Produk: protein

  • Tekan Prevalensi Stunting, Para Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi – Halaman all

    Tekan Prevalensi Stunting, Para Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi – Halaman all

    Tekan Prevalensi Stunting, Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi

    Willem Jonata/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM – Kondisi gizi buruk dapat berdampak pada kesehatan dan kecerdasan anak-anak di masa depan.

    Sebagai faktor penentu kesehatan anak-anak, para orang tua hendaknya memiliki pengetahuan yang cakap tentang makanan bergizi, cara pengolahan, hingga aturan makannya.

    Berangkat dari kesadaran itu, maka Milklife Festival Keluarga Sehat 2024, digelar di Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus, 7-8 Desember 2024.

    Talkshow dan Edukasi Pelayanan Kesehatan Keluarga bertema “Cegah Stunting Sebelum Genting” juga diadakan sebagai bagian acara kolaborasi Bakti Sosial Djarum Foundation dan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, itu. 

    Tema “Cegah Stunting Sebelum Genting” menjadi bentuk ajakan kepada seluruh elemen masyarakat Kudus agar bersama-sama berperan mencegah bahaya stunting. 

    Ribuan warga mulai dari remaja putri, pasangan usia subur, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga ibu balita, turut hadir. 

    Penjabat (Pj) Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengemukakan peran masyarakat, khususnya orang tua sangat krusial mencegah stunting.

    “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran orang tua dalam memerangi stunting,” ucapnya.

    Menurut dia, kondisi gizi buruk dapat berdampak pada kesehatan dan kecerdasan anak-anak di masa depan.

    “Harapannya kita dapat bersama-sama mempersiapkan Indonesia Emas dengan mengurangi angka prevalensi stunting hingga menjadi sekecil mungkin ,” kata Muhammad Hasan Chabibie.

    Deputy Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Achmad Budiharto mengatakan, diselenggarakannya ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan memperluas kesadaran tentang pencegahan stunting. 

    “Kami sadar angka prevalensi stunting di Kudus cukup tinggi dan sulit turun. Salah satu penyebabnya adalah pemahaman masyarakat masih kurang terhadap bahaya dan risiko yang akan menimpa anak-anak mereka. Lewat kegiatan ini kami ingin memberikan edukasi, penanganan, dan pencegahan stunting kepada masyarakat agar semakin waspada terhadap bahaya gizi buruk,” ujar Budiharto.

    Pihaknya telah mengawali berbagai program pencegahan stunting sejak tahun 2018 melalui Gerakan Menjaga Periode Emas (GEMAS) dengan target ibu-ibu pekerja di lingkup karyawan perusahaan.

    Sejak itu, program tersebut telah memantau kehamilan 5.476 ibu, pertumbuhan 8.339 baduta (bawah dua tahun), serta memfasilitasi laktasi 4.715 ibu menyusui.

    Tercatat hingga September 2024, prevalensi stunting di dalam internal perusahaan sudah menurun hingga 7,5 persen, dari awalnya sebesar 18 persen. 

    Lebih lanjut, Budiharto juga mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting yakni Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).

    Ini adalah pembinaan tumbuh kembang di masa lima tahun pertama kehidupan anak. SDIDTK adalah tindakan memantau pertumbuhan balita agar berkembang secara optimal.

    “Selain SDIDTK, Imunisasi Wajib Balita, Vaksin Calon Pengantin, Screening Triple Eliminasi, Activity Edukasi terkait Stunting, kondisi psikologis Ibu Hamil dan menyusui juga sangat penting dipantau. Kami akan bekerja sama dengan posyandu/PKK dan puskesmas yang tersebar di Kabupaten Kudus, Kelompok PAUD Kabupaten Kudus, serta seluruh Unit Kerja Djarum Group dalam rangka menekan angka gizi buruk di Indonesia,” ujar Budiharto.

    Field Promotion Manager Milklife Danang Adityo Pramandaru berharap dengan adanya Milklife Festival Keluarga Sehat 2024 di Kabupaten Kudus, seluruh warga masyarakat semakin sadar akan bahaya yang mengancam anak-anak dengan gizi buruk.

    Harapannya masyarakat di Kabupaten kudus akan lebih memperhatikan kebutuhan gizi dan nutrisi anak-anak, khususnya di seribu hari pertama kehidupan.

    “Target acara ini tidak hanya ibu hamil, ibu menyusui dan balita, namun juga remaja putri dan pasangan subur karena mereka ini bakal orang tua yang nantinya bertanggung jawab terhadap kecukupan gizi anak-anaknya. Milklife Festival Keluarga Sehat 2024 gratis dibuka untuk umum. Di sini kami menyediakan booth pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui, balita, juga playground bermain anak yang bisa langsung diakses oleh para pengunjung,” kata Danang.

    Sementara, salah satu ibu hamil, warga dusun Jetak, Kedungdowo, Fitria Setya Permana mengatakan, dirinya merasa sangat terbantu dengan berbagai fasilitas yang didapatkan secara gratis, seperti pemeriksaan Ultrasonography (USG) dan Hemoglobin (HB). 

    Fitria juga mengemukakan bahwa pengetahuan tentang pendidikan gizi sangat penting diketahui ibu hamil sejak anak belum lahir.

    Menurut Fitria yang kini usia kehamilannya memasuki 15 minggu, gizi buruk pada anak sangat mungkin terjadi karena ketidaktahuan ibu dan pengasuh utama terhadap kebutuhan gizi anak-anak sejak dini.

    Jika terjadi secara berkelanjutan, kondisi anak-anak yang stunting dapat semakin parah, karena tubuhnya tidak memiliki imunitas yang kuat untuk menangkal penyakit yang datang.

    Ia bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Diakuinya mendapat banyak informasi soal asupan gizi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    Terutama bagaimana seharusnya ia mementingkan protein hewani dibanding serat yang terkandung pada sayur dan buah untuk MPASI.

