Produk: protein

  • Baru Jangkau 19 Sekolah, Pj Bupati Magetan: Makan Bergizi Gratis Bertahap ke Sekolah Lain

    Baru Jangkau 19 Sekolah, Pj Bupati Magetan: Makan Bergizi Gratis Bertahap ke Sekolah Lain

    Magetan (beritajatim.com) – Program makan gizi gratis yang digagas pemerintah, khususnya di Kabupaten Magetan, menjadi angin segar bagi dunia pendidikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD).

    Pj Bupati Magetan, Nizhamul, menyampaikan bahwa program ini telah berjalan selama dua hari, dan hasilnya sangat menggembirakan. “Pelayanan yang diberikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan SPPG sudah cukup bagus. Makanan juga sudah terdistribusikan ke sekolah-sekolah. Tentu untuk sekolah lain yang belum, nanti bertahap,” ujarnya, Selasa (07/01/2024)

    Salah satu kunjungannya adalah ke SD Negeri Tambran, di mana anak-anak terlihat sangat antusias menyambut makanan bergizi yang disediakan.

    “Anak-anak sangat mengapresiasi. Program ini sangat membantu mereka dalam proses belajar. Dengan perut kenyang dan asupan gizi yang baik, semangat belajar otomatis meningkat,” tambahnya.

    Dalam program ini, menu makanan yang disajikan sangat beragam dan memenuhi kebutuhan gizi. Ada ikan, daging, sayur, buah, nasi, hingga sumber protein lainnya. Pj Bupati bahkan mengapresiasi kualitas makanan yang disediakan, “Menunya bagus, lengkap, ada protein, serat, dan gizi lainnya. Semuanya terjamin.”

    Saat ini, program ini melayani 2.913 siswa di 19 sekolah yang tersebar di Kabupaten Magetan. Namun, pemerintah berencana memperluas cakupan program ke lebih banyak sekolah, termasuk TK Bhayangkari dan Kartika yang jumlah siswanya masih puluhan.

    Selain fokus pada distribusi makanan, pemerintah juga memperhatikan infrastruktur pendukung seperti dapur masak dan jalur distribusi. “Kami berencana meningkatkan kualitas dapur masak, termasuk jalannya yang akan diaspal atau dipaving, serta meningkatkan aspek keamanannya agar lebih safety,” jelas Nizhamul.

    Terkait anggaran, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana cadangan untuk mendukung program ini. “Insya Allah Kabupaten Magetan siap. Meski saat ini baru 19 sekolah, ke depan akan terus dikembangkan,” ungkapnya.

    Kemudian, Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki, juga turut memantau pelaksanaan program ini. “Kami bersama Forkopimda Magetan memastikan program berjalan lancar. Hari ini kami memantau distribusi 2.913 porsi makanan ke TK, SD, hingga SMP dan SMK di wilayah Tambran,” katanya.

    Dia juga menyoroti pentingnya program ini dalam menjawab permasalahan gizi siswa yang sebelumnya membawa bekal tidak memenuhi standar gizi. “Dengan adanya program ini, kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi, dan ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan serta prestasi belajar mereka,” tambahnya.

    Program makan gizi gratis ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam mendukung pendidikan berkualitas. Dengan sinergi antarinstansi dan dukungan masyarakat, program ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi generasi muda di Magetan. “Semoga program ini terus berjalan lancar, menjangkau lebih banyak anak-anak, dan membawa perubahan signifikan bagi masa depan mereka,” tutup Nizhamul. [fiq/kun]

  • Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Program makan gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto menyimpan cerita unik di balik tujuan yang sebenarnya.

    Alih-alih dinikmati sepenuhnya, beberapa siswa justru mengungkapkan selera yang beragam dan kadang mengejutkan.

    Bahkan tidak sedikit siswa menolak memakan ayam hingga sayur yang disajikan. Ada juga yang hanya mengambil buah jeruk dan meninggalkan menu utama.

    Sutradara sekaligus pegiat media sosial, Denny Siregar, turut menyoroti fenomena ini dengan gaya khasnya yang sarkastik.

    Dalam unggahannya di X @Dennysiregar7, ia mempertanyakan elemen menu yang sebelumnya sempat menjadi perbincangan, seperti susu ikan dan daun kelor.

    “Nunggu penampakan susu ikan dan daun kelor kok gada yang laporan ya?,” kata Denny dalam keterangannya dikutip pada Selasa (7/1/2025).

    Badan Gizi Nasional (BGN) jauh hari telah mengungkapkan bahwa tidak semua penerima Program Makan Bergizi Gratis akan mendapatkan susu dalam menu mereka.

