Produk: PKL

  • Cari Kerja Sekarang Susah, Banyak Orang Pilih Ganti Profesi Ini

    Cari Kerja Sekarang Susah, Banyak Orang Pilih Ganti Profesi Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mencari pekerjaan baru makin sulit di tengah ketidakpastian ekonomi. Gelombang PHK juga masih terus menjadi masalah di berbagai belahan dunia.

    Namun, ternyata ada profesi baru yang kian moncer, yakni di sektor kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Setidaknya fenomena ini sudah terjadi di Amerika Serikat (AS).

    Banyak jurnalis yang ditawari untuk berganti profesi di bidang AI. Mereka ditawari bekerja di bidang data oleh platform milik Scale AI bernama Outlier.

    Laporan Niemanlab mengatakan penulis berita, jurnalis foto, dan reporter radio di seluruh ASmenerima banyak pesan perekrutan yang sama dari perusahaan atau mendengarnya dari mulut ke mulut.

    Salah seorang yang ditawari adalah Carla McCanna. Ia merupakan lulusan Medill School of Journalism Northwestern University yang ditawari menjadi pelatih model AI dari sebuah portal perekrutan Handshake.

    “Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.

    Keahlian yang dimaksud adalah pengalaman jurnalistik, menulis profesional, penelitian dan pengecekan fakta. Ia memang pernah magang di The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine.

    Pada Agustus lalu, ia meraih gelar masternya di bidang jurnalisme. Masalahnya, pekerjaan sebagai jurnalis cukup sulit dan persaingannya sangat ketat.

    Tahun lalu, Challenger, Gray & Christmas melaporkan industri media AS sangat terpuruk, 5.000 orang kehilangan pekerjaan atau naik 59% dari tahun sebelumnya.

    Sementara itu, ia mengaku tak memiliki pengalaman dalam pekerjaan dengan data, pembelajaran media atau industri teknologi. Namun McCanna mengaku tertarik dengan tawaran pekerjaan Outlier.

    “Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten,” imbuhnya.

    McCanna bekerja penuh waktu selama beberapa bulan terakhir. Gajinya mencapai US$35 (Rp579 ribu) per jam untuk proyek-proyek dalam platform tersebut.

    Kini pekerjaan itu menjadi sumber pendapatan utamanya. Bahkan ia merekomendasikannya pada teman-teman sekelasnya di Medill.

    “Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya,” katanya. “Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama.”

    15 Profesi Terancam Punah

    Terpisah, laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 menyebutkan sekitar 83 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Semua itu karena perkembangan teknologi yang makin masif.

    Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja pada sejumlah industri diperkirakan akan berubah. Semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu lima tahun saja.

    Salah satu industri yang akan mengalami perusahaan drastis adalah media, hiburan dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan bakal lenyap atau muncul dengan profesi baru.

    Hal serupa juga akan terjadi pada lebih 23% pekerjaan di bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    Berdasarkan laporan WEF, berikut 15 daftar pekerjaan yang perlahan menuju punah hingga tahun 2027 mendatang:

    Teller bank

    Petugas pos

    Kasir dan loket

    Data entry

    Sekretaris dan administrasi

    Staf pencatat stok (stock-keeping)

    Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll

    Legislator dan pejabat pemerintahan

    Staf statistik, asuransi, dan keuangan

    Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran

    Satpam

    Manajer kredit dan pinjaman

    Penyelidik dan pemeriksa klaim

    Penguji software

    Relationship manager.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dulu Ramai, Kini Pasar Lontar Jadi Deretan Kontrakan Kumuh

    Dulu Ramai, Kini Pasar Lontar Jadi Deretan Kontrakan Kumuh

    Jakarta

    Pasar tradisional masih menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi warga sekitar. Namun, kondisi sejumlah pasar di Jakarta malah tampak sangat memprihatinkan karena tak terurus.

    Salah satunya Pasar Lontar Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang dibiarkan terbengkalai dalam kondisi usang usai peristiwa kebakaran pada Agustus 2023 lalu. Bahkan saat ini kawasan pasar tradisional itu sudah mulai beralih fungsi menjadi tempat permukiman kumuh.

