Produk: Pinjol

  • Pemerhati Apresiasi Satgas TPPO Kepri

    Pemerhati Apresiasi Satgas TPPO Kepri

    Batam, Beritasatu.com– Pemerhati kepolisian dan mantan anggota Kompolnas, Poengky Indarti, menyambut baik pembentukan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Ia menegaskan pentingnya kerja nyata dan koordinasi lintas sektor agar keberadaan gugus tugas ini tidak sekadar seremonial.

    “Saya menyambut baik dibentuknya Gugus Tugas TPPO oleh gubernur Kepri untuk memberantas perdagangan orang dengan melibatkan stakeholder, termasuk Polda Kepri,” kata Poengky seperti dilansir Antara, Senin (28/7/2025).

    Ia menekankan perlunya evaluasi berkala, serta pencegahan berbasis pemetaan wilayah rawan penyelundupan dan pemantauan terhadap para pelaku kejahatan. “Mapping para pelaku sangat penting, agar bisa segera dilakukan penyelidikan dan penegakan hukum,” ujarnya.

    Selain itu, Poengky menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan, agar tidak terjerumus menjadi korban TPPO. Ia juga menyoroti perlunya penegakan hukum tegas, terutama terhadap pelaku utama atau bandar yang menjadi otak kejahatan.

    Aktivis HAM itu juga menyoroti keterkaitan TPPO dengan kejahatan lain, seperti narkoba, judi daring, pinjaman online ilegal, dan prostitusi. Untuk itu, ia mendorong patroli siber oleh kepolisian serta pengawasan internal agar tidak ada anggota TNI, Polri, atau ASN yang menjadi backing pelaku TPPO.

    “Gugus tugas ini harus membuka hotline dan bekerja sama dengan masyarakat. Tidak boleh ada sikap saling menunggu,” tambahnya.

    Poengky juga meminta pemerintah daerah memperluas kesempatan kerja dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja sebagai langkah jangka panjang mencegah TPPO.

    Sebelumnya, Gugus Tugas TPPO Provinsi Kepri resmi dilantik pada Senin (21/7/2025), dengan Gubernur Ansar Ahmad sebagai ketua dan Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin sebagai ketua harian.

    Polda Kepri sendiri mencatatkan kinerja tinggi dalam pengungkapan kasus TPPO. Selama Januari hingga Mei 2025, tercatat 26 kasus dengan 35 tersangka. Pada November 2024, Kepri menjadi salah satu dari tiga daerah tertinggi dalam pengungkapan kasus TPPO menurut data Dittipidum Bareskrim Polri.

    Satgas TPPO Polda Kepri sebelumnya juga berhasil mengungkap 13 kasus, menetapkan 13 tersangka, dan menyelamatkan 27 korban.

  • BPR Bisa Jadi Alternatif Pinjaman di Luar Pinjol, Ini Faktanya

    BPR Bisa Jadi Alternatif Pinjaman di Luar Pinjol, Ini Faktanya

    Jakarta

    Pinjaman online (pinjol) merupakan salah satu pilihan populer bagi banyak orang yang membutuhkan pinjaman dana cepat karena pengajuan utang yang mudah. Sayangnya penggunaan pinjol yang tidak bijak dapat berdampak buruk pada debitur.

    Salah satu yang kerap terjadi adalah banyaknya masyarakat yang terjebak dalam pinjol ilegal. Selain itu kemudahan proses pinjaman juga kerap disalahgunakan para debitur, membuat utang mereka menumpuk tanpa disadari.

    Padahal selain pinjol, terdapat banyak sekali alternatif pinjaman bagi masyarakat. Bahkan alternatif ini sudah dipastikan aman, meski bukan berarti tanpa risiko.

    Salah satunya ada pinjaman dari Bank Perekonomian Rakyat (BPR), terutama bagi mereka yang membutuhkan dana cepat atau memiliki agunan tetapi tidak memenuhi syarat bank umum.

    BPR menawarkan berbagai jenis pinjaman, termasuk pinjaman tanpa agunan dan pinjaman dengan agunan, dengan proses yang relatif cepat dan bunga yang kompetitif.

    Persyaratan Pengajuan Pinjaman di BPR

    Melansir situs resmi BPR Arto Moro, salah satu alasan kenapa banyak orang milih Bank Perekonomian Rakyat adalah karena persyaratan pinjaman yang lebih sederhana dibanding bank umum. Tapi bukan berarti bisa asal ajukan pinjaman tanpa syarat tertentu.

    Berikut ini persyaratan umum saat mengajukan pinjaman di BPR:

    1. Dokumen Pribadi

    – Copy KTP (Suami/Istri yang masih berlaku)
    – Copy KK (Kartu Keluarga)
    NPWP
    – Copy Akta Nikah/Akta Cerai/Surat Keterangan Belum Menikah

    2. Dokumen Pendukung (Tergantung Profesi)

    – Rekening Koran 6 bulan terakhir
    – Slip Gaji Terbaru
    – Surat Keterangan Kerja/Pegawai Tetap wajib minimal 2 tahun masa kerja (Staff/karyawan)
    – Surat Ijin Praktek/Sertifikat (untuk Profesi)

    3. Dokumen Agunan (Jaminan)

    – Copy SHM/SHGB
    – Copy PBB terakhir
    – Copy IMB/bukti pengurusan IMB

    Setiap BPR bisa punya sedikit perbedaan soal syarat, jadi sebaiknya calon debitur melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke BPR tujuan sebelum ngumpulin dokumen.

    Jika dibandingkan dengan persyaratan pinjol yang biasanya hanya membutuhkan foto diri dan KTP, syarat pengajuan pinjaman di BPR bisa terkesan lebih sulit. Apalagi beberapa pinjaman mungkin juga dibutuhkan agunan.

