Produk: protein

  • 4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    Jakarta

    Batu ginjal seringkali muncul tanpa gejala awal yang jelas, tapi bisa menyebabkan nyeri saat sudah terbentuk. Salah satu faktor pemicu yang jarang disadari adalah jenis minuman yang dikonsumsi sehari-hari.

    Agar tidak menyesal di kemudian hari, penting untuk lebih cermat dalam memilih minuman. Berikut empat jenis minuman yang perlu diwaspadai karena bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

    4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    Beberapa minuman populer yang bisa memicu batu ginjal di antaranya minuman berkarbonasi, jus buah kemasan, kopi, dan alkohol. Begini penjelasannya.

    1. Minuman Berkarbonasi

    Minum minuman berkarbonasi beraroma bisa meningkatkan hidrasi, sedangkan untuk mencegah batu ginjal, hidrasi sangatlah penting. Minuman seperti kola juga terbuat dari bahan kimia dan gula yang cukup tinggi.

    Dikutip dari laman Healthline, kola mengandung banyak fosfat, zat kimia yang bisa memicu pembentukan batu ginjal.

    Dikutip dari laman Journee-Mondiale, seorang pria berusia 40 tahun dari India mengalami batu ginjal karena minum 3 liter minuman berkarbonasi setiap hari. Ahli urologi bernama Dr Thales Andrade mengeluarkan 35 batu dari kandung kemihnya.

    Terlalu banyak minuman karbonasi yang mengandung gula dalam jumlah besar bisa meningkatkan jumlah kalsium dalam tubuh. Akibatnya risiko pembentukan batu ginjal semakin besar. Terlebih fosfat yang ada mendorong terbentuknya gumpalan keras seperti batu ginjal.

    “Menjaga hidrasi yang cukup dan menghindari konsumsi soda berlebihan merupakan tindakan pencegahan yang penting. Kesehatan ginjal dimulai dengan pilihan minuman yang kita minum setiap hari,” terang Dr Andrade, dikutip dari Daily Mail.

    2. Jus Buah Kemasan

    Jus buah yang dibeli di toko mengandung gula dan sirup yang sangat tidak sehat untuk ginjal. Dikutip dari laman Urology San Antonio, hal ini membuat ginjal tidak bisa menyaring cairan dalam tubuh dengan baik, sehingga menyebabkan pembentukan batu ginjal. Alternatifnya, jus buatan alami seperti jeruk bisa dikonsumsi dibandingkan jus kemasan yang dijual di toko.

    3. Kopi

    Kopi kaya akan kafein yang bisa menyebabkan dehidrasi. Mengonsumsi kopi terbukti bisa meningkatkan oksalat dalam tubuh, yang menyebabkan pembentukan batu ginjal.

    Penelitian dari National Kidney Foundation pada 2021 mengungkapkan, menambah konsumsi satu cangkir menjadi satu setengah cangkir bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

    4. Alkohol

    Alkohol terbukti meningkatkan risiko batu ginjal dan penyakit terkait ginjal. Minuman ini menyebabkan dehidrasi dalam tubuh dan juga menyebabkan kenaikan berat badan. Keduanya membantu pembentukan batu ginjal

    Cara Mencegah Batu Ginjal

    Selain menghindari sejumlah minuman yang telah disebutkan, ada juga cara mencegah terbentuknya batu ginjal yang bisa dilakukan. Berikut di antaranya:

    1. Minum Cukup Air Putih

    Dehidrasi adalah penyebab paling umum batu ginjal.Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    “Banyak pasien saya tidak terbiasa minum banyak cairan dalam sehari, dan mungkin perlu sedikit usaha untuk membiasakan diri,” kata Ahli Urologi, Daniel A. Yefimov, MD, dikutip dari laman Urology San Antonio.

    2. Kurangi Natrium

    Pola makan tinggi natrium bisa memicu batu ginjal, karena meningkatkan jumlah kalsium dan urine. Jadi, orang yang rentan terhadap batu ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi makanan rendah natrium. Dikutip dari laman Harvard Health, beberapa makanan tinggi natrium di antaranya daging olahan, seperti sosis dan pepperoni serta saus.

    3. Konsumsi Makanan Kaya Kalsium

    Kalsium dari makanan mengikat oksalat di usus, sehingga mengurangi jumlah oksalat yang diserap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan oleh ginjal. Hal ini menurunkan konsentrasi oksalat dalam urine, sehingga mengurangi kemungkinan oksalat mengikat kalsium urin dan pada akhirnya bisa menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.

    4. Batasi Konsumsi Protein Hewani

    Mengonsumsi terlalu banyak protein hewani seperti daging merah, unggas, telur, dan makanan laut dikaitkan dengan peningkatan risiko terbentuknya batu ginjal. Orang yang rentan terkena batu ginjal sebaiknya membatasi asupan harian protein hewani

    (elk/tgm)

  • Mitos atau Fakta: Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Naik?

    Mitos atau Fakta: Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Naik?

    Jakarta – Telur dikenal sebagai sumber protein hewani yang praktis dan bergizi tinggi. Ada kandungan kalori, protein, kalium, hingga natrium di dalamnya.

    Banyak orang yang mengandalkan telur sebagai menu sarapan atau lauk harian karena mudah diolah dan rasanya lezat.
    Namun, di balik kepopulerannya, ada yang anggapan bahwa makan telur setiap hari bisa meningkatkan kolesterol. Benarkah demikian?

    Telur Bikin Kolesterol Naik?

    Anggota kelompok kerja nutrisi dan gaya hidup American College of Cardiology, Dr James O’Keefe, mengatakan bahwa semua penelitian baru menyebut bahwa telur tidak akan memperburuk kadar kolesterol.

