Produk: PKL

  • Segel SDN Utan Jaya Depok Dibuka, Gembok Dibongkar dan Spanduk Protes Dicopot
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Mei 2025

    Segel SDN Utan Jaya Depok Dibuka, Gembok Dibongkar dan Spanduk Protes Dicopot Megapolitan 9 Mei 2025

    Segel SDN Utan Jaya Depok Dibuka, Gembok Dibongkar dan Spanduk Protes Dicopot
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Aktivitas di
    SDN Utan Jaya
    , Cipayung, Kota Depok, kembali normal, Jumat (9/5/2025), usai bangunan sempat disegel terduga ahli waris. 
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, dua gembok yang semula digunakan untuk menyegel pagar sekolah kini hanya dibiarkan menggantung di jeruji pagar besi. Terlihat bekas pengelasan di sekitar gembok yang digantung.
    Lalu, dua spanduk protes yang diduga dipasang ahli waris sejak penyegelan pertama pada Januari 2025 juga sudah dicopot dari dinding depan sekolah.
    Para murid pun terlihat berlalu-lalang di halaman sekolah. Beberapa di antaranya keluar masuk sekolah untuk membeli camilan dari pedagang kaki lima (PKL) di depan SDN Utan Jaya. 
    Alifah (57), salah seorang wali murid bercerita, aktivitas belajar mengajar di SDN Utan Jaya baru kembali normal pada hari ini.
    Sebelumnya, selama dua hari yakni Rabu dan Kamis, 7-8 Mei 2025, siswa hanya mendapat tugas untuk dikerjakan di rumah. 
    “Dari hari Rabu (7/5/2025) sudah diliburkan sekolahnya karena pagarnya dilas, terus pagar yang kecil juga digembok,” kata Alifah kepada
    Kompas.com
    di lokasi. 
    Oleh karena penyegelan ini tak sekali terjadi, Alifah sempat berpikir untuk memindahkan cucunya itu ke sekolah lain.
    “Cucu saya juga nanya ‘Kenapa sih kita pintunya masuk dari gerbang yang kecil?’. Saya cuma bisa jawab kalau motor lagi enggak bisa masuk ke sekolah,” terangnya.
    Sebagaimana diketahui, SDN Utan Jaya kembali disegel oleh terduga ahli waris pada Rabu (7/5/2025). Berdasarkan foto yang diterima Kompas.com, gerbang sisi paling kiri sekolah tampak digembok menggunakan rantai besi.
    Namun, sehari setelahnya atau Kamis (8/5/2025), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membongkar segel tersebut.
    Adapun penyegelan pertama terjadi saat hari pertama masuk sekolah, Senin (6/1/2025). Saat itu, gerbang utama SDN Utan Jaya ditutup menggunakan bambu.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, Rabu (8/1/2025), bambu menyilang dan kayu menutup gerbang utama sekolah tersebut.
    Namun, di samping gerbang berwarna hitam itu ada akses jalan kecil yang tak ditutup, sehingga bisa diakses para murid dan guru. Tampak siswa-siswi SDN Utan Jaya keluar melalui akses jalan tersebut.
    Sementara, di bagian depan gerbang utama yang terpasang bambu menyilang, terdapat spanduk putih besar bertuliskan “Stop kegiatan sekolah sebelum tanah ini kompen (dibayar). Ngontrak tanah= X, Bayar tanah= X”. Tulisan itu dibuat menggunakan cat semprot.
    Tepat di atas gerbang utama juga terdapat dua spanduk yang memuat keterangan bahwa lahan sekolah tersebut bukan milik pemerintah Kota Depok.
    “Perhatian. Tanah dan bangunan ini dari tahun 1970 s/d 2024 bukan kepemilikan pemerintah Kota Depok. Masih murni kepemilikan tanah dan bangunan milik H Namid bin M Sairan pendiri yayasan SD swasta dari tahun 1970 s/d tahun 2024. Demi hukum belum pernah dihibahkan yang berbentuk apa pun kepada pemerintah,” bunyi spanduk tersebut.
    Di samping spanduk itu, terdapat spanduk lain yang memuat permohonan maaf ke seluruh siswa dan warga SDN Utan Jaya.
    “Kami tidak menyegel! Tapi menyatakan kembali kebenaran hak waris kami sesuai letter C No 603/836 Persil 156, atas nama H Namid bin Sairan yang tercatat dalam buku C desa/kelurahan Pondok Jaya Cipayung Depok”.
    “Kami harapkan pemerintah dapat secepatnya menyelesaikan hal ini dengan lebih arif bijaksana dan keadilan restoratif. Dan permohonan maaf kepada seluruh siswa dan warga sekolah atas keadaan ini. Dan mohon dibantu suarakan kebeneran ini demi keadilan yang hakiki,” bunyi spanduk itu.
    Adapun Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Sutarno, mengatakan, lahan SDN Utan Jaya awalnya milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
    Semula, sebelum Kota Depok lahir, wilayah tersebut masuk Kabupaten Bogor. Sejak dulu, lahan tersebut disebut sudah digunakan sebagai sekolah.
    Hal ini disampaikan Sutarno usai menggelar mediasi terkait sengketa lahan SDN Utan Jaya yang dihadiri Sekretaris Daerah Kota Depok, terduga ahli waris pemilik lahan, pihak sekolah, dan stakeholder terkait.
    “Hasil rapat tersebut adalah Bu Sekda memberi penjelasan kaitannya dengan sejarah sekolah tersebut,” ucap Sutarno kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2025).
    Pada tahun 1999, Depok berdiri sendiri sebagai kota, hasil pemekaran dari Kabupaten Bogor. Kecamatan Cipayung pun masuk wilayah Kota Depok.
    Menyusul pemekaran ini, lahan SDN Utan Jaya dilimpahkan dari pemerintah Kabupaten Bogor ke pemerintah Kota Depok.
    “Maka status aset itu kan dilimpahkan ke Depok, hanya untuk status surat tanahnya itu kan dalam bentuk girik (letter C),” terang Sutarno.
    Menurut Sutarno, terjadi salah paham antara Pemkot Depok dengan pihak H Namid Bin M Sairan yang mengeklaim memiliki lahan tersebut.
    Dalam mediasi, pihak yang mengeklaim sebagai ahli waris masih bersikukuh mereka memiliki lahan tersebut.
    Meski begitu, terduga ahli waris tersebut bersedia untuk mencabut bambu yang menyegel gerbang SDN Utan Jaya, termasuk menurunkan atribut protes yang terpasang di gerbang sekolah.
    “Selanjutnya, kalau memang masih ada hal-hal yang belum clear, silahkan saja nanti ahli waris mengajukan gugatan,” jelas Sutarno.
    “Nanti bukan dari kita yang memutuskan, berarti nanti yang memutuskan adalah pengadilan,” lanjutnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Pluit Junction Mal Jakut Tutup: Nyaris Semua Tenant Tak Buka Lagi, Pelanggan Sepi
                        Megapolitan