    Meski begitu, BPR masih bisa menjadi alternatif pilihan di luar pinjol. Mengingat BPR biasanya memiliki bunga yang lebih kompetitif daripada pinjaman bank pada umumnya.

    Proses Pengajuan Pinjaman di BPR

    Secara proses, pengajuan pinjaman di BPR juga lebih panjang dan rumit dibandingkan dengan pinjol. Namun proses ini dibutuhkan untuk menjamin pinjaman bagi nasabah maupun BPR selaku pemberi pinjaman itu sendiri.

    1. Konsultasi Awal

    Nasabah bisa datang langsung ke kantor BPR atau hubungi mereka untuk tanya-tanya produk kredit dan persyaratan.

    2. Persiapan Dokumen

    Setelah tahu syaratnya, nasabah kumpulkan dokumen pribadi, dokumen pendukung, dan agunan (kalau ada).

    3. Pengajuan dan Verifikasi

    Nasabah serahkan dokumen lengkap ke petugas. Mereka akan cek data dan keabsahan dokumen kamu.

    4. Survei dan Penilaian

    Tim BPR biasanya akan survei lokasi usaha atau agunan untuk memastikan semuanya sesuai.

    5. Proses Persetujuan dan Pencairan

    Kalau semua sudah oke, pinjaman nasabah akan disetujui dan dana dicairkan ke rekening yang sudah ditentukan.

    Biasanya proses ini bisa selesai dalam beberapa hari sampai minggu, tergantung kelengkapan dokumen dan jenis pinjaman. Berbeda dengan pinjol yang dapat selesai hanya dalam hitungan hari bahkan jam.

    (igo/fdl)

  • Reaksi Netizen Soal Satria Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran Rusia karena Pinjol-Judol

    Reaksi Netizen Soal Satria Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran Rusia karena Pinjol-Judol

    Jakarta

    Netizen bereaksi setelah mendengar kabar Satria Arta Kumbara, eks marinir yang jadi tentara bayaran Rusia, ketakutan status WNI (Warga Negara Indonesia)-nya dicabut pemerintah. Kabar terbarunya, Satria disebut jadi tentara bayaran Rusia dikarenakan terlilit utang dan main judi online (judol).

    “Mohon izin, Bapak. Saya ingin memohon maaf sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengakibatkan dicabutnya warga negara saya,” kata Satria, Selasa (22/7).

    Satria mengaku bergabung dengan tentara Rusia karena ingin mencari nafkah semata. Dia menegaskan tidak ada upaya untuk mengkhianati negara sendiri.

    Warganet pun memberikan komentar mereka terhadap berita terbaru seputar eks marinir tersebut. Diketahui bahwa Satria Arta Kumbara sempat tenar setelah nimbrung saat sedang ramai-ramainya #KaburAjaDulu.

    “Terlilit pinjol dan judol tho, terus pamer foto jadi tentara di luar, lha sekarang merengek mau balik lagi, piye tho karepmu? koyo negara sing nduwe mbahmu ae,” tutur Maha Patih di kolom komentar detikcom.

    “Yang kayak begini banyak yang dukung dan ngebelain lho, aneh tapi nyata 😂😂,” ujar Widya Satria.

    “Kalau kejadian ini ada toleransi.. artinya ada awal permulaan.. Saya membayangkan akan banyak kejadian berikutnya dimana tentara indonesia yang merasa hal SEPELE serta berbuat serupa dan berfikir kalau YANG SEBELUMNYA saja dimaafkan.. pasti repot tuh..,” seru Panji Amin.

    “Loh… sudah cukupkah untuk biaya hidup dan nafkah terhadap isteri dan anaknya dari hasil berburu di negara asing… katanya mau biaya cari lebih di front terdepan rusia…,” Zaini bertanya-tanya.

    Sebelumnya, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI Endi Supardi menyebut Satria menjadi tentara bayaran Rusia karena terlilit utang pinjaman online (pinjol).

    “Dia ada pinjam di pinjol, pinjaman di bank ya. Berkaitan dengan bank di BRI dan BNI dengan nilai Rp 750 juta,” ucap Endi, dilansir Antara (24/7).

    Endi menduga Satria meminjam uang sebesar itu untuk menutupi gaya hidupnya yang terbilang hedon. Karena kesulitan membayar utang, Endi akhirnya mencoba peruntungan dengan bermain judi online (judol).

    “Ternyata judi online ini kan tidak membantu, bahkan akan lebih terjerumus ke dalamnya,” imbuh Endi.

    Sementara itu, Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas menegaskan Satria telah kehilangan status WNI-nya jika terbukti menjadi tentara di negara asing.

    “Saya tegaskan, jika seorang WNI menjadi tentara di negara asing, maka secara otomatis yang bersangkutan akan kehilangan kewarganegaraan, ini sesuai dengan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI Pasal 23 huruf d dan e,” jelas Supratman kepada wartawan, Rabu (23/7).

