Produk: protein

  • Gizi 280 Juta Rakyat Indonesia Diurusi Ahli Serangga

    Gizi 280 Juta Rakyat Indonesia Diurusi Ahli Serangga

    loading…

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membuka wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG). Foto/Achmad Al Fiqri

    JAKARTA – Pegiat Media Sosial Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma mencari tahu profil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana . Dokter Tifa penasaran karena Dadan membuka wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG).

    “Oh ternyata orang ini namanya Pak Dadan Hindayana ini beliau ini ternyata ahli serangga dari IPB, lalu S-2 nya juga serangga, lalu S-3 nya balik lagi ke IPB,” kata Dokter Tifa di Channel Youtube DRTF dikutip Selasa (28/1/2025).

    Dia pun menyentil keputusan mengangkat Dadan menjadi Kepala BGN. Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Dadan Hindayana sebagai Kepala BGN di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

    Dadan Hindayana diangkat sebagai Kepala Badan Gizi Nasional berdasarkan Keppres RI Nomor 94/P Tahun 2024. Dokter Tifa pun heran masalah gizi rakyat Indonesia diurusi oleh seorang ahli serangga.

    “Terus yang lucu kan dia jadi Kepala Badan Gizi Nasional gitu, ahli serangga gitu, kayak enggak ada orang lain ya, seperti tidak ada puluhan atau ratusan ahli gizi yang sangat kompeten yang layak menjadi Kepala Badan Gizi Nasional, sehingga 280 juta rakyat Indonesia itu diurusi gizinya oleh ahli serangga gitu ya,” ujarnya.

    Dia pun mengkritik wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG). Adapun wacana tersebut dilontarkan oleh Dadan Hindayana.

    “Anak Sekolah mau dikasih makan serangga? What??? Wacana Kepala Badan Gizi Nasional untuk memberikan Serangga sebagai sumber protein hewani pengganti ayam, daging, ikan, dan lauk yang tak terbeli dengan dana Rp 10,000 per anak, saya tanggapi dengan: Apakah semiskin itu negara Indonesia, sampai anak-anak sekolah mau diberi makan serangga?” kata Dokter Tifa di akun media sosial X

  • Dokter Tifa Kritik Wacana Anak Sekolah Dikasih Makan Serangga: Semiskin Itu Indonesia?

    Dokter Tifa Kritik Wacana Anak Sekolah Dikasih Makan Serangga: Semiskin Itu Indonesia?

    loading…

    Pegiat Media Sosial Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma mengkritik wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG). Foto/Instagram Tifauzia Tyassuma

    JAKARTA – Pegiat Media Sosial Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma mengkritik wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG). Adapun wacana tersebut dilontarkan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana .

    “Anak Sekolah mau dikasih makan serangga? What??? Wacana Kepala Badan Gizi Nasional untuk memberikan Serangga sebagai sumber protein hewani pengganti ayam, daging, ikan, dan lauk yang tak terbeli dengan dana Rp 10,000 per anak, saya tanggapi dengan: Apakah semiskin itu negara Indonesia, sampai anak-anak sekolah mau diberi makan serangga?” kata Dokter Tifa di akun media sosial X dikutip Selasa (28/1/2025).

    Dia pun mengaku hingga mencari informasi mengenai sosok Dadan yang membuka wacana tersebut. “Oh ternyata orang ini namanya Pak Dadan Hindayana ini beliau ini ternyata ahli serangga dari IPB, lalu S-2 nya juga serangga, lalu S-3 nya balik lagi ke IPB,” tuturnya di Channel YouTube DRTF.

    Dia pun menyentil keputusan mengangkat Dadan menjadi Kepala BGN. “Terus yang lucu kan dia jadi Kepala Badan Gizi Nasional gitu, ahli serangga gitu, kayak enggak ada orang lain ya, seperti tidak ada puluhan atau ratusan ahli gizi yang sangat kompeten yang layak menjadi Kepala Badan Gizi Nasional, sehingga 280 juta rakyat Indonesia itu diurusi gizinya oleh ahli serangga gitu ya,” ujarnya.