    “Telur adalah sumber protein dan nutrisi yang sehat, dan Anda dapat menikmatinya dalam jumlah yang tidak berlebihan,” kata Dr O’Keefe yang juga seorang direktur kardiologi preventif di Saint Luke’s Mid America Heart Institute di Kansas City, Missouri.

    Beberapa penelitian memang menemukan adanya hubungan antara mengonsumsi telur dan penyakit jantung. Namun, mungkin ada alasan lain untuk temuan ini.

    Makanan yang biasa dikonsumsi dengan telur, seperti bacon, sosis dan ham, mungkin lebih meningkatkan risiko penyakit jantung dibandingkan telur. Selain itu, cara memasak telur dan makanan lainnya, terutama jika digoreng dengan minyak atau mentega, kemungkinan lebih berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung dibandingkan telur itu sendiri.

    Dikutip dari laman Healthline, menurut penelitian, mengonsumsi makanan yang digoreng memang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan rendahnya koleserol baik (HDL). Semua merupakan faktor risiko dari penyakit jantung.

    Amankah Makan Telur Setiap Hari?

    Dikutip dari Mayo Clinic, para ahli kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi makanan kolesterol sesedikit mungkin, dengan asupan di bawah 300 mg per hari. Sementara, satu butir telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol yang hanya ada di kuningnya sehingga dua butir telur setiap hari sudah mencukupi.

    Jadi, jika makanan yang dikonsumsi dalam sehari hanya mengandung sedikit kolesterol, menurut beberapa penelitian, mengonsumsi hingga satu butir telur per hari mungkin bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika ingin mengurangi asupan kolesterol, konsumsi putih telurnya saja.

    Banyak orang sehat bisa mengonsumsi hingga tujuh butir telur dalam seminggu tanpa meningkatkan risiko penyakit jantung. Bahkan tingkat konsumsi telur ini bisa membantu mencegah beberapa jenis stroke dan kondisi mata serius yang disebut dengan degenerasi makula, yang bisa menyebabkan kebutaan.

    Dikutip dari laman Skyline Univesity mengenai penelitian telur dan penurunan risiko stroke, disebutkan bahwa telur memiliki banyak nutrisi, termasuk antioksidan yang terbukti mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Telur juga merupakan sumber protein yang dikaitkan dengan penurunan tekanan darah.

    Telur juga mengandung lutein dan zeaxnthin, dua antioksidan kuat yang terakumulasi di retina mata. Hal ini lah yang membantu melawan beberapa proses degeneratif yang memengaruhi mata.

    O’Keefe menyebut, mengonsumsi dua butir telur sehari, enam hari seminggu sebagai jumlah yang wajar. Dia mengaku berusaha mencari telur yang diperkaya dengan omega-3, sebab menurutnya telur ini merupakan nutrisi yang penting untuk kesehatan kardiovaskular.

    “Saya pribadi suka telur dan mungkin makan sedikitnya 14 butir telur seminggu. Tetapi, saya membuang setidaknya setengah dari kuning telurnya karena di situlah semua kolesterol berada,” jelas Dr O’Keefe.

    Namun, bagi penderita diabetes atau penyakit jantung, O’Keefe menyarankan untuk membatasinya hingga lima kuning telur dalam seminggu. Kendati demikian, putih telur bisa dikonsumsi sebanyak yang diinginkan karena sama sekali tidak berbahaya

    (elk/tgm)

  • Temuan di Afrika Bisa Ubah Sejarah Manusia, Peneliti Harvard Heboh

    Temuan di Afrika Bisa Ubah Sejarah Manusia, Peneliti Harvard Heboh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penemuan sisa gigi badak yang berusia 24 juta tahun membuat peneliti kegirangan. Pasalnya, sisa gigi tersebut merupakan protein penyusun DNA paling tua yang berhasil dianalisis.

    DNA adalah andalan peneliti fosil manusia purba, hewan, dan tumbuhan prasejarah untuk memahami evolusi makhluk hidup yang hidup sebelum era manusia. Namun, DNA tidak mampu bertahan lama.

    Menurut Reuters, sampai saat ini, DNA purba fosil tertua yang pernah ditemukan oleh peneliti usianya hanya 2 juta tahun. Protein, sebagai komponen utama DNA, mampu bertahan jauh lebih lama dan memberikan informasi yang serupa.

    Peneliti kini berhasil menemukan dan kemudian mengurutkan (sequencing) protein yang diambil dari fosil gigi badak, gajah, dan kuda nil yang sudah punah. Fosil tertua berasal dari badak yang diperkirakan berusia 21-24 juta tahun. Protein tersebut digali dari dua lingkungan yang bertolak belakang yaitu di wilayah Kanada yang berbatasan dengan Kutub Utara dan sebuah lembah di Kenya yang suhunya panas.

    “Proyek yang saling melengkapi ini menunjukkan bahwa protein, struktur dasar dari semua makhluk hidup yang menyimpan informasi soal sejarah evolusi, bisa ditemukan di fosil purba di belahan dunia mana saja,” kata Daniel Green, ahli biologi evolusi dari Harvard, seperti dikutip oleh Reuters dari jurnal Nature.

    Penemuan ini membuka pintu ke penelitian yang lebih jauh soal evolusi, termasuk riset soal garis keturunan manusia hingga terkait dinosaurus.

    “Protein purba bisa memberikan informasi soal sejarah evolusi dengan menyediakan data molekul dari spesimen yang terlalu tua untuk preservasi DNA. Ini memberikan peneliti cara untuk melakukan klarifikasi tentang hubungan evolusi di pohon kehidupan, bahkan untuk spesies yang sudah punah jutaan tahun,” katan Ryan Sinclair Paterson dan Universitas Kopenhagen.

