilkan kadar warfarin,”kata Roberts.

    4. Meningkatkan Risiko Penyakit Asam Urat

    Makanan nabati seperti bayam mengandung purin alami yang akan diubah tubuh menjadi asam urat. Pada sebagian orang yang rentan terhadap masalah terkait purin, atau mereka yang mengalami hiperurisemia (kadar asam urat tinggi dalam darah), konsumsi purin dalam jumlah berlebihan, termasuk dari bayam, dapat menimbulkan masalah kesehatan.

    Jika tubuh tidak mampu membuang kelebihan asam urat melalui ginjal, kadar asam urat dapat meningkat. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian, yang memicu penyakit asam urat (gout) seperti nyeri hebat dan pembengkakan.

    Pharmacy Times juga memperingatkan, makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti bayam, sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah sangat besar, terutama oleh individu yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit asam urat.

    “Bayam juga mengandung purin, yang diubah menjadi asam urat di dalam tubuh. Pada pengidap asam urat, asam urat dapat memicu serangan,” kata Roberts.

    Efek Konsumsi Kangkung Berlebihan

    Dikutip dari Vietnam Vn, kangkung merupakan salah satu jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh pengidap penyakit asam urat. Mengonsumsi kangkung dapat memicu peningkatan produksi asam urat dalam tubuh, sehingga memperburuk gejala seperti nyeri sendi dan rasa tidak nyaman.

    Selain itu, kangkung juga mengandung kalsium oksalat dalam jumlah yang cukup tinggi. Senyawa ini berisiko membentuk batu ginjal, terutama pada individu yang memiliki riwayat gangguan ginjal.

    Oleh karena itu, bagi yang menderita batu ginjal atau memiliki masalah fungsi ginjal, disarankan untuk membatasi asupan kangkung dalam pola makan sehari-hari.

    (suc/tgm)

  • Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menginjak usia 100 tahun pada Kamis, 10 Juli 2025. Di usianya yang satu abad itu, ia masih terlihat bugar dan aktif melakukan beragam kegiatan. Apa rahasianya?

    Eric Topol, seorang ahli jantung perintis dan salah satu ilmuwan paling terkemuka di dunia, dalam bukunya yang berjudul ‘Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity,’ menuliskan bahwa sains telah menunjukkan kepada kita bahwa membalikkan penuaan, bukan hanya memperpanjang umur, adalah hal yang mungkin.

    “Sementara sains berkembang pesat, para predator juga membanjiri, menjajakan produk atau layanan yang belum terbukti, berpotensi berbahaya, atau hanya buang-buang uang,” kata pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute ini, dikutip dari National Geographic, Jumat (11/7/2025).

    Dalam percakapan dengan National Geographic, ia membahas teknologi yang merevolusi cara kita menua, pseudosains yang menyebar luas yang merajalela di seluruh gerakan umur panjang, dan ‘biohacks’ paling ampuh yang dapat mengubah kesehatan.

    Di tengah lautan ‘pakar’ dan influencer kesehatan yang hanya mencari keuntungan dari ketakutan manusia akan kematian dan menjadi tua, Topol menawarkan panduan berbasis bukti dan fakta ilmiah untuk menua dengan baik:

    1. Gen bukanlah takdir, gaya hidup adalah kunci

    Jika riwayat kesehatan keluarga kalian dipenuhi penyakit mematikan seperti kanker, penyakit jantung, atau Alzheimer, gen kalian bisa terasa seperti hukuman mati. Namun, menurut Topol dan data longitudinal yang ekstensif, genetika hanya berperan sekitar 20% dalam umur panjang manusia. Sebanyak 80% sisanya bergantung pada pilihan gaya hidup, keadaan hidup, dan faktor lingkungan.

    “Untuk penuaan yang sehat, sebagian besar bukan soal genetika, Anda punya banyak kekuatan (untuk mengubahnya),” kata Topol

    Banyak orang tidak menerapkan gaya hidup sehat karena memiliki sikap fatalistik terhadap gen mereka. Namun, bukti menunjukkan bahwa jika orang menerapkan kebiasaan tertentu yang didukung data, mereka dapat memperoleh setidaknya lima hingga tujuh tahun lebih banyak hidup sehat, bebas dari penyakit terkait usia.

    2. Olahraga adalah ‘biohack’ paling ampuh

    Dari media sosial hingga buku-buku pengembangan diri, berbagai macam biohack atau cara peretasan biologis bermunculan. Para influencer di berbagai platform ini merekomendasikan untuk mencoba program suplemen, krioterapi, MRI seluruh tubuh, infus NAD+ IV, dan perawatan sel punca, dan masih banyak lagi.

    Kebanyakan harganya mahal, tetapi strategi anti-penuaan yang benar-benar efektif sebenarnya tidak harus mahal, olahraga.

    “Olahraga adalah pertahanan terbaik kita melawan penyakit terkait usia. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa satu menit olahraga setara dengan lima menit hidup sehat, tujuh menit untuk latihan interval intensitas tinggi (HIIT),” ujarnya.