    (ask/fay)

  • Dedi Mulyadi Tegaskan Alasan Larangan "Study Tour" hingga Wisuda: Menghindari Pinjol hingga Punya Rumah
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 Juli 2025

    Dedi Mulyadi Tegaskan Alasan Larangan "Study Tour" hingga Wisuda: Menghindari Pinjol hingga Punya Rumah Bandung 25 Juli 2025

    Dedi Mulyadi Tegaskan Alasan Larangan “Study Tour” hingga Wisuda: Menghindari Pinjol hingga Punya Rumah
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    mengumumkan serangkaian kebijakan larangan bagi sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), termasuk larangan untuk kegiatan
    study tour
    serta perpisahan atau
    wisuda
    .
    Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi
    beban keuangan
    orangtua murid yang sering terjerat dalam utang bank gelap dan pinjaman
    online
    .
    “Sebenarnya itu strategi saya, untuk menekan agar masyarakat Jabar tidak lagi pinjam untuk atas nama sekolah,” ungkap Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
    Mantan Bupati Purwakarta ini juga menyoroti pengeluaran rutin orangtua untuk uang jajan anak-anak mereka.
    Ia mencatat, rata-rata uang jajan pelajar mencapai Rp 15.000 per hari, yang dianggap cukup besar bagi kalangan masyarakat kurang mampu.
    “Bagaimana yang miskin yang Rp 15.000 itu uangnya (jajan) jadinya ditekan, dengan pola MBG (makan bergizi gratis) misalnya kan atau bawa bekal dari rumah, sehingga kita akan arahkan itu ditabungkan,” tambahnya.
    Menurut Dedi, efisiensi biaya selama masa sekolah dapat digunakan untuk menabung demi keperluan yang lebih besar di masa depan, seperti mencicil atau membeli rumah.
    Ia menekankan, dengan membangun jiwa perjuangan pada anak-anak, maka mereka tidak perlu menghabiskan uang untuk jajan, sementara orangtuanya dapat fokus untuk mencicil rumah.
    “Nanti dalam waktu tidak terlalu lama, orang Jabar itu pada punya rumah,” tutup Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satria Arta Kumbara yang jadi Tentara Bayaran Rusia Terlilit Utang Rp 750 Juta serta Terlibat Judol dan Pinjol

    Satria Arta Kumbara yang jadi Tentara Bayaran Rusia Terlilit Utang Rp 750 Juta serta Terlibat Judol dan Pinjol

    GELORA.CO  – Mantan prajurit Korps Marinir, Satria Arta Kumbara, bukan hanya desertir. Dia menanggung beban utang yang tidak sedikit. Angkanya mencapai Rp 750 juta. Masalah itu semakin ruwet karena Satria juga terlibat dalam praktik judi online (judol). 

    Informasi itu disampaikan oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi saat diwawancarai oleh awak media pada Kamis (24/7).

    Dia menyampaikan bahwa Satria merupakan mantan prajurit Korps Marinir yang masuk tentara dari jalur tamtama. 

    ”Dia adalah Prajurit Korps Marinir yang dulu daftarnya dari tamtama, kemudian ikut bintara reguler menjadi bintara pangkat sersan. Terakhir pangkat yang bersangkutan sersan satu,” ungkap Endi. 

    Perwira tinggi bintang dua TNI AL itu mengakui, ada banyak hal yang bisa menjadi masalah bagi seorang prajurit. Termasuk judol. Dia menyebut, Satria termasuk salah satu prajurit Korps Marinir yang bermasalah dengan judol. Itu pula yang membuat Satria akhirnya keluar dari Korps Marinir. 

    ”Yang bersangkutan memang jejak record-nya ada ke sana yang mengakibatkan dia keluar dari Korps Marinir salah satunya itu, kehidupan hedonis, kemudian pinjam di bank. Mungkin pinjol dia ada berkaitan dengan bank di BRI dan BNI. Angkanya kurang lebih di Rp750 juta. Mungkin untuk menutup itu lalu dia judi online, ternyata judi online kan tidak membantu bahkan akan lebih terjerumus ke dalamnya,” kata dia. 

    Akibatnya, Satria desersi. Dia hilang. Tidak masuk dan melaksanakan tugas dinas. Perbuatan tersebut dilakukan oleh Satria pada 2022 lalu.

    Karena itu, Korps Marinir melayangkan panggilan sebanyak 3 kali. Bahkan mereka sampai mendatangi rumah Satria. Namun, yang bersangkutan tidak ada. 

    ”Akhirnya naik status menjadi desersi, kemudian proses pemecatan, dan sudah dipecat di tahun 2023,” kata dia.

    Endi menegaskan, Satria sudah bukan lagi prajurit Korps Marinir dan bukan lagi bagian dari keluarga besar TNI AL. Dia sudah menjadi masyarakat sipil. Sehingga persoalan yang kini dihadapi oleh Satria tidak ada kaitannya dengan institusi Angkatan Laut

  • Jangan Galbay Pinjol, Alternatif Terbaik Jika Terlilit Pinjaman Manfaatkan Bantuan Program Ringan dari Bisalunas

    Jangan Galbay Pinjol, Alternatif Terbaik Jika Terlilit Pinjaman Manfaatkan Bantuan Program Ringan dari Bisalunas

    Fajar.co.id, Jakarta — Saat ini, pinjaman online (pinjol) semakin mudah diakses. Prosesnya cepat, syaratnya ringan, dan dananya bisa langsung cair ke rekening pribadi. Namun di balik kemudahan itu, banyak orang justru terjebak dalam lingkaran utang yang sulit keluar. Ketika cicilan makin menumpuk dan denda terus berjalan, sebagian orang memilih galbay pinjol alias gagal bayar sebagai jalan pintas.

    Padahal, gagal bayar pinjol bukanlah solusi. Justru sebaliknya, langkah tersebut bisa memperburuk keadaan, baik dari segi keuangan, psikologis, hingga hukum. Bagi yang ingin keluar dari jerat pinjol tanpa menambah masalah baru, kini hadir Program Ringan dari Bisalunas yang dapat membantu meringankan beban cicilan dan menyusun ulang strategi pelunasan secara bertahap dan manusiawi.

    Realita Pahit di Balik Galbay Pinjol

    Banyak yang berpikir bahwa galbay adalah cara paling mudah untuk menghentikan tagihan yang menumpuk. Namun kenyataannya, keputusan ini justru membuka pintu bagi masalah baru yang jauh lebih besar.

