Produk: Pinjol

  • Legislator Nilai Judol Extraordinary Crime, Usul Bandar-Mafia Dimiskinkan

    Legislator Nilai Judol Extraordinary Crime, Usul Bandar-Mafia Dimiskinkan

    Jakarta

    Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, menilai judi online (judol) bukan lagi kejahatan biasa tetapi kejahatan luar biasa (extraordinary crime) karena memiliki dampak luas bagi kehidupan masyarakat dan kehidupan berbangsa negara. Ia pun mendukung apabila pihak-pihak yang memfasilitasi judol dimiskinkan, seperti para bandar dan mafia judi online.

    “Judi online menurut saya tidak lagi menjadi kriminal biasa, tapi sudah berkembang menjadi extraordinary crime atau kejahatan luar biasa karena sangat mempengaruhi sendi-sendi sektor kehidupan masyarakat, bahkan negara,” kata Abdullah dalam keterangannya, Kamis (14/11/2024).

    “Saya sepakat para bandar dan mafia-mafia judol ini dimiskinkan. Maka penerapan TPPU harus dilakukan dengan maksimal,” tutur Lagislator Dapil Jawa Tengah VI ini.

    Seperti diketahui, Polisi akan menerapkan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kepada para tersangka kasus judol yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Saat ini total sudah 18 orang tersangka ditangkap dalam kasus tersebut di mana 10 diantaranya adalah pegawai Komdigi, dan sisanya merupakan sipil.

    Para tersangka ini menyalahgunakan kewenangan dengan mengatur pemblokiran judi online. Sejumlah situs judi online yang menyetorkan uang tetap dibuka aksesnya oleh para tersangka. Terbaru Polda Metro Jaya menangkap 2 orang tersangka lagi pada Minggu (10/11) kemarin dengan inisial MN dan DM. Tersangka MN merupakan penghubung antara bandar judi dengan para tersangka lainnya, seperti menyetor uang dan list website agar dijaga supaya tidak diblokir. Sementara tersangka DM berperan membantu kejahatan MN, termasuk menampung uang hasil kejahatan.

    “Kita harap pihak kepolisian terus mengembangkan pengusutan kasus ini. Kejar para bandarnya, karena mereka inilah yang berkuasa terhadap pengendalian judi online,” tegas Abdullah.

    “Implementasi dari penerapan TPPU juga harus dikawal bersama guna memastikan bahwa hukuman yang dijatuhkan dapat optimal kepada para pelaku kejahatan judol,” sebutnya.

    Dalam hal ini, Abdullah juga mengingatkan pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara kepolisian, instansi penegak hukum lain, Komdigi, dan kementerian/lembaga terkait sehingga setiap tindak pidana yang terungkap mendapat sanksi yang tegas dan menyeluruh. Menurutnya, perlu penanganan khusus dalam kasus kejahatan judi online.

    “Fenomena judi online adalah masalah serius yang merusak tatanan sosial dan ekonomi masyarakat, bahkan negara, karena judol ini seperti narkoba yang menyebabkan perilaku adiktif penggunanya sehingga merusak moral bangsa,” imbuh dia.

    Abdullah menyatakan ada banyak irisan dari fenomena judol. Mulai dari dampak sosial seperti mengancam ketahanan keluarga, dampak ekonomi akibat perputaran uangnya hingga judol membuat pemain menjadi berutang, sampai masalah kesehatan mental dan kriminal.

    “Bandar mengincar masyarakat kita dari kalangan menengah ke bawah dengan memainkan sisi psikologi mereka. Pertama dibuat menang, setelah itu uangnya dikuras. Banyak masyarakat yang akhirnya terjerat utang atau pinjol akibat judol ini. Kita juga banyak temukan judol menyebabkan keretakan keharmonisan keluarga, sampai-sampai ada yang tega membunuh atau melukai keluarganya sendiri karena ingin mendapatkan uang demi bisa bermain judol,” papar Abdullah.

