Produk: protein

  • SDN 01 Gedong hentikan sementara MBG usai 20 siswa diduga keracunan

    SDN 01 Gedong hentikan sementara MBG usai 20 siswa diduga keracunan

    Jakarta (ANTARA) – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kurniasari menyatakan pihaknya menghentikan sementara pasokan Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah 20 siswa diduga keracunan.

    “Untuk sementara, kami setop (MBG) sampai keluar hasilnya (pemeriksaan laboratorium),” kata Kurniasari di Jakarta Timur, Rabu.

    Menurut dia, langkah tersebut merupakan keputusan yang tepat untuk saat ini, sembari menunggu hasil pemeriksaan menu MBG pada Selasa (30/9), yang menyebabkan siswa mual, pusing, serta muntah.

    Dia mengatakan sampel dari seluruh menu MBG yang dikonsumsi siswa kemarin sudah diperiksa oleh pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

    “Ya, diambil sampel dari pihak Puskesmas. Sampelnya sudah dibawa, berikut juga dengan muntahannya,” ungkap Kurniasari.

    Menu MBG yang dibagikan kepada siswa pada Selasa (30/9) terdiri dari mi goreng, telur goreng, tahu, sayur capcay dan buah stroberi.

    Dia menyebutkan mi goreng yang menjadi menu MBG kemarin berbeda dari biasanya, karena sebagian teksturnya sudah berlendir.

    “Ya, berbeda (teksturnya), seperti mungkin yang tadi, yang sedikit berbau itu. Tapi lembek atau tidaknya namanya mi, lalu ada (lendir), ya. Ada bau dari mi goreng dan telur bau juga tadi,” jelas Kurnia.

    Sebelumnya, Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengecek sampel makanan program MBG di SDN 01 Gedong untuk diperiksa lebih lanjut terkait dugaan keracunan yang dialami oleh sejumlah siswa.

    “Saat ini, sampel makanan sudah diambil, jadi kami belum bisa bicara lebih jauh sebelum hasilnya keluar,” kata Kepala Unit Pengelola Sarana dan Prasarana Pendidikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budiyono saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa (30/9).

    Dia membenarkan adanya indikasi keracunan terhadap 20 siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, setelah mengonsumsi makanan dari program MBG tersebut sekitar pukul 07.25 WIB.

    Pemeriksaan sampel makanan dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Petugas mengambil seluruh jenis lauk untuk diuji, termasuk mi goreng, sayuran, lauk protein, hingga buah.

    Sampai dengan saat ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih menunggu hasil pemeriksaan dari Puskesmas untuk memastikan penyebab dugaan keracunan tersebut.

    Seperti diketahui, program MBG merupakan salah satu kebijakan unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah dasar dan menengah.

    MBG rutin disalurkan di sekolah-sekolah negeri setiap hari dengan menu yang berbeda-beda.

    Kasus dugaan keracunan di SDN 01 Gedong itu pun menjadi perhatian serius mengingat tujuan program MBG adalah memberikan asupan makanan sehat dan aman bagi siswa.

    Dinas Pendidikan bersama dengan Dinas Kesehatan dan aparat terkait akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa terulang.

    Dari 20 siswa tersebut, hanya lima siswa SDN 01 Gedong yang sempat dibawa ke RSUD Pasar Rebo. Namun tak lama, mereka sudah dipulangkan dan dapat kembali beraktivitas.

    Sementara itu, 15 siswa lainnya dijemput oleh orang tua masing-masing dan ditangani dengan pemberian obat pencegahan oleh puskesmas. Pihak sekolah bersama orang tua terus memantau perkembangan kesehatan anak-anak tersebut.

    SDN 01 Kelurahan Gedong sudah menerima MBG sejak Agustus 2025, dengan pengiriman melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Badan Gizi Nasional Yayasan Ameena Mulya Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Tengah, RT 09/03, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

    Pengiriman 200 kotak MBG untuk SDN 01 Gedong dari SPPG tersebut dilakukan pada pukul 06.00 WIB, sesuai dengan permintaan sekolah.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Manfaat Selada Air, Sayuran Super untuk Kesehatan Tubuh

    Manfaat Selada Air, Sayuran Super untuk Kesehatan Tubuh

    Jakarta

    Selada air memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Sayuran hijau ini kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin K, kalsium, hingga mangan.

