Produk: ojol

  • Demo Depan Polda Metro, Jalan Gatot Subroto Arah Slipi Ditutup

    Demo Depan Polda Metro, Jalan Gatot Subroto Arah Slipi Ditutup

    Jakarta

    Aksi demonstrasi mahasiswa masih berlangsung di depan Polda Metro Jaya hingga sore ini. Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, ke arah Slipi ditutup.

    Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (29/8/2025), pukul 17.10 WIB, massa juga menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu Polda Metro Jaya terpatnya dekat Halte Komdak. Massa memenuhi ruas Jalan Gatsu.

    Mereka membawa bendera BEM Universitas serta memakai almamater dari masing-masing universitas. Mereka menyuarakan dukungan untuk sopir ojol yang tewas terlindas rantis Brimob, Affan Kurniawan.

    Massa menutup jalan yang dapat digunakan pengendara baik di ruas arteri hingga jalan Tol Dalam Kota arah Semanggi. Namun, beberapa demonstran tampak membantu mengarahkan pengendara agar melewati Jalan Widya Chandra.

    Sebagian pengendara nekat menyeberangkan kendaraannya melalui JPO. Sementara, mobilitas kendaraan masyarakat ke arah Cawang hingga kini masih terpantau ramai lancar tanpa hambatan berarti.

    Jalan Gatot Subroto arah Slipi ditutup imbas demo di depan Polda Metro Jaya. Pengendara menyeberang di JPO (Foto: Rumondang Naibaho/detikcom)

    Demonstrasi tersebut dilaksanakan menyusul kematian seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan akibat terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis (28/8) malam.

    (bon/lir)

  • Propam Polri Ungkap Identitas Sopir Rantis yang Melindas Ojol Affan

    Propam Polri Ungkap Identitas Sopir Rantis yang Melindas Ojol Affan

    Bisnis.com, JAKARTA — Divisi Propam Mabes Polri telah menetapkan tujuh orang terduga pelaku yang melindas driver ojol Affan Kurniawan (21) melanggar kode etik kepolisian. Dari gelar perkara awal, polisi menemukan bahwa Bripka R merupakan sopir dari kendaraan taktis itu.

    Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Abdul Karim menerangkan, tujuh anggota yang telah ditetapkan Propam melanggar kode etik kepolisian, berada di dalam kendaraan taktis (Rantis) saat itu. Tepat berada di sebelah kursi sopir adalah Kompol C.

    “Adapun pengemudi yang mengemudikan kendaraan tersebut yaitu Bripka R, sedangkan yang duduk di sebelah pengemudi yaitu Kompol C,” kata Abdul Karim dalam konferensi pers, Jumat (29/8/2025).

    Lima orang lainnya, duduk di bagian belakang mobil. Mereka adalah Aipda R, Briptu D, Briptu M, Baraka J, dan Baraka Y. Dengan begitu, Kompol C merupakan anggota kepolisian dengan pangkat tertinggi saat itu.

    Adapun, aksi berdarah itu terekam kamera, dengan Affan Kurniawan terlindas oleh mobil taktis yang dikendarai oleh Bripka R. Bahkan, saat korban telah berada tepat di bawah ban mobil, Bripka R tetap menancap gas.

    Menanggapi motif dari perbuatan yang dilakukan oleh ketujuh anggota kepolisian itu, Abdul Karim belum menerangkan alasan Bripka R melindas Affan.

    “Fakta sudah kita temukan, tapi kronologi secara detail belum saya dapatkan,” katanya.

    Namun, melalui gelar perkara awal, pihak kepolisian telah menetapkan tujuh anggota Polri tersebut melanggar kode etik. Dengan begitu, ketujuh anggota kepolisian itu diberlakukan penempatan khusus (Patsus) selama 20 hari di Divisi Propam Mabes Polri.

    “Dari dasar fakta yang sudah ditemukan sementara, kami lakukan penempatan khusus di Divisi Propam Polri selama 20 hari terhitung 29 Agustus sampai dengan 17 September,” ujarnya.

    Sebelumnya, Affan merupakan driver ojol Gojek dan menjadi korban dari kekerasan aparat. Dia dilindas secara brutal menggunakan mobil rantis oleh Brimob pada Kamis (28/8/2025).

    Nyawa Affan tak terselamatkan usai aksi keji tersebut. Dalam hal ini, pengemudi ojol sempat menggeruduk markas Brimob Polda Metro Jaya pada malam hingga dini hari.

