Produk: Pinjol

  • Dewan Komisioner: OJK sudah mengampu lebih banyak amanah UU P2SK

    Dewan Komisioner: OJK sudah mengampu lebih banyak amanah UU P2SK

    diharapkan dengan itu maka anomali transaksi itu bisa diketahui pada kesempatan pertama dan tindakan-tindakan mitigasinya bisa segera dilakukan

    Purwokerto (ANTARA) – Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Issabella Watimena mengatakan OJK hingga saat ini sudah mengampu lebih banyak amanah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

    “Kemudian juga sudah ada pendelegasian wewenang pengawasan kepada Kantor OJK daerah,” kata Sophia Issabella Watimena usai acara Pengukuhan Kepala Kantor OJK Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.

    Dalam hal ini, Haramain Billady dikukuhkan sebagai Kepala OJK Purwokerto menggantikan Riwin Mirhadi yang mendapat amanah baru sebagai Analis Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Perencanaan Keuangan OJK.

    Lebih lanjut, Sophia mengatakan dengan mekanisme pengawasan dan penguatan infrastruktur sistem, semua insan OJK di daerah diharapkan bisa melaksanakan amanahnya dengan baik, terutama terkait literasi dan peningkatan inklusi keuangan masyarakat juga menjadi program yang tidak tertinggal.

    Dia pun menyinggung sambutan Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar dalam acara pengukuhan tersebut.

    “Tadi Pak Pj memberi perhatian terkait judol (judi online), dan ini tentunya sudah menjadi perhatian OJK bekerja sama dengan Satgas Pasti (Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal). Tentunya tidak lupa di Purwokerto dan daerah Jawa Tengah seluruhnya, kita perlu menguatkan upaya-upaya untuk memerangi hal itu,” katanya.

    Terkait dengan upaya yang telah dilakukan OJK dalam memerangi judol, dia mengatakan sebagai salah satu lembaga yang ada di Satgas Pasti, OJK bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), aparat penegak hukum, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah menutup ribuan rekening yang berkaitan dengan judol.

    Selain itu, kata dia, OJK juga telah mendorong perbankan untuk melakukan peningkatan kecerdasan (enhanced intelligence) dan menjalankan “Know Your Customer (KYC)” atau mengenali konsumen dengan baik.

    “Jadi diharapkan dengan itu maka anomali transaksi itu bisa diketahui pada kesempatan pertama dan tindakan-tindakan mitigasinya bisa segera dilakukan,” katanya.

    Menurut dia, OJK juga sudah membuka Anti Scam Center di Wisma Mulia Jakarta, yang didukung oleh puluhan bank.

    “Diharapkan dengan itu (Anti Scam Center), transaksi anomali bisa segera diketahui dan bisa dikoordinasikan oleh bank-bank yang sudah turut mendukung Anti Scam Center itu, dan tentunya bukan cuma perbankan, juga e-wallet (dompet digital) sudah turut bekerja sama di Anti Scam Center tersebut,” kata Sophia.

    Sementara itu, Kepala Kantor OJK Purwokerto Haramain Billady mengatakan selaku pejabat baru, pihaknya siap bersinergi dengan berbagai pihak di wilayah Banyumas Raya sesuai pesan Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner dan Pj Bupati Banyumas terkait dengan upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Banyumas Raya.

    “Tentu saja bagaimana OJK bisa berkontribusi untuk mengembangkan ekonomi daerah karena kami ingin kehadiran OJK di sini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata dia yang sebelumnya menjabat sebagai Analis Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Perencanaan Keuangan OJK.

    Dalam sambutannya, Pj Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar mengharapkan OJK lebih meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat khususnya di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

    Selain itu, dia juga menyoroti keberadaan judol yang makin meresahkan masyarakat, termasuk pinjaman daring (pinjaman online/daring) yang cara penagihannya dinilai tidak manusiawi.

    Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan OJK ikut mengintervensi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ini Jurus BRI Perkuat Transformasi Digital Hadapi Perubahan Pasar

    Ini Jurus BRI Perkuat Transformasi Digital Hadapi Perubahan Pasar

    Jakarta

    Kehadiran pinjaman online (Pinjol) telah mengubah lanskap persaingan di industri perbankan saat ini. Fenomena ini pada akhirnya mempercepat transformasi digital di perbankan sehingga mendorong bank untuk terus berinovasi dalam melayani nasabah.

    Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan perbankan harus semakin cepat dalam mengembangkan produk digital untuk menyaingi platform pinjaman online yang menawarkan kemudahan akses dan kecepatan layanan. Hal ini kemudian mendorong bank untuk terus berinovasi, seperti mobile banking atau pinjaman digital berbasis aplikasi.

    “Pinjol telah memperluas akses terhadap layanan keuangan, terutama bagi segmen masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan pinjaman formal karena persyaratan yang lebih ketat. Hal ini memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perbankan, karena sebagai bank dengan fokus inklusi keuangan, perbankan bisa memperkuat posisi dengan menyediakan produk pinjaman yang lebih terjangkau dan ramah bagi masyarakat yang belum terlayani (unbanked),” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).

    Perbankan seperti BRI yang memiliki basis nasabah di segmen mikro dan ritel, menurutnya merasakan langsung dampak dari kehadiran pinjol. Nasabah BRI yang biasanya memanfaatkan produk KUR atau pinjaman mikro sekarang memiliki alternatif pinjol yang menawarkan proses lebih cepat.

    Walau begitu, Handayani menuturkan pelaku perbankan tidak melihat fenomena pinjol sebagai ancaman, melainkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan fintech dalam menciptakan solusi keuangan yang lebih inklusif. Dengan keunggulan infrastruktur dan modal yang dimiliki, dia menyebut perbankan bisa merangkul teknologi fintech untuk menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, baik dari sisi fleksibilitas maupun biaya.

    Pihaknya menyadari kemudahan dan kecepatan adalah faktor utama yang membuat banyak masyarakat beralih ke pinjaman online. Untuk bersaing dalam lanskap ini, BRI telah meluncurkan BRIGuna Digital melalui platform BRImo sebagai bagian dari strategi untuk menarik kembali nasabah yang mungkin beralih ke pinjol.

    Beberapa strategi kunci yang diterapkan BRI terkait BRIGuna Digital, antara lain kemudahan akses dan kecepatan layanan, bunga kompetitif dan transparansi, dan integrasi dengan ekosistem BRI melalui BRImo. Kemudian, untuk menangkal pengaruh pinjol yang sering kali menjerat nasabah ke dalam utang dengan bunga tinggi, BRI juga berfokus pada edukasi keuangan.

    Melalui berbagai kanal komunikasi, BRI mengedukasi nasabah tentang risiko pinjol ilegal, pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, dan manfaat menggunakan layanan pinjaman dari lembaga perbankan yang terpercaya. BRI juga tak ketinggalan melakukan pengembangan layanan berbasis data.

    BRI juga senantiasa memberikan literasi keuangan ke beragam segmen khususnya nasabah BRI mulai dari anak muda yang masih sekolah sampai dengan nasabah yang sudah pensiun. BRI juga rutin berkeliling universitas dalam rangka meningkatkan pemahaman anak muda dalam cara mengelola keuangan khususnya dalam memilih instrumen investasi dan menghindari pinjaman online.

    Adapun untuk menarik minat generasi muda, BRI telah menerapkan berbagai strategi dan menyediakan produk serta layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka, khususnya melalui platform BRImo sebagai super apps yang menyediakan berbagai kemudahan dalam akses perbankan. Apalagi BRImo menawarkan user interface yang intuitif, fitur self-service yang lengkap, dan layanan transaksi yang seamless untuk menarik generasi muda yang terbiasa dengan teknologi digital.

    Selain itu, pembukaan rekening tabungan BRI yang cepat, tanpa biaya admin, serta memberikan kemudahan untuk transaksi online, yang sangat relevan dengan gaya hidup digital generasi muda.

    “BRI juga menyediakan akses investasi yang terjangkau dan mudah, serta mengedukasi generasi muda tentang pentingnya perencanaan keuangan dan investasi melalui platform BRImo. Tak hanya itu, BRImo sebagai aplikasi all-in-one yang terintegrasi dengan ekosistem digital, seperti belanja online, transportasi, dan hiburan, sehingga menarik lebih banyak pengguna muda yang ingin solusi perbankan sekaligus gaya hidup dalam satu aplikasi”, imbuhnya.

    (akn/ega)

  • BRI Tawarkan Solusi Perbankan Digital untuk Gaya Hidup Anak Muda

    BRI Tawarkan Solusi Perbankan Digital untuk Gaya Hidup Anak Muda

    Jakarta

    Generasi muda yang terbiasa dengan teknologi membutuhkan layanan keuangan yang cepat, praktis, dan sesuai dengan gaya hidup digital mereka. Untuk memenuhi kebutuhan ini, BRI terus berinovasi dalam menyediakan solusi perbankan yang relevan dan mudah diakses.