    Selada air dikenal sebagai makanan yang sangat padat nutrisi. Menariknya, selada air bahkan menduduki peringkat pertama dalam daftar buah dan sayuran terbaik versi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.

    Manfaat Selada Air

    Selada air bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kronis, mencegah jenis kanker tertentu, hingga melindungi kesehatan mata. Dikutip dari laman Healthline, berikut penjelasannya:

    Selada air kaya akan antioksidan yang berperan melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Dikutip dari laman Healthline, radikal bebas merupakan molekul berbahaya yang dapat memicu stres oksidatif.

    Stres oksidatif sendiri dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular. Pola makan yang kaya akan makanan tinggi antioksidan, termasuk selada air, dapat membantu mengurangi stres oksidatif sekaligus menurunkan risiko penyakit tersebut.

    Sebuah penelitian yang menganalisis senyawa antioksidan dalam 12 jenis sayuran silangan menemukan lebih dari 40 flavonoid unik, salah satu jenis senyawa kimia alami, pada selada air. Menariknya, selada air menempati peringkat tertinggi dibandingkan semua sayuran lain dalam penelitian tersebut, baik dari segi jumlah total fenol maupun kemampuannya menetralkan radikal bebas.

    2. Mengurangi Risiko Kanker Tertentu

    Kaya akan fitokimia, selada air bisa mengurangi risiko terkena beberapa jenis kanker. Selada air dan sayuran lainnya mengandung glukosinolat yang diaktifkan menjadi senyawa isotiosianat saat dipotong dengan pisau atau dikunyah.

    Isotiosianat mencakup bahan kimia seperti sulforafan dan fenetil isotiosianat, yang melindungi terhadap kanker. Caranya dengan menjaga sel-sel dari kerusakan, menonaktifkan bahan kimia karsinogenik dan menghalangi pertumbuhan dan penyebaran tumor.

    Isotiosianat dalam selada air telah terbukti mencegah kanker usus besar, paru-paru, prostat dan kulit. Penelitian juga menunjukkan bahwa isotiosianat dan sulforafan yang ditemukan dalam selada air bisa menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.

    3. Menyehatkan Jantung

    Pola makan tinggi silangan, seperti selada air bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung. Sebuah tinjauan studi pada lebih dari 500.000 individu menghubungkan konsumsi sayuran silangan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 16%.

    Selada air juga mengandung antioksidan beta karoten, zeaxanthin, dan lutein. Kadar karotenoid yang rendah dikaitkan dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

    Penelitian menunjukkan, kadar karotenoid yang tinggi tak hanya melindungi terhadap perkembangan penyakit jantung, tapi juga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

    4. Melindungi dari Osteoporosis

    Selada air mengandung banyak mineral yang diperlukan untuk kesehatan tulang, termasuk kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Meski kalsium terkenal dengan efeknya pada kesehatan tulang, magnesium, vitamin K, dan kalium juga memegang peran penting.

    Diet seimbang yang kaya akan sayuran padat nutrisi berkorelasi dengan efek positif untuk kesehatan tulang. Tak hanya itu, secangkir selada air (34 g) menyediakan lebih dari 100% rekomendasi harian untuk vitamin K.

    Vitamin K merupakan komponen osteocalcin, protein yang membentuk jaringan tulang sehat dan membantu mengatur pergantian tulang. Sebuah penelitian menemukan, orang dengan asupan vitamin K tertinggi mempunyai kemungkinan 35% lebih kecil mengalami patah tulang pinggul, dibandingkan orang dengan asupan terendah.

    5. Meningkatkan Fungsi Kekebalan Tubuh

    Selada air mengandung 15 mg vitamin C per cangkir. Vitamin C dikenal dengan manfaatnya untuk kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan peningkatan peradangan.

    Vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan infeksi. Meski penelitian pada masyarakat umum belum menunjukkan secara meyakinkan bahwa vitamin C menurunkan risiko terkena flu biasa, tapi vitamin C bisa mengurangi durasi gejalanya hingga 8 persen.