    Menjadi aktif, didefinisikan sebagai berjalan cepat setidaknya 150 menit per minggu, dikaitkan dengan harapan hidup 4,5 tahun lebih lama.

    Topol mengatakan bahwa olahraga sangat efektif karena berdampak positif pada berbagai sistem tubuh: jantung, otak, pankreas, otot rangka, saluran pencernaan, hati, lemak tubuh, mikrobioma usus, dan pembuluh darah perifer. Olahraga telah terbukti mengurangi peradangan dan kematian akibat semua penyebab seumur hidup.

    Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, Anda perlu melakukan lebih dari sekadar latihan aerobik dan memasukkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas. Mengangkat beban membantu mencegah pengeroposan tulang, menjaga otot, meningkatkan keseimbangan, mengurangi peradangan, dan mengurangi nyeri sendi.

    Topol menyarankan sekitar 150 menit atau lebih per minggu untuk aktivitas fisik sedang seperti menari atau yoga (atau 75 menit atau lebih untuk aktivitas fisik berat seperti berenang) dan latihan ketahanan setidaknya dua kali per minggu.

    Jika kalian tidak bisa pergi ke pusat kebugaran, selingi dengan beberapa ‘camilan’ olahraga, seperti push-up, wall sit, atau lunge sepanjang hari.

    3. Diet sehat

    Satu pola makan yang mengungguli pola makan lainnya dalam hal penuaan sehat adalah apa yang disebut sebagai diet Mediterania. Diet ini pada prinsipnya berfokus mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, dan lemak sehat. Silakan komposisi makannya ditiru sesuai kondisi kita berada sekarang.

    Sejumlah studi nutrisi, termasuk yang diterbitkan di Nature pada Maret 2025, menunjukkan bahwa kaleidoskop makanan padat nutrisi dan minim olahan ini mengurangi peradangan, menurunkan kolesterol, memperbaiki tekanan darah, dan membantu mengontrol glukosa. Seiring waktu, mengonsumsi makanan Mediterania dapat mengurangi risiko beberapa penyakit mematikan seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan Alzheimer.

    Puasa intermiten dan pembatasan kalori sederhana juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperpanjang umur, terutama dalam studi hewan. Namun, para ilmuwan belum memastikan efek pastinya pada manusia, sehingga pendekatan ini belum direkomendasikan secara luas.

    Selanjutnya: Tidur Nyenyak hingga Bersosialisasi

    4. Tidur nyenyak dan cukup

    Tidur memungkinkan pembaruan biologis, membantu otak dan tubuh pulih dari aktivitas selama jam-jam terjaga. Namun seiring bertambahnya usia, jam tidur kita cenderung berantakan.

    Beberapa ahli berpendapat bahwa kurang tidur secara fundamental mengubah mekanisme biologis penuaan, sehingga mengacaukan pengaturan pemulihan dan perbaikan internal tubuh kita.

    Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat memicu efek samping yang mencakup risiko kematian dini yang lebih tinggi, masalah jantung, kanker, diabetes tipe 2, masalah kekebalan tubuh, obesitas, penyakit Alzheimer, tekanan darah tinggi, stroke, dan penurunan kesehatan mental yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme, seluler, dan hormonal.

    5. Latihlah otot-otot sosial

    Kesepian tidak hanya membebani pikiran, tetapi juga dapat memperpendek hidup kita. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa isolasi sosial bisa sama berbahayanya dengan merokok setengah bungkus sehari.

    Hal ini berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular, demensia, stroke, depresi, kecemasan, dan kematian dini yang lebih tinggi.

    “Manusia bergantung pada koneksi sosial. Namun seiring bertambahnya usia, kita sering kali ‘terkurung dalam gua’ dan terisolasi secara sosial, yang dikaitkan dengan dampak buruk,” kata Topol.

    Mempertahankan hubungan yang kuat, bahkan hanya dengan satu atau dua orang, membantu melawan stres kronis, yang dapat membuat kita sakit. Koneksi juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan motivasi diri, dua faktor yang berkontribusi pada kebiasaan yang lebih sehat.

    Topol menyarankan untuk pergi ke alam terbuka, menekuni hobi, atau terlibat dalam musik atau seni bersama orang lain, adalah juga kegiatan yang dapat memperpanjang umur.

    6. Hindari zat-zat beracun

    Selain menambah kebiasaan sehat, penting juga untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Ancaman lingkungan terbesar yang harus dihindari? Polusi udara, racun seperti pestisida, mikroplastik, dan bahan kimia berbahaya.

    Faktor-faktor ini mudah menyebar, sehingga menghindarinya bisa terasa seperti perjuangan yang mustahil. Namun, perubahan kecil memang berpengaruh. Topol menyarankan untuk mengganti bahan plastik pada peralatan di dapur dengan alternatif kaca atau kayu, menggunakan pembersih udara dan filter air, serta membeli produk organik.

