Produk: PKL

  • Profesi Rawan PHK Massal Tambah Banyak, Ini Daftar Terbaru

    Profesi Rawan PHK Massal Tambah Banyak, Ini Daftar Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa pekerjaan diramal akan punah dan digantikan oleh sistem kecerdasan buatan (AI). Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal fenomena PHK massal yang makin ganas di masa depan.

    Terbaru, AI sudah masuk ke industri kuliner. Di Dubai, restoran bernama ‘WOOHOO’ yang mengklaim dirinya sebagai ‘tempat makan masa depan’ akan buka pada September 2025 mendatang.

    Lokasinya di tengah kota, hanya selemparan batu dari gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.

    Makanan di WOOHOO masih akan disiapkan oleh manusia ketika dibuka untuk umum. Kendati demikian, hal-hal lain seperti menu, suasana, hingga layanan, akan dirancang oleh model bahasa besar AI yang disebut ‘Chef Aiman’.

    Chef Aiman dilatih berdasarkan studi penelitian ilmiah soal makanan selama berdekade, data komposisi molekul, dan lebih dari seribu resep dari tradisi memasak di seluruh dunia, kata Ahmet Oytun Cakir, salah satu pendiri WOOHOO.

    Chef Aiman memang tidak bisa merasakan makanan, mencium aroma, atau berinteraksi dengan makanan ciptaannya seperti koki pada umumnya.

    Namun, model ini bekerja dengan memecah masakan menjadi bagian-bagian komponennya seperti tekstur, keasaman, dan umami. Lalu, Chef Aiman menyusunnya kembali menjadi kombinasi rasa dan bahan yang tidak biasa.

    Prototipe rancanan Aiman lalu akan difinalisasi oleh koki manusia yang bisa merasakan kombinasi rasa rancangan Chef Aiman. Upaya finalisasi rasa akan dipimpin oleh koki asal Dubai, Reif Othman.

    “Tanggapan mereka terhadap saran saya membantu menyempurnakan pemahaman saya tentang apa yang berhasil melampaui data murni,” jelas Chef Aiman, dalam sebuah wawancara dengan model AI interaktif, dikutip dari Reuters, Jumat (11/7/2025).

    Tujuannya, kata para pencipta Aiman, bukanlah untuk menggantikan unsur manusia dalam memasak, melainkan untuk melengkapinya.

    “Masakan manusia tidak akan tergantikan, tetapi kami yakin (Aiman) akan meningkatkan ide dan kreativitas,” kata Oytun Cakir, yang juga merupakan CEO perusahaan perhotelan Gastronaut.

    Aiman dirancang untuk mengembangkan resep yang menggunakan kembali bahan-bahan yang sering dibuang oleh restoran, seperti potongan daging atau lemak, ujarnya.

    Dalam jangka panjang, para pendiri WOOHOO yakin Aiman dapat dilisensikan ke restoran-restoran di seluruh dunia, sehingga mengurangi limbah dapur dan meningkatkan keberlanjutan.

    Pekerjaan Rawan PHK Gara-gara AI

    Beberapa tahun ke depan, revolusi teknologi AI diramal akan makin masif dan berdampak pada berbagai pekerjaan manusia. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

    Riset dalam laporan yang sama mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.

    Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.

    Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

    • Teller bank

    • Petugas pos

    • Kasir dan loket

    • Data entry

    • Sekretaris dan administrasi

    • Staf pencatat stok (stock-keeping)

    • Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll

    • Legislator dan pejabat pemerintahan

    • Staf statistik, asuransi, dan keuangan

    • Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran

    • Satpam

    • Manajer kredit dan pinjaman

    • Penyelidik dan pemeriksa klaim

    • Penguji software

    • Relationship manager

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wapres nikmati kuliner pedagang kaki lima di Alun-alun Selatan Yogya

    Wapres nikmati kuliner pedagang kaki lima di Alun-alun Selatan Yogya

    “Senang, alhamdulillah. Pas jualan langsung diambil katanya untuk tamu. Belum tahu kalau tamunya itu Pak Wapres. Sisanya disuruh membagikan ke yang mau,”

    Yogyakarta (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menikmati kuliner pedagang kaki lima saat mengunjungi kawasan Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, Selasa malam.

    Ia tiba sekitar pukul 20.50 WIB bersama rombongan dan langsung menuju deretan lapak di sisi timur salah satu kawasan wisata di Kota Gudeg itu.

    Gibran yang mengenakan kemeja berwarna krem berjalan santai di tengah kerumunan sembari sesekali menyapa warga dan pedagang.

    Suasana makin semarak saat paduan suara mahasiswa (PSM) Universitas Atmajaya Yogyakarta menyambut wapres dengan membawakan sejumlah lagu.

    Warga tampak antusias mengabadikan momen itu dengan gawai masing-masing. Beberapa mengangkat ponsel untuk memotret atau merekam Wapres dari dekat. Tak sedikit pula yang mencoba berjabat tangan atau berswafoto.

    Lapak “Ronde Mania Alkid” menjadi salah satu yang dikunjungi wapres beserta rombongan.