    1. Bukan Jalan Keluar, Justru Menambah Masalah Baru

    Gagal bayar pinjaman online membuat bunga terus berjalan, denda bertambah, dan nominal utang pun membengkak dalam waktu singkat. Bahkan utang satu juta bisa menjadi dua atau tiga kali lipat hanya dalam hitungan minggu. Selain itu, galbay juga membuat catatan kredit Anda rusak. Nama bisa masuk daftar hitam SLIK OJK, sehingga ke depannya Anda akan kesulitan mengakses layanan keuangan resmi seperti kredit bank atau cicilan barang elektronik.

    2. Utang Tetap Harus Dibayar, Cari Solusi yang Lebih Ringan

    Sekalipun Anda memutuskan untuk menghindar, utang tetap harus dibayar. Penagihan akan terus terjadi, dan tidak sedikit yang mengalami tekanan psikologis akibat teror dari debt collector. Karena itu, solusi terbaik adalah menghadapi dan menyelesaikannya secara bijak. Salah satunya dengan mencari program bantuan seperti Program Ringan dari Bisalunas, yang menawarkan restrukturisasi pinjaman secara legal dan transparan.

  • Prabowo luncurkan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

    Prabowo luncurkan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto meluncurkan kelembagaan 80 ribu unit Koperasi Desa dan Kelurahan (Kopdes/Kopkel) Merah Putih di Desa Bentangan, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.

    “Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini, Senin 21 Juli 2025, saya Prabowo Subianto presiden Republik Indonesia meluncurkan kelembagaan 80.000 koperasi desa dan kelurahan merah putih,” ujar Prabowo dipantau dalam siaran langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

    Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa koperasi merupakan alat bagi masyarakat dan bangsa yang memiliki kondisi ekonomi lemah untuk membangun kekuatan bersama.

    Presiden mengibaratkan koperasi seperti seikat lidi, di mana satu batang lidi yang lemah tidak memiliki arti, tetapi ketika disatukan dalam jumlah banyak dapat menjadi alat yang bermanfaat dan kuat.

    Konsep ini disebut sebagai cerminan dari semangat gotong royong dalam koperasi. Presiden menegaskan bahwa koperasi merupakan mekanisme untuk mengonsolidasikan kekuatan dari berbagai elemen ekonomi kecil agar dapat membentuk kekuatan ekonomi yang lebih besar dan solid.

    “Dari ekonomi lemah menjadi kekuatan ekonomi yang kuat. Ini adalah konsep koperasi. Konsep koperasi adalah konsep gotong royong,” ujar Prabowo.

    Presiden mengatakan peluncuran 80 ribu koperasi desa dan kelurahan ini sebagai upaya untuk memperpendek rantai distribusi dan aliran bahan-bahan untuk masyarakat.

    Koperasi tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan para petani, peternak, maupun nelayan.

    “Yang desa nelayan punya pendingin lebih besar untuk bikin es dan menjaga ikan. Kemudian sebelahnya gudang akan ada gerai-gerai untuk sembako, ada gerai untuk simpan pinjam,” kata Presiden.

    Kepala Negara pun mengingatkan kepada seluruh pengurus koperasi untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

    Peluncuran Kopdes/Kopkel Merah Putih ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang berlaku sejak 27 Maret 2025.

    Peluncuran tersebut diikuti secara serentak oleh seluruh daerah di Indonesia melalui sambungan daring, mencakup 38 provinsi serta 514 kabupaten dan kota. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 81.140 unit Kopdes/Kopkel Merah Putih telah terbentuk di seluruh Indonesia, dengan 80.081 di antaranya telah berbadan hukum.

    Program ini ditujukan untuk membangun ekonomi dari tingkat desa dan kelurahan guna menciptakan pemerataan serta membebaskan masyarakat dari kemiskinan. Sebanyak 13 kementerian dan dua lembaga negara terlibat dalam pelaksanaan program tersebut, bersama dengan para gubernur, wali kota, bupati, dan kepala desa.

    Selain unit-unit koperasi yang telah terbentuk, pemerintah juga telah menyiapkan 108 koperasi percontohan yang diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya. Mulai 22 Juli 2025, koperasi percontohan tersebut telah dapat mengakses pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank Himbara.

    Kopdes Merah Putih dirancang dengan pendekatan inklusif, modern, dan berbasis gotong-royong. Diharapkan, koperasi ini dapat memperkuat ekonomi desa, meningkatkan ketahanan pangan, serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman online ilegal, tengkulak, dan praktik rentenir.

    Selain itu, Kopdes Merah Putih dinilai berpotensi mendorong pengembangan usaha lokal, memperpendek rantai distribusi, serta memudahkan akses masyarakat desa terhadap sumber daya dan layanan yang dibutuhkan.

    Program ini juga mengedepankan peningkatan kesejahteraan petani dengan menyediakan sarana untuk menampung hasil produksi pertanian secara langsung tanpa melewati rantai pasok yang panjang. Dengan rantai pasok yang lebih singkat, peran tengkulak dapat ditekan dan konsumen dapat memperoleh harga produk yang lebih terjangkau.

    Pengembangan Kopdes Merah Putih dilakukan melalui tiga strategi utama, yaitu membentuk koperasi baru, mengembangkan koperasi yang telah ada, serta merevitalisasi koperasi yang belum optimal.

    Secara kelembagaan, Kopdes Merah Putih terdiri dari berbagai fasilitas seperti kantor koperasi, gerai sembako, unit simpan pinjam, klinik dan apotek desa, cold storage, serta layanan distribusi logistik. Fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah masyarakat desa dalam mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

    Turut hadir dalam peluncuran tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani.