    7. Memanfaatkan revolusi teknologi umur panjang

    Berbekal AI, data besar, dan dana penelitian miliaran dolar, ilmuwan akademis dan perusahaan rintisan di bidang teknologi umur panjang sedang mengejar inovasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membuka jalan bagi penuaan.

    Para ilmuwan sedang dalam berbagai tahap pengembangan teknik peramalan medis presisi seperti ‘jam organ’ yang mendeteksi dan mencegah penyakit jauh sebelum gejala muncul, obat-obatan baru untuk membersihkan sel-sel ‘zombie’ yang memicu peradangan, imunoterapi yang mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan penyakit, dan pemrograman ulang epigenetik untuk membuat sel-sel tua tampak muda kembali.

    Terdapat pula bukti bahwa obat penurun berat badan GLP-1 dapat membantu mengendalikan beberapa kondisi terkait usia yang paling sulit diatasi. Revolusi teknologi ini membuat Topol optimistis terhadap masa depan kesehatan kolektif kita.

    “Kita akan mencapai kemajuan yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam melawan penyakit terkait usia. Dan kita tidak perlu membalikkan proses penuaan. Kita hanya perlu mengidentifikasi siapa yang berisiko, menempatkan mereka dalam jalur pengawasan, dan mengatasi penyakit target,” yakinnya.

    Meskipun kita mungkin tidak akan melihat akhir dari penyakit dalam dua dekade mendatang seperti yang diprediksi beberapa orang, setidaknya kita dapat menua lebih sehat daripada sebelumnya.

    “Dan kita tidak perlu menunggu teknologi ini hadir di pasaran, melakukan perubahan gaya hidup sekarang dapat menambah tahun-tahun sehat dalam hidup kita. Banyak penyakit penuaan yang paling merusak membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk muncul, jadi tidak ada kata terlalu dini atau terlambat untuk memulai,” tutup Topol.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fay)

  • Ikan Waduk Cirata Tercemar Merkuri, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar IPB

    Ikan Waduk Cirata Tercemar Merkuri, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar IPB

    Jakarta

    Ikan di Waduk Cirata, Jawa Barat, disebut sudah tidak layak konsumsi karena tercemar merkuri tinggi. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat ini tengah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan permasalahan di waduk tersebut.

    “Waduk Cirata itu sebenarnya sudah tidak layak dimakan, ikannya itu sudah tidak layak. Karena kandungan merkurinya sangat tinggi dan itu sangat tidak sehat untuk masyarakat,” ungkapnya dalam Penandatanganan Nota Kesepakatan Dukungan Rencana Program Revitalisasi Tambak Pantura di KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Menanggapi temuan tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Dietriech Geoffrey Bengen, DEA mengatakan pernyataan yang disampaikan Menteri KP sudah didasarkan pada kajian ilmiah dan mencerminkan kompleksitas pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

    Ia menerangkan bahwa merkuri dapat masuk ke perairan melalui berbagai jalur, seperti limbah industri (termasuk dari penambangan emas skala kecil), limbah domestik (misalnya baterai rusak), dan residu pertanian.

    Di lingkungan air, merkuri akan berubah menjadi metilmerkuri, bentuk paling toksik yang mudah terakumulasi dalam rantai makanan, terutama pada ikan.

    “Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi membuat ikan predator atau yang berumur panjang memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi,” jelas Prof Dietriech dalam keterangannya dikutip dari IPB University, Kamis (10/7).

    Terkait dampak kesehatan yang ditimbulkan, Prof Dietriech menyoroti karakteristik merkuri yang dikenal sebagai neurotoksin kuat. Dampaknya dapat merusak sistem saraf pusat, menyebabkan sakit kepala, tremor, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, gangguan imun, hingga radang saluran cerna.

    “Ancaman ini sangat serius jika ikan terkontaminasi dikonsumsi rutin dalam jumlah besar,” tegasnya.

    Untuk mengatasi persoalan tersebut, Prof Dietriech mendorong pendekatan multidimensi. Ia menyarankan lima strategi yang perlu dilakukan, yakni komunikasi risiko secara transparan. Menurutnya, pemerintah perlu menyampaikan data kadar merkuri secara terbuka dan edukasi alternatif sumber protein.

    Selain itu, langkah yang tidak kalah penting adalah memantau kondisi kesehatan warga, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak. Selain itu, dia menegaskan perlunya mengatasi sumber masalah, termasuk penegakan hukum terhadap industri pencemar dan tambang emas ilegal di hulu Citarum, serta pengurangan drastis jumlah keramba.

    “Pengurangan drastis keramba yang melebihi daya dukung krusial untuk mengurangi beban organik,” katanya.

    (kna/kna)

  • Harga Pangan Hari Ini 10 Juli: Beras Mahal, Cabai Makin Pedas

    Harga Pangan Hari Ini 10 Juli: Beras Mahal, Cabai Makin Pedas

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan mengalami kenaikan secara rata-rata nasional pada hari ini, Kamis (10/7/2025). Bahan Pangan seperti beras, daging ayam, hingga cabai kompak mengalami kenaikan.