    Melalui aplikasi BRImo, BRI menghadirkan platform all-in-one yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan finansial generasi muda. Dengan user interface yang intuitif dan layanan self-service, BRImo menjadi solusi ideal bagi anak muda yang menginginkan kenyamanan dan efisiensi dalam satu genggaman.

    Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani mengatakan BRI menyediakan akses investasi yang terjangkau dan mudah, serta mengedukasi generasi muda tentang pentingnya perencanaan keuangan dan investasi melalui platform BRImo.

    “Tak hanya itu, BRImo sebagai aplikasi all-in-one yang terintegrasi dengan ekosistem digital, seperti belanja online, transportasi, dan hiburan, sehingga menarik lebih banyak pengguna muda yang ingin solusi perbankan sekaligus gaya hidup dalam satu aplikasi,” ujar Handayani dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).

    Pembukaan rekening tabungan BRI di BRImo yang cepat, tanpa biaya admin, serta memberikan kemudahan untuk transaksi online, yang sangat relevan dengan gaya hidup digital generasi muda.

    Selain layanan digital, BRI juga aktif mengedukasi generasi muda tentang pengelolaan keuangan, investasi, dan bahaya pinjaman online (pinjol) ilegal.

    Di sisi lain, untuk bersaing dengan pesatnya perkembangan pinjol, BRI meluncurkan produk pinjaman digital BRIGuna. Produk ini dirancang untuk memberikan kemudahan akses dan bunga yang kompetitif, sekaligus transparansi bagi nasabah.

    BRIGuna yang terintegrasi dengan aplikasi BRImo memungkinkan nasabah untuk mengajukan pinjaman secara cepat dan fleksibel, tanpa harus khawatir dengan bunga yang tinggi atau proses yang rumit.

    BRI membantu mengedukasi nasabah tentang risiko pinjol ilegal, pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, dan manfaat menggunakan layanan dari lembaga perbankan terpercaya. BRI juga mengembangkan layanan berbasis data.

    BRI akan terus memberikan literasi keuangan kepada berbagai segmen nasabah, mulai dari pelajar hingga pensiunan. BRI juga rutin mengunjungi universitas untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang pengelolaan keuangan, termasuk memilih instrumen investasi dan menghindari pinjaman online.

    (akn/ega)

  • Kolaborasi BRI dan Fintech untuk Inklusi Keuangan yang Lebih Luas

    Kolaborasi BRI dan Fintech untuk Inklusi Keuangan yang Lebih Luas

    Jakarta

    Kehadiran pinjaman online (pinjol) membuka peluang bagi perbankan untuk berkolaborasi dengan fintech dalam menciptakan solusi keuangan inklusif. BRI merespons tantangan ini dengan inovasi layanan digital dan edukasi keuangan untuk menjangkau masyarakat unbanked secara lebih luas.

    Perbankan seperti BRI yang memiliki nasabah di segmen mikro dan ritel merasakan dampak dari kehadiran pinjol. Nasabah BRI yang biasanya menggunakan produk KUR atau pinjaman mikro kini memiliki alternatif pinjol dengan proses lebih cepat.

    Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan perbankan tidak melihat fenomena pinjol sebagai ancaman, melainkan peluang. Dengan keunggulan infrastruktur dan modal, perbankan bisa memanfaatkan teknologi fintech untuk menawarkan produk yang memenuhi kebutuhan nasabah, baik dalam hal fleksibilitas maupun biaya.

    Menurutnya, perbankan perlu cepat mengembangkan produk digital untuk bersaing dengan platform pinjaman online yang menawarkan akses mudah dan layanan cepat. Ini mendorong bank untuk berinovasi, seperti mobile banking dan pinjaman digital berbasis aplikasi.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan pinjol telah memperluas akses ke layanan keuangan, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan pinjaman formal karena persyaratan ketat. Fenomena ini memberikan tantangan dan peluang bagi perbankan.

    “Karena sebagai bank dengan fokus inklusi keuangan, perbankan bisa memperkuat posisi dengan menyediakan produk pinjaman yang lebih terjangkau dan ramah bagi masyarakat yang belum terlayani,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).