    Hal yang tak kalah serius, menurut Abdullah, adalah bagaimana judol yang banyak dikemas seperti permainan games online menjadi ancaman untuk generasi muda penerus bangsa. Berdasarkan laporan PPATK, anak terpapar judi online di Indonesia telah meningkat sampai 300%. Bahkan sepanjang tahun ini, PPATK melaporkan lebih dari 197.000 anak terlibat judol. Anak-anak yang terpapar judi online berada di rentang usia 11-19 tahun.

    “Makanya saya bilang judol ini sudah masuk dalam extraordinary crime karena telah merampas hak-hak anak. Bukan cuma hak perlindungan anak dari keterlibatan bermain judol, tapi juga anak-anak yang tidak mendapat hak dari orangtunya yang menjadi pecandu judol,” tukas Abdullah.

    “Mungkin uang yang seharusnya untuk dana pendidikan anak dan pemenuhan gizi mereka, akhirnya dipakai oleh orangtunya untuk bermain judol. Ini kan merampas banyak hak anak, khususnya hak anak memperoleh kesejahteraan tanpa dihantui masalah ekonomi,” sambung Abdullah.

    (maa/maa)

  • Jurus Jitu Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie Kendalikan Inflasi di Bawah Angka Nasional

    Jurus Jitu Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie Kendalikan Inflasi di Bawah Angka Nasional

    Keberhasilan menekan angka inflasi di Kudus tidak akan tercapai, kata Hasan, jika semua OPD di Pemkab Kudus tidak berkolaborasi bersama-sama kerja bareng, turun ke lapangan serta menyiapkan cross-cutting program dan beragam inovasi strategis.

    Komitmen dan kerja keras Hasan Chabibie mengendalikan inflasi di Kota Kretek, juga sangat diapresiasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus.

    Kepala BPS Kudus, Eko Suharto mengatakan, capaian rendahnya inflasi di Kudus dalam 12 tahun terakhir membuktikan keberhasilan kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bentukan Pemkab Kudus dalam upaya menjaga inflasi di kabupaten setempat tetap terkendali.

    Menurut Eko, BPS bersama TPID selama ini rutin menggelar rapat bersama setiap Senin pagi untuk membahas berbagai kebijakan dalam pengendalian inflasi. Rakor diikuti Pj Bupati Kudus, Asisten II Sekda Kudus dan perwakilan OPD yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual di ruang rapat Sekda Gedung A lantai IV.

    Hal terpenting dalam mengendalikan tingkat inflasi daerah, kata Eko, yakni memfasilitasi dan memberikan dukungan dalam hal penyediaan barang kebutuhan pokok masyarakat.

    “Apalagi, Kabupaten Kudus bukanlah kota penghasil bahan pokok masyarakat, sehingga harus mengupayakan para supplier dari berbagai daerah untuk nyaman berbisnis di Kudus,” terang Eko kepada Liputan6.com, Selasa (13/11/2024).

    Sementara itu, bukti nyata Pemkab Kudus dalam menekan inflasi salah satunya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada ribuan buruh rokok di kabupaten setempat.

    Hasan Chabibie menyebut, BLT buruh rokok yang disalurkan diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu mampu menekan inflasi yang ada di Kudus.

    Hasan juga berpesan kepada para penerima BLT tidak menggunakannya untuk judi online. Pesan itu diungkapkan Hasan saat agenda seremonial penyaluran BLT buruh di Pendopo Kabupaten Kudus pada Sabtu (9/11/2024)

    Kepada penerima BLT, Hasan meminta agar bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kebutuhan keluarga dan kebutuhan sehari-hari.

    Dia melihat fenomena maraknya masyarakat yang terjerat judi online sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal tersebut menurut Hasan jangan sampai terjadi pada warga Kudus, khususnya penerima BLT buruh rokok.

    “Termasuk salah satu penyebab daya beli masyarakat turun karena adanya pinjol, uang dilarikan kesitu sehingga tidak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan,” tukas Hasan.

    Hasan menjelaskan, BLT buruh rokok yang disalurkan diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga menekan inflasi yang ada di Kudus.

    “Ini menjadi angin segar bagi buruh rokok di Kudus, semoga semakin istiqomah aktivitasnya di pertembakauan dan bantuan yang diberikan dapat membantu kesejahteraan masyarakat,” tukasnya.