    “Saya juga mendapatkan ilmu baru memasak MPASI, aturan makan sampai cara penyimpanan bahan-bahan makanannya. Dari sisi ibu hamil, saya juga disarankan makan makanan bergizi dan minum susu. Ilmu ini nanti juga akan saya bagi kepada anggota keluarga di rumah sehingga mereka juga paham akan bahaya stunting dan pencegahannya,” ujar Fitria.

     

     

  • 10 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan

    10 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ubi jalar atau Ipomoea batatas adalah tanaman umbi-umbian yang tumbuh subur di daerah subtropis dan tropis. Bagian yang dikonsumsi dan memiliki manfaat kesehatan adalah akar ubi jalar, yang bisa tumbuh besar dengan berbagai bentuk, seperti bulat, lonjong, atau lonjong runcing.

    Ada berbagai jenis ubi jalar, tetapi yang paling sering ditemukan adalah ubi jalar ungu, merah, dan kuning. Rasanya yang lezat menjadikan ubi jalar sebagai makanan super yang kaya akan nutrisi dan sangat baik untuk kesehatan.

    Dalam 100 gram ubi jalar, terkandung sekitar 86 kalori, 1,6 gram protein, 3 gram serat, 20,1 gram karbohidrat, dan 4,2 gram gula. Kandungan nutrisi yang melimpah menjadikan ubi jalar sebagai sayuran akar yang serbaguna dan sangat bermanfaat bagi kesehatan.

    Namun, apa manfaat ubi jalar untuk kesehatan? Berikut ini penjelasannya yang dikutip dari laman Very Well Health, Senin (9/12/2024).

    1. Menjaga kadar gula darah
    Ubi jalar mengandung karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah, yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk penderita diabetes karena tidak menyebabkan lonjakan gula darah dan memberikan energi yang lebih tahan lama.

    2. Menjaga kesehatan jantung
    Kandungan kalium dalam ubi jalar sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Kalium membantu menurunkan tekanan darah dengan mengatur kadar natrium dalam tubuh dan menurunkan kadar kolesterol jahat.

    3. Meningkatkan fungsi otak
    Vitamin B6 yang terkandung dalam ubi jalar mendukung fungsi otak dengan membantu sintesis serotonin, neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati. Selain itu, kandungan antosianin dalam ubi jalar dapat meningkatkan daya ingat.

    4. Baik untuk kesehatan mata
    Ubi jalar mengandung senyawa polifenol yang baik untuk kesehatan mata dan retina. Kandungan beta karoten yang dikandungnya juga diubah menjadi vitamin A, yang penting untuk membantu mata beradaptasi dengan cahaya rendah.

    5. Meningkatkan kekebalan tubuh
    Vitamin A dalam ubi jalar berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

    6. Mengurangi peradangan
    Antioksidan dalam ubi jalar, seperti vitamin C, karotenoid, dan fenilpropanoid, memiliki sifat antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dan melindungi tubuh dari radang sendi. Selain itu, antioksidan ini juga dapat menurunkan risiko kanker.

    7. Mendukung kesehatan usus
    Serat yang terkandung dalam ubi jalar membantu memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Antioksidan dalam ubi jalar juga berperan dalam mengurangi risiko diabetes dan kanker usus besar.

    8. Membantu menurunkan berat badan
    Kandungan serat yang tinggi dalam ubi jalar dapat membantu menurunkan berat badan karena memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.

    9. Meningkatkan kesehatan kulit dan rambut
    Vitamin C dalam ubi jalar mendukung produksi kolagen, yang penting untuk menjaga kulit tetap elastis dan mencegah penuaan dini. Sementara itu, vitamin A bermanfaat untuk mencegah kerontokan rambut, mengatasi ketombe, dan melindungi rambut dari kerusakan.

    10. Sumber gizi untuk ibu hamil
    Ubi jalar kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi ibu hamil, termasuk beta karoten yang penting untuk perkembangan janin dan pertumbuhan bayi yang sehat.

    Dengan berbagai manfaat kesehatan yang dimilikinya, ubi jalar menjadi pilihan makanan yang sangat bergizi dan dapat mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

  • 7 Manfaat Teh Hijau untuk Kecantikan Kulit

    7 Manfaat Teh Hijau untuk Kecantikan Kulit

    Jakarta, Beritasatu.com – Teh hijau berasal dari daun tanaman camellia sinensis dan terkenal sebagai minuman yang bermanfaat bagi kesehatan, berkat kandungan antioksidan dan nutrisinya. Selain manfaat untuk kesehatan tubuh, teh hijau juga memberikan banyak keuntungan untuk kecantikan kulit.

    Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya perawatan kulit alami, banyak orang kini beralih ke teh hijau sebagai pilihan untuk mendapatkan kulit yang sehat dan bercahaya.

    Kandungan antioksidannya yang tinggi menjadikan teh hijau sebagai bahan yang efektif untuk mendukung kesehatan kulit.

    Berikut ini, manfaat teh hijau untuk kecantikan kulit yang dikutip dari Healthline, Senin (9/12/2024).

    1. Melawan penuaan dini
    Teh hijau mengandung polifenol, terutama epigallocatechin-3-gallate (EGCG), yang memiliki sifat antioksidan kuat. EGCG dapat meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi keriput. Penelitian menunjukkan wanita yang mengonsumsi teh hijau secara rutin mengalami peningkatan elastisitas kulit, yang membantu melawan tanda-tanda penuaan dini.

    2. Mengurangi jerawat dan minyak berlebih
    Teh hijau efektif dalam mengurangi jerawat berkat kemampuannya menurunkan produksi sebum, yang merupakan penyebab utama jerawat. EGCG memiliki sifat antiandrogenik, yang dapat menurunkan produksi minyak berlebih di kulit.

    Sebuah studi menemukan ekstrak teh hijau dapat mengurangi jumlah jerawat pada peserta yang mengonsumsinya selama empat minggu.

