Produk: protein

  • Menko Pangan: Program swasembada pangan angkat ekonomi masyarakat  

    Menko Pangan: Program swasembada pangan angkat ekonomi masyarakat  

    Medan (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan program swasembada pangan mengangkat perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.

    “Sepertiga rakyat Indonesia hidup dari sektor pertanian, peternakan, dan nelayan, banyak di antara mereka yang masih hidup miskin,” ujar Zulkifli atau akrab disapa Zulhas saat menyampaikan “Orasi ilmiah Menko Bidang Pangan di wisuda sarjana Univa Medan Tahun 2025” di Medan, Kamis.

    Di era Pemerintah Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, lanjut Zulhas, adanya program unggulan swasembada pangan akan mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, peternak dan nelayan.

    Ia menjelaskan, swasembada pangan itu dalam arti luas, mencakup komoditas pokok seperti jagung, beras, serta komoditas protein seperti ikan dan produk peternak.

    “Di bawah saya, akan dibangun tambak-tambak yang besar di seluruh kabupaten. Akan ada 2.000 desa nelayan yang dikembangkan, karena kita membutuhkan pasokan ikan,” ucap Zulhas mencontohkan.

    Menko Pangan optimistis, jika program tersebut berjalan baik, maka masyarakat yang hidup kurang mampu akan terangkat menjadi kehidupan yang lebih baik.

    Ia menambahkan adanya peningkatan dari hasil beras lokal telah berdampak kepada nilai tukar petani (NTP) dari tahun 2024 tercatat 116 poin, lalu untuk 2025 meningkat mencapai 124 poin.

    “Jadi (petani) lebih makmur, dan sekarang masuk ke nelayan dan peternakan besar-besaran. InsyaAllah nilai tukar petani naik lagi pada 2026,” ucapnya.

    Zulhas menyebutkan jika tahun lalu Indonesia masih impor beras 4,5 juta ton, saat ini tidak ada lagi impor beras, dan sudah ada stok beras 4 juta ton.

    Oleh karena itu, ia mengatakan, dengan adanya program swasembada pangan itu maka kesejahteraan petani ikut terangkat, selanjutnya nanti nelayan dan peternak.

    Pewarta: M. Sahbainy Nasution
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 8
                    
                        Menu MBG di Bangkalan Ada Ulat, SPPG: Itu Jenis Ulat yang Bisa Dikonsumsi dan Tinggi Protein
                        Surabaya

    8 Menu MBG di Bangkalan Ada Ulat, SPPG: Itu Jenis Ulat yang Bisa Dikonsumsi dan Tinggi Protein Surabaya

    Menu MBG di Bangkalan Ada Ulat, SPPG: Itu Jenis Ulat yang Bisa Dikonsumsi dan Tinggi Protein
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kamal, Bangkalan, Jatim terkontaminasi ulat sayur. Namun, pihak SPPG menilai jenis ulat tersebut bisa dikonsumsi dan tinggi protein.
    Kepala SPPG Gili Timur, Diandra Dieva Pertiwi mengakui adanya kelalaian dalam menyajikan makanan untuk para siswa.
    Ia mengatakan, ulat tersebut hanya ditemukan di satu ompreng dan belum sempat dikonsumsi.
    “Untuk temuan ulat itu hanya ada di 1 ompreng dan itu belum sempat di konsumsi. Kami langsung dapat konfirmasi dari pihak sekolah dan langsung melakukan penarikan makanan kemudian mengganti dengan yang baru,” kata Diandra, Rabu (29/10/2025).
    Ia juga menjelaskan, ulat yang ditemukan di sayur daun singkong di dalam ompreng itu merupakan ulat yang bisa dikonsumsi.
    Ulat tersebut merupakan jenis Samia Cynthia Ricini.
    “Itu merupakan ulat yang biasa hidup di batang atau area daun singkong dan menurut penelitian yang ada sebenarnya ulat jenis Samia Cynthia Ricini ini bisa dikonsumsi dan tinggi protein, hanya saja memang tidak seharusnya terjadi,” jelasnya.
    Selain itu, ia mengaku proses pengolahan daun singkong di menu tersebut telah sesuai prosedur. Yakni mulai dari pengecekan kualitas saat barang datang dan melakukan perendaman dengan air garam lalu dibilas dengan air mengalir.
    Proses perendaman itu dilakukan secara berulang dua kali.
    “Ini merupakan prosedur yang sudah sesuai. Proses memasak atau perebusan juga dilakukan sebanyak 2 kali dengan high temperature, hal ini juga sudah sesuai dengan prosedur,” ungkapnya.
    Agar kejadian tersebut tak terulang, pihaknya akan lebih berhati-hati dan akan menghindari penggunaan daun singkong dalam jangka waktu yang belum ditetapkan.
    Kepala SMAN 1 Kamal, Moh Zairi mengaku ulat tersebut ditemukan di MBG yang diterima siswanya. Dalam ompreng tersebut, terdapat dua ekor ulat yang sudah mati.
    “Iya itu hanya di satu ompreng, menunya daun singkong,” pungkasnya.
    Sebelumnya, sebuah foto MBG berisi ulat tersebar di grup WhatsApp.
    Kasus temuan ulat itu menjadi kasus kesekian kalinya yang terjadi di Bangkalan.
    Sebelumnya terdapat kasus serupa hingga makanan basi di kecamatan lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Anak Muda China Makan Ulat demi Hidup Frugal, Murah-Tinggi Protein

