Menanti Keadilan bagi Affan Kurniawan, Driver Ojol yang Dilindas Rantis Brimob
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Affan Kurniawan (21), seorang driver ojek online (ojol), tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di Penjernihan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.
Insiden ini memicu gelombang protes, permintaan maaf dari jajaran kepolisian, serta janji proses hukum transparan terhadap tujuh anggota Brimob yang telah diamankan.
Peristiwa bermula ketika massa demo 28 Agustus 2025 yang semula dibubarkan dari depan Gedung DPR RI kembali ricuh di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Dalam sebuah video amatir yang beredar luas di media sosial, terlihat sebuah mobil rantis bertuliskan Brimob melaju dengan kecepatan tinggi saat warga tengah berhamburan.
Di tengah kepanikan tersebut, Affan Kurniawan, tampak berusaha lari menyelamatkan diri. Namun, mobil lapis baja itu justru melindas tubuh Affan hingga akhirnya tewas.
Peristiwa tersebut langsung memicu kemarahan massa yang berada di sekitar. Massa aksi yang awalnya berusaha membubarkan diri kemudian kembali mengerubungi mobil rantis.
Polri bergerak cepat dengan menangkap tujuh anggota Brimob yang berada di dalam kendaraan rantis tersebut.
“Saat ini pelaku sudah kita amankan sejumlah 7 orang,” ujar Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim, Kamis malam di RSCM tempat Affan dilarikan.
Ketujuh polisi itu kemudian diperiksa di Kwitang, Jakarta Pusat, karena mereka berasal dari Brimob Polda Metro Jaya.
Nama-nama mereka belakangan diungkap oleh Kapolda Metro Jaya, yakni Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baharaka Yohanes David, Baharaka Jana Edi, Bripka Rohmat, serta Kompol Cosmas.
Pemeriksaan dilakukan secara gabungan oleh Divpropam Mabes Polri dan Propam Mako Brimob.
“Dan pemeriksaannya dilaksanakan di Kwitang karena anggota tersebut satuannya adalah Brimob Polda Metro Jaya,” ujar Abdul Karim.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pengemudi rantis yang melindas Affan adalah Bripka R.
Sementara itu, duduk di sebelahnya adalah Kompol Cosmas Kaju Gae, seorang perwira menengah yang menjabat Komandan Batalion C Resimen IV Pasukan Pelopor Korps Brimob.
Lima anggota lainnya, yakni Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Bharaka Yohanes David, dan Bharaka Jana Edi, duduk di bagian belakang kendaraan.
“Ini hasil sementara yang sudah kita dapatkan, yang sudah terkonfirmasi,” kata Abdul Karim.
Kendaraan taktis Brimob yang digunakan dalam peristiwa itu kini juga ditahan di Mako Brimob sebagai barang bukti.
“Untuk kendaraan saat ini sudah diamankan juga,” tambah Abdul Karim.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung meminta maaf usai peristiwa driver ojol dilndas rantis Brimob.
“Saya menyesali terhadap peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya,” ujar Listyo Kamis malam.
Ia mengaku sudah memerintahkan Divisi Propam untuk menangani kasus secara serius.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri juga menyampaikan permintaan maafnya. Ia mengaku, siap bertanggung jawab atas segala proses, termasuk menanggung biaya rumah sakit, pemakaman, hingga tahlilan keluarga korban.
“Selanjutnya kami sudah bicara dengan bapak almarhum, apa yang menjadi tanggungan rumah sakit atau ke depan menjadi tanggungan kami semuanya,” kata Asep.
Permintaan maaf juga datang langsung dari perwakilan Brimob di Mako Brimob Kwitang. Kompol Jemmy, mewakili pimpinan, turun menemui massa driver ojol.
Ia memeluk perwakilan massa sembari berkata, “Kami turut berduka cita kepada korban, kami akan bertanggung jawab terhadap keluarga korban.”
Meski ada permintaan maaf, massa aksi tetap mendesak agar Kapolri dicopot. Dalam orasi mahasiswa, mereka menilai tragedi ini menunjukkan lemahnya kontrol kepemimpinan Polri atas tindakan represif aparat di lapangan.