    Adanya BLT buruh rokok ini, dinilai dapat membantu perputaran roda ekonomi masyarakat dan menekan nilai inflasi. Meskipun jumlah yang diberikan tidak terlalu besar, Hasan berharap bantuan ini tetap ada setiap tahunnya dan jumlahnya ikut bertambah.

    “Kita tahu bahwa kretek mempunyai peran yang sangat besar untuk perkembangan negara di Indonesia, bahwa dulu saudagar rokok juga ikut memperjuangkan kemerdekaan, kami ingin agar para buruh rokok semakin sejahtera, sebab kretek sudah menjadi bagian dari kebudayaan di Indonesia,” tandasnya.

  • Pemerintah Sebut KUR Bantu Masyarakat Lepas dari Pinjol

    Pemerintah Sebut KUR Bantu Masyarakat Lepas dari Pinjol

    Jakarta

    Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut bahwa hasil studi dari World Bank menyatakan bahwa kredit usaha rakyat (KUR) menjangkau banyak peminjam pemula. Kemudian, membantu mereka memasuki sektor keuangan formal.

    Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya mengatakan bahwa KUR dapat menggantikan pinjaman komersil hingga pinjaman online (pinjol).

    “Mudah-mudahan nanti juga kalau ini bisa dilakukan dengan baik, barangkali nanti yang namanya pinjol mudah-mudahan juga bisa kita bantu untuk bisa menyelesaikan permasalahannya,” ujar Edy dalam diskusinya di KUR Meets The Press, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

    Edy membeberkan, peraturan pedoman dan pengawasan yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan inklusivitas dan perlindungan konsumen.

    “KUR di masa COVID-19 juga sangat besar artinya. Data statistik menunjukkan bahwa rata-rata dari pencapaian KUR adalah 95%. Kecuali di tahun 2023 itu memang hanya sekitar 83-85%,” papar Edy.

    Ia melanjutkan, pada saat itu pihaknya sedang menyesuaikan dengan kebijakan yang berubah sangat cepat atau sangat signifikan. Edy mengungkapkan, di tahun ini pencapaian KUR bisa menuju angka 98%.

    “Realisasi kita 98%. Atau sekitar di angka Rp 270 sampai Rp 280 triliun. Ini mudah-mudahan bisa dicapai,” tandasnya.

    Sebagai informasi, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 246,58 triliun hingga Oktober 2024. Angka realisasi ini baru mencapai 88,06% dari target penyaluran KUR 2024 sebesar Rp 280 triliun.

    Lihat juga Video: Alasan KUR Tidak Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM

    (acd/acd)

  • Skema KUR Tematik untuk Biaya Kuliah Telah Rampung Disusun, Kapan Rilis?

    Skema KUR Tematik untuk Biaya Kuliah Telah Rampung Disusun, Kapan Rilis?

    Bisnis.com, JAKARTA — Skema program kredit usaha rakyat (KUR) tematik untuk pinjaman biaya kuliah atau student loan telah rampung. Lalu, apakah akan segera diluncurkan?

    Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Gede Edy Prasetya menjelaskan pihaknya sudah selesai menyusun skema student loan dari kredit usaha rakyat (KUR). 

    “Skemanya sudah siap. Cuma pemerintah mau enggak? Artinya petinggi-petinggi kita,” ujar Gede di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2024).

    Dia mengakui masih banyak penolakan dari rencana penerbitan selama student loan tersebut terutama dari kalangan mahasiswa. Mahasiswa, sambungnya, masih menganggap student loan sebagai bentuk dari komersialisasi pendidikan.

    Padahal, Gede mengklaim skema student loan program KUR Tematik yang dirancang pemerintah akan memudahkan mahasiswa. Dia mencontohkan, rancangan skemanya yaitu mahasiswa yang melakukan pinjaman biaya kuliah akan akan diberikan bunga 0%.

    Bahkan, mahasiswa bisa mencicil pinjaman biaya kuliahnya ketika sudah kerja. Tenornya, sambung Gede, juga akan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa tersebut.

    “Tapi ini dianggap sebagai komersialisasi makanya kita belum berani untuk mengeluarkan itu,” katanya.

