Produk: protein

  • Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Bikin Otak Rusak, Masih Sering Dilakukan

    Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Bikin Otak Rusak, Masih Sering Dilakukan

    Jakarta

    Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2022 mengungkapkan sebuah keterkaitan antara kebiasaan mengupil dan peningkatan risiko kerusakan otak. Meskipun hubungannya lemah dan masih diperlukan penelitian lanjutan, peneliti berpendapat hubungan antara kebiasaan mengupil dan risiko terkena demensia masuk akal.

    Demensia adalah kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan yang biasanya terjadi pada orang-orang lanjut usia. Penyebab paling umum dari masalah demensia adalah alzheimer.

    Tim ilmuwan dari Universitas Griffith Australia menjalankan penelitian tikus dengan bakteri Chlamydia pneumoniae yang juga dapat menginfeksi manusia dan biasanya memicu pneumonia. Bakteri tersebut, juga banyak ditemukan pada otak pasien-pasien yang mengalami demensia lanjut.

    Pada tikus, bakteri tersebut ditemukan dapat menjalar ke saraf penciuman, yang menghubungkan rongga hidung dan otak. Ketika terjadi kerusakan pada epitel hidung, jaringan tipis di sepanjang rongga hidung, infeksi saraf juga menjadi lebih parah.

    Kondisi ini membuat tikus menyimpan lebih banyak protein amiloid-beta, protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Protein atau gumpalan protein ini juga ditemukan dalam konsentrasi yang signifikan pada orang dengan penyakit alzheimer.

    “Kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk ke hidung dan otak, yang dapat memicu patologi yang mirip dengan penyakit Alzheimer,” kata ahli saraf James St John dari Griffith University Australia, dikutip cari Science Alert, Rabu (8/1/2025).

    “Kami melihat hal ini terjadi pada model tikus, dan buktinya berpotensi menakutkan bagi manusia juga,” sambungnya.

    Peneliti terkejut dengan kecepatan bakteri tersebut berkembang biak di sistem saraf pusat tikus, dengan infeksi terjadi dalam waktu 24-72 jam. Ilmuwan menduga jalur pernapasan dari hidung menjadi jalan yang cepat bagi bakteri dan virus untuk mencapai otak.

    Meskipun penelitian baru dilakukan pada tikus dan belum diketahui apakah efeknya sama pada manusia, temuan ini memberikan pengetahuan yang penting tentang kemungkinan jalur infeksi yang memengaruhi munculnya risiko penyakit alzheimer.

    “Kita perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama bekerja dengan cara yang sama,” kata St John.

    “Ini adalah penelitian yang telah diusulkan oleh banyak orang, tetapi belum selesai. Yang kita tahu adalah bahwa bakteri yang sama ini ada pada manusia, tetapi kita belum mengetahui bagaimana mereka bisa sampai masuk,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  PBNU melalui NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.

    Bekerja sama dengan Gazze Destek Derneği (GDD) atau Asosiasi Dukungan Gaza, NU Care-Lazisnu PBNU kali ini mendistribusikan bantuan paket sayuran kepada 250 keluarga di kamp pengungsian Abu Jumaizah, Deir Al-Balah, Gaza.

    Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu PBNU, Qohari Cholil menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bantuan kemanusiaan berkelanjutan setelah sebelumnya pihaknya bersama GDD menyalurkan bantuan makanan hangat, piama dan hygiene kit untuk keluarga di Gaza.

    “Bantuan paket sayuran ini sangat diperlukan untuk saudara-saudata kita di Gaza, terutama dalam memenuhi kebutuhan serat yang penting untuk menjaga kesehatan. Bantuan ini juga merupakan bagian dari rangkaian bantuan yang telah diberikan sebelumnya, seperti makanan hangat, piama, dan kebutuhan hygiene kit untuk perempuan dan anak-anak di Gaza,” jelas Qohari, Rabu (8/01/2025).

    Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.

