Produk: protein

  • Harga Pangan Hari Ini 3 September: Harga Beras, Telur & Minyakita Naik

    Harga Pangan Hari Ini 3 September: Harga Beras, Telur & Minyakita Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga beras, telur ayam, hingga Minyakita terpantau melampaui Harga Acuan Pembelian (HAP) maupun Harga Eceran Tertinggi (HET) pada hari ini, Rabu (3/9/2025).

    Badan Pangan Nasional melalui panel harga pangan per pukul 07.30 WIB, melaporkan bahwa rata-rata nasional harga beras premium di angka Rp16.360 per kilogram atau lebih tinggi Rp1.460 dari HET Nasional yang senilai Rp14.900/kg.  

    Begitu pula harganya di masing-masing zona, yakni zona 1 senilai Rp15.520/kg atau lebih tinggi Rp620/kg dari HET, zona 2 senilai Rp16.637/kg atau lebih tinggi Rp837/kg, dan zona 3 senilai Rp18.688/kg atau lebih tinggi Rp2.888/kg.  

    Harga rata-rata nasional beras medium juga tercatat melampaui HET, dari yang maksimal Rp13.500/kg menjadi Rp13.890/kg. Sementara beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berada sedikit di atas HET yang senilai Rp12.500/kg, yakni Rp12.571/kg. 

    Harga bawang merah, bawang putih, dan sejumlah jenis cabai terpantau masih dalam rentang HAP. Di mana harga bawang putih bonggol dijual dengan harga Rp34.635/kg, bahkan di bawah HAP Nasional sejumlah Rp38.000—Rp40.000/kg. Kemudian bawang merah dijual dengan harga Rp41.321/kg, hampir menyentuh batas atas HAP yang senilai Rp41.500/kg. 

    Sementara itu, harga cabai merah keriting tercatat senilai Rp37.579/kg (HAP Rp37.000—Rp55.000/kg). Harga cabai merah besar senilai Rp32.979/kg, dan cabai rawit merah dijual dengan harga Rp41.817/kg (HAP Rp40.000—Rp57.000/kg). 

    Komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing dijual pada pagi ini dengan harga Rp30.244/kg (HAP Rp30.000/kg) dan Rp35.647/kg (HAP Rp40.000/kg). 

    Saat ini harga minyak goreng kemasan dijual dengan rata-rata harga nasional Rp20.655/liter, harga minyak goreng curah telah menyentuh Rp17.065/liter atau 8,69% lebih tinggi dari HET Rp15.700/liter.  

    Bahkan Minyakita, dengan HET yang sama dengan curah, harganya telah menembus Rp17.615/liter atau lebih tinggi 12,20%. 

    Adapun harga komoditas yang menjadi sumber protein hewani, yakni ikan kembung dijual dengan harga Rp42.948/kg, ikan bandeng seharga Rp35.962/kg, dan ikan tongkol dijual dengan harga Rp36.313/kg. 

    Sementara itu, harga daging sapi murni dijual dengan harga Rp131.847/kg, daging kerbau segar lokal dapat dibeli dengan harga Rp146.667/kg. 

    Kemudian harga kedelai biji kering impor seharga Rp10.401/kg (HAP Rp12.000/kg). Harga jagung di tingkat peternak senilai Rp6.398/kg. Sementara harga gula konsumsi melampaui HAP Nasional yang senilai Rpp17.500/kg, yakni dijual dengan harga Rp18.030/kg. Serta harga garam konsumsi senilai Rp11.122/kg. 

  • 7 Tanda Ginjal Rusak Parah dan Harus Cuci Darah

    7 Tanda Ginjal Rusak Parah dan Harus Cuci Darah

    Jakarta

    Ginjal memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Organ ini menyaring darah, membuang limbah serta kelebihan cairan. Ginjal juga menjalankan berbagai fungsi penting lain, seperti menjaga keseimbangan elektrolit, mengatur tekanan darah, mengaktifkan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium dan menjaga kekuatan tulang, serta membantu tubuh memproduksi sel darah merah.