    6. Melindungi Kesehatan Mata

    Lutein dan zeaxanthin senyawa antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dimiliki oleh selada air. Secara khusus, senyawa ini melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru.

    Lutein dan zeaxanthin juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena degenerasi makula, terkait usia dan katarak. Selain itu, vitamin C dalam selada air juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena katarak.

    Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/elk)

  • Mulai Banyak Usia 30-an Sudah Pasang Ring Jantung, Dokter Sarankan Konsumsi Ini

    Mulai Banyak Usia 30-an Sudah Pasang Ring Jantung, Dokter Sarankan Konsumsi Ini

    Jakarta

    Masalah jantung semakin banyak dihadapi generasi Z, dari semula hanya umum di kalangan 40 tahun ke atas. Bukan tanpa sebab, kebiasaan sehari-hari termasuk pola makan dan aktivitas gerak menjadi pemicu utamanya.

    Spesialis jantung dr Karina Arifiani menyesalkan banyak anak muda lebih nyaman dengan aktivitas serba instan. Utamanya terkait makanan yang dikonsumsi.

    “Jadi memang betul secara tren itu orang yang kena penyakit jantung semakin muda ya, di usia 30-an sudah mulai banyak yang pasang ring,” beber dr Karina kepada detikcom Senin (29/9/2025).

    “Karena memang lifestyle itu berubah, banyak junkfood, banyak makanan olahan kemudian semuanya serba instan sedentary lifestyle jadi itu pasti akan berimpact ke penyakit jantung yang usianya akan lebih muda, dari tadinya usia 40-an ke atas,” sambungnya.

    Makanan yang Baik untuk Jantung

    Meski tidak ada spesifik makanan yang secara langsung meningkatkan kesehatan jantung, dr Karina menyarankan perbanyak konsumsi real food. Artinya, makanan dengan minim proses pengolahan.

    “Jadi sayuran, kemudian daging sebisa mungkin tidak daging olahan, jadi bukan burger patty, tapi daging ya daging empal, beef steak tapi memang bukan olahan, jadi bener-benar yang real food dan itu minimal dari zat pengawet proses lahan sumber dagingnya dari mana,” saran dia.

    dr Karina juga membenarkan edamame yang kerap dikaitkan dengan kesehatan jantung karena dinilai bisa menurunkan kadar kolesterol jahat atau low density lipo-protein (LDL) berkat kandungan protein kedelai dan seratnya, serta mengandung lemak sehat seperti asam lemak tak jenuh yakni omega-3 dan omega-6 yang meningkatkan kolesterol baik.

    Karenanya, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    “Edamame, acar, semua makanan yang sifatnya oksidannya tinggi juga misalnya buah delima, itu semuanya disarankan.”

    “Terpenting real food, semakin sedikit olahan semakin banyak kita mendapatkan kadar nutrisinya,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Peneliti Ungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke

    Peneliti Ungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke

    Jakarta

    Penelitian mengungkapkan ada jenis golongan darah tertentu yang meningkatkan risiko penyakit stroke. Golongan darah yang dimaksud adalah golongan A dengan karakteristik khusus.

    Peneliti menganalisis 48 studi genetik yang mencakup 17 ribu pasien stroke dan hampir 600 ribu orang tanpa stroke. Seluruh pasien berusia 18-59 tahun.

    Hasilnya, mereka menemukan adanya hubungan jelas antara gen yang bertanggung jawab atas subgolongan darah A1 dan risiko stroke dini. Pencarian skala luas pada genom menemukan dua lokasi yang berkaitan dengan risiko stroke dini, salah satunya bertepatan dengan gen penentu golongan darah.

    Analisis kedua yang berfokus pada jenis gen golongan darah mendapati orang dengan variasi tertentu dari golongan darah A memiliki risiko stroke sebelum 60 tahun sebesar 16 persen lebih tinggi dibanding orang dengan golongan darah lain.

    Sementara itu, mereka yang memiliki golongan darah O1 justru memiliki risiko stroke dini 12 persen lebih rendah.

