Produk: PKL

  • Tampang Muhammad Azwindar Eka Satria, Dokter PPDS UI Ditangkap Gegara Rekam Mahasiswi Mandi

    Tampang Muhammad Azwindar Eka Satria, Dokter PPDS UI Ditangkap Gegara Rekam Mahasiswi Mandi

    GELORA.CO – Inilah tampang Muhammad Azwindar Eka Satria (39), dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Indonesia (UI).

    Seperti diketahui, nama Muhammad Azwindar Eka Satria mencuat di kalangan publik usai dirinya ditangkap polisi.

    Bagaimana tidak, ditangkapnya dokter PPDS UI ini tidak lain lantaran telah melakukan tindak asusila.

    Yang mana, Muhammad Azwindar Eka Satria terbukti telah merekam seorang mahasiswi saat tengah mandi.

    Sebagaimana halnya yang dikutip Pojoksatu.id dari beberapa akun media sosial platform Facebook pada Jumat (18/4/2025).

    Dalam unggahannya, publik ramai menyoroti kasus tindak asusila yang telah dilakukan oleh Azwindar.

    Beberapa di antaranya juga turut mencecar dokter PPDS Gigi UI tersebut usai mencoreng nama baik dunia kesehatan.

    Terlebih, kasus ini juga memperpanjang daftar tindak asusila yang dilakukan oleh beberapa petugas medis.

    “Bangsa ini sudah pada rusak, hanya dgn bertaubat pada Tuhanlah untuk memperbaiki negeri ini,” cuit @TugimanAn.

    “Waduh, kemaren dokter kandungan yang kasus di Garut inisial M juga,” ketikan akun @Syafriady.

    “Kebanyakan ilmu biologis, atau mungkin kebanyakan teori, butuh mengamalkan ilmunya,” cuit @FafaUrushibara.

    Diketahui, insiden ini mencuat usai korban berinisial SSS melaporkan Azwindar kepada pihak kepolisian pada Selasa (15/4/2025).

    Tidak lain, laporan ini dilayangkan korban usai dirinya mengetahui telah direkam oleh pelaku saat tengah mandi di kosnya kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Berdasarkan informasi dihimpun, aksi bejat Azwindar ini diketahui usai korban melihat adanya sebuah kamera dari ventilasi kamar mandinya.

    Mengetahui hal tersebut, mahasiswi Praktik Kerja Lapangan (PKL) itu sontak berteriak kencang meminta bala bantuan.

    Tidak heran, para penghuni kos dan beberapa warga setempat yang mendengar teriakan tersebut bergegas menolong korban.

    Alhasil, dokter PPDS Gigi UI yang terciduk melakukan aksi bejatnya itu berakhir diamankan warga setempat. ***

  • Warga Kota Bandung Diminta Laporkan Aksi Premanisme ke Nomor Ini

    Warga Kota Bandung Diminta Laporkan Aksi Premanisme ke Nomor Ini

    Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membentuk Satgas Anti Premanisme tingkat kecamatan. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menjelaskan, satgas itu dibentuk untuk memberantas premainsme, yang dinilainya adalah musuh bersama.

    Adapun pembentukan Satgas Anti Premanisme ini melibatkan unsur TNI, Polri, ASN, serta kepala UPT wilayah seperti pemakaman, terminal, dan pasar. Farhan meresmikan satgas tersebut di halaman Kantor Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung pada Senin, 14 April 2025.

    “Premanisme bukan soal organisasi, bukan soal kelompok tertentu. Premanisme adalah perilaku intimidasi, ancaman, pemaksaan demi keuntungan pribadi. Itu bisa dilakukan siapa saja. Maka kita tidak boleh ragu untuk menindak,” ucap Farhan dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa, 15 April 2025.

    Meski demikian, Farhan menegaskan bahwa pembentukan satgas tersebut bukan untuk mendiskreditkan siapa pun, melainkan untuk menegakkan ketertiban dan perlindungan warga.

    “Ini bukan tindakan represif, tapi edukatif, agar warga Bandung hidup lebih tertib, lebih manusiawi,” katanya.

    Di sisi lain, dia juga menyinggung terkait persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap menjadi sorotan. Farhan mengeklaim, dirinya tidak melarang warga untuk berdagang, tapi ada aturan yang perlu ditaati.

    “Sing demi Allah, abi moal ngalarang milari nafkah. Tapi kudu ngikuti aturan. Kota ieu lain milik pemerintah, TNI atau Polri tapi milik sadayana warga Kota Bandung. Maka urang atur bareng-bareng,” tandasnya.

    Farhan pun mengapresiasi langkah Kecamatan Astanaanyar yang telah memulai program Kamis dan Jumat Bebas PKL sebagai bagian dari pengendalian aktivitas di ruang publik. Konsistensi program itu, kata Farhan, diharapkan bisa menjadi contoh bagi kecamatan lain di Kota Bandung.

    Selain itu, Farhan juga menyoroti area pemakaman dan pasar yang rawan praktek premanisme. PD Pasar akan dilibatkan dalam satgas karena lokasi pasar sering menjadi tempat terjadinya pungli dan intimidasi terselubung.

