Produk: protein

  • Danantara dukung pembangunan peternakan ayam demi pasok MBG

    Danantara dukung pembangunan peternakan ayam demi pasok MBG

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mendukung pembangunan peternakan ayam nasional sebagai bagian dari upaya memperkuat pasokan protein hewani bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menjelaskan, skema pembangunan peternakan tersebut tengah dikaji secara menyeluruh dan akan diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) dari kementerian terkait.

    “Ini kan terutama sekali untuk ketahanan pangan dan apalagi dengan MBG kita membutuhkan banyak protein,” kata Dony ditemui seusai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Percepatan Pembangunan Gudang Perum Bulog di Kantor Kemenko Pangan Jakarta, Selasa.

    Menurutnya, langkah itu merupakan bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat melalui peningkatan produksi ayam yang berkelanjutan dan efisien.

    “Karena itu pemerintah juga berupaya untuk bagaimana kita swasembada dengan protein-protein ini,” ujarnya.

    Dony menegaskan, Danantara akan melaksanakan penugasan pembangunan peternakan ayam ini dengan prinsip tata kelola korporasi yang baik agar hasilnya optimal dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

    “Danantara tentu saja sebagai korporasi akan mengkaji dengan baik dan akan melaksanakan ini sesuai dengan kaidah korporasi yang baik,” tegasnya.

    Meski begitu, dia menuturkan rencana pembangunan peternakan ayam tersebut masih dalam tahap kajian menyeluruh, namun Danantara memastikan pelaksanaannya akan segera dimulai setelah seluruh aspek infrastruktur dan regulasi ditetapkan bersama pemerintah.

    “(Dimulai kapan pembangunannya?), ini sedang dikaji, mungkin segera mungkin. (Infrastrukturnya apa saja?) ini sedang kita kaji,” katanya.

    Sebelumnya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyiapkan pembangunan peternakan ayam terintegrasi senilai Rp20 triliun pada 2026 untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

    “Akan dibangun peternakan ayam pedaging, dan petelur (yang) terintegrasi. Itu ada anggaran khusus Rp20 triliun, kita akan buat di seluruh Indonesia,” katanya setelah Rapat Finalisasi Program Hilirisasi Perkebunan dan Industri bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (7/11).

    Ia mengatakan langkah besar itu menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk mendukung program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto demi memperbaiki gizi anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

    Rencana pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur dilakukan secara menyeluruh di wilayah Indonesia yang masih mengalami kekurangan pasokan daging ayam dan telur.

    Pemerintah memastikan seluruh proses perencanaan dan studi kelayakan (pra-feasibility study/FS) diselesaikan dalam waktu singkat agar proyek ini segera dapat dimulai pada Januari 2026.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Remaja 16 Tahun Ini Idap Penyakit Langka, Hidup Tanpa Kedua Ginjal

    Remaja 16 Tahun Ini Idap Penyakit Langka, Hidup Tanpa Kedua Ginjal

    Jakarta

    Seorang remaja laki-laki di Singapura mengidap penyakit langka, yang membuat kedua ginjalnya harus diangkat saat usianya baru 13 tahun. Penyakit itu muncul sejak ia masih kecil.

    Au Wan Rong yang kini berusia 16 tahun harus menjalani dialisis peritoneal setiap hari. Ini merupakan sebuah perawatan rumahan untuk kondisi gagal ginjal yang menggunakan lapisan perut sebagai filter alami untuk membuang limbah dan cairan dari darah.

    Prosedur tersebut dilakukan Wan Rong sendiri dengan keahlian yang luar biasa. Dialisis ini melibatkan pengeluaran cairan lama dari perutnya, mengisinya dengan larutan baru, lalu duduk dan menunggu sementara larutan baru tersebut mengumpulkan limbah dan kelebihan cairan.

    Proses ini memerlukan pendekatan steril yang ketat, termasuk mencuci tangan secara menyeluruh. Selain itu, membersihkan area sambungan dengan baik sebelum setiap pertukaran untuk mencegah terjadinya infeksi.

    “Dia adalah pasien termuda yang saya tangani yang melakukan ini sendiri dan melakukannya dengan bersih tanpa infeksi,” kata Associate Profesor Ng Kar Hui, konsultan senior di divisi nefrologi pediatrik, dialisis, dan transplantasi ginjal di Departemen Pediatri Khoo Teck Puat National University Children’s Medical Institute.

    Dikutip dari The Straits Times, kondisi gagal ginjal yang dialami Wan Rong disebabkan oleh mutasi TRPC6, yakni kondisi genetik yang sering dikaitkan dengan penyakit ginjal progresif. Protein TRPC6 merupakan bagian penting dari sel-sel di ginjal yang membantu menyaring limbah dari darah.

