Produk: PKL

  • Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay Megapolitan 15 Juni 2025

    Niat Jogging di CFD Jakarta, Warga Malah Tergoda Pempek dan Siomay
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Car Free Day
    (CFD) di kawasan
    Gelora Bung Karno
    , Senayan, Jakarta Pusat kembali dipadati warga yang ingin berolahraga pagi.
    Namun, tak sedikit warga yang justru batal berlari karena tergoda stand jajanan yang berjejer di area CFD.
    Salah satunya dialami oleh Aulia (28), warga Cempaka Putih. Ia datang dengan niat untuk
    jogging
    pagi, tapi akhirnya lebih banyak duduk dan mencicipi makanan pedagang kaki lima.
    “Tadinya niat lari beneran. Tapi baru jalan dikit, lihat ada yang jual pempek, terus taichan, ya udah deh nyoba dulu,” ujar Aulia saat ditemui
    Kompas.com, 
    Minggu (15/6/2025).
    Ia mengaku sudah sering datang ke CFD Jakarta, tapi belum pernah menyelesaikan rencana olahraganya.
    “Selalu kalah sama makanan. Kayaknya emang tempat ini cocoknya buat kulineran sekalian,” tambahnya sambil tertawa.
    Cerita serupa juga disampaikan Indah (31), warga asal Tebet. Ia datang bersama teman-temannya dengan pakaian olahraga lengkap, namun akhirnya hanya berjalan santai sambil ngemil.
    “Awalnya jogging, tapi belum lima menit jalan udah lihat siomay sama bakwan goreng. Ya udah, bubar. Kita makan aja dulu,” katanya sambil memegang kantong plastik berisi makanan.
    Menurut Indah, suasana CFD yang ramai dan banyaknya pedagang jajanan membuat niat olahraga sering kali berubah jadi ajang wisata kuliner.
    “Apalagi hari Minggu, pengen santai. Sekalian cari sarapan juga kan,” ujarnya.
    Indah menambahkan, bagi sebagian warga datang ke CFD bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga menjadi momen rekreasi singkat bersama teman dan keluarga di akhir pekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengenal Bubur Ayam Beras Organik Pak Gentong, Destinasi Kuliner Hits di Depok

    Mengenal Bubur Ayam Beras Organik Pak Gentong, Destinasi Kuliner Hits di Depok

    Liputan6.com, Bandung – Setiap orang memiliki makanan favorit yang sering disebut sebagai comfort food yaitu sajian yang mampu memberikan rasa nyaman dan menenangkan baik secara fisik maupun emosional.

    Di Indonesia salah satu comfort food yang paling populer adalah hidangan bubur ayam. Hidangan ini dikenal luas di berbagai daerah dan sering kali menjadi pilihan utama saat sarapan, saat sakit, atau ketika menginginkan makanan yang ringan namun mengenyangkan.

    Bubur ayam terdiri dari bubur nasi yang lembut dan hangat disajikan dengan suwiran ayam, kuah kaldu gurih, bawang goreng, daun bawang, dan kerupuk. Terkadang juga dilengkapi dengan kacang kedelai goreng, telur rebus, cakwe, hingga sambal sesuai selera.

    Kombinasi rasa dan teksturnya yang sederhana namun memikat menjadikan bubur ayam disukai oleh berbagai kalangan usia. Salah satu daya tarik utama dari bubur ayam adalah keberagamannya.

    Setiap daerah memiliki versi bubur ayam yang khas seperti bubur ayam Cianjur, bubur ayam Jakarta, hingga bubur Manado yang menggunakan tambahan ikan dan daun gedi. Bahkan, banyak warung makan atau pedagang kaki lima yang menawarkan variasi topping unik.

    Tidak hanya lezat bubur ayam juga dianggap cocok dikonsumsi ketika tubuh merasa lelah atau kurang fit. Teksturnya yang lembut dan mudah dicerna membuat makanan ini jadi andalan bagi banyak orang saat sedang tidak nafsu makan atau dalam masa pemulihan.