    Viral Anak Muda China Makan Ulat demi Hidup Frugal, Murah-Tinggi Protein

    Jakarta

    Muncul sebuah tren di kalangan anak muda China makan ulat untuk frugal living atau hidup hemat. Tren ini pertama kali diusulkan dalam sebuah komunitas online bernama ‘Asosiasi Pria Hemat’ yang memiliki anggota 240 ribu.

    Salah satu unggahan yang viral dalam komunitas online itu adalah mengonsumsi ulat bread worm. Pengunggahnya menyebut ulat ini memiliki kandungan protein berkualitas, tapi harganya jauh lebih murah dibanding daging ayam atau sapi.

    Harganya sekitar 12 yuan (Rp 28 ribu) per kilo dan mengandung 20 persen protein di dalamnya. Ia juga menyebut ulat ini bisa berkembang biak tanpa henti, sehingga pasokannya selalu ada. Bahkan, rasanya disebut seperti susu almond.

    “Kemarin saya makan tiga kali pakai ulat ini, dan baru habis setengahnya. Total biayanya cuma sekitar tiga yuan (Rp 7 ribu),” tulis pengguna media sosial, dikutip dari SCMP, Senin (27/10/2025).

    Untuk menghemat minyak goreng, ulat itu diolah dengan cara dikukus. Sebagian orang yang mencoba bahkan menggiling ulat itu menjadi pasta seperti daging cincang, untuk dibuat pangsit atau dibuat patty burger.

    Pengguna media sosial juga menemukan efek ulat tersebut untuk mengatasi insomnia.

    “Bonus lainnya, di malam hari saya taruh mangkuk berisi ulat di samping tempat tidur. Suara mereka merayap seperti gema ombak laut. Itu membantu menyembuhkan insomnia saya,” klaimnya.

    Orang-orang dalam grup online itu melakukan apa saja demi berhemat. Selain mengonsumsi ulat, ada yang menyarankan untuk membekukan telur yang sudah dikocok dengan wadah es batu. Dengan cara ini, satu butir telur bisa dikonsumsi dalam 3 kali makan.

    Kulit dan tulang ayam pun dijadikan sup, sedangkan minyak dari kulit ayam panggang digunakan untuk menumis nasi agar tidak terbuang.

    Untuk menghemat biaya tempat tinggal, ada yang menyarankan menyewa apartemen tepat di bawah unit yang menggunakan pemanas lantai, agar tetap hangat di musim dingin tanpa biaya tambahan. Ada juga yang menyarankan mandi air dingin dan tidur di lantai saat musim panas untuk menghindari pemakaian AC.

    “Dulu saya menghabiskan lebih dari 30 ribu yuan (sekitar Rp 70 juta) per tahun. Sekarang, termasuk uang kuliah, saya hanya menghabiskan sedikit di atas 10 ribu yuan (Rp 23,3 juta),” kata netizen lain.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Ilmuwan Lagi Eksperimen Agar Bisa Tumbuhkan ‘Gigi Asli’ di Masa Depan

    Ilmuwan Lagi Eksperimen Agar Bisa Tumbuhkan ‘Gigi Asli’ di Masa Depan

    Jakarta

    Tak heran banyak orang takut ke dokter gigi. Prosedur mengganti gigi yang hilang seringkali membutuhkan operasi invasif, menanam sekrup titanium ke tulang rahang pasien, lalu menunggu berbulan-bulan hingga menempel kuat dan menjadi akar buatan sebelum akhirnya dipasang mahkota gigi di atasnya.

    Namun, tim-tim peneliti di berbagai negara kini tengah mencari cara untuk menanam atau menumbuhkan gigi biologis asli di rahang manusia.