    Prof Ng mengatakan mutasi tersebut dapat menyebabkan efek peningkatan fungsi. Aktivitas berlebihan itu dapat menyebabkan unit penyaringan ginjal membocorkan protein, yang memicu terjadinya pembengkakan, kelelahan, dan gagal ginjal.

    Awal Mula Penyakit Muncul

    Tanda-tanda dari penyakit langka itu mulai terlihat saat Wang Rong berusia tujuh tahun. Orang tuanya memperhatikan urinenya terlihat berbusa dan wajahnya sangat bengkak.

    Melihat itu, orang tuanya membawa Wang Rong ke UGD Rumah Sakit Wanita dan Anak KK untuk menjalani pemeriksaan darurat. Wang Rong menjalani serangkaian pemeriksaan, sampai dokter mengatakan bahwa ia mengidap penyakit ginjal yang serius.

    Namun, saat itu penyebab pasti gagal ginjal Wang Rong masih belum diketahui. Para dokter mengira pasiennya itu mengalami penyakit ginjal biasa dan mengobatinya dengan steroid untuk mengurangi peradangan.

    Penyakit ginjal pada anak-anak dapat disebabkan oleh cacat dari lahir atau kelainan genetik, seperti penyakit polikistik, dan masalah saluran kemih seperti penyumbatan.

    Steroid yang diberikan dokter ternyata tidak mempan seiring perkembangan kondisi Wang Rong. Setahun kemudian, ia dipindahkan ke ke Rumah Sakit Universitas Nasional, yang memiliki satu-satunya layanan dialisis kronis khusus untuk anak-anak.

    “(Obat itu) menjadi toksik ketika tubuhnya tidak meresponsnya dan ginjalnya memburuk dengan cepat. Kami menjalankan program penelitian genetika, kemudian pada pasien yang tidak merespons pengobatan, dan menemukan bahwa antara 10 dan 15 persen pasien dengan kondisi ginjal adalah kasus genetik, dan itulah mengapa Wan Rong diuji,” jelas Prof Ng.

    Saat itulah diketahui Wang Rong memiliki mutasi TRPC6 yang langka. Mutasi TRPC6 itu baru ditemukan pada tahun 2005 dan prevalensi pastinya masih belum diketahui.

    Harus Bertahan Hidup Tanpa Ginjal

    Wang Rong mengatakan meski menjalani dialisis dan perawatan steroid untuk mengelola kondisinya, ia masih bosa bermain dengan temannya. Tetapi, saat ia berusia 13 tahun, kondisinya menjadi serius.

    “Kedua kaki saya terasa sakit luar biasa, dan saya dirawat di rumah sakit agar dokter dapat mencari tahu penyebabnya. Akhirnya, kedua ginjal saya diangkat karena penumpukan limbah dan infeksi,” ujarnya.

    Setelah kehilangan kedua ginjalnya, ia mengalami sakit kepala hebat dan dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama, bahkan tidak masuk sekolah. Sakit kepala itu disebabkan oleh tekanan darahnya yang fluktuatif, dan keduanya terkontrol dengan obat-obatan.

    Dengan pengangkatan kedua ginjalnya, pola makan Wan Rong harus sangat dibatasi untuk mengelola produk limbah dan cairan, dan ia harus benar-benar mematuhi rencana yang ramah ginjal untuk mengelola dialisisnya. Misalnya, seperti ia harus sangat membatasi asupan cairannya untuk mencegah kelebihan cairan yang parah, tekanan darah tinggi, dan gagal jantung.

    Wang Rong dan orang tuanya juga menunggu donor ginjal dari pasien yang sudah meninggal. Tetapi, selama delapan tahun terakhir mereka masih belum mendapatkannya.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/suc)

  • Guru Besar IPB Beberkan Solusi Gemukkan Sapi Sekaligus Selamatkan Bumi

    Guru Besar IPB Beberkan Solusi Gemukkan Sapi Sekaligus Selamatkan Bumi

    Jakarta

    Sektor peternakan selama ini dikenal sebagai penyedia protein hewani bagi manusia. Namun di balik itu, kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca, khususnya gas metana, sangat mengkhawatirkan.

    “Metana ini kontribusi ke global warming. Bahkan kemampuan metana dalam frekuensi panas dibandingkan karbon dioksida 20 sampai 25 kali lebih tinggi,” kata Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt., M.Sc., saat berbicara di acara Habibie Prize 2025, yang digelar di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

    Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University ini, selain memperburuk iklim, metana juga menandakan adanya energi yang hilang dari proses pencernaan ternak.