    “Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, bantuan ini menegaskan kepedulian kita semua terhadap saudara di Palestina. Dan kami juga berterima kasih kepada mitra kami GDD, sehingga bantuan kemanusiaan ini bisa sampai untuk rakyat Palestina. Kerja sama ini harapannya dapat terus memberikan dampak positif bagi rakyat Palestina dan meringankan beban kehidupan mereka,” ucapnya.

    Sementara itu, Manajer Operasional GDD Yaseen Al Sayyid mengungkapkan bantuan tersebut disalurkan untuk merespons situasi sulit di Jalur Gaza yang terus menghadapi genosida Israel.

    “Inisiatif bantuan bersama NU Care-Lazisnu  ini kami lakukan sebagai respons atas situasi dan kondisi yang sulit, kurangnya keamanan dan terbatasnya akses dalam melaksanakan bantuan di Gaza. Tantangan lainnya yang kami hadapi yaitu validitas sayuran yang terbatas juga membutuhkan proses distribusi yang cepat dan tepat sasaran,” ungkap Yaseen dalam laporannya pada Jumat (3/01/2025).

    Situasi di Gaza yang serba sulit, lanjutnya, mengharuskan Tim GDD bergerak cepat agar manfaat bantuan dapat diterima secepat mungkin oleh keluarga di Gaza.

    Adapun bantuan paket sayuran diterima 250 keluarga yang rata-rata terdiri dari tujuh anggota keluarga. Paket sayuran segar berisi kentang, bawang bombay, terong, mentimun, paprika, tomat, dan lemon.

    “Sayuran merupakan kebutuhan utama selain karbohidrat dan protein, sehingga distribusi ini kami prioritaskan untuk menjaga kesehatan para pengungsi,” jelas Yaseen.

     

  • Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya. (*)

  • Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya.

  • Jaksel bagikan 418.000 benih ikan untuk penuhi gizi masyarakat

    Jaksel bagikan 418.000 benih ikan untuk penuhi gizi masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Selatan sepanjang 2024 membagikan sebanyak 418.000 benih ikan untuk memenuhi gizi dan protein masyarakat.

    “Pembagian benih ikan itu dilakukan sepanjang 2024 dan awal 2025,” kata Kepala Seksi Perikanan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan, Andi Dala Jemma di Jakarta, Rabu.

    Andi mengatakan, ikan tersebut dibagikan kepada warga untuk memenuhi kolam gizi, kolam ketahanan pangan masyarakat, budi daya serta memenuhi stok (restocking) di perairan umum seperti waduk, embung dan sebagainya.

    “Ikan-ikan yang kita bagikan seluruhnya merupakan hasil dari kolam benih atau pembudidayaan yang dilakukan Sudin KPKP Jakarta Selatan serta Pusat Produksi, Inspeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan DKI Jakarta,” ujarnya.

    Dala menjelaskan, ratusan ribu benih ikan yang dibagikan antara lain berjenis lele, nila, tawes, koi dan nilam.

    Sudin KPKP Jakarta Selatan juga sudah melakukan penyediaan sarana perikanan lintas sektoral kepada 50 orang berupa paket bak fiber, pompa air celup, serokan ikan dan 240 pakan.

    “Penerima terdiri dari pembudidaya ikan, pengelola kolam gizi RPTRA, KPG dan instansi pemerintah,” katanya.

    Diharapkan pada tahun 2025, pencapaian Sudin KPKP Jakarta Selatan semakin meningkat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Kami ingin terus memberikan dampak positif, terutama bagi pemenuhan gizi dan protein masyarakat,” ujarnya.

    Anggaran Sudin KPKP Jakarta Selatan pada 2024 sebanyak Rp6.812.046.464 dan realisasi sebesar Rp6.736.090.903 atau 98,88 persen.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Susu di Makan Bergizi Gratis Tidak Wajib, Jubir Kepresidenan Bilang Bisa Diganti Tempe atau Tahu

    Susu di Makan Bergizi Gratis Tidak Wajib, Jubir Kepresidenan Bilang Bisa Diganti Tempe atau Tahu

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS – Ketersediaan susu dalam menu daftar Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah, Balita, ibu hamil, ibu menyusui disebut bukan merupakan hal wajib.