    Masih butuh waktu panjang untuk mewujudkannya, tetapi di King’s College London, Ana Angelova Volponi Direktur Program Pascasarjana Kedokteran Gigi Regeneratif telah bereksperimen dengan gigi hasil rekayasa laboratorium selama hampir dua dekade. Ia termasuk dalam tim yang pada 2013 berhasil menumbuhkan gigi dari kombinasi sel manusia dan tikus.

    Tahun ini, Volponi memimpin studi lanjutan yang mencapai terobosan pada bahan tempat gigi tumbuh di laboratorium, yang kini lebih mampu meniru lingkungan alami di dalam mulut. Ini merupakan langkah penting menuju tahap berikutnya, menggantikan sel tikus dengan sel manusia dan menstimulasi pembentukannya menjadi gigi utuh.

    Gagasan membuat gigi di laboratorium sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1980-an. Namun, penelitian Volponi dan timnya pada 2013 menjadi yang pertama menggunakan sel gingiva manusia dewasa, sel yang berasal dari gusi dan diambil dengan cara menggores ringan bagian dalam mulut, yang kemudian dikombinasikan dengan sel ‘progenitor’ gigi dari embrio tikus.

    Menurut Volponi, proses menumbuhkan gigi ini terdiri dari tiga elemen utama, dua jenis sel yang ‘berdialog’ membentuk gigi, dan satu lingkungan tempat interaksi itu terjadi. Lingkungan tersebut dikenal sebagai ‘scaffold’, yaitu struktur penopang tempat sel-sel tumbuh.

    Pada penelitian 2013, scaffold terbuat dari protein kolagen. Namun kini timnya menggunakan hidrogel, sejenis polimer dengan kadar air tinggi yang lebih menyerupai jaringan alami tubuh.

    Menurut Xuechen Zhang, mahasiswa doktoral King’s College London sekaligus rekan penulis studi, prosesnya dilakukan dengan cara menggabungkan sel-sel embrio tikus, memadatkannya menjadi pelet kecil, lalu menyuntikkannya ke dalam hidrogel dan menumbuhkannya selama sekitar delapan hari.

    Setelah delapan hari, terbentuklah struktur menyerupai gigi di dalam hidrogel yang dikembangkan bersama Imperial College London. Dalam penelitian sebelumnya, struktur awal ini kemudian ditanam ke tubuh tikus dan tumbuh menjadi gigi lengkap dengan akar serta lapisan email.

    Masih banyak tantangan sebelum gigi hasil laboratorium bisa digunakan untuk manusia. Namun, bahan baru ini membantu memperbaiki komunikasi antar sel pembentuk gigi.

    Hingga kini, peneliti belum tahu cara mengganti sel embrio tikus dengan sel manusia dewasa. Jika tantangan itu berhasil dipecahkan, Volponi membayangkan dua kemungkinan penerapan.

    “Kami bisa menumbuhkan gigi hingga tahap tertentu, lalu menanamnya ke dalam rongga gigi yang hilang agar tumbuh menjadi gigi biologis utuh yang menyatu dengan tulang dan jaringan sekitarnya. Atau, menumbuhkan gigi sepenuhnya di laboratorium dan menanamkannya lewat operasi. Masih terlalu dini untuk menentukan mana yang paling memungkinkan,” jelasnya.

    Keunggulan gigi asli dibanding implan buatan

    Jika berhasil, gigi biologis yang tumbuh dari sel pasien sendiri memiliki banyak keunggulan dibanding mahkota atau implan.
    Gigi tersebut akan diterima tubuh tanpa reaksi penolakan atau peradangan, dan terasa seperti gigi asli, tidak seperti implan yang kaku dan tak memiliki sensasi karena menyatu langsung dengan tulang.

    Menurut Vitor C. M. Neves, dosen senior di University of Sheffield, Inggris, Volponi adalah pelopor di bidang regenerasi gigi utuh dan menjadi inspirasi bagi banyak peneliti di dunia.

    “Penelitiannya kini menyoroti faktor penting untuk industrialisasi teknologi ini, yaitu penggunaan matriks pada regenerasi gigi utuh,” ujarnya.

    Ia menambahkan, hasil temuan itu menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mampu mendukung rekayasa gigi untuk penerapan klinis.

    “Semakin banyak ilmuwan berkontribusi di bidang ini, semakin cepat umat manusia bisa merasakan manfaatnya,” kata Neves.

    Beberapa tim lain juga bekerja di jalur serupa, dengan pendekatan berbeda.

    Katsu Takahashi dari Medical Research Institute Kitano Hospital, Osaka, tengah mengembangkan terapi berbasis antibodi untuk merangsang pertumbuhan gigi pada penderita anodontia (kelainan bawaan tanpa gigi). Penelitian ini sudah memasuki uji klinis manusia dan bisa siap dipakai sebelum dekade ini berakhir.