    Apabila fungsi ginjal terganggu, dampaknya bisa sangat serius. Masalah ginjal sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari kondisinya hingga kerusakan sudah cukup parah.

    “Gejala kerusakan ginjal biasanya sangat halus, dan saat mulai terasa, kerusakan serius biasanya sudah terjadi,” jelas Jeremy Allen, D.O., seorang dokter keluarga.

    “Seseorang bahkan bisa kehilangan hingga 90 persen fungsi ginjal tanpa mengalami gejala yang jelas.”

    Salah satu cara terbaik untuk melindungi fungsi ginjal adalah menjaga kadar gula darah dan tekanan darah tetap terkendali.

    “Hipertensi dan diabetes adalah penyebab utama, bertanggung jawab atas setidaknya dua pertiga kasus gagal ginjal,” kata Jonathon Shaffer, M.D., seorang internis dari Concierge Choice Physicians.

    Pemeriksaan darah lengkap saat medical check-up tahunan juga dianjurkan, termasuk meninjau obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Jika hasil tes darah menunjukkan kadar kreatinin tinggi, produk limbah yang seharusnya disaring ginjal, dokter mungkin akan meminta tes darah tambahan, tes urine, atau pemindaian ginjal.

    Allen menambahkan, dokter juga dapat membantu mengidentifikasi obat yang berpotensi berbahaya bagi ginjal seperti beberapa jenis NSAID, antibiotik tertentu, serta obat yang mengandung litium atau yodium dan menyarankan alternatif pengobatan lain.

    Namun, jika muncul keluhan yang terasa tidak wajar, sebaiknya tidak menunggu hingga pemeriksaan tahunan untuk memeriksakannya.

    Tanda Ginjal Rusak yang Perlu Diwaspadai

    Meski penyakit ginjal sering kali tidak bergejala, ada sejumlah tanda peringatan yang perlu diwaspadai. Dikutip dari Prevention berikut penjelasannya.

    1. Bengkak dan Berat Badan Bertambah

    Ginjal berfungsi membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh melalui urine. “Jika ginjal melambat atau tidak bekerja dengan baik, cairan bisa tertahan di tubuh,” jelas Mateo Ledezma, M.D., ahli nefrologi dari Kaiser Permanente.

    “Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan yang menetap pada jaringan.” Pembengkakan ini disebut edema.

    2. Jarang Buang Air Kecil

    Ketika cairan lebih banyak tertahan di jaringan tubuh, maka lebih sedikit yang terbuang lewat urine. Akibatnya, frekuensi buang air kecil bisa berkurang. Jika jumlah minum tetap sama seperti biasa, tapi buang air kecil jadi lebih jarang, sebaiknya kondisi ini diperiksa ke dokter.

    3. Mudah Lelah

    “Sebagian fungsi ginjal adalah membantu mengatur kadar hemoglobin,” jelas Ledezma.

    Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berperan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Saat ginjal bermasalah, kadar hemoglobin bisa menurun sehingga menimbulkan anemia, membuat tubuh terasa lemah dan mudah lelah.

    4. Mual atau Hilang Nafsu Makan

    Jika limbah menumpuk di dalam tubuh akibat ginjal tidak mampu menyaring dengan baik, hal ini bisa mengganggu organ lain. Akibatnya dapat timbul mual, muntah, hilang nafsu makan, dan tubuh secara umum terasa tidak enak.

    5. Sulit Konsentrasi (Brain Fog)

    Penumpukan limbah juga bisa memengaruhi otak, sehingga sulit berpikir jernih. Gejalanya meliputi mudah lupa, sulit berkonsentrasi, kebingungan, atau perasaan seperti ‘otak berkabut’, terutama bila hal ini tidak biasa dialami sebelumnya.

    6. Tekanan Darah Tinggi

    Kerusakan ginjal membuat organ ini tidak mampu mengatur tekanan darah dengan baik. Hal ini dapat memicu tekanan darah tinggi memberi beban besar pada pembuluh darah, menyebabkan jaringan ginjal makin rusak akibat jaringan parut dan pelemahan pembuluh darah.

