Produk: PKL

  • Cari Kerja Kian Susah, Ramai-Ramai Orang Ganti Profesi

    Cari Kerja Kian Susah, Ramai-Ramai Orang Ganti Profesi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saat pekerjaan sulit dicari, banyak orang yang ditawari untuk menyelami profesi lain. Misalnya sejumlah jurnalis yang ditawari pekerjaan di bidang Artificial Intelligence (AI).

    Tawaran itu ditunjukkan untuk penulis berita, jurnalis foto dan reporter di Amerika Serikat (AS), ungkap laporan Niemanlab. Salah satujnya adalah Carla McCanna yang merupakan lulusan Medill School of Journalism Northwestern University yang ditawari jadi pelatih model AI dari portal perekrutan Handshake untuk perusahaan bernama Outlier.

    “Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.

    Keahlian tersebut adalah pengalaman di bidang jurnalistik, seperti menulis, penelitian dan pengecekan fakta.

    McCanna diketahui pernah magang untuk The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine. Dia juga mendapatkan gelar master di bidang jurnalisme.

    Namun untuk bekerja di bidang jurnalis cukup sulit didapatkan, bahkan banyak dari mereka harus kehilangan pekerjaan. Challenger, Gray & Christmas menyebutkan 5.000 orang di industri media kehilangan pekerjaan tahun lalu atau naik 59% dari tahun sebelumnya.

    McCanna sendiri mengaku tak punya pengalaman dalam pekerjaan dengan data, pembelajaran mesin atau industri technology. Namun dia tertarik dengan tawaran pekerjaan Outlier.

    “Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten,” imbuhnya.

    Selama beberapa bulan, akhirnya dia bekerja penuh waktu. Dia bisa mengantongi US$35 (Rp 569 ribu) per jam untuk proyek dalam platform tersebut.

    “Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya,” katanya. “Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama.”

    15 pekerjaan terancam punah

    Sementara itu Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 mengeluarkan laporan soal profesi yang terancam punah. Setidaknya dalam periode tersebut 83 juta lapangan pekerjaan akan menghilang, karena perkembangan teknologi yang kian masif.

    Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja di sejumlah industri akan berubah. Semuanya hanya terjadi dalam lima tahun saja.

    Salah satunya adalah industri media, hiburan dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan akan lenyap dan profesi baru akan muncul.

    Sementara itu tren yang sama akan terjadi pada lebih dari 23% pekerjaan di bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, transportasi dan rantai pasok.

    Berikut 15 pekerjaan yang terancam punah versi WEF hingga 2027:

    Teller bank
    Petugas pos
    Kasir dan loket
    Data entry
    Sekretaris dan administrasi
    Staf pencatat stok (stock-keeping)
    Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
    Legislator dan pejabat pemerintahan
    Staf statistik, asuransi, dan keuangan
    Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
    Satpam
    Manajer kredit dan pinjaman
    Penyelidik dan pemeriksa klaim
    Penguji software
    Relationship manager

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Panjat pinang kalimalang dan warisan kolektif wisata kota 17 Agustus

    Panjat pinang kalimalang dan warisan kolektif wisata kota 17 Agustus

    Warga terjatuh saat mengikuti lomba memanjat pohon pinang di Semarak Kalimalang 2025 Jakarta Timur, Minggu (17/8/2025). Lomba yang diadakan dalam rangka menyambut HUT ke-80 RI diselenggarakan selama dua hari yaitu tanggal 16-17 Agustus 2025 dan diikuti ratusan peserta. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.

    Panjat pinang kalimalang dan warisan kolektif wisata kota 17 Agustus
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 18 Agustus 2025 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – Jika di banyak tempat perayaan 17 Agustus identik dengan lomba sederhana di halaman rumah atau lapangan, maka di Jakarta ada satu momen yang selalu dinanti yakni panjat pinang di Kalimalang. Tradisi yang telah melekat sejak puluhan tahun ini menjelma menjadi ikon perayaan kemerdekaan di ibu kota, menghadirkan ribuan warga yang rela berdesakan di bantaran sungai hanya untuk menyaksikan keseruan dan simbol perjuangan kolektif itu.

    Bukan sekadar lomba, panjat pinang Kalimalang telah menjelma menjadi pesta rakyat khas Jakarta yang tak tergantikan oleh event mana pun. Suasana 17 Agustus 2025 menegaskan reputasi itu. Sejak pagi, bantaran Kalimalang dipenuhi warga lintas usia.

    Di antara ragam lomba rakyat, sorak paling riuh pecah ketika giliran panjat pinang berlangsung dengan format khas Kalimalang yang berbeda, bukan memanjat tiang tegak, melainkan meniti batang pinang atau bambu yang dilumuri oli, dibentangkan melintang di atas aliran air.

    Setiap ada peserta terpeleset disambut tawa, setiap bangkit lagi dibalas tepuk tangan. Keriuhan ini dirawat oleh warga dan pemuda setempat. Tahun ini rangkaian hajat warga ini turut didukung Rampai Nusantara sebagai penyelenggara kegiatan 17-an, dengan hadiah puncak panjat pinang berupa dua sepeda sumbangan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Namun, inti pesona Kalimalang bukan pada hadiahnya, melainkan pada pengalaman kolektif yang mempertemukan orang asing menjadi sesama, sesama penonton, sesama penyemangat, dan sesama perayap licin di atas air. Semuanya untuk sehari merayakan kebersamaan tanpa sekat.

    Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, menggarisbawahi bahwa perayaan HUT RI di Kalimalang adalah tradisi rakyat yang kelestariannya dijaga dari tahun ke tahun. Ia menekankan makna yang sering luput dalam seremoni yaitu semangat persatuan dan gotong royong yang dihidupkan, bukan sekadar dikutip.

    Di Kalimalang, nilai itu tampak konkret. Kelompok peserta menyusun strategi, tubuh-tubuh menjadi pijakan, tangan saling mengangkat, dan yang jatuh kembali didorong untuk bangkit. Inilah kurikulum kebangsaan yang diajarkan tanpa papan tulis. Kemerdekaan sebagai hasil kerja bersama, bukan hadiah yang jatuh dari langit.

     

    De Klimmast

    Agar tradisi ini semakin kaya makna, penting melihat akar sejarahnya. Mayoritas kajian populer dan arsip media menyebut panjat pinang sebagai warisan dari masa kolonial Belanda. Pada awal abad ke-20, permainan memanjat tiang licin (dalam istilah Belanda sering dirujuk sebagai de klimmast) digelar dalam perayaan tertentu, dengan hadiah yang menggoda di puncak batang pinang, berupa barang-barang mewah bagi ukuran kala itu.

    Pada masa itu, panjat pinang mengandung ironi bahwa hadiah mengilap di atas, tapi jarak sosial di bawah. Setelah kemerdekaan, tradisi ini “diindonesiakan” dengan maknanya yang bertransformasi dari tontonan bernada sindiran menjadi perayaan kebersamaan.

    Batang licin berubah menjadi metafora jalan terjal bangsa, dengan hadiah di pucuk menandai cita-cita kolektif. Transformasi makna ini menjadikan panjat pinang relevan, bukan sekadar romantika masa lampau, melainkan wadah aktualisasi nilai gotong royong di ruang publik modern.

    Kalimalang memberi bab tambahan pada kisah itu. Di sini, panjat pinang bukan sekadar meniru pola vertikal yang umum, melainkan mengembangkan bentuk khas meniti “jembatan” licin di atas air. Kekhasan yang sudah terdokumentasi media sejak beberapa tahun lalu ini lahir dari kreativitas warga Cipinang Melayu dalam memanfaatkan lanskap sungai sebagai panggung.

    Tradisi air di Kalimalang juga memperkenalkan variasi lain seperti gebuk bantal. Namun ingat, di sini panjat pinanglah yang lebih tua dan menjadi poros identitas perayaan. Kesaksian tokoh lingkungan menyebut “Semarak Kalimalang” sudah ada sejak era 1930-an. Sempat jeda pada masa perang, dan dihidupkan kembali pada awal 1980-an.

    Kronologi lisan ini, meski perlu terus ditopang arsip tertulis, memperkuat kesan bahwa Kalimalang bukan fenomena musiman, melainkan warisan yang diwariskan antar-generasi.

    Kekuatan Kalimalang justru terletak pada cara komunitas memelihara tradisi. Tidak ada satu “pencetus” tunggal yang secara kredibel ditahbiskan sebagai penggagas. Tradisi ini lahir dari gotong royong pemuda dan warga, lalu tumbuh bersama dukungan kelurahan, perangkat RW, dan relawan, termasuk koordinasi keselamatan dengan dinas terkait saat pelaksanaan.

    Karena itu, setiap tahun Kalimalang terasa baru sekaligus akrab dengan formatnya yang sama; energi sosialnya selalu diperbarui. Di sinilah semua bisa melihat fenomena yang oleh sosiolog Emile Durkheim disebut “gejolak kebersamaan” bahwa momen ketika individu larut dalam emosi kolektif yang meneguhkan solidaritas.

    Bagi banyak orang Jakarta yang sehari-hari hidup dalam ritme kota yang terfragmentasi, Kalimalang adalah ruang rekat sosial yang langka.

     

    Inklusivitas Tinggi

    Keunikan lain Kalimalang adalah inklusivitasnya. Tidak ada tiket mahal, tidak ada pagar sosial. Warga sekitar menyatu dengan pendatang, bahkan wisatawan mancanegara kerap ikut mencoba peruntungan di atas batang licin.

    Tradisi ini menjadi magnet tahunan, menyaingi gegap-gempita panggung hiburan modern yang sering eksklusif. Justru karena diakses semua orang, panjat pinang Kalimalang memancarkan rasa kepemilikan yang seakan menyerukan bahwa “ini pesta kami, milik kami, dirayakan bersama”.

    Efek rambatnya pun nyata, UMKM lokal hidup oleh arus penonton, pedagang kaki lima kebagian rezeki, dan jejaring sosial warga melebar. Melihat semua itu, wajar bila banyak yang mengusulkan Kalimalang dimasukkan ke dalam kalender budaya resmi Jakarta dan diusulkan sebagai warisan budaya takbenda tingkat kota.

    Ini bukan sekadar memberi stempel “prestise”, melainkan memastikan keberlanjutan: penataan ruang bantaran, standar keselamatan, pelibatan komunitas, dokumentasi arsip, dan dukungan logistik lintas instansi. Jika ditata baik, Kalimalang dapat menjadi rujukan nasional untuk festival tradisi berbasis sungai, tanpa kehilangan jiwa rakyatnya.

    Pembelajaran dari kota-kota lain menunjukkan, ketika pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan pelindung, bukan pengambil alih, tradisi justru tumbuh subur dan berdaya. Puncaknya, panjat pinang Kalimalang mengajarkan cara merayakan kemerdekaan yang mencerahkan dengan memadukan ingatan sejarah, kreativitas lokal, dan keberanian bersolidaritas.