    Sebagai penggantinya, telur ayam dan daun kelor akan disediakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang mengikuti program ini.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor dipilih karena kaya akan kalsium.

    Solusi ini diambil untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh distribusi susu, terutama di wilayah non-peternakan sapi perah.

    Hal tersebut diungkapkan Dadan dalam Rapat Koordinasi Terbatas CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12/2024) lalu.

    “(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” ujar Dadan.

  • Siswa MBG Jakarta Tak Dapat Susu Segar, Ini Penjelasan Wamenkop

    Siswa MBG Jakarta Tak Dapat Susu Segar, Ini Penjelasan Wamenkop

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyampaikan bahwa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk wilayah DKI Jakarta hanya akan diberikan susu dalam bentuk bubuk atau susu kemasan ultra-high temperature (UHT). Alhasil, wilayah ini tidak akan mendapatkan susu sapi segar.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan bahwa susu dalam kemasan untuk penerima MBG di DKI Jakarta lantaran wilayah ini tidak menjangkau sentra peternakan sapi perah. Pasalnya, sentra produksi susu terpusat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “Susu segar kan karena sentra peternakan sapi perahnya ada di Jawa Barat, jadi mungkin pemberiannya kalau untuk Jakarta pakai susu yang dalam bentuk kemasan [untuk MBG],” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Ferry menjelaskan bahwa koperasi peternakan sapi perah hanya bisa menjangkau siswa-siswa sekolah yang berada di radius dekat dengan koperasi peternakan sapi perah. Alhasil, hanya penerima MBG terdekat yang bisa menikmati susu sapi segar.

    Untuk itu, dia menyampaikan bahwa wilayah yang jauh dari jangkauan radius sentra peternakan sapi perah akan diberikan susu dalam bentuk bubuk atau UHT.

    “Kalau untuk menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari sentra-sentra peternakan sapi perah, memang sebaiknya diberikan susu dalam bentuk bubuk atau UHT yang memiliki daya tahan lebih lama dan lain sebagainya,” ujarnya.

    Kendati demikian, Ferry menyampaikan bahwa pemberian susu di dalam program MBG tidak bisa dilakukan setiap hari. Adapun, pemberian susu dibatasi setidaknya 1 atau 2 kali dalam sepekan.

    Hal itu lantaran anggaran program andalan Presiden Prabowo Subianto hanya dipatok Rp10.000 per porsi, yang semula dianggarkan Rp15.000 per porsi.

    “Pemberian susu dengan anggaran Rp10.000 [per porsi] tentu tidak setiap hari diberikan kepada siswa, tapi mungkin satu atau dua hari dalam waktu seminggu supaya pas dengan anggarannya juga,” terangnya.

    Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan bahwa susu bukan menjadi menu yang akan diterima penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap hari.

    Namun, dia mengatakan bahwa setiap siswa atau penerima manfaat akan mendapatkan menu susu sekali untuk setiap minggunya.

    “Susu kan tidak diwajiibkan setiap hari. Jadi itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG, mereka itu sekali seminggu susunya,” tuturnya kepada wartawan melalui sambungan telepon, Senin (6/1/2025).

    Kendati demikian, Hasan mengamini untuk daerah yang dekat dengan lokasi peternakan sapi bisa berpeluang untuk mendapatkan dua hingga tiga kali seminggu untuk menu susu.  

    Menurutnya, saat ini pemerintah lebih mengutamakan kelayakan porsi makanan, mulai dari kecukupan kalori, karbohidrat dan protein.

    Dia memberi contoh bahwa secara kalori, untuk takaran bagi penerima manfaat di level SMP-SMA akan diberikan porsi hingga 600 kalori.

    “Jadi nasinya itu mungkin 75 atau 80 gram lah kalau nasinya. Kalau karbonya itu 75-80 gram lah. Kalori mereka 600. Kalau anak PAUD dan kelas 1, kelas 2, kelas 3 SD mungkin sekitar 300 kalori saja mereka,” tandasnya.

  • Anggota DPR Soroti Pemerintah Masih Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Anggota DPR Soroti Pemerintah Masih Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan memberikan catatan dan masukan terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis yang saat ini menjadi salah satu inisiatif pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

    Meskipun program ini memiliki tujuan yang sangat baik, Johan menyoroti pentingnya memastikan keberlanjutan program melalui penguatan sektor pangan lokal dan kemandirian pangan nasional.