    Wacana Serangga Jadi Menu Makan Bergizi Gratis
    Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) membuka peluang untuk memasukkan serangga ke dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah). Langkah itu dilakukan lantaran serangga bisa menjadi sumber protein.

    “Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

    Kendati demikian, Dadan menilai serangga menjadi alternatif menu dalam program MBG. Apalagi, kata dia, bila ada sejumlah daerah yang terbiasa memakan serangga. “Itu salah satu contoh ya, kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu di situ,” katanya.

    Dadan menegaskan BGN tak menetapkan standar menu nasional, melainkan standar komposisi gizi. Ia pun menilai, sumber protein tergantung pada potensi sumber daya lokal di suatu daerah. “Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya,” kata Dadan.

    “Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telur lah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikanlah yang mayoritas, seperti itu. Sama juga dengan karbohidratnya, kalau orang sudah terbiasa makan jagung, ya karbohidratnya jagung. Meskipun nasi mungkin diberikan juga,” imbuhnya.

    (rca)

  • Wamentan Sudaryono Beberkan Alasan Pemerintah Buka Keran Impor Sapi Hidup dari Brasil – Halaman all

    Wamentan Sudaryono Beberkan Alasan Pemerintah Buka Keran Impor Sapi Hidup dari Brasil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia membuka keran impor sapi hidup untuk memenuhi kebutuhan daging dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mendukung Indonesia menuju swasembada daging serta susu.

    Impor ini akan dilakukan oleh pihak swasta, dengan pemerintah menyediakan lahan peternakan bagi mereka yang ingin berinvestasi di peternakan dengan mendatangkan sapi dari luar negeri.

    Satu negara yang disebut secara spesifik oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebagai sumber sapi impor ini adalah Brasil.

    Targetnya, 2 juta sapi hidup dari Brasil didatangkan hingga 2029. Jumlah tersebut terdiri dari 1,2 juta sapi perah dan 800 ribu sapi pedaging.

    Ada beberapa alasan mengapa Brasil dipilih sebagai negara sumber sapi impor ini.

    Pertama, Sudaryono menyebut sapi dari Brasil sudah puluhan tahun terbebas dari Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

    “Brasil ini sudah sekian puluhan tahun bebas PMK. Insyaallah mereka akan mendapatkan sertifikasi bebas [PMK], sehingga kita tidak ada isu lagi urusan PMK,” katanya dalam acara bertajuk 3 Bulan Pertama Prabowo-Gibran Memimpin Indonesia, Selasa (28/1/2025).

    Kedua, ia mengatakan bahwa Brasil memiliki populasi sapi yang besar.

    Dengan jumlah yang melimpah, mendatangkan 2 juta sapi dari Brasil dianggap mudah tanpa mengganggu keseimbangan ekonomi atau jumlah sapi di negara tersebut.

    Ketiga, Brasil merupakan negara tropis, sama seperti Indonesia.

    Oleh karena itu, sapi dari Brasil dianggap lebih mudah beradaptasi dengan cuaca di Indonesia, dibandingkan sapi dari negara subtropis Eropa yang mungkin memerlukan penyesuaian lebih sulit.

    “Brasil ini kan kayak kita ya, negara tropis. Jadi sapinya sapi tropis, relatif… ya mungkin penyesuaian enggak terlalu sulit dibandingkan kita mendatangkan sapi-sapi dari Eropa yang dari negara subtropis,” ujar Sudaryono.

    Ia kembali menegaskan bahwa di sini bukan pemerintah yang mengimpor sapi. Tidak ada penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di aktivitas ini.

    Namun, pemerintah membuka kesempatan bagi swasta, baik dari perusahaan dalam maupun luar negeri, koperasi, atau perorangan untuk berinvestasi di sektor peternakan RI dengan mendatangkan sapi dari luar negeri.