    “Saya akan cek langsung kecamatan mana lagi yang sudah siap. Setiap minggu kita luncurkan satgas berikutnya. Tujuannya satu, menjadikan Bandung kota yang aman, tertib, dan menyenangkan,” ujar Farhan.

  • Hujan Tak Surutkan Antusiasme Wisatawan Kunjungi Malioboro

    Hujan Tak Surutkan Antusiasme Wisatawan Kunjungi Malioboro

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Hujan yang mengguyur kawasan Malioboro, Yogyakarta, pada libur panjang akhir pekan tak menyurutkan antusiasme para wisatawan. Ribuan pengunjung tetap memadati ikon wisata andalan Kota Gudeg tersebut sejak pagi hingga malam hari, Jumat (18/4/2025).

    Berbekal payung, jas hujan, hingga kantong plastik sebagai pelindung kepala, para wisatawan tampak menikmati suasana Malioboro. Mereka menyusuri trotoar, berfoto di berbagai spot ikonik, dan berbelanja aneka oleh-oleh di toko serta lapak pedagang kaki lima.

    Salah satu wisatawan asal Palembang, Alfianto, mengaku tetap semangat berkunjung ke Malioboro meski cuaca kurang bersahabat.

    “Di sini banyak pilihan belanja. Sebenarnya ke Yogyakarta sekalian antar adik wisuda dan mampir ke Malioboro,” ujarnya kepada Beritasatu.com.

    Kendati ramai oleh wisatawan, sejumlah pedagang mengaku belum merasakan lonjakan omzet yang signifikan.

    “Penjualan masih normal seperti biasa, belum ada peningkatan meski saat ini libur panjang,” ujar Triana, pengelola salah satu toko oleh-oleh di Malioboro.

    Ia berharap penjualan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan, mengingat jumlah wisatawan diperkirakan terus bertambah hingga Minggu esok.

    Libur panjang kali ini membuktikan bahwa pesona Malioboro tak luntur meski hujan turun.

    Kehangatan suasana, keramahan warga, serta ragam wisata belanja dan kuliner tetap menjadi daya tarik utama Malioboro yang tak pernah sepi pengunjung.

  • Dilarang Berjualan di Jalan Sriwijaya Kota Cimahi, PKL Bakal Direlokasi

    Dilarang Berjualan di Jalan Sriwijaya Kota Cimahi, PKL Bakal Direlokasi

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melakukan revitalisasi terhadap kawasan trotoar di Jalan Sriwijaya, Kota Cimahi, Jawa Barat. Termasuk melarang pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan di sepanjang bahu jalan tersebut.

    Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan mengeklaim pihaknya sudah menyiapkan solusi untuk merelokasi para pedagang tersebut.

    “Penataan jalan pedestrian nanti para PKL juga kita masukan, bukan menghilangkan mata pencaharian mereka, tapi nanti kita akomodir, akan direlokasi,” kata Erwan dalam keterangannya, dikutip pada Rabu, 16 April 2025.

    Selain melarang PKL berjualan, pemerintah juga melakukan pembongkaran terhadap trotoar yang sudah lapuk di sepanjang Jalan Sriwijaya.

    Erwan mengatakan, pembongkaran pagar itu merupakan bagian dari rangkaian penataan trotoar Jalan Sriwijaya. Nantinya, kawasan tersebut diklaim akan dibuat lebih nyaman bagi para pejalan kaki.

    “Kita merevitalisasi pedestrian dan juga pagar-pagar yang sudah tidak laik, lapuk dimakan usia,” ucapnya.

    Di sisi lain, Erwan menilai pagar tersebut bukan hanya tak indah dipandang dari segi tata kota, melainkan juga berpotensi menyebabkan kecelakaan.

    “Ini bersih-bersih di sekitaran Pasar Antri Cimahi, kita merevitalisasi jalan pedestrian dan juga pagar-pagar yang sudah lapuk dan tidak laik yang bisa menyebaban kecelakaan dan dari tata kota sudah tidak indah saat ini dibongkar oleh Pemkot Cimahi untuk ditata,” ucapnya.

    Menurut Erwan, Cimahi merupakan daerah penyangga Kota Bandung. Maka dari itu, konsep penataan di kawasan tersebut dinilainya sudah cukup baik.

    “Cimahi ini sebagai penyangga ibu kota provinsi, sebagai etalase pintu gerbang menuju ibu kota Jawa Barat, ini harus betul-betul indah. Ketika orang dari luar kota yang akan masuk ke Kota Bandung ke ibu kota provinsi melalui Kota Cimahi kesannya sangat indah,” tuturnya.

    Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana menambahkan penataan trotoar di kawasan Jalan Sriwijaya akan dimulai. Pihanya pun mengeklaim sudah mempersiapkan kawasan yang ramah bagi pejalan kaki, juga didukung dengan kegiatan perekonomian.

    “Jadi begini, pagar ini kita bongkar sehingga nanti pedestrian ini kita perbaiki, pedagang di pinggir jalan jadi mengganggu perjalanan lalu lintas,” kata Ngatiyana.