Kapolda Asep bahkan sempat dimaki massa saat menghadiri pemakaman Affan di TPU Karet Bivak. Ratusan driver ojol beratribut hijau berteriak “Pembunuh! Usut tuntas!” ketika rombongan Asep meninggalkan lokasi.
Situasi sempat ricuh hingga polisi harus membentuk barikade. Beberapa botol air mineral dilemparkan ke arah rombongan Kapolda.
Suasana tegang menunjukkan bahwa permintaan maaf belum cukup meredakan kemarahan publik.
Kapolri Listyo Sigit menegaskan kembali, proses hukum akan dilakukan secara transparan dan melibatkan pihak eksternal seperti Kompolnas.
Suasana duka menyelimuti keluarga Affan di rumah duka kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Sang ibu tampak mengelus jenazah putranya sambil meneteskan air mata.
Rekan-rekan ojol datang memberikan penghormatan terakhir dengan mengenakan atribut hijau khas mereka.
“Dari bapak almarhum menyampaikan ingin minta keadilan,” ujar Kapolda Metro Jaya Asep Edi Suheri.
Menurutnya, pihaknya akan mengabulkan permintaan tersebut dengan menindak tegas anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran.
Keluarga menegaskan tidak hanya ingin permintaan maaf, melainkan kepastian hukum terhadap pelaku.
Mereka meminta transparansi dalam proses pengusutan dan menghindari adanya upaya melindungi aparat yang bersalah.
Di sisi lain, ribuan driver ojol ikut mengiringi jenazah Affan hingga ke TPU Karet Bivak. Menurut Bambang (21), hal itu adalah bentuk solidaritas sesama driver.
“Ada simpati dari warga, mereka seperti merasakan kesedihan yang sama,” ujar Bambang.
Sejumlah sopir ojol lain juga berharap agar tujuh anggota Brimob yang melindas Affan benar-benar diproses hukum.
“Dan yang lebih penting, diproses secara transparan,” kata Burhan (28).
Keluarga korban menerima dukungan moral dan material dari komunitas ojol yang berjanji akan terus mengawal proses hukum.
Mereka menegaskan, keadilan untuk Affan bukan hanya untuk keluarga, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kekerasan aparat.
Polri memastikan pemeriksaan terhadap tujuh anggota Brimob dilakukan secara transparan. Mereka kini dipindahkan ke Divpropam Mabes Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Bakal transparan dan objektif, melibatkan pihak eksternal,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Polri masih mendalami aspek pidana maupun etik dari kasus ini. Meski Bripka R disebut sebagai pengemudi, penyidik tetap memeriksa peran enam anggota lain dalam tragedi tersebut.
Kapolri Listyo Sigit menegaskan, tidak ada yang akan ditutupi dalam kasus pengusutan driver ojol dilindas rantis Brimob ini.
“Kita pastikan seluruh pihak terkait akan diproses. Tidak ada yang ditutupi,” katanya.
Sementara itu, kendaraan rantis yang digunakan kini juga ditahan di Mako Brimob. Hal ini dilakukan untuk kepentingan investigasi teknis dan pembuktian lebih lanjut.
Keluarga korban bersama komunitas ojol berjanji akan terus mengawal jalannya proses hukum. Mereka tidak ingin kasus ini berhenti pada permintaan maaf atau kompensasi belaka.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: ojol
-

Kriminal kemarin, nama-nama penabrak ojol hingga gelombang unjuk rasa
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa kriminal dan keamanan terjadi di Jakarta pada Jumat (29/8), mulai dari pengungkapan nama-nama anggota Polda Metro Jaya yang menabrak pengemudi ojek online (ojol) hingga gelombang aksi unjuk rasa.
Berikut rangkuman berita selengkapnya:
1. Ini tujuh nama anggota Polda Metro Jaya penabrak ojol saat demo
Jakarta (ANTARA) – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyebutkan tujuh nama anggota polisi yang diduga terlibat pada penabrakan dan pelindasan terhadap pengemudi ojek daring (online/ojol), Affan Kurniawan (21) hingga meninggal dunia saat demonstrasi di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
“Tujuh nama tersebut yakni Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana Edi, Baraka Yohanes David, Bripka Rohmat dan Kompol Cosmas Kaju,” kata Asep di depan para mahasiswa di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat.