    Sejauh ini, menurut catatannya, sudah ada 160 perusahaan yang menyatakan minat untuk berinvestasi dan mendatangkan sapi impor dari Brasil dengan jumlah yang bervariasi, mulai dari 50 ribu hingga 100 ribu sapi

    Kini, Sudaryono menyebut sudah ada regulasi berupa Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur soal impor sapi oleh para pihak swasta ini.

    “Nah, PP-nya sudah diteken oleh presiden, sudah diundangkan, nah ini sekarang di fase implementasi. Ikan sepat ikan bagus, makin cepat makin bagus,” ucapnya.

    Dikritik DPR

    Keputusan pemerintah membuka keran impor ini menuai kritik dari Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan.

    Johan mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan Pemerintah yang masih bergantung pada impor bahan pangan, termasuk impor 200 ribu sapi dari Brasil untuk mendukung program ini. 

    Menurutnya, ketergantungan pada impor bahan pangan memiliki sejumlah dampak negatif.

    Pertama, Tekanan pada Anggaran Negara. Fluktuasi harga global dapat membebani anggaran, apalagi jika nilai tukar rupiah melemah.

    Kedua, Risiko Pasokan Global. Gangguan rantai pasok internasional, seperti krisis pangan atau kebijakan pembatasan ekspor dari negara lain, dapat mengancam keberlanjutan program.

    “Ketergantungan pada impor adalah solusi instan yang tidak berkelanjutan. Kita harus menjadikan program ini sebagai pendorong untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor,” tegas Johan di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Johan menekankan pentingnya penguatan produksi lokal. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor peternakan lokal.

    Berikan subsidi kepada peternak kecil, perbaiki sistem distribusi pakan, dan fasilitasi peternakan modern berbasis komunitas.

    “Peternak lokal harus menjadi tulang punggung program ini,” ucap Johan.

    Kedua, imbuhnya, diversifikasi sumber protein. Johan menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada sapi dengan mendorong produksi alternatif sumber protein seperti ikan, ayam, dan kambing.

    Indonesia memiliki potensi besar di sektor perikanan dan peternakan unggas.

    “Kita harus memanfaatkannya untuk mendukung kebutuhan protein masyarakat,” tutur Johan.

    Ketiga, lanjut Johan, infrastruktur dan teknologi. Pembangunan fasilitas seperti cold storage, sistem irigasi, dan fasilitas produksi pakan harus menjadi prioritas.

    Selain itu, pemerintah perlu memperkenalkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi peternakan.

    “Keempat, perlindungan pasar lokal. Pemerintah perlu melindungi peternak lokal dari dampak impor melalui kebijakan tarif dan kuota impor yang ketat. Jangan biarkan pasar lokal kalah oleh produk impor. Peternak kita butuh dukungan nyata,” ujar Johan.

    Kelima, kata Johan, edukasi dan diversifikasi konsumsi. Johan juga mengusulkan kampanye edukasi untuk mendorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal yang beragam, seperti ikan air tawar, ayam, dan hasil tani lainnya.

    Ia pun mengingatkan bahwa swasembada pangan adalah tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan bersama.

    “Program makan bergizi gratis ini harus menjadi bagian dari strategi besar untuk mencapai kemandirian pangan. Jika kita hanya mengandalkan impor, program ini akan menjadi pedang bermata dua yakni membantu masyarakat dalam jangka pendek, tetapi melemahkan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang,” pungkasnya. 

  • Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Berdikari Suplai Bahan Baku Pangan ke Indonesia Timur – Halaman all

    Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Berdikari Suplai Bahan Baku Pangan ke Indonesia Timur – Halaman all

    Berdikari bekerja sama dengan Pelni menyuplai bahan baku pangan ke Indonesia Timur untuk mendukung program makan siang bergizi gratis.

    Tayang: Selasa, 28 Januari 2025 11:28 WIB

    handout

    PT Berdikari bekerja sama dengan Pelni mulai menyuplai bahan baku pangan ke Indonesia Timur untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – BUMN sektor peternakan PT Berdikari bekerja sama dengan Pelni mulai menyuplai bahan baku pangan ke Indonesia Bagian Timur untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).