    Sebagai informasi, beberapa bulan lalu sempat heboh kasus mahasiswa membayar uang kuliah dengan pinjaman online atau pinjol. Oleh sebab itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga jasa keuangan, seperti bank, untuk membuka student loan dengan bunga yang lebih murah.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi memastikan penyedia jasa layanan keuangan bagi mahasiswa adalah legal, formal, serta diawasi OJK.

    Adapun seiring dengan kebutuhan pinjaman dari kalangan mahasiswa itu, OJK mendorong adanya skema pembiayaan atau student loan yang lebih murah dari lembaga jasa keuangan, termasuk dari perbankan.

    “Kami diskusi dengan penyelenggara jasa keuangan, ayo dong dibuka student loan, dengan skema yang lebih student friendly. Misalnya nanti bayarnya pas anaknya [mahasiswa] kerja,” kata perempuan yang biasa disapa Kiki itu dalam acara Training of Trainers bagi guru yang digelar oleh OJK pada Senin (20/5/2024).

  • Pemerintah siapkan skema KUR guna dukung program prioritas Prabowo

    Pemerintah siapkan skema KUR guna dukung program prioritas Prabowo

    harapannya program KUR juga bisa membantuJakarta (ANTARA) – Pemerintah menyiapkan skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung beberapa program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

    Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan menyampaikan dalam beberapa rapat dan sidang kabinet, pemerintah menyetujui akan memanfaatkan KUR untuk mengakomodir berbagai program prioritas seperti ketahanan pangan, makan bergizi gratis, hingga sektor perumahan.

    “Sehingga, harapannya program KUR juga bisa membantu atau men-support program prioritas tersebut,” kata Ferry dalam acara KUR Meets The Press di Jakarta, Rabu.

    Ferry memaparkan, dalam program ketahanan pangan misalnya, secara historis sekitar 30 persen dari KUR yang sudah tersalurkan dimanfaatkan untuk sektor pertanian.

    Kemudian untuk produksi dan infrastruktur pangan, menurutnya KUR, bisa gunakan untuk fitur-fitur reguler yang ada di KUR Mikro maupun KUR Kecil.

    “Untuk petani, peternak, nelayan maupun usaha produktif sektor pangan lainnya. Jadi ini yang kita harapkan juga, kita harapkan teman-teman penyalur dan penjamin juga bisa men-support ini dengan tetap menjaga penyaluran ke sektor-sektor yang menjadi prioritasnya pemerintah,” jelasnya.

    Untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), KUR Mikro dan KUR Kecil dapat dimanfaatkan guna pembiayaan kepada pelaku usaha di sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman (katering). Selain itu, KUR juga dapat memberikan dukungan kepada petani, peternak dan nelayan sebagai kontributor utama bahan baku makanan dalam program ini.

    Kemudian untuk program prioritas di bidang perumahan, Ferry menyampaikan perluasan infrastruktur konektivitas dan dukungan pembangunan IKN oleh usaha produktif seperti penyediaan hunian tempat tinggal, kos-kosan, jasa travel menuju IKN dapat didukung juga dengan pembiayaan KUR.

    “Sehingga tadi ini bisa lebih mengakomodir kebutuhan perumahan yang kalau kita lihat dari targetnya pemerintah itu sekitar 3 juta rumah,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Ferry menjelaskan, untuk meningkatkan produksi pangan dan pertanian, dapat memanfaatkan KUR melalui pembebasan akses KUR Mikro dan suku bunga tetap 6 persen kepada petani dengan luas lahan kurang dari 2 hektare.

    Terakhir, untuk program hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan Sumber Daya Alam (SDA), pemerintah berencana menyediakan KUR khusus berbasiskan kelompok atau klaster dengan komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, klaster pariwisata atau komoditas produktivitas lain yang bisa dikembangkan menjadi KUR.

    Pihaknya juga bakal mengembangkan skema KUR lainnya yang sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha produktif untuk diversifikasi sumber energi.

    Baca juga: Pemerintah sebut KUR dapat jadi alternatif gantikan pinjol
    Baca juga: Pemerintah catat realisasi KUR capai Rp246,58 Triliun
    Baca juga: Menteri UMKM pastikan penyaluran KUR berkualitas dan tepat sasaran

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • KUR Bisa Jadi Alternatif Gantikan Pinjol – Espos.id

    KUR Bisa Jadi Alternatif Gantikan Pinjol – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Ilustrasi pinjaman.