    Seorang pedagang Pasar Lontar Kebon Melati, Waluyo, mengatakan di bangunan blok pasar paling barat tempat lapaknya berada, kini hanya dihuni oleh tujuh orang pedagang sembako termasuk dirinya. Di luar itu menurutnya hanya ada segelintir penjual makanan dan beberapa pedagang perabot rumah tangga.

    Selebihnya, lapak-lapak kios di kawasan itu malah dijadikan tempat tinggal. Sebagian besar yang menempati lapak-lapak tersebut adalah pedagang kaki lima pinggir jalan, pengamen, hingga kuli harian.

    Bahkan salah satu area yang sempat terbakar pada 2023 lalu, dan hingga kini hanya menyisakan tanah lapang, sudah berubah menjadi lapak kontrakan. Beruntung kala itu api tidak menjalar sampai ke warungnya yang tepat berada di samping lokasi kebakaran.

    “Yang jual sembako di sini nggak sampai tujuh orang. Kemarin habis tutup lagi satu itu. Ini yang kebakaran sebenarnya bukan ditempatin orang dagang, orang tidur,” kata Waluyo kepada detikcom di lokasi, Kamis (18/9/2025).

    Waluyo yang sudah berdagang di kawasan itu sejak 1983 menjelaskan, pada awalnya kawasan itu merupakan Pasar Inpres Kebon Melati, yang kemudian diambil alih oleh Pemprov Jakarta sekitar tahun 1985. Saat itulah bangunan pasar berwarna dasar kuning yang kini sudah sangat kumuh itu dibangun.

    Sementara untuk dua blok di sebelahnya, kala itu Pemprov Jakarta baru melakukan pembebasan lahan, namun belum sempat melakukan pembangunan. Sehingga bangunan pasar dibuat secara mandiri oleh para pedagang.

    Menurutnya banyak kios beralih fungsi jadi lapak tempat tinggal karena sepinya pasar sejak 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Hal itu membuat sejumlah pedagang yang tak sanggup lagi berjualan menjadikan lapaknya sebagai kontrakan.

    “Karena keadaan buat berdagang ini susah, itu akal-akalan yang punya kios dijadikan kontrakan biar ada pemasukan. Biar bisa buat bayar sewa kios. Tapi sebenarnya peraturan sih nggak boleh. Sering ada razia dari pusat,” jelasnya.

    “Harusnya nggak boleh. Tapi karena memang nggak punya modal buat usaha, tapi perlu ada pemasukan, akhirnya pada dikontrakan. Yang mengontrak sih orang pada dagang juga. Tapi kan pada dagang keluar gitu, nggak di sini,” sambung Waluyo.

    Menurutnya kawasan ini cukup ‘laku’ digunakan sebagai permukiman kuli harian dan pedagang kaki lima karena harganya yang sangat murah, berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per bulan.

    “Kalau ngontrak di sini kan paling yang Rp 300 ribu, Rp 400 ribu, segituan paling. Kan kalau kuli sehari-hari di luar juga mereka, ini cuma dipakai untuk tempat tidur,” terangnya.

    Berdasarkan pengamatan detikcom, lorong antar kios yang berada di bangunan Pasar Lontar Kebon Melati memang terasa sempit dan gelap karena bercampur dengan kontrakan warga. Terlihat dinding-dinding kayu menjadi pembatas tempat tinggal warga sekitar.

    Meski lorong pasar terlihat gelap, namun pada celah dinding tempat tinggal warga terlihat ada pencahayaan diiringi suara-suara perbincangan mereka yang tinggal di sana. Sesekali terlihat ada pintu kios yang terbuka, memperlihatkan ruangan yang berisi tikar dan kipas angin.

    Selain itu pada siang hari, detikcom juga melihat ada seorang ibu paruh baya tengah memasak di lorong pasar, tepat di samping lapak kontrakannya. Ada juga satu orang tengah memeras pakaian dari dalam ember di lorong pasar yang lain.

    Kondisi ini sangat berbeda dengan dua blok Pasar Lontar Kebon Melati di sebelahnya, yang masih digunakan untuk tempat berdagang. Secara keseluruhan mayoritas lapak di kawasan itu juga masih buka.

    “Kalau di sini nggak ada yang untuk tempat tinggal, buat dagang semua,” kata Faris, seorang pedagang kelapa parut di blok dekat pembuangan sampah.