    Adapun untuk masyarakat Depok terdapat destinasi menikmati bubur ayam yang cukup populer yaitu Bubur Ayam Beras Organik Pak Gentong.

  • Jakbar instruksikan OPD persiapkan puncak HUT Jakarta di Kota Tua

    Jakbar instruksikan OPD persiapkan puncak HUT Jakarta di Kota Tua

    saya minta Pak Wakil Wali Kota nanti untuk memonitor persiapannya

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mempersiapkan puncak peringatan HUT ke-498 Kota Jakarta yang akan digelar di Plaza Museum Sejarah Jakarta, kawasan Kota Tua pada 22 Juni mendatang.

    Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyebut persiapan itu meliputi mata acara dan sarana-prasarana untuk menunjang keberhasilan perayaan.

    “Sarana prasarana termasuk juga lingkungan sekitar itu menjadi tanggung jawab kita. Maka itu, saya minta Pak Wakil Wali Kota nanti untuk memonitor persiapannya. Jadi, semua fokus di sekitar wilayah Kota Tua,” ucap Uus saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Seluruh OPD diimbau melakukan persiapan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya.

    “Saya minta untuk menjadi catatan. Masing-masing Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait terutama dari Satpol PP, SDA, dan Bina Marga, yang kira-kira kondisi jalannya nggak baik, ya dirapikan. Termasuk lingkungan yang juga ada di situ untuk ditata,” kata Uus.

    Uus juga menyoroti pedagang kali lima yang masih kerap dijumpai di wilayah Kota Tua.

    “Kesempatan masih ada, jangan sampai pada saat kita melaksanakan kegiatan, ada catatan-catatan. Kita masih ada waktu, mungkin dari para PKL-nya, silahkan untuk dirapikan, bukan hanya karena mau HUT DKI, namun memang ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk mengkondisikan,” ujar dia.

    Selain itu, Uus juga meminta agar keindahan lingkungan yang ada di Jakarta Barat dirapikan, termasuk tanaman atau pohon-pohon di kawasan Kota Tua.

    “Silahkan Sudin Pertamanan dan Hutan Kota agar taman dan sekitarnya dirapikan. Kalau memang ada pohon-pohon yang perlu untuk dipangkas, tanaman perdunya yang memang mungkin sudah pada hilang atau pada mati ya diganti, masih ada waktu,” ujarnya berpesan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab Bojonegoro Siapkan Penataan Alun-Alun Ramah Publik dan UMKM

    Pemkab Bojonegoro Siapkan Penataan Alun-Alun Ramah Publik dan UMKM

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyiapkan langkah strategis untuk menata Alun-Alun Bojonegoro agar menjadi ruang publik yang nyaman, hijau, dan terintegrasi dengan fasilitas pendukung. Penataan ini juga akan memberi ruang lebih besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta menjaga kelestarian kawasan bersejarah.

    Rencana penataan ini dibahas dalam forum Ngobrol Bareng Pak Bupati (NGOPI) di Pendopo Malowopati Bojonegoro, forum rutin yang mempertemukan pimpinan OPD, camat, dan stakeholder terkait. Diskusi dipimpin langsung oleh Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.

    Bupati Setyo Wahono menyampaikan bahwa Alun-Alun Bojonegoro memiliki nilai strategis karena berada di antara Pendopo Pemkab, Masjid Agung Darussalam, dan Pasar Kota. Oleh sebab itu, kawasan ini perlu ditata secara menyeluruh agar menjadi ruang interaksi masyarakat yang representatif, fungsional, dan estetik.

    “Kita butuh integrasi antara alun-alun, pendopo, masjid, dan pasar. Tempat ini harus jadi ruang publik yang ramah untuk warga, dengan parkir yang memadai dan lapak UMKM yang tertata,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Wahono, Kamis (12/6/2025).