    General Manager Corporate Secretary & Social Responsibility PT Berdikari AS Hasbi Al-Islahi, Selasa (28/1/2025) mengatakan, pihakny menjalin kemitraannya dengan koperasi dan peternak rakyat, termasuk FGD sapi perah yang melibatkan berbagai pihak.

    General Manager Corporate Strategy & Digital Transformation PT Berdikari Teddy Margamulia optimistis dapat terus mendukung ketahanan pangan nasional. 

    “Keberhasilan kami dalam mencatatkan laba positif selama lima tahun berturut-turut sekaligus mengoptimalkan aset perusahaan bukti nyata dedikasi perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya yang bersumber dari protein hewani,” terangnya. 

    Di 2024, PT Berdikari berhasil mencatat laba terbesar mencapai ratusan miliar dan capaian ini membuat pihaknya optimistis akan kembali mencatatkan laba secara konsisten ke depannya.

    “Keberhasilan mencatatkan laba terbesar di 2024 adalah bukti nyata dari kerja keras seluruh Manajemen dan Pegawai PT Berdikari. Capaian ini langkah awal menuju kontribusi yang lebih besar bagi ketahanan pangan nasional,” ujar AS Hasbi.

    Melalui anak perusahaan PT Berdikari Meubel Nusantara (BMN), Berdikari berhasil menembus pasar ekspor Eropa dan menjadi pelopor di industri peternakan dan pangan nasional.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Wanti-wanti Dokter Anak soal Viral Bayi 9 Bulan Dikasih Makan Nasi Padang

    Wanti-wanti Dokter Anak soal Viral Bayi 9 Bulan Dikasih Makan Nasi Padang

    Jakarta

    Viral video seorang bayi 9 bulan diberi makan nasi padang menuai pro kontra di masyarakat. Dalam video tersebut terlihat banyak potongan cabai yang ada di nasi padang tersebut.

    Tak sedikit yang menyayangkan orang tua dari bayi tersebut, mengingat nasi padang identik dengan cita rasa pedas yang tidak cocok untuk anak seusia tersebut.

    “Kasian lambungnya,” kata netizen lainnya.

    “Kalau udah sakit perutnya, emaknya nangis-nangis. Boleh juga tp liat umur anak mbok d eman,” tutur netizen lainnya.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Meta Herdiana Hanindita SpA(K) mengatakan pada dasarnya tak ada literatur terkait ketentuan kapan makan pedas boleh mulai diberikan. Menurutnya, makanan pedas tergantung dari budaya lokal itu sendiri.

    “Orang luar negri yang ga pernah makan makanan pedas, umur berapa pun kalau dikasih makanan pedasnya indonesia ya bisa bereaksi juga,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (27/1/2025).

    Meski begitu, dr Meta menjelaskan cabe tak mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi dan hanya perasa. Artinya, tak terlalu penting untuk diberikan saat bayi sudah Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    dr Meta juga mewanti-wanti memberikan makanan pedas pada bayi bisa memicu sejumlah risiko kondisi kesehatan.

    “Yang saya lihat di video tadi ada banyak potongan cabenya. Tapi anaknya oke-oke saja ya nggak ngerasa kepedesan. Pedas=sangat subyektif. Tapi karena bayi masih sensitif, bisa bikin diare, sakit perut,” imbuhnya lagi.

    Di sisi lain, dr Meta menyebut MPASI pada bayi 9 bulan harus mengandung berbagai nutrisi penting, seperti karbohidrat, lemak, protein seperti hewani, sayur, hingga buah-buahan sedikit saja.

    Seandainya diberi nasi padang seperti nasi dan rendang, menurut dr Meta tidak masalah.

    “Nasi= karbo, Santan= lemak, Daging= protein hewani, Teksturnya disesuaikan dengan kemampuan,” katanya lagi.