    Menteri UMKM maman Abdurahman, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

    Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

    Jaksa Agung ST Burhanuddin, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, dan pengusaha Chairul Tanjung.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gerak-gerik Orang Kecanduan Judi Online Menurut Psikolog

    Gerak-gerik Orang Kecanduan Judi Online Menurut Psikolog

    Jakarta

    Di era digital seperti sekarang, banyak orang yang tergiur dengan judi online. Padahal, kecanduan judi online bisa berdampak serius pada kesehatan mental, keuangan, bahkan hubungan sosial seseorang.

    Banyak orang yang awalnya hanya mencoba-coba, tapi kemudian terjebak dalam siklus judi yang sulit dihentikan. Ketahui gerak-gerik kecanduan judi online yang tidak boleh diabaikan.

    Gerak gerik Kecanduan Judi Online Tidak Boleh Diabaikan

    Menurut psikolog klinis Tri Iswardani orang yang kecanduan judi online akan memiliki gerak gerik tertentu, seperti sering menutupi banyak hal, terutama soal finansial. Mereka bisa mendadak menjual aset tanpa alasan yang jelas

    “Diam-diam, dia akan mencoba terus, semakin sering berbohong kepada keluarga, waktu yang dia habiskan di depan gadget semakin lama,” kata Tri dalam perbincangan di Sunset Talk detikSore ‘Gara-gara Judi Online’, Jumat (14/6/2024).

    Sebelum lari ke pinjol, seseorang biasanya punya hutang yang semakin lama semakin bertambah. Bahkan mencapai jutaan rupiah.

    “Tiba-tiba dia punya hutang, hutangnya makin lama semakin nambah, dari awalnya 300 ribu sampai bisa jutaan rupiah, dia akhirnya lari ke pinjol,” katanya.

    Orang yang kecanduan pinjol juga terus memantau aplikasinya. Sampai-sampai, untuk bisa terus terjaga, orang tersebut mulai memakai obat terlarang.

    “Jadi dia harus memantau, melek terus, dan untuk kebutuhan kuat meleknya, dia mulai lah pakai sabu, sabu juga jadi semakin addict, akhirnya tertangkap, ketahuan, direhabilitasi dan ternyata awal mulanya baru diketahui karena judi online,” katanya.

    Untuk menghindari penanganan yang terlambat, Tri meminta kepada keluarga atau teman dekat orang dengan gerak gerik kecanduan online untuk membawanya terapi ke psikolog.

    Alasan Kebanyakan Orang Kecanduan Judi Online

    Tri mengatakan, kebanyakan orang kecanduan judi online karena coba-coba, adrenaline rush, sekadar rekreasi. Ada juga yang mengkhayal bisa mendapatkan bantuan dalam jumlah fantastis secara instan.

    “Dia bisa judi online karena nggak ada kerjaan, jadi rekreasinya judi, bisa juga karena ada kebutuhan untuk dapat bantuan tiba-tiba, misalnya dari judi cuma 100 ribu, dapatnya 10 juta,” jelas Tri.

    Sebab tergiur kesuksesan teman dari judi online, pelaku bisa sampai rela terus mengeluarkan uang, sampai-sampai tak sadar bahwa nominalnya semakin besar. Masalah baru pun mulai muncul, yaitu melakukan pinjaman online, kemudian hutangnya terus bertambah.

    (elk/kna)

  • Tim Literasi Keuangan OJK Sambangi Pelosok, Edukasi Masyarakat 3T

    Tim Literasi Keuangan OJK Sambangi Pelosok, Edukasi Masyarakat 3T

    Ambon

    Di balik keindahan Kepulauan Maluku terdapat sejumlah kawasan yang masih masuk sebagai daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) seperti di Bula dan Pulau Geser di Seram Bagian Timur.

    Kedua daerah tersebut bisa dikatakan sebagai kawasan 3T. Sebab kawasan tersebut memiliki keterbatasan di sejumlah aspek seperti infrastruktur, akses yang sulit, hingga kurangnya layanan dasar.

    Mengingat keterbatasan tersebut, OJK menjadikan daerah 3 T sebagai wilayah sasaran untuk program literasi dan inklusi keuangan yang diharapkan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan dan melindungi masyarakat di daerah itu.

    Bupati Seram Bagian Timur Fachri Husni Alkatiri mengakui masih banyak warga yang minim mengetahui informasi terkait literasi keuangan. Menurutnya, mereka cenderung memanfaatkan sistem-sistem keuangan tradisional yang memiliki risiko tinggi, salah satunya rentenir.

    “Nah, soal literasi keuangan di masyarakat. Saya rasa masyarakat kami di Kabupaten Seram Bagian Timur masih butuh, peningkatan pemahaman soal keuangan,” kata Fachri kepada detikcom di Kantor Bupati Seram Bagian Timur, Maluku, Selasa (15/7/2025).

    Pantauan detikcom di lokasi, tim literasi keuangan OJK memulai perjalanan dari Ambon untuk menuju Bula sekitar pukul 04.00 WIT. Dari Kota Ambon, rombongan harus menempuh perjalanan menuju pelabuhan sekitar 1 jam perjalanan darat.

    Tiba di Pelabuhan Hunimua, rombongan kembali melanjutkan perjalanan dengan Kapal Ferry KMP. Bada Leon untuk sampai Pelabuhan Waipirit sekitar 2 jam perjalanan laut. Perjalanan yang cukup menantang baru terasa setelah melewati Pelabuhan Waipirit.