    Esposin, JAKARTA — Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya, menyebut, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat menjadi alternatif akses pembiayaan menggantikan pinjaman online (pinjol).

    Dalam pemaparannya, dirinya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas layanan KUR dalam mendapatkan akses pembiayaan di sektor produktif dibandingkan menggunakan layanan pinjol.

    Promosi
    Langkah Tegas Perangi Judi Online, BRI Blokir Lebih Dari 3 Ribu Rekening

    “Jadi mudah-mudahan nanti kita bisa menggantikan itu (pinjol). Kita edukasi masyarakat bahwa kita bikin usaha yang bagus dulu, kemudian penuhi syaratnya nanti pasti akan dapat, dan itu pasti akan membantu mereka, karena kan bunganya sangat rendah,” kata Gede dalam acara dalam acara KUR Meets The Press di Jakarta, Rabu (13/11/2024). 

    Menurutnya, pembiayaan lewat KUR relatif lebih aman untuk diakses daripada pinjol yang kerap menimbulkan masalah terkait penyalahgunaan data pribadi nasabah.

    Selain itu, dibandingkan pinjol, KUR juga menawarkan bunga yang kompetitif dan tidak perlu adanya tambahan agunan untuk nilai pinjaman maksimal Rp100 juta. Gede menjelaskan, saat ini tingkat kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) KUR cukup terjaga, yakni berada di angka 2,19%. 

    “NPL kita saat ini adalah 2,19%. Jadi kemarin isu yang mengatakan 5% itu tidak benar,” tuturnya sebagaimana dilansir Antara. 

    Gede menilai angka NPL yang relatif rendah ini menunjukkan bahwa program KUR sejauh ini telah dikelola dengan baik sehingga menjadi pilihan yang lebih aman bagi masyarakat.

    Lebih lanjut, ke depannya pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap program KUR agar lebih tepat sasaran.

    “Mudah-mudahan nanti juga kalau ini bisa dilakukan dengan baik barangkali nanti yang namanya pinjol mudah-mudahan juga bisa kita bantu untuk bisa menyelesaikan permasalahannya,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara. 

    Adapun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi KUR mencapai Rp246,58 triliun per Oktober 2024 yang disalurkan kepada 4,27 juta debitur. Realisasi KUR tersebut mencapai 88,06% dari target penyaluran KUR 2024 yang ditetapkan sebesar Rp280 triliun.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Pemerintah sebut KUR dapat jadi alternatif gantikan pinjol

    Pemerintah sebut KUR dapat jadi alternatif gantikan pinjol

    Kita edukasi masyarakat bahwa kita bikin usaha yang bagus dulu, kemudian penuhi syaratnya nanti pasti akan dapatJakarta (ANTARA) – Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Gede Edy Prasetya menyebut, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat menjadi alternatif akses pembiayaan menggantikan pinjaman daring (pinjol).

    Dalam pemaparannya, dirinya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas layanan KUR dalam mendapatkan akses pembiayaan di sektor produktif dibandingkan menggunakan layanan pinjol.

    “Jadi mudah-mudahan nanti kita bisa menggantikan itu (pinjol). Kita edukasi masyarakat bahwa kita bikin usaha yang bagus dulu, kemudian penuhi syaratnya nanti pasti akan dapat, dan itu pasti akan membantu mereka, karena kan bunganya sangat rendah,” kata Gede dalam acara dalam acara KUR Meets The Press di Jakarta, Rabu.

    Menurutnya, pembiayaan lewat KUR relatif lebih aman untuk diakses daripada pinjol yang kerap menimbulkan masalah terkait penyalahgunaan data pribadi nasabah.

    Selain itu, dibandingkan pinjol, KUR juga menawarkan bunga yang kompetitif dan tidak perlu adanya tambahan agunan untuk nilai pinjaman maksimal Rp100 juta. Gede menjelaskan, saat ini tingkat kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) KUR cukup terjaga, yakni berada di angka 2,19 persen.