    Meski begitu, peneliti menegaskan tambahan risiko stroke pada orang dengan golongan darah A jenis ini relatif kecil. Sehingga, tidak diperlukan kewaspadaan atau skrining ekstra sebagai pencegahan.

    “Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A meningkatkan risiko,” kata penulis senior sekaligus ahli saraf vaskular, Steven Kittner dari University of Maryland, dikutip dari Science Direct, Selasa (30/9/2025).

    “Tetapi kemungkinan besar ini ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein sirkulasi lain yang berperan dalam pembentukan bekuan darah,” sambungnya.

    Penelitian lanjutan berkaitan temuan ini masih perlu dilakukan. Peserta penelitian berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia, dengan hanya 35 persen berasal dari populasi non-Eropa.

    Penelitian dengan sampel yang lebih beragam bisa membantu memperjelas arti temuan ini.

    “Kami jelas membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk memahami mekanisme peningkatan risiko stroke ini,” tandasnya.

    Dalam pencegahan stroke, pengendalian pola hidup sehat adalah kunci utama. Dikutip dari Harvard Health Publishing, berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

    Menjaga tekanan darahMenjaga berat badan idealMemperbanyak olahragaMembatasi konsumsi alkoholMenjaga kadar gula darah tetap stabilMenghentikan kebiasaan merokokMelakukan pemeriksaan kardiovaskular secara rutin

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Kemarin, Prabowo di Munas PKS hingga ID liputan istana wartawan CNN

    Kemarin, Prabowo di Munas PKS hingga ID liputan istana wartawan CNN

    Jakarta (ANTARA) – Berbagai kabar di ranah politik telah diwartakan Kantor Berita ANTARA pada Senin (29/9), mulai dari pidato Presiden Prabowo Subianto di Munas PKS hingga kartu identitas atau ID liputan istana milik wartawan CNN Indonesia dikembalikan setelah sempat dicabut.

    Berikut kilas balik berita politik kemarin untuk kembali Anda simak.

    1. Munas PKS, Prabowo: Terus terang, aku enggak dendam sama Anies

    Presiden Prabowo Subianto saat berpidato pada acara penutupan Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Senin, menyatakan dirinya tidak menyimpan dendam kepada Anies Baswedan, lawan politiknya saat Pilpres 2024.

    Anies, saat sesi debat Pilpres 2024, sempat memberikan skor “11” untuk kinerja Prabowo semasa menjabat sebagai menteri pertahanan Kabinet Indonesia Maju.

    “Aku tuh terus terang saja loh, saya tuh enggak dendam sama Anies, enggak. Kalau yang dikasih nilai 11 itu enggak apa-apa, eh bener lho sebenernya dia yang bantu aku menang, karena emak-emak kasihan gitu lho,” kata Presiden Prabowo di hadapan kader-kader PKS dan pimpinan partai politik pendukung pemerintah saat acara penutupan Munas VI PKS di Jakarta, Senin (29/9).

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Seskab: Prabowo rapat soal MBG agar berjalan baik dan tepat sasaran

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat soal evaluasi Makan Bergizi Gratis (MBG) agar program tersebut berjalan baik dan tepat sasaran.

    “Salah satu yang menjadi pembahasan utama adalah mengenai Program Makan Bergizi Gratis, terkait langkah terbaik dan beberapa evaluasi agar program ini dapat berjalan baik sesuai dengan yang direncanakan dan tepat sasaran,” kata Seskab Teddy dalan keterangannya yang diterima, Senin (29/9).

    Baca selengkapnya di sini.

    3. Prabowo: Tutup 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung

    Presiden Prabowo Subianto memerintahkan TNI, Polri, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan untuk menggelar operasi besar-besaran guna menutup jalur penyelundupan timah yang ditambang secara ilegal dari 1.000 lokasi penambangan di Bangka Belitung yang merugikan negara hingga puluhan triliun.