    “Biasanya sekitar 4-15% energi yang hilang sebagai metana. Jadi jelasnya. Kalau kita misalkan energi dasar ini, di satu sisi menurunkan emisi lingkungan, satu sisi juga meningkatkan ketersediaan energi bagi ternak untuk produktivitas,” jelasnya.

    Dengan kata lain, Anuraga dan timnya berhasil menemukan cara untuk menekan emisi metana sekaligus meningkatkan berat badan ternak. Solusi ini datang dari bahan alami berupa senyawa polifenol atau tanin yang diformulasikan dalam bentuk plastic compound dan digunakan sebagai feed additive atau bahan tambahan pakan.

    “Pada sapi, bisa meningkatkan pertambahan bobot. Misalnya, biasanya berat badan sapi naik 1,2 kg per hari, bisa meningkat menjadi 1,4 bahkan 1,5 kg per hari,” ungkapnya.

    Secara sederhana, dengan menekan emisi metana, energi yang semula terbuang bisa dimanfaatkan tubuh ternak untuk pertumbuhan. Dampaknya, lingkungan lebih bersih dan ekonomi peternak lebih kuat karena sapi yang lebih gemuk.

    Anuraga Jayanegara berbicara di panggung Habibie Prize 2025. Foto: Rachmatunnisa/detikINETTerinspirasi dari Eropa

    Inovasi ini bermula dari pengalaman Anuraga saat menempuh studi S2 di Jerman dan S3 di ETH Zürich, Swiss. Di sana, ilmuwan menggunakan tanin alami untuk meningkatkan produktivitas lahan, menurunkan emisi, dan memperbaiki kualitas lemak hewan ternak.

    Konsep itu kemudian ia bawa ke Indonesia, yang mendorongnya meneliti kandungan tanin di tanaman lokal. Hasilnya mengejutkan, karena kandungan tanaman lokal berlipat kali lebih tinggi dibandingkan tanaman di Eropa.

    Sayangnya, industri pengolahan tanin di Indonesia belum berkembang, sementara negara seperti Thailand dan Korea sudah lama mengindustrialisasinya.

    Padahal, sumber tanin berlimpah di Indonesia, terutama di kulit pohon dan daun-daunan. “Biasanya kulit kayu dibuang atau dibakar setelah panen industri hutan tanaman. Padahal itu sumber bahan bernilai tinggi. Kalau kita bisa ekstraksi dan konsentrasikan, nilai jualnya bisa sampai Rp120 ribu per kg,” ujar Anuraga.

    Tantangan

    Bagi Anuraga, tantangan terbesar bukan pada teknologi, tapi pada industrialisasi dan investasi. “Untuk teknologi know-how-nya Insya Allah kami memahami. Tapi ketika masuk ke tahap atas (skala industri), investasi, harus ini dan itu. Nah, sering kali ada kami tahan diri karena merasa belum yakin ke arah sana,” ungkapnya.

    Ia berharap kerja sama antara perguruan tinggi, lembaga riset, dan industri bisa semakin erat untuk mewujudkan hal-hal semacam ini. Jika terwujud, lanjut Anuraga, industri hijau berbasis tanin tak hanya akan berkontribusi pada mitigasi iklim, tapi juga membuka lapangan kerja baru di daerah-daerah.

    Anuraga Jayanegara menerima penghargaan Habibie Prize 2025 dari Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Foto: Rachmatunnisa/detikINETHabibie Prize 2025

    Anuraga mengaku tak menyangka menjadi salah satu penerima Habibie Prize 2025. Ia merasa ada banyak orang-orang luar biasa di Indonesia yang memberikan kontribusi.

    “Tapi mungkin di sisi lain, mungkin bagi kami (para peneliti), ini sebuah hal kelompok besar kami untuk di-acknowledge,” katanya rendah hati.

    Ia berharap penghargaan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tak takut menekuni sains. “Sains itu seperti jalan ninja. Kadang tak terlihat di permukaan. Kita mungkin gak muncul di permukaan tapi dampaknya yang dirasakan. Itulah bagi saya, sains itu luar biasa,” tuturnya.

    Berbicara tentang masa depan, Anuraga membayangkan ekosistem pertanian dan peternakan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

    “Di negara maju, petani dan peternak hidup sejahtera. Di Indonesia hingga saat ini belum begitu. Ini yang perlu kita sama-sama tumbuhkan ekosistem agar sistemnya berkeadilan. Keadilan ini sangat penting dalam ekosistem bisnis, tentunya juga nanti kami (para ilmuwan) dalam berinovasi lebih semangat lagi,” harapnya.