    Pamela Yelick dari Tufts University, AS, pada akhir 2024 berhasil menumbuhkan gigi mirip manusia dari kombinasi sel manusia dan babi di dalam tubuh babi. Tujuannya: membuat sel-sel rahang manusia mampu menumbuhkan gigi baru tanpa menggunakan sel hewan.

    Di University of Washington, tim Hannele Ruohola-Baker berhasil menumbuhkan sel punca pulpa gigi dari sel punca yang diambil dari gigi bungsu manusia.

    “Kami berusaha memetakan cetak biru molekuler pembentukan gigi manusia dan menciptakannya kembali di laboratorium,” jelasnya.

    Menurut Ruohola-Baker, hasil penelitian ini bisa segera dirasakan.

    “Meski butuh waktu untuk diterapkan secara klinis, kemajuan di bidang ini berlangsung cepat. Dalam dekade mendatang, perbaikan atau penggantian gigi biologis bisa menjadi kenyataan,” ujarnya optimistis.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • KKP Optimistis Program KNMP Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

    KKP Optimistis Program KNMP Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

    Jakarta

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengoptimalkan potensi maritim Indonesia. Salah satu langkah strategis yang tengah dijalankan ialah melalui program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP), yang diharapkan mampu mentransformasi kampung nelayan menjadi kawasan yang lebih modern, produktif, dan sejahtera.

    Indonesia memiliki potensi besar di sektor maritim. Dari total luas wilayah nasional, sekitar 6,4 juta kilometer persegi merupakan perairan, jauh lebih luas dibandingkan daratan yang hanya 1,9 juta kilometer persegi. Kondisi ini menjadikan sekitar 60% penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah pesisir, sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor kelautan dan perikanan.

    Ketua Tim Pelaksana Program KNMP Trian Yunanda menyampaikan, program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi nelayan, sekaligus menghapus stigma kampung nelayan yang selama ini identik dengan kawasan kumuh, minim sarana, rendah produktivitas dan nilai tambah serta keterbatasan terhadap berbagai akses.

    “Ini adalah program transformasi dari Kampung Nelayan Modern yang digagas Pak Menteri Trenggono untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kita harus pastikan lokasi memenuhi syarat dan kriteria, khususnya terkait lahan,” ujar Trian, Minggu (26/10/2025).

    Fokus Tak Hanya pada Infrastruktur

    Trian menegaskan, program KNMP tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nelayan dan pengelola kampung nelayan. Upaya ini juga dilakukan agar Indonesia mampu meningkatkan kontribusinya terhadap pasokan kebutuhan protein nasional, bahkan perikanan dunia yang saat ini baru sekitar 10%.

    Untuk mendukung hal tersebut, KKP telah menyiapkan roadmap pembangunan KNMP hingga 2028. Khusus pada tahun 2025, KKP menargetkan pembangunan 100 Kampung Nelayan Merah Putih yang diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja langsung hingga 7.000 orang.

    Fasilitas Modern dan Kemandirian Ekonomi

    Melalui KNMP, KKP akan melakukan intervensi berbagai fasilitas di kampung nelayan, mulai dari infrastruktur dasar, fasilitas unit usaha, hingga pendukung ekonomi dan sosial lainnya. Beberapa fasilitas yang akan dibangun antara lain tambatan perahu, gudang beku,pabrik es, sentra kuliner, tempat pelelangan ikan, kios perbekalan, bengkel nelayan, balai pelatihan nelayan, SPBUN dan sistem drainase dan IPAL, hingga gedung kantor koperasi sebagai pengelola KNMP

    “Kami ingin melanjutkan keberhasilan transformasi wajah kampung nelayan seperti yang sudah terwujud di Biak Numfor, Papua,” jelas Trian.

    Selain itu, KNMP juga akan diintegrasikan dengan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdeskel Merah Putih) sebagai penggerak utama aktivitas ekonomi masyarakat yang mandiri.

    “Program ini akan terintegrasi dengan Kopdeskel Merah Putih yang berperan sebagai tulang punggung dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

    Pemberdayaan dan Pendampingan Nelayan

    Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap turut melaksanakan Program Pemberdayaan Nelayan di lokasi KNMP untuk mengoptimalkan pemanfaatan bantuan. Program ini mencakup:

    Coaching clinic bagi tenaga pendamping KNMP yang berasal dari Penyuluh Perikanan,

    Capacity building bagi pengurus dan pengelola Kopdeskel Merah Putih sebagai pengelola KNMP

    Pendampingan intensif oleh tenaga profesional di bidang pengembangan usaha koperasi.

    Peningkatan kapasitas nelayan dan masyarakat pesisir melalui pelatihan kewirausahaan, diversifikasi usaha dan bimbingan teknis penggunaan alat tangkap ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.