    Selain di dalam bangunan pasar lama, area kontrakan terpusat di kawasan seberang pasar, yang pada bagian dasar bangunan-bangunannya banyak digunakan sebagai lapak dagangan.

    “(Di luar area pasar) kontrakan paling di seberang itu, ruko-ruko kan banyak yang tingkat tuh, nah itu orang pada tinggal di sana. Cuma itu kan punya pribadi ya, dulunya memang tempat tinggal saja, cuma lama-lama banyak yang pindah jualan juga di seberang,” terangnya.

    Tonton juga video “Pasta Premium ‘Hidden Gem’ di Dalam Pasar Santa” di sini:

    (igo/fdl)

  • Petugas disiagakan saat uji coba “pelican crossing” di Stasiun Cikini

    Petugas disiagakan saat uji coba “pelican crossing” di Stasiun Cikini

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Pusat Arifin mengatakan petugas disiagakan untuk mengatur lalu lintas saat uji coba penyeberangan pejalan kaki yang dikontrol lampu lalu lintas atau dikenal sebagai persimpangan pelikan (pelican crossing) di sisi timur Stasiun Cikini.​​​​​​​

    “Kita lihat dahulu, kalau ini efektif pasti permanen. Kita mengakomodasi semua pihak, baik itu pengguna kereta api, KAI, maupun warga sekitar,” kata Arifin di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, untuk durasi penyeberangan yaitu sekitar 10 sampai 12 detik. Pemprov DKI Jakarta juga menempatkan petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP untuk mengantisipasi dampak lain dari uji coba tersebut.

    Ia mengatakan bahwa petugas Dishub bertugas mengatur arus kendaraan agar tidak terjadi penumpukan atau kemacetan, terutama dari angkutan umum.

    Sementara petugas Satpol PP akan memastikan trotoar tetap tertib dari pedagang kaki lima (PKL) yang berpotensi mengganggu lalu lintas pejalan kaki.

    Arifin menyampaikan, uji coba ini akan berlangsung sekitar satu minggu sebelum diputuskan apakah pelican crossing akan dibuat permanen.

    Menurut dia, uji coba “pelican crossing” atau tempat penyebarangan orang disertai lampu lalu lintas khusus pejalan kaki ini sebagai respon atas banyaknya aduan dari penumpang kereta yang kerap melompati pagar untuk keluar-masuk stasiun.

    Karena akses resmi sebelumnya hanya tersedia di sisi utara dan selatan stasiun, sehingga sebagian penumpang memilih jalur pintas dengan memanjat pagar di area tengah.

    Arifin menyampaikan bahwa “pelican crossing” ini dibuat sebagai langkah cepat untuk mengurangi kebiasaan penumpang yang memanjat pagar.

    “Kita coba ambil salah satu solusi, yang hari ini kita uji-cobakan, kita buat pelican crossing, buat penyeberangan orang keluar masuk stasiun,” ujarnya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gubernur Jabar sampaikan pesan di Rapat Paripurna Hari Jadi Karawang

    Gubernur Jabar sampaikan pesan di Rapat Paripurna Hari Jadi Karawang

    Karawang (ANTARA) – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan sejumlah pesan tentang pembangunan dalam Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-392 Kabupaten Karawang di ruang rapat paripurna DPRD Karawang, Minggu.

    “Pembangunan di Karawang kini berkembang cukup pesat. Karawang sebagai pusat industri di Jawa Barat, daerahnya harus tertata dengan baik,” kata Dedi saat memberikan sambutan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Karawang, di Karawang.

    Ia menyampaikan, sebagai daerah industri maka Karawang harus memperhatikan tata kota dan mempercantik “wajah” atau pintu masuk menuju wilayah Karawang.

    Jangan sampai terlihat ketimpangan pembangunan, khususnya di sekitar jalan Interchange Karawang Barat yang banyak bangunan bertingkat (hotel dan apartemen), tapi juga terdapat bangunan-bangunan PKL yang tidak tertata.

    “Belum lagi rumput-rumput liar yang tumbuh cukup tinggi di jalan Interchange Karawang Barat, sampai menutupi pemandangan hamparan areal sawah dari jalan raya. Saya kira ini harus ditata. Ke depan akan kita lakukan penataan bersama” katanya.