    Penjual ronde, Yanti (45) mengaku semula sedang berjualan seperti biasa, namun tiba-tiba diminta menyediakan ronde untuk orang nomor 2 di Indonesia itu.

    Warga Kota Yogyakarta itu mengaku senang lantaran dagangannya diborong 130 porsi.

    “Senang, alhamdulillah. Pas jualan langsung diambil katanya untuk tamu. Belum tahu kalau tamunya itu Pak Wapres. Sisanya disuruh membagikan ke yang mau,” ujar Yanti yang juga sempat berbincang dan berfoto dengan Gibran.

    Selain ronde, sajian bakso juga dipesan secara mendadak untuk menjamu rombongan Wapres.

    Ratno (66), penjual bakso mengaku awalnya sedang berjualan biasa sebelum diajak bergabung ke lokasi.

    “Tadi lagi jalan langsung ditarik ke sini. Saya biasanya jualan di sekitar sini juga. Tapi belum tahu kalau buat acara Pak Wapres. (dipesan) seratus lebih,” ujar dia.

    Di sela kegiatan, tim dari rombongan Wapres juga membagikan paket buku tulis dan pensil kepada anak-anak yang tengah berada di sekitar lokasi.

    Naura (13), salah satu penerima bingkisan tersebut tidak menyangka bakal berjumpa dengan Wapres secara langsung.

    “Senang. Tidak menyangka bakal mendapat buku dari Wapres. Saya sedang berlibur di Yogyakarta,” ujar siswa SMP asal Pati, Jawa Tengah itu.

    Sebelumnya, pada Selasa (8/7) pagi, Wapres Gibran menghadiri Panen Raya Tebu dan Rembuk Tani di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisutjipto, Wotgaleh, Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Sleman, DIY.

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Mahasiswa KKN Dapat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Juli 2025

    BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Mahasiswa KKN Dapat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian Regional 8 Juli 2025

    BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Mahasiswa KKN Dapat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –

    BPJS Ketenagakerjaan
    menargetkan seluruh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Indonesia mendapatkan perlindungan
    jaminan kecelakaan kerja
    dan kematian.
    Deputi Learning & Development BPJS Ketenagakerjaan,
    Suwilwan Rachmat
    , mengatakan bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), mahasiswa KKN perlu mendapatkan perlindungan jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja.
    Dia menyampaikan bahwa BPJS Ketenagakerjaan, sesuai dengan tupoksinya, melindungi mahasiswa KKN dengan perlindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
    “Kami secara masif mendorong semua kampus untuk melindungi mahasiswa-mahasiswa KKN-nya,” kata Suwilwan di sela-sela pelepasan mahasiswa KKN UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/7/2025).
    Suwilwan menambahkan bahwa peserta KKN UNS sudah mendapatkan perlindungan jaminan kecelakaan dan jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan.
    Selain UNS, katanya, UGM, Unnes, dan beberapa Perguruan Tinggi (PT) negeri/swasta di Jateng dan DIY sudah tercover BPJS Ketenagakerjaan.
    “Terakhir kami UGM sudah kita lindungi, Unnes juga sudah, beberapa kampus negeri/swasta sudah kita cover,” ungkap dia.
    Menurut Suwilwan, perlindungan ini diberikan bukan hanya untuk program KKN, tetapi juga untuk program Praktik Kerja Lapangan (PKL).
    “Jadi kalau mahasiswa itu praktik kerja lapangan, artinya mereka sudah tidak di kampus. Mereka sudah masuk ke industri ataupun mereka magang. Itu sudah seperti masyarakat lainnya,” katanya.
    Lebih lanjut, Suwilwan mengatakan bahwa perlindungan ini diberikan selama mahasiswa melaksanakan KKN.
    Setelah kembali ke kampus, mereka sudah tidak lagi mendapatkan jaminan perlindungan ini.
    “Memang programnya ini jangka pendek, hanya selama mereka di lapangan saja, 45 hari. Kalau memang magang, PKL ada yang tiga bulan, nah itu selama itu. Karena mereka setelah balik ke kampus, mereka sudah menjadi mahasiswa lagi. Bukan menjadi, katakanlah, orang yang bekerja di industri,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satpol PP Jakpus tingkatkan pengamanan di kawasan Monas

    Satpol PP Jakpus tingkatkan pengamanan di kawasan Monas

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat meningkatkan pengamanan di kawasan Monumen Nasional (Monas) pada masa libur sekolah untuk mengantisipasi maraknya pedagang kaki lima.

    “Kami menambah personel untuk pengawasan di sekitar Monas,” kata Kepala Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Pusat Tumbur Parluhutan Purba saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, ditingkatkannya pengamanan di kawasan Monas dikarenakan jumlah pengunjung membludak selama libur panjang sekolah sehingga banyak pedagang kaki lima (PKL) yang memanfaatkan momentum tersebut.

    Purba mengatakan, untuk memastikan kerapian sekitar Monas, petugas yang sebelumnya hanya satu regu berisi enam orang, menjadi empat regu yang siaga.

    “Sehingga total anggota satpol PP yang berjaga di kawasan Monas menjadi 24 personel,” ujarnya.