     

    Penulis: Arby Salim

  • 4 Aksi Bejat Dokter Pelaku Pelecehan Seksual Terungkap di Awal Tahun 2025, Terbaru Dokter PPDS UI – Halaman all

    4 Aksi Bejat Dokter Pelaku Pelecehan Seksual Terungkap di Awal Tahun 2025, Terbaru Dokter PPDS UI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam kurun waktu dua bulan, yakni Maret hingga April 2025 ini, sudah ada tiga kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter.

    Aksi bejat para dokter tersebut dilakukan di tempat yang semestinya aman bagi para pasien untuk mendapatkan penyembuhan.

    Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh para dokter itu terungkap di media sosial.

    Berikut telah dirangkum Tribunnews empat kasus pelecehan yang dilakukan oleh tiga dokter di awal tahun 2025 ini.

    1. Dokter Anestesi Priguna Anugerah Pratama

    Pertama adalah kasus dokter residen yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, pada 18 Maret 2025 lalu.

    Dokter tersebut diketahui bernama Priguna Anugerah Pratama (PAP), seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Jurusan Anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad).

    Adapun, korban yang menjadi korban rudapaksa pelaku tersebut diketahui berinisial FH (21).

    Dokter residen itu melakukan aksi bejatnya di salah satu ruangan lantai 7 gedung RSHS atau di ruangan baru.

    Saat itu, korban diketahui tengah menjaga ayahnya yang dirawat dan membutuhkan transfusi darah.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan menegaskan, korban ini tak tahu tujuan dari pelaku namun dibawa ke ruangan yang baru di RSHS.

    Pelaku kemudian mendekati korban dengan dalih melakukan pemeriksaan crossmatch, yakni kecocokan golongan darah untuk keperluan transfusi.

    Dokter residen itu kemudian menyuntikkan cairan yang diduga mengandung obat bius jenis Midazolam hingga korban tidak sadarkan diri.

    Pelaku ini memanfaatkan kondisi kritis ayah korban dengan dalih akan melakukan transfusi darah.

    “Korban berusia 21 tahun sedangkan pelaku 31 tahun. Awal kejadian pukul 17.00 WIB.”

    “Pelaku ini mau mentransfusi darah bapak korban karena kondisinya kritis, dan si pelaku meminta anaknya saja untuk melakukan transfusi,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).

    Korban pun siuman beberapa jam kemudian dan mengaku merasa nyeri tidak hanya di bagian tangan bekas infus, tetapi juga di area kemaluan.

    Karena hal tersebut, korban pun langsung menjalani visum dan hasilnya menunjukkan adanya cairan sperma di kemaluannya.

    Berdasarkan hasil visum, kata Surawan, ditemukan sperma untuk diuji DNA dari alat vital korban serta alat kontrasepsi.

    Surawan pun mengatakan kondisi korban saat ini membaik meski sedikit trauma.

    Kasus ini pertama kali terungkap ke publik setelah diunggah akun Instagram @ppdsgram pada Selasa (8/4/2025) malam.

    Selain FH, diketahui ada dua orang lainnya yang menjadi korban rudapaksa Priguna, mereka merupakan pasien RSHS.

    Priguna menggunakan modus yang sama saat akan merudapaksa kedua korban tersebut.

    Atas perbuatannya itu, Priguna Anugerah Pratama dijerat dengan Pasal 6 C UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. 

    Dokter residen tersebut terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun.

    Kemudian, karena perbuatannya itu berulang, polisi juga menerapkan Pasal 64 KUHP dengan hukuman 17 tahun penjara.

    Tak hanya itu saja, Surat Izin Praktik (SIP) milik Priguna dicabut pihak Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) dan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai dokter juga turut dinonaktifkan.

    Untuk informasi, Priguna kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus rudapaksa tersebut dan terbukti memiliki kelainan seksual.

    2. Dokter Kandungan Muhammad Syafril Firdaus

    DOKTER KANDUNGAN GARUT – Sosok dokter kandungan di Garut yang viral di media sosial karena diduga melecehkan ibu hamil jadi sorotan. Beredar CCTV saat dokter tersebut diduga melecehkan pasien ketika USG kehamilan. Berikut telah dirangkum empat kasus pelecehan yang dilakukan oleh tiga dokter di awal tahun 2025 ini, dari dokter anestesi hingga spesialis kandungan. (ist/Instagram drg Mirza)

    Belum selesai kasus dokter anestesi PPDS itu, publik dihebohkan kembali dengan kasus pelecehan seksual dokter kandungan di Garut, Jawa Barat.

    Kasus tersebut viral di media sosial dan dokter itu diketahui bernama Muhammad Syafril Firdaus.

    Aksi dokter spesialis kandungan itu terekam CCTV, dia diduga melakukan hal tak senonoh terhadap pasiennya saat pemeriksaan USG.’

    Dalam rekaman video, dokter kandungan itu sedang mengecek kondisi kandungan pasien menggunakan alat USG di bagian perut.

    Tetapi, alat USG itu terus beralih ke bagian atas perut dan tangan kiri dokter itu memegang bagian atas perut korban, sampai diduga memegang bagian sensitif pasien tersebut.

