Produk: protein

  • 9 Makanan yang Bisa Memperparah Penyakit Ginjal

    9 Makanan yang Bisa Memperparah Penyakit Ginjal

    Jakarta, Beritasatu.com – Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dengan menyaring limbah dan kelebihan cairan, serta mengatur kadar mineral seperti natrium, fosfor, dan kalium. Namun, ada beberapa makanan yang dapat memperparah penyakit ginjal karena kandungan mineralnya yang tinggi.

    Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan tersebut dapat meningkatkan beban kerja ginjal, menyebabkan penumpukan zat berbahaya dalam darah, dan memperburuk kondisi kesehatan penderita. Oleh karena itu, penderita penyakit ginjal perlu lebih selektif dalam memilih makanan agar tidak semakin memperburuk fungsi ginjal mereka.

    Berikut ini sembilan makanan yang dapat memperparah penyakit ginjal dan sebaiknya dihindari, dikutip dari Very Well Health, Rabu (12/2/2025).

    1. Roti gandum
    Roti gandum memang dikenal sehat karena kaya serat, tetapi penderita penyakit ginjal sebaiknya menghindarinya karena kandungan fosfor dan kaliumnya yang tinggi. Sebagai contoh, satu potong roti gandum utuh mengandung sekitar 76,3 mg fosfor dan 90 mg kalium, sedangkan roti putih hanya mengandung 31,6 mg fosfor dan 32,8 mg kalium. Kandungan mineral yang tinggi ini dapat menumpuk dalam darah dan memperparah kondisi ginjal.

    2. Tomat
    Tomat dan produk olahannya, seperti saus tomat, memiliki kadar kalium yang tinggi. Dalam satu cangkir saus tomat terdapat sekitar 910 mg kalium, sementara satu tomat berukuran sedang mengandung sekitar 292 mg kalium. Kandungan kalium yang berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit pada penderita penyakit ginjal.

    3. Alpukat
    Meskipun alpukat kaya akan nutrisi, buah ini sebaiknya dihindari oleh penderita penyakit ginjal karena mengandung kalium dalam jumlah tinggi. Satu buah alpukat (200 g) mengandung sekitar 975 mg kalium, yang jauh melebihi batas aman untuk penderita ginjal.

    4. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan mengandung protein nabati dan serat yang baik, tetapi juga memiliki kadar fosfor dan kalium yang tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, kacang-kacangan dapat meningkatkan kadar mineral ini dalam darah, yang berbahaya bagi penderita penyakit ginjal. Oleh karena itu, konsumsi kacang-kacangan perlu dibatasi.

    5. Acar
    Acar merupakan makanan yang diawetkan dan mengandung natrium dalam jumlah tinggi. Misalnya, satu acar besar mengandung sekitar 1.630 mg natrium, sementara penderita penyakit ginjal disarankan untuk membatasi asupan natrium kurang dari 2.300 mg per hari. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memperparah kondisi ginjal.

    6. Kentang dan ubi
    Kentang dan ubi memiliki kadar kalium yang tinggi, yang dapat membahayakan penderita penyakit ginjal. Satu buah kentang berukuran sedang mengandung sekitar 610 mg kalium, sedangkan ubi jalar berukuran sedang mengandung sekitar 542 mg kalium. Untuk mengurangi kadar kaliumnya, kentang dan ubi dapat direndam terlebih dahulu sebelum dimasak, tetapi tetap harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

    7. Beras merah
    Beras merah sering dianggap lebih sehat dibandingkan nasi putih, tetapi bagi penderita penyakit ginjal, nasi merah memiliki kadar fosfor dan kalium yang lebih tinggi. Satu cangkir (155 g) nasi merah mengandung 149 mg fosfor dan 94,6 mg kalium, sedangkan nasi putih dengan jumlah yang sama hanya mengandung 68,8 mg fosfor dan 53,9 mg kalium. Oleh karena itu, penderita penyakit ginjal sebaiknya memilih nasi putih sebagai alternatif yang lebih aman.

    8. Daging olahan
    Daging olahan, seperti sosis, hot dog, kornet, dan dendeng sapi, mengandung kadar natrium dan protein yang tinggi. Konsumsi daging olahan secara berlebihan dapat memperberat kerja ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis. Sebaiknya, penderita penyakit ginjal mengonsumsi daging segar dengan jumlah yang terbatas dan dimasak dengan cara yang lebih sehat.

    9. Makanan cepat saji
    Makanan cepat saji umumnya mengandung natrium dalam jumlah tinggi karena digunakan untuk meningkatkan rasa dan daya tahan makanan. Penderita penyakit ginjal yang kesulitan mengeluarkan kelebihan natrium dari tubuh sebaiknya menghindari atau membatasi konsumsi makanan cepat saji agar tidak memperburuk kondisi ginjal mereka.

    Pola makan yang tidak sehat dapat memperparah kondisi penyakit ginjal, terutama makanan yang tinggi natrium, fosfor, dan kalium. Beberapa makanan, seperti roti gandum, tomat, alpukat, kacang-kacangan, acar, kentang, beras merah, daging olahan, dan makanan cepat saji sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

    Dengan menjaga pola makan yang tepat, penderita penyakit ginjal dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, memahami makanan yang dapat memperparah penyakit ginjal sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal dalam jangka panjang.