    “Program makan bergizi gratis adalah langkah yang sangat positif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kelompok rentan. Namun, kita tidak boleh hanya fokus pada pelaksanaan jangka pendek. Program ini harus menjadi motor penggerak untuk memperkuat produksi pangan lokal dan mencapai swasembada pangan secara bertahap,” ujar Johan di Jakarta, Selasa (7/1/2025).makan bergizi

    Johan mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan Pemerintah yang masih bergantung pada impor bahan pangan, termasuk impor 200 ribu sapi dari Brasil untuk mendukung program ini. Menurutnya, ketergantungan pada impor bahan pangan memiliki sejumlah dampak negatif.

    Pertama Tekanan pada Anggaran Negara. Fluktuasi harga global dapat membebani anggaran, apalagi jika nilai tukar rupiah melemah. Kedua, Risiko Pasokan Global. Gangguan rantai pasok internasional, seperti krisis pangan atau kebijakan pembatasan ekspor dari negara lain, dapat mengancam keberlanjutan program.

    “Ketergantungan pada impor adalah solusi instan yang tidak berkelanjutan. Kita harus menjadikan program ini sebagai pendorong untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor,” tegas Johan.

    Johan menekankan pentingnya penguatan produksi lokal. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor peternakan lokal. Berikan subsidi kepada peternak kecil, perbaiki sistem distribusi pakan, dan fasilitasi peternakan modern berbasis komunitas.

    “Peternak lokal harus menjadi tulang punggung program ini,” ucaap Johan.

    Kedua, imbuhnya, diversifikasi sumber protein. Johan menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada sapi dengan mendorong produksi alternatif sumber protein seperti ikan, ayam, dan kambing. Indonesia memiliki potensi besar di sektor perikanan dan peternakan unggas.

    “Kita harus memanfaatkannya untuk mendukung kebutuhan protein masyarakat,” tutur Johan.

    Ketiga, lanjut Johan, infrastruktur dan teknologi. Pembangunan fasilitas seperti cold storage, sistem irigasi, dan fasilitas produksi pakan harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah perlu memperkenalkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi peternakan.

    “Keempat, perlindungan pasar lokal. Pemerintah perlu melindungi peternak lokal dari dampak impor melalui kebijakan tarif dan kuota impor yang ketat. Jangan biarkan pasar lokal kalah oleh produk impor. Peternak kita butuh dukungan nyata,” ujar Johan.

    Kelima, kata Johan, edukasi dan diversifikasi konsumsi. Johan juga mengusulkan kampanye edukasi untuk mendorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal yang beragam, seperti ikan air tawar, ayam, dan hasil tani lainnya. Ia pun mengingatkan bahwa swasembada pangan adalah tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan bersama.

    “Program makan bergizi gratis ini harus menjadi bagian dari strategi besar untuk mencapai kemandirian pangan. Jika kita hanya mengandalkan impor, program ini akan menjadi pedang bermata dua yakni membantu masyarakat dalam jangka pendek, tetapi melemahkan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang,” pungkasnya.

     

  • Plus Minus Makan Bergizi Gratis (MBG) Perdana: Menu, Dapur, dan Tanpa Susu

    Plus Minus Makan Bergizi Gratis (MBG) Perdana: Menu, Dapur, dan Tanpa Susu

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto baru saja memulai pelaksanaan hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025). 

    Dalam peluncurannya, sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 26 Provinsi telah hadir untuk menyasar sasaran penerima manfaat dengan target mencapai 3 juta orang dari Januari—April 2025 dan menyediakan 3.000—3.500 porsi per harinya.​ 

    Ragam menu pun disajikan, Misalnya di SPPG Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan sajian nasi, ayam semur, kacang panjang dan pisang. Kemudian berlanjut di SPPG Lanud Husein Sastranegara Bandung yang menyediakan nasi, ayam goreng, sawi, pisang, susu. Lalu, SPPG Sidoarjo Jawa Timur denga menu nasi, ayam tepung tanpa tulang, tumis sawi tahu, semangka, dan susu.

    Tentu berbagai aspek dari kegiatan tersebut mulai terlihat jelas. Mulai dari menu yang disajikan, operasional dapur yang terlibat, hingga tantangan yang dihadapi di beberapa daerah yang tidak bisa menyajikan susu sebagai bagian dari menu utama.

    Kendati demikian, program MBG diharapkan dapat meningkatkan kesehatan anak-anak sekolah melalui asupan gizi yang lebih baik, mendapat perhatian besar, meskipun tidak tanpa hambatan.