    Adapun, rekaman video viral itu diunggah oleh drg. Mirza Mangku Anom, seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi.

    “Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV versi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngeliat yang begini-begini,” tulis dokter Mirza dalam unggahannya di Instagram.

    Namun, dari pihak Dinkes menyatakan bahwa kasus itu sudah terjadi pada 2024 lalu di klinik yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon.

    Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani mengatakan, dulu memang sempat ada laporan ke dinkes mengenai hal tersebut.

    Namun, katanya, kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    Leli mengakui, pihaknya memang belum sempat melakukan pemeriksaan secara mental dan psikologis terhadap pasien itu.

    Pasalnya, pasien atau korban saat ini sudah tidak berada di Garut.

    Leli juga mengatakan bahwa terduga pelaku juga sudah tidak lagi praktik di klinik tersebut, dilihat dari sistem informasi sumber daya manusia dinas kesehatan.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktek satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Leli kepada awak media melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Leli kemudian menegaskan bahwa terduga pelaku bukan aparatur sipil negara (ASN).

    Berdasarkan dari riwayat praktiknya, terduga pelaku pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan.

    Di antaranya adalah Rumah Sakit Malangbong hingga beberapa klinik dan rumah sakit di Garut.

    Selain itu, dokter kandungan tersebut juga diketahui bukan orang asli Garut.

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut),” ungkap Leli.

    Sementara itu, Polres Garut mengetahui kejadian viral tersebut pada Senin (14/4/2025) malam. 

    “Kami telah menangani kasus ini dan masih dalam penyelidikan. Kami dapatkan infonya sejak Senin malam,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris, Joko Prihatin, Selasa (15/4/2025). 

    Tim gabungan dari Polda Jabar dan Polres Garut kemudian memeriksa tempat praktik dokter yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual itu.

    Kin, pelaku diketahui sudah diamankan. 

    “Jadi perlu saya informasikan bahwasanya untuk update terkini dari peristiwa di Garut, untuk dokter pelaku sudah diamankan,” ujarnya seperti dikutip dari Catatan Demokrasi yang tayang di TV One, Selasa.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol.Hendra Rochmawan mengatakan sang dokter dijerat dengan Pasal 6 B dan C dan atau Pasal Pasal 15 Ayat 1 Huruf B UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

    “Dengan ancaman hukumannya 12 tahun penjara dan denda Rp 300 juta,” ujarnya kepada wartawan saat jumpa pers kasus tersebut di Mapolres Garut, Kamis (17/4/2025), dikutip dari TribunPriangan.com.

    Hukuman itu bisa menjadi lebih berat jika semakin banyak korban yang bersedia melapor secara resmi. 

    Menurut Hendra, laporan formil dari para korban sangat dibutuhkan agar pihaknya dapat menjerat sang dengan hukuman yang maksimal.

    “Maka kami membuka layanan aduan, keamanan dan identitas pelapor akan kami jamin rahasianya,” ungkapnya.

    Kapolres Garut AKBP Fajar M Gemilang mengatakan bahwa hingga saat ini baru ada satu korban yang resmi melapor.

    Korban merupakan seorang wanita berusia 24 tahun berinisial AED 

    3. Dokter Persada Hospital Malang Berinisial AY

    Setelah dua kasus dokter di Bandung dan Garut tersebut, muncul lagi kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter di Kota Malang, Jawa Timur.

    Adapun, informasi terkait kejadian itu diposting langsung oleh terduga korban yang merupakan seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat berinisial QAR (31).

    QAR menyatakan kejadian yang dialaminya itu terjadi dua tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.

    “Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan. Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit,” jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025), dikutip dari SuryaMalang.com.

    Setelah itu, QAR mencari informasi secara online tentang rumah sakit terbaik di Malang dan diarahkan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kecamatan Blimbing Kota Malang.

    “Lalu di tanggal 26 September 2022 sekira jam 01.00 WIB dini hari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu, disitu saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus,” terangnya.

    Dalam pemeriksaan itu, pasien QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen, tapi hasilnya tidak langsung keluar.

    AY pun mengarahkan QAR ke bagian meja perawat dan diminta untuk memberikan nomor kontak WhatsApp, kemudian diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

    “AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak WhatsApp (WA) ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya,” jelasnya.

    Namun, ternyata kondisinya tak membaik, dan di hari yang sama pada malam harinya, QAR kembali lagi ke rumah sakit tersebut lalu untuk diobservasi, kemudian dipindahkan ke ruangan kamar VIP.

    Lalu, pada keesokan harinya atau di tanggal 27 September 2022, hasil rontgennya telah keluar.

    Namun, QAR dibuat terkejut karena yang memberitahu lewat WhatsApp tentang hasil rontgen itu bukanlah nomor rumah sakit, melainkan nomor dari dokter AY tersebut.

    Awalnya, QAR berpikiran positif karena hanya sekedar mengabarkan hasil rontgen, tapi ternyata dokter AY justru semakin intens melakukan chat dan mengarah ke hal pribadi.

    “Di dalam chatnya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini,” ucapnya.