    Habibie Prize merupakan bentuk apresiasi tertinggi yang diberikan negara kepada para ilmuwan dan pakar yang telah mendedikasikan karya serta penelitiannya untuk kemajuan bangsa. Penghargaan ini sekaligus menjadi sarana untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, serta menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan generasi muda.

    Nama penghargaan ini diambil dari sosok Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3 sekaligus Menteri Riset dan Teknologi periode 1979-1998. Habibie dikenal luas sebagai tokoh visioner yang menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai motor pembangunan nasional.

    Tahun ini, BRIN memberikan penghargaan kepada lima penerima:

    Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti, S.Si., M.Sc. (Ilmu Pengetahuan Dasar)R. Tedjo Sasmono, S.Si., Ph.D. (Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi)Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt., M.Sc. (Ilmu Rekayasa)Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Ilmu Sosial, Politik, Ekonomi dan Hukum)Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. (Ilmu Filsafat, Agama dan Kebudayaan).

    (rns/rns)

  • Biskuit Dicampur Tepung dan Gula hingga Gizi Hilang

    Biskuit Dicampur Tepung dan Gula hingga Gizi Hilang

    GELORA.CO –  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melaksanakan ekspose atau gelar perkara terkait penyelidikan dugaan korupsi pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan bahwa gelar perkara tersebut telah dilakukan. 

    Namun, ia menyatakan masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi oleh tim penyelidik sebelum kasus ini dapat ditingkatkan statusnya ke tahap penyidikan.

    “Terakhir sudah kita ekspose berkait dengan makan tambahan itu, masih ada yang perlu kita lengkapi lagi di situ dari makanan tambahan,” kata Asep Guntur di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Asep menjelaskan, salah satu fokus utama KPK saat ini adalah mendapatkan barang bukti fisik berupa sampel biskuit dari pengadaan tersebut. Sampel ini sangat krusial untuk menguji kandungan gizi yang sebenarnya di laboratorium.

    “Kita sekarang itu juga sedang mau nyari barangnya (sampel biskuit), karena kita harus cek juga tuh kandungannya,” ujar Asep.

    “Itu yang sedang kita carikan saat ini, sedang kita carikan sampelnya, mudah-mudahan ada sampelnya nanti akan kita uji juga,” tambahnya.

    Asep membeberkan, dugaan modus korupsi dalam kasus ini adalah pengurangan komponen gizi utama dalam biskuit yang bernilai paling mahal. Komponen ini ia istilahkan sebagai “pertamax”, yang merujuk pada campuran vitamin dan protein (premiks).

    “Kalau dari jumlah nutrisi yang ada, itu kan ada ‘pertamax’. Jadi itu kandungan vitamin dan proteinnya ada di situ dan itu yang paling mahal,” jelas Asep.

    KPK menduga campuran bergizi tinggi itu dikurangi secara drastis, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Untuk memenuhi volume produksi, adonan biskuit kemudian diperbanyak dengan bahan yang jauh lebih murah seperti tepung dan gula.

    Akibatnya, biskuit yang seharusnya berfungsi menekan angka stunting kehilangan nutrisi esensialnya.”Nah ketika campuran itu dikurangi, apalagi mungkin dihilangkan, yang ada tinggal tepung dan gula. Ini tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan dari balita, tetap akan stunting ya tetap stunting, seperti itu, karena kandungan gizinya tidak ada,” kata Asep.

    Asep menyebut saat ini KPK baru memegang bukti tertulis mengenai komposisi yang seharusnya ada di dalam adonan bukan bukti fisik biskuitnya. “Yang ada memang saat ini adalah kandungan itu secara tertulis,” sebutnya.

    Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun pada September 2025 lalu kasus ini disebut siap naik ke penyidikan, hasil gelar perkara terbaru menyoroti perlunya kelengkapan bukti uji laboratorium sebelum KPK dapat melangkah lebih jauh, termasuk menentukan apakah akan menggunakan sprindik umum (tanpa tersangka) seperti yang direncanakan sebelumnya.

    Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman buka suara terkait kasus korupsi makanan tambahan balita dan ibu hamil. Menurut Aji kasus dugaan korupsi tersebut tidak terjadi di era Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    “Kasus terjadi pada periode tahun 2016-2020, sebelum era kepemimpinan Menkes Budi Sadikin. Kami menghargai dan menyerahkan proses penyelidikan kasus t​ersebut yang dilakukan sesuai kewenangan KPK,” tutur Aji.

