Produk: ojol

  • Demo di Polda DIY Ricuh, Dua Mobil Terbakar dan Pagar Rusak

    Demo di Polda DIY Ricuh, Dua Mobil Terbakar dan Pagar Rusak

    Liputan6.com, Jakarta Demonstrasi di depan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berakhir ricuh, Jumat (29/08/2025) sekira pukul 18.13 WIB. Massa membakar dua mobil yang terparkir di halaman Polda.

    Pantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, massa juga merusak pagar di pintu timur dan pintu barat Polda. Selain itu, papan nama Polda DIY dirusak dan dicopot.

    Meski Polda ditutup sejak pukul 16.00 WIB, massa masih bertahan di depan lobi Mapolda DIY. Mereka sempat diminta untuk menyampaikan aspirasi secara baik-baik. Namun demonstran yang tidak terkendali melempar batu ke arah sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT)

    Imbas dari kerusuhan ini, lalu lintas arah Malioboro macet total.

    Sebelumnya diberitakan, hasil kordinasi umum ‘Jogja Memanggil’ di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memastikan massa aksi akan bergerak ke Mapolda DIY.

    Sksi yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi ojol akan menyampaikan beberapa tuntutan yaitu bubarkan DPR RI, usut dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi Affan Kurniawan.

    Massa aksi juga menuntut pembatalan tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati nurani rakyat.

    Sejak pukul 15.00 WIB, massa aksi terus berkumpul dan rapat kordinasi memutuskan pada pukul 17.00 WIB massa aksi akan menuju Mapolda DIY.

    Tak hanya itu massa aksi juga memutuskan untuk mengadakan aksi massa yang lebih besar lagi pada Senin (1/9/2025) di Malioboro.

    “Hari ini kita sepakat untuk massa aksi di Mapolda DIY menyuarakan tuntutan kita. Silahkan jika ada aksi pada Sabtu-Minggu, tapi kita juga persiapkan aksi yang lebih besar pada Senin depan,” kata moderator aksi, Adi.

    Tak hanya menjadikan DPR RI sebagai sasaran tembak. Massa aksi juga membawa tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dicopot karena tidak bisa membina anak buahnya, serta reformasi TNI/Polri.

    Adi dalam orasinya juga menegaskan aksi Jogja Memanggil akan turut serta mengajak rekan-rekan dari kota lainnya mengandalkan aksi nasional bersama.

    “Ini adalah momentum besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Jangan sampai aksi ini digembosi sebelum Senin depan,” tegasnya.

  • 3
                    
                        JK Sebut Penyebab Demo: Anggota DPR Bicara Asal-asalan dan Hina Rakyat
                        Nasional

    3 JK Sebut Penyebab Demo: Anggota DPR Bicara Asal-asalan dan Hina Rakyat Nasional

    JK Sebut Penyebab Demo: Anggota DPR Bicara Asal-asalan dan Hina Rakyat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menilai bahwa pernyataan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang asal bicara menjadi penyebab utama demo pecah sejak Senin (25/8/2025) hingga hari ini.
    Oleh karenanya, ia meminta anggota dewan sebagai wakil rakyat untuk tidak berbicara sembarangan ketika menanggapi kritik dan keresahan masyarakat akibat sejumlah kebijakan.
    “Jangan bicara asal-asal dan jangan menghina masyarakat. Ini semua yang menjadi penyebab daripada masalah,” kata Jusuf Kalla dalam keterangan resmi dalam sebuah video yang disampaikan kepada
    Kompas.com
    , Jumat (29/8/2025).
    JK meminta para pejabat dan anggota DPR untuk menahan diri.
    Ia menyampaikan bahwa demo yang terjadi pada Senin awal pekan ini dan dua hari belakangan harus menjadi pelajaran yang besar.
    “Tentunya bagi para penjabat, para anggota DPR, untuk menahan diri, menjadi pelajaran yang besar,” tuturnya.
    Tak hanya itu, JK juga meminta masyarakat untuk turut menahan diri.
    Ia memahami bahwa masyarakat, termasuk pengemudi ojek online, merasa marah karena salah seorang temannya, Affan Kurniawan (21), tewas dilindas rantis barracuda yang dikendarai polisi.
    Namun, jika demo meluas karena tidak menahan diri, ekonomi akan terhenti dan pekerjaan setiap orang untuk memenuhi nafkah keluarga akan terganggu.
    “Kalau kota bergejolak seperti ini, maka kehidupan ekonomi akan berhenti. Bisa menimbulkan juga pendapatannya berkurang dan tentu berakibat jauh pada kehidupan masing-masing,” bebernya.
    Lebih lanjut, JK meminta masyarakat untuk menjaga ketertiban lingkungan.
    “Agar masyarakat menjaga lingkungan masing-masing. Karena masalah begini akan berakibat banyak. Kita memahami itu bahwa kita semua akan kena masalah,” tandas JK.
     