    Pasalnya, rombongan harus menempuh perjalanan darat dengan kendaraan roda empat sekitar 15-18 jam perjalanan untuk sampai di Bula, Seram Bagian Timur. Sepanjang perjalanan tim harus melewati hutan yang kalau malam hari kondisinya sangat gelap karena tidak ada lampu jalan. Adapun rute yang dilalui rombongan yakni Pelabuhan Hunimua, Neniari, Kawa, Lisabata Barat, Horale, Sawai, Benggoi, dan Bula.

    Untuk sampai di Bula bukan perkara mudah. Rombongan harus melewati banyak tikungan yang cukup tajam dan kiri kanan jurang hingga hutan yang masih cukup terjaga di sepanjang perjalanan. Memasuki kawasan Taman Nasional Manusela, perjalanan menuju Bula kembali terasa lebih menantang.

    Foto: Dea Duta Aulia

    Ketika melintasi kawasan tersebut, rombongan banyak menemukan jalan-jalan yang mengalami longsor, bahkan beberapa kali membuat kendaraan sedikit terperosok. Selain itu, ketika melewati Taman Nasional Manusela, tim literasi keuangan OJK tidak jarang harus menurunkan kecepatan karena sejumlah titik jalanan mengalami longsor.

    Setibanya di Bula, keesokan harinya, tim literasi keuangan OJK pun mengadakan sejumlah kegiatan yakni melakukan edukasi keuangan, salah satunya kepada ASN. Dalam pemaparannya, tim literasi keuangan OJK mendorong ASN di Bula untuk bijak dan teliti dalam mengambil kredit.

    OJK pun mendorong agar para ASN mengetahui hak dan kewajiban mereka sebelum mengambil kredit. Hal ini bertujuan guna meminimalisir risiko gagal bayar. Serta mendorong ASN dan masyarakat untuk memanfaatkan lembaga jasa keuangan resmi seperti perbankan.

    Tak hanya itu, tim literasi keuangan OJK pun turut mendorong ASN dan warga untuk tidak memanfaatkan pinjaman online ilegal (pinjol). Sebab pinjol hanya akan merugikan penggunanya.

    Fachri mengakui saat ini, masih banyak warganya yang cenderung lebih memiliki memanfaatkan lembaga keuangan yang legalitasnya masih dipertanyakan. Bahkan tidak sedikit dari warga yang justru rela untuk mendapatkan bunga pinjaman yang cukup besar untuk permodalan. Padahal untuk memulai modal usaha bisa memanfaatkan perbankan dengan bunga yang cenderung tidak membebankan.

    “Masih banyak masyarakat kami taruhlah di urusan mendapat permodalan atau menyelesaikan soal-soal kebutuhan keuangan mereka, itu yang justru memilih pilihan yang sebenarnya menyusahkan mereka sendiri, seperti meminjam pada lembaga-lembaga yang belum jelas statusnya. Itu cukup banyak yang ada di Kabupaten kami. Lembaga yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi,” ungkap Fachi.

    Untuk itu, dia pun memuji langkah tim literasi keuangan OJK telah turun ke daerah 3T untuk melakukan edukasi. Fachri berharap kegiatan semacam ini bisa meningkatkan literasi keuangan dan mensejahterakan masyarakat. Serta menghindarkan masyarakat dari beban-beban finansial di masa mendatang.

    “Karena mereka atau OJK bisa melakukan fungsinya untuk memberi semacam, pemahaman terhadap dua belah pihak, baik yang melaksanakan jasa keuangan ataupun terhadap masyarakat,” tuturnya.

    OJK Pastikan Bakal Genjot Literasi Keuangan di 3T

    Sementara itu, Kepala OJK Maluku Andi Muhammad Yusuf mengatakan kegiatan edukasi tersebut sejalan dengan semangat OJK untuk meningkatkan literasi keuangan di berbagai daerah, termasuk 3T.

    “Pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan ini tentu didasari oleh program kerja Otoritas Jasa Keuangan khususnya di Maluku ini, untuk bisa melaksanakan kegiatan sosialisasi edukasi ini di seluruh kalangan masyarakat termasuk tentu saja di wilayah 3T. Sehingga kita sudah memang memprogramkan berbagai kegiatan literasi di desa, di pelosok-pelosok yang menjadi wilayah 3T ini,” ujar Andi.

    “Dan memang ini sudah sejalan dengan seperti apa kondisi karakteristik Maluku ya. Karena Maluku ini memang sebagian besar wilayahnya adalah wilayah 3T. Karena ada 6 dari 9 kabupaten itu masih tergolong wilayah tertinggal,” sambungnya.

    Foto: Dea Duta Aulia

    Andi pun mengakui untuk melakukan edukasi keuangan berbagai daerah 3T di wilayah Maluku bukan perkara mudah. Pasalnya ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh tim literasi keuangan OJK, salah satunya kondisi geografis.

    Menurutnya, kondisi geografis yang cukup menantang dan cuaca tidak menentu menjadi tantangan tersendiri.

    Dia mencontohkan untuk melakukan edukasi dari Pulau Geser, Seram Bagian Timur, tim literasi keuangan OJK harus menempuh jalur darat dan laut kurang lebih sekitar 18-20 jam. Bahkan di sepanjang perjalanan kerap ditemukan titik longsor yang cukup membahayakan pengguna jalan.

    Andi mengatakan infrastruktur telekomunikasi juga memberikan tantangan tersendiri. Pasalnya, masih ditemukan kendala sinyal telekomunikasi di sejumlah daerah 3T. Hal ini tentu membuat komunikasi antar daerah menjadi lebih sulit.

    “Isu keberlanjutan menjadi sebuah tantangan tersendiri karena kondisi geografis dan termasuk infrastruktur yang memang memiliki tantangan tersendiri di Provinsi Maluku,” jelasnya.