    Di hadapan sejumlah pimpinan partai politik, Jakarta, Senin (29/9), Presiden Prabowo menjelaskan operasi besar-besaran untuk menutup tambang timah ilegal dan memblokade jalur-jalur penyelundupan di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, akan dapat menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp22 triliun pada periode September–Desember 2025, bahkan Rp45 triliun sampai tahun 2026.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. Prabowo sebut MBG ciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru pada awal 2026

    Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berdampak besar terhadap perekonomian melalui penciptaan 1,5 juta lapangan pekerjaan baru yang diperkirakan terserap pada Januari-Februari 2026

    Presiden Prabowo menyampaikan bahwa program MBG juga berhasil menciptakan pasar bagi ekonomi rakyat karena petani dan peternak terjamin penyerapan produksi lewat kebutuhan bahan baku untuk MBG, mulai dari beras, telur, sayur hingga aneka protein hewani.

    “Ternyata dengan makan bergizi ini kita bisa menciptakan, di awal tahun depan, Januari-Februari, 1,5 juta lapangan kerja baru. Kita telah berhasil menghidupkan ekonomi rakyat, bahwa tiap hari kita butuh telur, kita butuh sayur, kita butuh ikan, kita butuh ayam, kita butuh bahan-bahan dari kampung-kampung itu sendiri, dari kecamatan-kecamatan itu sendiri,” kata Presiden Prabowo saat menyampaikan sambutan dalam acara musyawarah nasional salah satu partai politik di Jakarta, Senin (29/9).

    Baca selengkapnya di sini.

    5. Biro Pers Istana minta maaf dan kembalikan ID liputan wartawan CNN

    Biro Pers Sekretariat Presiden menyampaikan permohonan maaf dan sepakat mengembalikan kartu identitas (ID) liputan khusus kegiatan Presiden terhadap wartawan CNN Indonesia bernama Diana Valencia, usai melakukan pencabutan ID Pers tersebut pada Sabtu (27/9).

    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden (Setpres) Yusuf Permana menyampaikan bahwa ID Pers Istana yang menjadi akses untuk peliputan kegiatan Presiden telah dikembalikan langsung kepada Diana, yang juga disaksikan oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) CNN Indonesia Titin Rosmasari, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, dan Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Erlin Suastini.

    “ID khusus Istana itu pun sekarang akan dikembalikan kepada yang bersangkutan. Disaksikan juga oleh Pemimpin Redaksinya, Bu Titin, dan langsung kami serahkan ID-nya Mbak Diana,” kata Yusuf kepada media, usai pertemuan dengan Tim CNN Indonesia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/9).

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penyebab Keracunan MBG Dibeberkan Profesor Eks Direktur WHO

    Penyebab Keracunan MBG Dibeberkan Profesor Eks Direktur WHO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyoroti potensi masalah dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dapat berujung pada kasus keracunan massal.

    Ia menekankan bahwa insiden keracunan pangan sejatinya bisa terjadi di negara mana pun, bukan hanya terkait dengan program MBG di Indonesia.

    Menurut Tjandra, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi sedikitnya ada lima faktor yang dapat diuji di laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan makanan.

    “Secara umum World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya ada lima hal yang dapat dideteksi di laboratorium untuk menilai keracunan makanan, dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini, ujar Tjandra dari keterangan tertulis, dikutip Senin (29/9/2025).

    Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University itu mengatakan bila merujuk pada hasil lab pemeriksaan sampel MBG di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jawa Barat, setidaknya ada dua penyebab keracunan makanan.

    Pertama, ialah ditemukannya bakteri yang mayoritasnya berupa Salmonella pada sampel makanan MBG. Tjandra mengatakan, menurut WHO kontaminasi bakteri Salmonela dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas dan telur.

    Kedua, ditemukan juga mayoritas bakteri berupa Bacillus cereus. Ia menyebut, bila merujuk data dari NSW Food Authority Australia, Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan dihubungkan antara lain dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat.

    Di luar temuan itu, Tjandra mengatakan keracunan makanan setidaknya dipicu oleh lima hal, berdasarkan kajian WHO. Lima masalah ini kata dia sebetulnya juga bisa dideteksi di laboratorium untuk menilai pemicu keracunan makanan.

    “Dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” tuturnya.

    Masalah pertama, yang memicu keracunan makanan secara luas, kata Tjandra ialah ditemukannya Salmonela, Campylobacter dan Escherichia coli pada sampel makanan korban keracunan. Selain itu juga dapat ditemukan Listeria dan Vibrio cholerae.