    BRI menyadari kemudahan dan kecepatan pinjol membuat banyak masyarakat beralih ke sana. Untuk bersaing, BRI meluncurkan BRIGuna Digital melalui platform BRImo sebagai strategi menarik kembali nasabah yang mungkin beralih ke pinjaman online.

    Dengan menerapkan beberapa strategi kunci terkait BRIGuna Digital seperti kemudahan akses, kecepatan layanan, bunga kompetitif dan transparansi, serta integrasi dengan ekosistem BRImo. Untuk menangkal pengaruh pinjaman online dengan bunga tinggi, BRI juga fokus pada edukasi keuangan.

    Selain itu, BRI membantu mengedukasi nasabah tentang risiko pinjol ilegal, pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, dan manfaat menggunakan layanan dari lembaga perbankan terpercaya. BRI juga mengembangkan layanan berbasis data.

    BRI terus memberikan literasi keuangan kepada berbagai segmen nasabah, mulai dari pelajar hingga pensiunan. Mereka juga rutin mengunjungi universitas untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang pengelolaan keuangan, termasuk memilih instrumen investasi dan menghindari pinjaman online.

    (akn/ega)

  • Aplikasi Pinjol Palsu Ini Banyak yang Download, Awas Kuras Rekening

    Aplikasi Pinjol Palsu Ini Banyak yang Download, Awas Kuras Rekening

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setidaknya ada 15 aplikasi mengandung SpyLoan yang beredar di Google Play Store seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

    Aplikasi SpyLoan adalah aplikasi palsu yang dirancang seperti aplikasi keuangan yang menawarkan pinjaman kepada pengguna melalui proses persetujuan cepat dengan persyaratan yang menipu.

    Setelah para korban menginstal aplikasi-aplikasi tersebut, mereka divalidasi melalui kata sandi sekali pakai (OTP) untuk memastikan bahwa mereka berada di wilayah target.

    Kemudian, mereka diminta untuk menyerahkan dokumen identifikasi, informasi karyawan, dan data rekening perbankan.

    Namun, aplikasi spyloan itu malah mencuri data pribadi dan menggunakannya untuk memeras korbannya.

    Beberapa aplikasi bahkan tidak memberikan pinjaman sama sekali, sedangkan aplikasi lainnya akan memberikan pinjaman kurang dari jumlah yang diajukan dan membebankan biaya cukup besar serta bunga lebih tinggi dari yang ditampilkan.

    Aplikasi-aplikasi ini meniru lembaga keuangan yang sah dan menggunakan taktik pemasaran seperti penawaran yang menggunakan jangka waktu untuk mengelabui pengguna agar mereka yakin.

    Persyarakat privasi yang ditampilkan oleh aplikasi palsu ini juga berlebihan dan berbahaya. Mereka meminta korban memberikan izin kepada aplikasi untuk melihat dan menggunakan konten pesan SMS, riwayat panggilan, dan kontak. Aplikasi ini juga meminta akses ke kamera HP orang yang mengunduhnya.

    Para penipu di balik aplikasi-aplikasi ini kemudian dapat mengirimkan foto-foto yang telah direkayasa atau pornografi ke kontak korban untuk memeras atau memeras dengan meminta uang tebusan, menurut ulasan pengguna salah satu aplikasi.

    Para pelaku bahkan mengirim ancaman pembunuhan dan menggunakan bahasa kotor untuk melecehkan korban.

    Aplikasi-aplikasi tersebut muncul di Google Play Store di Meksiko, Kolombia, Indonesia, dan negara-negara berbahasa Inggris, berdasarkan tangkapan layar yang ditampilkan dalam laporan tersebut.

    Google menyebut telah menghapus beberapa aplikasi yang bermaslaah itu dari toko aplikasi Play Store.

    Aplikasi Android McAfee sekarang akan menandai aplikasi-aplikasi ini sebagai program yang mungkin tidak diinginkan (PUP) karena efeknya yang berbahaya.

    Investigasi McAfee menemukan 15 aplikasi SpyLoan berbahaya yang sudah diinstal lebih dari 8 juta kali via Play Store.

    Berikut daftar delapan aplikasi yang paling banyak diinstal, dikutip dari Bleeping Computer, Senin(2/12/2024).

