Produk: PKL

  • Puluhan lapak PKL di jalur wisata Puncak dibongkar petugas

    Puluhan lapak PKL di jalur wisata Puncak dibongkar petugas

    Kamis, 29 Mei 2025 17:11 WIB

    Petugas Satpol PP Kabupaten Bogor membongkar lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025). Satpol PP Kabupaten Bogor membongkar puluhan lapak PKL yang berjualan di trotoar dan badan jalan di jalur wisata Puncak, Bogor dengan tujuan untuk menjaga ketertiban umum dan mengembalikan fungsi serta keindahan kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

    Petugas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor menaikkan lapak pedagang kaki lima (PKL) saat pembongkaran di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025). Satpol PP Kabupaten Bogor membongkar puluhan lapak PKL yang berjualan di trotoar dan badan jalan di jalur wisata Puncak, Bogor dengan tujuan untuk menjaga ketertiban umum dan mengembalikan fungsi serta keindahan kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

    Petugas Satpol PP Kabupaten Bogor mendorong gerobak milik pedagang saat pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025). Satpol PP Kabupaten Bogor membongkar puluhan lapak PKL yang berjualan di trotoar dan badan jalan di jalur wisata Puncak, Bogor dengan tujuan untuk menjaga ketertiban umum dan mengembalikan fungsi serta keindahan kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Legislator dan Walkot Jaktim turun langsung tangani lumpur di Cakung

    Legislator dan Walkot Jaktim turun langsung tangani lumpur di Cakung

    Sebanyak 500 warga dan unsur lintas instansi turun langsung dalam aksi bersih kali dan gerebek lumpur

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPRD DKI Jakarta Ghozi Zulazmi, dan Wali Kota (Walkot) Jakarta Timur Munjirin turun langsung ke lapangan untuk menangani pendangkalan di saluran Kalimalang, Cakung yang diakibatkan endapan lumpur.

    “Kita tidak bisa membiarkan Kalimalang terus terabaikan. Lewat aksi kolaboratif ini, kita ingin membuktikan bahwa penataan kawasan bisa dimulai dari inisiatif bersama. Semoga ini menjadi titik awal perbaikan yang berkelanjutan,” kata Ghozi di saluran irigasi Kalimalang atau PAM Cakung Barat, Jakarta Timur, Sabtu.

    Kegiatan bersih-bersih lumpur yang berlokasi di RW 04 dan RW 07 Kelurahan Cakung Barat ini bertujuan menata bantaran kali yang mengalami pendangkalan dan penumpukan sampah, sekaligus menertibkan pedagang yang berjualan di sekitar aliran air.

    “Bersama warga, aparatur kelurahan, melakukan pembersihan menyeluruh dari sampah dan sedimen lumpur,” ujar Ghozi.

    Selain itu, di sejumlah titik juga dilakukan penataan lokasi jualan agar sesuai dengan waktu operasional yang telah disepakati warga dan pengelola pasar.

    Menurut Ghozi, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta, sekaligus bentuk nyata kolaborasi antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat dalam merawat lingkungan.

    “Kita tidak bisa membiarkan Kalimalang terus terabaikan. Lewat aksi kolaboratif ini, kita ingin membuktikan bahwa penataan kawasan bisa dimulai dari inisiatif bersama. Semoga ini menjadi titik awal perbaikan yang berkelanjutan,” ucap Ghozi.

    Ghozi berharap kesinambungan program dan partisipasi aktif warga dapat menjadi kunci keberhasilan dalam penataan ruang kota yang lebih sehat, tertib, dan ramah lingkungan.

    Sedangkan Munjirin menginginkan agar seluruh warga di wilayahnya menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, terutama tidak membuang sampah sembarangan.

    “Hari ini kita terjun bersama semua lintas sektor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga entitas Kecamatan Cakung dalam penataan kebersihan di lingkungan Kelurahan Cakung Barat dan mengedukasi seluruh warga agar memberikan dampak positif kepada lingkungan yang bersih dan sehat,” kata Munjirin.

    Sebanyak 500 warga dan unsur lintas instansi turun langsung dalam aksi bersih kali dan gerebek lumpur.

    Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai unsur dinas teknis dan aparat, di antaranya Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta personel Kodim dan pihak Perum Jasa Tirta II.

    Selain pembersihan fisik, aksi ini juga menandai awal dari penataan ulang wilayah bantaran Kalimalang agar dimanfaatkan secara teratur, dan meminimalisir risiko kerusakan lingkungan dan potensi banjir.

    Para pedagang kaki lima yang biasa beraktivitas di sekitar bantaran kali juga diberikan pemahaman dan alternatif penataan ruang sesuai ketentuan waktu jualan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab Pamekasan Bersama Bank Jatim Serahkan 46 Unit Gerobak Bagi Pelaku UMKM

    Pemkab Pamekasan Bersama Bank Jatim Serahkan 46 Unit Gerobak Bagi Pelaku UMKM

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, bersama Bank Jatim menyerahkan sebanyak 46 unit grobak bagi para pelaku UMKM di Sentra PKL Eks PJKA Jl Trunojoyo, Pamekasan, Kamis (19/6/2025).

    Puluhan unit grobak tersebut merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim, sekaligus tindak lanjut dari program Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto menyambut 100 hari kerja melalui program penataan PKL.

    “Bantuan gerobak ini sebagai wujud dukungan pemerintah daerah bersama Bank Jatim, khususnya bagi pelaku UMKM di Pamekasan. Kolaborasi ini menjadi sumber daya yang harus dimaksimalkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, Kamis (19/6/2025).

    Kolaborasi tersebut diharapkan terus terjalin guna memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat. ““Kami sampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Bank Jatim yang telah bersinergi menyalurkan CSR berupa gerobak PKL sebanyak 46 unit,” ungkapnya.

    Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman (tengah) didampingi Wakil Bupati Pamekasan, Sukriyanto (kiri) mengecek gerobak bagi pelaku UMKM di Sentra PKL Eks PJKA Pamekasan, Kamis (19/6/2025).

    “Bantuan CSR Bank Jatim ini sangat mendukung program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, khususnya dalam penataan PKL di Pamekasan. Penyerahan simbolis kita serahkan 10 unit grobak, dan 36 unit grobak lainnya kita berikan secara bertahap,” imbuhnya.

    Lebih lanjut disampaikan jika bantuan gerobak tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas para pelaku UMKM. “Semoga bantuan ini dapat mendorong dan meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha masyarakat, khususnya para pelaku UMKM yang berada di Sentra PKL Eks PJKA Pamekasan,” harapnya.

    Sementara Direktur Kepatuhan Bank Jatim, Ummi Rodyah menyampaikan hal tersebut sebagai pilot project untuk pengembangan PKL di Pamekasan. “Hal ini merupakan wujud kami mendukung program pemerintah daerah, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan tempat ini dapat difasilitasi dengan baik,” jelasnya.

    “Kedepan kami juga siap hadir untuk memberikan dukungan dengan benefit yang ada, dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang kaki lima di Pamekasan. Kedepan kita juga akan edukasi pada PKL disini bagaimana mengelola keuangan dengan menggunakan QRIS,” pungkasnya. [pin/ted]

  • Trotoar di Pasar Senen Dipenuhi Lapak PKL, Warga: Mau Jalan Kaki Saja Susah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juni 2025

    Trotoar di Pasar Senen Dipenuhi Lapak PKL, Warga: Mau Jalan Kaki Saja Susah Megapolitan 18 Juni 2025