    Mas Wahono juga menekankan pentingnya menyediakan lahan parkir di luar area alun-alun, serta ruang khusus bagi UMKM agar produk lokal bisa dinikmati warga dan pengunjung. Keberadaan pedagang kaki lima tetap akan dipertahankan dengan penataan lokasi yang strategis.

    Penghijauan menjadi salah satu fokus utama. Mas Wahono ingin kawasan ini tetap rindang dan nyaman, tanpa mengubah identitas budaya. “Jangan sampai kawasan ini berubah. Kita perlu patenkan dan jadikan ikon Bojonegoro yang tidak bisa diubah-ubah,” tegasnya.

    Ia juga meminta agar seluruh elemen OPD bekerja dengan visi jangka panjang. “Kita tidak ingin ada cat bangunan yang warnanya menyesuaikan partai politik. Kita ingin standar kota yang berpikir jangka panjang dan modern untuk generasi mendatang,” tambahnya.

    Penjabat Sekretaris Daerah Bojonegoro, Andik Sudjarwo, menambahkan bahwa kebutuhan lahan parkir dapat diakomodasi dari aset Pemkab seperti halaman kantor Inspektorat, BPKAD, hingga relokasi Kantor Bakesbangpol. Selain itu, kerja sama dengan Perhutani juga sedang dijajaki untuk memanfaatkan lahan sekitar alun-alun sebagai kantong parkir dan zona PKL.

    “Penataan alun-alun bukan berarti menghilangkan PKL, tapi menempatkannya dalam satu zona yang terorganisir bersama area parkir,” jelasnya.

    Andik menegaskan bahwa penghijauan tetap menjadi prioritas. Pohon pelindung yang sudah ada akan dipertahankan dan ditambah untuk menjaga kenyamanan kawasan. Selain itu, bangunan cagar budaya di sekitar alun-alun akan dilindungi sebagai warisan penting Bojonegoro.

    Forum NGOPI ini menghasilkan berbagai gagasan segar yang diharapkan dapat mengubah wajah Alun-Alun Bojonegoro menjadi pusat aktivitas publik yang nyaman, hijau, inklusif, serta ramah bagi UMKM dan budaya lokal. [lus/beq]

  • Ratusan PKL korban pungli preman di Pasar Kramat Jati direlokasi

    Ratusan PKL korban pungli preman di Pasar Kramat Jati direlokasi

    Lokasi penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sebelumnya dibekingi oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (18/5/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Ratusan PKL korban pungli preman di Pasar Kramat Jati direlokasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 11 Juni 2025 – 14:47 WIB

    Elshinta.com – Ratusan pedagang kaki lima yang menjadi korban pungutan liar oleh preman berkedok organisasi kemasyarakatan (ormas) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sudah direlokasi.

    “Sebagian besar mereka, para pedagang yang mulanya pedagang informal, sudah masuk ke tempat yang sudah kita lakukan penataan. Total relokasi ada kurang lebih 271 pedagang,” kata Manager Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Pedagang informal merupakan orang yang melakukan kegiatan berdagang dengan cara yang tidak sesuai dengan peraturan formal, tidak memiliki izin atau tempat berjualan yang resmi.

    Mereka sering disebut sebagai pedagang kaki lima (PKL) dan berjualan di pinggir jalan, trotoar atau tempat-tempat umum lainnya.

    Agus menyebutkan, penataan akan dilakukan secara bertahap sehingga para PKL bersedia direlokasi ke tempat baru dan tidak lagi menjajakan dagangnya di depan pintu masuk los pedagang resmi Pasar Induk Kramat Jati.

    Pihaknya sudah berkomitmen untuk menjaga dan menata pasar ini menjadi lebih baik, itu harapannya. “Jadi kami berharap tahun ini secara keseluruhan penataan bisa segera kita rampungkan,” ujar Agus.