    Di atas batang licin itu, kita melihat miniatur republik orang yang kuat merunduk agar yang di atas bisa melangkah, yang jatuh ditarik naik lagi, dan kemenangan dirayakan sebagai milik bersama. Tahun ini, hadiah sepeda dari Wakil Presiden menambah semarak, tetapi hadiah terbesar selalu sama: rasa bahwa kita masih punya ruang untuk menjadi Indonesia yang riang, berani, dan saling menopang.

    Mungkin itulah alasan sederhana mengapa panjat pinang Kalimalang selalu ditunggu warga Jakarta, berbeda dengan event lain yang datang dan pergi.  Panjat pinang Kalimalang bukan sekadar menambah daftar hiburan, melainkan menegakkan kembali cermin yang memantulkan siapa kita.

    Selama batang pinang itu terus dibentangkan di atas air, selama tawa dan sorak masih bercampur dengan cipratan sungai, selama tangan-tangan itu masih saling mengangkat, Kalimalang akan tetap menjadi kabar gembira yang bisa ditonton setiap 17 Agustus, sebuah janji kecil bahwa kemerdekaan selalu bisa dirayakan bersama.

    Sumber : Antara

  • Catat, Masih Ada Promo Beli BBM hingga LPG dalam Rangka Kemerdekaan Indonesia – Page 3

    Catat, Masih Ada Promo Beli BBM hingga LPG dalam Rangka Kemerdekaan Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga masih memberikan serangkaian promo hemat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Mulai dari promo pembelian bahan bakar minyak (BBM) hingga LPG Bright Gas.

    Program ini dapat dinikmati pengguna aplikasi MyPertamina pada berlangsung sepanjang Agustus 2025 di berbagai kanal layanan. Mulai dari SPBU Pertamina, outlet Bright Gas, Bright Store, Bright Cafe, hingga berbagai program menarik di aplikasi MyPertamina sendiri.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menjelaskan bahwa promo ini merupakan bentuk apresiasi kepada konsumen Pertamina di seluruh Indonesia.

    “Tanpa konsumen, Pertamina ini tidak ada apa-apanya. Karena itu, pada HUT ke-80 RI ini, kami menghadirkan berbagai program promo dari Sabang sampai Merauke untuk masyarakat,” ujar Ega.

    Program promo dikatakan diselenggarakan sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan RI, sekaligus sebagai upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan masyarakat.

    Komisaris Utama Pertamina Patra Niaga, Sudung Situmorang, menegaskan pentingnya menjaga semangat perjuangan dalam momen bersejarah ini.

    “Hari ini kita merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itu kita harus terus bergerak dan berkarya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” kata Sudung.

     

    Promo BBM Lebih Hemat di SPBU Pertamina menggunakan aplikasi MyPertamina diantaranya:

    •⁠ ⁠17 Agustus 2025: Hemat Rp450/liter untuk Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertamina Dex. Minimal transaksi Rp250.000 dengan maksimal pembelian 45 liter dan untuk kuota 8.000 konsumen.

    •⁠ ⁠⁠18 Agustus 2025: Hemat Rp450/liter untuk Pertamax Turbo dan Pertamax. Minimal transaksi Rp25.000 dengan maksimal pembelian 8 liter untuk 17.000 pembeli pertama.

    •⁠ ⁠Pertamina Dex Hemat Rp300/liter: Berlaku 18-31 Agustus 2025, minimal pembelian Rp250.000, maksimal 50 liter/transaksi, kuota 5.000 konsumen/hari.

    •⁠ ⁠Thank God It’s Fuel Day (TGIF): Hemat hingga Rp300/liter untuk Pertamax Turbo & Pertamax, minimal pembelian Rp250.000 setiap Jumat pukul 06.00-20.00 WIB, transaksi melalui MyPertamina.

    •⁠ ⁠I Like Monday (ILM): Hemat Rp300/liter untuk Pertamax Turbo & Pertamax setiap Senin selama 19 – 31 Agustus, pukul 06.00 – 20.00 WIB, minimal transaksi Rp30.000.

    •⁠ ⁠Promo Akhir Pekan, pembelian Pertamax Series & Dex Series, transaksi min. Rp300.000, Sabtu dapat dobel poin dan Minggu dapat hadiah E-Voucher MyPertamina Rp10.000 hingga 31 Desember 2025, tiap Sabtu & Minggu pkl 06:00 – 20:00 WIB.

  • HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri upacara peringatan detik-detik Proklamasi dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar secara khidmat di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

    Upacara kenegaraan ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Upacara peringatan detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Minggu, 17 Agustus, dihadiri oleh jajaran pimpinan lembaga tinggi negara, mantan presiden, para menteri Kabinet Merah Putih hingga Penglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Peringatan kemerdekaan semakin meriah karena tamu undangan lain dari berbagai elemen masyarakat turut hadir.

    Puan yang hadir mengenakan baju adat Minang bernuansa merah, duduk di podium utama bersama Presiden Prabowo. Ia duduk diapit oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.

    Adapun Kolonel Inf Amril Hairuman Tehupelasury didapuk sebagai Komandan Upacara. Sebelum upacara dimulai, tamu undangan disuguhkan oleh penampilan seni budaya hingga atraksi militer dari TNI-Polri mulai dari helikopter hingga 8 jet temput F-16 melakukan aksi flypass di atas Istana Kepresidenan.