    Ketika menjalani rawat inap tersebut, tiba-tiba dokter AY melakukan kunjungan ke kamar sambil membawa stetoskop.

    Padahal di saat itu, QAR sedang dijenguk oleh temannya, lalu temannya itu berpamitan pulang.

    Di saat itulah, gelagat aneh itu mulai terlihat, diawali ketika dokter AY menutup seluruh gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.

    “Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti. Setelah itu, AY menyuruh saya buka bra,”

    “Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti dan membuka bra,” bebernya.

    Selanjutnya, ia melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara dari QAR.

    Lalu tidak lama kemudian, si AY mengeluarkan handphone-nya.

    “Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP,”

    “Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat,” bebernya.

    Setelah itu, AY menghentikan perbuatannya dan langsung keluar kamar.

    Kemudian, keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik.

    Atas kejadian tersebut, QAR pun membuat laporan ke Polresta Malang Kota pada Jumat (18/4/2025).

    “Pada hari ini, kami bersama korban akan membuat laporan di Polresta Malang Kota,” jelas Kuasa hukum QAR, Satria Marwan, dikutip dari SuryaMalang.com.

    Untuk diketahui, QAR bukanlah warga Malang, ia menyempatkan diri datang ke Malang dari Jawa Barat untuk membuat laporan polisi tersebut.

    Sementara itu, Satreskrim Polresta Malang Kota menyatakan siap menerima laporan dari QAR.

    Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Muhammad Soleh mengatakan, setelah laporan diterima, akan segera dilakukan proses ke tahap penyelidikan.

    “Silahkan, segera melapor ke kami. Kami siap menerima laporannya dan selanjutnya kami proses ke tahap penyelidikan,” pungkasnya.

    Hingga saat ini, diketahui bahwa pihak Persada Hospital Malang masih melakukan penyelidikan internal untuk mendalami kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut.

    Sebagai langkah awal, pihak manajemen rumah sakit pun telah mengambil sikap tegas. Yaitu menonaktifkan dokter AY selama proses persidangan etik dan disiplin yang dijalaninya.

    4. Dokter PPDS UI Berinisial 

    Terbaru, ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Indonesia (UI) inisial MAES (39).

    MAES diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi Praktik Kerja Lapangan (PKL), inisial SSS, pada Selasa (15/4/2025).

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan pihaknya menerima laporan korban terkait kasus tersebut. 

    Menurutnya, status kasus masih dalam proses penyelidikan untuk menentukan ada atau tidaknya unsur pidana.

    “Saat ini dalam penyelidikan, empat saksi sudah diperiksa,” kata Susatyo saat dikonfirmasi, Jumat (18/4/2025).

    Namun, Susatyo belum mengungkapkan saksi-saksi yang telah diperiksa. 

    Dari informasi yang beredar, pelaku diam-diam merekam seorang mahasiswi yang sedang mandi di sebuah indekos di Gg. Pancing No. 5 Kel. Rawasari, Kec. Cempaka Putih Jakarta Pusat, pada Selasa (15/4/2025).

    Saat itu, korban melihat ada tangan yang memegang ponsel dari arah ventilasi kamar mandi.

    Sebelum berteriak, mahasiswi itu sempat memegang tangan pelaku yang sedang mengabadikan momen di kamar mandi itu, hingga membuat situasi di kamar kos mendadak geger. 

    Atas kejadian tersebut, korban bersama pihak indekos melaporkannya ke pihak berwajib. 

    Sekarang ini, pelaku diketahui sudah ditetapkan sebagai tersangka.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, kini MAES telah ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat.

    “Penyidik sudah melakukan penahanan terhadap tersangka,” katanya, Jumat.

    Firdaus mengungkapkan, akibat kejadian tersebut, korban mengalami trauma.

    “Terlapor dengan sengaja merekam pelapor yang sedang mandi dengan menggunakan handphone milik pribadi sehingga pelapor merasa dirugikan dan trauma,” tuturnya.

    Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan bahwa MAES dijerat dengan pasal tentang pornografi.

    MAES pun terancam hukuman 12 tahun penjara akibat perbuatannya tersebut.

    Susatyo juga mengatakan tersangka sudah ditahan sejak Kamis (17/4/2025) kemarin.

    “Ditahan mulai tanggal 17 April 2025. Terhadap tersangka diterapkan Pasal 29 jo. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 juncto Pasal 9 UU RI Nomor 44 tahun 2008 ttg Pornografi ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

    Terkait dengan kasus ini, Susatyo mengungkapkan, pihaknya akan merilis lebih lengkap terkait kasus ini pada Senin (21/4/2025) pekan depan.

    “Lebih jelasnya, Senin akan dirilis ya,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral Dokter Rumah Sakit Swasta di Malang Diduga Lakukan Tindakan Cabul ke Pasien

    (Tribunnews.com/Rifqah/Endra/Yohanes Listyo) (TribunJabar.id/Muhamad Nandri) (SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan) (TribunPriangan.com/Sidqi Al Ghifari) (Kompas.com)

  • Babat Gongso, Kuliner Khas Semarang yang Jadi Bukti Kedatangan Laksamana Cheng Ho

    Babat Gongso, Kuliner Khas Semarang yang Jadi Bukti Kedatangan Laksamana Cheng Ho

    Liputan6.com, Semarang – Babat gongso merupakan salah satu kuliner khas Semarang yang masih eksis hingga saat ini. Tak hanya lezat, kuliner ini ternyata juga menyimpan jejak kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kota Atlas.