    Menurut Reuters, DNA dan protein terdegradasi seiring dengan berjalannya waktu, tetapi protein lebih “awet.” DNA tertua yang berhasil diambil berasal dari fosil organisme yang hidup di Greenland sektari 2 juta tahun lalu. Sebelum penemuan protein dari badak purba, protein tertua yang pernah terekam berasal dari fosil yang terawetkan oleh iklim dingin di Kanada.

    Protein yang diambil dari gigi 5 badak, gajah, dan kuda nil yang hidup 1,5-18 juta tahun lalu di Kenya menunjukkan hubungan antara manusia purba dengan “saudara” mereka yang sekarang masih berkeliaran di lokasi yang sama. Adapun, sisa gigi dari fosil badak di Kanada yang diperkirakan berusia 24 juta tahun menunjukkan garis keturunan ke badan modern.

    “Protein dibentuk oleh kode genetika kita, DNA, jadi sequence protein mengungkap informasi tentang hubungan antara dua individu yang berbeda, jenis kelamin, dan lainnya,” kata Green.

    Peneliti mengambil peptida, rantai organik yang disebut sebagai asam amino yang menyusun protein, yang ditemukan di enamel gigi.

    “Beberapa protein menyusun gigi, struktur yang paling kuat dan awet di tubuh manusia,” kata Green. “Enamel pada dasarnya adalah batu, mineral yang dinamakan hydroxyapatite. 

    Homo sapiens atau spesies manusia modern muncul sekitar 300.000 tahun lalu. Protein purba ditemukan di gigi beberapa spesies yang sudah punah dalam riwayat evolusi manusia.

    “Hominin [kelompok makhluk hidup yang menyerupai manusia] memiliki asal evolusi dan diversifikasi di area tempat sampel kami berasal, jadi hasil yang kami dapatkan sangan menjanjikan untuk eksplorasi lebih jauh tentang nenek moyang kita di Kenya,” kata Timothy Cleland dari Institut Museum Konservasi Smithsonian.

    Protein yang diteliti berasal dari spesies yang berasal dari era setelah era dinosaurus. Era dinosaurus atau era Mesozoic berakhir 66 juta tahun lalu.

    “Metode baru dan lebih baik dalam mengambil dan mendeteksi protein purba, bisa membawa paleoproteomics ke era Mesozoic,” kata Green.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Rekomendasi Menu Sarapan Sehat Anak Sekolah dari Ahli Gizi

    Ini Rekomendasi Menu Sarapan Sehat Anak Sekolah dari Ahli Gizi

    Jakarta – Sarapan adalah waktu makan yang seringkali dianggap sepele. Padahal, peran sarapan untuk menunjang aktivitas anak sangatlah besar.

    Pada usia sekolah, sarapan tidak hanya memberi energi, tapi juga membantu konsentrasi belajar dan meningkatkan daya tahan tubuh. Menu sarapan seperti apa sih yang cocok untuk anak?

    Agar menu sarapan anak benar-benar bernutrisi dan seimbang, penting bagi orang tua untuk mengombinasikan berbagai jenis makanan dalam satu piring. Langkah ini bisa mengikuti pedoman ‘Isi Piringku’ yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

    Berdasarkan pedoman tersebut, 1/2 piring terisi dengan sayur dan buah dan 1/2 berisi makanan pokok dan lauk. Pembagiannya seperti ini:

    Sisi piring pertama: 2/3 untuk makanan pokok dan 1/3 untuk lauk pauk.Sisi piring kedua: 2/3 untuk sayuran dan 1/3 untuk buah-buahan.

    Makanan Pokok

    Makanan pokok merupakan sumber karbohidrat yang penting untuk memberikan energi untuk beraktivitas. Dikutip dari laman Kemenkes, beberapa sumber makanan pokok bisa disesuaikan dengan wilayah masing-masing.

    Beberapa makanan pokok yang dimaksud seperti beras, jagung, umbi-umbian, kentang, roti, mi, dan pasta. Beras misalnya bisa diolah menjadi nasi putih atau diolah menjadi produk lain seperti nasi kuning, nasi uduk, atau bubur.

    Mi juga bisa diolah menjadi olahan yang enak dan sehat seperti mi goreng, tapi harus dikombinasikan dengan sayur sawi dan irisan wortel, serta tambahan telur sebagai protein.

    Lauk Pauk

    Lauk pauk merupakan sumber protein yang penting untuk tubuh. Protein saat sarapan membangun dan memperbaiki jaringan tubuh dan membuat kenyang lebih lama. Protein juga berperan mendukung pertumbuhan otot dan metabolisme yang optimal.

    Ada dua jenis protein yang tersedia, yaitu hewani dan nabati. Protein hewani bisa didapatkan dari daging merah, unggas, ikan, dan telur. Sedangkan, protein nabati bisa didapatkan dalam bentuk tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

    Telur bisa diolah menjadi telur dadar, telur orak-arik, telur ceplok, hingga roti sandwich isi telur dan sayur. Olahan telur juga bisa dikombinasikan dengan saus seperti asam manis agar lebih disukai anak-anak.

    Untuk daging ayam bisa diolah menjadi ayam panggang, ayam suwir kecap, hingga ayam teriyaki. Sedangkan, daging sapi bisa diolah menjadi tumis sapi sayur, hingga semur daging cincang.

    Sayuran

    Sayur-sayuran menyimpan berbagai kandungan penting seperti asam folat, vitamin, potassium, dan karoten yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi sayur memiliki banyak manfaat seperti memperlancar buang air besar, mencegah berbagai penyakit kronis, dan menjaga berat badan seimbang.

    Beberapa contoh sayuran yang populer digunakan seperti bayam, kangkung, buncis, brokoli, wortel, dan masih banyak lainnya. Sayuran seperti bayam bisa diolah menjadi sayur bening. Wortel, kol, brokoli, dan buncis bisa dikombinasikan dengan kentang untuk sayur sop.

    Lalu, kangkung juga bisa dibuat menjadi tumis kangkung saus tiram.