    Dalam momentum peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-80 ini, Puan kembali menekankan soal cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur yang perlu terus diperjuangkan.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama,” kata Puan.

    “Indonesia emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” sambungnya.

    Puan menyebut, esensi dari kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya sebagai seremoni tahunan. Kemerdekaan, menurutnya, harus benar-benar dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun tidak boleh berhenti sebagai seremoni. Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang, hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Cucu Proklamator RI Sukarno itu menyatakan, usia Indonesia yang telah menginjak 80 tahun harus menjadi momen refleksi. Puan mengatakan, ukuran sejati dari kemerdekaan bukan terletak pada lamanya negara berdiri, tetapi pada sejauh mana negara hadir dan mampu meringankan beban hidup rakyatnya.

    “Apakah harga pangan bisa dijangkau oleh rakyat kecil? Apakah orang tua masih harus berutang untuk menyekolahkan anaknya? Apakah masyarakat desa dan perbatasan bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam?” tuturnya.

    “Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi ukuran sejati dari kemerdekaan yang kita rayakan hari ini,” imbuh Puan.

    Puan menilai, tantangan utama Indonesia saat ini adalah memastikan bahwa makna kemerdekaan dirasakan di tengah rakyat.

    “Kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni atau simbol, tetapi harus menjadi pengalaman nyata yang dirasakan setiap keluarga. Bagaimana kemerdekaan hadir di meja makan rakyat, dari semua golongan,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.

    Puan pun menyinggung tema perayaan kemerdekaan RI yang ke-80 tahun: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Ia mengatakan, tema ini dapat terwujud apabila Negara memastikan setiap kebutuhan rakyatnya dapat difasilitasi.

    “Negara harus hadir dengan kebijakan yang tidak sekadar indah di atas kertas, tetapi benar-benar meringankan beban hidup rakyat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Puan.

    Puan mencontohkan bahwa kemerdekaan harus hadir saat orang tua bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka tanpa harus memilih antara membeli kebutuhan pangan atau membayar tagihan.

    Di bidang kesehatan, kata Puan, kemerdekaan harus terasa ketika masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar secara cepat dan tanpa rasa cemas.

    “Dengan puskesmas yang dilengkapi tenaga medis tetap, obat-obatan esensial yang tersedia tanpa kekosongan stok, dan sistem rujukan yang cepat dengan dukungan ambulans dan telemedicine,” sebutnya.

    Di sektor pendidikan, Puan mengingatkan negara harus hadir melalui penyediaan sekolah yang memiliki guru berkualitas, sarana prasarana yang layak, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

    “Makna merdeka itu juga berarti memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Di banyak pelosok, rakyat masih menantikan kehadiran negara dalam bentuk layanan dasar seperti listrik yang stabil, akses air bersih yang merata, dan jaringan internet yang memadai,” jelasnya.

    “Merdeka berarti tidak ada lagi rakyat yang merasa terpinggirkan di negeri sendiri. Merdeka berarti pembangunan hadir merata, dari kota besar hingga pulau terluar,” tambah Puan.

    Tak hanya itu, Puan juga menegaskan kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa dihargai atas kerja kerasnya. Petani, misalnya, harus bisa menjual hasil panen dengan harga yang melindungi dari permainan tengkulak, dengan dukungan koperasi dan akses pada rantai pasok yang modern.

    “Nelayan perlu dijamin kepastian pasar serta infrastruktur pelabuhan yang menunjang agar hasil tangkapan tetap bernilai jual,” ucapnya.

    Puan pun menilai, kemerdekaan juga berarti buruh mendapatkan kepastian upah yang layak, jaminan sosial, serta lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Termasuk nasib para guru yang harus terus diperjuangkan.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat. Serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” urai Puan.

    “Bagaimana driver ojek online, pedagang kaki lima, pekerja profesional termasuk dari kalangan Gen-Z hingga penggerak perekonomian lainnya dapat perhatian dari negara,” sambungnya.

    Puan meyakini, kemajuan yang telah dimiliki Indonesia dapat menjadi modal untuk membawa negeri ini semakin maju. Sementara yang masih kurang, dapat dikejar melalui gotong royong dan kerja bersama.

    “Kita masih memiliki waktu untuk menunaikan panggilan sejarah. Untuk membuat kebijakan hari ini yang akan menjamin masa depan Indonesia yang cerah. Bermartabat dan hebat. Dan demi kesejahteraan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” terang Puan.

    Di akhir pernyataannya, Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga makna kemerdekaan agar tetap hidup di tengah rakyat. Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.

    “Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga semangat kemerdekaan senantiasa menjadi landasan dalam menghadirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, dan menjadi pelita harapan untuk hadirnya bangsa merdeka yang sejati,” kata Puan.

    Puan Pakai Baju Adat Minang

    Saat menghadiri upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan mengenakan pakaian adat Minangkabau, Sumatera Barat, yang dikenal dengan nama Bundo Kanduang. 

    Puan tampak anggun memakai baju kurung berwarna merah serta kain selempang dan kain sarung bernuansa warna bumi. Pakaian Bundo Kanduang memiliki pelengkap penutup kepala, Tingkolok sebagai ciri khas yang merupakan hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau.

    Pemakaian Tingkolok digunakan sebagai perlambang perempuan sebagai pemilik rumah gadang. Gaya Puan pun semakin dipermanis dengan perhiasan kalung dan anting gaya Minang.

    Usai upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan tampak berfoto bersama dengan Presiden Prabowo Subianto yang mengenakan baju adat Demang dan Kain Ujung Serong khas Betawi.