    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati mengatakan ketersediaan susu bukan keharusan karena dapat digantikan dengan menu lain yang memiliki asupan gizi sama.

    “Susu bisa diberikan, bisa tidak, karena susu juga punya bahan pengganti yang lain,” kata Adita saat meninjau pemberian MBG di Susukan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (8/1/2025).

    Dia mencontohkan tahu dan tempe yang mampu menggantikan susu dalam pemberian MBG, karena pada kedua menu terdapat protein sebagaimana kandungan gizi dalam susu.

    Saat pemberian MBG di Susukan pada di sejumlah sekolah pun ketiadaan susu digantikan dengan menu olahan tempe atau tahu, hal ini diklaim sudah melalui pertimbangan ahli gizi.

    “Susu ini kandungannya kan utamanya protein dan vitamin mineral. Jika itu bisa digantikan bahan makanan yang lain, seperti tadi ada tempe, ada tahu. Artinya kecukupan protein terpenuhi,” ujarnya.

    Adita menuturkan ketersediaan susu dalam menu MBG juga perlu mempertimbangkan lokasi, karena tidak semua tempat berada dekat dari peternakan penghasil susu.

    Sehingga pada daerah yang berada jauh dari peternakan penghasil susu menu MBG dapat diganti menu lain, dengan catatan tetap memenuhi angka kecukupan gizi dibutuhkan penerima.

    “Sehingga boleh digantikan bahan makanan lain. Jika merujuk pada Badan Gizi Nasional, itu setidaknya ada dua jenis makanan yang itu mengandung protein untuk mengganti susu,” tuturnya.

    Sebagai informasi dalam pemberian MBG di wilayah Susukan, Ciracas, Jakarta Timur menu yang disajikan pada 6 Januari 2025 meliputi nasi, ayam, tahu, sayur bayam dan jagung, dan semangka.

    Sementara saat pemberian MBG pada 7 Januari 2025 menu yang disuguhkan kepada anak-anak meliputi nasi, tempe goreng, sayur buncis dan wortel, telur orak-arik, dan jeruk.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu Megapolitan 7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO)
    Adita Irawati
    mengatakan, tidak selalu ada
    susu
    yang diberikan dalam menu
    makan bergizi gratis
    (MBG).
    Hal tersebut disampaikan Adita usai mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi meninjau SDN Susukan 01 dan SDN Susukan 02, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).

    Susu
    bisa diberikan bisa tidak, karena susu juga punya bahan pengganti yang lain. Susu ini kandungannya kan utamanya protein dan vitamin mineral,” kata Adita di SDN Susukan 01, Selasa.
    Adita mengatakan, ada sejumlah bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai pengganti susu yang nantinya tersaji dalam menu MBG.
    “Jika itu bisa digantikan oleh bahan makanan yang lain seperti misalnya tadi ada tempe, ada tahu. Artinya kecukupan proteinnya sudah terpenuhi,” ucap Adita.
    Adita menjelaskan, terdapat sejumlah daerah yang jauh dari sentra susu. Karena itu, tak adanya susu di dalam menu MBG bisa digantikan dengan protein lain.
    “Jika merujuk pada Badan Gizi Nasional itu setidaknya ada dua jenis makanan yang mengandung protein untuk mengganti susu,” kata Adita.
    “Jadi susu sekali lagi jadi bahan evaluasi, tetapi mohon untuk bisa diperhatikan bahwa ini tidak selalu harus ada. Yang penting kandungan gizi itu tercukupi. Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi,” sambungnya.
    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, penyediaan susu untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Jakarta masih terkendala.
    Ketersediaan susu sapi yang belum merata menjadi penyebab utama masalah ini.
    Namun, daerah dengan produksi susu sapi yang mencukupi, seperti Jawa Timur, sudah bisa menyalurkan susu dalam menu MBG.
    “Jawa Timur sudah bisa, kooperasi susu kita kuat di sana, seperti di Malang. Kalau Jakarta masih susah,” ujar Budi Arie saat memberikan keterangan pers setelah kunjungan ke SD Negeri Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
    Menu MBG yang dibagikan pada hari pertama berupa nasi, sayur tumis buncis, ayam teriyaki, dan satu buah pisang untuk masing-masing siswa. Namun, susu belum bisa disalurkan pada hari pertama.
    Budi Arie menambahkan, susu akan diberikan pada hari kedua pelaksanaan MBG, yaitu Selasa (7/1/2025).
    “Tidak perlu berkecil hati, ada kekurangan sana-sini. Susu belum siap, nanti diurus,” kata Budi.
    Saat ini, koperasi susu Indonesia hanya mampu menyediakan sekitar 1,3 juta liter susu per hari untuk mendukung program MBG. Untuk itu, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mencari strategi guna menambah ketersediaan susu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

    Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyarankan agar susu tetap menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pada saat penyelenggaraan perdana MBG hari Senin (6/1/2025) kemarin, ditemukan beberapa murid sekolah tidak menerima susu dalam menu makanan mereka.

    Padahal sebelumnya, menu susu selalu ada dalam uji coba program MBG.

    Menurut Ferry, susu masih ada di dalam program MBG, haya saja pembagiannya tidak setiap hari.

    “Masuk. Masih tetap ada. Kan kita tetap selingi susu di 1-2 hari dalam seminggu,” katanya ketika ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2025).

    Terkait dengan tidak adanya susu di beberapa sekolah selama dua hari ini MBG berjalan, Ferry menduga itu karena program ini masih dalam tahap uji coba pertama.

    “Mungkin karena itu baru tahap uji coba pertama, tapi mudah-mudahan insyaallah bisa diselingi dalam 1-2 hari, tetap diberikan susu,” ujar Ferry.

    Ia berharap pekan ini sudah bisa diberikan susu bagi para siswa penerima MBG.

    “Ya, insyaallah sih. Ini kan masih simulasi uji coba, jadi ya mudah-mudahan uji cobanya bisa lancar,” ucap Ferry.

    Ia pun menyarankan agar ke depannya susu bisa selalu menjadi bagian dari menu MBG, sekalipun itu berbentuk kemasan UHT.

    Sebab, jika mengadalkan susu hasil produksi koperasi peternakan sapi perah lokal akan sulit karena mereka biasanya hanya memproduksi untuk di daerah sekitarnya.

    “Kalau koperasi peternakan sapi perah itu kan pasti hanya bisa berkontribusi terhadap siswa-siswa di sekolah yang ada di sekitar sentra-sentra pertanakan sapi perahnya,” jelas Ferry.

    “Tapi kalau di luar Jawa atau daerah-daerah sekolah-sekolah yang jauh dari sentra pertanakan sapi perah, menurut pendapat saya memang tetap harus diberikan susu dalam bentuk kemasan UHT atau susu bubuk supaya bisa tetap menjaga protein mereka dari asupan susu,” pungkasnya.

    Sebelumya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan alasan tidak adanya susu dalam menu makan bergizi gratis yang didistribusikan kepada siswa di wilayah Jakarta hari ini.

    Dadan mengatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada pertimbangan pemberdayaan sumber daya lokal.

    “Sudah saya jelaskan susu akan menjadi bagian makanan bergizi untuk wilayah-wilayah di mana sapi perahnya ada,” kata Dadan seusai rapat dengan Komisi IX DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Dia menjelaskan, hal tersebut penting agar semua daerah memanfaatkan potensinya masing-masing.

    “Untuk mendorong agar setiap daerah punya sapi perah dan kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor tetapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” ujar Dadan.

    Dadan menyebut, pihaknya telah menyusun rencana pemberian susu secara bertahap.

    Di daerah yang memiliki sapi perah, susu akan diberikan minimal tiga kali seminggu. 

    Namun, untuk wilayah yang belum memiliki sapi perah, pemerintah menyediakan alternatif protein dan kalsium lainnya.