    Buah-buahan

    Tambahkan juga buah sebagai menu sarapan untuk anak-anak. Buah-buahan mengandung air, antioksidan, serta vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

    Beberapa jenis buah yang direkomendasikan seperti pisang, melon, semangka, pepaya, apel, dan masih banyak lagi.

    Kenapa Sarapan Penting untuk Anak?

    Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Hardinsyah, MS menuturkan sarapan sangat penting untuk anak. Setelah tidur selama delapan jam, tubuh membutuhkan asupan nutrisi ketika bangun di pagi hari. Nutrisi tersebut bisa dipenuhi dengan sarapan bernutrisi.

    “Saat tidur, organ-organ di dalam tubuh kita bekerja, seperti jantung, paru-paru, lambung, itu membutuhkan zat gizi, tidak hanya energi. Dan ketika kita bangun di pagi hari, hampir sepertiga kebutuhan harian kita sudah digunakan ketika tidur jadi itu perlu diganti atau di-replace,” kata Prof Hardinsyah dalam sebuah wawancara.

    Sarapan juga berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran, kinerja kognitif, dan prestasi anak di sekolah. Menurut Prof Hardinsyah, ini bisa membuat anak lebih fokus saat menerima pelajaran.

    (avk/tgm)

  • Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari? Ini Kata Dokter

    Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari? Ini Kata Dokter

    Jakarta – Susu sapi dikenal sebagai sumber nutrisi yang penting bagi anak. Terdapat kalsium, vitamin D, protein, vitamin A, dan zinc, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

    Tapi, tak sedikit orang tua yang bertanya-tanya apakah balita boleh minum susu setiap hari. Apakah ada risiko yang perlu diwaspadai jika mengonsumsi susu secara berlebihan?

    Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari?

    Ya, balita boleh mengkonsumsi susu setiap hari. Namun, ada juga asupan lain selain susu yang bisa dikonsumsi.

    “Boleh, tapi perlu diingat di atas 1 tahun susu bukan satu-satunya sumber nutrisi utama,” kata Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, kepada detikcom, Senin (14/7/2025).

    Beberapa asupan nutrisi yang bisa menjadi alternatif susu, di antaranya makanan yang mengandung kalsium, vitamin D, protein, dan juga lemak.

    “Seperti sayuran hijau, tahu, tempe, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, ikan berlemak, telur, daging, dan alpukat,” tambahnya.

    Dalam mengonsumsi susu, ada juga batasan yang perlu diperhatikan. dr Raissa menyarankan untuk memberikan 1-2 gelas per hari untuk anak di atas 1 tahun.

    Sementara itu, dikutip dari laman Healthy Children, dokter anak dan ahli diet Natalie D, Muth, MD, MPH, RDN, FAAP juga memberikan saran asupan susu untuk balita. Berikut anjurannya.

    Usia 12-24 bulan: 16 ons (470 ml) per hari, 2 cangkir per hariUsia 2-5 tahun: 16-24 ons (470 ml-709 ml) per hari, 2-3 cangkir per hari.

    Anak-anak berusia 12-24 bulan disarankan untuk minum susu murni. Sementara anak-anak berusia 2 tahun ke atas disarankan minum susu tanpa lemak (skim) atau rendah lemak (1%).

    “Susu murni direkomendasikan untuk anak usia 2 tahun ke bawah karena kandungan kalsium, lemak, dan proteinnya.” kata ahli gizi Yaffi Lvova, RDN, dari Baby Bloom Nutrition di Phoenix Arizona, dikutip dari Healthline.

    Terlalu Banyak Susu Bisa Berbahaya?

    Susu memang dianggap sebagai makanan yang baik. Namun anak tidak dibolehkan untuk meminum secara berlebihan.

    Menurut Lvova, terlalu banyak hal baik bisa menjadi tidak baik. Salah satu alasannya adalah perut yang penuh susu bisa membuat anak enggan menyantap makanan bergizi lainnya.

    “Susu memang mengenyangkan, tetapi terlalu banyak susu bisa mengurangi nafsu makan anak, sehingga mereka tidak tertarik makan saat waktu makan,” kata Lvova.

    Ditambah, mengonsumsi susu secara berlebihan bisa mengganggu kemampuan anak dalam memanfaatkan nutrisi tertentu dengan baik. Menurutnya, terlalu banyak kalsium dan kasein, protein susu bisa menghalangi penyerapan besi yang tepat, sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi.

    Tak hanya itu, menurut dr Raissa, ada beberapa bahaya lain dari minum susu berlebihan. Mulai dari obesitas, sembelit, dan karies gigi, terutama jika dari dot atau saat minum susu malam hari menjelang tidur tidak menggosok gigi setelahnya.

    (elk/sao)

  • Etawaherb Susu Herbal Bantu Atasi Hipertensi

    Etawaherb Susu Herbal Bantu Atasi Hipertensi

    Jakarta

    Etawaherb merupakan produk herbal inovatif, menggabungkan dua bahan alami seperti susu etawa yang kaya nutrisi dan daun kelor yang dikenal sebagai ‘superfood’ dunia. Perpaduan ini terbukti secara tradisional membantu menstabilkan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, serta mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan kandungan alami tanpa bahan kimia berbahaya, Etawaherb menjadi pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengendalikan hipertensi dengan cara cepat, alami, dan tanpa efek samping.

    Sekilas tentang Penyakit Hipertensi

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah ‘silent killer’ yang sering tak disadari hingga menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga kerusakan ginjal. Banyak orang bergantung pada obat kimia yang harus dikonsumsi jangka panjang dan berpotensi menimbulkan efek samping.