    Préstamo Seguro-Rápido, Seguro – 1.000.000 download
    Préstamo Rápido-Credit Easy – 1.000.000 download
    ได้บาทง่ายๆ-สินเชื่อด่วน – 1.000.000 download
    RupiahKilat-Dana cair – 1.000.000 download
    ยืมอย่างมีความสุข – เงินกู้ – 1.000.000 download
    เงินมีความสุข – สินเชื่อด่วน – 1.000.000 download
    KreditKu-Uang Online – 500.000 download
    Dana Kilat-Pinjaman kecil – 500.000 download

    (dem/dem)

  • Miris! 74 Persen Guru Honorer Bergaji di Bawah Rp2 Juta Per Bulan, 20,5 Persen di Antaranya di Bawah Rp500 Ribu

    Miris! 74 Persen Guru Honorer Bergaji di Bawah Rp2 Juta Per Bulan, 20,5 Persen di Antaranya di Bawah Rp500 Ribu

    “Dari survei ini terlihat 55,8 persen guru memiliki penghasilan tambahan dari pekerjaan lain. Namun penghasilan tambahan inipun tidak signifikan, mayoritas guru yang memiliki sampingan tersebut hanya mendapat kurang dari Rp 500 ribu,” ucap Anwar.

    Terdapat pekerjaan sampingan terfavorit yang dipilih oleh Guru yaitu Mengajar Privat atau Bimbel (39,1 persen), Berdagang (29,3 persen), Bertani (12,8 persen), Buruh (4,4 persen), Konten Kreator (4 persen), dan Driver Ojek Daring (3,1 persen).

    Minimnya penghasilan dari pekerjaan utama sebagai guru dan tambahan dari pekerjaan sampingan, menjadikan berutang sebagai salah satu jalan untuk menutupi kebutuhan hidup. Tercatat 79,8 persen guru mengaku memiliki utang.

    “Para guru mengaku memiliki utang kepada Bank/BPR sebanyak 52,6 persen, Keluarga atau Kerabat 19,3 persen, Koperasi Simpan Pinjam 13,7 persen, Teman atau Tetangga 8,7 persen dan Pinjaman Online 5,2 persen,” ungkap Anwar.

    Ketika dalam kondisi terdesak oleh suatu kebutuhan 56,5 persen guru mengaku pernah menjual atau menggadaikan barang berharga yang dimilikinya. Adapun barang yang digadaikan itu antara lain Emas Perhiasan (38,5 persen), BPKB Kendaraan (14 persen), Sertifikat Rumah/Tanah (13 persen), Motor (11,4), Emas Kawin (4,3 persen) dan SK PNS (3,9 persen).

    “Dengan kondisi kesejahteraan guru yang rendah, kami melihat tekad guru Indonesia sangat membanggakan ini terbaca dari 93,5 persen responden berkeingginan untuk tetap mengabdi dan memberikan ilmu sebagai guru hingga masa pensiun walau kesejahteraan sebagian besar mereka jauh dari layak,” papar anwar.

  • AAUI: Pinjol dan judol beri efek domino industri asuransi umum

    AAUI: Pinjol dan judol beri efek domino industri asuransi umum

    Memang salah satu persoalannya trigger-nya adalah masuk daftar hitam SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menyampaikan bahwa pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol) memberikan efek domino terhadap industri asuransi umum.

    Menurut dia, kedua faktor tersebut memberikan multi efek sehingga menurunkan tingkat penjualan kendaraan bermotor.

    “Memang salah satu persoalannya trigger-nya adalah masuk daftar hitam SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan). Jadi, teman-teman yang mengajukan (pembelian kendaraan bermotor) tidak bisa dilanjutkan karena masuk daftar hitam SLIK, makanya saya sampaikan beberapa kali ke pemerintah bahwa yang namanya pinjol, namanya judol, marilah diberantas sampai tuntas. Ini ada efek domino nih di kita,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Rabu.

    Begitu pula di asuransi kredit apabila ada nasabah ngemplang pembayaran dan sudah masuk daftar hitam SLIK, maka akan mengganggu proses jual-beli kendaraan.

    Menurut dia, dulu masih mudah untuk mencari kredit dengan cicilan Rp300 ribu-Rp500 ribu dari konsumen kendaraan bermotor yang banyak berasal dari kalangan menengah ke bawah. Namun, para pembeli yang telah terlilit judol dan pinjol, maka mereka terhalangi untuk membeli kendaraan motor baru apabila hendak dilakukan.

    “Jadi, kita mempunyai satu efek multiplier yang negatif. Tentunya harapannya sih pemerintah pusat dengan Astacitanya (visi-misi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka) semoga di tahun 2025 paling tidak bisa menurunkan pinjol maupun judol di negeri ini,” ungkap Budi.