    10 Pluit Junction Mal Jakut Tutup: Nyaris Semua Tenant Tak Buka Lagi, Pelanggan Sepi Megapolitan

    Pluit Junction Mal Jakut Tutup: Nyaris Semua Tenant Tak Buka Lagi, Pelanggan Sepi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Pluit Junction Mal
    di Jalan Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, tutup sejak 30 April 2025.
    Pantauan
    Kompas.com, 
    Jumat (9/5/2025), pusat perbelanjaan tersebut tampak sangat sepi. Nyaris tak ada pengunjung ataupun
    tenant 
    yang beroperasi. 
    Bangunan mal yang didominasi warna merah dan hijau ini masih terlihat gagah dari luar. Namun, hampir semua pintu masuk mal digembok rapat.
    Di pintu tengah mal tertempel selebaran surat pemberitahuan penutupan mal.
    “Informasi penting, mohon maaf sehubung dengan akan adanya beutifikasi, operasional mal akan ditutup per Rabu, 30 April 2025 jam 22.00 WIB. Terima kasih, sesuatu yang baru akan datang,” tulis surat pemberitahuan itu.
    Hanya ada satu pintu di bagian utara yang masih terbuka lebar dan dijaga oleh sekuriti. Pintu tersebut merupakan akses masuk hotel yang berada di lantai atas mal ini.
    Di akses pintu utara itu pula, terdapat satu toko roti dan satu 
    tenant 
    usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih buka. Kedua toko berada di lantai dasar.
    Sementara,
    tenant-tenant
     lain yang tersebar di lima lantai pusat perbelanjaan tersebut tak lagi buka.
    Lampu di setiap lantai juga sudah tidak sepenuhnya menyala.
    Bahkan, eskalator di mal mati. Hanya
    lift
    yang masih beroperasi, tetapi hanya boleh diakses sekuriti dan pengelola. 
    Meski semua
    tenant 
    nyaris tutup, pendingin ruangan di mal ini masih menyala sehingga bangunan terasa sangat sejuk.
    Tampak beberapa karyawan mondar-mandir di mal ini. Sementara, pengunjung sangat minim.
    Hanya terlihat satu pengunjung yang tengah makan di 
    tenant 
    UMKM yang buka di lantai dasar mal.
    Pengunjung bernama Meri (60) tersebut mengaku tak tahu Pluit Junction Mal kini sudah tutup.
    “Saya baru tahu pas datang ke sini ternyata sudah tutup,” jelas Meri.
    Sepinya Pluit Junction Mal kontras dengan situasi di depan area mal tersebut. Di depan mal, tampak pedagang kaki lima berjejer. 
    Selain itu, sejumlah warga terlihat tengah menunggu kedatangan bus Transjakarta.
    Kompas.com
    sudah berupaya meminta konfirmasi kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola mal untuk memastikan penyebab tutupnya Pluit Junction Mal.
    Namun, saat didatangi di kantornya, pihak Jakpro tak berada di lokasi sehingga tak bisa memberikan pernyataan.
    Kompas.com juga sudah mencoba menghubungi pihak mal melalui sambungan telepon, namun juga tak kunjung mendapat jawaban hingga berita ini ditayangkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menko Budi Gunawan Tegas: Premanisme dan Ormas Pengganggu Usaha Akan Diberantas

    Menko Budi Gunawan Tegas: Premanisme dan Ormas Pengganggu Usaha Akan Diberantas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Jenderal (Purn) Budi Gunawan memberikan aksi sebagai respon terhadapn ormas yang marak dikalangan masyarakat.

    Memutuskan untuk turun tangan dalam memberantas organisasi masyarakat (ormas), yang dinilai bermasalah dan mengganggu pelaku usaha.

    Budi Gunawan menegaskan bahwa pihak dari pemerintah akan menindak tegas berbagai bentuk premanisme dan aktivitas yang berpotensi mengganggu investasi serta ketertiban umum.

    Gangguan ini tidak hanya mengganggu pedagang kaki lima, tapi juga pusat perputaran industri.

    “Negara tidak akan tinggal diam terhadap tindakan yang mengancam stabilitas nasional dan ketertiban sosial,” tegas Budi Gunawan, dilansir Kamis, (8/5/2025).

    Tidak hanya mengganggu pelaku usaha, Budi Gunawan juga menyebut bahwa tingkah dari ormas dan premanisme telah menurunkan kepercayaan dunia usaha terhadap Indonesia.

    “Tindakan-tindakan mereka menjadi hambatan serius bagi target-target pembangunan yang telah digariskan Presiden Prabowo Subianto. Oleh karena itu, kita harus bertindak tegas dan terukur,” ungkapya.