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah anggota DPR RI menjadi sorotan saat merespons masyarakat yang memberikan kritik lewat media sosial maupun aksi demonstrasi di depan DPR RI.
    Kritikan masyarakat itu awalnya merespons isu gaji dan tunjangan jumbo anggota Dewan yang menjadi perdebatan publik.
    Beberapa anggota Dewan memberikan klarifikasi soal tunjangan rumah senilai Rp 50 juta per bulan yang diterimanya, tetapi justru memanaskan suasana.
    Sebut saja anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem, Nafa Urbach, yang mendukung pemberian tunjangan tersebut supaya bisa mengontrak rumah di sekitar Gedung DPR.
    Dia bahkan membandingkan dengan dirinya yang tinggal di Bintaro dan harus bergulat dengan kemacetan setiap kali menuju Senayan.
    Publik menilai Nafa gagal membaca situasi lewat pernyataannya itu hingga akhirnya meminta maaf.
    Kemudian, muncul pernyataan pedas Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, kepada publik yang mengkritik DPR.
    Sahroni melontarkan kalimat yang kian memperkeruh suasana ketika menanggapi seruan “Bubarkan DPR” di media sosial.
    “Catat nih, orang yang cuma mental bilang ‘bubarin DPR’, itu adalah orang tolol se-dunia,” ujarnya dalam kunjungan kerja di Medan, Jumat (22/8/2025).
    Pernyataan para anggota dewan ini ditengarai memantik kemarahan publik sehingga menggelar sejumlah aksi unjuk rasa di berbagai daerah, termasuk di Gedung DPR pada Senin (25/8/2025) dan Kamis (28/8/2025).
    Kondisi ini semakin bergejolak setelah insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, di Jakarta pada Kamis malam kemarin.
    Aksi unjuk rasa ini pun meluas tidak sekadar memprotes tunjangan para anggota dewan, melainkan juga menuntut keadilan atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap! Identitas Asli 7 Anggota Brimob yang Melindas Ojol Affan

    Terungkap! Identitas Asli 7 Anggota Brimob yang Melindas Ojol Affan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri telah mengungkapkan nama terang dari tujuh tersangka yang melindas pengemudi ojol Affan Kurniawan (21).

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi sekitar 17.00 WIB, eks Wakabareskrim itu menemui massa di Polda Metro Jaya pada Jumat (29/8/2025). Awalnya, Asep memberikan pernyataan soal komitmennya dalam menuntaskan kasus kematian Affan Kurniawan yang dilindas mobil Brimob.

    Jenderal polisi bintang dua ini kemudian mengemukakan identitas dari tujuh tersangka terkait kematian Affan. Hanya saja, Asep mengemukakan soal inisial dari ketujuh tersangka tersebut.

    Namun, massa aksi tidak puas dengan jawaban Asep. Setelahnya, Asep membuka catatan dan mengemukakan nama-nama yang berada di mobil rantis Brimob saat melindas Affan.

    Tujuh tersangka itu yakni Kompol Cosmas Ka Gae, Aipda M. Rohyani, Bripka Rohmat, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana Edi, dan Baraka Yohanes David.

    Diberitakan sebelumnya, Kadivpropam Polri, Irjen Abdul Karim menyatakan bahwa ketujuh polisi ini terbukti melanggar kode etik profesi Polri. Adapun, mereka telah ditempatkan selama 20 hari di Penempatan Khusus (Patsus).