    3. Melindungi dari kerusakan UV
    Sinar UV dapat merusak kulit, menyebabkan penuaan dini dan meningkatkan risiko kanker kulit. Teh hijau mengandung antioksidan dan memiliki sifat antiinflamasi yang melindungi kulit dari dampak buruk sinar matahari.

    Penelitian menunjukkan penggunaan ekstrak teh hijau secara topikal dapat membantu mengurangi kerusakan kulit akibat paparan UV.

    4. Meningkatkan kelembapan kulit
    Teh hijau dapat membantu menjaga kelembapan kulit dengan meningkatkan hidrasi dan memperbaiki tekstur kulit. Penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung teh hijau dapat memberikan kulit yang lebih halus, bercahaya, dan terhidrasi dengan baik.

    5. Mengurangi peradangan dan kemerahan
    Teh hijau memiliki sifat antiinflamasi yang kuat, yang membuatnya efektif untuk meredakan peradangan, kemerahan, dan iritasi pada kulit.

    Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau kondisi seperti rosacea. Mengonsumsi teh hijau atau mengaplikasikan ekstraknya secara topikal dapat menenangkan kulit yang iritasi.

    6. Meningkatkan produksi kolagen
    Antioksidan dalam teh hijau turut berperan dalam meningkatkan produksi kolagen, protein yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. Dengan mendukung sintesis kolagen, teh hijau membantu mengurangi garis halus dan menjaga kulit tetap kencang dan sehat.

    7. Menyegarkan dan menenangkan kulit
    Selain manfaat yang telah disebutkan, teh hijau juga dapat memberikan efek menenangkan bagi kulit yang lelah atau stres. Kandungan antioksidannya membantu meremajakan kulit, memberikan efek segar dan tampak lebih bercahaya.

    Secara keseluruhan, teh hijau bukan hanya minuman sehat, tetapi juga merupakan bahan alami yang efektif untuk menjaga kesehatan kulit.

    Rutin mengonsumsi teh hijau atau menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung ekstraknya dapat memberikan hasil nyata dalam menjaga kulit tetap sehat, halus, dan bercahaya.

  • Ngeri! Banyak Anak Muda Kini Kena Penyakit Ginjal Sampai Harus Cuci Darah

    Ngeri! Banyak Anak Muda Kini Kena Penyakit Ginjal Sampai Harus Cuci Darah

    Jakarta

    Tren penyakit ginjal kronis di kalangan dewasa muda meningkat. Hal ini memicu kekhawatiran tentang kurangnya pemeriksaan dini untuk mencegah terjadinya masalah ginjal.

    Kepala Departemen Nefrologi-Dialisis di Rumah Sakit Thống Nhất, Vietnam, Prof Nguyen Bach, melihat adanya peningkatan jumlah pasien muda berusia 20-40 tahun yang mengalami penyakit ginjal kronis.

    “Banyak pasien muda didiagnosis mengidap penyakit ginjal dan diobati dengan dialisis ketika mereka merasa tidak sehat dan datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan pertama mereka,” kata Prof Bach, dikutip dari Vietnam News.

    “Biasanya tidak ada gejala penyakit ginjal pada tahap awal, sehingga banyak pasien tidak terdiagnosis hingga kondisinya lanjut. Penting untuk melakukan tes rutin memeriksa penyakit ginjal kronis guna mendeteksinya sejak dini,” lanjutnya.

    Prof Bach mengatakan tidak ada obat untuk penyakit ginjal kronis. Tetapi, pengobatan dapat mengendalikan kondisi tersebut dan memperlambat penurunan fungsi ginjal.

    Penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal ginjal stadium akhir. Hal ini bisa berakibat fatal tanpa dialisis atau transplantasi ginjal.

    Banyak anak muda yang memiliki pola hidup tidak sehat yang mempercepat penurunan fungsi ginjal seperti lebih banyak mengonsumsi protein hewani, kurang asupan air putih, serta sering mengonsumsi obat pereda nyeri, suplemen yang dijual bebas, dan obat-obatan tradisional.

    Anak muda biasanya mengabaikan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau kondisi kesehatan dan mendeteksi penyakit ginjal sejak dini. Adapun faktor risiko dari penyakit ginjal kronis, meliputi diabetes, hipertensi, penyakit jantung, obesitas, dan usia lanjut.

    Lantas, apa saja gejala yang mungkin muncul akibat penyakit ginjal kronis?

    Gejala Penyakit Ginjal Kronis

    Dikutip dari Health Direct, ada beberapa gejala yang mungkin terlihat atau dirasakan pasien meliputi:

    Hipertensi (tekanan darah tinggi)Buang air kecil di malam hariPerubahan pada tampilan urine (seperti berbusa atau berbusa)Hematuria (darah dalam urine)Edema atau bengkak (di kaki, pergelangan kaki atau di sekitar mata)Kelelahan atau lemasMual (merasa mual) atau muntahGatal-gatalKaki gelisahSesak napas

    Gejala Gagal Ginjal

    Sementara itu, tanda atau gejala gagal ginjal yang bisa dialami, yakni:

    Jumlah urine berkurangEdema atau bengkak (di kaki, pergelangan kaki atau di sekitar mata)KebingunganMualMerasa sesak napas

    (sao/suc)

  • The Laughing Cow Luncurkan Kemasan Baru dengan Sertifikasi Halal dari BPJPH

    The Laughing Cow Luncurkan Kemasan Baru dengan Sertifikasi Halal dari BPJPH

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — The Laughing Cow Cheese kini tampil dengan kemasan baru yang mencantumkan logo sertifikasi Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia.

    Langkah ini tidak hanya memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk ini, tetapi juga menunjukkan komitmen merek tersebut dalam menghadirkan keju berkualitas tinggi yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

    “Semua produk kami di Indonesia sudah memenuhi standar Halal sejak awal,” ujar Alamjit Singh Sekhon, General Manager Bel Group Asia Tenggara.