    Selain itu, pemerintah juga mencanangkan ruang pembinaan khusus untuk memutus rantai premanisme.

    Demi menciptakan wajah yang ramah untuk investor serta keamanannya, mantan Kepala BIN itu juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memberikan perhatian penuh.

    Salah satunya, akan segera membuka kanal pengaduan yang bisa diakses oleh masyarakat dan pelaku usaha.

    “Semua pihak yang merasa terganggu atau mengalami tekanan dari oknum maupun kelompok ormas dapat menyampaikan keluhannya melalui saluran resmi yang akan kami siapkan,”ujarnya

  • 4
                    
                        Pemilik Tolak Pembongkaran Bangunan Liar Dekat Unisma Bekasi, Singgung Surat Walkot Terdahulu
                        Megapolitan

    4 Pemilik Tolak Pembongkaran Bangunan Liar Dekat Unisma Bekasi, Singgung Surat Walkot Terdahulu Megapolitan

    Pemilik Tolak Pembongkaran Bangunan Liar Dekat Unisma Bekasi, Singgung Surat Walkot Terdahulu
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebanyak 74 pemilik bangunan liar di bantaran Sungai Kalimalang dekat Universitas Islam 45 (
    Unisma
    ) Kota Bekasi menolak rencana pembongkaran bangunan mereka.
    Puluhan pemilik bangunan liar yang merupakan pedagang itu tetap berpedoman dengan surat instruksi Wali Kota Bekasi era Rahmat Effendi pada 2016 nomor 660/2/2101TU.
    Surat tersebut mengatur tentang penataan pedagang kaki lima di bantaran Sungai Kalimalang samping Unisma.
    “Kami mempertanyakan legalitas surat tersebut apakah secara hukum masih berlaku,” tegas Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima
    Koperasi Mulia Sejahtera
    , Kusnan Effendi, kepada
    Kompas.com
    , Kamis (8/5/2025).
    Kusnan menyebutkan, surat tersebut memperbolehkan para pedagang mendirikan tempat usaha di atas tanah milik Perum Jasa Tirta (PJT).
    “Iya mengizinkan. Jadi pedagang Kalimalang ditata, bukan dibongkar pada saat 2016,” jelas pria yang biasa disapa Pakde Soto itu.
    Di sisi lain, ia mempertanyakan iktikad pemerintah dalam rencana pembongkaran tersebut.
    Pasalnya, pemerintah selama ini tidak pernah melibatkan para pedagang untuk membahas rencana itu.
    “Kok sekarang secara sepihak Pemkot Bekasi akan melakukan pembongkaran, kok gak ada koordinasi dengan pedagang, enggak ada koordinasi dengan paguyuban, kan gitu. Dia rapat pun sepihak tidak melibatkan kita,” jelasnya.
    Rencananya, para pedagang akan beraudiensi dengan pemerintah setempat untuk membahas polemik rencana pembongkaran.
    “Kami tetap bertahan, hari Rabu dijadwalkan bertemu Sekda, akan audiensi,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, Pemkot Bekasi berencana membongkar bangunan liar di sepanjang bantaran Sungai Kalimalang samping Unisma Bekasi.
    Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, pihaknya sudah melakukan tahapan sebelum eksekusi, salah satunya melayangkan surat peringatan ke pemilik bangunan liar.
    “Bangli yang di sebelah Unisma kalau enggak salah sudah masuk peringatan ketiga. Kita sudah lakukan koordinasi dengan pemilik lahan, PJT (Perum Jasa Tirta),” kata Tri, Minggu (4/5/2025), dikutip dari
    TribunJakarta
    .
    Tri memastikan hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) terkait penertiban bangunan liar di bantaran sungai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dimulai, Begini Ritual Lengkap Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru – Halaman all

    Dimulai, Begini Ritual Lengkap Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru – Halaman all

    Dimulai, Begini Ritual Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru

    Oleh Romo Markus Solo Kewuta. SVD, Penulis sangat akrab dengan sebutan 
    Padre Marco

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Konklaf adalah ritual khas untuk memilih Paus yang baru, sang Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma sedunia. 

    Saat ini, Rabu, 7 Mei 2025 Misa meriah baru saja dimulai pkl. 10.00 tadi, waktu Vatikan yang disebut dengan istilah “Pro Eligendo Pontifice” (Misa pemilihan Paus) dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Giovanni Battista Re (91 tahun). 

    Perayaan Misa tersebut dihadiri oleh seluruh Kardinal yang hadir, artinya baik yang berada di bawah umur 80, maupun yang sudah di atas 80 tahun. 

    Jumlah Kardinal yang akan mengikuti acara Konklaf, artinya memilih dan bisa juga dipilih, berjumlah 133 orang. Yang berhak memilih dan diplih dalam Konklaf hanya para Kardinal yang berumur di bawah 80 tahun. 

    Selama ini, sejak kematian Paus Fransiskus tanggal 21 April 2025 yang lalu, Vatikan dan Gereja Katolik mengalami kekosongan Tahta Suci yang disebut dengan istilah “sede vacante”. 

    “Konklav”, asli bahasa Latin “Conclave”. Kata ini secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni “cum” artinya “dengan”, dan “clave” artinya “kunci”. 

    Jadi, Konklaf adalah pemilihan Paus yang terjadi di dalam ruangan terkunci rapat. Artinya terjadi dalam suasana sangat rahasia dan tidak diketahui oleh dunia luar. 

    Makna lainnya adalah pemilihan yang terjadi di tempat tersembunyi dan dalam suasana tenang, dalam doa dan meditasi. Di dalam Konklaf, setiap Kardinal di bawah umur 80 tahun bisa memilih dan dipilih. Artinya setiap Kardinal masuk ke dalam ruang Konklaf sebagai Kardinal, tetapi berpotensi nanti keluar sebagai Paus. 