    Pada abad ke-15, Laksamana Cheng Ho diperkirakan datang ke Semarang. Kedatangan tersebut membawa pengaruh besar terhadap kuliner di Kota Semarang, seperti lumpia, wingko babat, tahu gimbal, dan babat gongso.

    Babat gongso lahir dari perpaduan kuliner lokal dengan pengaruh Tionghoa. Perpaduan tersebut menghasilkan kuliner dengan cita rasa yang kaya.

    Mengutip dari laman Indonesia Kaya, babat gongso terinspirasi dari kuliner Tionghoa yang umumnya dimasak dengan bumbu kecap dan cabai. Cara memasak tersebut diadaptasi oleh masyarakat lokal untuk mengolah babat, yakni bagian lambung sapi.

    Pada masa itu, babat merupakan salah satu bahan yang tersedia di daerah Jawa. Lebih sering diolah menjadi hidangan berkuah, babat hadir dalam bentuk berbeda melalui babat gongso.

    Para pedagang kaki lima di Semarang pun banyak yang mulai mengolah babat dengan bumbu yang lebih beragam dan menggunakan teknik menumis. Dari sanalah lahir babat gongso.

    Terkait penyebutan gongso sebenarnya nama ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti ditumis. Sementara itu, pengaruh budaya Tionghoa tercermin dalam penggunaan bumbu kecap manis dan teknik menumisnya.

    Babat gongso menawarkan tekstur babat yang empuk. Bumbu pada masakan ini pun meresap sempurna dan menghasilkan cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas.

    Sebelum diolah menjadi babat gongso, pertama-tama babat direbus hingga empuk terlebih dahulu. Proses ini menghasilkan tekstur lembut yang dapat membuat bumbu meresap dengan baik, sehingga menciptakan cita rasa gurih yang khas.

    Babat gongso biasanya disantap bersama nasi hagat dan lauk pelengkap lain, seperti paru goreng atau telur dadar. Tak hanya jadi kuliner khas yang melegenda, babat gongso juga menjadi simbol kekayaan tradisi yang terus bertahan dan berkembang di Semarang.

    Penulis: Resla

  • Satpol PP Tertibkan PKL yang Langgar Jam Operasional di Jalan Dhoho Kota Kediri

    Satpol PP Tertibkan PKL yang Langgar Jam Operasional di Jalan Dhoho Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar patroli penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di luar jam operasional di sepanjang Jalan Dhoho, Selasa malam (16/4/2025).

    Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penegakan Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, serta Peraturan Walikota Kediri Nomor 37 Tahun 2015 mengenai jam operasional PKL.

    Dalam aturan tersebut, jam operasional PKL diatur mulai pukul 21.00 hingga 06.00 WIB. Patroli yang dilakukan di kawasan Jalan Dhoho ini merupakan langkah awal dari serangkaian tindakan yang akan dilakukan secara berkelanjutan hingga para PKL mematuhi ketentuan yang berlaku.

    Syamsul Bahri, Kepala Satpol PP Kota Kediri, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri kepada para pedagang dan pemilik toko.

    “Sebenarnya sudah ada pembicaraan yang dilakukan berkaitan dengan aturan tersebut dan kita sudah merespon hal-hal yang menjadi keberatan pembeli dan pemilik toko terhadap PKL yang beroperasi di bawah jam 21.00,” terangnya.

    Dari hasil patroli tersebut, petugas mendapati lima PKL yang melanggar aturan dengan mulai berjualan sebelum pukul 21.00 WIB. Petugas pun langsung memberikan peringatan di tempat. Syamsul menjelaskan bahwa sebelumnya Satpol PP telah memberikan kelonggaran kepada para PKL selama bulan puasa dan lebaran.

    “Kita berikan kelonggaran saat puasa dan hari raya karena ada permintaan dari PKL, makanya ini setelah hari raya kita peringatkan lagi untuk menaati Perda dan Perwal,” tegasnya.

    Patroli malam itu melibatkan lima belas personel Satpol PP. Meski terdapat kendala seperti adu argumen dengan beberapa pedagang, patroli tetap berlangsung kondusif. Syamsul menegaskan pentingnya penegakan aturan karena menyangkut penggunaan fasilitas umum seperti trotoar dan bahu jalan yang harus dijaga demi kenyamanan masyarakat.