  • Ada Diskon BBM Pertamina Selama Perayaan Kemerdekaan RI, Cek di Sini!

    Ada Diskon BBM Pertamina Selama Perayaan Kemerdekaan RI, Cek di Sini!

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Patra Niaga menyelenggarakan serangkaian promo dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Program ini dapat dinikmati pengguna aplikasi MyPertamina pada berlangsung sepanjang Agustus 2025 di berbagai kanal layanan, mulai dari SPBU Pertamina, outlet Bright Gas, Bright Store, Bright Cafe, hingga berbagai program menarik di aplikasi MyPertamina sendiri.

    Komisaris Utama Pertamina Patra Niaga, Sudung Situmorang, menegaskan pentingnya menjaga semangat perjuangan dalam momen bersejarah ini. Sejatinya, program tersebut diselenggarakan sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan RI, sekaligus sebagai upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan masyarakat.

    “Hari ini kita merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itu kita harus terus bergerak dan berkarya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” kata Sudung, Senin (18/8/2025).

    Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menjelaskan bahwa promo ini merupakan bentuk apresiasi kepada konsumen Pertamina di seluruh Indonesia.

    “Tanpa konsumen, Pertamina ini tidak ada apa-apanya. Karena itu, pada HUT ke-80 RI ini, kami menghadirkan berbagai program promo dari Sabang sampai Merauke untuk masyarakat. Sesuai tagline ‘Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju’, Pertamina Patra Niaga bertekad mengabdi sepenuhnya untuk kemajuan Indonesia,” ujar Ega.

    Berikut sejumlah promo yang ditawarkan berkaitan dengan perayaan 17 Agustus

    Promo BBM Lebih Hemat di SPBU Pertamina menggunakan aplikasi MyPertamina diantaranya:

    •⁠ ⁠17 Agustus 2025: Hemat Rp450/liter untuk Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertamina Dex. Minimal transaksi Rp250.000 dengan maksimal pembelian 45 liter dan untuk kuota 8.000 konsumen.

    •⁠ ⁠⁠18 Agustus 2025: Hemat Rp450/liter untuk Pertamax Turbo dan Pertamax. Minimal transaksi Rp25.000 dengan maksimal pembelian 8 liter untuk 17.000 pembeli pertama.

    •⁠ ⁠Pertamina Dex Hemat Rp300/liter: Berlaku 18-31 Agustus 2025, minimal pembelian Rp250.000, maksimal 50 liter/transaksi, kuota 5.000 konsumen/hari.

    •⁠ ⁠Thank God It’s Fuel Day (TGIF): Hemat hingga Rp300/liter untuk Pertamax Turbo & Pertamax, minimal pembelian Rp250.000 setiap Jumat pukul 06.00-20.00 WIB, transaksi melalui MyPertamina.

    •⁠ ⁠I Like Monday (ILM): Hemat Rp300/liter untuk Pertamax Turbo & Pertamax setiap Senin selama 19 – 31 Agustus, pukul 06.00 – 20.00 WIB, minimal transaksi Rp30.000.

    •⁠ ⁠Promo Akhir Pekan, pembelian Pertamax Series & Dex Series, transaksi min. Rp300.000, Sabtu dapat dobel poin dan Minggu dapat hadiah E-Voucher MyPertamina Rp10.000 hingga 31 Desember 2025, tiap Sabtu & Minggu pkl 06:00 – 20:00 WIB.

    •⁠ ⁠Promo Refill Bright Gas di Bright Store & Klik Indomaret: Bright Gas 12 Kg hemat Rp 8.000, right Gas 5,5 Kg hemat Rp 5.000, dan Bright Gas Can hemat Rp2.500 Berlaku 15-19 Agustus 2025 di seluruh Bright Store (offline) dan Klik Indomaret dengan semua metode pembayaran.

    •⁠ ⁠Promo refill Bright Gas pakai MyPertamina LinkAja dapat E-Voucher MyPertamina Rp25.000 hingga 31 Desember 2025.

    •⁠ ⁠Promo Bright Store: Tebus murah produk Instant Corner diskon 45% pakai MyPertamina (15 – 25 Agustus 2025) & dobel poin di Bright Store (13 – 19 Agustus 2025).

    •⁠ ⁠Belanja di Bright Store Rp100.000 dapat bonus E-Voucher MyPertamina periode 15-25 Agustus 2025.

    Promo MyPertamina

    •⁠ ⁠Flash Sale 80 Poin: Tukar hanya 80 poin untuk merchandise & voucher spesial pada 17 Agustus 2025.

    •⁠ ⁠Promo Kemerdekaan MyPertamina – VISA: 16-17 Agustus 2025, pembelian Pertamax Series & Dex Series dengan kartu VISA via MyPertamina, dapat bonus E-Voucher MyPertamina Rp 80.000, dan untuk pembelian Bright Gas dapat E-Voucher MyPertamina Rp10.000.

    •⁠ ⁠E-Voucher MyPertamina x Alfamart: 17 Agustus – 30 November 2025, pembelian E-Voucher MyPertamina di Alfamart dapat diskon pembelian atau isi ulang tabung Bright Gas hingga Rp10.000.