    Setelah Misa pkl. 10.00 pagi hari ini, 7 Mei 2025, yang diperkirakan akan selesai setelah 1,5 jam, para Kardinal akan kembali ke penginapan di rumah Domus Santa Marta untuk santap siang. 

    Domus Santa Marta adalah tempat Paus Fransiskus tinggal selama 12 tahun masa kepausannya. Rumah ini memiliki banyak kamar. Semua kollega dan penghuni rumah sudah diungsikan ke tempat lain untuk memberikan tumpangan kepada 133 Kardinal. 

    Tadi malam sekitar pkl. 18.30 waktu Vatikan, saya lewat di depan rumah ini. Ternyata pintu sudah disegel dengan tulisan larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan. Semua Kardinal Konklaf sedang berada di dalamnya dan rumah itu terasa sangat senyap. 

    Mulai sore hari ini, Vatikan mematikan jaringan internet di wilayah gerak para Kardinal. Mereka juga dilarang menggunakan berbagai perangkat elektronik. 

    Kami para pegawai Vatikan dilarang melewati jalur para Kardinal dan harus parkir mobil di wilayah yang sangat jauh dari mereka. Setelah makan siang di rumah penginapan Domus Santa Marta, tentu saja dalam suasana sangat tenang, para Kardinal di bawah 80 tahun dan di atas 80 tahun, artinya semua Kardinal yang hadir akan diangkut dengan kendaraan menuju Kapel Paolina yang terletak di dalam Istana Kepausan di dalam Vatikan. Sebagian akan berjalan kaki melalui jalur khusus yang sangat tertutup, karena berjarak hanya sekitar 300 meter. 

    Pukul 15.45 waktu Vatikan mereka semua akan sudah hadir di dalam Kapel Paolina. Dari sana mereka semua berarak dalam prosesi agung dan dalam doa sambil menyanyikan lagu “Veni Creator Spiritus”, masuk ke dalam tempat Konklav, yakni Kapel Sistina, yang terletak langsung bersebelahan dengan Kapel Paolina. 

    Keduanya berada di area Sala Reggia, Istana Kepausan, persis di jantung Vatikan. Sekitar pkl.16.30 para Kardinal peserta Konklav (133 orang) akan mengangkat sumpah di atas Kitab Suci, satu demi satu. 

    Dengan itu mereka tidak boleh membocorkan rahasia dan tidak boleh melakukan pelanggaran apapun. Aturan Konklav dari Paus Benediktus XVI mengancam setiap pelanggaran dengan hukuman ekskomunikasi. Setelah angkat sumpah masing-masing, Maestro Liturgi menyerukan kalimat terkenal „Extra Omnes“, artinya semua Kardinal di atas umur 80 harus meninggalkan ruang Konklav. Setelah itu para Kardinal Konklav mulai diarahkan untuk pemilihan putaran pertama. Sore sampai malam ini hanya dilakukan satu putaran saja. 

    Sedangkan hari-hari lainnya akan ada 4 putaran setiap harinya: Dua putaran di pagi hari dan dua di sore hari, sampai ada hasil 2/3 suara dari semua pemilih. 

    Kalau sampai 35 putaran belum ada hasil 2/3, maka dua orang yang meraih suara terbanyak akan dipilih dalam putaran selanjutnya sampai satu dari dua orang itu meraih kemenangan. Konklav-konklav terakhir hanya membutuhkan waktu dua sampai 3 hari, artinya antara 8 sampai 10 putaran saja. 

    Di dalam sejarah pernah terjadi Konklav sampai lebih dari 1 tahun. Yang terpendek adalah 10 jam. Ketika hendak memilih, setiap Kardinal menerima sepucuk kertas dengan judul dalam bahasa Latin: Eligo in Sumum Pontificem Meum, artinya: Saya memilih Pemimpin Tertinggiku, di bawahnya terdapat ruangan untuk menulis nama orang yang ingin dipilih. Setiap kali setelah selesai memilih, setiap Kardinal diminta untuk beranjak dari tempat duduknya menuju Altar, di mana sudah disediakan sebuah tempayan atau piala, tempat mereka memasukkan kertas suara mereka. 

    Setiba di depan Altar, setiap Kardinal berdiri dengan posisi menghadap sidang Kardinal, mengangkat kertas pilihannya tinggi-tinggi untuk membuktikan bahwa dia telah memilih secara sah, berlutut untuk berdoa. Bunyi doanya adalah: “Testor Christum Dominum, qui me iudicaturus est, me eum eligere, quem secundum Deum iudico eligi debere“ (Aku memanggil Kristus Tuhan sebagai hakimku untuk menjadi saksi bahwa saya telah memilih calon ini, yang saya yakin sungguh bahwa dia dipilih sesuai kehendak Tuhan). 

    Setelah berdoa demikian, si Kardinal Pemilih bangun berdiri, melipatkan kertas pilihannya dua kali sehingga berukuran kecil sekitar 2×2 cm, lalu meletakkannya ke tempayan atau piala yang telah disediakan. Setelah itu dia kembali ke tempat duduk dan disusul oleh Kardinal lainnya hingga akhir. Setelah ke-133 Kardinal melakukan tahap ini, ketiga Kardinal termuda yang telah dipilih untuk melancarkan upacara pemilihan, menghitung kertas suara dan mengumpulkan suara, lalu mengumumkan hasil pemilihan. 

    Kalau proses pemilihan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka pemilihan dinyatakan sukses. Di akhir setiap putaran, kertas-kertas yang sudah terbuka akan dilobangkan dengan sebuah jarum lalu dibariskan pada seutas benang, kemudian dimasukan ke dalam oven untuk dibakar. Kalau putaran tersebut belum menghasilkan seorang Paus, maka kertas-kertas itu dibakar dengan campuran zat kimia yang menghasilkan asap warna hitam. 