    Ilustrasi – Penertiban PKL Monas Anggota Satpol PP menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di dalam pelataran Monumen Nasional (Monas). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) (Ist)

    Ia menambahkan bahwa penambahan personel di kawasan Monas untuk mengantisipasi terjadinya keributan seperti beberapa waktu lalu antara petugas dan sejumlah PKL.

    Purba mengatakan, pada Rabu (2/7) sekitar jam 15.30 WIB petugas berupaya menghalau dan mengimbau kepada para PKL yang berjualan di sekitar kawasan Monas Pintu Pertamina.

    Akan tetapi, kata dia, pedagang melakukan perlawanan sehingga memicu ketegangan antara petugas dan PKL yang mengakibatkan saling dorong dan adu mulut.

    “Para pedagang membubarkan diri menuju kolong Taman Perwira, karena para pedagang berkumpul di lokasi tersebut kemudian di lakukan penghalauan kembali di kolong tersebut dengan persuasif,” kata dia.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pasar Tertua di Jakarta Mulai Sepi Ditinggal Pembeli, Pedagang Teriak

    Pasar Tertua di Jakarta Mulai Sepi Ditinggal Pembeli, Pedagang Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kondisi Pasar Jatinegara, Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, meski beberapa tempat masih terdapat keramaian. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Jumat (4/7/2025), kondisinya memang tidak sepenuhnya sepi.

    Bahkan di depan pasar tepatnya pintu masuk Jalan Matraman Raya, kondisinya masih terbilang ramai meski tidak seramai seperti dahulu.

    Sebelum memasuki gedung pasar, terdapat banyak toko milik pribadi hingga pedagang kaki lima di sisi kanan dan kiri jalan. Toko-toko ini menjual berbagai jenis barang mulai dari kebutuhan rumah tangga, perlengkapan bayi, alas kaki, dan masih banyak lagi.

    Namun, pengunjung yang menghampiri toko di depan gedung pasar terlihat hanya beberapa. Kecuali toko yang menjual seragam sekolah di mana pengunjung tampaknya mulai banyak mendatangi karena para orang tua sudah mulai membeli seragam sekolah untuk anaknya.

    Setelah masuk ke dalam namun masih berada di luar gedung, terlihat toko-toko juga cenderung sepi. Kemudian memasuki gedung Utama, di lantai dasar, masih dapat ditemui para pelanggan yang berlalu-lalang. Namun tampaknya, tidak seramai dahulu. Pada lantai dasar ini, toko-toko yang ditemui menjual aneka pakaian dan produk tekstil lainnya.

    Kemudian naik ke lantai satu, berbagai pakaian masih dijual di sini. Namun, lantai ini kebanyakan menjual pakaian anak-anak. Dan lagi-lagi, pengunjung cenderung sepi.

    Bergeser ke lantai 2, pedagang di sini menjual berbagai macam alas kaki, mulai dari sepatu hingga sendal. Namun mirisnya, pengunjung di lantai ini lebih sedikit dari lantai dasar dan lantai 1.

    Terlihat hanya para pedagang yang sedang melakukan packing sepatunya dan hanya beberapa pengunjung yang mampir ke beberapa toko. Di lantai ini pula mulai banyak ruko yang sudah tutup.

    Namun Ketika bergeser ke lantai berikutnya, yakni lantai 3, ruko-ruko yang sudah tutup lebih banyak dari lantai 2. Pada lantai ini, kebanyakan diisi oleh konveksi, tukang jahit, hingga kantor cabang bank.

    Sekilas, Pasar Jatinegara terlihat sepi dan hanya ada keramaian yang berasal dari para pedagang, karyawan, dan kuli angkut. Meski begitu, di luar tepatnya depan gedung Utama pelanggan masih cukup ramai meski masih di Bawah normal.

    Beberapa pedagang mengakui pasar sudah mulai sepi selama setahun terakhir. Bahkan, petugas keamanan pun juga menanggapi bahwa kini Pasar Jatinegara tidak seramai dulu lagi.

    Taslim, salah satu pedagang pakaian yang berada di lantai dasar Pasar Jatinegara mengungkapkan sepinya pelanggan sudah terjadi selama setahun terakhir. Bahkan menurutnya, saat pandemi Covid-19, pelanggan masih cukup ramai.

    Foto: Kondisi Pasar Jatinegara Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, Jumat (4/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
    Kondisi Pasar Jatinegara Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, Jumat (4/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

    “Sepinya sudah ada sekitar setahunan, malah pas Covid-19 masih mendingan, tidak seperti ini,” kata Taslim saat ditemui wartawan CNBC Indonesia, Jumat (4/7/2025).

    Taslim menambahkan makin sepinya pelanggan disebabkan karena pola pergeseran belanja masyarakat, di mana hadirnya toko online membuat masyarakat kini enggan untuk datang ke pasar. Meski begitu, Ia tidak sepenuhnya menyalahkan hal itu.

    “Iya ada pengaruh toko online juga sih, tapi kita kan gak bisa salahin, sekarang kan eranya sudah berganti, mungkin dulu di sini sempat jaya, tapi sekarang ya toko online yang berjaya,” tambah Taslim.