    Jumlah SPPG Tahap Awal yang Beroperasi

    No

    Wilayah

    Jumlah SPPG

    1

    Jakarta

    5 titik

    2

    Jawa Tengah

    40 titik

    3

    Jawa Timur

    32 titik

    4

    Jawa Barat

    58 titik

    5

    Banten

    3 titik

    6

    Yogyakarta

    3 titik

    7

    Aceh

    6 titik

    8

    Bali

    1 titik

    9

    Gorontalo

    1 titik

    10

    Kalimantan Selatan

    2 titik

    11

    Kalimantan Timur

    1 titik

    12

    Kalimantan Utara

    1 titik

    13

    Kepulauan Riau

    8 titik

    14

    Lampung

    4 titik

    15

    Maluku

    2 titik

    16

    Maluku Utara

    2 titik

    17

    Nusa Tenggara Timur

    1 titik

    18

    Papua Barat

    2 titik

    19

    Papua Selatan

    1 titik

    20

    Riau

    3 titik

    21

    Sulawesi Barat

    1 titik

    22

    Sulawesi Utara

    1 titik

    23

    Sulawesi Selatan

    8 titik

    24

    Sulawesi Tenggara

    2 titik

    25

    Sumatra Barat

    1 titik

    26

    Sumatra Utara

    1 titik

    Total

    26 Provinsi

    190 titik

    Sumber: Data Bahan Gizi Nasional (BGN) 5 Januari 2025

    Tak Ada Susu di Menu MBG

    Dari varian menu yang dihadirkan, susu memang bukan menjadi produk yang akan diterima penerima manfaat setiap hari. Bahkan, memang tak ada standar menu dalam pelaksanaan MBG saat ini.  

    Juru Bicara Kantor Kepresidenan Dede Prayudi menekankan memang tidak ada standar menu, tetapi standar gizi. Mengingat setiap daerah memiliki kecenderungan yang berbeda untuk varian menu yang dikonsumsi setiap harinya.Misalnya, di Papua, kata Dede, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu. Sementara di daerah lain ada yang dengan singkong. 

    “Misalnya, ada pemenuhan protein. Bisa saja hari ini tadi menunya adalah dada ayam dengan tahu. Bisa saja besok lusa dengan susu. Jadi sekali lagi, tidak ada standar menu. Yang ada adalah standar gizi,” katanya seusai ikut meninjau pelaksanaan MBG di Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (6/1/2024). 

    Senada, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa khusus pada hari pertama penyertaan susu pada menu MBG memang masih belum diwajibkan. Namun, pada esok hari dipastikan menu MBG bakal mulai dilengkapi dengan susu.

    Untuk memastikan kesiapan suplai susu untuk Program MBG itu, Budi Arie mengaku telah berkoordinasi dan melakukan peninjauan pada sejumlah pabrik susu. Salah satunya yang berlokasi di Pangalengan.

    “Belum ya [untuk susu], sementara tadi belum, yang harus buah dulu. Tapi kita pasti akan usahakan karena susu kan masuk dalam Badan Gizi, jadi hari ini saja [yang tidak ada susu],” jelasnya saat ditemui di SPPG Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Memang, dengan harga menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditetapkan sebesar Rp10.000 cukup menjadi tantangan. Hal ini pun diamini oleh Juru masak atau Chef Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lanud Halim Perdana Kusuma.

    Chef Profesional dari Unit Pelayanan Mitra Lanud Halim Perdana Kusuma Jonny Kusuma Hadi menjelaskan pihaknya masih perlu melakukan penyesuaian sejumlah menu untuk disesuaikan dengan bujet yang ada.

    “Tantangannya mempunyai tugas berat untuk mengatur menu untuk supaya harganya tak lebih dari Rp10.000,” jelasnya saat ditemui di SD Angkasa 5 Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).

    Akan tetapi, Jonny menyebut hal itu tak menjadi kendala berarti yang membuat proses produksi makan bergizi gratis tertunda.

    “Sebenarnya tidak ada kendala, hanya saja kemarin, budget Rp10.000 kan kami masih menyesuaikan menu yang di tetapkan oleh BGN,” tambahnya.

    Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi pun mengamini bahwa menu susu bukan menjadi produk yang akan diterima penerima manfaat setiap hari.

    Meski begitu, dia mengatakan bahwa setiap siswa atau penerima manfaat akan mendapatkan menu susu sekali untuk setiap minggunya.

    “Susu kan tidak diwajiibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG, mereka itu sekali seminggu susunya,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telefon, Senin (6/1/2025).

    Misalnya, dia melanjutkan bahwa untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di SD Negeri Kedung Badak 1 Kota Bogor yang dikunjunginya mendapatkan jatah susu setiap Jumat. Sedangkan, sekolah di Cimahi mendapatkan susu setiap Senin. 