    Hal ini memberikan isyarat kepada umat Katolik seluruh dunia bahwa Paus belum terpilih. Tanggal 7 Mei, hari pertama yang dimulai sore hari, hanya dilakukan satu putaran saja. Hasilnya melalui asap baru akan dilihat setelah pkl. 19.00 waktu Vatikan, atau tengah malam WIB. 

    Seandainya sebuah putaran telah menghasilkan mayoritas yang dibutuhkan, artinya seorang Paus sudah terpilih, maka Kardinal Dekan menanyakan kepada yang bersangkutan dalam keadaan berdiri, apakah dia menerima pemilihan tersebut. 

    Ketika dia menjawab Ya sebagai tanda kesediaanya, maka kepadanya dilontarkan pertanyaan kedua: Apa nama yang digunakan sebagai Paus. Setelah memberikan jawaban kepada kedua pertanyaan ini dengan jelas, Paus baru dikenakan sebuah tanda khusus berupa sebuah pakaian kebesaran. Dulu, Paus terpilih dikenakan sebuah mahkota, tetapi tradisi ini sudah tidak berlaku lagi.

    Setelah mengenakan pakaian khusus ini, Paus terpilih beranjak dari tempatnya menuju ke Altar, di mana di depan Altar tersebut sudah disediakan kursi khusus. Di hadapannya para Kardinal mengucapkan janji setia dan ketaatan mereka kepadanya. Pada saat itu pengurus pembakaran kertas pilihan memasukkan kertas-kertas yang sudah dideretkan pada seutas tali dan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna putih, sebagai tanda bahwa Gereja Katolik sudah memiliki seorang Paus. 

    PIPA KONKLAF DIPASANG – Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. (Tangkap Layar Youtube Vatican News)

    Asap putih dari cerobong di atas atap Kapel Sistina akan diiringi dengan bunyi lonceng panjang Basilika Santo Petrus Vatikan. Pada saat yang sama, Paus baru dihantar menuju sebuah kamar di samping Altar yang disebut “camera lacrimatoria”, artinya Kamar Air Mata, di mana dia beristirahat, memikirkan apa yang harus dikatakan beberapa saat kemudian ketika diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus. 

    Kamar itu dinamakan “Kamar Air Mata“ karena berbagai alasan, antara lain sebuah tempat khusus, di mana Paus baru meluapkan segala perasaanya, yang umumnya di dalam sejarah berupa deraian air mata kegembiraan atau keterharuan. Di sini pula Paus baru tersebut dikenakan pakaian lain untuk ditampilkan ke publik. 

    Dalam selang waktu antara 20 sampai 40 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah bergegas menuju Lapangan Santo Petrus, Paus baru dihantar oleh rombongan Kardinal menuju Balkon Basilika Santo Petrus yang berbingkai merah dan ditutup dengan kain lebar berwarna merah pula. 

    Dua ajudan mendampingi seorang Kardinal Diakon yang akan mengumumkan kepada dunia nama Paus baru sebagai hasil konklav. Kardinal Diakon mengumumkan nama Paus baru dengan rumusan awal berikut: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!“, artinya: “Saya mengumumkan kepada anda kalian sebuah kegembiraan besar: Kita mempunyai seorang Paus!“

    Kardinal Diakon dan kedua ajuda mundur, lalu tampillah Paus baru sambil menyalami hadirin dan pemirsa di seluruh dunia dengan gestikulasi tangan khas. Paus baru juga membawakan wejangan singkat yang syarat makna. 
    Kata-kata awal sering tersirat kepribadian, spiritualitas, kiblat teologi, pastoral dan arah perjalanan pontifikatnya. Setelah melakukan perkenalan dan sambutan ini, beliau kembali ke kediaman barunya di dalam Vatikan. 

    Beberapa hari kemudian, sebuah Misa instalasi Paus baru akan dilaksanakan dan terbuka untuk umat. Umumnya terjadi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Pada saat itu umat dipenuhi kegembiraan sekaligus rasa ingin tahu tentang apa yang akan disampaikan Paus baru di dalam kotbahnya, yang umumnya sudah bisa dibaca dengan jelas visi, misi dan harapannya serta apa yang akan dilakukan di masa-masa mendatang di dalam era kepemimpinannya.

    Romo Markus Solo Kewuta. SVD
    Penulis sangat akrab dengan sebutan 
    Padre Marco.

  • Dedi Mulyadi Tepis Bapak Tiri, Sentil Bupati, Jalan Rusak Segera Diperbaiki
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 Mei 2025

    Dedi Mulyadi Tepis Bapak Tiri, Sentil Bupati, Jalan Rusak Segera Diperbaiki Bandung 7 Mei 2025

    Dedi Mulyadi Tepis Bapak Tiri, Sentil Bupati, Jalan Rusak Segera Diperbaiki
    Tim Redaksi
    CIREBON, KOMPAS.com

    Gubernur Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , menyindir sejumlah warga yang mengkritik dirinya dengan sebutan “Bapak Tiri” karena
    jalan rusak
    .
    Dia menilai kritik tersebut tidak tepat lantaran seharusnya kritik tersebut ditujukan kepada
    Bupati Cirebon
    .
    “Saya dikritik, ‘Gubernurna lain bapak aing, tapi bapak tere (tiri)’. Saya katakan, baru Gubernur dua bulan. Terus ketika dicek jalan rusaknya, ternyata jalan kabupaten,” kata Dedi dalam sambutannya, Rabu (7/5/2025) siang.