    7. Jantung Berdebar

    “Jika kerusakan ginjal menyebabkan penumpukan kalium, seseorang bisa mengalami detak jantung tidak normal,” jelas Allen. Detak jantung bisa terasa cepat, tidak teratur, atau seperti berdebar-debar.

    (suc/suc)

  • 8 Makanan Pembakar Lemak Perut untuk Turunkan Berat Badan

    8 Makanan Pembakar Lemak Perut untuk Turunkan Berat Badan

    Jakarta

    Menurunkan berat badan seringkali dianggap sebagai proses yang kompleks dan penuh tantangan. Namun, salah satu caranya adalah memilih asupan makanan yang tepat.

    Beberapa makanan bisa membantu membakar lemak perut. Diketahui bahwa lemak perut berlebih bisa berdampak negatif terhadap kesehatan dan menyebabkan beberapa kondisi kronis. Ketahui sejumlah makanan yang bisa menghempas lemak perut berikut ini

    8 Makanan Pembakar Lemak Perut

    Beberapa makanan ini dapat membantu menghilangkan lemak di perut. Mulai dari yoghurt, telur, kacang-kacangan, hingga sayuran.

    1. Yoghurt

    Probiotik adalah bakteri yang ditemukan dalam beberapa makanan, seperti yoghurt. Penelitian menunjukkan bahwa probiotik, terutama yang mengandung bakteri Lactobacillus bisa membantu menurunkan berat badan dan lemak perut.

    Sebuah studi selama 43 hari pada 28 orang dewasa yang kelebihan berat badan menemukan bahwa mengonsumsi 100 gram Yoghurt dengan Lactobacillus amylovorus per hari menghasilkan pengurangan lemak tubuh yang lebih besar, dibandingkan yogurt tanpa probiotik.

    Kandungan protein dalam yoghurt juga bisa membantu menurunkan berat badan. Yoghurt Yunani mengandung protein hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan yogurt lainnya. Yoghurt ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna, sehingga membuat kenyang lebih lama. Pilih jenis yogurt tanpa lemak, rendah lemak, dan rendah gula.

    2. Telur

    Satu butir telur mengandung 75 kalori, 7 gram protein, serta nutrisi penting lainnya. Tubuh akan membakar lebih banyak kalori saat mencerna telu dibandingkan sarapan tinggi karbohidrat.

    Protein sendiri merupakan nutrisi yang penting dalam manajemen berat badan. Asupan protein yang tinggi meningkatkan pelepasan hormon kenyang peptida YY yang mengurangi nafsu makan.

    3. Kacang-kacangan

    Mengonsumsi kacang-kacangan menjadi cara yang sangat baik untuk menahan rasa lapar di antara waktu makan. Kacang-kacangan kaya akan protein, serat, dan lemak sehat untuk jantung.

    Studi menunjukkan bahwa kacang-kacangan bisa membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki kadar kolesterol jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.

    4. Buah Beri

    Buah beri, seperti stroberi, bluberi, dan raspberi kaya akan air dan serat, sehingga bisa membuat kenyang lebih lama. Rasanya juga manis, sehingga bisa memuaskan keinginan untuk makan makanan manis dengan kalori yang lebih rendah.

    5. Semangka

    Dikutip dari laman Very Well Health, semangka mengandung nutrisi yang bisa membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan performa olahraga, membakar lemak, dan melancarkan pencernaan.

    Secangkir semangka hanya mengandung 45 kalori. Sitrulin dalam semangka dimetabolisme menjadi arginin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi arginin secara signifikan bisa mengurangi BMI, lingkar pinggang, dan massa lemak.

    6. Ikan Berlemak

    Dikutip dari Healthline, ikan berlemak menjadi salah satu makanan yang bisa membakar lemak. Ikan ini bisa menjadi tambahan bergizi untuk pola makan seimbang,

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lemak omega-3 dari ikan seperti salmon, kembung, dan sarden bisa membantu mengurangi lemak visceral. Studi pada orang dewasa dan anak dengan penyakit hati berlemak menunjukkan bahwa suplemen omega-3 bisa mengurangi lemak hati dan perut secara signifikan.