    “Jadi paling sedikit itu seminggu sekali, tetapi tidak wajib. Susu tuh bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah,” ucapnya. 

    Kendati demikian, dia pun mengamini untuk daerah yang dekat dengan lokasi peternakan sapi bisa berpeluang untuk mendapatkan dua hingga tiga kali seminggu untuk menu susu. 

    Menurutnya, saat ini pemerintah lebih mengutamakan kelayakan porsi makanan, mulai dari kecukupan kalori, karbohidrat dan protein. Contohnya, dia menyebut bahwa secara kalori, untuk takaran bagi penerima manfaat di level SMP—SMA akan diberikan porsi hingga 600 kalori.

    “Jadi nasinya itu mungkin 75 atau 80 gram lah kalau nasinya. Kalau karbonya itu 75—80 gram lah. Kalori mereka 600. Kalau anak PAUD dan kelas 1, kelas 2, kelas 3 SD mungkin sekitar 300 kalori saja mereka,” imbuhnya.

     Perbesar

    Pelaksanaan MBG di Kendari Pakai Duit Prabowo 

    Hasan pun mengungkapkan dalam peluncuran perdananya, Presiden Prabowo Subianto memang tak langsung meninjau program andalannya tersebut. Menurutnya, Presiden Ke-8 RI itu memang belum dijadwalkan untuk meninjau program vitalnya itu.

    Kendati demikian, dia memastikan bahwa Prabowo akan melakukan sidak secara mendadak di titik-titik yang diinginkan.

    “Jadwalnya belum, titik mana dan jadwalnya belum, tetapi beliau hanya menyampaikan pesan, beliau nanti akan sidak saja, mendadak saja datang ke titik-titik yang beliau inginkan, jadi enggak pakai woro-woro biar melihat ini lebih natural kan gitu,” ucapnya

    Meski begitu, Hasan memastikan bahwa Prabowo tak ada sedikit pun acuh terhadap program tersebut. Bahkan, dia mengungkapkan bahwa di sejumlah wilayah pengadaan MBG masih menggunakan kocek dari kantung pribadi Prabowo. 

    Hasan mengatakan bahwa salah satu wilayah yang melakukan pengadaan MBG tanpa menyentuh sepeser pun dana yang dianggarkan pemerintah atau berasal dari APBN, yang mencapai Rp71 triliun itu, terletak di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) 

    “[Pelaksaan MBG] di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” katanya.  

    Hasan menjelaskan bahwa sebelum menggunakan APBN, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG memang memanfaatkan anggaran yang sebelumnya telah ada. Salah satunya, dana pribadi Presiden Ke-8 RI itu

    Nantinya, dia melanjutkan bahwa sejumlah wilayah yang belum memakai APBN, termasuk SPPG di Kendari akan memakai dana yang telah disediakan negara untuk makan bergizi gratis. 

    “Ya setelah itu nanti mereka akan menggunakan yang dari APBN yang dari BGN [Badan Gizi Nasional],” tandas Hasan.

    Setali tiga uang, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan absennya Kepala Negara dalam meninjau peluncuran perdana program andalannya Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari ini, Senin (6/1/2025). 

    Dadan mengatakan bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah menjalani agenda penting lainnya.

    “Beliau ada agenda penting lainnya. Program MBG program yang panjang. Sidak bisa setiap saat dan tidak harus hari ini,” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan teks, Senin (6/1/2025).

    Meskipun tak dihadiri Prabowo selaku pemilik inisiasi program secara langsung, tetapi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih turun gunung meninjau langsung dapur-dapur umum dan sekolah-sekolah saat hari pertama MBG serentak digelar di berbagai daerah Indonesia itu.

     

    Tumbuhkan Perekonomian Daerah

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat membangkitkan perekonomian daerah karena melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam praktiknya.

    Hal itu disampaikan Bima saat meninjau langsung pelaksanaan MBG di Sekolah Bosowa Bina Insani, Kota Bogor, Jawa Barat. Dia menyampaikan bahwa program ini memang tak hanya meningkatkan gizi anak, tetapi perekonomian juga dari sisi mikro. 

    “Jadi nanti Insyaallah perekonomian daerah akan bangkit ya, akan ada hitung-hitungan yang positif bagi pertumbuhan ekonomi kita,” kata Bima lewat siaran pers, Senin (6/1/2025).

    Selain itu, Bima mengatakan Kemendagri bakal terus memastikan seluruh pemerintah daerah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) agar memahami teknis sistem pelaksanaan MBG. 

    Di sisi lain, Kemendagri disebut akan terus mendorong pelaksanaan program MBG berjalan lebih baik dengan memastikan kolaborasi di daerah berjalan maksimal dan mempelajari berbagai catatan yang ada.