    Kunaon jalan kabupaten, ngambek ke aing
    ? (Kenapa jalan kabupaten (rusak) marah kepada saya?)
    Kunaon teu ngambek ka bupati
    ? (Kenapa tidak marah ke bupati?) Kan menjadi aneh,” ucap Dedi. 
    Dedi Mulyadi tidak mempermasalahkan kritik terhadap dirinya. Dia mengaku juga membutuhkan kritik untuk membangun Provinsi Jawa Barat lebih baik lagi.
    Namun, kritik yang dilontarkan lebih baik bila disampaikan tepat sasaran.
    Bupati Cirebon, Imron, menyampaikan pihaknya telah mendapat banyak masukan dari Gubernur Jawa Barat dalam kegiatan
    Musrenbang
    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2025-2029.
    Dia akan mengikuti sejumlah saran terkait efisiensi dan juga rencana pembangunan.
    Terkait banyaknya kritik jalan rusak, Imron menyebut proses perbaikan sedang dilakukan secara bertahap.
    Dia juga menilai kritik adalah hal biasa dalam kepemerintahan.
    “Ya perbaikan jalan juga terus dilakukan, terkait adanya kritik ya hal yang wajar. Gubernur hari ini Musrenbang, terus ke beberapa program bantuan listrik dan malam di Pabedilan,” kata Imron seusai menghadiri Musrenbang Provinsi di Gedung Negara, Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, Rabu siang.
    Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, juga menyampaikan pihaknya tengah melakukan perbaikan jalan di sejumlah titik di Kota Cirebon.
    Proses betonisasi juga akan dilakukan secara bertahap di jalan-jalan utama.
    Namun, terkait anggaran yang disediakan, Edo masih harus mengalkulasi sesuai kebutuhan.
    “Jalan yang di kota sedang terus diperbaiki oleh kami. Betonisasi di Jalan Ciremai itu bulan Juni. Kami juga akan sesuaikan dengan kondisi anggarannya,” kata Edo saat ditemui Kompas.com usai Musrenbang, Rabu siang.
    Edo juga menyebut dirinya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terkait pembersihan sepadan sungai Sukalila Kota Cirebon.
    Selain pembersihan, Sungai Sukalila juga direncanakan akan ditambah kedalamannya menjadi 2,5 sampai 3 meter.
    Tak hanya Sukalila, Edo juga menyebut bahwa proses perbaikan sungai ini juga dilakukan terhadap enam aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Cirebon.
    “Ini sudah mulai, di tiga sungai, baru selesai dua. Tiga sungai lagi akan dilakukan bertahap, target akhir tahun selesai semua perbaikan sungai,” tambah Edo.
    Edo juga akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sepadan sungai.
    Pihaknya berencana akan menyiapkan area PKL untuk area baru di GTC.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mas Dhito Fokus Entaskan Kemiskinan Ekstrem dan Tekan Stunting di RPJMD 2025–2029

    Mas Dhito Fokus Entaskan Kemiskinan Ekstrem dan Tekan Stunting di RPJMD 2025–2029

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan bahwa sektor pelayanan dasar dan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Kediri dalam lima tahun ke depan.

    Mas Dhito, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Kediri menurun dari 11,40 persen pada 2020 menjadi 9,95 persen pada 2024. Ia meminta agar data warga yang tergolong rentan, miskin, dan miskin ekstrem diarsir secara rinci dan ditindaklanjuti.

    “Saya minta diarsir, dan yang masuk kategori miskin ekstrem ini saya minta untuk segera diselesaikan,” tegasnya saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 di Pendopo Panjalu Jayati, Selasa (6/5/2025).

    Mas Dhito menyoroti pentingnya penanganan masalah pendidikan yang menjadi penyumbang kemiskinan ekstrem. Berdasarkan data, dari 10.454 anak yang tidak sekolah, 5.427 anak telah berhasil dikembalikan ke bangku pendidikan hingga 2 Mei 2025. Ia menekankan pentingnya mengupayakan agar 5.027 anak lainnya juga bisa kembali bersekolah.

    Selain itu, sektor kesehatan menjadi perhatian khusus, terutama dalam penanganan stunting. Angka stunting di Kabupaten Kediri saat ini tercatat 7 persen, dan Mas Dhito menargetkan penurunan hingga mencapai nol digit dan bahkan zero growth stunting.

    Bupati Kediri membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029

    “Ini semua berkaitan, kalau stunting tidak diselesaikan, kalau anak putus sekolah tidak diselesaikan maka ini akan menyumbang angka kemiskinan. Maka semua OPD saya minta untuk dapat bekerja bersama,” ujarnya.

    Tak hanya itu, ia juga menyinggung soal pengangguran terbuka yang meskipun mengalami penurunan dari 5,24 persen di 2020 menjadi 5,1 persen di 2024, tetap memerlukan perhatian serius dan kerja sama lintas sektor.

    Dalam forum tersebut, yang dihadiri oleh DPRD, ketua OPD, Tim Penggerak PKK, instansi vertikal, dan elemen lainnya, Mas Dhito menekankan pentingnya kolaborasi untuk membawa perubahan lima tahun mendatang.

    “Saya harap ini bisa menjadi langkah bagi kita bersama untuk merajut 5 tahun ke depan kabupaten ini tetap menjadi kabupaten yang memberikan ruang bagi mereka yang tadinya miskin menjadi keluarga mampu,” katanya.

    Mas Dhito juga memberikan arahan khusus kepada seluruh kepala OPD untuk tidak mengulang program yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. Ia juga meminta agar fasilitas lapak bagi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Simpang Lima Gumul segera diaktifkan. [ADV PKP/nm]

  • Alasan Cari Kerja Makin Susah, Banyak Profesi Rawan PHK

    Alasan Cari Kerja Makin Susah, Banyak Profesi Rawan PHK

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak sejak era pandemi Covid-19 masih terus berlanjut hingga sekarang. Raksasa teknologi berbondong-bondong melakukan efisiensi dengan memangkas karyawan di tengah ketidakpastian ekonomi.