    Adapun, Divpropam Mabes Polri telah terjun langsung dalam peristiwa ini dan mengamankan tujuh pelaku untuk di periksa di Mako Brimob Kwitang. Inisial tujuh pelaku tersebut antara lain Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

  • Rektor UI Buka Suara, 1.000 Mahasiswa Ikuti Unjuk Rasa di Polda Metro Jaya

    Rektor UI Buka Suara, 1.000 Mahasiswa Ikuti Unjuk Rasa di Polda Metro Jaya

    Liputan6.com, Jakarta Sekira 1.000 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bergerak melakukan aksi unjuk rasa ke Polda Metro Jaya, Jumat (29/8). Keberangkatan mahasiswa UI menggunakan 17 Bus dan enam angkot yang bergerak dari lapangan Fisip UI, Depok.

    Sebelum keberangkatan mahasiswa UI, Rektor Heri Hermansyah mendatangi mahasiswa yang berkumpul di lapangan FISIP UI. Heri menyampaikan sejumlah pesan kepada mahasiswa sebelum bertolak ke Polda Metro Jaya.

    Heri menegaskan, UI tidak pernah menyetujui adanya demonstrasi namun menghargai demokrasi. Kedatangannya menemui mahasiswa UI yang akan melakukan aksi unjuk rasa, ingin mengingatkan dan menganggap mahasiswa sebagai anak-anaknya.

    “Jadi kita mengerti idealis mahasiswa, mahasiswa kan ingin menyuarakan keadilan dan kebenaran, dan mereka memiliki saluran sesuai dengan masanya mereka ini,” ujar Heri, Jumat (29/8/2025).

    Heri meminta mahasiswa dapat menjaga diri dan tidak terlibat tindakan anarkis. Heri tidak ingin mahasiswa UI menjadi pelaku maupun korban dari tindakan anarkis saat unjuk rasa menyampaikan aspirasinya.

    “Kita tekankan kepada organisasi mahasiswa, para pemimpinnya dan adik-adiknya ini, mereka koordinir supaya mereka bisa menjaga barisan, menjaga kesatuan dan kalau ada yang disuarakan aspirasi, silakan disuarakan dengan tata cara yang baik dan jangan anarkis,” ucap Heri.

    Heri meminta, mahasiswa UI yang melakukan aksi untuk dapat kembali pulang ke rumah sebelum malam. Pada saat pulang tidak ada yang kekurangan dan saling menjaga satu sama lain sesama mahasiswa.

    “Tolong diliatin mahasiswa kita juga jangan sampai ada yang cidera, jangan sampai ada mahasiswa kita yang kemudian menjadi korban dalam suatu proses yang kemudian berubah menjadi anarkis, jangan sampai anarkis,” pinta Heri.

    Sebelumnya, Ketua BEM UI Atan Zayyid Sulthan mengatakan, mahasiswa UI bergerak mengadakan aksi bersama BEM SI Rakyat Bangkit dan BEM SI Kerakyatan, dan aliansi mahasiswa lainnya. Nantinya, mahasiswa melakukan aksi di Polda Metro Jaya yang sebelumnya berkumpul di FX Sudirman.

    “Kita berangkat dari sini (UI) menuju FX Sudirman, kemudian kita akan berkumpul di seberang FX Sudirman dan kami akan menjalankan aksi di sana,” ujar Atan.

    Atan menjelaskan, tujuan demo adalah menuntut Polri bertanggung jawab terkait peristiwa yang menewaskan pengemudi ojek online. Menurutnya, aksi unjuk rasa merupakan efek domino dari permasalahan yang ada di Indonesia.

    “Dari ketidakbijaksanaan pemerintah dan DPR yang memberikan kebijakan buruk, tunjangan naik yang akhirnya memicu kemarahan masyarakat,” jelas Atan.

    Tidak hanya itu, lanjut Atan, juga menilai DPR kerap memberikan statement buruk kepada masyarakat sehingga memicu kemarahan masyarakat.

    “Ini yang merupakan kami sangat sayangkan, ini merupakan bentuk, hari ini kami turun aksi,” ucap Atan.

  • Ragam Tanggapan Publik Usai Tonton IG Live Pemeriksaan 7 Brimob Pelindas Ojol

    Ragam Tanggapan Publik Usai Tonton IG Live Pemeriksaan 7 Brimob Pelindas Ojol

    Jakarta

    Pemeriksaan 7 anggota Brimob pelindas driver ojol disiarkan live. Masyarakat merasa kurang puas.

    Divisi Propam Polri memeriksa 7 personel Brimob terkait tewasnya pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan karena dilindas kendaraan taktis (rantis). Pemeriksaan disiarkan live, Jumat (29/8/2025) di akun Instagram resmi Divisi Propam Polri.