    Untuk itu, Trian kembali menegaskan bahwa KNMP tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada penguatan struktur dan kapasitas masyarakat nelayan agar program berjalan berkelanjutan.

    “Kami ingin memastikan program ini memberi dampak nyata bagi kesejahteraan nelayan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan pesisir,” pungkas Trian.

    (akd/ega)

  • Kondisi Rambut Bisa Jadi ‘Alarm’ Serius Kesehatan Seseorang, Waspadai Ciri-cirinya

    Kondisi Rambut Bisa Jadi ‘Alarm’ Serius Kesehatan Seseorang, Waspadai Ciri-cirinya

    Jakarta

    Rambut sering dianggap sekadar bagian dari penampilan, padahal di balik tiap helainya tersimpan banyak informasi tentang kondisi tubuh. Para ahli menyebut rambut sebagai ‘arsip biologis alami’ yang dapat mencerminkan status kesehatan seseorang, mulai dari stres, kekurangan gizi, hingga penyakit tertentu.

    Menurut dr Antonella Tosti, dokter kulit dari University of Miami, setiap 1 sentimeter rambut menyimpan data biologis selama sekitar satu bulan. Artinya, dengan menganalisis rambut, para dokter dapat mendeteksi jejak obat-obatan, racun logam berat, tingkat stres kronis, hingga kepatuhan seseorang dalam mengonsumsi obat.

    “Folikel rambut bekerja seperti ginjal mini,” jelas Dr. Ralf Paus, ahli dermatologi dari universitas yang sama.

    “Ia menyerap berbagai senyawa dari tubuh, termasuk zat beracun, lalu menyimpannya di batang rambut.”

    Karena itulah, rambut sering digunakan dalam pemeriksaan forensik maupun penelitian kesehatan untuk mengetahui paparan zat tertentu dalam jangka panjang.

    Rambut adalah jaringan yang tumbuh cepat, nomor dua setelah sumsum tulang. Proses pertumbuhannya memerlukan banyak energi dan nutrisi. Jika tubuh sedang kekurangan energi atau mengalami gangguan metabolisme, rambut biasanya menjadi salah satu bagian pertama yang terpengaruh.

    Berikut beberapa tanda rambut bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan:

    1. Rambut Rontok Parah

    Rambut rontok hingga lebih dari 100 helai per hari bisa jadi pertanda tubuh sedang mengalami tekanan fisik atau emosional.

    Beberapa penyebab umum:

    Kekurangan zat besi, protein, atau vitamin B kompleks

    Gangguan tiroid (hipotiroid atau hipertiroid)

    Demam tinggi atau infeksi berat

    Penurunan berat badan drastis atau diet ekstrem

    Stres berat atau trauma emosional

    Setelah melahirkan atau menjalani operasi besar

    Kondisi ini dikenal sebagai telogen effluvium, di mana folikel rambut masuk ke fase istirahat lebih cepat.
    Biasanya, rambut akan tumbuh kembali dalam 3 hingga 6 bulan setelah penyebabnya teratasi, menurut dr Angela Christiano, pakar genetika molekuler dari Columbia University.

    2. Rambut Kering, Rapuh, dan Mudah Patah

    Rambut yang tiba-tiba menjadi kering dan mudah patah bisa menandakan kekurangan nutrisi penting, seperti asam lemak esensial, zinc, dan vitamin D.

    Selain itu, penyakit autoimun seperti lupus atau gangguan hormon tiroid juga dapat mengubah tekstur rambut.

    3. Muncul Uban Lebih Cepat

    Meski faktor genetik berperan besar, uban yang muncul terlalu dini juga bisa menandakan stres oksidatif tinggi dalam tubuh.
    Beberapa studi menunjukkan stres kronis dapat merusak sel penghasil pigmen (melanosit) di folikel rambut, sehingga warna rambut memudar lebih cepat.

    Mengapa Rambut Jadi ‘Alarm’ Tubuh?

    Menurut para ahli, ketika tubuh mengalami gangguan kesehatan, ia akan mengalihkan energi dan nutrisi untuk fungsi vital seperti otak, jantung, atau sistem imun.

    Pertumbuhan rambut yang bukan prioritas pun akan terhenti sementara. Itulah sebabnya, kerontokan atau perubahan tekstur rambut bisa menjadi sinyal awal bahwa tubuh sedang tidak seimbang.

    “Kerontokan rambut sering kali bukan sekadar masalah kosmetik,” tegas Dr. Christiano.

    “Itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang kewalahan dan perlu diperhatikan.”