  • Tips Memilih Menu Sarapan yang Praktis dan Sehat

    Tips Memilih Menu Sarapan yang Praktis dan Sehat

    JAKARTA – Sarapan termasuk bagian penting dari gaya hidup sehat yang sering kali diabaikan. Memilih sarapan yang tepat dapat memberikan energi yang cukup untuk memulai hari dengan optimal.

    Sarapan sehat sebaiknya mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral dari sayuran dan buah. Dengan memilih menu yang seimbang, tubuh akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk beraktivitas sepanjang pagi tanpa merasa cepat lelah atau mengantuk.

    Meskipun demikian, masih banyak masyarakat Indonesia, termasuk pekerja dan anak-anak, yang sering melewatkan sarapan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan, sementara 66,8 persen anak mengonsumsi sarapan dengan kualitas gizi yang rendah.

    Lantas, bagaimana cara memilih menu sarapan yang sehat dan tetap praktis? Berikut beberapa tips dari ahli gizi Tommy G, S.Gz, RD, dipl Nutrigenetics.

    1. Pastikan mengandung nutrisi makro dan mikro

    Sarapan yang seimbang harus mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum, protein dari telur, ayam, tahu, atau tempe, serta lemak sehat dari alpukat dan kacang-kacangan. Jangan lupa untuk menambahkan sayur dan buah agar kaya serat, vitamin, dan mineral.

    2. Pilih menu yang mudah dibuat dan bernutrisi

    Kesibukan sering menjadi alasan utama melewatkan sarapan. Oleh karena itu, pilihlah menu yang cepat disiapkan tetapi tetap kaya nutrisi. Misalnya, nasi goreng ayam yang mengandung karbohidrat, protein, serta tambahan serat dari sayuran seperti wortel dan tomat.

    3. Hindari sarapan yang terlalu manis atau berminyak

    Konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi seperti donat atau sereal manis bisa menyebabkan lonjakan energi yang cepat turun, sehingga tubuh mudah lemas. Makanan yang terlalu berminyak juga dapat memperlambat proses pencernaan dan mengganggu aktivitas pagi.

    4. Sesuaikan porsi dengan kebutuhan energi

    Porsi sarapan harus cukup untuk memberikan energi hingga waktu makan siang, tetapi tidak berlebihan agar tidak membuat tubuh mengantuk atau merasa terlalu kenyang.

  • Apakah Sakit Ginjal Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

    Apakah Sakit Ginjal Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Belakangan muncul pertanyaan, apakah penyakit ginjal bisa sembuh? Ginjal merupakan organ vital yang berperan penting dalam menyaring dan membuang zat sisa dari tubuh.

    Ketika fungsi ginjal terganggu, proses penyaringan limbah dan racun dalam darah pun menurun secara perlahan. Penyakit ginjal terbagi menjadi dua jenis, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.

    Penyakit ini sering menjadi kekhawatiran karena pengobatannya bisa memerlukan cuci darah seumur hidup. Lalu, apakah sakit ginjal bisa sembuh? Berikut ini penjelasan dari ahli.

    Menurut Zulkhair Ali, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, yang dikutip dari laman SehatNegeriKu, kesembuhan penyakit ginjal tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

    Penyakit ginjal akut, meskipun gejalanya terlihat berat, masih bisa disembuhkan secara sempurna. Namun, penyakit ginjal kronis tidak menunjukkan gejala awal, dan ketika sudah parah, penderita harus menjalani cuci darah seumur hidup karena tidak bisa disembuhkan.

    Meski begitu, penyakit ginjal kronis tetap perlu diobati untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mengelola penyebab atau penyakit penyertanya.

    Meskipun penyakit ginjal akut bisa sembuh, kondisi ini tidak boleh diabaikan karena berisiko berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Jika sudah mencapai tahap kronis, jawaban dari pertanyaan apakah sakit ginjal bisa sembuh, adalah tidak.

    Pada gagal ginjal kronis, kerusakan sel-sel ginjal sudah parah dan akan terus memburuk hingga ginjal tidak berfungsi sama sekali. Beberapa gejala gagal ginjal akut, antara lain jarang buang air kecil, kelelahan, bengkak di kaki atau sekitar mata, sesak napas, mual, dan nyeri dada.

    Setelah memahami perbedaan antara gagal ginjal akut dan kronis, penting juga untuk mengetahui cara mengobati penyakit ginjal. Beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti berikut ini.

    – Mengelola kadar gula darah agar tetap normal, terutama bagi penderita diabetes.

    – Mengontrol tekanan darah secara rutin dan minum obat sesuai anjuran dokter bagi penderita hipertensi.

    – Menghindari konsumsi obat atau suplemen sembarangan tanpa petunjuk dokter, karena dapat membebani kerja ginjal.

    – Memperhatikan pola makan dan mengikuti anjuran ahli gizi. Penderita penyakit ginjal umumnya perlu menghindari makanan tinggi protein, kolesterol, sodium, dan kalium.

    – Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.

    Selain pengobatan, menjaga kesehatan ginjal juga sangat penting. Beberapa cara untuk memelihara kesehatan ginjal seperti berikut ini.

    – Aktif bergerak dan berolahraga secara rutin untuk menjaga kebugaran fisik.
    – Menjaga berat badan tetap ideal.
    – Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rendah natrium.
    – Minum air putih minimal 2 liter atau 8 gelas per hari.

    Jadi, apakah sakit ginjal bisa sembuh Jawabannya tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakitnya. Penting untuk melakukan pemeriksaan ginjal secara rutin ke dokter spesialis penyakit dalam.

    Selain mendeteksi gagal ginjal akut maupun kronis sedini mungkin, pemeriksaan rutin juga membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah gangguan ginjal lainnya. Apakah sakit ginjal bisa sembuh memang menjadi pertanyaan penting, tetapi pencegahan dan penanganan dini adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan ginjal.

  • Mudah Dijumpai, Inilah 3 Keunggulan Buah Sukun yang Jarang Orang Tahu

    Mudah Dijumpai, Inilah 3 Keunggulan Buah Sukun yang Jarang Orang Tahu

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sukun adalah buah asli Indonesia yang mendunia dengan nama breadfruit. Penemuan buah ini oleh penjelajah Inggris William Dampier pada abad ke-17 membuka mata dunia akan keunggulan pangan dari Nusantara.

    Lebih dari tiga abad sejak penemuannya, penelitian modern membuktikan sukun bukan sekadar buah biasa. Tingginya kandungan vitamin C, potasium, magnesium, dan serat, ditambah rendahnya kadar lemak serta gula menjadikan sukun sebagai sumber nutrisi yang ideal.

    Status sukun sebagai buah unggul yang disematkan Dampier (seorang penyelidik ilmiah berkebangsaan Inggris) kini mendapat validasi ilmiah. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga keunggulan buah sukun:

    1. Tanaman Superfood

    Sukun (Artocarpus altilis) memiliki beragam keunggulan yang menjadikannya sebagai tanaman superfood masa depan. Sebagai tanaman yang cepat berbuah dan mudah dirawat, sukun tidak memerlukan perawatan intensif seperti tanaman pangan lainnya.

    Kemampuan adaptasinya terhadap cuaca ekstrem membuat sukun dapat bertahan di berbagai kondisi lingkungan. Kekayaan nutrisi yang terkandung dalam sukun diimbangi dengan rendahnya kalori.

    Hal ini menjadikannya pilihan pangan yang sehat dan berkelanjutan. Keunggulan lain dari tanaman ini terletak pada kemampuannya tumbuh di berbagai jenis lahan. Dibandingkan dengan beras dan gandum yang membutuhkan perawatan khusus dan lahan spesifik, sukun menawarkan kemudahan dalam proses penanaman dan pemeliharaan.

    2. Solusi Krisis Pangan

    Buah sukun hadir sebagai harapan baru dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Tanaman ini memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan ideal sebagai alternatif pangan masa depan. Mulai dari karakteristiknya yang cepat berbuah hingga kemudahan dalam perawatan.

    Daya adaptasinya terhadap cuaca ekstrem dan kandungan nutrisi yang tinggi semakin menguatkan posisinya sebagai pangan alternatif. Terlebih ketersediaannya yang tidak bergantung pada musim panen pangan seperti beras.

    Di tengah perubahan iklim yang meningkatkan risiko patogen pada bahan makanan dan kontaminasi kimia yang lebih tinggi, sukun menjadi solusi pangan yang lebih aman. Ketahanannya terhadap perubahan cuaca ekstrem menjadikannya lebih terjamin dari segi keamanan pangan dibandingkan tanaman pangan lainnya.

    Dari segi manfaat kesehatan, sukun menyimpan beragam khasiat yang menjadikannya superfood yang ideal. Kandungan seratnya yang tinggi membantu memberikan rasa kenyang lebih lama.

    Kandungan omega 3 dan omega 6 dalam sukun melengkapi nilai nutrisinya, ditambah dengan kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Sukun juga dikenal dengan manfaatnya dalam mengatasi masalah pencernaan, khususnya kesulitan buang air besar.

    3. Nutrisi Tinggi

    Sebagai sumber karbohidrat kompleks, protein, serat, air, mineral, dan vitamin, sukun merupakan paket nutrisi lengkap dalam satu buah. Kontribusi sukun terhadap lingkungan juga patut diperhitungkan melalui kemampuannya menyerap karbon.