    Kedua, adalah virus yang disebut WHO berjenis Novovirus dan virus Hepatitis A. Ketiga, ialah disebabkan keberadaan parasit seperti cacing trematoda dan cacing pita seperti Ekinokokus maenia Taenia.

    “Yang lebih jarang adalah cacing seperti Askaris, Kriptosporidium, Entamoeba histolytica dan Giardia yang masuk ke rantai penyediaan makanan melalui air dan tanah yang tercemar,” ujar Tjandra.

    Penyebab keempat yang biasanya memicu keracunan makanan ia sebut prion, meski kasusnya jarang. Prion adalah bahan infeksi yang terdiri dari protein, contohnya adalah Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    Penyebab ke lima, yang perlu diantisipasi ialah kemungkinan kontaminasi bahan kimia pada makan. Untuk bahan kimia maka WHO membaginya menjadi tiga bagian, yakni logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri; polutan organik persisten (“Persistent organic pollutants – POPs”) seperti misalnya dioksin dan polychlorinated biphenyls -PCBs; serta berbagai bentuk toksin lain adalah mycotoxins, marine biotoxins, cyanogenic glycosides, aflatoxin dan ochratoxin.

    “Berbagai potensi yang di sebut WHO ini tentu patut jadi pertimbangan kita, walau tentu sama sekali tidak berarti bahwa keracunan makanan yang berhubungan dengan MBG sekarang ini adalah disebabkan lima hal itu. Penjelasan umum WHO ini disampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” kata Tjandra.

    Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.

    Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG.

    Dilansir dari detikJabar, Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.

    “Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi,” kata Ryan kepada detikJabar.

    “Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali,” tambahnya.

    Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.

    Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengontaminasi makanan.

    “Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit,” ungkapnya.

    Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.

    “Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi,” tuturnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hati-hati Pikun Dini! Urine Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Awal Demensia

    Hati-hati Pikun Dini! Urine Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Awal Demensia

    Jakarta

    Penyakit demensia dapat ditandai dengan perubahan kondisi urine atau air kencing. Demensia merupakan penurunan fungsi otak yang dapat mengganggu kemampuan berpikir, berperilaku, hingga daya ingat atau yang umumnya disebut pikun.

    Penelitian di Swedia menemukan urine berbusa memiliki keterkaitan dengan demensia lebih tinggi hingga 40 persen. Urine berbusa umumnya disebabkan oleh kadar protein albumin yang terlalu tinggi, akibat kerusakan ginjal.

    Peneliti menemukan kaitan urine berbusa dan demensia paling besar ada di jenis demensia vaskular. Ahli mengatakan temuan ini menunjukkan masalah pada bagian organ lain, seperti ginjal, dapat memengaruhi otak dan menjadi faktor risiko demensia.

    “Ginjal dan otak mungkin terlihat seperti organ yang sangat berbeda, tetapi keduanya memiliki karakteristik penting yang sama. Keduanya bergantung pada jaringan pembuluh darah kecil yang rapuh. Ketika pembuluh darah di ginjal rusak, proses yang sama sering terjadi di otak,” ujar Dr Hong Xu, peneliti neurobiologi di Karolinska Institute dikutip dari Daily Mail, Minggu (28/9/2025).

    Melalui studi ini, peneliti melacak kondisi 130 ribu orang dewasa di Stockholm berusia 65 tahun yang tidak memiliki demensia. Selama masa tindak lanjut 4 tahun, 7 persen partisipan mengalami demensia.

    Setelah memperhitungkan fungsi ginjal dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hasil, peneliti menemukan orang dengan kadar albumin sedang dalam urine (30-299 mg/g) memiliki risiko 25 persen lebih tinggi terkena demensia. Mereka yang memiliki kadar tinggi (lebih dari 300 mg/g) berisiko 37 persen lebih tinggi dibandingkan orang dengan kadar normal (hingga 30 mg/g).

    Oleh karena itu, ahli dalam penelitian juga menyarankan deteksi dini albuminuria, kondisi terlalu banyak albumin di urine, sebagai salah satu pendeteksian demensia.