  • 5 Respons Wamen hingga Menteri Terkait Hari Pertama Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    5 Respons Wamen hingga Menteri Terkait Hari Pertama Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Cilangkap 5 dan SDN Cilangkap 3, Tapos, Depok. Hasil dari peninjauan langsung, akan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, pemerintah telah menggulirkan program MBG di 190 titik di 26 provinsi.

    “Kita tadi lihat bahwa alhamdulillah berjalan lancar, mulai dari proses pengantaran makanan, penyiapannya, pengantarannya sampai tadi distribusi dibagikan di dalam sekolah,” ujar Meutya usai memantau Makan Bergizi Gratis di SDN Cilangkap 5, Depok, Senin 6 Januari 2025.

    Meutya menjelaskan, program MBG dapat menjadi kebaikan dan kemanfaatan baik untuk siswa maupun anak Indonesia. Pemerintah pada program MBG melibatkan UMKM dalam penyiapan makanannya, serta TNI membantu kelancaran dalam pelaksanaannya.

    “Jadi pada prinsipnya, tentu MBG ini ada nasinya, ada karbohidrat, ada sayur, ada protein. Menu juga tidak dibuat baku harus sama seluruh Indonesia, tapi ada standar-standarnya,” ucap Meutya.

    Dia menerangkan, pada program MBG, penyiapan bahan baku akan mengutamakan kekuatan lokal seperti peternakan ayam dan kearifan-kearifan lokal dari sisi menu makanannya. Saat disinggung adanya menu makanan yang memiliki porsi berbeda, Meutya akan menambah dan melakukan evaluasi.

    “Tentu ini hari pertama. Jadi kami pemerintah sangat terbuka kepada masukan, karena memang hari pertama ini kita akan lihat evaluasinya. Kalau ada yang terlupa-terlupa, nanti kita ingatkan SPPG-nya,” terang Meutya.

    Meutya menilai, adapun porsi makanan yang kurang menjadi hal teknis diduga adanya ketidakcukupan bahan baku dan hal lainnya.

    “Saya pastikan ini hanya masalah lupa, nanti jadi perbaiki, human error saja, karena satu SPPG menyiapkan untuk kurang lebih 4.000-5.000 pemanfaat dan mungkin kasus seperti itu hanya sangat kecil, satu dua saja,” ucap Meutya.

    Meutya mengungkapkan, setiap daerah yang menjalankan program MBG memiliki keberagaman menu lengkap dengan anggaran yang sama. Menurutnya, menu yang diberikan pada program MBG akan disesuaikan dengan daerahnya.

    “Jadi tetap anggarannya sama, hanya untuk menu makanan kita sesuaikan. Termasuk juga lidah anak-anaknya mungkin beda ya, di daerah apa mereka lebih suka makan apa dan lain-lain. Jadi menu-nya itu tidak dibuat baku,” ungkap Meutya.

    Meutya mengatakan, Indonesia memiliki ragam masakan dengan rasa yang berbeda sehingga tidak dipaksakan untuk menu program yang sama.

    “Ini ragam masakannya juga banyak dari Sabang sampai Merauke. Kita enggak mau paksakan satu rasa untuk seluruh anak-anak. Jadi memang ini salah satu yang kita dorong untuk memang berbeda, untuk kearifan lokal di daerah sesuai,” pungkas Meutya.

     

  • Sejumlah Sekolah Belum Dapat Susu di Menu Makan Bergizi Gratis

    Sejumlah Sekolah Belum Dapat Susu di Menu Makan Bergizi Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasionall (BGN) Dadan Hindayana angkat bicara terkait dengan menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana di sejumlah titik diketahui masih belum lengkap, lantaran tidak disertai dengan susu.

    Dadan menegaskan penyertaan susu akan menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis. Namun, saat ini pemerintah memang lebih mendorong pengadaan komoditas tersebut di sejumlah daerah yang sudah memiliki sapi perah. 

    “Susu akan menjadi bagian dari makan bergizi untuk wilayah-wilayah yang sapi perahnya ada, untuk mendorong agar setiap daerah punya sapi perah dan kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor, tapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” ujarnya kepada wartawan di DPR, Senin (5/1/2025). 

    Dadan menekankan saat ini pemerintah terus melakukan simulasi untuk menemukan kombinasi yang tepat dalam menghadirkan menu yang akan disajikan bagi penerima manfaat. Dia menyampaikan setidaknya menu susu akan dihadirkan tiga kali dalam seminggu dalam makan siang bergizi.