    “Tujuh orang terduga pelanggar telah terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian,” tutur Abdul Karim di Bareskrim Polri, Jumat (29/8/2025).

    Sebelumnya, Divisi Propam Mabes Polri telah menetapkan tujuh orang terduga pelaku yang melindas driver ojol Affan Kurniawan, melanggar kode etik kepolisian.

    Dari gelar perkara awal, polisi menemukan bahwa Bripka R merupakan sopir dari kendaraan taktis itu.

    Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Abdul Karim menerangkan, tujuh anggota yang telah ditetapkan Propam melanggar kode etik kepolisian, berada di dalam kendaraan taktis (Rantis) saat itu. Tepat berada di sebelah kursi sopir adalah Kompol C.

    “Adapun pengemudi yang mengemudikan kendaraan tersebut yaitu Bripka R, sedangkan yang duduk di sebelah pengemudi yaitu Kompol C,” kata Abdul Karim dalam konferensi pers, Jumat (29/8/2025).

    Sementara itu, lima orang lainnya, duduk di bagian belakang mobil. Mereka adalah Aipda R, Briptu D, Briptu M, Baraka J, dan Baraka Y. Dengan begitu, Kompol C merupakan anggota kepolisian dengan pangkat tertinggi saat itu.

  • Tembakan Gas Air Mata Tidak Bikin Demo Ojol di Solo Bubar

    Tembakan Gas Air Mata Tidak Bikin Demo Ojol di Solo Bubar

    Liputan6.com, Jakarta Demo ribuan pengemudi ojek online (ojol) di depan markas Brimob Solo berlangsung ricuh. Massa yang terdiri dari pengemudi ojol, pelajar dan masyarakat berlarian setelah ditembaki gas air mata oleh aparat Brimob.

    Kericuhan tidak bisa dihindari ketika Kapolresta Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo dan Dandim Solo Letkol Inf Fictor Situmorang mencoba menenangkan massa. Setelah itu peserta demo melemparinya dan mencoba mendekat. Kapolres dan dandim kemudian dilindungi sejumlah aparat kepolisian dengan tameng.

    Kemudian dari arah timur markas tersebut sejumlah aparat Brimob menembaki gas air mata ke arah kerumuman massa. Tak hanya ke arah peserta demo, tembakan gas air mata juga ke arah shelter kuliner Manahan yang terletak di seberang jalan.

    Para peserta demo dan warga berhamburan melarikan diri dari sekitar markas Brimob. Tembakan gas air mata terus membabi buta untuk membubarkan massa tersebut.

    Setelah sempat mundur, para pendemo kembali maju mendekati kawasan markas Brimob. Aksi lempar batu maupun air kemasan kembali terjadi dan dilepaskan tembakan air mata. Aksi tersebut kembali berulang-ulang.

  • Kondisi Terkini Tol Dalam Kota Imbas Demo Kepung Jakarta

    Kondisi Terkini Tol Dalam Kota Imbas Demo Kepung Jakarta

    Jakarta

    PT Jasa Marga (Persero) menutup sementara akses ke Tol Dalam Kota imbas aksi demonstrasi di kawasan Gedung DPR/MPR RI sore ini, Jumat (29/8/2025). Pengguna jalan diarahkan lewat jalur alternatif lain.

    Berdasarkan informasi yang diterima detikcom dari Jasa Marga, disebutkan bahwa arus lalu lintas di Tol Dalam Kota terpantau padat. Hal ini disebabkan karena massa aksi memasuki jalan tol.

    “Terpantau kepadatan lalu lintas di Ruas Tol Dalam Kota imbas aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR yang memasuki jalan tol,” tulis Jasa Marga.

    Atas kondisi tersebut, pengguna jalan dari arah Cikampek dan Jagorawi diarahkan untuk melanjutkan perjalanan ke arah Tanjung Priok hingga Pluit dan diimbau menghindari ruas Tol Dalam Kota untuk sementara waktu.