    Di sepanjang jalan Interchange Karawang Barat bukan tidak boleh ada PKL, tetapi pemerintah akan memberi ruang berjalan dengan penataan yang lebih rapi, katanya.

    Ia mengajak agar jajaran Pemkab Karawang bersama pemerintah kecamatan hingga tingkat desa memperhatikan tata kota yang baik, sebab kini Karawang menjadi salah satu kekuatan ekonomi di wilayah utara Jawa Barat.

    Dedi juga mengingatkan agar setiap lurah dan camat membuka ruang pengaduan bagi masyarakat sehingga permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat tertangani dengan cepat.

    “Saya ingin seluruh wilayah ini (Jawa Barat) terhormat, karena seluruh wilayah terhormat satu bangunan fisiknya tertata dengan baik, kedua kebersihan tertata dan terpelihara dengan baik, ketiga estetikanya mulai muncul, keempat terjadi harmoni antara manusia dengan alam kelima terjadi harmoni antara pemerintah dengan rakyatnya, itulah yang disebut gemah ripah repeh rapih,” katanya.

    Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan 392 tahun Karawang berdiri dan berkembang mengikuti perkembangan zaman, dan pembangunan infrastruktur hingga peningkatan SDM terus dilakukan sebagai komitmen pemerintah daerah.

    Bupati menyampaikan berbagai pekerjaan yang telah dilaksanakan seperti penuntasan rehabilitasi drainase, pembangunan jalan, peningkatan pelayanan dan lain-lain.

    Sementara itu, Rapat Paripurna Istimewa DPRD itu dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Karawang Endang Sodikin.

    Kegiatan itu diawali dengan pembacaan sejarah Karawang oleh Sekretaris Daerah Karawang Asep Aang Rahmatullah serta pembacaan sajak Bekasi Karawang oleh siswa/i dari SMAN 1 Karawang.

    Usai rapat paripurna, bupati bersama pimpinan Forkopimda Karawang dan Gubernur Jabar melakukan pemotongan tumpeng.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPRD DKI tetapkan 20 raperda prioritas yang dibahas pada 2026

    DPRD DKI tetapkan 20 raperda prioritas yang dibahas pada 2026

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta menetapkan 20 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) prioritas yang akan dibahas pada 2026, mulai dari pajak dan retribusi hingga penataan pedagang kaki lima (PKL).

    Ketua Bapemperda DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz di Jakarta, Rabu, mengatakan, keputusan menetapkan 20 Raperda menjadi prioritas diambil setelah mendengarkan paparan eksekutif dan perangkat daerah pengusul dalam rapat finalisasi.

    “Harapannya regulasi ini bisa memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” katanya.

    Ia menjelaskan, rapat tersebut merupakan bagian dari proses seleksi dan penajaman usulan regulasi sebelum ditetapkan sebagai Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda).

    Menurut dia, sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangan dalam menentukan prioritas, antara lain Raperda yang sudah lama menunggu pembahasan, regulasi dengan dampak langsung bagi masyarakat, serta Perda yang hanya membutuhkan revisi minor.

    “Perda-perda yang langsung menyangkut kepentingan masyarakat inilah yang kita utamakan,” ujar Azis.

    Dengan rampungnya finalisasi Propemperda 2026 ini, DPRD DKI Jakarta menargetkan pembahasan regulasi dapat lebih terarah, komprehensif, dan memberikan manfaat nyata bagi warga Jakarta.

    Berikut 20 Raperda yang diprioritaskan dalam Propemperda 2026 yaitu, Raperda tentang Perubahan APBD 2026, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2025, dan APBD 2027.

    Kemudian, Raperda perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Raperda tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Penyelenggaraan Bantuan Hukum, dan Sistem Penyediaan Air Minum. Raperda tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) DKI Jakarta 2026–2046.

    Selanjutnya, Raperda tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Narkotika, Raperda tentang Sistem Pangan Provinsi DKI Jakarta, Raperda perubahan atas Perda Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah. Raperda tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kekerasan, Rumah Susun, Pengendalian Penduduk, dan Pembangunan Keluarga.