    “Kita sebenarnya sudah memberikan kelonggaran, jadi berdasarkan peraturan jam berjualan pukul 21.00, maka kami toleransi memberikan waktu untuk persiapan,” ucapnya. Ia juga mengimbau para PKL untuk menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota serta hasil kesepakatan bersama Disperdagin mengenai jam operasional. [nm/suf]

  • Ketua DPRD Sastra Winara Minta Pemkab Sosialisasi dan Siapkan Tempat Sebelum Penataan PKL

    Ketua DPRD Sastra Winara Minta Pemkab Sosialisasi dan Siapkan Tempat Sebelum Penataan PKL

    JABAR EKSPRES – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara merespon penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang akan dilakukan pemerintah daerah di Pasar hingga area Stadion Pakansari.

    Sastra meminta Pemkab Bogor untuk melakukan sosialisasi dan menyediakan tempat relokasi bagi para pedagang, sebelum melakukan penataan PKL.

    “Ya harus di siapkan dulu tempatnya, supaya para pedagang ini ketika ditata sudah punya tempat baru untuk jualan,” ujarnya, Rabu (16/4).

    BACA JUGA: Gelar Rapat Paripurna, DPRD Kota Bogor Tetapkan Tatib Baru dan Bentuk Empat Pansus

    Ia juga meminta, saat melakulan penataan PKL agar tidak menggunakan kekerasan maupun tindakan yang merugikan pemerintah maupun masyarakat.

    Kata Sastra, terdapat tempat yang masih kosong di dalam pasar, sebelum melakukan relokasi PKL ke dalam, perlu melakukan koordinasi terlebih dulu dengan stakeholder terkait.

    “Ternyata beberapa pasar, pasar yang di dalam tuh masih banyak kosong, ini harus kita rapatkan dulu pemerintah daerah dan Pasar Tohaga, dari Polres, Kodim untuk koordinasi,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Bupati Bogor, Rudy Susmanto mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan rapat tindak lanjut dari penanganan PKL tersebut.

    BACA JUGA: Pemkot Bogor Bangun Pusat Layanan Kesehatan dan Keselamatan Terpadu, Terintegrasi dengan Seluruh Rumah Sakit

    Rudy mengatakan, tujuan dari penataan PKL itu untuk memastikan masyarakat dapat berjualan ditempat yang aman dan nyaman.

    “Terkait penataan para pedagang kaki lima, ingat penataan ya bukan penggusuran, jadi tahapannya adalah rapat yang sedang berjalan, kita akan mensosialisasikan terlebih dahulu,” tuturnya.

    Pemkab Bogor akan menyiapkan terlebih dahulu kantong-kantong kios untuk tempat relokasi para pedagang.

    Penataan PKL itu akan diprioritaskan di empat titik, yakni Pasar Cibinong, Citeureup, Ciluar, dan area luar Stadion Pakansar

    BACA JUGA: Tingkatkan Objek Wisata Sejarah, Gubernur Jabar Minta Pemkot Bogor Revisi Desain Museum Batutulis

    “Intinya satu mereka harus tetep dapat mata pencaharian, mereka masih bisa melakukan aktivitas kegiatan ekonomi tetapi jangan sampai mengganggu pihak-pihak lain,” katanya.

  • Pemkot Bandung Gaet Unpad Terkait Penataan PKL Dipati Ukur
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 April 2025

    Pemkot Bandung Gaet Unpad Terkait Penataan PKL Dipati Ukur Bandung 16 April 2025

    Pemkot Bandung Gaet Unpad Terkait Penataan PKL Dipati Ukur
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan
    Universitas Padjadjaran
    (Unpad) menjajaki berbagai peluang kerja sama lintas sektor.
    Peluang kerja sama tersebut terbuka saat pertemuan antara Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dengan Rektor Unpad Arief Sjamsulaksana Kartasasmita di Balai Kota Bandung, Rabu (16/4/2025) pagi.
    Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan,
    kolaborasi
    antara
    Pemkot Bandung
    dan Unpad yang bisa segera diwujudkan terkait pengelolaan aset dan pelayanan publik.
    Salah satu yang menjadi perhatian adalah penataan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kawasan Kampus Unpad Dipati Ukur serta optimalisasi aset Unpad yang berada di Kota Bandung.
    “Beberapa aset Unpad itu memiliki korelasi dengan pelayanan publik. Kami bisa kerja sama mulai dari penertiban PKL sampai evaluasi tata ruang. Semuanya akan kami kaji bersama,” kata Farhan di Balai Kota Bandung, Rabu pagi.
    Selain
    penataan PKL
    Dipatiukur dan pemanfaatan aset, Farhan juga mengajak fakultas-fakultas di Unpad untuk mendukung program unggulan Pemkot Bandung, salah satunya Buruan SAE.
    Menurut Farhan, program Buruan SAE bisa berkolaborasi dengan Fakultas Peternakan, Perikanan, dan Pertanian untuk memperkaya konten Buruan SAE baik yang bersifat produktif maupun dekoratif.
    “Yang ada di Balai Kota dan Pendopo itu dekoratif, tetapi ada juga yang produktif. Ini bisa jadi ruang kolaborasi, kami ingin ini jadi bagian dari edukasi kepada masyarakat,” katanya.
    Selain itu, Farhan juga mengusulkan keterlibatan Fakultas Sejarah Unpad dalam melacak dokumen arsitektur interior dan eksterior Balai Kota serta Pendopo.
    “Ini akan jadi dasar dalam penyusunan perda baru agar bentuk asli Balai Kota dan Pendopo bisa tetap terjaga,” katanya.
    Farhan juga mendorong peningkatan kualitas SDM Pemkot Bandung melalui program
    capacity building
    .
    Ia membuka peluang bagi ASN untuk melanjutkan pendidikan di Unpad melalui skema yang lebih inklusif dan adaptif.
    Sementara itu, Rektor Unpad Arief Sjamsulaksana Kartasasmita mengatakan, Unpad siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung dalam segala bidang yang diperlukan.
    “Universitas harus memberikan dampak nyata kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Kami siap membantu Kota Bandung, mulai dari isu sampah, perikanan, hukum, hingga ekonomi,” ujar Arief.
    Dalam waktu dekat, lanjut Arief, Unpad juga akan mendorong mahasiswanya agar bisa magang langsung di Pemkot Bandung, sebagai upaya implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
    “Kami ingin mahasiswa kami bisa langsung berdampak kepada masyarakat. Kami juga siap mengirimkan dosen untuk mengajar langsung ASN yang ingin melanjutkan pendidikan,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayo ke Kota Tangerang! Jelajahi Kekayaan Kuliner, Tradisi, dan Keragaman Budaya 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 April 2025