    “Dengan adanya sertifikasi terbaru dari BPJPH, kami semakin mempertegas dedikasi kami untuk menyediakan produk bernutrisi dan berkualitas tinggi bagi keluarga Indonesia.”

    Produk-produk seperti Belcube, Creamy Cheese Triangles, dan Cheez Dippers kini hadir dengan kemasan yang memenuhi peraturan terbaru tentang pelabelan Halal.

    Keju-keju ini dibuat dari bahan berkualitas tinggi, seperti susu sapi asli tanpa tambahan minyak nabati, pengawet, atau pewarna buatan, menjadikannya pilihan camilan sehat yang dapat diandalkan.

    The Laughing Cow juga menyoroti pentingnya logo Halal dalam keputusan konsumen. Sebuah survei menunjukkan bahwa 93% masyarakat Indonesia menganggap sertifikasi Halal sebagai faktor utama dalam memilih produk makanan.

    Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi pasar strategis bagi The Laughing Cow untuk terus mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga melalui produk bernutrisi.

    Produk The Laughing Cow mudah ditemukan di berbagai supermarket terkemuka seperti Lion Superindo, Farmers Market, dan Hypermart, serta platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. Bel Group, sebagai perusahaan induk, juga menegaskan visinya “for all, for good” dengan menghadirkan camilan lezat yang kaya protein dan kalsium untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak-anak Indonesia.

  • Konsumsi Makanan Berserat Bisa Jaga Imun Tubuh Saat Musim Pancaroba – Halaman all

    Konsumsi Makanan Berserat Bisa Jaga Imun Tubuh Saat Musim Pancaroba – Halaman all

    Konsumsi Makanan Berserat Bisa Jaga Imun Tubuh Saat Musim Pancaroba
     
     
     
    Willy Widianto/Tribunnews.com 
     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini musim hujan mulai terjadi di wilayah Indonesia.

    Peralihan musim dari kemarau ke hujan biasanya membuat tubuh mudah terserang penyakit.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Yulita Cindra, SpPD memberikan saran guna memperkuat kekebalan tubuh saat musim pancaroba seperti sekarang ini.

    Menurutnya hal yang perlu diperhatikan adalah memperbanyak konsumsi sayur dan serat yang mengandung antioksidan tinggi Kata dr Yulita untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, penting mengonsumsi makanan kaya serat dan antioksidan. 

    Salah satu contohnya adalah serat dari gandum, oat, kacang polong, pir, alpukat, dan brokoli  bisa membantu proses pencernaan dan memelihara mikroba baik di dalam usus. 

    Mikroba ini akan memecah serat menjadi asam yang merangsang aktivitas sel-sel imun, sehingga daya tahan tubuh menjadi lebih kuat dalam melawan penyakit.

    “Sementara antioksidan dari sayuran seperti bayam, kale, brokoli, dan wortel dapat membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sistem imun. Selain itu, mengkonsumsi susu steril Bear Brand juga dapat membantu melengkapi kebutuhan gizi harian dan mendukung sistem imun tubuh untuk dapat berfungsi normal, sehingga mempercepat proses pemulihan,” ujar dr Yulita dalam pernyataannya, Selasa(3/12/2024).

    Kata dr Yulita menjaga keseimbangan asupan gizi dengan tambahan susu steril penting untuk meningkatkan imunitas tubuh. 

    “Keseimbangan asupan makronutrien dan mikronutrien penting untuk meningkatkan imunitas tubuh. Berbagai penelitian dalam bidang imunologi merekomendasikan pola makan rendah kalori (dengan mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak), tinggi serat, serta kaya akan mikronutrien seperti vitamin A, B, C, D, E, dan mineral seperti kalsium, zinc, selenium, besi, dan tembaga serta memastikan hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih dilengkapi dengan gizi tambahan dari susu steril,” ujar dr Yulita.

    Selain itu lanjut dr Yulita melakukan aktivitas fisik secara teratur disertai tidur yang cukup dapat membantu memperbaiki sel tubuh, meningkatkan stamina, dan memperkuat sistem imun. Dokter Yulita menambahkan kombinasi keduanya memastikan tubuh tetap bugar, memiliki daya tahan kuat melawan penyakit, dan stamina tinggi
    untuk aktivitas sehari-hari.

    “Aktivitas fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur (BBTT) serta tidur cukup sekitar 7-8 jam per hari dapat memperkuat sistem imun,” katanya.

    Tidak hanya itu menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), kemudian mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga kebersihan toilet dan lingkungan, serta menjalani gaya hidup sehat adalah bagian dari kebiasaan PHBS yang dicanangkan oleh Kemenkes RI. 

    Mencuci tangan dengan sabun menghilangkan kuman yang bisa masuk ke tubuh, sementara menjaga kebersihan toilet dan lingkungan mengurangi penyebaran penyakit. “Hal ini penting dilakukan terutama di masa pancaroba saat tubuh lebih rentan terhadap infeksi,” ujar dr Yulita.

    Selain itu melakukan cek kesehatan rutin penting untuk mengetahui kondisi tubuh dan mendeteksi masalah kesehatan sedini mungkin. Langkah preventif ini dapat mengurangi biaya pengobatan dan membantu mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit, terutama seiring bertambahnya usia yang mempengaruhi daya tahan tubuh.

    Market Nutritionist Nestlé Indonesia Jennifer Handaja menambahkan satu kaleng susu steril Bear Brand setiap hari dapat membantu mempercepat proses pembersihan tubuh. Susu steril tersebut bisa dijadikan salah satu pilihan untuk mendukung pemenuhan gizi seimbang, karena susu steril ini mengandung protein hewani dan diproses melalui sterilisasi. 