    Selain itu, ada juga Raperda tentang Penataan Pedagang Kaki Lima, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Kabupaten/Kota Layak Anak, Raperda tentang Pengelolaan dan Pengendalian Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta Raperda tentang Ketenagakerjaan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siraman Gong Kiai Pradah Blitar, Bukti Kekuatan Tradisi Gerakkan Ekonomi Lokal

    Siraman Gong Kiai Pradah Blitar, Bukti Kekuatan Tradisi Gerakkan Ekonomi Lokal

    Blitar (beritajatim.com) – Suara gamelan mengalun merdu, mengiringi ribuan pasang mata yang memadati Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Mereka hadir untuk menyaksikan tradisi tahunan yang penuh makna, Siraman Gong Kiai Pradah.

    Ritual sakral ini tak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga magnet yang menggerakkan roda ekonomi lokal. Bupati Blitar, Rijanto, mengapresiasi antusiasme warga yang begitu tinggi.

    Menurutnya, penyelenggaraan tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan, mulai dari penataan acara yang lebih rapi hingga partisipasi UMKM yang semakin besar.

    “Dari tahun ke tahun sudah jauh lebih bagus. Namun, kita harus terus tingkatkan. Pemerintah daerah hadir untuk mendampingi, memastikan tradisi ini bisa menjadi motor penggerak pariwisata dan ekonomi masyarakat.” kata Bupati Rijanto, Sabtu (6/9/2025).

    Evaluasi untuk Event yang Lebih Profesional

    Meski sukses menyedot perhatian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar berkomitmen untuk melakukan evaluasi. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Blitar, Eko Susanto, menegaskan bahwa tradisi ini harus dikelola lebih profesional.

    “Siraman gong tidak boleh hanya berhenti sebagai rutinitas. Pengemasan acara, penataan kawasan, dan inovasi-inovasi perlu terus dilakukan,” jelas Eko.

    Pihaknya menyoroti beberapa poin penting yang akan dievaluasi, seperti kebersihan, penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL), dan penambahan event pendukung agar pengunjung mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap.

    Eko juga menambahkan bahwa tradisi yang telah diakui sebagai warisan tak benda ini perlu dikelola secara serius. “Kami akan usulkan agar ada investasi lebih dalam penyelenggaraan, karena perputaran uang di sini cukup besar. Dengan kemasan yang lebih baik, kunjungan wisatawan diharapkan meningkat,” imbuhnya.

    Berkah di Tengah Rebutan Air dan Daun

    Puncak acara yang paling dinanti adalah ketika ribuan warga berebut air jamasan (air bekas pencucian gong) dan daun yang telah dibaurkan dengan air tersebut. Mereka percaya, air dan daun tersebut membawa berkah.

    Salah satunya adalah Marsini, seorang pedagang dari Desa Binangun. Ia datang bersama suaminya sejak pagi buta untuk mendapatkan air dan daun tersebut.

    “Saya ini pedagang. Bersyukur sekali bisa dapat kembang dan daun ini. Saya berharap ada kebaikan dan keberkahan dalam hidup, serta rezeki yang lancar,” ungkap Marsini dengan mata berbinar.

    Keberadaan Siraman Gong Kiai Pradah bukan hanya menjaga kelestarian budaya, tetapi juga memberikan harapan dan semangat bagi masyarakat. Evaluasi yang akan dilakukan Pemkab Blitar diharapkan mampu menjadikan tradisi ini sebagai aset budaya sekaligus kekuatan ekonomi yang berkelanjutan. (owi/ian)

  • DPRD Jatim Pastikan Tak Ada Lagi Kunker Luar Negeri Sepanjang 2025

    DPRD Jatim Pastikan Tak Ada Lagi Kunker Luar Negeri Sepanjang 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf, memastikan tidak ada lagi perjalanan dinas ke luar negeri bagi anggota dewan sepanjang tahun 2025. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari moratorium kunjungan luar negeri yang diberlakukan Presiden Prabowo Subianto.

    “Adanya moratorium dari Presiden terkait kunjungan ke luar negeri, maka kami menangkap dan menindaklanjuti instruksi itu. Sehingga tidak ada sama sekali kunjungan ke luar negeri,” kata Musyafak usai Paripurna laporan Banggar terhadap P – APBD 2025, Rabu (3/9/2025).

    Musyafak menjelaskan, anggaran perjalanan dinas luar negeri yang sebelumnya mencapai Rp19 miliar kini resmi dihapus. Dana tersebut dialihkan kembali ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk program-program yang langsung menyentuh kepentingan rakyat.