    Siapkan Strategi agar Literasi Keuangan Berjalan Efektif

    Andi menambahkan pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah strategi agar proses literasi keuangan bisa berjalan dengan baik. Salah satunya dengan menentukan segmentasi peserta yang bakal diedukasi.

    Dia mengatakan setidaknya ada sejumlah segmen prioritas untuk dilakukan edukasi. Adapun segmen tersebut mencakup UMKM, perempuan, guru, pelajar, disabilitas, hingga ASN. Tak hanya itu, pihaknya juga turut menggandeng sejumlah tokoh masyarakat hingga agama agar proses edukasi literasi keuangan bisa berjalan secara berkelanjutan.

    “Memang kalau di wilayah Maluku ini segmentasi pelaku usaha mikro kecil khususnya di sektor-sektor unggulan seperti perikanan, perkebunan, pertanian, itu cukup dominan. Termasuk juga kelompok rentan yang lain seperti perempuan, disabilitas, guru, pelajar, termasuk ASN. Nah, secara komunitas dan juga wilayah, khususnya 3T ini menjadi salah satu sasaran kita,” jelasnya.

    Andi menjelaskan OJK juga turut menggandeng industri jasa keuangan untuk melakukan edukasi secara bersama-sama. Secara angka, dia mengatakan OJK bersama industri jasa keuangan telah melakukan edukasi sebanyak 325 kegiatan di bulan Januari sampai Juni 2025.

    “Dari jumlah 352 kegiatan dari Januari sampai Juni itu telah menjangkau 85 ribu penduduk masyarakat di Provinsi Maluku,” tutupnya.

    (anl/ega)

  • Perjuangan Wartawan detikcom Beri Literasi Keuangan di Ujung Timur

    Perjuangan Wartawan detikcom Beri Literasi Keuangan di Ujung Timur

    Ambon

    Pagi masih gelap, matahari masih tertutup awan tebal, hujan gerimis masih turun, ketika rombongan dari detikcom, Humas OJK dan Kantor OJK Ambon tiba di pelabuhan Hunimua, Liang, Ambon, Provinsi Maluku. Sehari sebelumnya rombongan tiba di Ambon setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam melalui pesawat dari Jakarta.

    Dari pelabuhan Hunimua itu, rombongan menggunakan kapal fery menyeberang menempuh waktu dua jam menuju pelabuhan Waipirit di pulau Seram bagian barat. Dari desa Waipirit rombongan masih harus menempuh perjalanan darat sekitar 16 jam untuk sampai di Bula, Seram bagian timur.

    Bagaikan mengikuti perlombaan rally lintas alam, rute Waipirit menuju Kecamatan Bula harus melewati wilayah pegunungan dan lembah. Jalan yang sempit, berliku dan konturnya yang naik turun membuat perjalanan tidak bisa dilakukan dengan cepat. Termasuk halangan kabut yang banyak muncul sepanjang perjalanan.

    Sekitar pukul 22.00 WITA akhirnya tiba di Bula. Keesokannya rombongan masih harus menyebrang laut dengan kapal selama 45 menit ke Pulau Geser, lokasi kegiatan edukasi keuangan yang digelar oleh Kantor OJK Ambon.

    Literasi Keuangan di 3 T

    Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau merupakan tantangan besar dalam upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat secara masif dan merata, terlebih untuk penduduk yang tinggal di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

    Menyadari hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Kantor OJK di daerah secara rutin menggelar kegiatan edukasi keuangan yang sangat penting dilakukan untuk masyarakat di kawasan 3T. Edukasi keuangan penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam mengelola keuangan, memahami produk dan layanan jasa keuangan serta melindungi warga dari jebakan penipuan yang berpotensi memberikan beban finansial di masa depan.

    Untuk menjangkau daerah-daerah terpencil tersebut, OJK telah menyiapkan berbagai program literasi keuangan seperti membentuk berbagai Duta Literasi Keuangan dari sejumlah kalangan termasuk dari media massa. Kali ini kegiatan literasi keuangan di Pulau Geser menghadirkan jurnalis detikcom Eduardo Hasian Simorangkir atau sering dipanggil Edo.

    Foto: Dea Duta Aulia

    Bertempat di Balai Desa Pulau Geser, selama hampir 60 menit Edo mengajarkan kepada seratusan warga Pulau Geser tentang rumus pengelolaan keuangan yang benar, pentingnya pemahaman produk dan layanan jasa keuangan serta pentingnya kewaspadaan terhadap modus-modus penipuan keuangan. Peserta edukasi pun terlihat aktif menanyakan berbagai hal terutama soal penawaran dari pinjaman online.

    Edo mengatakan pengalaman memberikan edukasi keuangan langsung dengan masyarakat Pulau Geser merupakan peristiwa yang sangat berkesan karena sangat jarang wartawan mendapatkan kesempatan ini, mengajar keuangan di daerah 3 T. Apalagi lokasi yang ditempuh sangat menantang harus terbang dengan pesawat, menyebrang dengan kapal laut dua kali dan perjalanan darat 18 jam.

    Selain itu, kesempatan mengajar literasi keuangan langsung ke masyarakat menunjukkan peran jurnalis selain menyampaikan informasi lewat berita, jurnalis bisa juga melakukan edukasi keuangan langsung ke masyarakat sehingga informasinya bisa langsung diterima dan membantu masyarakat.

    “Ini pengalaman yang tidak akan terlupakan untuk kita jurnalis. Karena melalui medan yang begitu luar biasa menantangnya (untuk menuju Pulau Geser). Edukasi keuangan langsung ini sepertinya sangat mengena karena kita bisa sampaikan informasi yang penting langsung ke masyarakat. Salut atas program OJK yang melakukan literasi keuangan hingga ke pelosok, menyebrang pulau,” kata Edo.