    “Untuk daerah-daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misalnya dengan ikan dengan telur, dan lain dan sumber kalsium lainnya termasuk seperti yang sudah saya sebutkan kelor ya,” ujar Dadan.

    Dadan mengatakan, pelaksanaan program makan bergizi gratis ini akan dilakukan evaluasi setiap hari.

    “Tentu kita akan evaluasi setiap hari, dan seperti yang sudah saya sampaikan bahwa target kita dari Januari sampai April kan akan mencakup 3 juta penerima manfaat,” ucapnya.

    Dia menjelaskan, pelaksanaan program tersebut dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan di lapangan.

    Menurutnya, Prabowo juga memberikan arahan agar implementasi makan bergizi gratis tidak terburu-buru, tetapi disesuaikan dengan kesiapan anggaran dan infrastruktur.

  • Jurus Diet Tanpa Nyiksa ala Jennifer Aniston, Tetap Body Goals di Umur 55

    Jurus Diet Tanpa Nyiksa ala Jennifer Aniston, Tetap Body Goals di Umur 55

    Jakarta

    Aktris Jennifer Aniston terlihat masih awet muda di usia 55 tahun. Ternyata ada rahasia di balik tubuhnya yang langsing dan bugar.

    Aniston mengaku dirinya rutin menjalani olahraga dan diet sehat. Program diet yang dilakukannya adalah 80/20.

    “Saya melakukan diet 80/20, di mana saya dapat makan apapun yang saya inginkan sehari-hari. Saya tidak membatasi diri,” katanya kepada TODAY.com.

    Aniston mengungkapkan 80 persen waktunya berfokus untuk mengkonsumsi makanan padat nutrisi. Sementara 20 persen lainnya, ia dapat makan apa saja yang diinginkannya.

    Menurutnya, diet 80/20 yang dijalani cukup membosankan. Selama diet, Aniston banyak mengkonsumsi protein, sayuran, salad, dan minum banyak air.

    “Tantangan terbesar saya adalah tidur. Saya pikir itu semua bagian dari kebersihan nutrisi kita. Itu seperti jumlah air yang kita konsumsi serta jumlah tidur yang kita dapatkan,” jelas Aniston.

    “Kombinasi dari semua hal itulah yang membuat olahraga Anda paling efektif,” sambungnya.

    Meski menjalani diet, Aniston juga tetap bisa mengkonsumsi camilan. Pilihannya terdiri dari popcorn, protein bar, dan protein shake.

    Saat makan, Aniston suka membuat perubahan kecil yang berpengaruh pada dietnya, seperti tidak menambahkan garam dan mengurangi saus salad. Dia juga mempelajari ‘kekuatan bumbu’ dan cuka untuk menambah rasa pada hidangannya.

    “Hal-hal seperti itu akan menciptakan rasa yang sangat lezat, di mana Anda tidak hanya menaburi semuanya dengan garam dan mentega atau minyak zaitun untuk membuatnya terasa enak,” tuturnya.

    Saat waktu bebasnya, Aniston bisa makan makanan yang disukainya. Seperti burger hingga pizza yang gurih.

    “Itu bisa berupa burger keju dan kentang goreng atau makanan Meksiko, pasta, pizza, semuanya itu gurih. Saya bukan orang yang suka makanan manis, seperti es krim atau kue. Saya lebih suka makanan gurih,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Pemkot Tangsel Matangkan ?Program Makan Bergizi Gratis

    Pemkot Tangsel Matangkan ?Program Makan Bergizi Gratis

    Tangerang Selatan: Pemerintah Kota Tangerang Selatan siap mendukung penuh pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat.

    Pada hari pertama, pelaksanaan program dilakukan di radius 5 kilometer dari lokasi dapur umum yang terletak di wilayah Serpong dan penyaluran untuk tahap pertama dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

    “Jadi ini hari pertama, semuanya dari Badan Gizi Nasional sambil kami menunggu juknis buat keberlanjutannya seperti apa khusus di sekolah-sekolah lain,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdik) Tangsel, Deden Deni, Senin,  6 Januari 2025.
     