    “Bear Brand merupakan susu steril murni berkualitas tinggi, 100 persen susu dengan 0% gula tambahan, tingkat bakteri yang selalu terjaga di bawah batas maksimum, serta kandungan total padatan susu yang tinggi. Susu ini siap langsung dikonsumsi untuk melengkapi asupan gizi harian,” kata Jennifer.

    Sementara itu Business Executive Officer Adult Dairy and Food PT Nestlé Indonesia Mirna Tri Handayani mengatakan melalui kerjasama dengan dokter dan tenaga kesehatan pihaknya berkomitmen untuk turut serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membantu setiap individu menjaga daya tahan tubuh, memilih makanan bergizi, dan memahami pentingnya gizi tambahan dari susu steril. 

    “Program ini bertujuan agar masyarakat tetap sehat dan kuat menghadapi cuaca musim hujan, kesibukan, dan rutinitas harian, sehingga dapat menikmati liburan akhir tahun bersama keluarga tanpa gangguan kesehatan,” ujar Mima.

  • 7 Kebiasaan Sehari-hari Bisa Merusak Ginjal, Hati-hati yang Sering Makan Manis

    7 Kebiasaan Sehari-hari Bisa Merusak Ginjal, Hati-hati yang Sering Makan Manis

    Jakarta

    Ginjal merupakan organ vital yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, membuang limbah dan racun, mengatur keseimbangan elektrolit, dan membantu mengontrol tekanan darah.

    Ketika ginjal rusak, mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan limbah dan racun dalam darah, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

    Karenanya, menjaga performa ginjal tetap baik agar terhindar dari penyakit membutuhkan pola hidup yang baik pula. Ini beberapa kebiasaan yang sebenarnya bisa merusak kesehatan ginjal seperti dikutip dari National Kidney Foundation dan India Times.

    1. Sering Menggunakan Obat Pereda Nyeri

    Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) dan Analgesik, dapat meredakan nyeri dan rasa sakit. Meskipun begitu, obat-obatan tersebut juga dapat membahayakan ginjal, terutama jika sudah memiliki penyakit ginjal.

    Kurangi penggunaan NSAID secara teratur dan jangan pernah melebihi dosis yang dianjurkan.

    2. Konsumsi Makanan Tinggi Garam dan Gula

    Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang, terutama jika ginjalnya tidak berfungsi dengan baik. Garam mengandung yodium, yang meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah di ginjal, sehingga ginjal sulit berfungsi dan mengeluarkan racun. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, ketidaknyamanan selama dialisis, dan penumpukan cairan di sekitar jantung dan paru-paru.

    Selain garam, seseorang terlalu berlebihan mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama penyakit ginjal. National Kidney Foundation mencatat bahwa meskipun gula tidak merusak ginjal, terlalu banyak asupan gula pada pengidap diabetes dapat menyebabkan gula darah tinggi yang dapat merusak ginjal.

    3. Mengonsumsi Makanan Olahan

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi banyak makanan olahan memiliki risiko penyakit ginjal 24 persen lebih tinggi.

    Makanan ini banyak diolah dan mengandung banyak bahan tambahan buatan, gula tambahan, karbohidrat olahan, lemak tidak sehat, dan natrium, tetapi rendah serat, protein, dan nutrisi penting.

    4. Tidak Minum Cukup Air

    Tanpa air yang cukup, seseorang berisiko mengalami kerusakan ginjal, terutama jika seseorang bekerja keras atau dalam cuaca panas. Air membantu ginjal membuang limbah. Air juga membantu mencegah batu ginjal dan membuat obat ISK (infeksi saluran kemih) bekerja lebih baik. Mereka yang mengidap penyakit ginjal stadium lanjut mungkin perlu membatasi cairan.

    5. Kurang Tidur

    Tidur malam yang cukup sangat penting bagi kesehatan seseorang secara keseluruhan, termasuk pada organ ginjal. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengoordinasikan beban kerja ginjal selama 24 jam.

    6. Konsumsi Terlalu Banyak Daging

    Protein merupakan bagian penting dari pola makan manusia. Protein membantu orang membangun otot, menyembuhkan, melawan infeksi, dan tetap sehat. Jumlah protein yang kita butuhkan bergantung pada usia, jenis kelamin, dan kesehatan.

    Protein hewani, seperti daging, susu, dan telur, mengandung semua bahan penyusun penting, tetapi beberapa di antaranya mengandung banyak lemak tidak sehat.

    Ikan, unggas, dan susu rendah lemak mengandung lebih sedikit lemak ini, sehingga lebih baik untuk kesehatan jantung. Namun, jika Anda memiliki penyakit ginjal, tubuh mungkin kesulitan membuang semua sisa protein.

    7. Mager-an

    Olahraga teratur menawarkan banyak manfaat kesehatan, terutama bagi pengidap penyakit ginjal. Olahraga membantu orang menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol yang sehat.

    Satu penelitian menunjukkan bahwa orang dengan penyakit ginjal lanjut yang berolahraga secara teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.

    (suc/suc)

  • Pemberian Nutrisi Optimal Jadi  Solusi Masalah Imunitas, Alergi, dan Pertumbuhan Anak – Halaman all

    Pemberian Nutrisi Optimal Jadi  Solusi Masalah Imunitas, Alergi, dan Pertumbuhan Anak – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Riset kesehatan dasar 2018 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menemukan prevalensi persalinan dengan metode c-section (operasi cesar) dalam skala nasional meningkat dari 17,6 persen tahun 2018 menjadi 25,9 persen pada tahun 2023.

    Persalinan caesar dikaitkan memberikan pengaruh gangguan komposisi mikrobiota usus pada bayi yang berpotensi memengaruhi kesehatan jangka panjang.

    Pasalnya,  bayi yang lahir secara normal (vaginal) akan memiliki paparan mikroorganisme yang berbeda dengan bayi yang lahir melalui operasi caesar.

    Mikrobiota usus bayi yang lahir caesar cenderung kurang beragam dan didominasi oleh bakteri yang kurang menguntungkan yang berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari.

    Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, Sp.A(K) mengatakan, kondisi disbiosis dapat meningkatkan risiko bayi mengalami berbagai masalah alergi (seperti pilek, batuk kronik berulang, dan asma) dan gangguan imunitas tubuh (seperti infeksi, autoimun, dan penyakit inflamasi).

    “Sementara saat bayi lahir secara normal, akan terpapar mikroorganisme yang ada di jalan lahir dan saluran cerna ibunya dan paparan bakteri ini membantu membentuk mikrobiota usus bayi yang sehat dan beragam, didominasi oleh bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Bacteroides,” kata Anang saat dalam sesi pertemuan ilmiah Expert Scientific Lecture yang diadakan di Pusat Riset dan Inovasi Global Danone, beberapa hari lalu di Utrecht, Belanda.

    Dikatakannya, mikrobiota usus yang sehat ini akan mendukung perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi yang protektif dan seimbang, sehingga tubuh lebih tahan terhadap penyakit infeksi, kanker, alergi, dan autoimun, serta mendukung pertumbuhan yang optimal.

    “Dampak penting pasca operasi cesar adalah tantangan kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti alergi. Alergi makanan berpotensi mempengaruhi status nutrisi dan pertumbuhan,” katanya.

    Salah satu contohnya adalah isu alergi susu sapi pada anak, yang mana kasus ini mencapai 0,5-7,5 persen per tahun dari jumlah kelahiran bayi di Indonesia. Alergi susu sapi (ASS) yang dimediasi IgE sering terjadi pada masa anak, mempengaruhi sekitar 1,9-4,9 persen anak di seluruh dunia.

    “Alergi protein susu sapi yang dimediasi IgE merupakan salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada anak usia dini dan penatalaksaan anak dengan alergi protein susu sapi yang terpenting adalah dengan menghindari alergen yaitu protein susu sapi dan memberikan penggantinya,” katanya.

    Para ibu yang menyusui juga disarankan menghindari konsumsi protein susu sapi dan turunannya.

    Faktor risiko terjadinya alergi protein susu sapi meliputi kelahiran prematur, alergi makanan pada ibu, pemberian antibiotik selama kehamilan, dan pengenalan makanan pendamping saat anak berusia kurang dari 4 bulan serta kelahiran melalui operasi caesar.

    Sebagian besar dokter anak di Indonesia sudah cukup memahami alergi susu sapi dan rekomendasi yang disusun IDAI. Namun, upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keakuratan dalam diagnosis alergi susu sapi akan terus dilakukan.

    Untuk meminimalisir dampak alergi ini, pedoman European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (ESPGHAN) merekomendasikan eHF berbasis protein susu sapi sebagai pengobatan lini pertama untuk anak-anak dengan kondisi alergi protein susu sapi.

    Bagi anak yang memiliki alergi susu sapi seperti ini, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter dalam memberikan formula pengganti berupa formula protein susu sapi yang terhidrolisis ekstensif (eHF), formula asam amino (AAF), atau formula isolat protein soya atau kedelai (SIF).

    Masalah yang tidak optimal juga merupakan isu penting karena dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang. Masalah pertumbuhan terbanyak di Indonesia adalah stunting, yaitu panjang/tinggi badan kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) grafik WHO14 yang disebabkan oleh malnutrisi kronik.

    Masalah gizi lainnya adalah weight faltering, gizi kurang, dan gizi buruk. Semua masalah gizi tersebut akan menyebabkan dampak jangka pendek, yatu menurunnya imunitas dan dampak jangka panjang, yaitu risiko sindrom metabolik dan gangguan perkembangan kognitif.

    “Oleh karena itu penting untuk mencegah stunting dengan cara mendeteksi weight faltering/berat badan kurang dan tata laksana segera,” kata Anang.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Stunting, maka pencegahan stunting dimulai dari tingkat Posyandu, yaitu dengan pemberian makanan yang mengandung protein hewani yang cukup.

    Penelitian di 54 negara berkembang pada tahun 2001 menunjukkan bahwa weight faltering dan length deceleration (kenaikan panjang yang tidak adekuat) banyak terjadi pada masa pemberian MPASI.

    Anak  yang telah mengalami weight faltering, berat badan kurang, atau gizi kurang harus ditangani di Puskesmas oleh dokter umum. 

    “Pada anak tersebut, dibutuhkan pemberian makanan terapeutik, misalnya susu formula pertumbuhan. Anak yang telah mengalami stunting harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk ditangani dokter anak segera, karena penatalaksanaan stunting memberikan hasil terbaik bila dilakukan sebelum usia 2 tahun,” katanya.

    Terapi untuk anak yang mengalami stunting meliputi pemberian makanan yang mengandung kalori, protein hewani, dan mikroutrien cukup serta pangan keperluan medis khusus (PKMK). Namun, penting untuk diperhatikan bahwa pemberian PKMK harus diresepkan oleh dokter anak karena dosis harus dihitung sesuai dengan kondisi klinis pasien.

    Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) mengatakan, tata laksana stunting yang dilakukan dokter spesialis anak berupa asuhan nutrisi pediatrik, yang terdiri dari 5 langkah, yaitu penilaian adakah penyakit medis dan status gizi, penentuan kebutuhan /kalori dan protein, penentuan rute pemberian nutrisi, pemilihan jenis nutrisi (makanan padat dan PKMK), serta pemantauan dan evaluasi.

    Terapi stunting membutuhkan asupan kalori yang cukup dengan protein energy ratio (PER) 10-15 persen. Pemilihan PKMK didasarkan pada kebutuhan pasien, densitas energi, protein-energy ratio, persyaratan kandungan sukrosa, dan palatabilitas.

    Persayaratan komposisi PKMK diatur dalam Perka BPOM No. 24 tahun 2020 tentang perbaikan ke-2 Perka No.1 tahun 2018 tentang PKMK. Densitas energi pada PKMK untuk dukungan nutrisi (disebut juga oral nutrition supplement, ONS) minimal 0,9 kkal/mL.