    Selain itu, pihaknya sudah melalukan pertemuan dengan para PKL untuk menampung aspirasi para pedagang sekaligus membahas program penataan agar para pembeli yang datang merasa aman dan nyaman selama berbelanja.

    “Kami berharap pedagang-pedagang yang memang tidak menerima atau tidak memperoleh tempat di area penataan ingin untuk naik kelas, bisa memperoleh tempat-tempat secara legal,” katanya.

    Agus mengatakan pihaknya telah mengajukan rencana anggaran biaya (RAB) dan Juni nanti akan dimulai kelanjutan progres pengerjaan material penataan.

    “Alhamdulillah dari beberapa persennya sudah mulai tertata. Saya yakinkan dan kita juga berharap di saat kita mau bekerjasama, berkolaborasi untuk Pasar Induk ke depan agar lebih baik,” ujar Agus.

    Sebelumnya, sejumlah PKL mengeluhkan adanya preman berkedok ormas yang melakukan pungutan liar (pungli) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Salah satu PKL bernama Karsidi (46) mengatakan, dirinya bersama PKL lainnya harus membayar uang setoran per bulannya kepada preman yang selama ini mengurus PKL.

    “Setiap bulan itu harus membayar Rp1 juta, tapi nanti setiap hari harus bayar juga uang harian Rp20 ribu. Kalau tidak setor ya ga bakal boleh jualan di sini,” kata Karsidi di Jakarta Timur, Rabu (14/6).

    Para pedagang yang berjualan di depan akses masuk los menduga uang sewa lapak yang diberikan itu hanya masuk ke kantong ormas yang selama ini meminta setiap hari dan bulannya.

    “Kalau dihitung, satu pedagang bayar Rp1,6 juta, itu nanti dikalikan 150 pedagang. Kalau ditotal dalam satu bulan berarti uang Rp225 juta masuk ke kantong mereka sendiri. Padahal ini lahan kan milik pemerintah daerah,” ujar Karsidi.

    Sumber : Antara

  • Penertiban PKL, Bupati Pamekasan: Mendesak dan Dilematis

    Penertiban PKL, Bupati Pamekasan: Mendesak dan Dilematis

    Pamekasan (beritajatim.com) – Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang membuka lapak di area terlarang, menjadi sebuah kebutuhan mendesak yang tidak bisa diabaikan, sekalipun hal tersebut dinilai cukup dilematis.

    Hal tersebut disampaikan Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman saat apel penertiban PKL di sepanjang Jl Jokotole, di sisi timur Arek Lancor Pamekasan, Rabu (11/6/2025). Dihadiri sejumlah instansi berbeda, di antaranya Satpol-PP, Dinas Perhubungan, Diskop UKM Naker, TNI-Polri, serta beberapa instansi lainnya.

    “Penertiban PKL ini merupakan kebijakan dilematis, satu sisi kita ingin ekonomi masyarakat tumbuh, sisi lainnya tata ruang kota dan ketertiban umum juga menjadi kebutuhan mendesak yang tidak bisa diabaikan,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman.

    Selain itu pihaknya menilai jika keberadaan PKL di area terlarang dapat merusak wajah kota, dan tentunya mengganggu ketertiban umum. “Karena itu, penertiban ini harus dilakukan secara berkala demi menciptakan ketertiban dan kenyamanan di Pamekasan,” ungkapnya.

    “Perlu digarisbawahi jika penataan ini bukan semata-mata untuk menyingkirkan PKL, tetapi demi menciptakan suasana kota lebih nyaman, bersih dan layak huni. Sehingga penertiban ini kita lakukan dengan mengedepankan prinsip dialog dan kemanusiaan, bukan dengan kekerasan,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan tiga indikator penting untuk mewujudkan kota maju dan sejahtera. “Tiga indikator ini mencakup kenyamanan kota, keberlanjutan lingkungan, serta peningkatan ekonomi,” sambung Kiai Kholil.