    “Nasi padangnya boleh, tapi jangan langsung pedas juga,” katanya menyarankan.

    (suc/up)

  • Wacana Serangga Jadi Menu Makan Bergizi Gratis, Irma Suryani Bakal Tegur Dadan Hindayana

    Wacana Serangga Jadi Menu Makan Bergizi Gratis, Irma Suryani Bakal Tegur Dadan Hindayana

    loading…

    Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago bakal menegur Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang buka peluang serangga jadi menu Makan Bergizi Gratis. Foto/Dok DPR dan SindoNews

    JAKARTA – Wacana Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk menjadikan serangga seperti belalang dan ulat sagu sebagai menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus mendapat kritikan. Kali ini, kritikan dari Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago.

    “Duh kenapa bikin pro kontra sih! Urusan variasi menu, nilai gizi, rasa, dan kualitas belum beres, sudah ngomongin serangga,” kata Irma kepada SindoNews, Selasa (28/1/2025).

    Politikus Partai Nasdem ini pun bakal menegur Dadan Hindayana pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR bersama Badan Gizi Nasional nantinya. Irma menilai wacana yang dilempar Dadan bikin gaduh.

    “Besok kalau RDP dengan Komisi 9 saya akan tegur beliau! Jika masih ada makanan bergizi lainnya ngapain pakai menu serangga! Yang begini ini bikin gaduh! Nggak bijak,” pungkasnya.

    Wacana Serangga Jadi Menu Makan Bergizi Gratis
    Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) membuka peluang untuk memasukkan serangga ke dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah). Langkah itu dilakukan lantaran serangga bisa menjadi sumber protein.

    “Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

  • Emilia Contessa Meninggal karena Gagal Jantung Akut, Kenali Tanda Pasien Harus Segera Dibawa ke RS – Halaman all

    Emilia Contessa Meninggal karena Gagal Jantung Akut, Kenali Tanda Pasien Harus Segera Dibawa ke RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan. Artis senior Emilia Contessa tutup usia pada Senin (27/1/2025).

    Ibunda artis Denada Tambunan ini meninggal dunia akibat gagal jantung akut di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    Emilia sempat mendapatkan perawatan intensif, sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 18.00 WIB.

    Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan, dr. Ayyub Erdianto, Emilia mengalami serangan jantung mendadak yang mengakibatkan Acute Lung Oedema atau edema paru.

     “Kegagalan pompa jantung menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru sehingga menimbulkan sesak berat,” jelas dr. Ayyub dikutip dari TribunJateng.

    Gagal jantung akut merupakan kondisi medis serius dimana jantung tiba-tiba tidak mampu memompa darah dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

    Kondisi ini harus membutuhkan penanganan medis yang cepat.

    Gagal jantung akut dengan edema paru merupakan salah satu jenis gagal jantung akut.

    Kondisinya ditandai dengan penumpukan cairan di paru-paru yang mengakibatkan pernafasan terganggu.

    Berikut tanda atau gejala yang patut diwaspadai ketika mengalami gagal jantung akut seperti dikutip dari berbagai sumber.

    Salah satu tanda dan gejala gagal jantung akut yang paling umum adalah sesak nafas.

    Lalu bernapas berat, rasanya seperti tercekik, berjuang untuk bernafas saat berbaring, dada sesak, pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, atau perut, detak jantung yang tidak teratur, batuk hingga pingsan atau pusing.

    Jika menemui gejala atau tanda di atas, segeralah mencari pertolongan medis ke rumah sakit.

    Semakin cepat, semakin besar peluang Anda untuk pulih.

    Dikutip dari Cleveland clinic, ada banyak penyebab gagal jantung akut. Seperti masalah irama jantung (aritmia), penyakit arteri koroner, penyakit katup jantung, kardiomiopati, penyakit ginjal lanjut.

    Kemudian gangguan penggunaan alkohol, gumpalan darah di paru-paru (emboli paru), diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), apnea tidur, stroke, maupun infeksi virus (seperti penyakit jantung rematik)

    Menjalani gaya hidup sehat merupakan cara untuk mencegah penyakit tersebut.