    Pada kondisi normal, tekanan darah orang dewasa adalah 120/80 mmHg artinya tekanan sistoliknya adalah 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg. Tekanan darah tinggi yang terjadi terus menerus dapat membuat jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh yang efek negatifnya bisa membuat jantung membesar, merusak pembuluh darah dan membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan baik. Oleh karena itu hipertensi perlu ditangani segera. Tapi tahukah kamu, ada solusi alami yang efektif dan aman?

    Penyebab Hipertensi

    Penyebab hipertensi bisa bermacam-macam, tapi bisa juga tidak diketahui. Berdasarkan penyebabnya hipertensi bisa dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder.

    Hipertensi primer adalah jenis tekanan darah tinggi yang paling umum (sekitar 90-95% kasus hipertensi). Disebut primer karena tidak ada penyebab medis yang jelas. Biasanya berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.

    Faktor risiko utamanya:

    Gaya hidup tidak sehat (makanan tinggi garam, kurang olahraga)

    Stres

    Faktor genetik atau keturunan

    Obesitas

    Usia lanjut

    Contoh: Seseorang yang makan asin berlebihan, kurang gerak, dan memiliki riwayat keluarga darah tinggi bisa mengalami hipertensi primer.

    Sedangkan hipertensi sekunder adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh kondisi medis lain yang jelas, dan sering muncul secara lebih cepat dan lebih parah dibandingkan hipertensi primer.

    Penyebab umum:

    Penyakit ginjal

    Kelainan hormon (seperti tiroid atau kelenjar adrenal)

    Obat-obatan tertentu (misalnya pil KB, obat pereda nyeri)

    Kelainan jantung bawaan

    Sleep apnea (gangguan tidur)

    Contoh: Seseorang yang menderita penyakit ginjal kronis mungkin mengalami hipertensi sebagai efek samping dari kondisi tersebut.

    Etawaherb sebagai Solusi Mengatasi Hipertensi

    Etawaherb terbuat dari 2 bahan pilihan seperti susu etawa dan daun kelor yang sudah terbukti dapat mengatasi masalah hipertensi secara alami dan tanpa efek samping.

    Susu etawa dikenal mempunyai jumlah kalsium, magnesium, protein, dan fosfor yang lebih tinggi dari pada susu sapi yang rendah kolesterol serta mudah diserap oleh tubuh.

    Daun kelor disebut juga dengan miracle tree karena kaya akan vitamin seperti kalium, magnesium, vitamin c, polifenol, flavonoid, kalsium, saponin dan triterpenoid yang dapat mengontrol tekanan darah serta melebarkan pembuluh darah dan juga sebagai anti hipertensi.

    Kombinasi dua bahan ini menjadikan Etawaherb tidak sekadar minuman bernutrisi, tapi juga herbal alami yang membantu mengatasi hipertensi secara bertahap dan aman.

    “Yang membedakan Etawaherb dengan produk lainnya adalah kombinasi dua bahan superfood alami. Susu kambing etawa dikenal lebih mudah diserap tubuh dan sangat cocok untuk yang sensitif terhadap susu sapi. Sementara daun kelor, atau Moringa, dikenal sebagai tanaman dengan nutrisi tinggi yang bisa menurunkan tekanan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, Etawaherb diproduksi dengan standar pabrik modern dan sudah bersertifikasi halal dan BPOM,” ujar Karno sebagai Quality Control produk Etawaherb.

    Khasiat Etawaherb untuk Hipertensi:

    Menstabilkan tekanan darah tinggi

    Melancarkan peredaran darah

    Menurunkan stres oksidatif yang memicu hipertensi

    Meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan

    Tanpa efek samping berbahaya seperti yang sering ditemukan pada obat kimia

    Berbeda dengan obat tekanan darah yang harus dikonsumsi seumur hidup, Etawaherb hadir dari bahan alami tanpa bahan kimia, sehingga lebih aman dikonsumsi setiap hari sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

    Apa Beda Etawaherb dengan Produk Lainnya?

    “Jadi yang membedakan Etawaherb dengan produk lainnya adalah kombinasi dua bahan superfood alami. Susu kambing etawa dikenal lebih mudah diserap tubuh dan sangat cocok untuk yang sensitif terhadap susu sapi. Sementara daun kelor, atau Moringa, dikenal sebagai tanaman dengan nutrisi tinggi yang bisa menurunkan tekanan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh,” terang Karno.

    “Selain itu, Etawaherb diproduksi dengan standar pabrik modern dan sudah bersertifikasi halal dan BPOM,” imbuhnya.

    Kesimpulan

    Dalam menghadapi penyakit seperti hipertensi, pendekatan alami menjadi pilihan bijak bagi banyak orang. Etawaherb bukan sekedar susu biasa. Ini adalah susu herbal yang dibuat dengan bahan alami yang bisa mengatasi hipertensi dengan cepat, alami, dan tanpa efek samping.

    Kini, Anda tidak perlu lagi khawatir dengan ketergantungan obat kimia. Cukup dengan gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan konsumsi Etawaherb secara rutin, Anda bisa menjaga tekanan darah tetap normal dan hidup lebih sehat.

    (prf/ega)

  • Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Jakarta

    Sarapan adalah waktu makan yang penting untuk mengisi energi sebelum beraktivitas. Beberapa menu sarapan yang paling populer di Indonesia adalah nasi uduk dan bubur ayam.

    Keduanya sebenarnya sama-sama lezat, mudah ditemukan, dan harganya murah. Namun, jika dibandingkan antara keduanya, mana yang lebih sehat untuk sarapan?

    Nasi Uduk Vs Bubur

    Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menjelaskan sehat atau tidaknya suatu menu sarapan itu tergantung dari cara penyajian. Ini juga termasuk ketika membandingkan nasi uduk atau bubur ayam.

    Meski begitu, jika membandingkan nasi uduk dan bubur, dr Raissa menyebut bubur lebih mudah diproses oleh sistem pencernaan.