    “Kenyamanan kota bisa terwujud dengan menciptakan ruang publik yang kayak, infrastruktur memadai, serta akses transportasi yang mudah. Keberlanjutan lingkungan dapat terlihat dengan pengelolaan air dan sampah serta ruang terbuka hijau agar kota tetap bersih dan sehat, sedangkan peningkatkan ekonomi dengan mendorong hadirnya pusat bisnis yang menarik, pengembangan pariwisata, serta menarik investasi,” jelasnya.

    Namun untuk menarik minat investor tidak cukup hanya dengan modal infrastruktur, tetapi juga harus dibarengi dengan stabilitas dan kondusivitas yang menjadi syarat mutlak. “Jangan harap investor datang jika tiap hari selalu gaduh, sehingga kita harus hidup damai dengan sesama maupun semua pihak,” imbuhnya.

    “Selain sektor ekonomi dan tata kota, penting juga bagi kita untuk membangun aspek seni dan budaya lokal agar tetap berkembang sesuai etika sosial masyarakat. Sehingga kita juga harus menyiapkan destinasi wisata representatif dan memperkuat budaya lokal yang menjadi kebanggaan kita, hal ini penting menarik wisatawan sekaligus menjaga identitas Pamekasan,” tegasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta agar penataan PKL dilakukan rutin dan memastikan mereka tidak membuka lapak di area terlarang, tentunya dengan tetap mengedepankan komunikasi yang baik antara petugas dengan PKL.

    “Kita ingin penataan ini berjalan tanpa kegaduhan dengan tetap mengedepankan pendekatan komunikasi kolaboratif dan humanis, jangan sampai ada adu fisik yang merugikan semua pihak. Dan kami harap penataan ini menjadi titik awal menciptakan kota yang maju, tertib, bersih dan membanggakan bagi Pamekasan,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Persuasif, Pemkab Pamekasan Kembali Tertibkan PKL di Jl Jokotole

    Persuasif, Pemkab Pamekasan Kembali Tertibkan PKL di Jl Jokotole

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, kembali menertibkan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang membuka lapak di area terlarang, khususnya di sepanjang Jl Jokotole, Pamekasan, Rabu (11/6/2025).

    Penertiban tersebut diawali dengan apel gabungan yang dipimpin langsung oleh Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman di sisi timur Arek Lancor Pamekasan. Diikuti sejumlah instansi berbeda, di antaranya Satpol-PP, Dinas Perhubungan, Diskop UKM Naker, TNI-Polri, serta beberapa instansi lainnya.

    Penertiban tersebut dilakukan dengan pendekatan persuasif demi menjaga ketertiban dan keindahan kota. “Penertiban PKL ini merupakan kebijakan dilematis, satu sisi kita ingin ekonomi masyarakat tumbuh, sisi lainnya tata ruang kota dan ketertiban umum juga menjadi kebutuhan mendesak yang tidak bisa diabaikan,” kata KH Kholilurrahman.

    “Karena bagaimanapun, jika PKL berjualan di area terlarang tentu bisa merusak wajah kita dan mengganggu ketertiban umum. Sehingga pemerintah ini kita harus lakukan secara berkala demi menciptakan ketertiban dan kenyamanan di Pamekasan,” ungkapnya.

    Penataan tersebut dilakukan bukan semata-mata untuk menyingkirkan PKL, tetapi demi menciptakan suasana kota lebih nyaman, bersih dan layak huni. “Untuk itu, penertiban ini kita lakukan dengan mengedepankan prinsip dialog dan kemanusiaan, bukan dengan kekerasan,” tegasnya.