    Di samping itu, Jasa Marga melalui unggahan pada akun media sosial X juga telah mengumumkan bahwa sejumlah pintu Tol Dalam Kota ditutup sementara. Pintu tersebut antara lain akses keluar Pejompongan, Semanggi, hingga Tanjung Duren.

    “17.31 WIB #Tol_DalamKota Akses masuk GT Angke 2, GT Jalembar 2, GT Tanjung Duren, GT Slipi 2 dan GT Pejompongan arah Cawang DITUTUP SEMENTARA, ada kegiatan penyampaian pendapat di jalan arteri depan Gedung MPR/DPR. Harap gunakan jalur alternatif,” tulis akun @PTJASAMARGA.

    Selain itu, akses masuk juga sempat ditutup sementara. Akses tersebut antara lain Gerbang Tol (GT) Tebet, Cawang, Kuningan, hingga Semanggi.

    “17.31 WIB #Tol_DalamKota Akses masuk GT Cawang, GT Tebet 1, GT Kuningan 1 dan GT Senayan arah Pluit/Bandara DITUTUP SEMENTARA, ada kegiatan penyampaian pendapat di jalan arteri depan Gedung MPR/DPR. Harap gunakan jalur alternatif,” tulis akun @PTJASAMARGA.

    Tonton juga video “Aksi Driver Ojol Lempari Markas Brimob Manahan Solo Pakai Batu” di sini:

    (acd/acd)

  • Demo Depan Gedung Grahadi Surabaya Panas, Motor Dibakar Pagar Dijebol

    Demo Depan Gedung Grahadi Surabaya Panas, Motor Dibakar Pagar Dijebol

    Liputan6.com, Jakarta Demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/8/2025), berakhir ricuh. Massa solidaritas dari masyarakat sipil dan pengemudi ojek online (ojol) terlibat bentrok dengan polisi.

    Informasi yang dihimpun Liputan6.com di lokasi, sebanyak 12 unit sepeda motor yang terparkir di halaman gedung Grahadi terbakar.

    “Tadi sempat bentrok sama polisi, halaman depan parkiran Gedung Negara Grahadi tadi juga dibakar massa, pagarnya juga jebol,” ujar saksi mata Irawan, pedagang minuman asal Wonocolo yang biasa jualan di Taman Apsari Surabaya, Jumat (29/8).

    Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.41 WIB ini awalnya bertujuan untuk menyampaikan kecaman atas tindakan represif aparat yang menyebabkan tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tertabrak kendaraan taktis (rantis) Barakuda di Jakarta pada Kamis (28/8). Massa aksi yang berkumpul di depan Gedung Grahadi melakukan orasi yang berisi kecaman terhadap tindakan aparat. Namun, situasi mulai memanas ketika massa mencoba merangsek masuk ke area dalam Grahadi dengan mendobrak pagar. Aksi dorong-mendorong dengan petugas keamanan pun tak terhindarkan.

    Kericuhan semakin memuncak ketika massa aksi mulai melempari batu dan bongkahan semen ke arah dalam gedung Grahadi dan petugas kepolisian yang berjaga.

    Petugas kepolisian dari dalam gedung Grahadi berupaya menenangkan massa dengan menggunakan megaphone, mengimbau agar aksi tidak dilakukan secara anarkis. Namun, imbauan tersebut tidak diindahkan oleh massa. Sebagai respons, petugas kepolisian menyemprotkan air dari water cannon ke arah massa aksi untuk membubarkan kerumunan. Aksi saling dorong dan lempar pun terus berlanjut, menyebabkan situasi semakin tidak terkendali.

    Pihak kepolisian terus berupaya mengendalikan situasi dan mencegah aksi anarkis lebih lanjut. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban luka atau kerusakan akibat bentrokan ini.

    Setelah kericuhan mereda, massa mulai membubarkan diri. Seperti diketahui, massa rencananya akan melanjutkan aksinya di depan Mapolda Jatim pada pukul 18.00 WIB nanti.

  • Demo Bandung Ricuh, Massa Bakar Rumah Dekat DPRD Jabar Diduga Tempat Sembunyi Polisi

    Demo Bandung Ricuh, Massa Bakar Rumah Dekat DPRD Jabar Diduga Tempat Sembunyi Polisi

    Liputan6.com, Jakarta Massa dari pengemudi ojek online (ojol) dan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung. Para peserta aksi melakukan pelemparan berbagai benda ke arah gendung dan bahkan menyalakan petasan.