    “Berdasarkan densitas energi, ONS dikategorikan menjadi ONS energi tinggi (1.5 kkal/mL atau lebih) dan ONS energi standar,” kata Klara.

    Healthcare Nutrition Director Danone SN Indonesia, dr. Ashari Fitriyansyah mengatakan, pihaknya mengajak Healthcare Professional Tanah Air untuk bertukar pikiran dan berdiskusi secara aktif melalui forum scientific yang membahas berbagai topik terkait isu kesehatan serta nutrisi anak.

    “Diantaranya mengenai dampak kelahiran pasca c-section, hubungan imunitas serta alergi dan gangguan pertumbuhan, stunting dan malnutrisi serta anemia defisiensi besi,” katanya.

  • Rutin Pakai Skin Care Sirih Cina, Ini Manfaatnya untuk Kecantikan

    Rutin Pakai Skin Care Sirih Cina, Ini Manfaatnya untuk Kecantikan

    Jakarta

    Sirih cina (Peperomia pellucida L Kunth) terkenal karena manfaatnya untuk kesehatan secara umum. Salah satunya adalah untuk kesehatan kulit dan merawat kecantikan.

    Tanaman ini bisa ditemukan di banyak tempat di Indonesia, tapi mungkin namanya berbeda-beda. Ada yang menyebut saladaan, suruhan, rangurangu, gotu garoko, gofu, goroho, ketumpang anyer, dan rumput ayam.

    Simak artikel ini untuk mengetahui apa saja kandungan dan 6 manfaat sirih cina untuk kesehatan kulit dan kecantikan.

    Kandungan Sirih Cina

    Dikutip dari Journal of Holistic and Health Science Vol 8 No 1, Januari-Juni 2024 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik, tanaman sirih cina memiliki sejumlah kandungan yang baik untuk tubuh, antara lain flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan tanin.

    Senyawa dalam sirih cina memiliki sifat antibakteri. Misalnya alkaloid dapat mendenaturasikan protein pada sel bakteri yang bisa membuat bakteri mati. Sementara senyawa saponin dan tanin dapat membuat bakteri menjadi lisis, sehingga bisa membunuh bakteri.

    Potret herba sirih cina. Foto: Dinesh Valke/Wikimedia CommonsManfaat Sirih Cina untuk Kecantikan

    Sirih cina bisa digunakan untuk menjaga kesehatan kulit dan merawat kecantikan. Selain bisa diseduh sebagai minuman, kini muncul produk skin care dari bahan sirih cina, seperti masker wajah atau serum kecantikan.

    Berikut ini beberapa manfaat sirih cina untuk kecantikan:

    1. Mencegah Penuaan Dini

    Dilansir dari situs Universitas Brawijaya (UB), sirih cina mengandung antioksidan yang sangat berpotensi menjadi agen anti-aging, sehingga mampu mencegah penuaan dini.

    2. Menyegarkan Wajah

    Peneliti Universitas Negeri Medan dalam Community Development Journal Vol 4 No 4 Tahun 2023 meneliti sirih cina yang diolah menjadi serum kecantikan. Beberapa keunggulan dari serum ini adalah mampu memberikan sensasi dingin yang menyegarkan di kulit.

    Selain itu, serum sirih cina berbahan alami dan minim bahan kimia, sehingga ramah dan aman di kulit, sehingga cocok bagi pemilik kulit sensitif.

    3. Menyembuhkan Jerawat

    Dikutip dari Jurnal Pendidikan Tambusa Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024 Universitas Negeri Padang, daun sirih cina dapat digunakan sebagai masker, yakni dengan menambahkan tepung beras agar mendapatkan tekstur masker.

    Manfaat daun sirih cina sebagai masker ini dapat digunakan untuk menangani kulit wajah berjerawat. Kandungan flavonoidnya bermanfaat sebagai antioksidan dan antibakteri sehingga bisa menangani kulit wajah berjerawat.

    4. Mengontrol Minyak Berlebih

    Berdasarkan situs IAIN Bukittinggi, daun sirih cina memiliki sifat astringen yang bisa membantu mengontrol produksi minyak berlebih pada kulit. Dampaknya dapat mengurangi tampilan wajah mengkilap dan mencegah penyumbatan pori-pori.

    Penyumbatan pori-pori yang tidak ditangani akan menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti jerawat dan komedo. Selain itu, sifat astringen ini juga bermanfaat untuk mengencangkan pori-pori dan mengenyalkan kulit.

    5. Melembapkan Kulit

    Meski sifat astringen pada sirih cina dapat mencegah minyak berlebih, kandungannya juga tidak membuat kulit kering. Sirih cina bisa membantu melembapkan kulit tanpa membuatnya terasa berminyak.

    6. Membantu Penyembuhan Luka

    Manfaat terakhir dari sirih cina adalah membantu penyembuhan luka di kulit agar lebih cepat pulih. Luka dapat sembuh lebih cepat dan mencegahnya terkena infeksi jika diolesi pasta daun sirih.

    Menggunakan sirih cina dalam berbagai produk skin care tentu lebih mudah dan praktis untuk menjaga kesehatan kulit serta kecantikan. Tentunya, pastikan skin care sirih cina ini sesuai kebutuhan dan kondisi kulit detikers.

    (bai/row)

  • Ikhtiar Membangun Masa Depan Lewat Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sokawera – Halaman all

    Ikhtiar Membangun Masa Depan Lewat Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sokawera – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Stunting telah menjadi masalah yang dihadapi bersama oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

    Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

    Anak stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar pertumbuhan anak dibandingkan usia dan jenis kelaminnya. 

    Kondisi stunting membuat sebagian anak memiliki kesempatan lebih kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. 

    Di Indonesia, angka prevalensi stunting anak balita sudah menunjukkan tren penurunan, meski masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. 