    “Secara prinsip kita ingin menata PKL tanpa ketegangan dan kekerasan, kalau perlu kita undang para PKL ke Pendopo, selanjutnya kita bicara dari hati ke hati demi mewujudkan suasana damai seperti yang kita harapkan bersama,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, penertiban tersebut sebagai tindak lanjut dari regulasi yang telah ditetapkan, seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2021 serta Peraturan Bupati (Perbup) Pamekasan Nomor 101 Tahun 2022 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL.

    Dalam Perbup 101 Tahun 2022, telah diatur bahwa Pemkab Pamekasan menyediakan beberapa titik yang diperbolehkan bagi PKL untuk berjualan. Lokasi tersebut antara lain di sepanjang Jl Pintu Gerbang (sisi barat), Jl Jokotole (sisi selatan), serta Jl Wahid Hasyim (sisi barat hingga utara).

    Selain itu, Pemkab Pamekasan juga sudah menyiapkan 4 titik yang dijadikan sebagai Sentra PKL, yakni Food Colony (Jl Kesehatan), Sae Salera (Jl Niaga), Sae Rassa (Jl Dirgahayu), dan Eks PJK (Jl Trunojoyo). Apalagi di Food Colony juga banyak ruang kosong dan luas, sehingga bisa menampung para PKL. [pin]

  • PKL Talang Banjar Ogah Naik ke Lantai Dua: Pelaris Pun Tak Ada
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Juni 2025

    PKL Talang Banjar Ogah Naik ke Lantai Dua: Pelaris Pun Tak Ada Regional 9 Juni 2025

    PKL Talang Banjar Ogah Naik ke Lantai Dua: Pelaris Pun Tak Ada
    Tim Redaksi

    KOTA JAMBI, KOMPAS.com
    – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan
    Pasar Talang Banjar
    , Kota Jambi, menolak rencana relokasi ke Pasar Angso Duo. Mereka mengaku sudah mencoba pindah, namun dagangan tak laku karena minim pembeli.
    Purba, salah satu pedagang, mengatakan bahwa dirinya pernah menempati lantai dua Pasar Angso Duo, tetapi tak ada pembeli yang datang.
    “Kalau untuk dipindahkan ke lantai dua kami tidak mau. Kami udah coba, pelaris pun tidak ada, sementara di bawah banyak yang jual seperti ini (sayur-sayuran), tidak mungkin cari lagi ke atas,” ungkap Purba saat ditemui di Pasar Talang Banjar, Senin (9/6/2025).
    Ia menambahkan, para pedagang bersedia diatur dan direlokasi, asalkan disediakan lokasi yang layak dan tetap menjangkau pembeli.
    “Boleh kami dipindahkan dari pinggir jalan ini, kalau dak ada lagi solusinya. Tapi berikan kami tempat dagang yang layak. Tapi kami dak mau di lantai atas,” ujarnya.
    Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Sihotang. Ia juga menolak dipindahkan ke lantai atas Pasar Angso Duo karena khawatir dagangannya tidak laku.
    “Orangnya, pembelinya tidak ada. Percuma lah kita jual kalau tak ada pembelinya,” kata Sihotang.
    Sihotang mengaku sebelumnya pernah berdagang di dalam Pasar Talang Banjar, namun akhirnya memilih keluar karena sepi pembeli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legislator DKI Dukung Wacana CFN Tiap Akhir Pekan, Contohkan Malaysia

    Legislator DKI Dukung Wacana CFN Tiap Akhir Pekan, Contohkan Malaysia

    Jakarta

    Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Jhonny Simanjuntak, mendukung wacana pemerintah provinsi DIK yang akan menerapkan car free night (CFN) atau hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta setiap akhir pekan. Dia menilai CFN dapat menggerakkan ekonomi.

    “Mungkin untuk daerah-daerah tertentu, nantinya akan ada banyak orang di situ yang berjualan, kehidupan ekonomi jadi berjalan, orang bisa berjualan di situ. Saya setuju-setuju saja, bagus lah,” kata Jhonny Simanjuntak saat dihubungi, Minggu (8/6/2025).