    Terdengar beberapa kali suara letusan akibat petasan bahkan tembakan gas air mata dari kepolisian yang berupaya mengamankan aksi unjuk rasa. Meski diguyur hujan lebat, para peserta aksi tetap melakukan aksi dengan tetap bertahan di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

    Aksi tersebut dipicu akibat peristiwa meninggalnya pengemudi ojol terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta saat terjadinya pembubaran massa unjuk rasa, Kamis (28/8/2025). Akibatnya, aksi solidaritas di beberapa daerah termasuk di Kota Bandung dilakukan oleh para pengemudi ojol.

    Perbesar

    Demo di Bandung ricuh, massa bakar rumah pakai molotov… Selengkapnya

    Salah seorang perwakilan ojol, Hedi (50), mengatakan, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat memang sengaja dilakukan sebagai solidaritas. Selain itu, massa dari mahasiswa pun ikut bergabung untuk melakukan aksi.

    “Jadi aksi kali ini ojol (ojeg online) bersatu, bersuara, dengan teman-teman mahasiswa. Kami hanya ingin keadilan untuk ke depannya. Sehingga tuntutan kami kali ini hanya meminta keadilan,” ucap Hedi.

    Dia mengatakan, aksi kali ini dilakukan oleh gabungan pengemudi ojol dari seluruh wilayah Bandung Raya. Hedi memastikan, jumlah pengemudi ojol dan peserta aksi yang hadir bergabung akan mencapai ribuan orang.

    Perbesar

    Demo di Bandung ricuh, massa bakar rumah pakai molotov… Selengkapnya

    “Hari ini akan numplek di sini (DPRD Jabar). Mungkin ribuan ojol dari seluruh wilayah Bandung Raya akan berkumpul di sini,” kata Hedi.

    Selain itu, menurut pantauan, terjadi pembakaran sebuah rumah yang terletak di depan Gedung DPRD Jawa Barat oleh massa aksi unjuk rasa. Rumah tersebut dibakar karena dianggap para peserta aksi menjadi tempat persembunyian sejumlah aparat kepolisian yang berada di tengah massa.

    Batu-batu dilemparkan oleh massa aksi yang membuat kaca dan genting rumah tersebut pecah dan rusak. Tidak berselang lama, beberapa bom molotov yang dibuat oleh massa juga ikut dilemparkan ke rumah tersebut hingga area depan rumah mengalami kebakaran.

    Di sisi lain massa gabungan tersebut juga mencoba merangsek masuk ke dalam rumah untuk mencari anggota kepolisian yang dianggap masih bersembunyi di dalam rumah tersebut. Hingga pukul 17.20 WIB, massa masih berada di kawasan tersebut sambil melempari Gedung DPRD Jawa Barat.

  • Usut Tuntas Tewasnya Ojol, Kapolri Harus Mundur!

    Usut Tuntas Tewasnya Ojol, Kapolri Harus Mundur!

    GELORA.CO – Dua elemen Cipayung plus, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menggelar demonstrasi di depan pintu Utama Mabes Polri, Jakarta.

    Aksi ini merupakan reaksi atas tewasnya pengemudi ojek online akibat dilindas rantis Brimob saat aksi di Jakarta kemarin. 

    “Usut tuntas insiden tewasnya ojol,” kata salah seorang kader GMNI kepada redaksi di lokasi, Jumat 29 Agustus 2025.

    “Kapolri harus mundur,” tambahnya.

    Massa berkerumun di jalan Trunojoyo dan arah sebaliknya. Tidak ada kendaraan yang melintas dari arah Blok M ke Senopati maupun arah sebaliknya.

    Sejumlah border pembatas jalan dibakar massa. Hingga berita ini dilaporkan pukul 17.15 WIB, aksi masih berlangsung.