    Seseorang harus menjaga berat badan tetap ideal.

    Konsumsi makanan yang tinggi serat atau tinggi protein, seperti sayur, buah, ikan, dan biji-bijian atau serealia.

    Mengurangi asupan gula dan garam serta minuman beralkohol.

    Berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari

    Cukupi waktu tidur dan istirahat, mengelola stres dengan baik dan tidak merokok.

    Seseorang juga bisa mencegahnya dengan rutin menjalani pemeriksaan kesehatan berupa tekanan darah, kolesterol dan gula darah. (*)

  • Survei: 91 Persen Masyarakat Tahu Program MBG, Tapi Hanya 64 Persen yang Puas – Page 3

    Survei: 91 Persen Masyarakat Tahu Program MBG, Tapi Hanya 64 Persen yang Puas – Page 3

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa serangga dapat menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal di masing-masing daerah.

    “Jika di daerah tertentu masyarakat sudah terbiasa mengonsumsi serangga, maka serangga bisa menjadi menu di wilayah tersebut,” ujar Dadan dikutip dari Antara, Minggu (26/1/2025).

    Menurut Dadan, variasi menu dalam program MBG menunjukkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak menerapkan standar menu yang seragam secara nasional. Sebaliknya, yang ditetapkan adalah standar komposisi gizi nasional yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan potensi lokal.

    Dadan menjelaskan bahwa serangga merupakan salah satu sumber protein tinggi yang kaya gizi dan sudah menjadi konsumsi di beberapa daerah di Indonesia. Selain serangga, ia juga mencontohkan sumber protein lain yang bergantung pada ketersediaan lokal.

    “Ada daerah yang memiliki banyak telur, ada juga yang kaya ikan. Jadi, sumber protein bergantung pada potensi daerah masing-masing,” jelasnya.

    Selain protein, Dadan juga membuka kemungkinan variasi menu berbasis karbohidrat. Untuk wilayah yang masyarakatnya terbiasa mengonsumsi jagung, singkong, atau pisang rebus, nasi bisa digantikan oleh bahan pangan tersebut.

    “Ini adalah salah satu contoh bagaimana keberagaman pangan bisa diakomodasi dalam program makan bergizi gratis,” tambah Dadan.

  • Serangga Masuk dalam Menu Makan Bergizi Gratis, BGN Sesuaikan dengan Potensi Daerah

    Serangga Masuk dalam Menu Makan Bergizi Gratis, BGN Sesuaikan dengan Potensi Daerah

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan sejumlah standar utama dalam program makan bergizi gratis (MBG), termasuk pemenuhan kalori dan komposisi gizi. Salah satu terobosan dalam standar ini adalah pengakuan terhadap serangga sebagai alternatif sumber protein yang dapat digunakan dalam menu makanan lokal.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana menjelaskan, meskipun terdapat standar gizi yang harus dipenuhi, variasi menu dapat disesuaikan dengan sumber daya lokal yang ada di setiap daerah.

    “Menu makanan harus mengandung 30% protein, 40% karbohidrat, dan 30% serat. Namun, kami tidak menetapkan menu secara nasional, melainkan secara lokal, menyesuaikan dengan potensi dan selera pangan masing-masing daerah,” ujar Dadan pada acara Rapimnas PIRA di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (25/1/2025).

    Menurutnya, hal ini diberlakukan karena setiap daerah di Indonesia memiliki keunggulan pangan yang berbeda. Misalnya, daerah yang kaya akan telur, ayam, atau daerah tertentu yang lebih banyak ikan.

    “Jadi, 30% protein itu tidak harus sama di setiap daerah. Bahkan, di beberapa daerah yang mengonsumsi serangga, seperti belalang atau ulat sagu, itu bisa menjadi bagian dari sumber protein. Begitu pula dengan sumber karbohidrat,” tambah Dadan.