    Trotoar di Pasar Senen Dipenuhi Lapak PKL, Warga: Mau Jalan Kaki Saja Susah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Trotoar di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat dipenuhi lapak
    pedagang kaki lima
    (PKL).
    Pantauan Kompas.com di lokasi, Rabu (18/6/2025), lapak-lapak PKL berjejer memenuhi trotoar dari berbagai sisi jalan di sekitar Pasar Senen.
    Tenda, meja lipat, gerobak, hingga dagangan berupa pakaian, makanan, dan sayuran menutup seluruh jalur pedestrian.
    Tak cukup di trotoar, sebagian PKL bahkan menggelar lapak dagangan sampai ke badan jalan.
    Di titik tertentu, lapak sayur bahkan memenuhi hampir satu ruas jalan dengan lebar sekitar lima meter.
    Kondisi tersebut membuat akses kendaraan sepanjang Jalan Pasar Senen serta akses trotoar pejalan kaki terhambat.
    “Saya jalan kaki saja susah, harus turun ke jalan raya, karena trotoarnya penuh sama dagangan. Bahaya banget,” keluh Wulan (29), warga Senen kepada Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
    Barang-barang dagangan dipajang di atas trotoar dan sebagian bahkan menjorok ke badan jalan.
    Beberapa pedagang mengaku sudah lama menempati lokasi itu dan merasa aman karena tidak ada penertiban secara berkala dari petugas.
    “Sudah dari lama di sini, aman-aman saja. Pernah ditegur, tapi paling hanya disuruh minggir sedikit, habis itu balik lagi,” kata Sari (41), pedagang bakso di dekat pintu masuk parkir Pasar Senen Blok 4.
    Sementara itu, Hasan (50), pedagang sayur, juga mengakui dirinya berjualan hingga ke jalan karena keterbatasan ruang.
    “Kita juga butuh tempat. Selama ini sih enggak ada yang usir. Jadi ya jualan terus aja,” ujar Hasan.
    Warga berharap ada solusi dari pihak berwenang agar aktivitas ekonomi para PKL tetap bisa berlangsung tanpa menutup hak pejalan kaki dan pengguna jalan.
    “Harus ada penataan. Bukan mau usir pedagang, tapi jalur umum jangan sampai dikuasai sepenuhnya,” ujar Wulan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan Sekitar Pasar Senen Macet Parah, PKL dan Parkir Liar Jadi Biang Kerok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juni 2025

    Jalan Sekitar Pasar Senen Macet Parah, PKL dan Parkir Liar Jadi Biang Kerok Megapolitan 18 Juni 2025

    Jalan Sekitar Pasar Senen Macet Parah, PKL dan Parkir Liar Jadi Biang Kerok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Lalu lintas di sekitar Jalan Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengalami kemacetan parah pada Rabu (18/6/2025) sore.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pada pukul 17.00-18.00 WIB, kepadatan kendaraan tak terhindarkan. Kondisi ini dipicu oleh aktivitas pedagang kaki lima (
    PKL
    ) yang meluber hingga ke badan jalan.
    Para pedagang tidak hanya berjualan di area pasar, tetapi juga memenuhi trotoar dan bahkan sebagian ruas jalan. Jenis dagangan yang ditawarkan pun beragam, mulai dari pakaian, makanan siap saji, hingga kebutuhan dapur berupa sayuran dan bumbu masak.
    Situasi semakin diperparah oleh deretan sepeda motor yang diparkir sembarangan, mempersempit ruang gerak kendaraan. Suara klakson bersahutan dari ojek
    online
    (ojol), angkutan kota (angkot), hingga kendaraan pribadi yang saling berebut jalur.
    Tenda-tenda pedagang berdiri berdempetan, sebagian menggunakan gerobak besar yang memakan ruang jalan.
    Di sisi kiri jalan, sejumlah lapak sayur-mayur menggunakan wadah plastik besar yang diletakkan tepat di badan jalan. Sementara di sisi kanan, pedagang pakaian dan makanan aktif menarik perhatian pembeli.
    Kemacetan di kawasan Pasar Senen ini sebelumnya juga menjadi sorotan publik setelah sebuah video yang memperlihatkan kondisi tersebut diunggah ulang oleh akun Instagram
    @
    jakarta.terkini dari akun @agustinuscodhot.
    Dalam video tersebut tertulis, ”
    Warga mengeluhkan jalan Pasar Senen yang macet, kanan proyek, kiri pedagang kaki lima.