    Diketahui, Menteri Kesehatan periode tahun 2016 hingga 2020 ada dua yang menjabat. Pertama Nila Moeloek sebagai Menteri Kesehatan periode 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019. Berikutnya ada Menkes Terawan Agus Putranto yang menjabat periode 23 Oktober 2019 dan 23 Desember 2020.

    Kemenkes lanjut Aji juga telah melakukan pengawasan terhadap dugaan kasus tersebut dan sudah melaporkan hasilnya ke KPK untuk dilakukan perbaikan tata kelola dan kepatuhan terhadap regulasi.

    Kemenkes pun siap untuk menerima konsekuensi hukum jika memang terbukti bersalah dan menyerahkan semua hasil penyelidikan kepada pihak berwenang.

    “Jika memang terbukti ada pelanggaran hukum, tentu harus mengikuti proses penindakan hukum lebih lanjut,” ujar Aji.

  • SPPG Kelapa Gading klaim mampu layani 5.000 orang penerima manfaat MBG

    SPPG Kelapa Gading klaim mampu layani 5.000 orang penerima manfaat MBG

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelapa Gading, Jakarta Utara mengklaim mampu melayani 4.000 hingga 5.000 orang penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah setempat

    “Ini SPPG kedua kami, nantinya juga akan ada yang ketiga di Sunter Tanjung Priok,” kata Ketua SPPG Kelapa Gading Jenny Widjaja saat peresmian SPPG itu di Jakarta, Senin.

    Dirinya sudah menekankan agar program MBG bukan hanya menyenangkan anak, tetapi juga harus sehat dan bergizi seimbang untuk pertumbuhan.

    “Besok (11/11), kami sudah siap beroperasi dan berharap SPPG ini dapat menjadi percontohan dengan pemberian menu yang sehat dan seimbang,” kata dia.

    Ia mengatakan SPPG ini memiliki luas bangunan 400 meter persegi dan sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan masak modern dan ruangan steril untuk bahan baku.

    “Setiap satu pekan, ada menu berbahan sagu yang merupakan pengganti karbohidrat dengan nutrisi yang tinggi,” katanya.

    SPPG ini berada di Jalan Gading Kirana Barat IX, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading.

    Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Fredy Setiawan berharap SPPG ini dapat bermanfaat untuk warga sekitar, tidak hanya pelajar tetapi ibu hamil dan balita.

    Ia juga mengingatkan pengelola untuk selalu mengikuti prosedur dan aturan yang telah ada.

    “Saya harap SPPG ini dapat menjadi contoh atau pelopor untuk yang lainnya. Mudah-mudahan cakupan juga semakin luas,” kata dia.

    Ia menilai SPPG ini sudah dipersiapkan dengan baik dan optimal, mulai fasilitas alat masak, keamanan, kesiapan tenaga kerja, hingga sisi higienis.

    Menurut dia, kehadiran SPPG ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan dan penggerak dalam agen kesehatan.

    “Saya juga percaya pengurus SPPG ini bukan sembarang orang, tetapi mereka yang sudah ahli dalam menyiapkan makanan yang bergizi, seperti kadar protein, karbohidrat dan lainnya,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ilmuwan Temukan Cara Tak Terduga Sembuhkan Penyakit Alzheimer

    Ilmuwan Temukan Cara Tak Terduga Sembuhkan Penyakit Alzheimer

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan cara menyembuhkan penyakit Alzheimer, yakni dengan mengonsumsi telur.

    Telur terkait dengan metabolisme kolin yang penting untuk fungsi kognitif. Salah satunya mengidentifikasi hubungan kolin moderat dan penurunan risiko demensia.

    Mengutip Medical News Today, penelitian dari The Journal of Nutrition mengungkapkan memakan satu telur per minggu dikaitkan dengan pengurangan risiko 47% Alzheimer dibandingkan telur kurang dari sekali setiap bulan.

    Makan telur juga bisa menurunkan penumpukan beracun yang terkait dengan Alzheimer.

    Sementara itu, penelitian terkait penyembuhan Alzheimer ternyata mendapat bantuan dari AI generatif. Teknologi itu disebut bisa mengubah lanskap kedokteran dengan presisi prediktif dan terapi personal pada organ yang tidak bisa diakses sebelumnya.

    Profesor di MIT, Manolis Kellis mengatakan AI membantu ilmuwan beralih dari model hipotesi ke model berbasis data, dan model korelasi ke sebab-akibat terkait Alzheimer.

    “Terdapat era baru big data yang memungkinkan mengambil pendekatan berbasis data untuk memahami soal dasar molekuler dan seluler penyakit Alzheimer,” kata dia, dikutip dari Forbes.