    Mengacu pada panel harga pangan yang dirilis oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 7.51 WIB, harga beras premium naik 1,31% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi Rp16.144 per kilogram (kg).

    Harga beras medium juga tercatat naik 0,69% menjadi Rp14.270 per kg. Serta, beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) naik 3,53% menjadi Rp12.950 per kg.

    Harga cabai merah keriting turut tercatat naik 0,06% menjadi Rp44.610 per kg, diikuti harga cabai rawit merah yang naik 1,87% menjadi Rp68.440 per kg. Meski demikian, harga cabai merah besar justru berbalik turun 3,12% menjadi Rp41.182 per kg.

    Kemudian, harga jagung peternak naik 0,65% menjadi Rp6.163 per kg dan kedelai biji kering (impor) turut terkerek harganya 0,54% menjadi Rp10.896 per kg.

    Sejumlah komoditas sumber protein seperti daging sapi murni juga tercatat naik 0,69% menjadi Rp136.155 per kg.

    Akan tetapi, daging kerbau beku (impor) berbalik turun tipis 0,04% menjadi Rp105.833 per kg dan daging kerbau segar (lokal) turun 4,97% menjadi Rp135.000 per kg.

    Harga ikan kembung juga mencatatkan penurunan 0,05% menjadi Rp41.008 per kg. Akan tetapi, ikan tongkol masih naik harga 1,11% menjadi Rp34.194 per kg dan ikan bandeng naik 1,32% menjadi Rp34.787 per kg.

    Sementara itu, harga gula konsumsi naik tipis 0,01% menjadi Rp18.338 per kg, sedangkan garam konsumsi turun 0,41% 11.613 per kg.

    Selanjutnya, harga bawang merah justru turun 4,44% menjadi Rp41.953 per kg bersamaan dengan harga bawang putih bonggol turun 1,25% menjadi Rp38.308 per kg.

    Harga tepung terigu (curah) naik 0,26% menjadi Rp9.768 per kg. Sedangkan tepung terigu kemasan mencatatkan tren penurunan harga 2,84% menjadi Rp12.535 per kg.

    Terakhir, minyak goreng kemasan turun 2,49% menjadi Rp20.221 per liter, minyak goreng curah turun 2,12% menjadi Rp17.164 per liter dan Minyakita turun 2,01% menjadi Rp17.216 per liter.

  • Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Jakarta

    Melewatkan sarapan di pagi hari adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Hal ini disebabkan oleh sejumlah alasan, mulai dari tak merasa lapar atau ingin menurunkan berat badan.

    Padahal, sarapan penting untuk mengakhiri puasa semalaman dan menstabilkan kadar gula darah. Jika dilewatkan, tubuh bisa kekurangan energi, sulit fokus, dan cenderung makan berlebihan di siang hari. Bahkan melewatkan sarapan secara terus-menerus tanpa perencanaan pola makan yang baik sepanjang hari justru dapat menghambat pencapaian tujuan kesehatan.

    “Melewatkan sarapan bukan hanya soal rasa lapar; itu adalah kesempatan yang hilang untuk memberi nutrisi pada tubuh dan pikiran secara optimal,” jelas Claire Rifkin, MS, RDN, ahli gizi asal New York City yang juga pendiri praktik kesehatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan.

    1. Dampak Melewatkan Sarapan

    Melewatkan sarapan dapat menimbulkan berbagai efek, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dikutip dari Eating Well, berikut ini beberapa dampak yang bisa dirasakan.

    Lemas

    Menurut Marcie Vaske, MS, LN, CNS, saat seseorang bangun di pagi hari, kadar glukosa dalam darah berada pada tingkat yang lebih rendah. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama tanpa asupan makanan, dapat menyebabkan kelelahan fisik, termasuk munculnya gejala seperti kebingungan atau brain fog. Sarapan secara teratur menjadi penting karena otak sangat bergantung pada glukosa untuk dapat berfungsi secara optimal.

    Senada, buku Recent Developments in Applied Microbiology and Biochemistry (2021), menjelaskan, glukosa adalah sumber energi utama bagi otak, dan glukosa sebagian besar berasal dari karbohidrat. Oleh karena itu, asupan karbohidrat yang cukup melalui sarapan membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, yang pada gilirannya berperan dalam meningkatkan energi, fokus mental, serta kinerja kognitif secara keseluruhan.

    Mengganggu Keseimbangan Hormon

    Terlalu lama menahan lapar dapat menurunkan kadar gula darah dan mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Menurut Endocrine Society, salah satu hormon yang terpengaruh adalah kortisol, yakni hormon stres yang berperan penting dalam mengatur suasana hati, respons terhadap tekanan, serta kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi harian.

    Dokter keluarga di Amerika Serikat (AS), Laura Purdy, MD, MBA,menjelaskan kadar kortisol biasanya berada pada tingkat tertinggi saat seseorang bangun di pagi hari, kemudian perlahan menurun sepanjang hari.

    “Makan sarapan pagi dapat membantu mengelola kadar ini dan stres, memberi Anda dorongan mental untuk menjalani hari,” katanya.