    Lebih rinci dijelaskan mekanisme MBG saat ini masih dilakukan oleh BGN sehingga baru menyasar tujuh sekolah yang terletak di dekat dapur umum. Salah satunya di SDN Lengkong Wetan 1.

    “Kurang lebih di SDN Lengkong Wetan 1 ada 500 sekian siswa yang sudah didistribusikan. Sudah dilakukan makan siangnya. Alhamdulillah sukses, tadi saya tanya bagaimana ke guru, makanan tidak sisa berarti kan menunya sesuai dengan anak-anak,” jelasnya.

    Menurut dia target penerima program MBG di Tangsel ada 235 ribu siswa dari jenjang TK sampai SMP sesuai kewenangannya.

    “Kita tunggu arahan dari BGN. Tentu kan itu harus seragam harus sama kemasannya supaya semua seragam dengan ketentuan yang ditetapkan BGN kita tunggu, mudah-mudahan dalam waktu dekat,” ungkapnya.

    Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel, Nindy Sabrina, menambahkan pihaknya menyiapkan menu yang berbeda setiap harinya agar para siswa tidak merasa bosan. 

    “Biar tidak bosan, jadi setiap hari selama 22 hari itu menunya selalu berbeda. Menu yang kami buat mengikuti standardisasi gizi yang sudah ditetapkan,” kata Nindy. 

    Menu yang disiapkan pun sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel juga selalu memantau dan memastikan makanan yang diberikan sudah higienis.

    “Memang semuanya sudah diukur, jadi ada patokannya. Kami juga punya ahli gizi sendiri, sudah ada standar gizinya sendiri,” ujarnya.

    Tangerang Selatan: Pemerintah Kota Tangerang Selatan siap mendukung penuh pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat.
     
    Pada hari pertama, pelaksanaan program dilakukan di radius 5 kilometer dari lokasi dapur umum yang terletak di wilayah Serpong dan penyaluran untuk tahap pertama dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
     
    “Jadi ini hari pertama, semuanya dari Badan Gizi Nasional sambil kami menunggu juknis buat keberlanjutannya seperti apa khusus di sekolah-sekolah lain,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdik) Tangsel, Deden Deni, Senin,  6 Januari 2025.
     

    Lebih rinci dijelaskan mekanisme MBG saat ini masih dilakukan oleh BGN sehingga baru menyasar tujuh sekolah yang terletak di dekat dapur umum. Salah satunya di SDN Lengkong Wetan 1.
    “Kurang lebih di SDN Lengkong Wetan 1 ada 500 sekian siswa yang sudah didistribusikan. Sudah dilakukan makan siangnya. Alhamdulillah sukses, tadi saya tanya bagaimana ke guru, makanan tidak sisa berarti kan menunya sesuai dengan anak-anak,” jelasnya.
     
    Menurut dia target penerima program MBG di Tangsel ada 235 ribu siswa dari jenjang TK sampai SMP sesuai kewenangannya.
     
    “Kita tunggu arahan dari BGN. Tentu kan itu harus seragam harus sama kemasannya supaya semua seragam dengan ketentuan yang ditetapkan BGN kita tunggu, mudah-mudahan dalam waktu dekat,” ungkapnya.
     
    Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel, Nindy Sabrina, menambahkan pihaknya menyiapkan menu yang berbeda setiap harinya agar para siswa tidak merasa bosan. 
     
    “Biar tidak bosan, jadi setiap hari selama 22 hari itu menunya selalu berbeda. Menu yang kami buat mengikuti standardisasi gizi yang sudah ditetapkan,” kata Nindy. 
     
    Menu yang disiapkan pun sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel juga selalu memantau dan memastikan makanan yang diberikan sudah higienis.
     
    “Memang semuanya sudah diukur, jadi ada patokannya. Kami juga punya ahli gizi sendiri, sudah ada standar gizinya sendiri,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DEN)