    “Susu minimal di daerah yang ada sapinya itu minimal tiga kali dalam seminggu kami berikan. Kemudian untuk daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misal dengan ikan, dengan telor, dan lain-lain, sumber kalsium lainnya. Termasuk kelor,” pungkas Dadan.

    Program Makan Bergizi Gratis sudah mulai berjalan di 26 provinsi hari ini, termasuk Aceh; Kepulauan Riau; semua provinsi di Pulau Jawa; Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat, dan Papua Selatan.

    Nantinya, menu yang dihadirkan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

    SPPG merupakan merupakan unit pelaksana program Makan Bergizi Gratis yang bertugas memasok makanan untuk penerima manfaat program.

    SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Selain itu, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG. 

    Adapun untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang.

  • Badan Gizi Bongkar Sebab Tak Ada Susu di Makan Bergizi Gratis Hari Ini

    Badan Gizi Bongkar Sebab Tak Ada Susu di Makan Bergizi Gratis Hari Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap alasan mengapa susu sapi belum tersedia dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah titik di Jakarta.

    Dadan menegaskan susu akan menjadi bagian dari program MBG di wilayah-wilayah sentra peternakan sapi perah. Langkah itu bertujuan untuk mendorong setiap daerah mengembangkan sektor peternakan sapi perah sebagai sumber daya lokal.

    Pemerintah juga tak mau pelaksanaan program andalan Presiden Prabowo Subianto ini malah meningkatkan barang impor masuk Indonesia.

    “Kami tidak ingin program ini menjadi bagian dari peningkatan impor, tetapi justru memberdayakan sumber daya lokal,” ucap Dadan di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (6/1).

    Ia berharap program MBG dapat mendukung kemandirian daerah dalam memenuhi kebutuhan susu, sekaligus meningkatkan produktivitas peternak lokal.

    Dadan menyampaikan anggaran untuk pengadaan susu sudah termasuk dalam anggaran MBG per siswa yang ditetapkan, yakni Rp10 ribu.

    Menurutnya, dalam implementasi program MBG, daerah yang memiliki sapi perah akan mendapatkan pasokan susu minimal tiga kali seminggu.

    “Kami sudah melakukan simulasi kapan susu diberikan, termasuk kombinasi-kombinasi agar indeks gizi tetap sesuai arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto),” ujar dia.

    Sementara itu, untuk daerah yang tidak memiliki sapi perah, kebutuhan protein dan kalsium akan dipenuhi melalui sumber lain seperti ikan, telur, dan bahan makanan kaya kalori lainnya. Langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan gizi tetap terpenuhi secara merata di seluruh wilayah.

    Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di SD Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, susu sapi belum termasuk dalam menu MBG. Menu yang telah tersedia termasuk ayam teriyaki, sayur buncis, nasi, dan pisang.

    Panglima Komando Operasi Udara I Marsda TNI Tedi Rizalihadi mengatakan menu makan bergizi gratis ini seharga Rp10 ribu. Ia mengatakan belum ada menu susu sapi pada hari ini lantaran berganti-ganti menu tiap harinya.

    “Sementara 10 ribu. Karena ini pertama kita mengacu di 10 ribu. Kan tiap hari menu-menunya beda. Hari ini belum ada susu. Nanti kalau ada susu kita cek lagi,” kata Tedi di lokasi.

    Serupa, menu susu juga tak ditemukan dalam menu Makan Bergizi Gratis di sekolah-sekolah di Jakarta Barat.

    SD Negeri 15 Slipi, Jakarta Barat, menjadi salah satu sekolah yang dapat paket makan bergizi gratis dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum Palmerah.

    Pantauan CNNIndonesia.com, Senin (6/1), para siswa kelas 2 dibagikan makanan yang berisi nasi, ayam goreng tepung, tahu goreng, tumis kacang panjang, dan jeruk.

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025.

    (del/pta)

  • Tak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis, Ini Kata Menteri Meutya

    Tak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis, Ini Kata Menteri Meutya

    Depok, CNBC Indonesia – Tidak ada susu dalam menu makan bergizi gratis (MBG) yang dimulai serentak hari Senin (6/1/2024). Hal ini terlihat dalam menu yang dibagikan di SDN Cilangkap 5 dan SDN Cilangkap 3 pagi tadi.

    Pantauan CNBC Indonesia, menu yang ditempatkan dalam wadah berbahan stainless itu terdiri dari nasi, ayam, sayur tumis buncis tempe wortel, dan satu buah jeruk. Menter Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang ikut meninjau di dua sekolah itu buka suara soal ketidakadaan susu.