    Perubahan Mood atau Cemas

    Ketika keseimbangan hormon terganggu, wajar jika tubuh terasa tidak nyaman atau lebih rentan mengalami perubahan suasana hati. Sebelum menyimpulkan penyebabnya terlalu jauh, ada baiknya meninjau kembali pola makan dalam beberapa waktu terakhir-terutama kebiasaan melewatkan sarapan.

    Sebuah studi tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity dan melibatkan 21.972 mahasiswa menemukan, kebiasaan melewatkan sarapan, baik secara rutin maupun tidak, berkaitan dengan penurunan tingkat kebahagiaan, serta peningkatan risiko depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

    “Jika kadar kortisol terus-menerus tinggi, kadarnya dikaitkan dengan kecemasan dan depresi. Berita baiknya? Sarapan adalah kesempatan awal untuk menyehatkan otak dan kesehatan mental Anda. ” ucap Rifkin.

    “Kekurangan nutrisi yang mendukung otak, seperti asam lemak omega-3 dan vitamin B, terkait dengan gangguan suasana hati, dan makanan sarapan dapat menyediakannya. Sarapan yang bergizi lebih dari sekadar bahan bakar fisik; sarapan merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional,” lanjutnya.

    Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Melewatkan waktu makan, khususnya sarapan, dapat membawa dampak serius dalam jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung. Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara kebiasaan tidak sarapan dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk.

    Sebuah meta-analisis tahun 2019 yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Hal ini diduga berkaitan dengan gangguan metabolik yang muncul, seperti fluktuasi kadar gula darah, kecenderungan makan berlebihan di kemudian hari, serta keterkaitan dengan gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.

    Tinjauan lain pada tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Obesity juga mencatat bahwa individu yang tidak sarapan cenderung memiliki kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang rutin sarapan. LDL sendiri merupakan jenis kolesterol yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke jika kadarnya berlebihan.

    Studi tambahan dari American Heart Association juga menyoroti berbagai penelitian terkait efek melewatkan sarapan terhadap kesehatan jantung dan penyakit kronis lainnya. Meskipun belum ada konsensus tunggal akibat kompleksitas faktor penyebab penyakit jantung, data menunjukkan, mereka yang rutin sarapan dan menjaga waktu makan cenderung memiliki profil kesehatan jantung yang lebih baik dibandingkan yang tidak.

    Menurut Maggie Berghoff, praktisi pengobatan fungsional dan pendiri DetoxDaily di AS, yang terpenting bukan hanya soal waktu makan, tetapi juga pola pikir serta kualitas nutrisi yang dikonsumsi.

    “Yang terpenting adalah pola pikir dan perhatian terhadap jenis makanan yang Anda konsumsi, mendapatkan nutrisi berkualitas dalam pola makan Anda, dan secara konsisten menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat,” katanya.

    Memperlambat Metabolisme Tubuh

    Sebagian orang sengaja melewatkan sarapan dengan harapan dapat menurunkan berat badan. Namun, kebiasaan ini justru dapat menghambat proses penurunan berat badan dengan memengaruhi fungsi metabolisme tubuh.

    Menurut ahli diet nutrisi fungsional dari Georgia, Stephanie Darby, RD, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan energi di pagi hari, ia akan mulai mencari cadangan energi dari jaringan lemak dan otot. Proses ini memerlukan energi tambahan, sehingga tubuh secara alami akan memperlambat proses metabolisme untuk menghemat energi dan mempertahankan fungsi vital.

    Akibatnya, metabolisme melambat untuk memungkinkan konservasi energi ini terjadi, menurunkan tingkat energi dan menyimpan cadangan apa pun dalam jaringan lemak untuk kebutuhan selanjutnya,” kata Darby.

    Darby menjelaskan, hal ini merupakan bagian dari mekanisme bertahan hidup alami tubuh ketika tidak mengetahui kapan asupan makanan berikutnya akan datang. Oleh karena itu, mengonsumsi sarapan justru merupakan pilihan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk mendukung penurunan berat badan serta menjaga kesehatan metabolisme.

    2. Manfaat Sarapan

    Dikutip dari Better Health, banyak penelitian telah menunjukkan sarapan memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, sarapan dapat meningkatkan energi dan kemampuan konsentrasi. Sementara dalam jangka panjang, kebiasaan sarapan dikaitkan dengan pengelolaan berat badan yang lebih baik serta penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    Sarapan juga berperan penting dalam mencukupi kebutuhan gizi harian. Orang yang rutin sarapan cenderung lebih mampu memenuhi asupan vitamin dan mineral harian yang direkomendasikan dibandingkan mereka yang tidak sarapan.

    Vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya hanya bisa diperoleh melalui makanan. Meskipun tubuh dapat menyimpan energi dari makanan sebelumnya, asupan nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral tetap perlu ditambah secara berkala agar fungsi tubuh tetap optimal. Oleh karena itu, sarapan menjadi momen penting untuk mendukung kesehatan dan menjaga vitalitas sepanjang hari.