    Namun demikian, Jhonny meminta pemerintah untuk memperhatikan semua terkait pemilihan lokasi CFN tersebut. Sebab, kata dia, nantinya akan ada penutupan dan pengalihan lalu lintas.

    “Saya pikir, harapan kita itu perlu studi yang lebih komprehensif. Karena kan ketika penutupan di sini penutupan di sana, nanti Ini akan apa,” ujarnya.

    Jhonny juga menyinggung kondisi pelaksanaan CFN di beberapa negara, termasuk di Kuala Lumpur Malaysia. Dia mendukung CFN tiap akhir pekan selama mendorong perekonomian masyarakat.

    “Tapi kan di beberapa negara juga banyak (CFN), di Kuala Lumpur aja ada, ketika malam hari jalan ditutup, di situ orang berjualan, di situ orang semua kuliner segala macam,” kata dia.

    Rano menyebut penerangan akan diprioritaskan jika penerapan car free night ini berlaku. Car free night Sudirman-Thamrin ini direncanakan digelar tiap Sabtu malam. Rano mengatakan kebijakan itu masih harus dikaji secara matang.

    “Nah, jadi kalau car free day sudah menjadi bagian memang kehidupan Jakarta yang akan kita coba, yaitu car free night. Kita akan mulai di jam 10 malam karena ternyata orang banyak juga yang olahraga di malam hari,” kata Rano Karno usai CFD di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (8/6).

    “Tetap di sini (Jalan Sudirman). Makanya kalau kita lihat, PKL-PKL ini kan preparation dari malam. Jadi mereka pasang tenda, kemudian persiapan,” ujar Rano Karno.

    “Mungkin kita akan mulai jam 10 malam. Jam 10 malam, tempat ini tutup. Kita untuk bikin car free night. Tapi kita pasti akan lebih lighting,” tambahnya.Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno sebelumnya mengatakan wilayah Bundaran HI di sepanjang jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman tengah digodok untuk diterapkan CFN. Ia mengatakan pemberlakuan car free nighttetap di Jalan Sudirman hingga sepanjang jalan MH Thamrin.

    (wnv/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • SIER Ikut Serahkan Bantuan Kurban Holding BUMN Danareksa

    SIER Ikut Serahkan Bantuan Kurban Holding BUMN Danareksa

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) melaksanakan pemotongan dan distribusi hewan kurban, sebagai bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap nilai-nilai sosial, spiritual, dan kepedulian kepada masyarakat di sekitar kawasan industri.

    Pada tahun ini, SIER menyalurkan sebanyak 1.100 paket daging kurban kepada karyawan serta masyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan SIER di Surabaya dan Berbek Industri. Tidak hanya itu, kegiatan serupa juga dilaksanakan di kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), salah satu kawasan industri yang dikelola oleh PT SIER. Yakni dengan menyerahkan 33 ekor kambing kepada berbagai pemangku kepentingan setempat.

    Hewan kurban tersebut disalurkan kepada institusi pembina masyarakat seperti Polres Pasuruan Kota, Polres Pasuruan, Kodim, Koramil, dan Polsek di wilayah sekitar ring 1 PIER. Selain itu, kambing kurban juga diberikan kepada kepala desa di Kecamatan Kraton dan Kecamatan Rembang, serta para tokoh masyarakat dan pondok pesantren yang berada di sekitar kawasan industri tersebut.

    Ketua Panitia Kurban PT SIER, Haditya Yudha Sutrisno, menjelaskan bahwa di kawasan SIER Surabaya, kegiatan penyembelihan mencakup 13 ekor hewan kurban, terdiri dari sapi dan kambing. Hewan-hewan ini berasal dari kontribusi manajemen PT SIER, Koperasi Karyawan SIER (Koka SIER), serta sejumlah tenant yang beroperasi di dalam kawasan industri.