    “Dalam kondisi ekonomi yang kurang bagus, banyak pengangguran, pedagang kaki lima sepi, toko-toko juga sepi, maka anggaran itu kita kembalikan ke OPD agar bisa dipakai untuk program yang benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya.

    Menurut Musyafak, selain pos perjalanan dinas luar negeri, DPRD Jatim juga melakukan penyesuaian anggaran di beberapa sektor lain. Namun, penghapusan anggaran kunker luar negeri menjadi langkah paling signifikan sekaligus simbolis.

    “Saya kira juga banyak hal yang lain, tetapi yang paling penting ini. Ini bagian dari respon kita terhadap situasi yang ada,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan agar anggota dewan menjaga sikap di ruang publik dan tidak memamerkan gaya hidup mewah. Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah kecemburuan sosial di tengah situasi ekonomi yang sulit. “Tidak menampilkan flexing-flexing yang bisa membuat masyarakat marah dengan kondisi sekarang,” pungkasnya.[asg/kun]

  • Ketika Rakyat dan Polisi Bersatu Jadi Kekuatan Absolut Lawan Teror di Surabaya

    Ketika Rakyat dan Polisi Bersatu Jadi Kekuatan Absolut Lawan Teror di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pasca kericuhan yang terjadi di Surabaya pada Jumat-Sabtu, 29 hingga 30 Agustus 2025 kemarin, suasana kota Pahlawan belum kembali normal. Warga Surabaya yang masih dilanda rasa cemas akibat aksi pengrusakan dan pembakaran oleh oknum massa aksi demo kini masih harus menghadapi teror.

    Teror pasca kerusuhan dilakukan oleh sekelompok orang itu melakukan penyerangan ke markas Brigade Mobil (Brimob) Jalan Nginden pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Informasi yang dihimpun Beritajatim, kelompok penyerangan mengendarai lebih dari 10 sepeda motor. Mereka melempari markas Brimob dengan batu. Namun, aksi penyerangan itu dapat digagalkan petugas yang sedang berjaga. Dibantu oleh masyarakat sekitar.

    Selain menghadapi kelompok teror yang belum teridentifikasi itu, masyarakat Surabaya juga dihadapkan dengan derasnya berita hoax di media sosial. Berita hoax yang tersebar di jagad dunia maya itu memiliki narasi menakut-nakuti. Selain itu, berita hoax yang menyebar juga menjadi pro dan kontra karena ada masyarakat yang meyakini kebenaran informasi hoax.

    Berbagai kejadian tersebut tentu berdampak bagi kota Surabaya. Masyarakat menjadi takut untuk keluar rumah. Akibatnya, para pedagang kaki lima yang tidak memiliki fitur pesan online mengalami penurunan penghasilan. Pantauan Beritajatim, pada Minggu (31/8/2025) malam sampai Senin (1/9/2025) pagi, jalanan di Kota Surabaya sepi pengendara. Arus lalu lintas lengang hampir di seluruh jalanan Kota Surabaya. Sejumlah pedagang yang biasa berjualan malam terpantau tutup.

    “Sepi mas. Karena memang masyarakat masih takut keluar malam. Takutnya seperti kemarin (kerusuhan),” kata Robi, salah satu penjual kopi keliling di Jalan Panglima Sudirman.

    Namun rakyat Surabaya punya cara untuk mengurangi rasa khawatir dan mempercepat pemulihan situasi keamanan. Di tingkat kampung dan kecamatan, rakyat Surabaya bersatu dengan pihak kepolisian mendirikan pos-pos pengamanan. Dalam satu kecamatan di Surabaya, total warga yang ikut menyatu dengan polisi bisa mencapai 100 orang.

    Bersatunya rakyat dan polisi terbukti efektif menggagalkan penyerangan kantor Polsek Wonokromo pada aksi hari Jumat (29/8/2025) malam. Saat itu, massa aksi terus membakar pos polisi dari pusat Surabaya menuju Bundaran Waru. Kantor Polsek Wonokromo yang berada di antara Jalan Darmo dan Ahmad Yani tentu turut menjadi sasaran.