    “Lebih sehat atau tidaknya tergantung dari cara penyajian dan topping dan bumbu yang digunakan. Namun, pada umumnya bubur lebih rendah kalori dan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan nasi uduk,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    dr Raissa juga mengingatkan penggunaan topping untuk masing-masing makanan. Ia mengimbau untuk mengurangi topping nasi uduk atau bubur yang digoreng, karena dapat meningkatkan asupan lemak tidak sehat dan kalori.

    “Tapi perhatikan tambahan lauknya, sebaiknya jangan pakai gorengan seperti ayam goreng atau kerupuk. Lebih baik dengan ayam suwir rebus atau telur untuk toppingnya,” kata dr Raissa.

    “Intinya protein harus diutamakan dan berkualitas,” tandasnya.

    Menu sarapan favorit lainnya adalah nasi uduk. Foto: Getty Images/Kadek Bonit Permadi

    Meski boleh dikonsumsi, perlu diingat pengaturan porsi untuk masing-masing jenis makanan. Pada nasi uduk biasanya mengandung karbohidrat dan santan yang cukup tinggi di dalamnya.

    Pakar teknologi pangan Prof Dr Hardinsyah, MS menyarankan pengaturan nutrisi dengan metode piring makan. Misalnya, nasi uduk sekitar 1/4 piring atau lebih sedikit, 1/4 piring berisi aneka lauk, dan 2/4 sisanya bisa terisi sayur dan buah.

    “Yang penting dikonsumsi seimbang dan sesuai kebutuhan,” kata Prof Hardinsyah dalam sebuah wawancara.

    Sama halnya dengan bubur ayam, pengaturan porsi juga sangat penting. Ahli gizi Neng Milani Suhaeni, STr, Gz menuturkan tak sedikit orang ‘kalap’ mengambil topping untuk bubur ayam, sehingga status gizi makanan menjadi tidak seimbang.

    “Tergantung porsi yang dikonsumsi, tergantung juga sama topping yang dipakai, kan biasanya kalau di Indonesia makan bubur ayam tambahannya pakai gorengan, atau sate ati ampela, atau sate kulit, telur puyuh. Nah, sumber lemak ini yang harus jadi perhatian, apalagi dalam bubur kan sangat minim sekali serat, jadi nggak seimbang kebutuhannya. Kalaupun mau sehat ya bubur manado, yang lengkap ada protein hewani, sayuran, labu kuning,” jelasnya terpisah.

    Sarapan yang baik adalah sarapan yang menyediakan banyak protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Kombinasi makanan sehat memberi energi dan memastikan tubuh bisa memulai hari tanpa gangguan lapar.

    Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Tinggi Protein

    Ahli gizi klinis Sibley Memorial Hospital, Regina Shvets menuturkan protein seharusnya menjadi fokus utama saat sarapan. Fungsi protein meliputi membentuk hormon, menyediakan energi, membangun dan memperbaiki otot, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

    “Makanan tinggi protein juga baik untuk mengontrol berat badan karena membuat kita merasa kenyang lebih lama. Ketika kita kenyang lebih lama, lebih mudah untuk menahan diri dari ngemil,” kata Regina.

    Salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan adalah telur. Satu butir telur ukuran besar bisa mengandung protein sampai 6,2 gram.

    “Telur sangat bergizi. Telur adalah salah satu sumber protein berkualitas tinggi terbaik dan mengandung semua asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi tubuh kita sendiri,” sambungnya.

    2. Sayur dan Buah

    Sayur dan buah-buahan tidak boleh dilewatkan. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral, karbohidrat kompleks, dan serat alami yang penting untuk tubuh. Konsumsi sayuran dan buah secara rutin membantu meningkatkan kesehatan pencernaan hingga membantu menjaga berat badan ideal.

    “Buah beri, mangga, apel, nanas, bayam, kale, dan seledri bisa menambah warna dan rasa pada piring sarapan Anda. Ini bisa juga dengan mudah diblender menjadi smoothie yang praktis dibawa saat bepergian,” jelas Regina.

    3. Lemak Sehat

    Lemak sehat tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk mendapatkan lebih banyak energi. Konsumsi lemak sehat juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan pengendalian gula darah yang lebih stabil.

    Beberapa pilihan alternatif menu makanan dengan lemak sehat meliputi:

    Alpukat.Kacang-kacangan seperti kenari atau almond.Biji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahari.Ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan sarden.

    (avk/tgm)

  • Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tak Cepat Basi, Ini Tips dari Dokter Anak

    Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tak Cepat Basi, Ini Tips dari Dokter Anak

    Jakarta

    Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna bayi. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, MPASI harus menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang bertumbuh.

    Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Kebutuhan gizi yang tinggi ini tak bisa didapatkan hanya dari ASI. Bukan berarti menghentikan pemberian ASI, MPASI hanya sebagai sarana untuk melengkapi ASI.

    MPASI rumahan menjadi pilihan banyak orang tua karena dinilai alami dan bergizi. Penting untuk mengetahui cara simpan MPASI agar tidak cepat basi dan terbuang sia-sia.

    Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tidak Basi

    Dokter anak konsultan nutrisi metabolik, dr Yoga Devaera, Sp.AK menyarankan untuk menyimpan MPASI di freezer atau di kulkas.

    “Frozen atau simpan dalam kulkas, panaskan saat akan digunakan,” kata dr Yoga kepada detikcom, Sabtu (12/7/2025).

    Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), makanan seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, nasi, pasta, dan sayur-sayuran harus disimpan di lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius. Sebab bakteri penyebab kontaminasi bisa tumbuh di makanan-makanan tersebut. Makanan beku yang ada di lemari pendingin bisa dipanaskan dengan microwave.