    Adapun berikut ini beberapa tanda demensia lain yang mungkin bisa muncul:

    Kesulitan menyelesaikan tugas.Kesulitan fokus pada sebuah tugas.Kesulitan saat berbicara dengan orang lain.Merasakan kesedihan, kecemasan, atau takut yang tidak biasa.Kesulitan fokus pada objek tertentu.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Hasil Ternak Jawa Tengah Berkontribusi Besar Secara Nasional

    Hasil Ternak Jawa Tengah Berkontribusi Besar Secara Nasional

    Berbagai rangkaian kegiatan melalui pelayanan kesehatan hewan, ekspo teknologi peternakan, pasar murah, kontes ternak, vaksinasi, pelepasan bibit unggul, juga perlu terus diadakan, sebagai wujud nyata kolaborasi dan inovasi lintas sektor peternakan dan kesehatan hewan.

    Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, menyambung, dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil peternakan perlu menggaungkan potensi ekonomi dari bidang tersebut kepada anak-anak sejak dini, sehingga mereka tertarik menjadi peternak.

    Sumarno berpandangan, saat ini mayoritas masyarakat memilih menjadi peternak, sebagai sampingan dari pekerjaan utama sebagai petani. Untuk itu, penting mengajak peternak tradisional agar lebih profesional. Selain itu, pemerintah juga mengawal kesejahteraan peternak dari sisi hulu hingga hilir. Antara lain memastikan stok benih berkualitas, harga pakan yang terjaga, dan pasar yang jelas.

    “Kita ingin berswasembada pangan, apalagi Jawa Tengah ini sebagai penumpu pangan nasional. Selain pertanian, peternakan juga lebih diupayakan lagi, karena untuk menunjang kebutuhan protein,” katanya.

  • Kata Dokter soal Makanan yang ‘Dibenci’ Sel Kanker

    Kata Dokter soal Makanan yang ‘Dibenci’ Sel Kanker

    Jakarta

    Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkendali.

    Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker pada seseorang, mulai dari genetik, infeksi kronis, obesitas, gangguan hormon, hingga pola makan. Lantas, benarkah ada makanan yang dibenci sel kanker?

    Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik, ⁠dr Eka Widya Khorinal, SpPD, KHOM, FINASIM, menjelaskan makanan yang ‘dibenci’ sel kanker lebih mengarah ke makanan yang sehat dan menghindari risiko kanker. Makanan yang dimaksud adalah makanan yang seimbang.

    “Makanan yang seimbang antara proporsi karbohidrat, kemudian proteinnya, sama serat. Nah, khusus serat dan air ini kadang-kadang sering terlewat,” jelas dr Eka pada detikcom, Sabtu (27/9/2025).

    “Sebab, makanan yang kita konsumsi kebanyakan adalah karbohidrat atau high carbo, sampai dua hal ini (serat dan air) ketinggalan,” sambungnya.

    Menurut dr Eka, serat dan air adalah komponen terpenting, terutama dalam menghindari risiko kanker kolorektal atau usus besar. Keduanya membantu kotoran atau tinja menggumpal dengan bagus.

    Jika hanya mengonsumsi karbohidrat dan protein yang tinggi, buang air besar akan cenderung lebih keras hingga memicu inflamasi di saluran cerna. Lama-kelamaan, kondisi itu memicu peradangan.

    Namun, sebenarnya berdasarkan jurnal-jurnal mengatakan tidak ada diet yang khusus untuk kanker. Tetapi, akan lebih bagus untuk mengonsumsi makanan real-food atau makanan yang belum mengalami proses berlebihan.

    “Sebab, makanan ultra-proses banyak mengandung pengawet, penguat rasa, pengemulsi, dan sebagainya,” tuturnya.

    Selain makanannya, cara mengolah makanan juga bisa sangat bermanfaat untuk menghindari risiko kanker. dr Eka menyarankan untuk memperhatikan proses memasak, seperti makanan yang dibakar, digoreng, atau direbus.

    Ia menyarankan untuk menghindari makanan yang dibakar terlalu kering. Risiko kanker bisa muncul dari arang yang dipakai untuk membakarnya sampai agak gosong karena karbonat.