    7. Daging Tanpa Lemak

    Protein dapat membuat rasa kenyang yang lebih lama dan membakar lebih banyak kalori selama proses pencernaan. Salah satu pilihan protein yang tepat adalah dada ayam tanpa kulit, selain itu, beberapa potongan daging sapi juga bisa menjadi pilihan yang baik.

    Penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi lebih banyak protein cenderung memiliki lebih sedikit lemak perut, dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi makanan rendah protein.

    8. Sayuran

    Sayuran mengandung serat larut yang menyerap air dan membentuk gel yang membantu memperlambat makanan saat melewati sistem pencernaan. Studi menunjukkan bahwa serat ini bisa mendorong penurunan berat badan dengan membantu tubuh merasa kenyang.

    Terlebih, serat larut bisa mengurangi lemak di perut. Studi observasional lama yang melibatkan 1.100 orang dewasa menemukan bahwa, untuk setiap peningkatan 10 g asupan serat larut, penambahan lemak perut berkurang sebesar 3,7 persen selama lima tahun.

    (elk/kna)

  • Heboh Aksi Massa Ricuh, Zulhas Pastikan Distribusi Pangan Lancar

    Heboh Aksi Massa Ricuh, Zulhas Pastikan Distribusi Pangan Lancar

    Jakarta

    Menteri Koodinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas memastikan distribusi pangan dalam kondisi lancar di tengah tingginya tensi Indonesia akibat ricuhnya aksi massa demonstrasi di berbagai daerah.

    “Nanti kita lihat. Insyaallah kalau soal pangan lancar, ya,” kata dia singkat ditemui di Kementerian Dalam Negeri, Selasa (2/9/2025).

    Saat ini pemerintah terus menggenjot produksi pangan, terutama beras. Ia menyebut, kelebihan produksi tahun ini mencapai 3 juta ton.

    Di sisi lain, kebutuhan beras ini akan cukup tinggi seiring adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk itu berbagai percepatan program tengah dilakukan pemerintah. Bukan hanya beras, produksi komoditas pangan lainnya juga dilakukan, termasuk daging ayam, telur hingga daging.

    “Makan bergizi itu kan 80 juta itu perlu. Oleh karena itu, perlu percepatan lahan-lahan yang baru, agar produksi kita baik itu pangan, dalam arti seperti padi dan jagung dipercepat, ditambah juga protein. Protein itu ya ayam, telur, kemudian daging, hortikultura, dan lain-lain,” terangnya.

    “Jadi kita melakukan perbaikan secara menyeluruh agar produktivitas bisa cepat meningkat,” tambahnya.

    Lebih lanjut, dalam menekan harga beras yang tengah meningkat, Zulhas mengatakan telah memerintahkan Perum Bulog mempercepat penyaluran beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

    Namun, Perum Bulog tidak bisa sendiri. Zulhas pun memerintahkan keterlibatan pemerintah daerah dalam mempercepat penyaluran beras SPHP ini.

    “Bukan dalam bentuk bazar, tapi masuk ke pasar-pasar. Kalau bazar kan lama menyerapnya, tapi kalau pasar-pasar tradisional tiap kota/kabupaten ada,” tuturnya.

    Sebagai informasi, situasi Indonesia memang tengah memanas sejak pekan lalu. Demonstrasi terjadi di berbagai daerah sebagai bentuk protes atau tuntutan dari berbagai kebijakan pemerintah hingga tunjangan kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPR).

    Demonstrasi ini sayangnya berakhir ricuh, tak hanya di Jakarta, tetapi daerah lain juga mengalami. Berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan. Bahkan gedung-gedung pejabat juga menjadi sasaran amuk massa.