  • 12 Motor Dibakar, Dibalas Water Cannon

    12 Motor Dibakar, Dibalas Water Cannon

    GELORA.CO – Aksi solidaritas untuk ojek online (ojol) yang meninggal dunia setelah dilindas mobil Rantis Brimob saat aksi di Jakarta digelar masyarakat Surabaya. Aksi tepatnya berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi.

    Massa yang sebelumnya berkumpul di Taman Apsari bergerak ke arah pintu gerbang masuk Gedung Grahadi. Mereka memblokade Jalan Gubernur Suryo pada sekitar pukul 14.30 WIB.

    Aksi sempat diwarnai kericuhan. Massa kebanyakan berpakaian serba hitam, sebagian lainnya mengenakan jaket ojol. Mereka berusaha menerobos gerbang utama dan melemparkan benda ke arah pintu masuk gedung sebelum akhirnya pagar rubuh.

    Polisi membuat barisan di depan pintu gerbang mengenakan tameng serta memarkirkan mobil taktis. Lemparan batu dari arah massa terus terjadi. Polisi kemudian menyemprotkan water cannon ke arah massa berkali-kali.

    Imbauan petugas kepolisian dari area dalam gedung Grahadi agar massa tenang dan tidak anarkis diacuhkan. Bahkan massa menggeret kawat berduri yang telah terpasang di depan Gedung Grahadi hingga ke tengah jalan.

    Langit di atas Grahadi menghitam akibat asap pekat yang berasal dari sepeda motor yang dibakar massa. Laporan sementara dari lapangan total 12 motor yang terpakir di gedung pemerintahan Provinisi Jawa Timur ini dibakar.

    Terlihat lemparan molotov mengarah ke gerbang pintu masuk Gedung Grahadi. Polisi langsung memadamkan dengan water cannon. Sementara di sudut lain tampak mengepul asap putih dari gas air mata.

    Massa kemudian bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dilanjutkan shalawat.

  • Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Liputan6.com, Sukabumi – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai komunitas menggelar aksi solidaritas dengan berunjuk rasa di Markas Polres Sukabumi Kota, Senin (29/8/2025). 

    Aksi ini dilakukan untuk menuntut keadilan bagi rekan mereka Affan Kurniawan, yang meninggal dunia terlindas Rantis Brimob.

    Para driver ojol datang dengan atribut lengkap, membawa spanduk dan bendera komunitas. Mereka menyuarakan kekecewaan atas penanganan kasus yang menimpa rekan sesama driver ojol.

    Koordinator Lapangan, Asep Saepul Ramdani, menjelaskan bahwa aksi ini dipicu oleh dua tuntutan utama. Tuntutan pertama adalah desakan agar Kapolri segera dicopot dari jabatannya.

    “Kami menilai Bapak Kapolri tidak memiliki rekam jejak positif bagi komunitas ojek online,” tegas Asep, saat menyampaikan orasinya di depan gerbang Mapolres Sukabumi Kota. 

    Ia mengatakan, kekecewaan ini sudah terakumulasi dari berbagai kasus yang dianggap tidak berpihak pada komunitas mereka.

    Tuntutan kedua adalah agar aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan rekan mereka meninggal dunia. Asep menekankan bahwa insiden ini telah menimbulkan luka mendalam bagi seluruh komunitas ojol.

    “Kami meminta Polresta Sukabumi segera melayangkan surat kepada Mabes Polri agar Bapak Kapolri segera turun jabatan. Hanya itu yang kami minta,” kata Asep. 

    Aksi ini menjadi bentuk nyata dari solidaritas yang mereka junjung tinggi. Meskipun korban kecelakaan berasal dari Cikidang, Sukabumi, dan dikabarkan mengalami patah tulang, Asep menekankan bahwa solidaritas tidak terbatas pada lokasi. 

    “Korban yang meninggal berada di Jakarta Barat, tapi bagi kami, siapa pun itu korbannya, kami satu aspal. Kami akan mendukung teman-teman kami yang mengalami musibah itu,” tambahnya.

    Asep juga memberikan peringatan keras. Apabila tuntutan tidak dipenuhi, ia mengancam akan ada demonstrasi besar-besaran yang melibatkan komunitas ojol di Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bogor, dan sekitarnya.