    Video tersebut memperlihatkan arus kendaraan yang tersendat parah, sementara lapak-lapak PKL semakin menjorok ke tengah jalan.
    “Makin lama makin ke tengah jualannya,” tulis pemilik video dalam keterangannya.
    Sejumlah warga yang melintasi jalan tersebut mengeluhkan kondisi lalu lintas yang semakin semrawut.
    Mereka menyebut kombinasi proyek pembangunan, lapak PKL, serta
    parkir liar
    sebagai penyebab utama kemacetan yang berkepanjangan.
    “Sudah bertahun-tahun seperti ini, tapi makin hari makin parah. Sulit buat lewat, apalagi sore hari pas orang pulang kerja,” ujar Yuni (31) warga Cempaka Putih kepada
    Kompas.com
    saat ditemui di lokasi.
    Keluhan serupa disampaikan oleh Imron (38), pengemudi ojek
    online
    yang tengah melintasi lokasi.
    “Biasanya juga macet, tapi ini lebih padat banget. Mobil sama motor sampai harus saling tunggu biar bisa lewat,” kata dia.
    Di sisi lain, para pedagang mengaku sudah lama berjualan di lokasi tersebut tanpa pernah mendapat teguran dari pihak keamanan.
    “Saya jualan di sini udah lama, dari sebelum pandemi. Biasanya juga macet sih, tapi enggak pernah ada Satpol PP atau satpam yang suruh pindah,” ujar Jafar (52), salah satu pedagang sayur di dekat pintu masuk parkir Blok 5.
    Hingga pukul 18.00 WIB, kemacetan masih terlihat di kawasan Pasar Senen meski tidak terlalu padat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bangunan di Jalan Notoprayitno Gresik Segera Ditertibkan

    Bangunan di Jalan Notoprayitno Gresik Segera Ditertibkan

    Gresik (beritajatim.com)- Sejumlah bangunan, atau warung yang berdiri di Jalan Notoprayitno Gresik segera ditertibkan. Hal ini dilakukan setelah pihak dari Petrokimia Gresik akan membangun pipa air di jalan tersebut. Kendati bangunannya berdiri diatas lahan milik PT Semen Indonesia (persero) Tbk.

    Sebelum ditertibkan, sejumlah dinas terkait di lingkup Pemda Gresik melakukan rapat kordinasi terlebih dulu mengenai penertiban ini.

    Kepala Dinas Satpol PP Gresik, AH.Sinaga mengatakan, soal penertiban bangunan pihaknya tinggal melaksanakan asal ada perintah dari kepala daerah. “Kami kan dibawah kordinasi kepala daerah. Penertiban ini bermula dari Petrokimia Gresik yang akan membangun pipa air. Kemudian meminta bantuan ke Pemkab Gresik,” katanya, Selasa (17/6/2025).

    Sinaga menuturkan, sebelum ditertibkan pastinya akan ada sosialisasi dulu. Tapi, semua itu tinggal menunggu perintah dari Bupati/Wakil Bupati Gresik.

    “Selain dipakai buat kepentingan pelayanan umum. Keberadaan bangunan tersebut juga akan ditata buat saluran air agar banjir di wilayah kota tidak semakin parah,” tuturnya.

    Saat ini, Jalan Notoprayitno sepanjang 2 kilometer itu di sisi sebelah kanan arah ke Jalan Dr Soetomo Gresik, atau sebaliknya sebelah dari arah timur. Berdiri banyak warung pedagang kaki lima dan rumah warga.

    Eks jalan tambang PT Semen Indonesia itu, dialih fungsikan sebagai jalan kabupaten guna mengurai kemacetan arus lalu lintas di Jalan Wahidin Sudirohusodo Gresik. Sayangnya, saat ini masih banyak berdiri bangunan rumah serta warung pedagang kaki lima meski sudah diberi tanda peringatan dilarang mendirikan bangunan. [dny/kun]

  • Setelah Diprotes PKL, Pemkot Blitar Akhirnya Berikan Lapak Gratis

    Setelah Diprotes PKL, Pemkot Blitar Akhirnya Berikan Lapak Gratis

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar akhirnya memfasilitasi ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang protes karena tidak dapat lapak di Blitar Djadoel. Pemkot Blitar akhirnya bersedia menyediakan stand gratis untuk PKL di bazar Blitar Djadoel 2025.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Hakim Isworo, merespons langsung keluhan para PKL dengan terjun ke lokasi dan berdialog secara langsung. Hakim pun berjanji memfasilitasi para PKL yang protes tersebut.