    Dari segi manfaat konsumsi, sukun berperan penting dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Kemampuannya membuat perut kenyang lebih lama menjadikannya pilihan ideal untuk makanan diet. Lebih dari itu, potensi sukun dalam mengurangi kelaparan membuka harapan baru bagi ketahanan pangan global.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Jangan Sembarangan, Ini 8 Jajanan yang Jadi Pemicu Penyakit Ginjal

    Jangan Sembarangan, Ini 8 Jajanan yang Jadi Pemicu Penyakit Ginjal

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyakit ginjal adalah istilah yang merujuk pada berbagai gangguan yang memengaruhi fungsi ginjal, terutama dalam menyaring limbah dari darah. Jajanan yang jadi pemicu penyakit ginjal sering kali mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti garam, gula, dan pengawet, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

    Penyakit ini dapat menyerang semua usia dan memiliki berbagai jenis, seperti gagal ginjal, infeksi ginjal, dan batu ginjal. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi jajanan tertentu agar terhindar dari risiko penyakit ginjal.

    Berikut ini delapan jenis jajanan yang perlu dibatasi untuk mencegah penyakit ginjal, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (12/2/2025).

    1. Keripik
    Keripik kentang dan makanan ringan sejenisnya sering kali mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Garam berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal dalam menyaring kelebihan natrium.

    Jika dikonsumsi secara rutin, hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis (PGK). Selain itu, banyak produk keripik juga mengandung lemak trans dan bahan tambahan seperti perasa buatan, yang dapat meningkatkan peradangan dan memperburuk fungsi ginjal dari waktu ke waktu.

    2. Makanan olahan
    Sosis, nuget, daging kaleng, dan makanan olahan lainnya umumnya kaya akan natrium, bahan pengawet, serta zat aditif seperti nitrit dan fosfat. Natrium dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan memperberat kerja ginjal.

    Pengawet seperti nitrit telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya. Konsumsi daging olahan dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan kadar asam dalam tubuh, yang membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan pH darah.

    3. Soda
    Minuman bersoda, baik yang mengandung gula maupun soda diet, dapat berdampak buruk pada ginjal. Soda mengandung asam fosfat, yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal jika dikonsumsi berlebihan.

    Selain itu, kadar gula tinggi dalam soda dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, dua kondisi yang sangat berkaitan dengan penyakit ginjal kronis. Beberapa penelitian juga menunjukkan konsumsi soda berlebihan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara bertahap.

    4. Makanan kalengan
    Makanan kalengan, seperti sup, sayuran, atau ikan dalam kaleng, sering kali mengandung natrium dalam jumlah tinggi sebagai pengawet. Natrium yang berlebihan dalam makanan ini dapat membuat ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam dari tubuh.

    Selain itu, beberapa kemasan kaleng mengandung senyawa Bisphenol-A (BPA), yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berpotensi berdampak buruk pada kesehatan ginjal serta organ lainnya.

    5. Makanan manis
    Permen, kue, es krim, dan makanan tinggi gula lainnya dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.

    Diabetes yang tidak terkontrol adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal. Selain itu, konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan mempercepat kerusakan ginjal.

    6. Makanan instan
    Mi instan, makanan beku, dan makanan cepat saji lainnya sering kali mengandung kadar natrium dan MSG yang tinggi, tetapi rendah nutrisi. Tingginya kadar garam dalam makanan instan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan beban kerja ginjal. MSG, atau monosodium glutamat, juga dapat berkontribusi terhadap disfungsi metabolik yang berdampak negatif pada kesehatan ginjal.

    7. Produk yang mengandung susu
    Susu dan produk turunannya, seperti keju dan yoghurt, mengandung protein hewani serta fosfor dalam jumlah tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, fosfor dapat menumpuk dalam darah dan membahayakan ginjal, terutama bagi mereka yang sudah memiliki gangguan ginjal.

    Selain itu, protein hewani yang tinggi dapat meningkatkan beban kerja ginjal dalam proses metabolisme nitrogen, sehingga berisiko mempercepat penurunan fungsi ginjal.

    8. Alkohol
    Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, meningkatkan tekanan darah, dan merusak sel-sel ginjal. Alkohol juga dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh dan mempercepat perkembangan penyakit ginjal kronis. Dalam jangka panjang, alkohol dapat menyebabkan kerusakan hati, yang juga berdampak buruk pada kesehatan ginjal karena kedua organ ini bekerja sama dalam detoksifikasi tubuh.

    Demi menjaga kesehatan ginjal, sebaiknya kurangi konsumsi jajanan yang tinggi garam, gula, dan bahan kimia berbahaya. Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi makanan sehat dan minum air mineral secara teratur.

    Dengan pola hidup yang lebih sehat, risiko penyakit ginjal dapat diminimalisir. Jajanan yang jadi pemicu penyakit ginjal ini perlu diwaspadai agar kesehatan tubuh tetap terjaga.

  • Studi Baru Ungkap Makan Telur Bisa Cegah Mati Muda, Segini Batas Konsumsinya

    Studi Baru Ungkap Makan Telur Bisa Cegah Mati Muda, Segini Batas Konsumsinya

    Jakarta

    Studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti Monash University mengungkapkan bahwa mengonsumsi telur dikaitkan dengan risiko kematian lebih rendah pada orang dewasa tua yang sehat dibandingkan mereka yang tak pernah mengonsumsi atau jarang makan telur.

    Penelitian ini melibatkan 8.756 orang dewasa berusia 70 tahun atau lebih, yang melaporkan sendiri frekuensi total asupan telur mereka: tidak pernah/jarang (jarang/tidak pernah, atau 1-2 kali/bulan), mingguan (1-6 kali/minggu), dan harian (setiap hari/beberapa kali per hari).