    Di sisi lain, kinerja Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid memberantas judol dinilai cukup tegas, apalagi dilakukan di dalam internal kementerian tersebut yang rupanya banyak pemain melindungi kegiatan judol.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Hadapi Tantangan Perubahan Pasar, Ini Strategi BRI Perkuat Inovasi dalam Transformasi Digital Perbankan

    Hadapi Tantangan Perubahan Pasar, Ini Strategi BRI Perkuat Inovasi dalam Transformasi Digital Perbankan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kehadiran pinjaman online (Pinjol) telah mengubah lanskap persaingan di industri perbankan saat ini. Fenomena ini pada akhirnya mempercepat transformasi digital di perbankan sehingga mendorong bank untuk terus berinovasi dalam melayani nasabah.

    Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan bahwa perbankan harus semakin cepat dalam mengembangkan produk digital untuk menyaingi platform pinjaman online yang menawarkan kemudahan akses dan kecepatan layanan. Hal ini kemudian mendorong bank untuk terus berinovasi, seperti mobile banking atau pinjaman digital berbasis aplikasi.

    “Pinjol telah memperluas akses terhadap layanan keuangan, terutama bagi segmen masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan pinjaman formal karena persyaratan yang lebih ketat. Hal ini memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perbankan, karena sebagai bank dengan fokus inklusi keuangan, perbankan bisa memperkuat posisi dengan menyediakan produk pinjaman yang lebih terjangkau dan ramah bagi masyarakat yang belum terlayani (unbanked),” ungkapnya.

    Perbankan seperti BRI yang memiliki basis nasabah di segmen mikro dan ritel merasakan langsung dampak dari hadirnya pinjol. Nasabah BRI yang biasanya memanfaatkan produk KUR atau pinjaman mikro sekarang memiliki alternatif pinjol yang menawarkan proses lebih cepat.

    Walau begitu, Handayani menuturkan bahwa pelaku perbankan tidak melihat fenomena pinjol sebagai ancaman, namun dapat berkolaborasi dengan fintech untuk menciptakan solusi keuangan yang lebih inklusif. Dengan keunggulan infrastruktur dan modal yang dimiliki, perbankan bisa merangkul teknologi fintech untuk menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, baik dari sisi fleksibilitas maupun biaya.

    Ia menegaskan bahwa BRI menyadari bahwa kemudahan dan kecepatan adalah faktor utama yang membuat banyak masyarakat beralih ke pinjaman online. Untuk bersaing dalam lanskap ini, BRI telah meluncurkan BRIGuna Digital melalui platform BRImo sebagai bagian dari strategi untuk menarik kembali nasabah yang mungkin beralih ke pinjol.

    Beberapa strategi kunci yang diterapkan BRI terkait BRIGuna Digital, antara lain kemudahan akses dan kecepatan layanan, bunga kompetitif dan transparansi, dan integrasi dengan ekosistem BRI melalui BRImo. Kemudian, untuk menangkal pengaruh pinjol yang sering kali menjerat nasabah ke dalam utang dengan bunga tinggi, BRI juga berfokus pada edukasi keuangan.

    Melalui berbagai kanal komunikasi, BRI mengedukasi nasabah tentang risiko pinjol ilegal, pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, dan manfaat menggunakan layanan pinjaman dari lembaga perbankan yang terpercaya. BRI juga tak ketinggalan melakukan pengembangan layanan berbasis data.

    BRI juga senantiasa memberikan literasi keuangan ke beragam segmen khususnya nasabah BRI mulai dari anak muda yang masih sekolah sampai dengan nasabah yang sudah pensiun. BRI juga rutin berkeliling universitas dalam rangka meningkatkan pemahaman anak muda dalam cara mengelola keuangan khususnya dalam memilih instrumen investasi dan menghindari pinjaman online.

    Adapun untuk menarik minat generasi muda, BRI telah menerapkan berbagai strategi dan menyediakan produk serta layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka, khususnya melalui platform BRImo sebagai super apps yang menyediakan berbagai kemudahan dalam akses perbankan. Apalagi BRImo menawarkan user interface yang intuitif, fitur self-service yang lengkap, dan layanan transaksi yang seamless untuk menarik generasi muda yang terbiasa dengan teknologi digital.