    3. Waktu Terbaik untuk Sarapan

    Dari perspektif metabolisme, sarapan sebelum pukul 08.30 pagi dianggap ideal. Pada waktu ini, tubuh berada dalam kondisi paling sensitif terhadap insulin, yang dapat memproses karbohidrat lebih efisien. Hal ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan menjaga energi tetap optimal sepanjang hari.

    Dikutip dari Today, temuan ini sejalan dengan hasil penelitian 2023 yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications, menunjukkan sarapan setelah pukul 09.00 pagi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Artinya, waktu sarapan yang lebih awal kemungkinan juga memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.

    Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa makan lebih awal dapat membantu mengatur nafsu makan dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Konsumsi kalori di pagi hari diketahui berkaitan dengan penurunan berat badan yang lebih efektif, mengontrol kadar trigliserida, pengendalian glukosa yang lebih baik, serta penurunan rasa lapar di sepanjang hari.

    4. Rekomendasi Makanan

    Sarapan yang baik biasanya tinggi serat, protein, lemak sehat , dan mikronutrien. Dikutip dari Healthline, berikut daftar makanannya.

    Telur

    Telur merupakan sumber protein yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan massa otot. Selain itu, mengonsumsi telur dapat membantu memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga berpotensi mendukung pola makan yang lebih terkontrol.

    Oatmeal

    Oatmeal berasal dari oat yang digiling pipih (rolled oats) atau dipotong kasar (steel-cut oats). Makanan ini mengandung serat larut yang disebut beta-glucan, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan glukosa dalam darah, serta memiliki sifat antioksidan dan prebiotik.

    Lemak Sehat

    Dikutip dari Hopkins Medicine, lemak berperan penting dalam menambah rasa dan daya tarik pada makanan, termasuk menu sarapan. Ahli gizi klinis Regina Shvets dari Sibley Memorial Hospital menyarankan untuk menambahkan sumber lemak sehat pada waktu sarapan guna meningkatkan energi, menjaga kesehatan jantung, serta membantu mengontrol kadar gula darah. Beberapa pilihan lemak sehat yang direkomendasikan antara lain:

    AlpukatKacang-kacangan seperti kenari, almond, dan pecanBiji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahariSelai kacang atau mentega yang terbuat dari kacang dan biji sehatIkan salmon asap

    (suc/tgm)

  • Derita Bayi-bayi di Gaza Tak Kunjung Usai, Kini Terancam kena Meningitis

    Derita Bayi-bayi di Gaza Tak Kunjung Usai, Kini Terancam kena Meningitis

    Jakarta

    Di bangsal rumah sakit Nasser di Gaza selatan, seorang wanita sedang menghibur cucunya yang berusia 16 bulan yang menangis, salah satu dari mereka yang terkena dampak dari apa yang menurut para pekerja bantuan adalah lonjakan kasus meningitis di antara anak-anak di wilayah Palestina.

    “Suhu tubuh Sham tiba-tiba naik dan dia menjadi kaku,” kata sang nenek, Umm Yasmin kepada Reuters. “Kami tidak dapat menemukan mobil untuk membawanya … Dia hampir meninggal.”

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan amal medis Médecins Sans Frontières memperingatkan bahwa kondisi di Gaza telah meningkatkan risiko penyebaran meningitis, meskipun mereka tidak memiliki data perbandingan yang jelas untuk mengukur tingkat keparahan wabah.

    Biasanya, ada peningkatan musiman dalam kasus meningitis virus di Gaza antara Juni dan Agustus, tetapi WHO sedang menyelidiki peran faktor-faktor tambahan seperti sanitasi yang buruk, akses terbatas ke layanan kesehatan, dan terganggunya vaksinasi rutin.

    Rumah sakit-rumah sakit yang masih beroperasi kewalahan, dengan tempat tidur penuh dan kekurangan antibiotik penting yang parah.

    “Tidak ada ruang di rumah sakit,” kata Dr Mohammed Abu Mughaisib, wakil koordinator medis MSF di Gaza. “Tidak ada ruang untuk mengisolasi.”

    Menurut WHO, meningitis bakteri yang dapat menular melalui udara dan mengancam jiwa dapat menyebar di tenda-tenda yang penuh sesak. Meningitis virus, meskipun tidak terlalu serius, sering menyebar melalui jalur fekal-oral, yang berarti dapat dengan mudah menyebar di tempat penampungan dengan sanitasi yang buruk.

    Di rumah sakit Nasser di Khan Younis, Dr Ahmad al-Farra, kepala Departemen Pediatri dan Maternitas, melaporkan hampir 40 kasus meningitis virus dan bakteri yang baru dirawat dalam seminggu terakhir.

    Di Kota Gaza di utara, Departemen Pediatri di Rumah Sakit Anak Rantisi telah mencatat ratusan kasus dalam beberapa minggu terakhir, menurut laporan yang diterbitkan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

    Abu Mughaisib mengatakan kurangnya tes laboratorium dan kultur darah yang dapat membantu mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi menghambat diagnosis.