    “NPL kita saat ini adalah 2,19 persen. Jadi kemarin isu yang mengatakan 5 persen itu tidak benar,” tuturnya.

    Gede menilai angka NPL yang relatif rendah ini menunjukkan bahwa program KUR sejauh ini telah dikelola dengan baik sehingga menjadi pilihan yang lebih aman bagi masyarakat.

    Lebih lanjut, ke depannya pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap program KUR agar lebih tepat sasaran.

    “Mudah-mudahan nanti juga kalau ini bisa dilakukan dengan baik barangkali nanti yang namanya pinjol mudah-mudahan juga bisa kita bantu untuk bisa menyelesaikan permasalahannya,” ucapnya.

    Adapun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi KUR mencapai Rp246,58 triliun per Oktober 2024 yang disalurkan kepada 4,27 juta debitur. Realisasi KUR tersebut mencapai 88,06 persen dari target penyaluran KUR 2024 yang ditetapkan sebesar Rp280 triliun.

    Baca juga: Pemerintah catat realisasi KUR capai Rp246,58 Triliun
    Baca juga: Menteri UMKM pastikan penyaluran KUR berkualitas dan tepat sasaran

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Ahmad Wijaya
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 November 2024

    Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol Megapolitan 12 November 2024

    Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bahaya laten judi
    online
    (
    judol
    ) telah merusak kehidupan rumah tangga dua ibu rumah tangga di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, yaitu Nur Afifah dan Puspita.
    Di hadapan Menteri Komunikasi dan Informatika (
    Komdigi
    )
    Meutya Hafid
    , keduanya menangis saat menceritakan perilaku suami mereka masing-masing yang sama-sama kecanduan judol.
    Nur Afifah mengungkapkan, kehidupan rumah tangganya memburuk setelah sang suami kecanduan judol.
    “Suami saya sendiri ditahan gara-gara judi
    online
    ,
    handphone
    , TV, semua habis sampai ditagih utang,” kata Nur Afifah saat menghadiri kunjungan kerja Meutya Hafid di RPTRA Intiland, Semper Barat, dilansir dari
    TribunJakarta.com
    , Selasa (12/11/2024).
    Akibat kecanduan judol, suami Nur Afifah tak lagi memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
    Bukannya memberikan nafkah, sang suami malah menumpuk banyak utang yang pada akhirnya tak lagi sanggup dibayarkan. Mirisnya lagi, tagihan semua utang sang suami menggunakan nama Nur Afifah.
    “Jadi pakai nama saya bu, saya yang nanggung malu, aib. Sampai sekarang putus kerja, dikeluarin dari kerjaan, dulu punya gaji, sekarang enggak punya,” kata Nur Afifah sambil menangis.
    Sementara itu, Puspita mengaku terpaksa bercerai dengan sang suami yang kecanduan judol.
    Sebelum bercerai, Puspita kerap bertengkar hebat dengan sang suami yang terjerat
    pinjaman online
    (pinjol) untuk dipakai judol.
    “Lama-lama menafkahi keluarga seenaknya. Terus ujung-ujungnya pinjol,” jelas Puspita.
    Sama seperti Nur Afifah, data pribadi Puspita digunakan suaminya untuk pinjol pascakalah judol.
    Puspita menangis karena harus menanggung semua utang-utang suaminya akibat pinjol dan judol.
    “Data saya yang dipakai, jadi saya yang dikejar
    debt collector
    ,” keluh Puspita.
    Mendengar cerita dari Nur Afifah dan Puspita, Meutya Hafid merasa sangat bersedih. Ia mengatakan bahwa praktik judol kini telah merambah berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial.
    Mantan jurnalis ini mengajak warga untuk saling mengingatkan mengenai dampak buruk judol, karena seefektif apa pun alat pencegahan yang ada, hal tersebut tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif masyarakat.
    “Ini kan judi
    online
    , pinjaman
    online
    ini kan sampai ke ranah, masuk di kamar, di ruang sangat privat. Jadi mau tidak mau kita harus melibatkan masyarakat, khususnya ibu-ibu. Toh ibu rumah tangga ini yang paling banyak juga merasakan,” kata Meutya.
    Lebih lanjut, Meutya memastikan bahwa Komdigi akan terus mengunjungi masyarakat untuk memberikan edukasi dan pelatihan literasi digital guna mencegah judol.
    Langkah ini diambil karena semakin banyak masyarakat Indonesia yang terjebak dalam judol.
    “Namun demikian tidak tertutup pada ibu-ibu saja. Kita menggalang seluruh tokoh-tokoh masyarakat, agama. Bukan seluruh, tapi perwakilan dari agama. Itu kita libatkan juga tokoh-tokohnya,” pungkas Meutya.
    (Artikel ini telah tayang di
    TribunJakarta.com
    dengan judul:
    Tangisan Ibu-ibu Cilincing ke Menkomdigi Meutya Hafid: Curhat Suami Kena Judol, Tak Bisa Beri Nafkah
    )
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Depan Menkomdigi, Ibu-Ibu Curhat Derita Punya Suami Pecandu Judi Online