    Selain itu, pembukaan rekening tabungan BRI yang cepat, tanpa biaya admin, serta memberikan kemudahan untuk transaksi online, yang sangat relevan dengan gaya hidup digital generasi muda.

    “BRI juga menyediakan akses investasi yang terjangkau dan mudah, serta mengedukasi generasi muda tentang pentingnya perencanaan keuangan dan investasi melalui platform BRImo. Tak hanya itu, BRImo sebagai aplikasi all-in-one yang terintegrasi dengan ekosistem digital, seperti belanja online, transportasi, dan hiburan, sehingga menarik lebih banyak pengguna muda yang ingin solusi perbankan sekaligus gaya hidup dalam satu aplikasi,” imbuhnya.

  • Di Depan Para Guru, Pj Bupati Bondowoso Bahas Bahaya Pinjol Ilegal, Judol dan Aplikasi Ijo

    Di Depan Para Guru, Pj Bupati Bondowoso Bahas Bahaya Pinjol Ilegal, Judol dan Aplikasi Ijo

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro hadir dalam acara Safari Pendidikan di SMPN 2 Tamanan, Selasa (3/12/2024). Selain dialog perihal keresahan guru dan seputar pendidikan, Pj Bupati juga bercerita bahayanya judi online (Judol), pinjaman online (pinjol) ilegal dan aplikasi yang kerap disalahkangunakan untuk transaksi prositusi online.

    Hal ini disampaikan Hadi di depan para guru, Camat dan juga beberapa kepala organisasi perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bondowoso.

    Pertama, Hadi mengimbau supaya hadirin tidak mencoba terjun ke dunia Judol. Sebab menurutnya, seberapapun modalnya pasti bakal kalah. “Mungkin dikasih menang 1-2 kali, setelah itu kalah terus sampai habis. Makanya jangan dekati judi online,” imbau Pj Bupati dalam sambutannya.

    Ia juga menyarankan supaya hadirin tidak terjerat pinjol ilegal. Sebab Hadi mengaku punya staf yang merasakan jahatnya pinjol ilegal. “Setiap tanggal muda, saya lihat staf saya ini kok gajinya yang jutaan kok tinggal Rp 200 ribu. Dia cerita ternyata kena pinjol ilegal,” bebernya.

    Awalnya, staf tersebut meminjam dana Rp 9 juta. Kemudian lembaga pemberi pinjaman itu gulung tikar. “Pinjaman yang awalnya Rp 9 juta itu terus berbunga dan staf saya sampai harus mengembalikan Rp 40 juta,” tuturnya.

    Hadi kemudian berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menghitung ulang besaran yang seharusnya dibayarkan. “Setelah dihitung ulang ternyata wajib bayarnya tinggal Rp 6 juta,” ujar pria yang juga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur itu.

    Pihaknya mengimbau kepada para hadirin yang memiliki masalah yang sama agar berkonsultasi. “Kami mungkin bisa bantu. Bukan bantu melunasi tapi mencarikan jalan seperti itu tadi,” ucapnya.

    Yang ketiga, Pj Bupati Bondowoso menyentil perihal sebuah aplikasi yang dikenal sering jadi alat transaksi prostitusi online. Beberapa orang menjulukinya Aplikasi Ijo. “Bapak ibu tahu aplikasi ****** (menyebut nama aplikasi)? Itu kayak WhatsApp tapi yang bahaya,” kata dia.

    Ia menjelaskan perihal pola transaksi di aplikasi ijo yang lazimnya diawali dari pencarian radius terdekat hingga berujung transaksi prositusi. Walaupun, Hadi menyampaikan dengan kode tertentu. “Misal radius 100 meter itu ada yang jual sapi, kambing, rujak dan semacamnya itu,” seloroh Hadi disambut tawa ringan hadirin.

    Penyalahgunaan aplikasi chat yang jadi perantara terjadinya hal negatif itu ditekankan supaya dihindari. Terlebih bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

    Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro ketika dikonfirmasi terpisah tak menampik apa yang disampaikannya dalam forum. “Soal pinjol (ilegal) dan judi online. Semua harus hati-hati. Kalau perlu gak usah pinjam,” kata dia.

    Menurutnya, banyak debitur meminjam uang di pinjol ilegal, namun tidak mengetahui mekanisme lengkapnya. “Mereka gak tahu mekanismenya bagaimana, ternyata bunganya besar. Nah kita ini mengingatkan kembali ASN. Harus berhemat solusinya. Berhemat, terus prioritas. Jangan dikit-dikit pinjam,” imbaunya.