    Para dokter memperingatkan bahwa kekurangan vitamin dan melemahnya kekebalan tubuh akibat terbatasnya akses terhadap sayuran segar dan protein, meningkatkan kerentanan anak-anak.

    (kna/kna)

  • Gejala Kekurangan Selenium yang Perlu Diwaspadai

    Gejala Kekurangan Selenium yang Perlu Diwaspadai

    YOGYAKARTA – Selenium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, namun peranannya sangat besar untuk menjaga kesehatan. Mineral ini berfungsi sebagai antioksidan kuat, mendukung fungsi tiroid, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta melindungi dari kerusakan sel akibat radikal bebas.

    Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah mikro, kekurangan selenium bisa menimbulkan dampak negatif pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan selenium agar kita dapat mengatasinya sejak dini.

    Mengapa Selenium Penting?

    Sebelum membahas lebih jauh mengenai gejala kekurangan selenium, mari pahami dulu fungsi utama selenium dalam tubuh. Selenium membantu enzim-enzim tertentu yang terlibat dalam proses metabolisme dan sistem pertahanan tubuh. Selain itu, selenium juga penting untuk kesuburan, kesehatan jantung, dan mendukung fungsi otak.

    Sumber selenium bisa didapat dari makanan seperti ikan tuna, telur, daging ayam, kacang Brazil, biji-bijian, serta makanan laut. Namun, pola makan yang buruk, gangguan penyerapan nutrisi, atau kondisi kesehatan tertentu bisa menyebabkan seseorang mengalami kekurangan mineral ini.

    Gejala Kekurangan Selenium yang Sering Muncul

    Berikut adalah beberapa gejala kekurangan selenium yang umum terjadi dan perlu diperhatikan:

    Kelelahan yang Berkepanjangan

    Salah satu gejala kekurangan selenium yang paling umum adalah merasa lelah terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Ini terjadi karena selenium berperan dalam produksi energi di tingkat sel. Ketika kadar selenium rendah, tubuh kesulitan menghasilkan energi yang cukup, sehingga menyebabkan rasa lemas dan mudah lelah.

    Gangguan Kognitif

    Selenium memiliki peran penting dalam fungsi otak. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan gangguan memori, kesulitan konsentrasi, dan penurunan daya pikir. Dalam jangka panjang, kekurangan selenium bahkan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

    Masalah pada Tiroid

    Selenium sangat penting untuk kesehatan kelenjar tiroid karena berperan dalam produksi hormon tiroid. Kekurangan selenium dapat menyebabkan gangguan seperti hipotiroidisme, di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup. Gejalanya meliputi kenaikan berat badan, kulit kering, rambut rontok, dan suasana hati yang mudah berubah.

    Penurunan Sistem Imun

    Selenium juga penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Jika kekurangan, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri. Kamu mungkin lebih sering sakit, atau butuh waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

    Kemandulan atau Masalah Reproduksi

    Pada pria, selenium dibutuhkan untuk produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium bisa mencakup penurunan kualitas sperma dan bahkan kemandulan. Pada wanita, kekurangan selenium juga bisa memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

    Masalah Jantung

    Studi menunjukkan bahwa kadar selenium yang rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Selenium membantu mencegah peradangan dan mengurangi stres oksidatif dalam pembuluh darah. Jika kekurangan, risiko terkena penyakit jantung seperti stroke atau gagal jantung bisa meningkat.

    Kuku dan Rambut yang Rapuh

    Kuku yang mudah patah dan rambut rontok bisa menjadi salah satu tanda awal kekurangan selenium. Hal ini terjadi karena selenium membantu dalam regenerasi sel dan menjaga struktur protein dalam tubuh, termasuk pada rambut dan kuku.

    Siapa yang Berisiko Mengalami Kekurangan Selenium?

    Tidak semua orang berisiko mengalami kekurangan selenium, namun beberapa kelompok berikut perlu lebih waspada:

    Orang dengan gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn atau celiac.Orang yang menjalani diet sangat rendah protein atau vegetarian ketat.Ibu hamil dan menyusui yang tidak mengonsumsi cukup asupan mineral.Orang yang tinggal di daerah dengan tanah rendah selenium, sehingga hasil pertanian pun mengandung selenium rendah.

    Cara Mengatasi Kekurangan Selenium

    Jika kamu merasa mengalami gejala kekurangan selenium, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan darah bisa dilakukan untuk mengetahui kadar selenium dalam tubuh. Untuk mengatasinya, kamu bisa:

    Mengonsumsi makanan tinggi selenium seperti ikan laut, daging ayam, telur, dan kacang Brazil.Menggunakan suplemen selenium, namun harus dengan anjuran dokter agar tidak melebihi batas aman (karena kelebihan selenium juga berbahaya).Meningkatkan pola makan sehat dan seimbang, terutama jika kamu sedang hamil atau memiliki kondisi medis tertentu.