    Tayangan ini mendapat atensi tinggi dan reaksi netizen Indonesia dengan penonton naik turun di angka 600-700 orang. Layaknya tayangan live pada umumnya, tentu komentar netizen ramai membanjiri.

    Apalagi yang menjadi bahan konten live ini adalah urusan yang lagi ramai membetot perhatian publik. Tewasnya driver ojol Affan dalam demo 28 Agustus 2025, membuat publik emosi dan memantik aksi unjuk rasa lagi pada hari ini.

    Ada berbagai komentar publik di sana. Rupanya banyak suara tidak puas karena beberapa hal misalnya merasa banyak buzzer yang menyerang netizen yang sedang mengkritik Polri, mereka yang tidak puas juga karena berharap menuntut keadilan untuk Affan.

    Inilah beberapa komentar mereka:

    “Yang buat kacau dpr, yang kena imbas polri dan masyarakat haduh,” kata @ismiii***.

    “SOP nya pak tolong ditegakkan lagi. Kami kalau berdemo harusnya merasa aman dan dilindungi,” kritik @april.di***.

    “Buzzer template sampah,” kata @dimas.rama*** mengomentari banyaknya buzzer menyerang netizen yang mengkritik Polri.

    “Yg buzzer blokir aja napa,” keluh @novilan***.

    “Cuma kata maaf doang nih?” sindir @_isn***.

    “Ingat, fokus utama adalah ke kaum-kaum biadab yang berjoget. Aparat dan instansi keamanan hanya sebagai pion mereka yang sebagai raja dan ratu parlemen,” pesan @ygn***.

    (fay/fyk)

  • Jakarta Memanas Bikin Mal Tutup Cepat, Pemerintah Diminta Turun Tangan!

    Jakarta Memanas Bikin Mal Tutup Cepat, Pemerintah Diminta Turun Tangan!

    Jakarta

    Gelombang aksi demonstrasi pecah di berbagai titik di Jakarta, menyusul tewasnya sopir ojol Affan Kurniawan (21) yang dilindas kendaraan taktis (rantis). Hal ini membuat sejumlah pusat perbelanjaan tutup lebih cepat sebagai tindakan pengamanan.

    Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, pihaknya menyatakan keprihatinan dan penyesalan atas kejadian yang tentunya sangat tidak diharapkan oleh semua pihak. APPBI juga berharap semua pihak dapat menahan dan mengendalikan situasi serta kondisi agar tetap kondusif.

    Namun demikian, ia memproyeksikan bahwa kondisi ini akan mempengaruhi tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan pada hari ini. Diprediksi akan terjadi penurunan dibandingkan hari normal.

    “APPBI memprediksi tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan pada hari ini tidak akan setinggi seperti biasanya dengan tetap optimis akan berangsur pulih normal dalam waktu singkat,” kata Alphonzus, saat dihubungi detikcom, Jumat (29/8/2025).

    APPBI telah menginstruksikan semua pusat perbelanjaan untuk tetap beroperasi normal seperti biasanya melayani kebutuhan masyarakat dengan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung. Harapannya, pemerintah dapat segera mengatasi masalah sehingga kondisi berangsur kondusif.

    “Diharapkan juga pemerintah dapat segera mengatasi dan menyelesaikan permasalahan dengan bijak agar supaya kehidupan masyarakat banyak tidak terganggu dan dapat berlangsung normal seperti biasanya,” ujarnya.

    Sebagai informasi, sejumlah pusat perbelanjaan yang terdampak kondisi huru-hara pada hari ini antara lain ada Mal Atrium Senen dan Sarinah. Mal Atrium Senen tidak beroperasi pada hari ini. Adapun mal tersebut berlokasi sangat dekat dengan titik kumpul massa aksi pagi ini.

    “Beredar informasi yang menyebutkan bahwa massa telah masuk ke Mal Atrium Senen. Kami tegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar/hoaks. Video yang beredar bukan terjadi di Mal Atrium Senen,” tulis keterangan Manajemen Mal Atrium Senen.

    Sedangkan Sarinah, mengumumkan jam operasional yang berakhir lebih awal imbas demo. Melalui akun Instagram @ptsarinah.id, diumumkan bahwa Sarinah hari ini tutup pada pukul 16.00 WIB.

    “Sehubungan dengan kondisi yang terjadi saat ini dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Sarinah akan tutup lebih cepat hari ini pada pukul 16.00 WIB demi kenyamanan dan keselamatan bersama,” tulis Sarinah.