    Ratusan massa aksi lantas berusaha mendekati Polsek Wonokromo. Namun, penyerangan itu gagal karena puluhan warga sekitar Polsek Wonokromo bersatu dengan anggota polisi untuk melawan oknum massa aksi yang ricuh.

    Oknum massa aksi yang ricuh itu lalu melakukan penyerangan kembali pada Minggu (31/8/2025) malam. Namun hasilnya tetap sama. Persatuan polisi dan rakyat jadi kekuatan absolut yang terbukti mampu melawan oknum massa aksi perusak Kota Surabaya.

    “Masyarakat hadir dengan kesadaran sendiri. Mereka menyadari betul bahwa wilayah mereka tidak boleh ada perusuh dan harus dalam kondisi yang aman,” kata Hegy, Senin (1/9/2025).

    Masyarakat Surabaya tidak ingin kecolongan lagi. Seperti saat pembakaran kantor Polsek Tegalsari dan Gedung Grahadi sisi Barat. Pasca ludesnya gedung dan barang-barang karena penjarahan, rakyat Surabaya memang was-was. Tapi mereka sadar jika hanya meratapi, tentu tak akan mengubah situasi.

    “Kalau kita Hanya diam lalu mengeluh, tentu tidak merubah situasi. Sehingga dengan kesadaran sendiri kami masyarakat Sukolilo berkomunikasi dengan pihak kepolisian kemarin sepakat untuk bersatu menghadapi teror yang ada,” kata Jaka salah satu warga Keputih yang turut ikut melakukan penjagaan bersama anggota Polsek Sukolilo di Jalan Merr, Minggu (31/8/2025) malam.

    Pantauan Beritajatim.com di sejumlah pos pengamanan rakyat dan polisi, warga dengan sukarela urunan untuk membiayai logistik yang dibutuhkan. Rakyat dan polisi membaur menjadi satu kesatuan. Tidak ada paksaan dari polisi kepada masyarakat untuk turut hadir di pos.

    Masyarakat yang datang dan rela waktu tidurnya berkurang merupakan massa organik (asli). Tidak ada pengaturan atau permintaan khusus dari pihak kepolisian untuk mencapai kondisi tertentu. Polisi juga sadar, keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab yang harus dipikul apa pun risikonya. Apabila masyarakat dengan kesadaran mandiri turut serta membantu, maka persatuan antar rakyat dan polisi tentu menjadi kekuatan absolut.

    Gabungan elemen masyarakat yang hadir di berbagai pos penjagaan kota Surabaya tidak memiliki kepentingan pribadi. Mereka hanya memiliki satu semangat yang sama. Yakni semangat ‘Jogo Suroboyo’. Atau dalam bahasa Indonesia artinya menjaga kota Surabaya. (ang/ian)

  • Lalu lintas di sekitar Mako Brimob Kwitang lancar pada Senin sore

    Lalu lintas di sekitar Mako Brimob Kwitang lancar pada Senin sore

    Jakarta (ANTARA) – Kondisi di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat terpantau kondusif dengan arus lalu lintas yang nampak normal dan lancar, pada Senin sore.

    Tampak di lokasi pada pukul 15.00 WIB, arus lalu lintas di depan Mako Brimob dari Tugu Tani menuju arah Stasiun Senen maupun sebaliknya lancar dan sesekali ramai dilalui kendaraan.

    Beberapa petugas Brimob nampak berjaga di gerbang masuk gedung markas. Sejumlah truk dan kendaraan taktis juga terparkir di dekat Mako Brimob. Selain itu, turut terpantau aparat TNI yang berjaga di sejumlah titik di sekitar Tugu Tani.

    Aktivitas warga sekitar juga kembali normal, termasuk para pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan. Beberapa personel TNI bahkan nampak membeli minuman dari pedagang di sekitar Mako Brimob.

    Kondisi trotoar di sekitar Mako Brimob sudah lebih bersih dari sebelumnya. Coretan-coretan yang sebelumnya memenuhi gerbang Mako Brimob juga telah dibersihkan. Namun, petugas kebersihan terlihat masih membersihkan sisa-sisa sampah di bangunan sekitar kawasan tersebut.

    Sebelumnya, petugas pemadam kebakaran sudah menyemprot Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun di depan Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa gas air mata.