    Sementara itu, dikutip dari laman Bump, juru bicara American Academy of Pediatrics sekaligus dokter anak, Dina Dimaggio, MD dan Anthony F, Porto, MD, MPH menyarankan untuk membekukan pure seperti buah di wadah cetakan es batu. Sebagai informasi, menurut Academy of Nutrition and Dieteticd, pure adalah makanan berteksur halus yang disajikan sebagai makanan padat pertama bayi.

    Tuang dua sendok pure per wadah. Setelah dibekukan, pindahkan pure ke kantong freezer berlabel. Makanan bisa dibekukan hingga 1 bulan.

    Pure sayuran dengan kadar nitrat tinggi, serta daging, unggas, ikan, dan telur yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan selama satu bulan.

    Tips Memberikan MPASI kepada Anak

    Ada sejumlah tips dalam memberikan MPASI kepada anak. Berikut di antaranya.

    1. Jangan Bingung dalam Memberikan Makanan Pertama ke Anak

    Tidak ada satupun makanan yang tepat untuk memulai. Bahkan beberapa dokter anak mungkin berbeda pendapat tentang saran yang diberikan kepada orang tua.

    IDAI menyarankan untuk memulai MPASI dengan makanan yang dihaluskan, sehingga menjadi pure. Adapun banyaknya energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah sebanyak 200 kkal per hari.

    Mengenai jenis makanannya, Dina Dimaggio, MD dan Anthony F, Porto, MD, MPH memberi saran untuk memulai dengan buah dan sayuran utuh sederhana yang biasa dikonsumsi keluarga. Misalnya, pisang, apel, labu, wortel, atau ubi jalar.

    Jika suka makan alpukat, haluskan alpukat matang dengan ASI atau susu formula sampai halus dan memiliki konsistensi seperti sup. Berikan sedikit atau sebanyak yang diinginkan bayi.

    2. Ketahui Makanan yang Perlu Dihindari

    Bayi memang bisa menikmati beragam makanan, namun ada juga beberapa yang harus dihindari. Bayi di bawah 1 tahun tidak boleh diberikan madu atau makanan yang mengandung madu karena risiko botulisme.

    Botulisme adalah keracunan yang disebabkan oleh Clostridium botulinum. Makanan yang tidak dipasteurisasi seperti susu, daging, telur, ikan, atau ayam yang kurang matang juga harus dihindari karena bisa mengandung bakteri berbahaya.

    Biasanya, dokter anak akan menyarankan untuk menunda pemberian makanan yang berpotensi alergi sampai usia satu tahun. Contoh makanan yang berpotensi alergi yaitu kacang tanah, kacang kedelai, telur, gandum, ikan, kerang, dan lain sebagainya.

    Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penting untuk memberi bayi makanan yang berpotensi alergi lebih awal. Dengan asumsi bayi tidak berisiko tinggi alergi makanan, setelah usia enam bulan, bicarakan dengan dokter tenang memasukkan makanan-makanan ini ke menu makan bayi.

    4. Ketahui Tanda-tanda Alergi

    Beberapa tanda-tanda alergi yang perlu diwaspadai, yaitu:

    Pembengkakan mulut atau lidah, pembengkakan mata, gatal di seluruh tubuh, eksim yang semakin parahMuntah atau diareBatuk, tersedak, atau kesulitan bernapasBibir, mulut atau jari kebiruan, atau denyut nadi lemahHilangnya kesadaranMPASI Kemasan Vs MPASI Rumahan

    Dikutip dari laman IDAI, MPASI komersial atau kemasan dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO). Ketentuan ini meliputi standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisinya. MPASI komersial juga mengandung zat pengawet yang aman bagi bayi, dibuat dengan steril, dan memiliki kandungan makro dan mikronutrien yang sesuai kebutuhan nutrisi bayi.

    dr Wiyani Pambudi SPA, IBLC juga mengatakan bahwa MPASI kemasan sudah diproduksi dengan aman dan mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain itu, MPASI kemasan mungkin juga lebih praktis.

    “Cuma concern-nya, sebisa mungkin ini sebagai alternatif aja. Karena kalau kita lihat, MPASI yang dibuat sendiri di rumah itu aset keluarga lho,” kata dr Wi, dikutip dari pemberitaan detikHealth sebelumnya.

    Aset keluarga yang dimaksud, yaitu dengan membuat MPASI home made, ibu akan mendapat pengetahuan dalam bahan makanan untuk menu rumahan sebagai bahan MPASI. Pengetahuan ini juga bisa diturunkan kepada anak.

    MPASI buatan sendiri juga memiliki kekayaan tekstur, aroma, rasa, dan kandungan gizi yang lebih terjamin. Keragaman pangan saat bayi makan MPASI yang dibuat di rumah juga memberi pengalaman makan yang lebih kaya dan kemudahan dalam proses pembelajaran makan bayi selanjutnya.

    (elk/tgm)

  • Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Jakarta

    Musim pancaroba, di mana ketika cuaca berubah-ubah kerap menjadi momen yang rawan bagi anak terkena batuk dan flu. Kondisi ini bisa membuat orang tua khawatir, apalagi jika anak mudah terserang penyakit.

    Untuk mencegah anak terkena batuk dan flu, ada sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, tanpa harus minum obat. Dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan, risiko batuk dan flu bisa diminimalisir.

    Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Untuk mencegah batuk dan flu saat musim pancaroba, tingkatkan sistem kekebalan tubuh anak dengan memberi nutrisi seimbang hingga melakukan aktivitas olahraga. Penting juga untuk menjaga kebersihan untuk meminimalisir penularan penyakit.

    1. Berikan Nutrisi Seimbang

    Dikutip dari laman Families Fighting Flu, sistem kekebalan tubuh yang kuat bisa membantu anak melawan penyakit secara lebih efektif. Salah satu cara untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh adalah dengan memberikan nutrisi yang tepat.