    “Setelah menerima pengaduan dari para PKL, kami segera turun ke lapangan dan berkoordinasi. Hasil musyawarah memutuskan bahwa stand gratis akan diberikan kepada para PKL lokal,” jelas Hakim, Selasa (17/06/2025).

    Kepala Disperindag Kota Blitar menjelaskan bahwa stand untuk PKL akan ditata ulang di sisi utara area pameran Blitar Djadoel. Ia juga menegaskan bahwa solusi ini adalah bentuk komitmen Pemkot untuk berpihak kepada masyarakat kecil.

    “Yang penting areal dan stand telah kami siapkan, ditata bareng-bareng. Bila ada kekurangan, masih bisa dicarikan solusi yang berpihak kepada para PKL lokal,” imbuhnya.

    Sebelumnya, sebanyak 200 pedagang kaki lima (PKL) Kota Blitar protes ke panitia event Blitar Djadoel. Mereka protes karena tidak diberikan lapak atau stan untuk berjualan di Blitar Djadoel tahun 2025.

    Menurut pedagang, pihak event organizer (EO) Blitar Djadoel memasang tarif Rp.3 juta untuk setiap lapak. Para PKL pun diminta membayar Rp.3 juta agar bisa ikut berjualan di Blitar Djadoel.

    Namun jika tidak mereka tak diperkenankan untuk berjualan di Blitar Djadoel 2025. Aturan itulah yang diprotes oleh PKL. Pasalnya para PKL tak kuat membayar sewa lapak sebesar Rp.3 juta.

    “Teman-teman tidak bisa berjualan, karena tidak mampu membayar Rp.3 juta, karena kita pedagang kecil kalau suruh bayar segitu kami tidak mampu,” kata Andri, koordinator PKL Kota Blitar, Selasa (17/06/2025).

    Menurut pedagang kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa kali gelaran Blitar Djadoel bukan hanya pada tahun 2025 ini saja. Para PKL ini pun menyayangkan tindakan ini.

    “Teman kami sudah ada yang beli, tapi kan tidak tahu untung ruginya, karena kalau tidak beli tidak dapat tempat,” bebernya.

    Kini para pedagang kaki lima tersebut meminta kepada Pemerintah Kota Blitar agar memberikan tempat berjualan di Blitar Djadoel. Mereka berharap Blitar Djadoel ini bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat kecil termasuk PKL Kota Blitar.

    “Ini nasib teman-teman PKL ini masih menggantung belum ada hak tempat yang bisa ditempati, kita mau diperhatiin mana tempat kita,” tandasnya. (owi/but)

  • Tak Mampu Bayar Rp3 Juta, Ratusan PKL Tak Boleh Ikut Blitar Djadoel

    Tak Mampu Bayar Rp3 Juta, Ratusan PKL Tak Boleh Ikut Blitar Djadoel

    Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak 200 pedagang kaki lima (PKL) Kota Blitar protes ke panitia event Blitar Djadoel. Mereka protes karena tidak diberikan lapak atau stan untuk berjualan di Blitar Djadoel tahun 2025.

    Menurut pedagang, pihak event organizer (EO) Blitar Djadoel memasang tarif Rp3 juta untuk setiap lapak. Para PKL pun diminta membayar Rp.3 juta agar bisa ikut berjualan di Blitar Djadoel.

    Namun jika tidak mereka tak diperkenankan untuk berjualan di Blitar Djadoel 2025. Aturan itulah yang diprotes oleh PKL. Pasalnya para PKL tak kuat membayar sewa lapak sebesar Rp.3 juta.

    “Temen-temen tidak bisa berjualan, karena tidak mampu membayar Rp3 juta, karena kita pedagang kecil kalau suruh bayar segitu kami tidak mampu,” kata Andri, koordinator PKL Kota Blitar, Selasa (17/06/2025).

    Menurut pedagang kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa kali gelaran Blitar Djadoel bukan hanya pada tahun 2025 ini saja. Para PKL ini pun menyayangkan tindakan ini.

    “Teman kami sudah ada yang beli, tapi kan tidak tahu untung ruginya, karena kalau tidak beli tidak dapat tempat,” bebernya.