    Di Depan Menkomdigi, Ibu-Ibu Curhat Derita Punya Suami Pecandu Judi Online

    Jakarta

    Salah satu ibu bernama Nuravia Oktavia (44) memberanikan diri untuk bercerita tentang kisah kehidupannya saat sang suami masuk bui gara-gara kecanduan judi online. Nuravia mengaku dirinya juga sampai ditagih hutang oleh debt collector.

    “Saya korban dari judi online. Suami saya sendiri sampai dia ditahan gara-gara judi online. Gara-gara judi online, handphone, semua TV habis. Sampai saya ditagih-tagih utang,” kata Nur di hadapan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di Kawasan Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

    Ulah suaminya itu membuat Nur malu, tetapi dia hanya bisa berusaha bertahan dan berdoa agar suaminya bisa bertaubat. Sambil menahan tangis, Nur mengatakan bahwa dirinya juga berusaha menjauhkan anaknya yang menginjak usia dewasa muda dari sang suami agar tidak terpengaruh kebiasaan buruknya.

    “Saya mau pisah, tapi saya kasihan anak-anak. Udah pada dewasa, udah pada gede. Jadi saya pertahanin biarin. Apa adanya, saya tunggu. Mungkin dia suatu saat nanti akan insaf, akan sadar,” ujarnya.

    “Sampai saya takut anak saya yang pertama umur 19 tahun. Saya takut ikut-ikutan karena ulah ayahnya. Makanya saya tendang jauh anak saya ke saudaranya. Saya jauhkan dari keluarga, dari rumah tangga saya. Takut ketularan kejelekannya, ikut ke bapaknya,” lanjutnya.

    Nur mengatakan bahwa dulu, suaminya merupakan karyawan di salah satu pabrik batre. Tetapi karena judi online, suaminya sekarang hanya kerja serabutan sebagai kuli panggul.

    Senada dengan Nur, seorang ibu bernama Nani Puspita (44) juga mengaku bahwa suaminya sampai melakukan pinjaman online (pinjol) karena kecanduan judi online (judol). Parahnya lagi kata Nani, suaminya itu menggunakan data Nani untuk berhutang.

    “Awalnya suami bilangnya lagi main game itu biasa.Terus pas saya lihat kan suka ada iklannya tuh yang petir apa gitu, saya baru ngerti. Terus awalnya emang kayaknya dia dikasih menang. Biasanya kayak gitu ya dikasih menang. Dia kayaknya kegiur tuh. Tapi kan kalau kayak gitu gak menang terus,” kata Nani.
    “Terus ujung-ujungnya pinjol pakai data saya. Data dia kan udah blacklist, nggak bisa minjem kalau sudah blacklist. Terus Data saya yang dipakai jadi debt collector nyarinya saya,” sambungnya.

    “Sampai akhirnya kami pisah. Terakhir dia minta video call sama anak. Anak kan udah bisa ngomong. ‘Papa, susu dede abis’. ‘Tunggu papa pulang’. Masa susunya abis sekarang, nunggu pulangnya kapan tau, gitu,” ucapnya.

    Saat ini, Nani bergabung menjadi kader jumantik di wilayahnya. Ia pun bersyukur bisa membesarkan anaknya dari hasil keringatnya sendiri.