    “Kita beralih ke model dasar dengan miliaran parameter untuk memahami mekanisme molekuler dasar, bahasa yang digunakan sel,” imbuhnya.

    AI digunakan para peneliti untuk melakukan banyak hal penting. Dari menggunakan alat, memahami literatur, struktur protein, struktur kimia, melakukan operasi docking untuk melihat pengobatan yang cocok dengan peneliti.

    “Untuk benar-benar merancang terapi baru, dan sintesis cepat, kami mampu membuat terapi dan mengujinya pada organoid manusia,” jelas Kellis.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Importir Daging Mumet, Aturan Rumit Hingga Harga Logistik Mahal

    Video: Importir Daging Mumet, Aturan Rumit Hingga Harga Logistik Mahal

    Jakarta, CNBC Indonesia- Importir daging sapi maupun sapi hidup disebut CEO PT Suri Nusantara Jaya, Diana Dewi mendorong upaya pemerintahan Presiden Prabowo untuk mempermudah aturan impor daging sapi RI nasional.Hal ini dibutuhkan untuk menjaga pasokan dan harga daging di dalam negeri, utamanya dalam menghadapi peningkatan kebutuhan di hari raya termasuk Lebaran Idul Fitri 2026.

    Diana juga mendorong upaya pemerintah meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat guna mendorong konsumsi dalam negeri termasuk daging sapi. Di sisi lain, persoalan distribusi dan sistem logistik yang masih mahal masih menjadi persoalan pemenuhan daging di Indonesia.

    Saat ini sektor pemasok daging juga masih menarik investor sektor pangan global seiring dengan masih tingginya prospek kebutuhan protein hewani nasional dari Sabang-Merauke. Lalu seperti apa prospek dan strategi bisnis impor daging sapi RI? Selengkapnya simak dialog Dina Gurning dengan Chief Executive Officer PT Suri Nusantara Jaya, Diana Dewi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 10/11/2025)

  • Pemerintah perkuat industri pakan nasional demi kemandirian pangan

    Pemerintah perkuat industri pakan nasional demi kemandirian pangan

    Kita ingin agar peternak kecil tidak hanya bertahan, tapi naik kelas

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah memperkuat industri pakan nasional melalui kolaborasi BUMN dan peternak rakyat guna mewujudkan kemandirian pangan serta meningkatkan ekosistem peternakan berkelanjutan di Indonesia.

    “Pembibitan harus di-back up oleh BUMN agar peternak kecil tidak kesulitan bibit dan pakan. Tapi, budi daya tetap dilakukan oleh peternak rakyat, inilah ekosistem yang sehat, saling menopang,” kata Mentan usai upacara memperingati Hari Pahlawan di Kantor Kementan, Jakarta, Senin.

    Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem peternakan nasional yang kokoh dan berkelanjutan melalui kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan peternak kecil.

    Salah satu langkah strategis yang sedang didorong adalah pembangunan pakan dan sistem pembibitan nasional yang dikawal oleh BUMN sebagai penyangga utama kebutuhan bibit, dengan dukungan investasi hingga mencapai Rp20 triliun.

    Menurutnya, penguatan sektor pembibitan BUMN bukan untuk mengambil alih peran peternak rakyat, melainkan untuk memastikan ketersediaan bibit unggul dan pakan yang terjamin bagi peternak kecil di seluruh Indonesia.

    Ia menjelaskan strategi itu akan membangun rantai nilai yang kuat dari hulu ke hilir.

    Dengan pembibitan nasional yang kuat di bawah BUMN, kualitas genetik ternak bisa ditingkatkan, produktivitas meningkat, dan risiko kekurangan pasokan dapat ditekan.

    Sementara itu, peternak kecil tetap menjadi tulang punggung budidaya, memastikan pemerataan ekonomi di pedesaan di seluruh Indonesia.

    “Kita ingin agar peternak kecil tidak hanya bertahan, tapi naik kelas. Pemerintah hadir untuk membangun ekosistem, bukan untuk menggantikan peran mereka,” tambah Mentan.

    Mentan juga mengungkapkan bahwa rencana investasi sebesar Rp20 triliun diarahkan untuk memperkuat rantai pasok pembibitan, pemeliharaan atau budidaya, serta industri pakan lokal.

    Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat-pusat pembibitan modern, laboratorium genetik, serta fasilitas distribusi bibit dan pakan yang terintegrasi dengan sistem logistik nasional.

    Amran menegaskan pula langkah besar itu merupakan bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia berdaulat pangan dan mandiri protein hewani berbasis pulau.