    Selain itu juga dilakukan berbagai aktivasi untuk konsumen di SPBU & Outlet Bright Gas, diantaranya Tarik Benang di SPBU, kendaraan berhias tema kemerdekaan, challenge baca teks Proklamasi/Lagu Kemerdekaan. Tak hanya itu, ada juga lomba dekorasi SPBU & Outlet Bright Gas, Kompetisi foto & video bertema kemerdekaan, serta pemutaran suara Teks Proklamasi: Pemutaran serentak Teks Proklamasi pada 17 Agustus pukul 10.00 waktu setempat di seluruh SPBU & outlet.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Halte Transjakarta Balai Kota Ramai Pengunjung Pesta Rakyat di Monas

    Halte Transjakarta Balai Kota Ramai Pengunjung Pesta Rakyat di Monas

    JAKARTA – Halte Transjakarta Balai Kota pada Minggu, 17 Agustus siang dipenuhi masyarakat yang hendak menuju maupun pulang dari Pesta Rakyat dalam rangka HUT ke-80 RI di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

    Sekitar pukul 13.15 WIB, antrean penumpang terlihat mengular hingga keluar dari area halte. Kondisi kian padat karena banyak warga yang menunggu untuk menyeberang serta hadirnya sejumlah pedagang kaki lima di sekitar lokasi.

    Tak hanya penumpang, deretan bus Transjakarta juga terlihat mengantre. Sebagian besar armada bahkan sudah dalam kondisi penuh sesak oleh penumpang.

    Meskipun cuaca siang itu cukup terik, antusiasme warga tetap tinggi untuk datang ke Monas. Banyak dari mereka memilih transportasi umum karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan tarif khusus hanya Rp80 untuk layanan MRT, LRT, hingga Transjakarta sepanjang hari perayaan.

    Seorang warga, Erik (30), mengaku memilih bus Transjakarta karena lebih praktis dan terjangkau. “Mumpung tarif murah. Kalau bawa mobil malah repot cari parkir,” ujarnya yang datang bersama istri dan anaknya.

    Hal serupa disampaikan Gita (19), pengunjung asal Depok. Ia bersama teman-temannya memanfaatkan kereta dan melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta. “Memang cukup padat, tapi nggak masalah. Namanya juga setahun sekali,” katanya.

    Pesta Rakyat di Monas dijadwalkan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB. Berbagai kegiatan tersedia untuk pengunjung, mulai dari lomba tarik tambang, bakiak, hingga makan kerupuk.

    Selain itu, terdapat area Pasar Malam yang menyediakan wahana permainan anak seperti istana balon, serta tenda-tenda UMKM yang membagikan makanan gratis di sejumlah titik sekitar Monas.

  • Puan: Cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur terus diperjuangkan

    Puan: Cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur terus diperjuangkan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani dalam momen peringatan HUT Ke-80 RI menekankan soal cita-cita Indonesia Emas sebagai janji luhur yang perlu terus diperjuangkan.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama. Indonesia Emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” ujar Puan dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

    Puan menyebut esensi dari kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya sebagai seremoni tahunan. Kemerdekaan, menurutnya, harus benar-benar dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun tidak boleh berhenti sebagai seremoni. Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Menurut Puan, usia Indonesia yang telah menginjak 80 tahun harus menjadi momen refleksi. Puan mengatakan ukuran sejati dari kemerdekaan bukan terletak pada lamanya negara berdiri, tetapi pada sejauh mana negara hadir dan mampu meringankan beban hidup rakyatnya.

    “Apakah harga pangan bisa dijangkau oleh rakyat kecil? Apakah orang tua masih harus berutang untuk menyekolahkan anaknya? Apakah masyarakat desa dan perbatasan bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam?’ Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi ukuran sejati dari kemerdekaan yang kita rayakan hari ini,” ujar Puan.

    Puan menilai tantangan utama Indonesia saat ini adalah memastikan bahwa makna kemerdekaan dirasakan di tengah rakyat.

    “Kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni atau simbol, tetapi harus menjadi pengalaman nyata yang dirasakan setiap keluarga. Bagaimana kemerdekaan hadir di meja makan rakyat, dari semua golongan,” katanya.

    Ia pun menyinggung tema perayaan kemerdekaan RI yang ke-80 tahun “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Ia mengatakan tema itu dapat terwujud apabila negara memastikan setiap kebutuhan rakyatnya dapat difasilitasi.

    “Negara harus hadir dengan kebijakan yang tidak sekadar indah di atas kertas, tetapi benar-benar meringankan beban hidup rakyat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Puan.

    Puan mencontohkan bahwa kemerdekaan harus hadir saat orang tua bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka tanpa harus memilih antara membeli kebutuhan pangan atau membayar tagihan.

    Di bidang kesehatan, kata Puan, kemerdekaan harus terasa ketika masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar secara cepat dan tanpa rasa cemas.

    “Dengan puskesmas yang dilengkapi tenaga medis tetap, obat-obatan esensial yang tersedia tanpa kekosongan stok, dan sistem rujukan yang cepat dengan dukungan ambulans dan telemedicine,” tuturnya.

    Di sektor pendidikan, Puan mengingatkan negara harus hadir melalui penyediaan sekolah yang memiliki guru berkualitas, sarana prasarana yang layak, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

    “Makna merdeka itu juga berarti memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Di banyak pelosok, rakyat masih menantikan kehadiran negara dalam bentuk layanan dasar seperti listrik yang stabil, akses air bersih yang merata, dan jaringan internet yang memadai,” jelasnya.

    Ia menekankan bahwa merdeka berarti tidak ada lagi rakyat yang merasa terpinggirkan di negeri sendiri. Merdeka berarti pembangunan hadir merata, dari kota besar hingga pulau terluar.