    “Saya kebetulan kader Jumantik. Alhamdulillah, kebantu buat jajan anak. Ya sekarang nguli-nguli aja gitu bantu-bantu kerjaan tetangga, yang penting halal. Saya gak malu. Alhamdulillah masih bersyukur. Judi itu memang jahat,” imbuhnya.

    Menanggapi semua cerita ibu-ibu itu, Meutya Hafid tak menyangka bahwa imbas dari kecanduan judi online itu sangat buruk bagi keutuhan keluarga.

    “Terima kasih Bu Nur, terima kasih Bu Nani buat inspirasi yang diberikan. Saya tuh baru pertama kali ini dengar testimoni seperti ini dan nggak nyangka seburuk itu. This is heartbreaking. Ini luar biasa,” kata Meutya.

    “Mereka nggak terlalu berteriak. Mereka nggak bergaum. Tapi cerita-cerita tadi yang menurut saya akan bergaum. Angka saja itu cuma rasional. Tapi kita butuh sentuh sisi emosional dengan cerita-cerita tadi. Dan menurut saya itu empowering sekali menurut saya,” pungkasnya.

    (bel/aik)

  • Kecanduan Judi Online, Warga Semper Jakut Jual Barang hingga Terlilit Utang Pinjol

    Kecanduan Judi Online, Warga Semper Jakut Jual Barang hingga Terlilit Utang Pinjol

    Bisnis.com, JAKARTA – Warga Semper Jakarta Utara menceritakan dampak negatif nyata dari judi online. Barang-barang di rumah dijual hingga terlilit utang pinjaman online. 

    Dalam kunjungannya ke RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mendapatkan cerita dari warga yang menjadi korban akibat orang terdekatnya menjadi pecandu judi online.

    Warga pertama yang menceritakan kisah hidupnya adalah Nur. Perempuan berusia 41 tahu ini menjadi korban efek judi online akibat sang suami kecanduan bermain games tersebut.

    “Suami saya sendiri, sampai dia ditahan gara-gara judi online. Handphone, semua barang, sampai TV habis,” kata Nur kepada Meutya di RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Selasa (12/11/2024).

    Tak hanya menjual barang, sang suami juga kedapatan berhutang hingga ke bank keliling. Namun, utang tersebut tidak dibayar, sehingga membuat para debt collector menagih hingga ke rumah mereka.

    “Tadinya kerja enak di pabrik baterai. Punya gaji, sekarang nggak punya. Jadi kuli, kuli manggul di Bulog,” ujarnya.

    Tak hanya Nur, hal serupa juga dialami oleh warga bernama Nani. Perempuan berumur 44 tahu ini merasakan efek akibat sang suami bermain judi online. Sebab, setelah suaminya bermain judi online, dirinya dan sang anak tidak diberikan nafkah seperti biasanya. 

    Bahkan, suami Nani menggunakan data KTP Nani untuk mendaftar pinjaman online demi membayar utang judi online tersebut. 

    “Judi itu jahat, sampai kami jadi pisah. Ini selain masalah keuangan, perubahan perhatian kepada istri dan anak juga terasa, pasti,” ucap Nani. 

    Tidak hanya Nur dan Nani yang notabene merupakan pasangan yang sudah lama, hal serupa dialami oleh Indri, seorang istri yang masih berusia 25 tahun. 

    Indri menyebut awal mula suaminya bermain judi online karena terpengaruhi temannya yang mengatakan judi bisa memperkaya. Meski Indri sudah mengingatkan bahwa hal tersebut salah, namun suaminya tetap bermain judi online hingga lupa segalanya.

    Hal tersebut akhirnya berefek dan mengganggu keluarga mereka yang sudah memiliki anak berusia tiga tahun dua bulan. Keluarga Indri dan suaminya mengalami masalah keuangan, hingga anak yang menjadi korban karena kekurangan kasih sayang. 

    Maka dari itu, Indri meminta kepada Menkomdigi Meutya Hafid untuk memberantas judi online karena sudah sangat menyusahkan seluruh kalangan.

    “Saya mau bilang, mohon berantas judi online karena ini semua menyesatkan. Tidak hanya istri, tapi anak pun jadi korban,” tutur Indri.