    “Prosesi penyembelihan dilakukan di kompleks Masjid Baiturrozaq yang berada di dalam kawasan SIER, dengan dukungan teknis dari enam jagal profesional yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Mitra, Surabaya,” ungkap Haditya, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT SIER.

    Sebanyak 33 karyawan SIER turut berpartisipasi secara sukarela dalam kepanitiaan kurban tahun ini. Mereka aktif terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari penyembelihan, pengemasan, hingga distribusi daging kurban kepada para penerima.

    Lebih lanjut, Haditya menyampaikan bahwa paket daging kurban dibagikan kepada karyawan serta masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar kawasan industri, antara lain warga Rungkut Menanggal, Rungkut Tengah, Kutisari, Berbek, dan Tenggilis Mejoyo. Bahkan, para pedagang kaki lima yang mencari nafkah di sekitar kawasan SIER juga turut menerima pembagian daging kurban.

    Dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran proses distribusi, panitia telah membagikan kupon terlebih dahulu kepada para penerima satu hari sebelum pelaksanaan kurban. Mekanisme ini dinilai efektif dalam menjaga keteraturan sekaligus menjamin bahwa pendistribusian dilakukan secara adil dan tepat sasaran.

    “Alhamdulillah, seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan tertib dan lancar, dengan tetap memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, serta kelayakan distribusi. Keterlibatan aktif panitia internal menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi serta memperkuat nilai-nilai inklusivitas dan solidaritas dalam budaya perusahaan,” ujarnya.

    Haditya menambahkan bahwa nilai-nilai kebajikan dan kepedulian sosial seperti ini perlu terus ditumbuhkembangkan di tengah dinamika kehidupan industri yang kompetitif. “SIER percaya bahwa kesuksesan sebuah perusahaan tidak semata-mata diukur dari indikator finansial, tetapi juga dari sejauh mana kontribusinya terhadap masyarakat luas,” tegasnya.

    Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menegaskan bahwa kegiatan kurban tahunan ini merupakan implementasi nilai-nilai spiritual yang berpadu dengan semangat kepedulian sosial. Makna kurban tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mencerminkan pengorbanan, keikhlasan, dan solidaritas antarsesama.

    “Setiap dari kita pasti punya sesuatu yang sangat kita cintai dan ingin pertahankan. Bisa berupa jabatan, harta, atau orang terdekat. Tapi seperti halnya kisah Nabi Ibrahim, Iduladha mengajarkan kita untuk melepas rasa memiliki yang berlebihan, karena sejatinya semua hanyalah titipan. Kami di SIER ingin menjadikan momen ini sebagai pengingat bahwa kesuksesan perusahaan tidak hanya diukur dari capaian finansial, tetapi juga dari kebermanfaatan yang bisa kami hadirkan bagi sesama,” ujarnya dengan nada reflektif.

    Didik yang saat ini tengah menyelesaikan pendidikan Program Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Universitas Airlangga (Unair), menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, sekaligus merefleksikan filosofi keberagaman dan kebersamaan dalam pembangunan kawasan industri yang berkelanjutan.

    “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar. Mereka bukan hanya bagian dari lingkungan eksternal, melainkan merupakan mitra sosial strategis yang berperan penting dalam mewujudkan keberlanjutan dan harmonisasi kawasan industri,” kata Didik.

    Sementara itu, di tempat terpisah, Dirut PT SIER, Didik Prasetiyono juga turut serta dalam acara Kurban Berkah yang diselenggarakan Holding BUMN Danareksa, yang digelar di Kawasan Industri Makassar (KIMA) pada, Sabtu (7/6/2025).

    Kegiatan ini berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dengan menyalurkan 11 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Melalui bantuan ini, ditargetkan lebih dari 3.000 keluarga di Makassar dan sekitarnya menerima manfaat.

    Selain Didik Prasetiyono, hadir pula dalam kesempatan itu Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, dan para direksi anggota Holding BUMN Danareksa. [tok/aje]