    “Penyemprotan untuk menghilangkan sisa gas air mata,” kata seorang petugas saat membersihkan jalan itu.

    Penyemprotan jalan dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran dibantu oleh anggota TNI yang sedang berjaga di kawasan tersebut.

    Petugas menggunakan empat mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan sisa gas air mata yang masih menempel di jalan.

    Pewarta: Farhan Arda Nugraha
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Aktivitas pedagang Matraman normal usai kericuhan di Mapolres Jaktim

    Aktivitas pedagang Matraman normal usai kericuhan di Mapolres Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Aktivitas pedagang di kawasan Matraman, Jakarta Timur (Jaktim), berangsur normal setelah kericuhan yang terjadi di sekitar Markas Polres (Mapolres) Metro Jaktim, Sabtu (30/8) dini hari.

    Sejumlah pedagang yang sebelumnya sempat menutup lapak mereka kini sudah kembali berjualan seperti biasa. Kios makanan, pakaian, warung kelontong, dan pedagang kaki lima tampak menjajakan dagangan mereka.

    Salah satu pedagang kaos kaki dan pakaian, Arman (59), mengaku lega dapat membuka kiosnya kembali tanpa khawatir.

    “Toko ini buka setiap hari, dari pagi sampai jam 17.00 WIB. Tapi pas ricuh sampai besoknya saya tutup, kemarin Minggu (31/8) sudah mulai buka, sekarang juga buka. Tutupnya hanya sehari aja,” kata Arman saat ditemui di kiosnya di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin.

    Dia mengaku sempat khawatir saat terjadi kericuhan di sekitar Mapolres Metro Jaktim, namun kemudian berusaha untuk tetap tenang dan tidak terbawa suasana.

    “Khawatir, ya, ada, tapi kan kita tahu sasarannya di polres. Saya tau ricuh juga dari media sosial, berita juga kan ramai, keliatan massa mengarah ke Polres Jakarta Timur,” ujar Arman.

    Kekhawatiran Arman muncul ketika massa, mulai dari pelajar hingga warga, mengarah ke polres. Namun, menurut dia, kekhawatiran itu tidak boleh berlebihan.

    Di sisi lain, dia mengakui pendapatan dari hasil jualannya menjadi berkurang karena harus menutup kios saat kericuhan itu terjadi.

    “Pasti berkurang (penghasilan). Makanya kita sebagai warga sudah seharusnya tidak gampang menerima informasi, tidak mudah terprovokasi, harus tau dulu arahnya kemana,” jelas Arman.

    Apalagi, pengalamannya menghadapi kerusuhan pada 1998 membuatnya lebih siap menghadapi situasi seperti ini.

    “Kalau dibandingkan 1998, jauh lebih parah. Sekarang yang asli menyampaikan pendapat dan yang tidak benar juga sudah tidak kelihatan, jadi kita harus hati-hati,” tegas Arman.

    Hal serupa dikatakan pedagang kopi di Matraman, Raka (42). Kericuhan di Mapolres Metro Jaktim itu membuat dia terpaksa libur berdagang demi keselamatan diri.

    “Kalau dipaksain bahaya juga, ngeri saya jadi kena sasaran, malah bikin saya kenapa-kenapa, gak aman nanti dagangan rusak kena lempar batu,” tutur Raka.

    Dia pun berharap masyarakat dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan cara-cara yang lebih damai, tanpa merusak gedung ataupun hal-hal yang merugikan sesama manusia.

    “Kalau semua rusak, ricuh dimana-mana, kita juga sesama warga jadinya yang rugi. Semoga tidak ada lagi ricuh-ricuhnya,” ucap Raka.

    Seperti diketahui, ratusan massa menyerang Mapolres Metro Jaktim sehingga puluhan kendaraan berupa mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan gedung tersebut hangus terbakar pada Sabtu (30/8) dini hari.

    Saat itu, massa datang berbondong-bondong dan langsung melempari gedung polres dengan batu serta benda keras lainnya.

    Tindakan anarkis itu membuat situasi di sekitar Mapolres Metro Jaktim mencekam. Massa disebut melemparkan molotov berkali-kali ke area dalam Polres Metro Jaktim.

    Selain Mapolres Metro Jaktim, ada lima Polsek di Jaktim yang juga diserang massa, yakni Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara dan Cipayung.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.