    Menurutnya, pedagang yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi akan semakin ditinggalkan, sedangkan sebaliknya, jika pedagang mampu beradaptasi, maka mereka bisa bertahan meski pelanggan kini tak lagi berkunjung ke tokonya tersebut.

    “Ini kan namanya pergantian era, tidak bisa ditantang, pasar ini bisa mati tidak ke depan? bisa iya, bisa tidak, tergantung bisa beradaptasi atau tidak. Kalau kami, ada pasarnya sendiri dan kami bisa beradaptasi dengan pola belanja masyarakat sekarang yang lebih ke online, jadi walaupun terlihat sepi, tapi kami bisa selamat,” ujarnya.

    Sementara itu, Rima, pedagang sepatu yang berada di lantai 2 mengaku pelanggan memang sepi semenjak Covid-19, membuat tokonya kini sepi.

    “Iya begini kondisinya, sudah sejak Covid-19, sama sejak online makin marak,” kata Rima.

    Meski begitu, Rima tetap bertahan karena tuntutan hidup dan jika Ia pindah, maka belum tentu nasibnnya bisa seberuntung sekarang.

    “Ya mau bagaimana lagi, mau tidak mau bertahan, kalau pindah, takutnya malah lebih parah kondisinya, kami tidak mau online karena agak ribet,” ujarnya.

    Adapun Marni, petugas keamanan di Pasar Jatinegara, mengaku kini pengunjung tidak seramai dahulu. Menurutnya, pasar sekilas ramai karena lalu-lalang kendaraan pedagang, karyawan dan kuli angkut.

    “Memang sudah sepi, kelihatan ramai di dalem ya karena itu pedagang, karyawan, dan kuli angkut yang sedang beraktivitas,” kata Marni.

    Meski begitu, pihaknya mengatakan pelanggan sepi tetapi tidak separah dengan beberapa pasar lainnya, di mana terkadang di beberapa tempat keramaian masih terjadi.

    “Sebenarnya dibilang sepi iya, cuma kalau sepi sekali sih tidak ya, kalau di depan terlihat banyak ya mungkin karena saat ini momennya para orang tua mencari seragam sekolah,” ujarnya.

    Pasar Jatinegara atau dikenal dengan sebutan Pasar Mester merupakan pasar tertua yang masih eksis hingga kini. Sebagai informasi, dalam situs resmi Dinas Pariwisata & Kebudayaan Provinsi Jakarta dijelaskan pasar Jatinegara atau ‘Meester Passer’ merupakan pasar tertua di pusat pemerintahan saat ini.

    Sejarah pasar ini bermula saat seorang guru agama Kristen keturunan Portugis bernama Meester Cornelis Senen membeli sebidang tanah di aliran Kali Ciliwung dan mengubah daerah tersebut menjadi kawasan perdagangan Pada 1661 silam.

    Seiring waktu berjalan penyebutan nama Meester berubah menjadi Mester karena penyesuaian dengan pelafalan masyarakat sekitar. Sepeninggal Kolonial Belanda nama Mester diganti dengan Jatinegara yang berarti ‘Negara Sejati’.

    Adapun barang yang dijual di pasar ini kebanyakan melayani sistem grosir, baik kodian maupun lusin, meski beberapa juga melayani pembelian satuan atau eceran.

    (chd/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil? Bandung 4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, untuk menertibkan dan merapikan kembali Jalan Cihampelas.
    Menurut Dedi, pedestrian
    Teras Cihampelas
    justru membuat kawasan yang dulunya dikenal sebagai pusat jeans itu kini semrawut, macet, dan berbau tak sedap.
    “Pak Wali Kota harus merapikan Jalan Cihampelas karena jalannya menyempit dan bau
    haseum
    (asam),” kata Dedi saat bersama Farhan di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Rabu (2/7/2025).
    Dedi juga menyinggung keberanian Farhan dalam menertibkan proyek bernilai Rp 48,5 miliar tersebut. Diketahui Teras Cihampelas dibangun saat Ridwan Kamil menjabat Wali Kota Bandung.
    “Pak Wali Kota ini saya lihat pemberani, tetapi ada sedikit takutnya,” ujarnya sambil tertawa.
    Menanggapi itu, Farhan menyatakan kesiapannya untuk melakukan penataan Jalan Cihampelas.
    “Siap, Pak Gubernur, sekarang lagi proses,” kata Farhan.
    Namun, Farhan menegaskan bahwa pembongkaran Teras Cihampelas tak bisa dilakukan begitu saja.
     