    Penulis pertama sekaligus dosen di Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Monash University, mengatakan dibandingkan dengan orang dewasa tua yang tidak pernah atau jarang makan telur (hingga dua kali sebulan), mereka yang makan telur 1-6 kali seminggu memiliki risiko kematian 15 persen lebih rendah akibat penyebab apapun, dan risiko kematian 29 persen lebih rendah terkait penyakit kardiovaskular.

    Menurutnya, telur merupakan makanan yang padat nutrisi, sumber protein yang kaya, dan sumber nutrisi penting seperti vitamin B, folat, asam lemak tak jenuh, vitamin yang larut dalam lemak (E, D, A, dan K), kolin, serta berbagai mineral dan elemen lainnya.

    “Telur juga merupakan sumber protein dan nutrisi yang mudah diperoleh bagi orang dewasa yang lebih tua, dengan penelitian menunjukkan bahwa telur merupakan sumber protein pilihan bagi orang dewasa yang lebih tua yang mungkin mengalami penurunan fisik dan sensorik terkait usia,” katanya seperti dikutip di laman resmi Monash University ,Rabu (12/2/2025).

    Pedoman Diet Australia saat ini dan American Heart Association (AHA merekomendasikan agar orang dewasa dengan kadar kolesterol normal dapat mengonsumsi hingga tujuh butir telur per minggu, sementara beberapa negara Eropa menyarankan untuk membatasinya hingga 3-4 butir telur per minggu.

    AHA juga mendukung hingga dua butir telur per hari untuk orang dewasa yang lebih tua dengan kadar kolesterol normal.

    “Penelitian sebelumnya telah mengamati risiko kematian yang lebih tinggi akibat konsumsi telur bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi. Karena alasan ini, kami juga meneliti hubungan antara konsumsi telur dan kematian pada orang dengan dan tanpa dislipidemia (kolesterol tinggi yang didiagnosis secara klinis),” ucapnya.

    “Kami menemukan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 27 persen lebih rendah pada peserta dengan dislipidemia yang mengonsumsi telur setiap minggu, dibandingkan dengan peserta yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi telur. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kelompok studi ini, keberadaan dislipidemia tidak memengaruhi risiko yang terkait dengan konsumsi telur,” kata Wild.

    Tak hanya itu, studi ini juga meneliti hubungan antara konsumsi telur dengan kematian pada berbagai tingkat kualitas makanan (rendah, sedang, tinggi).

    “Studi ini menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan kualitas makanan sedang hingga tinggi melaporkan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sebesar 33 persen dan 44 persen lebih rendah, yang menunjukkan bahwa penambahan telur ke dalam makanan berkualitas sedang dan tinggi dapat meningkatkan umur panjang,” tulis para peneliti.

    “Temuan ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pedoman diet berbasis bukti untuk orang dewasa yang lebih tua.”

    (suc/suc)

  • BGN Tegaskan Tak Teken Kontrak Susu untuk Makan Bergizi Gratis

    BGN Tegaskan Tak Teken Kontrak Susu untuk Makan Bergizi Gratis

    Bisnis.com, SURABAYA — Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa pemerintah tak akan pernah meneken kontrak perjanjian kerja sama dengan mitra penyuplai susu untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan bahwa pihaknya tak berkontrak terpusat dengan vendor, termasuk untuk produk susu.

    “Tidak akan pernah ada [kontrak dari pemerintah dan perusahaan penyuplai susu untuk MBG]. Tidak akan ada, silakan ke SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] langsung,” kata Dadan kepada Bisnis, Selasa (11/2/2025).

    Pasalnya, Dadan menyatakan bahwa BGN tidak melakukan pengadaan terpusat. Dia menjelaskan bahwa program MBG yang diusung Presiden Prabowo Subianto ini berbasis pada potensi sumber daya lokal dan kesukaan masyarakat lokal.

    Maka dari itu, Dadan menekankan bahwa susu untuk program MBG saat ini masih diprioritaskan untuk wilayah yang memiliki sentra peternakan sapi perah.

    “Untuk saat ini, susu diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memiliki peternakan sapi perah,” jelasnya.

    Dalam catatan Bisnis, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Philips J. Vermonte sempat mengungkap bahwa susu dalam menu MBG di DKI Jakarta bisa diganti dengan sumber protein lain seperti telur, daging, tahu, hingga tempe.

    “Sejauh ini, menurut Badan Gizi dan juga SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] yang ada di Jakarta, dia protein yang digantikan oleh sumber, ada telur, ada daging, tahu, tempe, dan lain-lain,” kata Philips saat ditemui seusai meninjau program MBG di SLB Negeri 5 Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Philips menjelaskan bahwa susu dalam menu MBG diprioritaskan pada wilayah yang memiliki sentra susu. Di sisi lain, Jakarta tidak memiliki sentra susu.