    Di samping itu, kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) memicu kekhawatiran PHK yang lebih lazim di masa depan. Pasalnya, sistem AI digadang-gadang bisa menggantikan peran manusia.

    Hal ini masih terus menjadi kontroversi. Sebagian pihak menyebut AI hanya akan membantu, bukan menggantikan manusia. Namun, tak sedikit yang menilai AI ke depannya akan lebih cerdas ketimbang manusia dan bisa menggantikan peran pekerja.

    Survei terbaru yang melibatkan 200 petinggi HR di seluruh dunia (CHRO) mengungkap temuan terkait integrasi AI di tempat kerja. Banyak HR yang berencana mengekspansi pekerja digital dalam 2 tahun ke depan dengan berinvestasi ke agen AI.

    Riset global yang digelar Salesforce tersebut mengindikasikan konsensus yang kuat di antara para HR di seluruh dunia terkait potensi transformasi dengan mengandalkan agen AI di perusahaan.

    Dalam angka, sebanyak 77% petinggi HR percaya agen AI akan memegang peran fundamental dalam tempat kerja dan transformasi perusahaan. Bahkan, petinggi HR mengantisipasi peningkatan sebesar 327% dalam pemanfaatan agen AI selama 2 tahun ke depan.

    Terkait struktur, para HR melihat ada kebutuhan yang signifikan untuk agen AI. Sebanyak 24% dari total pekerja di global akan mengakomodasi peran dan tanggung jawab baru dalam mengimplementasikan pekerjaan digital masa depan.

    Penelitian menyorot perubahan besar-besaran dalam ruang kerja. Pada 2030 mendatang, 80% para HR percaya kebanyakan perusahaan akan membangun ruang kerja kolaboratif antara manusia dan agen AI.

    “Perusahaan-perusahaan yang paling sehat di masa depan akan serba otomatis dan mengandalkan pekerja digital,” kata penelitian tersebut, dikutip dari ZDNet, Selasa (6/5/2025).

    Implikasi positifnya, para HR mengatakan produktivitas pegawai manusia akan meningkat 30% dan pekerjaan mereka akan berkurang 19% karena bantuan AI. Sebanyak 89% HR mengatakan AI dan pekerja digital memungkinkan transisi bagi karyawan manusia untuk mendapat posisi baru yang lebih bermakna.

    Di sisi lain, karyawan manusia sepertinya harus siap beradaptasi dengan perubahan zaman. Sebanyak 77% dari HR yang disurvei menyebut agen AI akan mengubah struktur organisasi perusahaan.

    Sebanyak 81% HR mengaku mulai bersiap untuk adopsi AI. Sebanyak 20% sudah mulai mengimplementasikan agen AI, sementara 61% berencana untuk melatih para pekerja untuk menyiapkan diri menghadapi peran baru di masa depan dengan keberadaan AI.

    Ke depan, keterampilan yang paling dibutuhkan dari karyawan manusia adalah ‘soft skill’. Pasalnya, soft skill susah dilatih ke mesin AI.

    Beberapa contoh soft skill yang dimaksud adalah membangun relasi jangka panjang, membangun kepercayaan, menunjukkan empati, dan menciptakan ruang aman dalam lingkungan kerja.

    Sebanyak 75% HR mengaku agen AI akan meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk menggenjot soft skill di lingkungan kerja.

    “Para HR berencana mengalihkan tugas pekerja ke peran pembangunan relasi, di mana keterampilan adaptasi dan kolaborasi sangat dibutuhkan,” tertera dalam survei Salesforce yang dilaporkan ZDNet.

    “Mengantisipasi hal ini, pekerjaan seperti customer service, operasional, dan keuangan, akan berkurang. Posisinya akan berubah ke bentuk lain dengan adanya agen AI,” tertulis dalam laporan.

    Singkatnya, laporan Salesforce menyebut masa depan iklim kerja akan bersifat hibrida dan meningkatkan sistem otomatis. Manusia akan menjadi pakar dengan bantuan AI.

    “Manusia dan agen AI akan berfungsi seperti mitra terpercaya, membentuk gabungan angkatan kerja manusia dan digital yang akan merevolusi hampir semua sektor bisnis,” tertera dalam laporan tersebut.

    Daftar Pekerjaan Terancam Punah

    Terpisah, dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

    Laporan itu mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.

    Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.

    Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok. WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

    Teller bank
    Petugas pos
    Kasir dan loket
    Data entry
    Sekretaris dan administrasi
    Staf pencatat stok (stock-keeping)
    Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
    Legislator dan pejabat pemerintahan
    Staf statistik, asuransi, dan keuangan
    Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
    Satpam
    Manajer kredit dan pinjaman
    Penyelidik dan pemeriksa klaim
    Penguji software
    Relationship manager

    Daftar Pekerjaan Baru Berkat AI

    Di saat bersamaan, perkembangan teknologi AI juga disebut akan melahirkan kesempatan baru di bidang tersebut. Berikut adalah 15 bidang pekerjaan yang pertumbuhannya diperkirakan paling pesat sepanjang 2023-2027

    Spesialis kecerdasan buatan (Al) dan machine learning
    Spesialis keberlanjutan (sustainability)
    Analis business intelligence
    Analis keamanan sistem informasi
    Engineer di bidang fintech
    Analis data dan data science
    Engineer di bidang robot
    Spesialis big data
    Operator peralatan pertanian
    Spesialis transformasi digital
    Pengembang blockchain
    Spesialis e-commerce
    Spesialis strategi dan pemasaran digital
    Engineer data (data engineer)
    Desainer komersial dan industrial

    Nah, itu dia laporan soal iklim kerja di tengah gempuran AI, beserta beberapa profesi yang diramal bakal hilang dan digantikan dengan profesi baru. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

  • 10
                    
                        Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang "Minta Jatah"
                        Megapolitan