    “Jadi yang gosong-gosong itu (yang memicu kanker). Tapi, kalau bagian dalamnya masih oke,” kata dr Eka.

    dr Eka juga menyarankan untuk tidak memakai minyak lebih dari dua atau tiga kali, karena sudah menjadi lemak yang jenuh. Dalam merebus dan terlalu sering memanaskan makanan juga perlu diperhatikan.

    “Kemudian kalau merebus juga jangan terlalu lama, karena bisa menghilangkan gizi-gizinya. Berkali-kali dipanaskan juga tidak disarankan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Angelina Jolie: Beberapa Hari Tersulit, Justru Jadi Hari Terindah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara ihwal sejumlah masalah yang berpotensi meyebabkan makanan bergizi gratis (MBG) menjadi pemicu keracunan massal.

    Meski begitu, Tjandra menegaskan, keracunan makanan tentu terjadi di berbagai belahan dunia, dan tidak hanya dihubungkan dengan program Makan Bergizi Gratis.

    “Secara umum World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya ada lima hal yang dapat dideteksi di laboratorium untuk menilai keracunan makanan, dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” kata Tjandra dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University itu mengatakan bila merujuk pada hasil lab pemeriksaan sampel MBG di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jawa Barat, setidaknya ada dua penyebab keracunan makanan.

    Pertama, ialah ditemukannya bakteri yang mayoritasnya berupa Salmonella pada sampel makanan MBG. Tjandra mengatakan, menurut WHO kontaminasi bakteri Salmonela dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas dan telur.

    Kedua, ditemukan juga mayoritas bakteri berupa Bacillus cereus. Ia menyebut, bila merujuk data dari NSW Food Authority Australia, Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan dihubungkan antara lain dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat.

    Di luar temuan itu, Tjandra mengatakan keracunan makanan setidaknya dipicu oleh lima hal, berdasarkan kajian WHO. Lima masalah ini kata dia sebetulnya juga bisa dideteksi di laboratorium untuk menilai pemicu keracunan makanan.

    “Dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” tuturnya.

    Masalah pertama, yang memicu keracunan makanan secara luas, kata Tjandra ialah ditemukannya Salmonela, Campylobacter dan Escherichia coli pada sampel makanan korban keracunan. Selain itu juga dapat ditemukan Listeria dan Vibrio cholerae.

    Kedua, adalah virus yang disebut WHO berjenis Novovirus dan virus Hepatitis A. Ketiga, ialah disebabkan keberadaan parasit seperti cacing trematoda dan cacing pita seperti Ekinokokus maenia Taenia.

    “Yang lebih jarang adalah cacing seperti Askaris, Kriptosporidium, Entamoeba histolytica dan Giardia yang masuk ke rantai penyediaan makanan melalui air dan tanah yang tercemar,” ujar Tjandra.

    Penyebab keempat yang biasanya memicu keracunan makanan ia sebut prion, meski kasusnya jarang. Prion adalah bahan infeksi yang terdiri dari protein, contohnya adalah Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    Penyebab ke lima, yang perlu diantisipasi ialah kemungkinan kontaminasi bahan kimia pada makan. Untuk bahan kimia maka WHO membaginya menjadi tiga bagian, yakni logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri; polutan organik persisten (“Persistent organic pollutants – POPs”) seperti misalnya dioksin dan polychlorinated biphenyls -PCBs; serta berbagai bentuk toksin lain adalah mycotoxins, marine biotoxins, cyanogenic glycosides, aflatoxin dan ochratoxin.

    “Berbagai potensi yang di sebut WHO ini tentu patut jadi pertimbangan kita, walau tentu sama sekali tidak berarti bahwa keracunan makanan yang berhubungan dengan MBG sekarang ini adalah disebabkan lima hal itu. Penjelasan umum WHO ini disampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” kata Tjandra.

    Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.

    Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG.

    Dilansir dari detikJabar, Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.

    “Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi,” kata Ryan kepada detikJabar.

    “Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali,” tambahnya.

    Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.

    Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengontaminasi makanan.

    “Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit,” ungkapnya.

    Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.

    “Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi,” tuturnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]