    Tonton juga video “Perkembangan Situasi Demo di Berbagai Daerah” di sini:

    (acd/acd)

  • Aksi Massa ‘Jogja Memanggil’ Bergerak ke Mapolda DIY Bawa 2 Tuntutan

    Aksi Massa ‘Jogja Memanggil’ Bergerak ke Mapolda DIY Bawa 2 Tuntutan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hasil kordinasi umum ‘Jogja Memanggil’ di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memastikan massa aksi akan bergerak ke Mapolda DIY sore ini, Jumat (29/8/2025).

    Dalam aksinya aksi yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi Ojol akan menyampaikan beberapa tuntutan yaitu bubarkan DPR RI, usut dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi Affan Kurniawan.

    Massa aksi juga menuntut pembatalan tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati nurani rakyat.

    Sejak pukul 15.00 WIB, massa aksi terus berkumpul dan rapat kordinasi memutuskan pada pukul 17.00 WIB massa aksi akan menuju Mapolda DIY.

    Tak hanya itu massa aksi juga memutuskan untuk mengadakan aksi massa yang lebih besar lagi pada Senin (1/9/2025) di Malioboro. 

    “Hari ini kita sepakat untuk massa aksi di Mapolda DIY menyuarakan tuntutan kita. Silahkan jika ada aksi pada Sabtu-Minggu, tapi kita juga persiapkan aksi yang lebih besar pada Senin depan,” kata moderator aksi, Adi.

    Tak hanya menjadikan DPR RI sebagai sasaran tembak. Massa aksi juga membawa tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dicopot karena tidak bisa membina anak buahnya, serta reformasi TNI/Polri.

    Adi dalam orasinya juga menegaskan aksi Jogja Memanggil akan turut serta mengajak rekan-rekan dari kota lainnya mengandalkan aksi nasional bersama.

    “Ini adalah momentum besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Jangan sampai aksi ini digembosi sebelum Senin depan,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih tetap bertahan di kampus UII Yogyakarta Cik di Tiro. 

     

  • Demo di DPRD Jabar Memanas, Massa Bakar Water Barrier

    Demo di DPRD Jabar Memanas, Massa Bakar Water Barrier

    Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa dari pengemudi ojek online menggelar demonstrasi di gedung DPRD Jawa Barat (Jabar), Kota Bandung, Jumat (29/8). Aksi ini digelar menyusul insiden yang menimpa driver ojol pada aksi di Jakarta. Aksi berlangsung memanas. Massa sampai membakar Water Barrier.

    Massa tiba di titik aksi sekitar pukul 14.15 WIB. Para pendemo tiba dari dua arah, dari Jalan Trunojoyo dan Gedung Sate. Mereka merambah ke titik aksi secara serentak.

    Massa yang datang langsung mendekati gedung legislator itu. Mereka lantas menyasar petugas kepolisian yang berjaga di depan gedung DPRD Jabar, melakukan sejumlah penyerangan. Petugas kepolisian kemudian menjauhi gerombolan massa aksi.

    Massa yang tiba juga melemparkan sejumlah benda seperti botol air mineral ke arah gedung DPRD Jabar.

    Sebagian dari mereka, menempelkan poster dan spanduk protes di depan gedung legislator itu yang telah dipasangi kawat berduri. Tampak dari mereka juga lantas membuat coretan pada tembok gedung itu dengan cat semprot.

    “Kita ojol bersatu intinya kami bersatu bersuara akan barengan dengan mahasiswa setidaknya lebih baik ke depannya. Kalau tuntutannya adalah keadilan,” kata Sandi, salah satu driver ojol yang mengikuti aksi.

    Kini, massa terpantau membuat lingkaran di depan gedung DPRD Jabar menyanyikan lagu di antaranya bertajuk Ibu Pertiwi.

    Momen itu disertai dengan sejumlah massa yang mengibarkan bendera merah putih, orasi, membakar water barrier.

    Reporter: Robby Bouceu

  • Propam Polri Tetapkan 7 Anggota Brimob Langgar Etik, Motif Lindas Ojol Belum Diumumkan

    Propam Polri Tetapkan 7 Anggota Brimob Langgar Etik, Motif Lindas Ojol Belum Diumumkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Divisi Propam Mabes Polri telah memutuskan ketujuh terduga pelaku yang melindas Affan Kurniawan (21) melanggar kode etik kepolisian. Namun, pihak kepolisian belum menyampaikan motif di balik ketujuh pelaku melakukan kekerasan itu.

    Kepala Divpropram Polri Irjen Pol Abdul Karim menerangkan, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mencari detail kejadian melalui proses pemeriksaan terhadap ketujuh pelaku.

    “Fakta sudah kita temukan, tapi kronologi secara detail belum saya dapatkan,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (29/8/2025).