    “Itu sudah ditegaskan oleh Kepala Badan Gizi Nasional. Susu itu diprioritaskan di tempat-tempat yang punya sentra sapi, sehingga mereka diharapkan ekonomi lokalnya tumbuh,” jelasnya.

    Dengan begitu, dia menyampaikan bahwa wilayah yang tidak memiliki sentra susu akan diganti dengan kebutuhan protein seperti susu.

    “Jadi, susu atau protein pengganti itu menurut para ahli gizi dan juga menurut Badan Gizi Nasional sudah mencukupi standar kecukupan gizi,” terangnya

    Adapun saat ditanya lebih lanjut kapan keberadaan susu dalam menu MBG di Jakarta, Philips hanya menjelaskan bahwa hal yang utama adalah pemenuhan kebutuhan gizi penerima manfaat.

    “Belum tahu [kapan menu susu ada di Jakarta]. Yang jelas dijalankan adalah menu yang sudah disusun oleh BGN. Yang penting kebutuhan gizinya cukup, bukan masalah ada susu atau nggaknya gitu,” tutupnya.

  • 8 Cara ‘Memperbaiki’ Pankreas Secara Alami, Wajib Pilih Makanan yang Tepat

    8 Cara ‘Memperbaiki’ Pankreas Secara Alami, Wajib Pilih Makanan yang Tepat

    Jakarta – Pankreas adalah organ penting dalam sistem pencernaan. Perannya yakni pada produksi enzim pencernaan serta hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah.

    Jika pankreas mengalami gangguan, seperti peradangan (pankreatitis) atau resistensi insulin, maka keseimbangan metabolisme tubuh bisa terganggu dan berisiko menyebabkan berbagai penyakit. Jadi, menjaga kesehatan pankreas sangatlah penting agar fungsi tubuh tetap optimal.

    Salah satu cara utama untuk memperbaiki pankreas secara alami adalah dengan menerapkan pola makan sehat. Mengonsumsi makanan yang tepat dapat membantu mengurangi peradangan, mendukung regenerasi sel pankreas, serta meningkatkan produksi enzim dan hormon yang dibutuhkan tubuh.

    8 Cara ‘Memperbaiki’ Pankreas Secara Alami

    Meskipun ukurannya relatif kecil, pankreas memiliki peran krusial dalam tubuh, yaitu memproduksi insulin guna mengatur kadar gula darah. Sebagai bagian dari sistem pencernaan, pankreas bertanggung jawab dalam menghasilkan enzim yang membantu pemecahan lemak dan protein.

    Tanpa organ ini, proses pencernaan tidak akan berjalan dengan optimal, sehingga meningkatkan risiko gangguan gastrointestinal, seperti diare. Lebih jauh, gangguan pada pankreas juga bisa menyebabkan diabetes tipe 1 dan 2, di mana pengidapnya sering kali membutuhkan suntikan insulin untuk menjaga kestabilan kadar gula darah.

    Inilah alasan mengapa pankreas memainkan peran yang sangat penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kamu perlu mengetahui makanan yang dapat membantu membersihkan dan mendukung kinerjanya.

    Berikut beberapa jenis makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan pankreas serta mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dilansir dari Doctor NDTV dan Healthline:

    1. Makan Daging Tanpa Lemak

    Meredith Goodwin, MD, FAAFP telah mereview artikel Healthline, yang menjelaskan bahwa orang dengan kualitas pankreas yang buruk atau sedang radang, sebaiknya menjalani diet. Konsumsi makanan yang bersifat real and healthy food, salah satunya daging tanpa lemak.

    Mengkonsumsi daging sapi, ayam, bebek, boleh dilakukan dengan catatan tanpa lemak dan kulitnya. Pastinya, mengkonsumsi ini tak boleh dengan cara digoreng dengan minyak apalagi ditambah tepung. Hal ini agar pankreas tidak perlu bekerja keras untuk mengolahnya.

    2. Konsumsi Sayuran Silangan

    Sayuran seperti brokoli, kembang kol, dan kubis mengandung nutrisi yang membantu melindungi pankreas dari risiko tumor. Selain bernutrisi tinggi, sayuran ini juga mudah ditemukan dan bisa menjadi bagian dari pola makan sehat.

    3. Memilih Lemak Sehat

    Jika ingin menyehatkan pankreas, boleh mengkonsumsi lemak. Tapi dengan catatan pilihlah lemak yang sehat. Kamu dapat memilih alpukat, kacang-kacangan, dan menggunakan minyak zaitun untuk membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi pankreas.

    Hindari lemak jenuh dan trans yang dapat memperburuk resistensi insulin. Kamu juga bisa mengonsumsi produk susu rendah lemak. Pastikan kamu lebih sering menyantap makanan di rumah, sebagai cara untuk membantu mengurangi asupan lemak jahat.

    4. Konsumsi Lemon

    Lemon bisa kamu gunakan untuk campuran minuman atau santapanmu. Sebagai sumber vitamin C, lemon berperan dalam meningkatkan produksi enzim pencernaan yang mendukung kesehatan pankreas. Kandungan antioksidannya juga membantu melindungi tubuh dari paparan radikal bebas. Khasiat serupa juga dapat diperoleh dari buah kiwi.