    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

    Untuk itu, perlu langkah yang lebih serius lagi untuk mempercepat penurunan kasus stunting. Sebab menurunkan angka stunting bukanlah persoalan yang mudah.

    Pemerintah pun tak bisa menyelesaikan isu ini sendirian. Perlu dilakukan kerjasama dengan berbagai sektor seperti yang dijalankan Tanoto Foundation. 

    Tanoto Foundation berkomitmen mendukung target pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting balita di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024.

    Lembaga filantropi yang didirikan Sukanto Tanoto bersama Tinah Bingei Tanoto pada 1981 ini memiliki program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP).

    Melalui program SIGAP, Tanoto Foundation melakukan sejumlah program peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang stunting.

    Jalan yang ditempuh adalah mendirikan Rumah Anak SIGAP di sejumlah daerah, termasuk Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

    Desa di kaki Gunung Slamet ini menjadi penyumbang prevalensi stunting di Banyumas yang kini berada di angka 20,9 persen berdasarkan SKI 2023.

    Kepala Desa Sokawera, Mukhayat mengatakan, ada sekitar 114 anak di desanya yang berpotensi stunting. 

    “Dari 114 anak ini masuk kategori stunted dan kurang lebih 10 persen berpotensi menuju stunting,” kata dia saat peresmian Rumah Anak SIGAP Sokawera pada 10 September 2023.

    Mukhayat menjelaskan, kasus balita stunting di desanya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan yang tidak baik dan kurangnya asupan protein hewani

    “Kondisi mereka terkait pola makan misalnya males makan. Kedua adalah protein yang kurang seperti protein hewani,” ucapnya.

    Sementara itu, dari hasil kajian tim pakar Audit Kasus Stunting (AKS) Kabupaten Banyumas, kondisi anak gagal tumbuh bisa dilihat dari usia 0-6 bulan. 

    Tim AKS, dr Agus Fitrianto mengatakan pentingnya asupan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). 

    Nah, keberadaan Rumah Anak SIGAP pun menjadi wujud intervensi dari pemerintah setempat bersama Tanoto Foundation terhadap pentingnya nutrisi dan gizi di 1.000 HPK.

    Koordinator Rumah Anak SIGAP Sokawera, Ani mengatakan, program yang dijalankan pihaknya berfokus pada upaya pencegahan stunting. 

    Upaya ini dilakukan dengan strategi mengubah perilaku masyarakat dalam hal pola makan, pola asuh, serta pola hidup bersih dan sehat.

    “Jadi fokus kami adalah perubahan pola asuh pada penerima manfaat seperti ibu hamil, ibu dengan anak usia 0-3 tahun,” tutur Ani.

    Di Rumah Anak SIGAP Sokawera, para ibu akan mendapatkan ilmu tentang pencegahan stunting dari sejumlah narasumber berkompeten.

    Misalnya dengan materi pemberian ASI eksklusif, pemenuhan kebutuhan gizi sejak hamil, kehamilan yang sehat, mempersiapkan kelahiran, hingga menikmati proses mengasihi.

    “Meski materi atau informasi tersebut bersifat dasar, nyatanya banyak ibu yang belum mengetahui,” ujar dia.

    Landscape sekitar bangunan Rumah Anak SIGAP Sokawera Desa Sokawera, Cilongok, Banyumas, Selasa (19/11/2024). (Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha)

    Materi lain yang berkaitan dengan pencegahan stunting juga diberikan kepada para ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Yaitu pentingnya imunisasi dan vitamin A untuk anak usia dini; gizi seimbang untuk keluarga, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    “Ibu dengan anak usia 6-12 bulan, usia 12-24 bulan, dan usia 24-36 bulan mendapatkan materi yang berbeda, tetapi saling berkaitan dengan pencegahan stunting,” tambahnya.

    Bentuk dukungan lain yang diberikan Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah rutin memantau tinggi dan berat badan anak secara berkala.

    “Jika ada anak yang berat badan dan tinggi badan tidak naik sebulan saja, kami sarankan untuk segera konsultasi dengan bidan atau dokter,” tambahnya.

    Berdasarkan data terbaru, jumlah anak stunting di Desa Sokawera per Desember 2023 kini mencapai 84 balita.

    Keberadaan Rumah Anak SIGAP sebagai usaha percepatan penurunan stunting di Desa Sokawera mendapatkan apresiasi dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan.

    Novita mengaku salut dengan langkah para pengurus Rumah Anak SIGAP Sokawera. Terlebih pendampingan yang diberikan berfokus pada anak-anak dengan masalah gizi.

    “Permasalahan gizi atau stunting erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat karena akan ada investasi jangka panjang. Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya.

    Novita pun berharap, intervensi semacam ini dapat diadopsi di banyak desa di Banyumas. 

    Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Diah berharap, sejumlah program percepatapan penurunan stunting yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera terus berjalan dan berkelanjutan.

    “Saya berharap, program di Rumah Anak SIGAP Sokawera tidak berhenti serta bisa menjadi program yang berkelanjutan,” kata dia.

    Lebih lanjut Diah menjelaskan, program Rumah Anak SIGAP Sokawera pun melengkapi usaha lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas demi mempercepat penurunan angka stunting.

    Di antaranya pemberian makanan tambahan (PMT) yang dibagikan secara berkala, Orang Tua Asuh/Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, serta Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

    “Kami juga mendampingi para ibu hamil agar mereka tidak melahirkan anak stunting,” ucapnya.

    Sementara itu, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry berharap melalui program Rumah Anak SIGAP, orang tua mendapatkan edukasi dan informasi seputar pengasuhan sehingga khususnya usia 0-3 tahun, bahkan sejak dari dalam kandungan. 

    “Masa-masa ini merupakan usia krusial di mana anak perlu mendapatkan gizi dan stimulasi yang cukup sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal dan tidak menjadi stunting,” pungkasnya. (*)