    (kil/kil)

  • Terbukti Lewat Studi, Konsumsi Makanan Ini Bikin Panjang Umur Hingga 100 Tahun

    Terbukti Lewat Studi, Konsumsi Makanan Ini Bikin Panjang Umur Hingga 100 Tahun

    Jakarta

    Centenarian atau orang yang berusia 100 tahun atau lebih, telah lama menarik perhatian para peneliti di seluruh dunia. Banyak di antara mereka tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Blue Zones, seperti Loma Linda (California, AS), Nicoya (Kosta Rika), Sardinia (Italia), Ikaria (Yunani), dan Okinawa (Jepang).

    Pola makan penduduk Blue Zones menjadi fokus penelitian karena berperan penting dalam proses penuaan. Meski ada banyak makanan yang bisa menunjang kesehatan dan umur panjang, penelitian menyoroti delapan jenis makanan yang sering dikonsumsi para centenarian.

    Makanan yang Bikin Umur Panjang

    Dikutip dari Health, makanan padat gizi ini terbukti mendukung kesehatan secara menyeluruh dan penuaan sehat.

    1. Kacang-kacangan

    Kacang dan polong-polongan adalah bagian penting dari pola makan Blue Zones. Kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral, kacang memberikan banyak manfaat, antara lain:

    Mengontrol gula darah: memiliki indeks glikemik rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah.Menyehatkan pencernaan: serat larutnya mendukung bakteri baik usus dan membantu penyerapan nutrisi.Menjaga kesehatan jantung: serat larut membantu menurunkan kolesterol.Mencegah penyakit kronis: kaya antioksidan yang melawan stres oksidatif dan peradangan.

    2. Sayuran Hijau

    Sayuran hijau (seperti bayam, kale, dan sawi Swiss) menjadi makanan pokok di Blue Zones. Sayuran ini kaya vitamin dan mineral, serta dikaitkan dengan perbaikan imunitas, peradangan, dan kesehatan jantung.

    Selain itu, kandungan antioksidan, lutein, folat, dan beta-karoten membantu melindungi otak serta memperlambat penurunan fungsi kognitif akibat penuaan.

    3. Kacang dan Biji-bijian

    Pistachio, kenari, almond, hingga biji-bijian seperti chia dan flaxseed sering ditemukan dalam pola makan centenarian. Makanan ini kaya lemak sehat, protein, serat, vitamin, dan mineral.

    Konsumsi rutin terbukti membantu menurunkan kolesterol, mengatur tekanan darah, serta mengurangi risiko diabetes berkat sifat antioksidan dan antiinflamasinya.

    4. Biji-bijian Utuh

    Gandum utuh, quinoa, dan beras merah merupakan sumber karbohidrat kompleks kaya serat dan nutrisi.

    Manfaatnya antara lain mendukung pencernaan, mengontrol gula darah dan kolesterol, serta memberikan energi tahan lama. Membuat roti dengan ragi alami (sourdough), seperti yang lazim di Blue Zones, juga terbukti baik untuk metabolisme yang dapat mendukung umur panjang.

    5. Minyak Zaitun

    Sebagai bagian dari diet Mediterania, minyak zaitun berperan penting dalam umur panjang. Kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal, minyak ini membantu menurunkan kolesterol, melawan radikal bebas yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

    Selain itu, minyak zaitun memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang mendukung penuaan sehat. Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak zaitun dapat bermanfaat bagi kesehatan hati, kekebalan tubuh, ginjal, pencernaan, dan otak

    6. Kunyit

    Kunyit sering digunakan dalam sup, semur, hingga teh oleh sebagian penduduk Blue Zones. Rempah ini membantu mengurangi peradangan kronis, meningkatkan pencernaan, dan memperkuat daya tahan tubuh.

    Mengonsumsi kunyit secara teratur juga dapat mendukung kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit saraf yang berkaitan dengan usia lanjut. Penelitian telah menunjukkan kunyit dapat meningkatkan daya ingat dan kecepatan pemrosesan. Hal ini membantu menjaga fungsi otak, mendorong penuaan yang sehat, dan memungkinkan kemandirian yang lebih baik.