    Ia menyebut ada proses administrasi, hukum, hingga perizinan yang panjang sebelum keputusan itu bisa diambil.
    “Sambil menunggu usulan-usulan lainnya, karena saya mesti bicara dengan DPRD, saya mesti bicara dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah,” ujarnya.
    Sembari proses berjalan, Farhan mengatakan Pemkot Bandung akan tetap melakukan perbaikan fasilitas dan pengamanan di area tersebut.
    Rencana pembongkaran Teras Cihampelas yang diusulkan Dedi Mulyadi justru ditolak oleh warga dan pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
    “Buat apa dibongkar, sudah tanggung, mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik Budi Santoso, warga Cimaung.
    Aan Suherman, pedagang nasi ayam goreng di teras 7, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 800.000 hingga Rp 1,5 juta per hari.
    Ia khawatir akan kehilangan pelanggan jika relokasi dilakukan.
    “Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana?” tegasnya.
    Sementara Irahayu, bendahara koperasi paguyuban pedagang, berharap para pemimpin bisa lebih bijaksana.
    “Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini,” ujarnya.
    Menanggapi polemik ini, Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, meminta Farhan berkonsultasi dengan ahli tata kota sebelum mengambil keputusan besar seperti pembongkaran infrastruktur senilai Rp 48,5 miliar tersebut.
    “Bandung ini banyak ahli tata kota dan planologi. Menurut saya, perlu ditanyakan dulu, baiknya ke depan seperti apa,” kata Asep.
    Ia mengingatkan bahwa proyek tersebut pasti dibangun dengan perencanaan matang di era Ridwan Kamil, dan sebaiknya dikaji ulang bukan langsung dibongkar.
    “Kita cari kesempurnaannya karena kesempurnaan itu akan lebih banyak manfaatnya,” tuturnya. 
    (Kontributor Bandung Putra Prima Perdana)
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas
                        Bandung

    7 Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas Bandung

    Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Rencana pembongkaran
    Teras Cihampelas
    yang diusulkan Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , kepada Wali Kota
    Bandung
    ,
    Muhammad Farhan
    , menuai penolakan dari warga dan pedagang kaki lima (PKL) yang mencari nafkah di lokasi tersebut.
    “Buat apa dibongkar, sudah tanggung, mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik Budi Santoso, warga Cimaung, Cihampelas saat ditemui di Cihampelas, Kamis (3/7/2025).  
    Taufik mengakui, kondisi Teras Cihampelas saat ini kurang terawat dan rusak akibat aksi vandalisme. Namun ia menilai, pembongkaran bukan solusi yang tepat.
    “Ya sangat disayangkan sekali Teras Cihampelas yang dulu bersih sekarang banyak gambar-gambar kaya gini, jadi enggak enak dilihat. Mudah-mudahan ke depan bisa rapi lagi,” tambahnya.
    Dindin Wardiman, seorang warga Setiabudi, juga menolak rencana tersebut.
    Ia berpendapat, meski banyak fasilitas yang rusak dan terdapat aksi vandalisme, Teras Cihampelas tetap menjadi salah satu destinasi ikonik Kota Bandung.
    “Kalau sekarang disayangkan saja enggak terawat, seharusnya bisa jadi obyek wisata. Tapi kalau banyak coretan-coretan gini enggak enak dilihat, jadi terlihat kumuh. Tapi sayang juga kalau dibongkar, bangunan sudah ada ngapain dibongkar, tinggal ditata ulang,” ungkapnya.
    Sementara itu, Aan Suherman, seorang pedagang nasi ayam goreng dan sambal terasi di teras 7, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 800.000 per hari, bahkan hingga Rp 1,5 juta saat ramai.

    Alhamdulillah
    saya banyak pelanggan dari karyawan yang kerja di Cihampelas Walk (Ciwalk) sama kantor-kantor lain seperti PT KAI,” jelasnya.
    Ia menolak keras rencana pembongkaran dan mengusulkan agar anggaran untuk pembongkaran dialokasikan untuk modal pedagang.
    “Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah kemana, langganan saya sudah pada tahu di sini,” ucapnya.
    Irahayu, pedagang dan bendahara Koperasi Paguyuban Pedagang Teras Cihampelas juga menyatakan, jumlah pengunjung sudah mulai meningkat.
    “Sebenarnya ini udah mau mulai banyak tamu, jadi lebih baik ditata ulang dikasih daya tarik lagi biar tamu lebih banyak mau naik. Kalau dibongkar sayang banget, tempat sudah bagus gini kenapa harus dibongkar,” ujarnya.
    Saat ini, dari 191 kios yang ada di Teras Cihampelas. Dari jumlah itu, hanya 32 pedagang yang tetap bertahan.
    Irahayu menambahkan, banyak pedagang yang bangkrut sejak pandemi Covid-19, sehingga tidak memiliki modal untuk membuka kios.
    “Mending uang buat bongkarnya dikasihin ke ibu-ibu yang jualan di sini. Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini, jadi mohon dipertimbangkan lagi (pembongkaran),” tandasnya.
    Berita sebelumnya,
    Wali Kota Bandung
    Muhammad Farhan mengatakan, Pemerintah Provinsi mengusulkan pembongkaran skywalk Teras Cihampelas, yang dibangun pada masa Wali Kota Bandung
    Ridwan Kamil
    .
    “Kemungkinan (dibongkar), tetapi itu baru usul dari Pak Gubernur (Dedi Mulyadi), saya mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang,” katanya.
    Farhan pun akan berupaya mencari kejelasan apakah memungkinkan untuk melakukan pembongkaran Teras Cihampelas.
    “Bahwa ada wacana ataupun saran dari Pemerintah Provinsi agar dilepaskan atau ada upaya pelepasan aset gitu, kami akan jajaki kemungkinan secara hukumnya,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kenapa Kita Selalu Peduli Apa Kata Orang? Ini Penjelasan dan Solusinya