    “Teknis ke PCO. Ya memang semua daerah tidak ada susu,” kata Meutya.

    Dia melanjutkan setiap daerah memiliki menu yang berbeda. Tidak ada syarat baku untuk menu yang disajikan.

    Ini akan disesuaikan dengan ketersediaan pangan lokal. Program MBG ini, Meutya mengatakan akan memenuhi menu berisi karbohidrat dan protein. “MBG ini ada nasinya, ada karbohidrat, sayur, protein. Menu juga tidak dibuat baku harus sama seluruh Indonesia,” jelasnya.

    “Tapi ada standar-standarnya. Untuk kita lihat kekuatan di lokal itu apa. Jadi kalau memang di situ kekuatannya di peternakan ayam maka yang diserap itu. Kalau memang ada ternak sapi, maka yang diserap itu,” Meutya menambahkan.

    Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komaruddin yang ikut memantau pembagian program MBG di dua sekolah itu menjelaskan soal menu susu. Menurutnya, telah ada diskusi dengan kepala badan gizi terkait penyediaan susu dalam menu makan tersebut.

    “Kami sudah berdiskusi dengan Kepala Badan Gizi Nasional, dua kali seminggu akan ada [dibagikan susu],” kata Ujang

    Dia mengatakan terkait susu telah ada penggantinya seperti daun kelor dan buah-buahan. Jadi gizi seimbang tetap terpenuhi tanpa adanya susu.

    “Kepala badan sudah mengatakan ada pengganti susu, daun kelor dan buah-buahan. Jadi semuanya sudah terpenuhi keseimbangan gizinya,” kata dia.

    MBG ini menjadi program pertama dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Program tersebut dilakukan serentak di 190 titik pada 26 provinsi.

    Selama Januari hingga Maret 2025, MBG diharapkan bisa menyentuh tiga juta penerima. Mulai dari santri, siswa PAUD, TK,SD, SMP, SMA dan ibu hamil serta menyusui.

    Hingga akhir tahun 2025, diharapkan penerima manfaat program MBG bisa mencapai 15 juta orang.

    (dem/dem)

  • Program Makan Bergizi di Ponorogo, Sasar Ribuan Siswa, Bupati Kang Giri : Sangat Komplit

    Program Makan Bergizi di Ponorogo, Sasar Ribuan Siswa, Bupati Kang Giri : Sangat Komplit

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Program makan bergizi gratis mulai dilaksanakan di Ponorogo, Senin (6/1/2024).

    Kurang lebih ribuan siswa sebagai sasaran penerima makan bergizi gratis.

    Hari pertama, dua diantara sekolah sasaran adalah SDN 1 Surodikraman dan SMPN 2 Ponorogo. Para siswa mendapat menu makanan bergizi dan sehat. 

    Dalam satu wadah, menurnya adalah nasi, tumis sayur, orak arik telur, kemudian tahu/tempe, dilengkapi buah pisang dan susu kemasan. Para siswa pun makan dengan lahap.

    “Sangat-sangat komplit. Sasar ribuan siswa,” ungkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, ketika meninjau makan bergizi gratis di SMPN 2 Ponorogo.

    Dia menjelaskan menu yang komplet itu mulai protein, karbohidrat, vitamin semua tersaji dalam satu tepak makanan. 

    “Ini sudah mencerminkan empat sehat lima sempurna. Rasanya enak, gizinya tercukupi, anak-anak senang,” kata Kang Giri—spaan akrab—Sugiri Sancoko.

    Dia menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis akan  berkelanjutan. Sementara masih ada sekitar 3000 an sasaran.

    Sasaran penerima lainnya, akan diberikan secara bertahap menunggu kesiapan pendirian dapur sehat yang terdekat dengan sasaran.

    “Sasarannya siswa itu ada yang domainnya Kemenag, Pemkab, ada siswa yang domainnya pesantren, semua bakal dapat,” tegasnya.

    Data dari satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) data sekolah dan siswa penerima Makan Bergizi Gratis yang jumlah seluruh siswa penerima makannan bergizi gratis ada 2.680 anak.

    Siswa kelas VIII SMPN 2 Ponorogo, Aulia Jaya mengaku makanannya enak. Dia bersyukur mendapatkan makan bergizi gratis ini.

    “Biasanya makan siang di kantin kali ini dapat gratis. Makanannya enak,” terang Aulia saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.

    Aulia menginginkan bahwa makan bergizi gratis jika dilaksanakan setiap hari, tentu menunya berganti-ganti agar tidak bosan.

    “Rasanya sudah enak, tetapi kalau bisa menunya gantian ya,” pungkas Aulia.