    Pendekatan dalam Edukasi

    Edo menjelaskan sebelum memberikan materi edukasi keuangan dirinya memanfaatkan sejumlah pendekatan lokal agar materi yang disampaikan bisa lebih diterima oleh masyarakat. Menurutnya, hal itu penting untuk dilakukan karena karakteristik setiap masyarakat di berbagai daerah berbeda-beda.

    “Tadi juga ngobrol-ngobrol sama teman-teman OJK bahwa salah satu tantangan literasi masyarakat di 3T adalah tantangan dari bahasa atau pendekatan untuk bisa masuk ke bahasa sehari-hari yang dipakai sama mereka. Sementara kita yang mengajar banyak memakai istilah dan bahasa yang formal yang sulit dipahami masyarakat di 3T,” ungkapnya.

    “Sehingga pendekatan berdasarkan bahasa atau mungkin pekerjaan (masyarakat) atau mungkin budaya yang ada di daerah itu sangat penting untuk bisa dicari tahu. Sehingga masyarakat merasa relevan berbicara atau berkomunikasi untuk mendengarkan pembahasan dari kita,” sambungnya.

    Dalam melakukan edukasi literasi keuangan ke warga, ada sejumlah materi yang dipaparkan oleh Edo seperti memperkenalkan fungsi OJK, bahaya pinjol, investasi, hingga tips mengatur keuangan. Berbagai materi tersebut sengaja diberikan agar gap antara literasi keuangan dan inklusi keuangan tidak terlalu jauh.

    “Dengan perencanaan keuangan lebih baik maka bisa menata masa depan menjadi lebih baik,” tutur Edo.

    Edo pun mengajak masyarakat Pulau Geser untuk bijak dalam mengelola keuangan mereka dengan memanfaatkan rumus 10,20,30, dan 40. Adapun rumus tersebut dimaksud yakni 10% untuk keperluan ibadah dan sosial, 20% tabung serta investasi, 30% maksimal cicilan hutang per bulan, dan 40% pemenuhan kebutuhan pokok.

    Menurutnya, rumus tersebut sangat penting untuk diterapkan dalam mengelola keuangan. Dia mencontohkan porsi 20% dari total pemasukan digunakan untuk investasi. Porsi ini bertujuan agar dana atau uang yang dimiliki nilainya bisa terjaga dan tidak tergerus oleh inflasi.

    “20% untuk tabungan dan investasi untuk melindungi nilai uang dari inflasi,” tuturnya.

    Edo berharap lewat kegiatan ini dan materi edukasi yang diberikan bisa meminimalisir risiko warga terjebak dari pinjol ilegal dan investasi ilegal. Apalagi literasi keuangan keuangan di daerah 3T cenderung masih sangat minim.

    “Literasi keuangan penting banget buat daerah-daerah 3T. Yang akhirnya harus diliterasi dengan baik soal keuangan karena daerah ini tuh daerah yang angka literasi keuangannya juga secara angka juga masih cukup rendah. Sehingga di tengah arus digitalisasi yang cukup kencang saat ini, literasikeuangan harus juga semakin tinggi,” tuturnya.

    “Jadi literasi itu harus ditingkatkan biar masyarakat tidak terpengaruh atau terjebak dalam yang namanya jebakan-jebakan. Baik itu investasi ilegal atau mungkin pinjol ilegal, dan sebagainya,” sambungnya.

    Sementara itu, salah satu peserta Program Peningkatan Literasi Keuangan OJK sekaligus warga Desa Geser, Kalsum menyambut baik program tersebut. Menurutnya, program tersebut sangat bermanfaat bagi warga Desa Geser untuk meningkatkan literasi keuangan mereka.

    Kalsum menilai edukasi yang dilakukan oleh OJK melalui Duta Literasi Keuangan menghadirkan materi-materi yang relevan bagi warga. Menurutnya, salah satu materi yang cukup menarik perhatian yakni rumus mengelola keuangan keluarga.

    Foto: Dea Duta Aulia

    Dia mengatakan rumus tersebut bakal diterapkan untuk mempermudah mengelola keuangan keluarga. Lewat rumus tersebut diharapkan keuangan keluarga di masa depan bisa tetap terjaga.

    “Salah satu materi yang paling menarik yakni cara mengatur uang 10% untuk ke mana dan sisanya untuk kemana,” kata Kalsum.

    Hal senada pun turut diungkapkan oleh peserta lainnya yang juga warga Desa Geser, Faiz Rumalutur. Faiz menilai program sosialisasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Geser. Sebab program ini mampu mendorong masyarakat untuk lebih memahami terkait pengelolaan keuangan yang benar.

    “Program OJK ini sangat-sangat bagus. Karena sosialisasi literasi keuangan ini masyarakat lebih memahami terkait tentang cerdas dalam mengelola keuangan,” ungkap Faiz.

    Apalagi dalam program tersebut, warga Desa Geser didorong agar menyisihkan uang bukan menyisakan uang untuk ditabung. Sebab kalau disisihkan berarti seseorang sudah punya niat untuk menabung. Berbeda dengan disisakan yang memiliki makna bahwa menabung bukan prioritas utama.

    “Disisipkan sama disisakan itukan tadi (materi menjelaskan) harus bisa dibedakan. Bagus juga konsep ini. Karena selama inikan kita hanya sisakan saja untuk menabung bukan sisipkan,” tuturnya.

    Faiz berharap agar program OJK ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Sehingga masyarakat di Desa Geser menjadi lebih cerdas dalam mengelola keuangan mereka.

    “Semoga masyarakat bisa menjadi lebih cerdas mengelola keuangan sendiri. Semoga program-program OJK seperti ini lebih rutin lagi,” tutupnya.

    (anl/ega)