    Dengan sistem yang terintegrasi, Indonesia diharapkan tak lagi tergantung pada impor bakalan atau bibit unggul dari luar negeri.

    “Kalau bibit dan pakan kita kuat, peternakan nasional pasti mandiri. Kuncinya ada pada kolaborasi antara negara, BUMN, dan rakyat,” tegasnya.

    Mentan juga menekankan agar peternak kecil di seluruh Indonesia tidak merasa khawatir terhadap perubahan kebijakan yang tengah dijalankan pemerintah.

    Menurutnya, seluruh kebijakan tersebut justru dirancang untuk memperkuat posisi peternak rakyat sebagai pelaku utama di lapangan.

    “Pemerintah hadir untuk memastikan mereka tidak sendirian. Kita siapkan dukungan bibit, pakan, teknologi, bahkan akses pembiayaan,” kata Mentan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Potret Nenek 65 Tahun Punya Tubuh Bugar dan Berotot, Bikin Gen Z Iri

    Potret Nenek 65 Tahun Punya Tubuh Bugar dan Berotot, Bikin Gen Z Iri

    Jakarta

    Penampilan nenek berusia 65 tahun di Australia ini mungkin bakal bikin banyak Gen Z minder. Ketika usianya sudah tidak muda lagi, Lesley Maxwell justru memiliki bentuk tubuh indah, ramping, dengan banyak otot di tubuhnya.

    Lesley bercerita dirinya tidak ingin ‘menyerah’ dengan proses penuaan. Karena menjaga kesehatannya dengan baik, Lesley mengaku sangat bahagia dengan kondisinya. Ia bahkan merasa lebih muda dibanding ketika usianya masih berusia 40-an.

    “Saya merasa lebih muda sekarang dibandingkan saat berusia empat puluhan. Kita bisa mengembangkan tubuh yang lebih muda melalui cara kita berlatih dan apa yang kita makan. Saya adalah bukti dari itu,” ujar Lesley dikutip dari Daily Mail, Jumat (7/11/2025).

    Melalui akun media sosial, Lesley kerap membagikan rutinitasnya di pusat kebugaran. Bahkan, akun Instagram-nya sudah memiliki hampir 150 ribu pengikut.

    Dalam video-video yang diunggah, ia mampu melakukan berbagai gerakan olahraga seperti chin up hingga angkat beban, sebuah rutinitas yang mungkin tidak umum untuk orang seusianya.

    Selain rajin olahraga, Lesley juga rutin menjalani pola makan atau diet karnivora dengan modifikasi khusus. Diet karnivora konvensional hanya berfokus pada konsumsi makanan hewani tinggi lemak dan protein tanpa menghitung kalori, biasanya dimakan dalam satu atau dua kali porsi besar per hari.

    Sementara, diet karnivora yang dilakukan Lesley menyesuaikan porsi yang lebih kecil, lebih sering seperti 4-5 kali, dan fokus pada keseimbangan protein untuk membentuk serta mempertahankan otot. Sumber protein yang dikonsumsi Lesley juga lebih beragam mulai dari daging merah, unggas, ikan, dan telur.

    Kombinasi antara diet yang dijalani dan aktivitas fisik yang terus ditingkatkan memberikan hasil yang maksimal untuk tubuh Lesley.

    “Saya lebih fokus pada latihan beban karena saya sangat menyukainya untuk alasan fisik dan mental. Itu adalah cara terbaik untuk membuat tubuh lebih muda,” ujar Lesley.

    Ia mengingatkan tidak ada cara instan untuk mendapat pencapaian seperti dirinya. Komitmen untuk berlatih menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    “Latihan dapat memiliki dampak ajaib pada suasana hati kita, dan ada banyak orang sejiwa di gym. Anda tidak pernah tahu siapa yang akan Anda temui,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/sao)

  • Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Protein, Gampang Lelah hingga Cepat Lapar

    Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Protein, Gampang Lelah hingga Cepat Lapar

    Jakarta

    Pola makan di Indonesia sebagian besar masih cenderung tinggi karbohidrat dan rendah protein. Dalam satu piring, porsi nasi sering lebih dominan, sementara lauk berprotein hanya sedikit. Kondisi ini membuat tubuh tidak selalu mendapatkan jumlah protein yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik.

    Protein berperan dalam pembentukan sel, pemulihan jaringan, hingga mendukung sistem imun. Ketika asupannya kurang, tubuh akan menunjukkan sejumlah tanda. Masalahnya, banyak orang tidak menyadari bahwa sinyal-sinyal ini berkaitan dengan pola makan sehari-hari.

    Berikut beberapa tanda yang mungkin muncul ketika tubuh kekurangan protein.