    Pihak kepolisian menegaskan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

    “Masih dalam proses pendalaman,” tambahnya.

    Adapun penetapan ketujuh pelaku yang melanggar kode etik itu diputuskan oleh Divpropam Polri setelah melakukan gelar perkara atas kejadian tersebut.

    Melalui gelar perkara awal tersebut, Divpropam Polri telah memutuskan bahwa ketujuh terduga pelaku melanggar kode etik profesi kepolisian.

    Sebelumnya, Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik (Divpropam Polri) menetapkan 7 anggota Brimob melanggar kode etik dan ditahan pada sel khusus selama 20 hari.

    “Pada 7 orang pelanggar dipastikan bahwa terduga pelanggar terbukti melanggar kode etik kepolisian,” kata Kepala Divpropram Polri Irjen Pol Abdul Karim dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (29/8/2025).

    Dengan pelanggaran tersebut, Divpropram Polri langsung melakukan penahanan pada 7 oknum Brimob pada sel khusus selama 20 hari ke depan.

  • Solidaritas Affan, Mahasiswa di Makassar Blokir Jalan: Polisi Pembunuh

    Solidaritas Affan, Mahasiswa di Makassar Blokir Jalan: Polisi Pembunuh

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Tewasnya Affan Kurniawan (21) pada aksi unjuk rasa di depan DPR yang berujung ricuh membangkitkan kembali api perlawanan aktivis di Kota Makassar.

    Ratusan massa gabungan dari mahasiswa dan komunitas ojek online (Ojol) menggelar aksi unjuk rasa buntut tewasnya Affan.

    Seperti diketahui, Affan sebelumnya tewas usai dilindas Kendaraan Taktis (Rantis) Brimob.

    Pantauan di lokasi, ratusan massa ini menutup dua jalur Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Jumat (29/8/2025).

    “Menuju revolusi jilid II, rakyat bersatu, Polisi pembunuh,” tertulis pada spanduk yang dibawa oleh massa aksi.

    Sekitar pukul 17.28 Wita, nampak antrean kendaraan dari arah Jalan Sultan Alauddin mengular hingga pertigaan Jalan AP Pettarani-Andi Djemma.

    Sementara pada arah sebaliknya, antrean kendaraan juga terlihat dari arah Flyover, Kecamatan Panakkukang.

    Pada aksi ini, massa aksi membawa isu yang sama.

    Mereka mengutuk kekerasan yang dilakukan oknum polisi hingga membuat nyawa Affan meregang.

    “Rakyat bersatu, rakyat bersatu. Polisi pembunuh, Polisi pembunuh,” teriak salah satu orator yang memimpin aksi.

    Ia menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan, tulang punggung keluarga, yang sehari-harinya bekerja sebagai driver ojol.

    Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih terus meneriakkan orasinya.

    Sementara pihak Kepolisian meskipun tidak mencolok namun terpantau melakukan pengamanan di antara pengunjuk rasa. (Muhsin/fajar)

  • Solidaritas untuk Affan Kurniawan, Mahasiswa di Makassar Tutup Jalan dan Bakar Ban

    Solidaritas untuk Affan Kurniawan, Mahasiswa di Makassar Tutup Jalan dan Bakar Ban

    Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa dari berbagai organisasi menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (29/8/2025). Dalam aksi itu mahasiswa menutup dua ruas jalan hingga kemacetan parah terjadi.

    Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas atas tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang meninggal dunia setelah dilindas mobil baracuda milik Brimob saat aksi demonstrasi di Jakarta tadi malam.

    Berdasarkan pantauan Liputan6.com, massa membakar ban bekas dan mengadang sebuah mobil kontainer yang kemudian dijadikan sebagai panggung orasi. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘Menuju Reformasi Jilid II, #Polisi Pembunuh’ sebagai bentuk kecaman terhadap tindakan aparat.

    “Kami mengecam tindakan pihak kepolisian atas jatuhnya korban seorang driver ojek online di Jakarta tadi malam,” teriak salah seorang orator melalui pengeras suara, Jumat (29/8/2025).

    Mahasiswa menegaskan bahwa kepolisian seharusnya berperan sebagai pengayom, pelayan, dan pelindung masyarakat. Bukan sebaliknya, menjadi pihak yang mencelakai rakyat.

    “Aparat pembunuhan bukan penegak hukum,” lanjutnya disambut sorakan massa.

    Hingga berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa solidaritas untuk Affan Kurniawan masih terus berlangsung. Menariknya, aksi ini berjalan tanpa pengawalan aparat kepolisian di sekitar lokasi.