    Mengetahui dan memahami gejala kekurangan selenium sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Gejala seperti kelelahan, gangguan tiroid, hingga masalah kesuburan bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan mineral penting ini. Dengan menjaga asupan makanan bergizi dan rutin memeriksakan kesehatan, kamu dapat mencegah dampak negatif dari kekurangan selenium sejak dini. Jangan abaikan gejala kecil yang muncul, karena bisa jadi tubuhmu sedang memberi sinyal bahwa ia butuh perhatian lebih.

    Selain itu baca juga: Bantu Menjaga Kesehatan Saraf, Ini 10 Daftar Makanan yang Mengandung Vitamin B12

    Jadi setelah mengetahui gejala kekurangan selenium, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Perbandingan Gizi Kakap Merah dengan ikan Salmon

    Perbandingan Gizi Kakap Merah dengan ikan Salmon

    Jakarta

    Dalam dunia kuliner dan kesehatan, ikan dikenal sebagai sumber protein hewani yang kaya akan gizi. Di antara banyak jenis ikan, kakap merah dan salmon sering menjadi pilihan karena kandungan nutrisinya.

    Namun, apakah kedua jenis ikan ini memiliki nilai gizi yang setara? Atau salah satunya lebih unggul dalam hal kandungan omega-3 atau proteinnya? Berikut perbandingannya.

    Perbandingan Gizi Kakap Merah dengan ikan Salmon

    Ikan kakap merah dan salmon bisa menjadi sumber protein tanpa lemak yang baik untuk membangun otot. Keduanya juga mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan.

    Ikan Kakap Merah

    Ikan kakap merah ditemukan di Samudra Atlantik. Dikutip dari WebMd, ikan ini merupakan buruan populer yang memiliki rasa yang agak manis dengan warna merah muda.

    Ikan kakap lemak memiliki kandungan lemak rendah dan sumber protein yang sangat baik. Kandungan seleniumnya yang tinggi berperan dalam sintesis DNA, metabolisme hormon tiroid, dan kesehatan reproduksi.

    Dalam kakap merah seberat 100 g terdapat:

    Kalori: 100Protein: 20,51 gLemak: 1,34 gAsam Lemak Jenuh: 0,285 gKolesterol 27 mgSelenium: 38,2 mcgSodium: 64 mg

    Ikan Salmon

    Salmon dikenal dengan dagingnya yang berwarna oranye dan teksturnya yang lembut. Ikan ini berasal dari perairan dingin Samudra Atlantik Utara dan Pasifik.

    Meski memiliki protein, selenium, dan sodium yang lebih rendah dari ikan kakap merah, salmon mengandung omega-3 yang lebih besar dibandingkan dengan ikan kakap merah. Dikutip dari laman GB Health Watch dan Rastelli Food’s Group, dalam 100 g salmon terdapat 1,7 g omega 3, sementara dalam 100 g ikan kakap merah terdapat 0,315 g omega 3.

    Dikutip dari laman Fisheries, kandungan nutrisi lainnya dalam salmon seberat 100 g yaitu:

    Kalori: 142Protein: 19,84 gLemak: 6,34 gAsam lemak jenuh: 0,981 gKolesterol: 55 mgSelenium: 36,5 mcgSodium: 44 mgManfaat Omega-3 pada Ikan Kakap Merah dan Salmon

    Omega-3 dikenal sebagai lemak tak jenuh ganda yang begitu baik bagi kesehatan. Dikutip dari Healthline dan WebMd, berikut beberapa manfaatnya.

    1. Meningkatkan Kesehatan Mental

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 bisa mendukung kesehatan mental. Menurut tinjauan terhadap 10 penelitian, mengkonsumsi setidaknya 1 porsi ikan per minggu atau 500 mg asam lemak omega-3 per hari dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih rendah, terutama pada wanita.

    2. Bermanfaat untuk Manajemen Berat Badan

    Penelitian menunjukkan bahwa omega-3 dalam salmon dan ikan berlemak lainnya bisa meningkatkan penurunan berat badan dan mengurangi lemak perut pada orang dengan obesitas. Namun, hal ini dikombinasikan dengan gaya hidup aktif dan penelitian selanjutnya masih diperlukan.

    3. Meningkatkan Kesehatan Mata

    Asam lemak omega-3 yang disebut dengan DHA merupakan struktural utama retina mata. Kekurangan DHA bisa membuat masalah penglihatan. Mendapatkan cukup omega-3 dikaitkan dengan mengurangi risiko degenerasi makula, salah satu penyebab utama kerusakan mata permanen.

    4. Baik untuk Kesehatan Jantung

    Beberapa penelitian menunjukkan, konsumsi ikan yang kaya akan omega-3 bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, dengan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida. Manfaat ini tampak tidak didapat jika mengonsumsi suplemen minyak ikan. Salah satu penelitian bahkan menyatakan bahwa suplemen minyak ikan meningkatkan risiko peserta mengalami fibrilasi atrium, atau detak jantung tidak teratur yang menyebabkan stroke.

    (elk/tgm)