    Ayo ke Kota Tangerang! Jelajahi Kekayaan Kuliner, Tradisi, dan Keragaman Budaya  Megapolitan 16 April 2025

    Ayo ke Kota Tangerang! Jelajahi Kekayaan Kuliner, Tradisi, dan Keragaman Budaya 
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Di balik geliat pembangunan dan hiruk-pikuk kota metropolitan,
    Kota Tangerang
    menyimpan kekayaan kuliner dan tradisi yang patut dijelajahi. 
    Tak sekadar menjadi penyangga ibu kota, Tangerang kini tumbuh menjadi destinasi
    wisata kuliner
    dan budaya yang memikat setiap pelancong.
    Langkah awal bisa dimulai dari kawasan
    Pasar Lama
    , yang menjadi ikon wisata kuliner Kota Tangerang. 
    Deretan pedagang kaki lima dan kedai legendaris di kawasan tersebut menyajikan cita rasa autentik dari beragam etnis, mulai dari
    Cina Benteng
    , Betawi, hingga peranakan Sunda.
    Salah satu menu andalan adalah laksa khas Kota Tangerang. Hidangan ini memiliki kuah kental berbumbu rempah dengan sentuhan daun kemangi. 
    Cita rasanya yang khas menjadikannya pilihan tepat untuk memulai petualangan kuliner para pelancong.
    Tak jauh dari sana, Kampung Budaya Cina Benteng menyimpan jejak sejarah komunitas Tionghoa di Tangerang. 
    Rumah-rumah tua bergaya arsitektur kolonial dan Klenteng Boen Tek Bio yang berdiri sejak abad ke-17 menjadi daya tarik utama kawasan tersebut.
    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Tangerang, Boyke Urip Hermawan menyampaikan bahwa kawasan Pasar Lama telah menjadi tujuan utama wisatawan. 
    Hal itu terjadi berkat deretan stan makanan yang menyajikan kuliner ikonik, seperti laksa, sate, dan berbagai jajanan pasar.
    “Pasar Lama adalah etalase rasa Kota Tangerang. Di sini, pengunjung bisa menikmati sajian autentik yang telah diwariskan secara turun-temurun,” ujar Boyke seperti yang dikutip dari laman
    tangerangkota.go.id
    , Rabu (16/4/2025).
    Selain kuliner, kekayaan tradisi di Kota Tangerang juga menjadi daya tarik wisata yang memikat. Banyak destinasi sejarah yang kini menjadi favorit para pelancong.
    Mulai dari Museum Benteng Heritage, Masjid Kali Pasir, hingga menikmati warna-warni mural di Kampung Bekelir.
    Adapun Klenteng Boen Tek Bio yang didirikan pada 1684, merupakan klenteng tertua di Tangerang. 
    Selain sebagai pusat ibadah, klenteng tersebut juga menjadi pusat kegiatan budaya masyarakat Tionghoa. 
    Pengunjung dapat melihat langsung keindahan arsitektur dan memahami tradisi Tionghoa Benteng.
    “Kami juga mengemas tradisi dan budaya melalui berbagai festival. Seperti Festival Budaya, Culinary Night, Festival Cap Go Meh, Festival Cisadane, dan banyak lainnya,” tambah Boyke.
    Kota Tangerang bukan sekadar tempat persinggahan. Kota ini adalah ruang hidup yang menjaga dan merawat warisan leluhur secara berkelanjutan.
    Tradisi batik tulis khas Tangerang pun menjadi bagian penting dari identitas budaya kota ini. Motif seperti Kembang Kipas dan Naga Cisadane menunjukkan kekayaan cerita yang dirangkai dalam helai kain.
    Dengan perpaduan kuliner yang menggugah selera dan budaya yang sarat makna, Kota Tangerang menjadi destinasi wajib bagi pelancong yang mencari pengalaman wisata yang unik dan berkesan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.