    Dadan juga menyebutkan, pilihan menu karbohidrat di Jawa Barat mayoritas adalah nasi, sementara di Nusa Tenggara Timur (NTT), jagung lebih digemari. Di Indonesia Timur, seperti Halmahera, singkong dan pisang menjadi pilihan utama.

    Selain itu, kata dia, higienitas dan keamanan pangan juga menjadi aspek penting dalam standar program makan bergizi gratis. 

    “Bagi mitra yang ingin bekerja sama dengan BGN, fasilitas produksi yang higienis sangat penting. Tidak perlu mewah, tapi alur produksi harus teratur dan bersih, serta terbebas dari kontaminasi luar,” jelasnya.

    Keamanan pangan, termasuk bebas dari pestisida dan bahan berbahaya, juga menjadi prioritas utama. Dadan berharap agar semua mitra dapat memenuhi empat standar utama ini sebelum menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional dalam mewujudkan program makan bergizi gratis.

  • Halua Kenari Khas Minahasa, Camilan Manis Kaya Protein Nabati

    Halua Kenari Khas Minahasa, Camilan Manis Kaya Protein Nabati

    Liputan6.com, Minahasa – Halua kenari merupakan camilan khas Minahasa sejenis manisan atau permen. Camilan ini melengkapi khazanah camilan khas Minahasa selain klappertaart dan bagea.

    Sesuai namanya, halua kenari mengandung kacang kenari yang populer sebagai bahan khas kuliner Minahasa. Mengutip dari indonesiakaya.com, kacang kenari memang merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh subur di Sulawesi Utara.

    Pohon kenari masuk ke dalam kategori tumbuhan yang tahan lama. Konon, pohon ini bisa bertahan hingga puluhan bahkan ratusan tahun.

    Pohon ini memiliki ukuran yang cukup besar dengan banyak cabang. Pohon kenari mengalami dua kali masa panen dalam setahun. Tak heran jika kenari dijadikan bahan berbagai kuliner khas Minahasa, termasuk halua kenari.

    Halua kenari masuk dalam kategori camilan manis. Meski demikian, camilan ini juga terkenal dengan cita rasa gurih dengan aroma kelapa yang menggoda.

    Selain kenari, halua kenari juga dibuat dari bahan-bahan lain, seperti gula kelapa, santan, dan daun pandan. Penggunaan gula kelapa akan memberikan rasa manis yang alami. Adapun penggunaan santan membuat halua kenari memiliki tekstur yang lembut.

    Halua kenari dibuat dari kenari segar yang sudah dipisah dari cangkangnya atau kenari kupas. Tak jarang, beberapa orang juga menggunakan kenari yang sudah dipanggang untuk memperoleh rasa yang lebih khas.

    Proses pembuatan halua kenari dimulai dengan memanaskan santan bersama daun pandan hingga mendidih. Selanjutnya dalam wadah terpisah, kenari dan gula kelapa dicampurkan.

    Selanjutnya, kedua adonan dicampur dan dimasak di atas api sedang. Proses memasak ini harus sambil terus diaduk hingga adonan mengental dan terlepas dari sisi panci.

    Setelah 20-30 menit, proses ini selesai dan telah mencapai konsistensi yang diinginkan. Selanjutnya, adonan diangkat dan dituangkan ke dalam loyang yang sudah diolesi minyak.

    Pada zaman dahulu, masyarakat setempat masih menggunakan cara tradisional dengan menuangkan adonan halua kenari di atas daun pisang. Setelahnya, halua kenari didiamkan hingga dingin dan mengeras sebelum dipotong-potong sesuai selera.

    Tak hanya lezat, halua kenari juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Hal itu karena kenari merupakan sumber protein nabati yang kaya.

    Biasanya, halua kenari dihidangkan dalam bentuk potongan-potongan kecil, sehingga mudah dinikmati. Camilan ini juga biasa dikonsumsi saat santai atau sebagai makanan pencuci mulut.

    Penulis: Resla