    Tak hanya itu, Puan juga menegaskan kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa dihargai atas kerja kerasnya. Petani, misalnya, harus bisa menjual hasil panen dengan harga yang melindungi dari permainan tengkulak, dengan dukungan koperasi dan akses pada rantai pasok yang modern.

    “Nelayan perlu dijamin kepastian pasar serta infrastruktur pelabuhan yang menunjang agar hasil tangkapan tetap bernilai jual,” ucapnya.

    Puan menilai kemerdekaan juga berarti buruh mendapatkan kepastian upah yang layak, jaminan sosial serta lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Termasuk, nasib para guru yang harus terus diperjuangkan.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” ujar Puan.

    Ia melanjutkan “Bagaimana driver ojek online, pedagang kaki lima, pekerja profesional termasuk dari kalangan Gen-Z hingga penggerak perekonomian lainnya dapat perhatian dari negara.”

    Puan Maharani menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu. Upacara kenegaraan itu dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Puan yang hadir mengenakan baju adat Minang bernuansa merah, duduk di podium utama bersama Presiden Prabowo. Ia duduk diapit oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • HUT ke-80 RI, Puan Maharani Tekankan Makna Kemerdekaan Harus Dirasakan Rakyat – Page 3

    HUT ke-80 RI, Puan Maharani Tekankan Makna Kemerdekaan Harus Dirasakan Rakyat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri upacara detik-detik Proklamasi dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

    Pada momentum tersebut, Puan menegaskan bahwa makna kemerdekaan tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan, tetapi harus benar-benar dirasakan rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama,” kata Puan.

    “Indonesia emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” sambungnya.

    Puan menyoroti sejumlah persoalan mendasar seperti keterjangkauan harga pangan, biaya pendidikan yang tidak memberatkan orang tua, hingga akses kesehatan di desa dan perbatasan.

    “Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang, hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Cucu Proklamator RI Sukarno itu juga menyinggung kesejahteraan petani, nelayan, buruh, guru, hingga pekerja sektor informal seperti ojek online dan pedagang kaki lima. Puan menilai setiap profesi harus mendapat perlindungan negara agar tidak merasa terpinggirkan di negeri sendiri.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat. Serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” urai Puan.

     

  • Emil Dardak ajak berikan penghormatan tertinggi untuk Merah Putih

    Emil Dardak ajak berikan penghormatan tertinggi untuk Merah Putih

    “Kita tahu tidak ada yang sempurna, termasuk insan yang mengabdi di berbagai lini. Karena itu, pemerintah provinsi senantiasa membuka telinga, membuka mata, membuka hati untuk segala masukan perbaikan,”

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak masyarakat memberikan penghormatan tertinggi kepada bendera Merah Putih sekaligus memperkuat komitmen memperbaiki pelayanan publik dalam momentum peringatan HUT ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia.

    “Kita tahu tidak ada yang sempurna, termasuk insan yang mengabdi di berbagai lini. Karena itu, pemerintah provinsi senantiasa membuka telinga, membuka mata, membuka hati untuk segala masukan perbaikan,” ujar Emil usai upacara pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringatan HUT ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia di Surabaya, Minggu.

    Ia menilai semarak perayaan diisi ribuan pelajar yang membentangkan kain Merah Putih sepanjang lapangan menjadi simbol nyata kebanggaan masyarakat terhadap tanah air.

    Selain itu, penampilan kolosal taruna, pelajar, dan kelompok drum band juga menampilkan potret semangat generasi muda Jawa Timur dalam menjaga nilai kebangsaan.

    “Penghormatan kepada Merah Putih haruslah setinggi-tingginya, karena untuk mengibarkannya para pahlawan kita sudah mengorbankan darah mereka. Dari pengorbanan itu kita bisa menikmati kemerdekaan Indonesia yang kini sudah berusia 80 tahun,” katanya.

    Emil juga menekankan bahwa momentum kemerdekaan harus menjadi pengingat untuk memperkuat rasa manunggal antara pemerintah dan masyarakat.

    Menurut dia, capaian pembangunan tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak, mulai dari guru, tenaga kesehatan, petani, hingga pekerja lapangan yang setiap hari berjuang demi kemajuan bangsa.

    “Kita perlu mengapresiasi guru, tenaga kesehatan, para pekerja infrastruktur, penyuluh pertanian, dan semua yang berjerih payah. Mereka bagian penting dari kemajuan bangsa. Namun kita juga tidak boleh berpuas diri, tantangan selalu ada dan harus dijawab dengan kerja lebih baik lagi,” katanya.

    Menanggapi pidato Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang menyinggung capaian kemiskinan nasional, Emil menjelaskan bahwa persentase kemiskinan Jawa Timur sudah menurun hingga berada di angka satu digit.

    Meski demikian, jumlah absolutnya tetap besar karena populasi di provinsi ini juga besar.

    “Persentase penting sebagai ukuran, karena kalau kerja tidak diukur sama saja seperti berjalan tanpa peta dan tanpa kompas. Kalau strateginya betul, kita genjot. Kalau belum efektif, kita sempurnakan. Tapi ini belum selesai, justru makin menantang,” katanya.

    Strategi pengentasan kemiskinan, lanjut Emil, dilakukan dengan pendekatan by name by address atau identifikasi detail setiap warga miskin sesuai nama dan alamat.

    Menurut dia, pendekatan itu memungkinkan pemerintah memahami tantangan spesifik setiap kelompok, baik petani, pedagang kaki lima, pekerja kota, lansia, maupun warga usia produktif.