    Kini para pedagang kaki lima tersebut meminta kepada Pemerintah Kota Blitar agar memberikan tempat berjualan di Blitar Djadoel. Mereka berharap Blitar Djadoel ini bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat kecil termasuk PKL Kota Blitar.

    “Ini nasib teman-teman PKL ini masih menggantung belum ada hak tempat yang bisa ditempati, kita mau diperhatiin mana tempat kita,” tandasnya. [owi/aje]

  • QRIS, Jembatan Pemerataan Ekonomi & Kemandirian Nasional

    QRIS, Jembatan Pemerataan Ekonomi & Kemandirian Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Kini, tidak membawa ponsel seringkali lebih membuat kita panik dibanding tertinggal dompet. Ponsel telah berubah menjadi alat multifungsi, termasuk sebagai dompet digital yang memudahkan transaksi di seluruh lini kehidupan, dari pusat perbelanjaan modern hingga pedagang kaki lima.

    Transformasi ini tak lepas dari peran QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019.

    QRIS telah menjadi katalis penting dalam memperluas sistem pembayaran digital yang lebih efisien, aman, dan inklusif, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Bank Indonesia mencatat, hingga akhir 2024, jumlah pengguna QRIS mencapai 55,4 juta dengan 35,9 juta merchant terdaftar—mayoritas di antaranya merupakan UMKM. Persebaran pengguna juga sudah merata dari Jawa hingga Papua, menandakan penetrasi digital yang meluas dan merata.

    Tingginya pertumbuhan dan akseptasi digitalisasi sistem pembayaran, dapat mendorong pendapatan para pelaku usaha UMKM. Sebab, transaksi menjadi semakin mudah. Tentunya, jika terjadi peningkatan transaksi secara nilai maupun volume akan mendorong kontribusi ke perekonomian dan pendapatan masyarakat. Menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada tahun 2023, pelaku usaha UMKM yang mencapai sekitar 66 juta berkontribusi hampir 61% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mampu menyerap sekitar 117 juta pekerja atau setara 97% dari total tenaga kerja di Tanah Air.

    Digitalisasi sistem pembayaran terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung. Bagi pelaku UMKM, kemudahan transaksi lewat QRIS tidak hanya meningkatkan omzet, tetapi juga memberikan rekam jejak digital yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pembiayaan formal. Bagi pemerintah daerah, adopsi pembayaran digital juga dapat meningkatkan efisiensi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD), sekaligus memperbaiki tata kelola keuangan publik.

    Namun, keberhasilan QRIS di tingkat domestik juga menimbulkan dinamika baru secara internasional. Beberapa pihak dari Amerika Serikat telah menyampaikan kekhawatiran atas menurunnya penggunaan jaringan pembayaran global di Indonesia. Meski tidak dalam bentuk kritik terbuka, sinyal tersebut muncul dari berkurangnya volume transaksi jaringan internasional akibat meningkatnya penggunaan QRIS dan dompet digital lokal.

    Menurut laporan industri keuangan dan data ritel, sejak 2022 hingga 2024, penggunaan kartu kredit dan debit asing di sektor ritel domestik tercatat menurun. Hal ini seiring dengan bertumbuhnya preferensi konsumen dan merchant terhadap QRIS yang menawarkan biaya transaksi lebih rendah dan interoperabilitas antar-penyedia layanan. Bagi UMKM, infrastruktur lokal ini lebih menguntungkan karena meringankan beban biaya, khususnya dengan adanya kebijakan MDR 0% untuk transaksi mikro hingga Rp500.000.

    Di tengah keberhasilan ini, penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan sistem pembayaran domestik dan keterbukaan terhadap ekosistem global. QRIS tidak dimaksudkan untuk menggantikan sistem internasional, melainkan memperkuat fondasi ekonomi nasional dengan membangun infrastruktur sistem pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Inisiatif interkoneksi QRIS lintas negara, seperti dengan Thailand, Malaysia, dan negara Asean lainnya, adalah langkah penting untuk menjamin bahwa sistem lokal tetap terhubung dengan jaringan internasional.