    Pihaknya mengaku telah memerintahkan Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bondowoso untuk membuka pos konsultasi. “Manakala ada teman-teman yang menghadapi hal seperti itu. Kadang orang kan gak mau ngaku, begitu kerahasiaannya dijaga mungkin baru mau datang (konsultasi),” terangnya.

    Mengenai judol, pihaknya menekankan untuk menjauhi tanpa syarat. “Hentikan judi online dalam bentuk apapun sudah, saat ini juga,” pintanya.

    Lalu saat dikonfirmasi ulang perihal penggunaan aplikasi ijo untuk keperluan negatif juga dijawab oleh Pj Bupati. “Oh iya. Itu temen-temen sudah tahu (nama aplikasinya). Ini kan hanya sekedar informasi saja kan ya. Teknologi itu semua bagus. Kadang yang bikin negatif itu penggunanya,” dalih Hadi. (awi/kun)

  • Hapus 15 Aplikasi Ini di HP Android, 2 Juta Warga RI Sudah Jadi Korban

    Hapus 15 Aplikasi Ini di HP Android, 2 Juta Warga RI Sudah Jadi Korban

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 15 aplikasi yang tersedia di toko aplikasi Google Play Store ternyata berbahaya dan bisa menguras rekening sampai ludes. 

    Berdasarkan laporan terbaru dari firma keamanan siber McAfee, banyak aplikasi pinjaman online (pinjol) palsu yang beredar dan diminati pengguna HP Android. 

    Secara total, 15 aplikasi berbahaya itu sudah diinstal sebanyak 8 juta kali. McAfee mengatakan aplikasi-aplikasi itu mencuri data personal dan keuangan dari para korban.

    Dengan begitu, oknum penjahat siber akan mudah mengakses aplikasi keuangan korban dan menguras saldo rekening di dalamnya.

    Kebanyakan aplikasi berbahaya itu mengincar korban di Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Afrika. Dari 15 daftar aplikasi berbahaya tersebut, 3 aplikasi di antaranya tersedia di Indonesia dan telah diinstal 2 juta pengguna.

    McAfee mengatakan aplikasi-aplikasi berbahaya ini menggunakan nama, logo, dan desain yang mirip dengan aplikasi keuangan resmi. Mereka juga mempromosikan iklan palsu di media sosial.

    Adapun aplikasi pinjol palsu ini diistilahkan ‘SpyLoan’. Jika Anda telanjur menginstal aplikasi-aplikasi tersebut, segera hapus sebelum rekening dikuras habis dan identitas dicuri. Berikut daftar aplikasinya, dikutip dari TomsGuide, Selasa (3/11/2024):

    Préstamo Seguro-Rápido, Seguro (1 juta download)
    Préstamo Rápido-Credit Easy (1 juta download)
    Get Baht Easily – Quick Loan (1 juta download)
    RupiahKilat-Dana cair (1 juta download)
    Borrow Happil – Loan (1 juta download)
    Happy Money (1 juta download)
    KreditKu – Uang Online (500.000 download)
    Dana Kilat – Pinjaman Kecil (500.000 download)
    Cash Loan-Vay tiền (500.000 download)
    RapidFinance (100.000 download)
    PrêtPourVous (100.000 download)
    Huayna Money – Préstamo Rápido (100.000 download)
    IPréstamos: Rápido Crédito (100.000 download)
    ConseguirSol-Dinero Rápido (100.000 download)
    ÉcoPrêt Prêt En Ligne (100.000 download)

    Secara umum, aplikasi pinjol palsu menjanjikan pinjaman yang cepat dan fleksibel. Modus menjerat korban dilakukan dengan mempromosikan tingkat bunga rendah dan syarat mudah. 

    Dengan begitu, calon korban akan terdorong untuk men-download aplikasi pinjol palsu, lalu mengisi data personal dan keuangan mereka.

    Setelah data sensitif dikantongi, penjahat siber di balik aplikasi berbahaya akan meneror korban dan meminta mereka membayar uang pinjaman dengan bunga super tinggi, sehingga korban terlilit utang yang tak mampu dibayar.

    Modus penipuan online yang beredar di internet makin beragam. Untuk itu, temuan ini mengingatkan sekali lagi bahwa masyarakat harus kritis dan jangan mudah terbuai rayuan promosi yang muncul di internet. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)