    “Penyesuaian ini membuat penanganan kemiskinan tidak bisa hanya jadi urusan Dinas Sosial, tetapi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bergerak bersama. Karena itu Presiden sudah menekankan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTKSEN) agar tidak ada perbedaan data antar-dinas,” ujarnya.

    Ia menambahkan dengan basis data yang tunggal, pemerintah bisa memastikan program benar-benar menyasar warga yang berhak.

    “Kalau ada program di satu desa, tapi warga miskin yang terdata tidak mendapat dampak, artinya program belum menyentuh kemiskinan itu sendiri. Ini yang harus diperbaiki,” katanya.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kisah Tragis Nazwa Warga Deli Serdang, Pamit Interview Kerja di Bank Malah Berakhir Tewas di Kamboja

    Kisah Tragis Nazwa Warga Deli Serdang, Pamit Interview Kerja di Bank Malah Berakhir Tewas di Kamboja

    GELORA.CO –  Seorang gadis asal Sumatra Utara (Sumut) yang baru tamat sekolah menengah atas (SMA), meninggal dunia di Kamboja.

    Nazwa Aliya (19) warga Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVl, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, merupakan lulusan SMK Telkom 2 Medan.

    Ia memang berkeinginan setelah tamat sekolah ingin bekerja di luar negeri. Namun, keinginan itu ditentang oleh ibunya.

    Lanniari Hasibuan (53), ibunda Nazwa Aliya, menolak keras permintaan anaknya untuk bekerja di luar negeri.

    Apalagi, tujuan negara yang ingin dikunjungi anaknya adalah Kamboja, yang merupakan zona merah (berbahaya) untuk didatangi.

    Meski ditentang, Nazwa bersikukuh merantau ke luar negeri. Ia pun membuat sejumlah alasan agar bisa berangkat ke Kamboja. 

    “Alasan pertama anak saya buat yaitu ingin study tour tetapi saya tolak. Terus kedua, anak saya meminta izin untuk interview di salah satu bank, saya izinkan dia interview di situ,” katanya Lanniari Hasibuan saat ditemui Tribun Medan, Jumat (15/8/2025).

    Kemudian, Nazwa minta izin untuk berangkat interview di salah satu kantor cabang bank swasta di Kota Medan selama dua hari.

    Pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2025, saat hari pertama interview Nazwa, Lanniari sempat berkomunikasi dengan anaknya.

    Pada malam harinya Nazwa kembali minta izin kepada ibunya untuk menjalani interview ke-2. 

    Saat itu, sang ibu tidak mengetahui ternyata anaknya merencanakan sesuatu untuk pergi ke Kamboja.

    “Si Nazwa pergi interview pada tanggal 28 (Mei) sekitar pukul 05.00 WIB, udah pergi dari rumah. Saya sempat bangun tapi karena saat itu kondisi lelah dan mengantuk jadi saya sedikit acuh saat Nazwa pergi bekerja,” lanjutnya.

    Paginya, Lanniari mendapatkan kabar dari anaknya lewat WhatsApp. Isinya, “saya taruh kunci pintu rumah di jendela.”

    Siang harinya Nazwa tidak memberi kabar sama sekali, sehingga membuat Lanniari panik dan mencoba menghubungi putrinya tersebut.

    “Pagi gak saya telpon anak, habis makan siang sekitar jam 1 saya telepon terus anak saya bilang jangan menelpon. Dia bilang SMS saja,” ujarnya.

    Kemudian, pada 29 Mei 2025 sekitar pukul 18.00 WIB, Lanniari kembali menghubungi Nazwa dan mendapatkan kabar bahwa anaknya tersebut sudah berada di Bangkok, Thailand.

    “Saya sempat pingsan waktu itu, terus saya tanya lagi sama siapa pergi ke Bangkok, Nazwa mengatakan bersama temannya praktik kerja lapangan (PKL) nya. Itu pengakuan dari dia. Terus saya tanya kembali dia (jawab) pergi sendiri ke Bangkok tanpa kawan,” ungkapnya.

    Setelah itu, Nazwa bermalaman di salah satu penginapan di Hotel Center Point di Bangkok.

    “Waktu itu saya telpon dia, tak mau angkat. Kalau adik saya telpon dia mau angkat, tapi macam ada orang mengawasinya, sebentar-sebentar aja (percakapan di telepon),  padahal belum selesai sudah dimatikannya,” katanya.

    Lanniari panik dengan kondisi anak bungsu dari dua bersaudara. Ia pun sempat berupaya membuat laporan atas kehilangan anak di Mapolsek Medan Tembung.

    Namun, laporannya ditolak dengan alasan jika pihak keluarga telah mengetahui keberadaan Nazwa dan korban bukan lagi anak di bawah umur.

    “Malam itu juga saya datang ke Polsek Medan Tembung untuk buat laporan anak hilang, tapi ditolak karena saya sudah mengetahui keberadaan anaknya di Thailand,” jelasnya.

    Sementara itu, pada Kamis tanggal 7 Agustus 2025, Lanniari menerima kabar dari pihak KBRI di Phnom Penh, bahwa anaknya tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit State Hospital, yang ada di Provinsi Siemreap, Kamboja.

    Setelah empat hari mendapat perawatan, Nazwa dikabarkan meninggal dunia pada 12 Agustus 2025, kemarin.

    “Saya dapat kabar tanggal 7 Agustus 2025 kalau Nazwa lagi dirawat di RS, dan akhirnya kemarin tanggal 12 (Agustus) saya kembali dikabarkan kalau anak saya itu telah meninggal dunia,” pungkasnya.