    Digitalisasi sistem pembayaran bukanlah upaya eksklusif, melainkan jalan untuk inklusi keuangan yang lebih luas. Dengan indeks inklusi keuangan Indonesia yang mencapai 75,02% dan literasi keuangan sebesar 65,43% pada 2024 (BPS dan OJK), ruang pengembangan QRIS masih terbuka lebar. Kolaborasi antara Bank Indonesia, OJK, pemerintah daerah melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), serta pelaku industri keuangan menjadi krusial dalam memastikan seluruh lapisan masyarakat—termasuk di pelosok—ikut menikmati manfaat digitalisasi ini.

    QRIS telah menjadi jembatan antara ekonomi informal dan sistem keuangan formal. Ke depan, tantangannya adalah memastikan sistem ini tetap inklusif, aman, dan adaptif terhadap dinamika global. Dengan arah kebijakan yang seimbang dan kolaboratif, QRIS tidak hanya menjadi simbol transformasi pembayaran, tetapi juga kekuatan strategis dalam membangun ekonomi nasional yang mandiri dan berdaulat. Ini juga sejalan dengan misi Asta Cita dalam hal mendukung pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

  • Cari Kerja Makin Susah, Ramai-Ramai Orang Ganti Profesi

    Cari Kerja Makin Susah, Ramai-Ramai Orang Ganti Profesi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak jurnalis yang ditawari untuk berganti profesi di bidang Artificial Intelligence (AI). Mereka ditawari bekerja dengan data oleh platform milik Scale AI bernama Outlier.

    Laporan Niemanlab mengatakan penulis berita, jurnalis foto dan reporter radio di seluruh Amerika Serikat (AS) menerima banyak pesan perekrutan yang sama dari perusahaan atau mendengarnya dari mulut ke mulut.

    Salah seorang yang ditawari adalah Carla McCanna. Dia merupakan lulusan Medill School of Journalism Northwestern University yang ditawari menjadi pelatih model AI dari sebuah portal perekrutan Handshake.

    “Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.

    Keahlian yang dimaksud adalah pengalaman jurnalistik, menulis profesional, penelitian dan pengecekan fakta. Dia memang pernah magang di The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine, dan Agustus lalu, ia meraih gelar masternya di bidang jurnalisme.

    Namun masalahnya pekerjaan sebagai jurnalis cukup sulit dan persaingannya sangat ketat. Tahun lalu, Challenger, Gray & Christmas melaporkan industri media AS sangat terpuruk, 5.000 orang kehilangan pekerjaan atau naik 59% dari tahun sebelumnya.

    Sementara itu dia mengaku tak memiliki pengalaman dalam pekerjaan dengan data, pembelajaran medin atau industri teknologi. Namun McCanna mengaku tertarik dengan tawaran pekerjaan Outlier.

    “Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten,” imbuhnya.

    McCanna bekerja penuh waktu selama beberapa bulan terakhir. Gajinya mencapai US$35 (Rp 569 ribu per jam untuk proyek-proyek dalam platform tersebut.

    Kini pekerjaan itu menjadi sumber pendapatan utamanya. Bahkan merekomendasikannya pada teman-teman sekelasnya di Medill.

    “Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya,” katanya. “Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama.”

    15 Profesi Terancam Punah

    Laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 menyebutkan sekitar 83 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Semua itu karena perkembangan teknologi yang makin masif.

    Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja pada sejumlah industri diperkirakan akan berubah. Semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu lima tahun saja.

    Salah satu industri yang akan mengalami perusahaan drastis adalah media, hiburan dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan bakal lenyap atau muncul dengan profesi baru.

    Hal serupa juga akan terjadi pada lebih 23% pekerjaan di bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    Berdasarkan laporan WEF, berikut 15 daftar pekerjaan yang perlahan menuju punah hingga tahun 2027 mendatang:

    Teller bank
    Petugas pos
    Kasir dan loket
    Data entry
    Sekretaris dan administrasi
    Staf pencatat stok (stock-keeping)
    Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
    Legislator dan pejabat pemerintahan
    Staf statistik, asuransi, dan keuangan
    Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
    Satpam
    Manajer kredit dan pinjaman
    Penyelidik dan pemeriksa klaim
    Penguji software
    Relationship manager

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]