    Kenapa Kita Selalu Peduli Apa Kata Orang? Ini Penjelasan dan Solusinya

    PIKIRAN RAKYAT – Selama lebih dari 15 tahun mengajar, Raj Raghunathan pernah mengalami berbagai momen memalukan. Salah satunya terjadi ketika mikrofon yang terpasang di bajunya tidak dimatikan saat ia pergi ke kamar mandi. Meskipun tidak fatal, kejadian itu membuatnya merasa cukup maliu.

    Rasa malu dan rasa bersalah biasanya muncul ketika seseorang melanggar norma sosial atau moral. Contohnya, saat tertangkap mencontek atau gagal dalam ujian. Emosi ini berkaitan erat dengan kekhawatiran akan pandangan negatif orang lain terhadap kesalahan kita.

    Meskipun tidak nyaman, rasa malu dan rasa bersalah memiliki fungsi yang positif. Keduanya mendorong seseorang untuk bertindak lebih baik, bertanggung jawab, dan memperbaiki kesalahan. Dengan kata lain, peduli pada opini orang lain tidak selalu buruk.

    Namun, banyak orang justru terlalu memikirkan hal tersebut. Studi menunjukkan bahwa kita sering melebih-lebihkan seberapa besar perhatian orang lain terhadap kesalahan kita. Akibatnya, kita menjadi kurang spontan dan sulit menikmati hidup secara utuh.

    Kabar baiknya mayoritas dari kita mulai menyadari masalah ini. Dalam kelas kebahagiaan yang diajarkan oleh Raghunatan, para siswa secara konsisten menyebut keinginan terbesar mereka adalah belajar berhenti memikirkan apa yang dipikirkan orang lain.

    Raghunatan kemudian merumuskan tiga prinsip penting untuk membantu mengatasi kekhawatiran tersebut

    Fokus Pada Orang Lain, Bukan Diri Sendiri

    Ilustrasi Korban Perundungan freepik.com

    Seperti dilansir Psychology Today, manusia adalah makhluk sosial. Sebagian besar aktivitas otak manusia berkisar pada hubungan dengan sesama manusia. Kebahagian sangat bergantung pada kualitas hubungan interpersonal. Studi menunjukan bahwa setiap individu dalam 10 persen kelompok paling bahagia memiliki setidaknya satu hubungan dekat. Artinya, hubungan yang kuat bukanlah bonus, melainkan kebutuhan. Studi lain menunjukan bahwa kebiasan sehari hari kita membutuhkan interaksi dengan sesama.

    Jadi, memang masuk akal jika kita khawatir terhadap pendapat orang lain. Kita ingin dipandang baik oleh mereka agar bisa membina hubungan. Kekhawatiran tentang pendapat orang lain muncul dari ketakutan kehilangan teman atau kedekatan. Ketakutan ini dalam beberapa kasus bisa berguna. Seperti disebutkan sebelumnya, rasa malu bisa memotivasi kita untuk bersikap lebih perhatian dan pantas, yang pada akhirnya membuat orang lebih menyukai kita.

    Namun, jika ketakutannya terlalu besar, hal itu bisa menjadi kontra produktif. Terlalu sering khawatir apakah orang lain menyukai kita bisa memicu kecemasan, menyebabkan perilaku yang haus perhatian dan rasa tidak aman, yang justru membuat orang menjauh. Ini bisa menciptakan siklus buruk, yang pada akhirnya menyebabkan hilangnya rasa hormat terhadap diri sendiri dan keterasingan sosial.

    Salah satu cara untuk memutus siklus ini adalah dengan bersikap berpusat pada orang lain, bukan pada diri sendiri. Jika kita terus-menerus bersikap baik dan perhatian, maka kita akan lebih sedikit khawatir terhadap pendapat orang lain. Ada dua alasannya. Pertama, orang lain akan lebih menyukai kita secara alami jika kita baik dan perhatian; jadi, kita tidak perlu terlalu khawatir.

    Kedua, meskipun tindakan kita disalahpahami atau berujung pada konsekuensi negatif, kita akan tahu bahwa niat kita baik. Ini akan memberikan kebebasan mental untuk tidak terlalu peduli terhadap pendapat orang lain.

    Apakah layak untuk menjadi lebih berorientasi pada orang lain hanya agar tidak terlalu khawatir terhadap pendapat orang lain? Kabar baiknya: bersikap berpusat pada orang lain tidak hanya meningkatkan kebahagiaan, tetapi juga kesuksesan. Secara spesifik, kita lebih mungkin sukses jika kita adalah pemberi (giver), bukan pengambil (taker).