    Berikan makan seimbang yang kaya buah, sayur, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh. Vitamin C, yang terdapat dalam buah seperti jeruk, stroberi, dan paprika dan Vitamin D, yang ada di telur, susu, dan sereal bisa mendukung fungsi kekebalan tubuh.

    2. Pastikan Anak Mendapatkan Tidur yang Cukup

    Anak-anak membutuhkan jam tidur yang disesuaikan dengan usianya. Dikutip dari laman Connection Academy, umumnya, anak dengan usia pra sekolah disarankan untuk tidur 10-13 jam, anak sekolah dasar 9-12 jam, dan sekolah menengah pertama dan di atas 8-10 jam.

    3. Jaga Kebersihan

    Anak-anak sering menyentuh wajah mereka. Sehingga, virus mudah masuk ke tubuh melalui mata, hidung, atau mulut. Ajarkan anak untuk mencuci tangan, seperti saat sebelum makan, setelah batuk atau bersin, setelah menggunakan toilet, dan setelah berada di tempat umum.

    Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol dengan kadar minimal 60 persen. Tapi, ingatkan anak-anak untuk mencuci tangan dengan benar sesegera mungkin.

    4. Kurangi Stres

    Dikutip dari laman IOWA Health Care, meningkatkan hormon stres bisa menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Berikan anak-anak banyak waktu untuk beristirahat dan bermain kreatif untuk membantu menurunkan tingkat stres dan mencegah mereka jatuh sakit.

    5. Hindari Berbagi Barang yang Mengandung Kuman

    Berbagi barang yang sering digunakan bersama bisa menjadi tempat berkembang biaknya kuman. Ajari anak untuk tidak berbagi sedotan, gelas, atau menggunakan barang apapun yang bersentuhan dengan mulut atau wajah mereka.

    6. Lakukan Aktivitas Fisik

    Olahraga sedang secara teratur juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa berolahraga intensitas sedang bisa mengurangi frekuensi pilek. Dikutip dari laman WebMd, aktivitas tersebut mencakup hal-hal seperti berjalan kaki 20-30 menit setiap hari atau bersepeda beberapa kali dalam seminggu.

    7. Batasi Kontak dengan Orang Sakit

    Dikutip dari laman Hopkins Medicine, jika memungkinkan, batasi kontak anak dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, minta anak untuk memakai masker saat berkontak dengan banyak orang.

    Apakah Anak Perlu Diberikan Vaksin Influenza?

    Dikutip dari laman Healthy Children, setiap anak usia 6 bulan ke atas memerlukan vaksin influenza setiap tahun. Menurut Prof dr Cissy B. Kartasasmita, PhD., MSc.m Sp.A (K), dalam laman Kementerian Kesehatan, sekitar 20-30 persen influenza terjadi pada anak-anak, sementara pada orang dewasa hanya 5-10 persen. Sehingga, vaksin influenza direkomendasikan berbagai badan kesehatan dunia, seperti World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

    Vaksinasi influenza bisa menurunkan laju infeksi, perawatan rumah sakit, dan kematian anak-anak. Menurut dr Cissy, dengan melakukan vaksinasi, berarti anak sudah terlindungi dari virus. Tak hanya orang tua, keluarga, atau teman si anak juga akan terlindungi.

    (elk/tgm)

  • Rutin Jalan Kaki Terbukti Cegah Banyak Penyakit Plus Bikin Panjang Umur

    Rutin Jalan Kaki Terbukti Cegah Banyak Penyakit Plus Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Berjalan kaki setiap pagi dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan. Dikutip dari WebMD, studi menunjukkan bahwa satu jam jalan cepat dapat meningkatkan harapan hidup hingga dua jam.

    Seseorang yang panjang umur tentunya terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Dengan berjalan kaki pagi secara teratur, dapat membantu:

    Merasa lebih baik.Menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker.Menjernihkan pikiran.Menurunkan tekanan darah.Meningkatkan energi.Meningkatkan daya ingat dan menurunkan risiko demensia.Meningkatkan kesehatan mental dan emosional.Mencegah penambahan berat badan.

    Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, luangkan setidaknya 150 menit seminggu untuk rutinitas jalan kaki di pagi hari.

    Studi lain yang dipublikasikan pada 14 November 2025 di British Journal of Sports Medicine juga mengungkapkan bahwa peningkatan aktivitas fisik seperti jalan kaki setiap hari dapat memperpanjang umur seseorang. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat memperpanjang usia hidup hingga 11 tahun.

    Para ahli lebih lanjut berspekulasi bahwa perubahan infrastruktur, seperti lingkungan yang dapat dilalui dengan berjalan kaki di ruang terbuka yang asri, dapat membuat panjang umur pada populasi umum.

    Bagaimana Jalan Kaki Bisa Memperpanjang Umur?

    Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam kesehatan preventif dan gaya hidup, John Lowe, MD, yang terlibat dalam penelitian menjelaskan bahwa berjalan kaki secara teratur memiliki beberapa manfaat yang berkontribusi pada umur yang lebih panjang.

    Berjalan kaki dapat membantu menurunkan detak jantung saat istirahat, mengelola kolesterol, dan mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.

    “Berjalan kaki dapat bermanfaat untuk metabolisme glukosa. Karena diketahui dapat meningkatkan kerja insulin, yang akan memungkinkan pengelolaan gula darah yang lebih baik dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Berjalan kaki setelah makan sangat efektif untuk mengontrol glukosa darah,” terang Lowe.

    Menurut Lowe, teratur berjalan kaki juga dapat melindungi tubuh dari peradangan sistemik. Peradangan sistemik telah dikaitkan dengan beberapa penyakit kronis dalam studi epidemiologi.

    “Mempertahankan rutinitas berjalan kaki membantu menurunkan penanda inflamasi, termasuk protein C-reaktif (CRP), yang membantu meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan sel,” pungkasnya.

    (sao/kna)