    1. Gampang Lelah dan Sulit Fokus

    Protein membantu membentuk enzim dan neurotransmitter yang mengatur energi dan suasana hati. Rendahnya asupan protein bisa membuat tubuh terasa cepat lelah walau kegiatan harian biasa saja.

    Penelitian yang terbit di jurnal Nutrients tahun 2018 menyebutkan bahwa orang dengan asupan protein rendah cenderung mengalami kelelahan kronis dan penurunan konsentrasi. Jadi kalau kamu akhir-akhir ini cepat capek, mungkin bukan sekadar kurang tidur.

    2. Rambut Rontok dan Kuku Mudah Patah

    Rambut dan kuku disusun dari keratin, salah satu jenis protein. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup protein dari makanan, tubuh akan memprioritaskan pemakaian protein untuk fungsi yang lebih penting, seperti perbaikan sel dan produksi enzim. Akibatnya, produksi keratin berkurang. Hal ini membuat rambut tampak lebih tipis, mudah rontok, dan kuku menjadi rapuh serta gampang patah.

    Studi dari Journal of Dermatological Treatment tahun 2020 menemukan bahwa pola makan rendah protein berkaitan dengan penipisan rambut dan perubahan tekstur kuku.

    3. Otot Mengecil Perlahan

    Otot merupakan tempat cadangan protein tubuh. Kalau asupan protein harian tidak terpenuhi, tubuh akan mengambil cadangan dari otot. Efeknya, otot mengecil (muscle wasting). Penelitian di jurnal Clinical Nutrition tahun 2019 menunjukkan bahwa kekurangan protein, terutama pada orang yang jarang olahraga, dapat mempercepat kehilangan massa otot.

    Biasanya perubahan terlihat dari bentuk lengan dan paha yang mulai tampak lebih kecil, baju terasa lebih longgar, atau kekuatan fisik menurun saat mengangkat barang atau berolahraga. Jika dibiarkan terus-menerus, massa otot akan semakin berkurang dan tubuh menjadi lebih mudah lelah serta kurang stabil saat bergerak.

    4. Luka Lambat Sembuh

    Tubuh membutuhkan protein untuk membentuk jaringan baru dan memperbaiki sel yang rusak ketika tubuh terluka. Jika asupan protein rendah, proses ini berjalan lebih lambat karena tubuh kekurangan bahan utama untuk perbaikan.

    Studi dari jurnal Wound Repair and Regeneration tahun 2022 menunjukkan bahwa pasien dengan asupan protein kurang memiliki proses penyembuhan luka yang lebih lama dibandingkan mereka yang cukup protein. Pada kondisi tertentu, tubuh juga bisa menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena proses pemulihan jaringan tidak optimal.

    5. Sering Merasa Lapar

    Protein membantu memberi rasa kenyang yang bertahan lebih lama. Ketika asupannya rendah, tubuh cenderung lebih cepat lapar meskipun baru makan. Ini terjadi karena tubuh secara alami akan mencari sumber energi yang mudah digunakan.

    Penelitian dalam jurnal Appetite tahun 2019 menjelaskan konsep protein leverage, yaitu kondisi ketika tubuh memicu peningkatan nafsu makan ketika kebutuhan proteinnya belum terpenuhi. Hal ini bisa mengakibatkan seseorang lebih cenderung mencari makanan manis atau camilan berkalori tinggi.

    Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat membuat pola makan berubah tanpa disadari dan berpengaruh pada berat badan maupun tingkat asupan energi harian.

    Berapa Kebutuhan Protein Harian Tubuh?

    Kebutuhan protein tiap orang bisa berbeda, tergantung usia, berat badan, dan tingkat aktivitas.

    Sebagai acuan, rekomendasi umum Kementerian Kesehatan RI adalah:

    Dewasa: sekitar 0,8-1 gram protein per kilogram berat badan per hariOrang aktif atau sedang membangun otot: bisa mencapai 1,5-1,6 gram per kilogram berat badanContoh: Kalau berat badan 60 kg, kebutuhan harian sekitar 60-90 gram protein.

    Sumber Protein yang Mudah Ditemukan

    Tidak harus mahal. Banyak bahan pangan sehari-hari yang bisa jadi pilihan seperti:

    Telur (12,4 gram protein)Ikan kembung (21,3 gram protein)Ayam (18,2 gram protein)Tahu dan tempe (20,8 gram protein)Kacang hijau (22,9 gram protein)Susu (3,2 gram protein)

    Catatan: dalam setiap 100 gram.

    Halaman 2 dari 6

    Simak Video “Video: Berat Badan Hanya 22 Kg, Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)