    Pahami bahwa Orang Terluka Bisa Menyakiti Orang Lain

    Orang yang sedang terluka cenderung melukai orang lain. Meskipun kita sudah berusaha bersikap baik dan pengertian, tetap saja ada kemungkinan mendapat penilaian negatif. Ini bukan cerminan kegagalan kita, melainkan menunjukkan kondisi emosional orang lain. Memahami hal ini dapat menumbuhkan empati dan mengurangi kekhawatiran terhadap penilaian mereka

    Namun prinsip ini tetap harus dijalankan dengan kehati-hatian. Jangan sampai dijadikan pembenaran untuk mengabaikan kesalahan diri sendiri. Introspeksi tetap penting. Tanyakan pada diri sendiri: apakah saya benar-benar sudah bersikap baik dan bijaksana, atau saya sedang menipu diri sendiri?

    Latih Kembali atas Fokus Pikiran

    Terkadang, penilaian negatif dari orang lain memang benar dan beralasan. Tetapi, itu tidak berarti kita harus terus-menerus merasa malu atau bersalah. Dalam tradisi Katolik, misalnya, perasaan seperti itu bisa diredakan lewat pengakuan dosa. Bagi yang tidak menjalani praktik tersebut, alternatifnya adalah melatih kontrol terhadap perhatian.

    Kontrol perhatian berarti kemampuan untuk memilih hal apa yang menjadi fokus, dan mengabaikan hal-hal yang tidak bermanfaat. Salah satu metode terbaik untuk melatihnya adalah dengan mindfulness (kesadaran penuh). Meski tidak semua orang cocok dengan metode ini, latihan mindfulness terbukti meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan mengatur fokus pikiran. Satu kekurangannya adalah butuh waktu cukup lama untuk melihat hasilnya. Tapi waktunya sepadan, dan semakin cepat dimulai, semakin baik. Manfaat sampingan lainnya adalah meningkatnya kesadaran diri, yang bisa membantu mencegah penyangkalan diri.

    Jika ingin mencoba latihan mindfulness, berikut ini adalah latihan yang disebut presence practice yang dikembangkan oleh sahabat baik Raghunathan, Vijay Bhat, untuk kursus Coursera tentang kebahagiaan. Latihan ini sangat bermanfaat terutama jika hidup terasa penuh tekanan dan belum pernah mencoba mindfulness sebelumnya.

    Bagi yang kurang nyaman dengan meditasi, cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan langsung melakukan tindakan nyata. Seperti yang dikatakan Goethe, “tindakan memiliki keajaiban, kekuatan, dan keanggunan.” Bertindak membuat kita fokus pada pencapaian tujuan, bukan pada penilaian orang lain.

    Jenis tindakan yang disarankan adalah kegiatan yang memperkuat empati dan kebaikan. Misalnya, melakukan kebaikan acak, menulis surat rasa syukur, atau terlibat dalam aktivitas yang menimbulkan perasaan “flow” seperti yang dijelaskan Mihaly Csikszentmihalyi, yakni kondisi ketika seseorang larut dalam aktivitas yang mereka nikmati. (Rafi Majid Padilah/PKL Polban). ***

  • Demokrat Jakarta panaskan mesin politik untuk pemilu mendatang

    Demokrat Jakarta panaskan mesin politik untuk pemilu mendatang

    Jakarta (ANTARA) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2025 dan forum ini menjadi penanda awal konsolidasi besar-besaran serta revitalisasi internal partai menghadapi kontestasi pemilu mendatang.

    “Kita ingin menyelaraskan revitalisasi organisasi DPP dengan DPD, termasuk pembentukan badan saksi dan badan logistik sebagai bagian dari penguatan struktur,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron di Jakarta, Minggu.

    Herman Khaeron menyampaikan optimisme terhadap masa depan partai yang lebih baik. Ia berharap rakerda kali ini melahirkan program kerja konkret yang dapat mengembalikan kejayaan Partai Demokrat seperti era 2009.

    Kang Hero–sapaan akrabnya–menekankan pentingnya keterlibatan seluruh struktur partai dalam momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang.

    Ia mendorong juga kegiatan yang bersifat merakyat dilakukan serentak di seluruh wilayah, baik oleh DPD maupun DPC.

    Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat akan menyiapkan format laporannya, tapi kegiatan disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing.

    “Silakan lakukan kegiatan yang sederhana namun menyentuh rakyat, seperti lomba makan kerupuk, balap karung atau kegiatan tradisional lainnya,” katanya.

    Kegiatan peringatan HUT RI tersebut juga akan menjadi bagian dari rangkaian menuju HUT Partai Demokrat ke-24 pada tahun ini, sekaligus menyambut seperempat abad usia partai pada 2026.

    Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Mujiyono mengatakan, rakerda bukan sekadar agenda koordinasi tahunan, melainkan momen refleksi kolektif atas arah perjuangan partai.

    “Kita tidak akan pernah menang dalam Pemilu 2029 jika tidak merapikan rumah kita sendiri. Revitalisasi organisasi dan peneguhan arah juang adalah kunci,” katanya.

    Forum ini mengangkat tema “Revitalisasi Organisasi dan Peneguhan Arah Juang Demokrat Jakarta” dan menyepakati tiga fokus utama pembenahan. Pertama, konsolidasi struktur dari tingkat DPD hingga ranting.