    7. Ubi Jalar

    Ubi manis atau ubi jalar, khususnya ubi ungu di Okinawa, menjadi makanan pokok para centenarian di sana. Menurut penelitian, ubi kaya karbohidrat sehat, serat, dan antioksidan yang membantu melawan peradangan serta memberi energi stabil.

    8. Buah-buahan

    Buah merupakan kelompok makanan utama di Blue Zones. Buah mengandung vitamin, serat, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan.

    Penelitian menunjukkan konsumsi buah yang cukup setiap hari dikaitkan dengan kontrol gula darah yang lebih baik, manajemen berat badan, serta kesehatan jantung.

    (suc/suc)

  • Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah? Ini Studinya

    Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah? Ini Studinya

    Jakarta

    Bawang putih telah digunakan baik sebagai obat maupun sebagai bahan makanan dan penyedap sejak awal sejarah tertulis. Teks medis kuno dari Mesir, China, India, Yunani, hingga Romawi membahas kegunaan bawang putih untuk kesehatan.

    Meski berasal dari Asia Tengah, siung bawang putih berusia lebih dari 3.000 tahun pernah ditemukan di makam Raja Tutankhamun di Mesir. Bawang putih termasuk dalam genus Allium, bersama dengan bawang merah, bawang bombay, bawang prei, dan kucai.

    Beberapa anggota lain dari genus ini juga memiliki khasiat kesehatan yang mirip dengan bawang putih. Dalam makanan, bawang putih biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan hanya mengandung sedikit kalori, lemak, protein, maupun karbohidrat. Khasiat kesehatannya berasal dari enzim serta senyawa unik yang dikandungnya.

    Satu siung bawang putih mengandung:

    Kalori: 4

    Protein: 0 gram

    Lemak: 0 gram

    Karbohidrat: 1 gram

    Serat: 0 gram

    Tanaman ini diyakini bermanfaat bagi kesehatan jantung, serta memiliki sifat antimikroba dan antikanker. Lantas, apakah bawang putih bisa menurunkan kadar gula darah hingga kolesterol? Berikut jawabannya.

    Konsumsi Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah?

    Sebuah meta-analisis terhadap 22 penelitian sebelumnya yang mencakup 29 uji coba terkontrol acak, dilakukan oleh peneliti dari Southeast University dan Xizang Minzu University di China. Hasilnya, konsumsi bawang putih berhubungan dengan kadar gula darah yang lebih rendah serta penurunan beberapa jenis molekul lemak.

    Glukosa dan lipid merupakan nutrisi penting bagi tubuh, berperan sebagai sumber energi sekaligus bahan dasar pembentuk berbagai komponen tubuh. Namun, pola makan modern sering kali membuat asupan berlebih, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan. Pilihan gaya hidup lain, seperti konsumsi alkohol maupun pola olahraga, juga memengaruhi kadar gula dan lemak dalam tubuh.

    “Pada individu sehat, metabolisme glukosa dan lipid diatur dengan sangat ketat,” tulis para peneliti dalam publikasi mereka yang dipublikasikan di jurnal Nutrients, dikutip dari Science Alert.

    “Gangguan metabolisme glukosa dan lipid dapat memicu sejumlah penyakit kronis, termasuk aterosklerosis, diabetes, dan penyakit hati berlemak.”

    Bawang putih sendiri sejak lama dikaitkan dengan kesehatan, termasuk pengaturan kadar lipid dan gula darah. Ketika semua penelitian tersebut ditinjau bersama, hasilnya tetap konsisten, yakni konsumsi bawang putih dikaitkan dengan kadar gula darah lebih rendah, kontrol glukosa jangka panjang yang lebih baik, peningkatan kolesterol ‘baik’ (HDL), penurunan kolesterol ‘jahat’ (LDL), serta penurunan kolesterol total.

    Menariknya, kadar trigliserida tidak menunjukkan perubahan signifikan. Meski begitu, data yang ada belum cukup kuat untuk membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, bahwa makan bawang putih otomatis bisa menurunkan risiko penyakit jantung.