    Periksa ke dokter jika kerontokan terasa berlebihan atau disertai gejala lain, seperti mudah lelah, berat badan turun, atau kulit kering.

  • Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional beras premium dan beras medium komoditas pangan di level konsumen mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu (25/10/2025). Sementara itu, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) justru naik.

    Mengutip laman Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 9.50 WIB, harga beras premium tercatat turun tipis 0,80% menjadi Rp15.707 per kilogram (Kg), sedangkan beras medium turun 1,34% menjadi Rp13.662 per kg.

    Adapun beras SPHP justru mencatatkan tren kenaikan harga sebesar 0,02% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp12.518 per kg.

    Tepung terigu kemasan tercatat turun 2,27% menjadi Rp12.752 per kg dan tepung terigu curah tercatat turun 1,30% menjadi Rp9.651 per kg. Aneka bumbu dapur seperti bawang merah tercatat turun 3,01% menjadi Rp38.143 per kg dan bawang putih bonggol turun 3,53% ke angka Rp35.854 per kg.

    Rerata harga nasional cabai merah keriting susut 4,29% menjadi Rp51.222 per kg, cabai merah besar turun 3,68% menjadi Rp45.155 per kg, dan cabai rawit merah turun 5,75% menjadi Rp37.564 per kg.

    Minyak goreng kemasan turun 1,26% menjadi Rp20.726 per kg, minyak goreng curah turun 1,39% menjadi Rp17.306 per kg, dan Minyakita turun 1,23% menjadi Rp17.345 per kg.

    Kemudian daging ayam ras turun 1,29% menjadi Rp37.421 per kg bersamaan dengan telur ayam ras yang turun 0,89% menjadi Rp30.436 per kg.

    Sumber pangan protein hewani lainnya seperti daging sapi murni juga tercatat turun 0,36% menjadi Rp134.775 per kg, daging kerbau beku (impor) turun 3,25% menjadi Rp102.553 per kg dan daging kerbau segar turun 1,01% menjadi Rp138.696 per kg.

    Ikan kembung naik 1,18% menjadi Rp42.104 per kg, ikan tongkol turun 0,65% menjadi Rp34.632 per kg, dan ikan bandeng turun 1,64% menjadi Rp34.579 per kg. Lalu gula konsumsi turun 0,83% menjadi Rp17.947 per kg dan garam konsumsi turun 0,60% menjadi Rp11.605 per kg.

  • Otak Manusia Purba Beradaptasi Akibat Keracunan Timbal

    Otak Manusia Purba Beradaptasi Akibat Keracunan Timbal

    Jakarta

    Keracunan timbal telah menjangkiti jutaan orang sejak dunia menjadi industri, tetapi hubungan manusia dengan logam beracun ini telah ada sejak lama. Nenek moyang kita juga harus berhadapan dengan timbal saat mereka menghirup abu vulkanik dan meminum air yang terkontaminasi.

    Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Science Advances mengungkapkan bahwa manusia telah terpapar timbal selama lebih dari dua juta tahun. Buktinya terletak pada fosil gigi yang menunjukkan tanda-tanda penyerapan timbal, yang menunjukkan bahwa logam tersebut telah ada dalam tubuh kita jauh sebelum era Revolusi Industri.

    Bahaya Keracunan Timbal

    Di era modern, timbal memang pantas dicap sebagai bahaya kritis bagi kesehatan masyarakat. Logam ini sebenarnya tidak diperlukan dalam tubuh kita, dan ketika terakumulasi, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan saraf, sakit perut, dan kelelahan. Kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius, terkadang mengakibatkan kematian.

    Keracunan timbal merupakan masalah khusus bagi anak-anak, karena mereka menyerap lebih banyak timbal daripada orang dewasa. Anak-anak yang terpapar timbal dalam jumlah berlebihan sering kali menunjukkan tanda-tanda masalah perkembangan dan kognitif seiring pertumbuhan mereka.

    Timbal secara alami terdapat di kerak bumi, tetapi bahaya sebenarnya terletak pada sumber timbal yang berasal dari kegiatan industri seperti pertambangan dan peleburan. Kontaminasi timbal dalam produk konsumen merupakan sumber paparan potensial lainnya. Kadar timbal yang berbahaya baru-baru ini ditemukan pada beberapa merek bubuk protein dan kayu manis, misalnya.

    Sejarah Panjang Paparan Timbal

    Studi baru ini membuktikan bahwa manusia purba juga terpapar timbal, meskipun secara alami. Setelah memeriksa 51 gigi fosil dari spesies hominid dan kera besar, para peneliti menemukan tanda-tanda paparan timbal episodik pada 73% spesimen.

    Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah mengidentifikasi pita timbal pada gigi, yang menunjukkan bahwa timbal masuk ke dalam tubuh spesimen melalui sumber lingkungan seperti air, tanah, atau aktivitas vulkanik yang terkontaminasi. Timbal yang menumpuk di tulang mereka dari sumber-sumber ini juga bisa jadi kemudian dilepaskan ke dalam tubuh akibat stres atau penyakit.

    “Data kami menunjukkan bahwa paparan timbal bukan sekadar produk Revolusi Industri, melainkan bagian dari lanskap evolusi kita,” kata penulis studi Renaud Joannes-Boyau, seorang profesor di Southern Cross University, dikutip dari Discover Magazine.

    “Ini berarti otak nenek moyang kita berkembang di bawah pengaruh logam beracun yang kuat, yang mungkin telah membentuk perilaku sosial dan kemampuan kognitif mereka selama ribuan tahun,” sambungnya.

    Efek Timbal pada Otak

    Untuk memahami efek timbal pada otak, para peneliti menggunakan model otak mini yang ditumbuhkan di laboratorium. Mereka berfokus pada dua versi gen perkembangan yang disebut NOVA1. Satu yang mewakili varian manusia modern dan satu lagi yang mewakili varian purba yang ditemukan pada hominid yang telah punah.

    Ketika varian NOVA1 kuno terpapar timbal, aktivitas otak di area yang berkaitan dengan perkembangan bicara dan bahasa terganggu secara signifikan. Di sisi lain, tingkat paparan timbal yang sama pada varian NOVA1 modern menunjukkan efek negatif yang lebih rendah di area tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada suatu titik, manusia memperoleh perlindungan yang lebih baik terhadap efek neurologis timbal dengan varian gen NOVA1 modern.

    Para peneliti mengatakan bahwa adaptasi genetik untuk menoleransi timbal lebih baik daripada hominid lain mungkin bahkan telah membentuk perkembangan bahasa manusia dan kohesi sosial tingkat kelompok, memberi kita keuntungan evolusioner atas Neanderthal dan hominid lainnya.

    “Pekerjaan kami tidak hanya mengubah sejarah paparan timbal, tetapi juga mengingatkan kita bahwa interaksi antara gen dan lingkungan telah membentuk spesies kita selama jutaan tahun, dan terus berlanjut,” kata Joannes-Boyau.

    (rns/rns)

  • Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Jakarta

    Lemak perut erat kaitanya dengan risiko kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan perlemakan hati. Meski olahraga di pusat kebugaran bisa membantu, penelitian menunjukkan perubahan gaya hidup sederhana bisa berperan jauh lebih besar dalam mengurangi lemak di perut.

    Perubahan kecil dalam pola makan hingga rutinitas harian bisa memicu pembakaran lemak. Dikutip dari laman Times of India, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membantu menghempaskan lemak perut.

    1. Mulai Pagi dengan Air Hangat dan Serat Larut

    Mulai hari dengan air hangat yang dicampur dengan biji chia atau biji rami yang direndam untuk melancarkan pencernaan dan mengurangi rasa lapar. Serat larut menggembung di lambung, memperlambat pencernaan, serta mengurangi penyerapan lemak. Tak hanya menjaga usus tetap aktif, cara ini juga membantu mencegah makan berlebihan sepanjang hari.

    2. Hindari Ngemil di Larut Malam

    Salah satu penyebab terbentuknya lemak perut adalah makan larut malam. Studi menunjukkan bahwa malam malam setidaknya tiga jam sebelum tidur bisa meningkatkan metabolisme lemak.

    Makan malam ringan yang kaya protein dan sayuran memberi tubuh waktu untuk menggunakan energi, bukan menyimpannya sebagai lemak di sekitar perut.

    3. Berlatih Gerakan Insidental Sepanjang Hari

    Gerakan sehari-hari seperti naik tangga, jalan cepat atau bahkan peregangan sambil menonton TV bisa membakar kalori secara signifikan. Kebiasaan ini dikenal sebagai NEAT (Non-Exercise Activity Thermoenesis dan dikaitkan erat dengan peneliti dengan berkurangnya lemak di perut. NEAT mengubah aktivitas biasa dengan peluang

    4. Konsumsi Rempah-rempah

    Kunyit dalam sajian makanan atau kayu manis dalam teh memiliki sifat termogenik. Rempah-rempah ini tidak hanya meningkatkan rasa, tapi juga meningkatkan sensitivitas insulin yang mencegah penumpukan lemak.

    5. Prioritaskan Protein

    Protein merupakan penangkal lemak perut alami. Menyertakan makanan seperti telur atau ayam tanpa lemak bisa membantu menjaga metabolisme tetap aktif. Protein juga mengandung ghrelin, hormon lapar, sehingga lebih mudah menahan keinginan makan yang tidak sehat. Hasilnya, penyimpanan lemak lebih sedikit dan pemeliharaan otot lebih baik.