    5. Perbanyak Sayur dan Buah

    Ahli Forensik, dr Djaja Surya Atmadja dalam akun YouTubenya X-Undercover menjelaskan bahwa orang dengan kondisi pankreas yang buruk harus mengontrol pola makan dan pola hidupnya. Tak cuma makan sayur tertentu, tapi juga harus membiasakan konsumsi sayur dan buah.

    “Makannya harus dikontrol, karbohidratnya harus yang bagus. Lalu dia harus makan sayur, buah, olahraga cukup, itu bisa terkontrol. Artinya dengan obat dan nanti kondisinya akan normal. Cara nya tau normal apa? Periksa HBA1C lagi, kalau di bawah 5,6, berarti dia sudah terkontrol. Itu namanya diabet terkontrol,” kata dr Djaja.

    Sayuran dan buah-buahan juga merupakan bagian penting dari rencana makan sehat untuk pankreatitis akut. Sebab, orang dengan pankreas yang dalam kondisi tidak prima, tidak boleh kekurangan nutrisi.

    6. Tambahkan Oregano dalam Santapan

    Rempah yang sering digunakan sebagai penyedap makanan ini ternyata memiliki manfaat lebih dari sekadar menambah cita rasa. Oregano dikenal efektif dalam membantu mengurangi efek oksidatif pada tubuh, yang berperan dalam pengelolaan diabetes.

    7. Memasak dengan Kunyit

    Berdasarkan informasi dari Changing Habits, kunyit memiliki kemampuan untuk meredakan peradangan, merangsang produksi insulin, serta membantu menstabilkan kadar gula darah. Selain itu, kunyit juga sering digunakan dalam pengobatan batu empedu dan untuk mengurangi risiko pankreatitis.

    8. Mengkonsumsi Tahu

    Makanan berbasis protein nabati seperti tahu sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan pankreas. Kandungan protein rendah lemak dalam tahu dapat membantu melindungi pankreas dari kerusakan serta mendukung fungsinya secara optimal.

    Nah, itulah tadi 8 makanan makanan yang diyakini bisa membuat kinerja pankreas lebih baik. Pastikan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang seimbang dan tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih setidaknya dua liter per hari, ya!

    (aau/fds)

  • 7 Ciri Penyakit Ginjal yang Harus Diwaspadai

    7 Ciri Penyakit Ginjal yang Harus Diwaspadai

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyakit ginjal adalah istilah yang mencakup berbagai gangguan yang memengaruhi fungsi ginjal. Gangguan ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, sehingga penting untuk mewaspadai tanda-tandanya. Lantas, apa saja ciri-ciri penyakit ginjal yang harus diwaspadai?

    Ginjal, yang berbentuk seperti kacang, memiliki peran vital dalam menyaring racun dan limbah dari darah. Jika ginjal terganggu, kemampuannya untuk membersihkan darah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh akan menurun.

    Beberapa jenis penyakit ginjal yang umum meliputi gagal ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, dan penyakit ginjal polikistik. Apa saja ciri penyakit ginjal yang perlu diperhatikan?

    Berikut ini penjelasannya untuk membantu Anda mendeteksi lebih awal penyakit ginjal, dikutip dari Healthline, Senin (10/2/2025).

    1. Perubahan pada urine
    Pengidap penyakit ginjal sering mengalami perubahan pada urine, baik dari segi frekuensi maupun warna. Salah satu tanda yang umum adalah munculnya busa pada urine akibat protein yang bocor ke dalamnya.

    Selain itu, peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama pada malam hari, juga sering dialami. Hal ini disebabkan oleh penumpukan cairan berlebih dalam tubuh.

    2. Pembengkakan (edema)
    Ketidakmampuan ginjal untuk membuang cairan dan limbah secara efisien dapat menyebabkan penumpukan cairan di tubuh, yang mengakibatkan pembengkakan di pergelangan kaki, tangan, kaki, atau sekitar mata. Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami keram otot sebagai akibat dari ketidakseimbangan elektrolit.

    3. Kelelahan
    Penyakit ginjal dapat menyebabkan pengidap merasa lemah, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini sering dikaitkan dengan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah akibat penurunan produksi hormon eritropoietin oleh ginjal.

    4. Kulit gatal atau kering
    Ginjal tidak hanya berfungsi menyaring darah, tetapi juga membantu menjaga kesehatan tulang dan kadar mineral dalam tubuh. Ketika fungsi ginjal menurun, ketidakseimbangan mineral dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal. Gejala ini biasanya muncul pada tahap lanjut penyakit ginjal.

    5. Sesak napas
    Pada stadium lanjut, cairan dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan sesak napas. Selain itu, anemia akibat penyakit ginjal juga dapat menyebabkan pengidap merasa kesulitan bernapas.

    6. Nyeri tulang atau sendi
    Kerusakan fungsi ginjal dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap dan menyimpan mineral penting, seperti kalsium dan fosfor. Akibatnya, pengidap penyakit ginjal lanjut dapat merasakan nyeri pada tulang atau sendi, yang terkait dengan kesehatan tulang yang menurun.