    Namun, hubungannya sangat menunjukkan bahwa bawang putih bisa menjadi cara alami untuk membantu menjaga kadar gula dan lipid atau lemak darah.

    Peneliti menekankan diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain lebih fokus untuk memahami mekanisme pastinya. Uji coba yang dianalisis dalam meta-analisis ini berlangsung antara tiga minggu hingga satu tahun, dengan penggunaan berbagai bentuk bawang putih: bawang putih segar, ekstrak bawang putih tua, hingga tablet bubuk bawang putih.

    “Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang putih memberikan efek positif terhadap gula darah dan lipid darah pada manusia, dan hubungan tersebut signifikan secara statistik,” tulis para peneliti.

    Mengenai mekanisme kerjanya, diduga senyawa aktif dalam bawang putih membantu melalui berbagai cara, termasuk mengurangi stres oksidatif, kerusakan sel yang bisa memicu penyakit kardiovaskular.

    Bawang putih juga mengandung senyawa antioksidan bernama alliin, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan pengendalian gula darah, lipid darah, serta kesehatan mikrobioma usus. Kemungkinan, kombinasi berbagai efek inilah yang menghasilkan manfaat yang terlihat.

    Jelas bahwa pola makan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, baik ke arah positif maupun negatif. Kini, semakin banyak alasan untuk menambahkan bawang putih ke dalam daftar makanan yang sebaiknya ada di menu sehari-hari.

    “[Penelitian ini] memberikan ide-ide baru untuk pengembangan produk alami melawan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme glikosida,” tulis para peneliti.

    (suc/suc)

  • Harga Pangan Hari Ini 1 September: Beras Premium Mahal, Minyakita Melonjak

    Harga Pangan Hari Ini 1 September: Beras Premium Mahal, Minyakita Melonjak

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras medium di tingkat konsumen berangsur turun di semua zonasi, baik zona 1, zona 2, maupun zona 3. Di sisi lain, harga rata-rata beras premium masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Senin (1/9/2025).

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 07.50 WIB, harga rata-rata beras medium secara nasional dibanderol Rp13.459 per kilogram di tingkat konsumen, atau turun 0,3% dari HET nasional yang ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Adapun, penurunan harga beras medium terjadi di semua zonasi, yakni zona 1 sebesar Rp13.228 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.646 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp14.458 per kilogram.

    Untuk diketahui, kini pemerintah menetapkan HET beras medium di zona 1 sebesar Rp13.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.000 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.500 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen Rp15.804 per kilogram secara nasional. Harganya naik 6,07% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.

    Kendati begitu, harga beras premium di zona 1 dan zona 2 terpantau berada di bawah HET, masing-masing dibanderol Rp15.274 per kilogram dan Rp16.122 per kilogram. Namun, harga beras premium di zona 3 justru melambung dan mencapai Rp17.722 per kilogram.

    Adapun, HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.800 per kilogram.

    Senada, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog dibanderol Rp12.503 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional. Asal tahu saja, HET beras SPHP secara nasional adalah Rp12.500 per kilogram.

    Untuk komoditas pangan lainnya, seperti cabai rawit merah di tingkat konsumen dibanderol Rp40.125 per kilogram secara nasional, atau stabil di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Sama halnya dengan harga rata-rata cabai merah keriting yang juga stabil di level Rp39.213 per kilogram, atau berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga rata-rata cabai merah besar secara nasional dibanderol Rp32.800 per kilogram di tingkat konsumen.

    Untuk harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak dipatok Rp6.419 per kilogram atau melonjak 10,67% dari HAP nasional di level Rp5.800 per kilogram. Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen turun 13,42% dari HAP nasional Rp12.000 per kilogram dan dibanderol Rp10.390 per kilogram.

    Lebih lanjut, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen merangkak ke level Rp42.133 per kilogram. Secara nasional, harganya naik tipis 1,53% dari batas atas nasional Rp41.500 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata bawang putih bonggol berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram, yakni mencapai Rp36.807 per kilogram.

    Beralih ke komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp34.962 per kilogram secara rata-rata nasional atau berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram.