    Kedua, penegakan disiplin organisasi dan loyalitas komando dan ketiga, peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan dan program pengembangan berkelanjutan.

    Demokrat Jakarta juga akan diarahkan sebagai “center of excellence” dalam kaderisasi. Mulai tahun ini, pendidikan politik, komunikasi publik hingga literasi kampanye digital ditetapkan sebagai agenda tetap di semua tingkatan organisasi.

    Di sisi lain, arah perjuangan Partai Demokrat Jakarta juga ditegaskan dalam tiga prinsip utama. Yaitu, progresif dalam menjawab isu-isu kota seperti kemacetan dan ketimpangan, responsif terhadap nasib kelompok rentan seperti warga rusun dan PKL.

    Selanjutnya modern dengan menyasar pemilih muda dan ranah digital sebagai arena baru.

    Sejumlah target konkret pun dirumuskan dalam forum ini, antara lain evaluasi badan partai 2022-2025, penyusunan program kerja 2025-2027 serta pengesahan struktur kepengurusan DPD yang baru.

    Dengan semangat itu, Partai Demokrat Jakarta bersiap menyongsong laga politik yang kian dekat, dengan peta jalan yang kini mulai disusun dari dalam.

    Ketua Panitia Pelaksana Rakerda, Faisal menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk tanggung jawab organisasi untuk merumuskan strategi dan arah gerak ke depan.

    “Kami melibatkan seluruh elemen partai sebagai simbol dari gotong-royong dan kesiapan Demokrat Jakarta untuk kembali merebut kepercayaan publik,” kata Faisal.

    Ia juga menambahkan bahwa seluruh rangkaian acara berjalan lancar berkat dukungan berbagai pihak, termasuk sponsor dan simpatisan partai.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gubernur Jabar minta Pemkot Cirebon benahi infrastruktur kota

    Gubernur Jabar minta Pemkot Cirebon benahi infrastruktur kota

    Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (kiri) saat menghadiri rapat paripurna istimewa Hari Jadi ke-598 Cirebon di DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/6/2025). ANTARA/Fathnur Rohman.

    Gubernur Jabar minta Pemkot Cirebon benahi infrastruktur kota
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 28 Juni 2025 – 22:09 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta Pemerintah Kota Cirebon, Jabar, untuk membenahi infrastruktur serta mempercantik wajah kota agar mampu menjadi destinasi yang nyaman dan menarik bagi masyarakat.

    “Kota itu jalannya harus mulus, trotoarnya tertata artistik, dan pencahayaannya rapi. Itu yang akan membuat kota hidup dan disukai banyak orang,” kata Dedi di Gedung DPRD Kota Cirebon, Sabtu.

    Menurut dia, pembangunan fisik dan estetika kota harus menjadi skala prioritas selain transparansi anggaran daerah yang menjadi dasar perencanaan program pembangunan.

    Ia mengungkapkan telah berdiskusi terbuka dengan Wali Kota Cirebon dan mengajaknya untuk membuka data anggaran daerah kepada publik demi efektivitas penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    “Dengan APBD dibuka, masyarakat tahu belanja daerah dipakai untuk apa. Kalau terbuka, pembangunan infrastruktur akan lebih optimal,” ujarnya.

    Dedi pun berjanji akan membantu Pemkot Cirebon lewat tim arsitek, untuk merancang desain pencahayaan dan penataan kota agar memiliki identitas visual yang khas.

    Tidak hanya soal infrastruktur, ia pula menyoroti kondisi sungai yang kotor dan pedagang kaki lima yang belum tertata, padahal keduanya bisa ditata secara terintegrasi.

    “Pedagang bisa ditata dan diberi ciri khas. Misalnya, hari tertentu pakai baju khas Cirebon. Hotel-hotel pun harus menghidupkan budaya lokal seperti gamelan,” ujarnya.

    Ia menilai kota yang bersih dan tertata bisa memberikan rasa nyaman, serta memiliki daya tarik wisatawan, apalagi letak Cirebon strategis karena dekat dengan jalan tol.

    Dedi pun menyampaikan keindahan kota juga harus ditunjang oleh perbaikan rumah tidak layak huni, penataan sanitasi lingkungan, dan pemenuhan listrik untuk masyarakat kurang mampu.

    Tak kalah penting, kata dia, semua anak usia sekolah di Kota Cirebon harus mendapat akses pendidikan minimal jenjang SMA dan SMK, sebagai bagian dari pembangunan kota.

    “Kalau semua tertata kotanya indah, bersih, dan ramah saya yakin setiap akhir pekan orang akan datang ke Cirebon. Tinggal kita serius benahi,” kata dia.

    Terkait masalah sosial seperti kriminalitas dan peredaran obat terlarang, ia menegaskan perlunya penanganan dari akarnya, yakni kemiskinan dan lemahnya pengawasan.

    “Kalau orang mencuri, jangan langsung dihukum. Cari tahu sebabnya. Begitu juga soal eksimer atau ciu, harus dibongkar dan diumumkan ke publik siapa pelakunya,” ucap dia.

    Sumber : Antara