    Nutrisi ini juga mendukung perbaikan jaringan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu menstabilkan gula darah. Sehingga dapat mencegah energi menurun dan makan berlebihan.

    6. Tidur Nyenyak

    Kurang tidur berkaitan langsung dengan lemak perut yang membandel. Jadwal tidur yang konsisten menyeimbangkan kortisol (hormon stres) dan insulin. Keduanya berperan penting dalam penyimpanan lemak. Tubuh yang cukup istirahat juga lebih disiplin dalam memilih makanan keesokan harinya.

    Tidur yang berkualitas dapat mendukung metabolisme, menguangi keinginan makan makanan tidak sehat, dan meningkatkan energi. Hal tersebut memebuat tubuh lebih mudah untuk tetap aktif dan mempertahankan berat badan yang sehat seiring waktu.

    7. Hindari Stres

    Praktik sederhana seperti bernapas dalam, meditasi dalam 10 menit, atau bahkan mendengarkan musik di sela jam kerja bisa mengurangi hormon stres. Berkurangnya kortisol berarti berkurangnya penyimpanan lemak, terutama di sekitar pinggang.

    Tak hanya membantu mengurangi lemak perut, kebiasaan ini juga meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, fokus, dan kesehatan metabolisme secara alami. Sehingga, manfaat ini bisa membantu dalam membangun ketahanan emosional, mengatur nafsu makan dengan lebih baik, dan mempertahankan gaya hidup yang lebih sehat, tanpa bergantung pada diet ekstrem.

    8. Olahraga-Jaga Pola Makan

    Segala bentuk olahraga baik untuk dilakukan. Selain itu menjaga pola makan juga penting. Terapkan pola makan sehat secara teratur dan hindari makanan cepat saji untuk hasil yang lebih baik.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Simak! Ini Sederet Inisiatif KKP dalam Sukseskan Program MBG

    Simak! Ini Sederet Inisiatif KKP dalam Sukseskan Program MBG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Kelautan dan Perikanan berkomitmen turut mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyediakan kebutuhan protein perikanan. Berbagai inisiatif pun dilakukan, salah satunya lewat pengembangan Kampung Nelayan.

    “Makan Bergizi Gratis 80 juta yang mau ditarget. Sekarang sudah mencapai 38 atau 39 juta orang yang sudah bisa diberikan makanan. Nah tentu di situ kebutuhan proteinnya kan tinggi sekali. Jadi mulai dari protein hewani maupun protein perikanan,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam program Prabowonomics: One Year of Prabowo’s Presidency, Selasa (21/10/2025).

    Trenggono menjelaskan Hingga akhir 2025 KKP menargetkan pembangunan sebanyak 100 titik Kampung Nelayan.

    “Jadi Kampung Nelayan tadi sudah, satu sisi mereka itu produktif akibatnya di situ menimbulkan pertumbuhan dan akibatnya adalah si nelayan lebih sejahtera tentunya. hasil produknya kan bisa larinya juga ke MBG,” terang dia.

    Dukungan lainnya adalah membangun wilayah budidaya produk kelautan. Menurut dia, Presiden Prabowo menugaskan KKP untuk membangun 500 kota/kabupaten budidaya produk kelautan berbasis tematik.

    “Jadi kalau wilayahnya itu lebih suka masyarakatnya ikan lele, misalnya ikan nila atau ikan lele, kita bangunnya di situ. Kalau mereka misalnya ikan gurame, yang ikan darat ya misalnya gitu, kita bikin budidayanya di situ,” terang Trenggono.

    Dia menambahkan 500 titik wilayah budidaya produk kelautan tersebut nantinya akan mendukung kebutuhan protein program MBG. Untuk itu, 500 titik tersebut akan dibangun di seluruh Indonesia.

    “Jadi itu, Nelayan beres satu sisi, kemudian budidaya darat untuk memenuhi juga kebutuhan MBG dari sisi ketersediaan protein dari perikanan, terang dia.

    Lebih lanjut, KKP juga melakukan memodernisasi kapal perikanan tangkap. Sebanyak 1.582 unit kapal akan dimodernisasi demi mendukung program MBG.

    “Ini nanti menjadi sebuah kekuatan yang besar, karena di situ akan membutuhkan tenaga kerja kira-kira sekitar 64 ribu orang untuk meng-armadai kapal itu. Terus produksinya sendiri juga sangat besar, bisa sampai 1,5 juta sampai 2 juta ton ikan,” pungkas Trenggono.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]