    Begitu pula dengan harga rata-rata telur ayam ras yang turun tipis 1,41% dari HAP nasional Rp30.000 per kilogram, atau dibanderol Rp29.576 per kilogram di tingkat konsumen.

    Harga rata-rata ikan kembung dibanderol Rp41.250 per kilogram, ikan tongkol senilai Rp33.221 per kilogram, dan ikan bandeng adalah Rp34.908 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp132.540 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing Rp135.500 per kilogram dan Rp102.143 per kilogram.

    Panel Harga juga menunjukkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dibanderol Rp20.381 per liter dan Rp16.962 per liter secara nasional di tingkat konsumen.

    Sementara itu, harga rata-rata nasional Minyakita masih melampaui HET Rp15.700 per liter atau naik 9,35% menjadi Rp17.168 per liter.

    Masih di tingkat konsumen, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.161 per kilogram dan Rp11.178 per kilogram. Serta, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.777 per kilogram dan Rp9.702 per kilogram.

  • Orang Belanda Menang Nobel Berkat Ayam Indonesia

    Orang Belanda Menang Nobel Berkat Ayam Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Orang Belanda Menang Nobel Berkat Ayam Indonesia

    Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anak GTM? Ini Cara Penuhi Nutrisi agar Tumbuh Maksimal Meski Susah Makan

    Anak GTM? Ini Cara Penuhi Nutrisi agar Tumbuh Maksimal Meski Susah Makan

    Jakarta

    Hampir setiap orangtua pernah menghadapi fase ketika anak mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM). Kondisi ini biasanya ditandai dengan anak yang menolak makan, memilih-milih makanan, atau bahkan hanya mau makan satu jenis makanan saja.

    Meski wajar terjadi, fase GTM kerap membuat orangtua khawatir apakah kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap bisa terpenuhi. Padahal, pemenuhan nutrisi di masa pertumbuhan tidak bisa ditunda. Tubuh anak membutuhkan zat gizi penting setiap hari untuk mendukung pertumbuhan tinggi badan, kekuatan tulang, perkembangan otak, hingga menjaga daya tahan tubuh.

    Jika kebutuhan nutrisi ini terlewat, risiko pertumbuhan tidak optimal bisa meningkat. Beberapa nutrisi yang sangat penting untuk diperhatikan di fase pertumbuhan antara lain:

    Protein hewani dan nabati untuk membangun jaringan tubuh dan otot.Kalsium & Vitamin D yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan tinggi badan Si Kecil.Zat besi untuk mendukung konsentrasi serta energi.Probiotik BB536 dan Prebiotik Serat FOS untuk menjaga kesehatan saluran cerna sehingga penyerapan nutrisi dan daya tahan tubuh Si Kecil lebih optimal.AA, DHA, Omega 3 & 6 yang penting untuk membantu pertumbuhan otak dan kecerdasan Si Kecil

    Menghadapi anak GTM, orangtua tidak perlu panik. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, seperti:

    Menyajikan makanan dalam porsi kecil namun lebih sering, sehingga anak tidak merasa terbebani dengan porsi besar.Membuat variasi menu dengan tampilan menarik agar menstimulasi rasa ingin tahu anak.Melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan, misalnya memilih sayur atau buah, agar anak lebih antusias mencoba.Memberikan alternatif nutrisi, misalnya camilan sehat atau susu tinggi protein, yang bisa membantu melengkapi kebutuhan gizi harian.

    Penting untuk diingat, genetik bukanlah satu-satunya faktor penentu tinggi badan atau optimalnya tumbuh kembang Si Kecil. Pola makan seimbang, tidur cukup, aktivitas fisik, dan stimulasi yang tepat memiliki peran besar dalam menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak.

    Dengan pola asuh yang sabar dan strategi yang tepat, fase GTM bukanlah penghalang besar. Nutrisi tetap bisa dipenuhi, sehingga Si Kecil tetap tumbuh sehat, kuat, dan aktif sesuai potensinya.

    (akd/akd)