    7. Sakit perut dan mual
    Penumpukan limbah dalam darah (uremia) dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, seperti mual, muntah, atau hilangnya nafsu makan. Gejala ini sering disertai rasa tidak nyaman pada perut.

    Jika Anda mengalami satu atau lebih dari ciri penyakit ginjal di atas, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memungkinkan penanganan yang tepat.

  • 8 Makanan Penurun Gula Darah, Cocok untuk Pengidap Diabetes

    8 Makanan Penurun Gula Darah, Cocok untuk Pengidap Diabetes

    Jakarta

    Pengidap diabetes perlu memerhatikan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sebab, beberapa makanan dapat membuat kadar gula darah melonjak dan memperparah gejala penyakit yang dialami.

    Selain itu, pengidap diabetes perlu mengontrol asupan makan, terutama yang banyak mengandung gula. Sebagai gantinya, beberapa makanan mungkin dapat berperan sebagai penurun gula darah sebagaimana terungkap dalam beberapa penelitian ilmiah.

    Makanan penurun gula darah juga tidak sulit didapat. Dikutip dari Healthline, berikut sederet makanan yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    1. Brokoli

    Brokoli mengandung sulforaphane, senyawa kimia tumbuhan yang memiliki sifat menurunkan kadar gula darah.

    Penelitian yang dilakukan pada hewan dan manusia telah menunjukkan ekstrak brokoli yang kaya akan sulforaphane memiliki efek antidiabetes yang kuat, membantu meningkatkan sensitivitas insulin, serta mengurangi gula darah dan penanda stres oksidatif.

    2. Alpukat

    Alpukat juga merupakan salah satu rekomendasi makanan penurun gula darah. Alpukat kaya akan lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk menunjang pengelolaan gula darah.

    Banyak penelitian yang menunjukkan kalau alpukat dapat membantu mengurangi kadar gula darah dan melindungi dari risiko sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan sekumpulan kondisi, termasuk gula darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit kronis.

    3. Biji rami

    Makanan penurun gula darah selanjutnya adalah biji rami. Biji rami mengandung serat dan lemak sehat yang terbukti dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    Dalam sebuah studi yang melibatkan 57 orang pengidap diabetes tipe 2, mereka yang mengonsumsi 200 gram yogurt yang mengandung biji rami setiap hari mengalami penurunan HbA1c yang signifikan. HbA1c adalah zat yang dibuat ketika glukosa menempel pada sel darah merah, dan kerap digunakan sebagai indikator dalam pemeriksaan kadar gula darah.

    4. Buah beri

    Berbagai penelitian menunjukkan konsumsi buah beri, seperti stroberi, blackberry, dan raspberry, dapat membantu meningkatkan regulasi kadar gula darah. Buah beri kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang sangat bermanfaat untuk mereka dengan masalah manajemen gula darah.

    Studi pada 2019 menemukan konsumsi 250 gram raspberry merah bersama makanan tinggi karbohidrat dapat secara signifikan mengurangi insulin setelah makan serta kadar gula darah pada orang dewasa dengan prediabetes.

    Penelitian juga menunjukkan stroberi, blueberry, dan blackberry dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu membersihkan glukosa dari darah.

    5. Buah sitrus

    Buah sitrus tergolong makanan dengan indeks glikemik rendah. Buah sitrus seperti jeruk dan jeruk bali juga kaya akan senyawa naringenin serta polifenol yang memiliki sifat antidiabetes yang kuat.

    Mengonsumsi buah sitrus juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi HbA1C, dan menurunkan risiko diabetes.

    6. Apel

    Apel mengandung serat larut dan senyawa tanaman, seperti quercetin, asam klorogenat, dan asam galat yang dapat membantu mengurangi gula darah serta menurunkan risiko diabetes.

    Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 18 wanita menemukan mengonsumsi apel 30 menit sebelum makan nasi dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah setelah makan.

    7. Kacang-kacangan

    Penelitian telah menunjukkan kacang-kacangan merupakan salah satu makanan yang efektif untuk membantu mengatur kadar gula darah.

    Sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada 25 orang pengidap diabetes tipe 2 menunjukkan mengonsumsi kacang tanah dan almond sepanjang hari sebagai bagian dari diet rendah karbohidrat dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan setelah makan.

    Tinjauan penelitian lain juga menemukan konsumsi berbagai jenis kacang pohon dapat membantu menurunkan kadar gula darah puasa dan setelah makan pada pengidap diabetes tipe 2.

    8. Telur

    Selain sebagai sumber protein, telur juga dapat menjadi salah satu makanan penurun gula darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan konsumsi telur dikaitkan dengan pengelolaan kadar gula darah yang lebih baik.

    Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 42 orang dewasa dengan kelebihan berat badan dan prediabetes tipe 2 menunjukkan konsumsi satu butir telur setiap hari dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah puasa yang signifikan.

    Studi lain yang dilakukan di Korea Selatan juga menunjukkan konsumsi telur secara rutin dua hingga empat kali per minggu dapat menurunkan risiko diabetes hingga 40 persen.

    (ath/kna)