    10 Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang "Minta Jatah" Megapolitan

    Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang “Minta Jatah”
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Antusiasme warga Depok menyambut
    car free day
    (CFD) perdana yang digelar pada Minggu (4/5/2025) terlihat begitu tinggi.
    Sejak pukul 05.30 WIB, ruas Jalan Margonda Raya mulai dipadati warga yang datang dengan pakaian olahraga, membawa sepeda, hingga berjalan santai bersama keluarga.
    Rahma (25), warga Beji, mengaku gembira dengan penyelenggaraan CFD yang akhirnya hadir di kota tempat tinggalnya.
    “Kami sangat senang ada CFD di Depok. Ini merupakan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, berolahraga, dan menikmati udara pagi yang segar,” ujar Rahma.
    Senada dengan Rahma, Dara (30) merasa CFD menghadirkan suasana baru yang jauh lebih nyaman untuk berolahraga.
    “Senang banget akhirnya Depok punya CFD juga. Saya biasa sepedaan di sekitar rumah, tapi suasananya beda kalau jalannya ditutup, jadi lebih bebas dan aman,” kata dia.
    Namun, di balik semangat menyenangkan itu, muncul wajah lain yang mencederai makna “untuk rakyat”, yaknim sejumlah
    pedagang kaki lima
    (PKL) mengeluhkan adanya
    pungutan liar
    (pungli).
    Sejumlah pedagang dimintai pungutan oleh pihak tidak resmi dengan dalih kebersihan dan keamanan.
    Ahmad (42), pedagang minuman, mengaku diminta Rp 20.000 oleh seseorang yang mengaku anggota
    karang taruna
    .
    “Ada yang minta, katanya buat kebersihan atau keamanan, tapi enggak jelas dari mana. Kalau enggak kasih, ya kita dicatat namanya. Saya juga enggak tahu buat apa, tapi katanya dari karang taruna kawasan Margonda,” ungkapnya.
    Sari (35), penjual makanan ringan, menyayangkan lemahnya pengawasan dari pemerintah kota.
    “Padahal kita sudah tahu CFD ini untuk masyarakat, tapi malah ada yang manfaatin. Harusnya ditertibkan pemerintah Depok, kalau bisa diawasi dan diberi informasi kalau CFD jangan ada yang pungli,” ujar dia.
    Praktik serupa juga dialami Sri Wahyuni (45), pedagang minuman di depan ITC Depok. Ia mengaku dimintai pungutan dengan alasan untuk iuran kebersihan, meski tidak jelas siapa yang memintanya.
    “Katanya untuk iuran kebersihan, tapi enggak jelas siapa yang minta. Ada yang pakai rompi, tapi enggak ada tanda resmi. Harusnya sih kita bisa kerja sama dengan petugas, jangan ada pemungutan kayak gitu lagi,” kata Sri.
    “Saya juga cuma jual minuman, keuntungannya juga diki. Ini dari buka baru Rp 100.000 lebih, belum sampai Rp 150.000,” imbuh dia.
    Para PKL berharap Pemkot Depok segera turun tangan agar ruang publik seperti CFD benar-benar menjadi milik bersama, bukan ladang pungli terselubung.
    Sementara itu, Pemerintah
    Kota Depok
    belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan pungli di kegiatan CFD tersebut.
    Sementara masyarakat berharap CFD bisa terus berlanjut, kekhawatiran akan ketidaktertiban dan pungutan tak sah menjadi bayang-bayang yang tak bisa diabaikan.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian : Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Mei 2025

    PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok Megapolitan 4 Mei 2025

    PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan saat
    car free day
    (CFD) Kota Depok, Minggu (4/5/2025), mengeluhkan adanya pungutan liar (pungli).
    Seorang pedagang minuman, Ahmad (42), mengaku diminta uang Rp 20.000 oleh seseorang yang mengaku anggota karang taruna.
    “Ada yang minta, katanya buat kebersihan atau keamanan, tapi enggak jelas dari mana. Kalau enggak kasih, ya kita dicatat namanya. Saya juga enggak tahu buat apa, tapi katanya dari karang taruna kawasan Margonda,” ujar Ahmad kepada
    Kompas.com,
    Minggu pagi.
    Keluhan serupa juga disampaikan Sari (35), penjual makanan ringan. Ia menyayangkan tidak adanya pengawasan dari pemkot terhadap aktivitas pungli ini.
    “Padahal kita sudah tahu CFD ini untuk masyarakat, tapi malah ada yang manfaatin. Harusnya ditertibkan pemerintah Depok, kalau bisa diawasi dan diberi informasi kalau CFD jangan ada yang pungli,” ujar dia.
    Sri Wahyuni (45), pedagang minuman di depan Mall ITC Depok, turut mengalami hal serupa.
    “Katanya untuk iuran kebersihan, tapi enggak jelas siapa yang minta. Ada yang pakai rompi, tapi enggak ada tanda resmi. Harusnya sih kita bisa kerja sama dengan petugas, jangan ada pemungutan kayak gitu lagi,” kata Sri.
    “Saya juga cuma jual minuman, keuntungannya juga diki. Ini dari buka baru Rp 100.000 lebih, belum sampai Rp 150.000,” imbuh dia.
    Para PKL berharap pemerintah Kota Depok mengevaluasi pungutan yang tidak jelas kepada mereka saat CFD dan menindak tegas oknum-oknum tersebut.
    “Semoga lebih ditertibkan, kalau bisa di awasi juga oleh petugas, kami PKL cuma buka lapak sebentar jadi jangan yang seenaknya minta-minta gitu. Kita juga cari rezeki, jadi harapannya ditegasin aja,” tutur Ahmad.
    Sejauh ini, pihak Pemkot Depok belum memberikan keterangan terkait dugaan pungutan liar tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.