Berita selengkapnya di sini
2. Petugas paksa mundur demonstran di Mako Brimob Kwitang
Jakarta (ANTARA) – Petugas Brimob memukul mundur secara paksa massa pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi di depan Mako Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat, pada Jumat malam yang berlangsung ricuh.
Pantauan ANTARA pada pukul 22.50 WIB memperlihatkan massa dibubarkan paksa dengan tembakan gas air mata hingga penyisiran sepanjang jalan di depan kompleks Mako Brimob Kwitang untuk menghalau kerumunan.
Berita selengkapnya di sini
3. Aparat bubarkan demonstran di depan Mako Brimob dengan gas air mata
Jakarta (ANTARA) – Personel Brimob Polda Metro Jaya membubarkan ratusan demonstran yang melakukan unjuk rasa di gerbang Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat, dengan tembakan gas air mata.
Berdasarkan pantauan ANTARA, tembakan itu terpaksa dilepaskan setelah massa melakukan pelemparan petasan, batu hingga botol minuman ke dalam area Mako Brimob.
Berita selengkapnya di sini
4. Demonstran lempari Dansat Brimob Polda Metro Jaya dengan botol minuman
Jakarta (ANTARA) – Demonstran melempari Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Henik Maryanto dengan botol minuman setelah melakukan dialog dengan peserta aksi di sisi kiri Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, pada Jumat.
Kendati demikian, dia menyampaikan terima kasih kepada demonstran karena mau berdiskusi secara langsung.
“Saya dari niat yang paling tulus mengucapkan permohonan maaf, dan tadi baru selesai ibadah sholat Jumat. Kemudian, kami sholat gaib,” kata Henik.
Berita selengkapnya di sini
5. Hadiri pemakaman Affan, Kapolda Metro Jaya minta maaf
Jakarta (ANTARA) – Kapolda Metro Irjen Asep Edi Suheri menghadiri pemakaman pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob, Affan Kurniawan dan menyampaikan permintaan maaf.
“Saya atas nama pimpinan Polda Metro dan atas nama kesatuan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas musibah ini, saya juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum serta seluruh warga Jakarta,” kata Asep saat menghadiri pemakaman di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat.
Berita selengkapnya di sini
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

DKI Kemarin, Presiden melayat ke rumah Affan hingga halte dibakar
Jakarta (ANTARA) –
Sejumlah berita seputar aksi unjuk rasa di Jakarta pada Jumat (29/8) masih layak untuk disimak hari ini, antara lain Presiden Prabowo melayat ke rumah duka Affan Kurniawan yang meninggal dunia usai ditabrak kendaraan taktis (rantis) Brimob hingga sejumlah halte yang dibakar massa dalam unjuk rasa.
Berikut ulasan selengkapnya:
1. Prabowo melayat ke rumah duka Affan Kurniawan
Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto melayat rumah duka Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi korban dalam insiden unjuk rasa yang terjadi di Jakarta pada Kamis (28/8) malam.
Prabowo tiba Jumat malam, sekitar pukul 21.50 WIB. Presiden datang dengan mengenakan setelan safari berwarna krem dan kopiah hitam. Nampak pula Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya turut serta melayat bersama Presiden.
Berita selengkapnya di sini
2. Halte Transjakarta di depan Polda Metro dibakar demonstran
Jakarta (ANTARA) – Massa membakar Halte Transjakarta Polda Metro Jaya dalam unjuk rasa di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan sekitar pukul 21.00 WIB.
Terlihat api semakin membara menyinari Polda Metro Jaya yang sebelumnya gelap gulita. Kemudian, kepulan asap gelap juga membumbung tinggi.
Hingga kini massa masih berupaya melawan anggota Kepolisian untuk bisa memasuki area.
Berita selengkapnya di sini
3. Sebagian Halte Transjakarta Senen Toyota Rangga juga dibakar massa
Jakarta (ANTARA) – Oknum dari massa pengunjuk rasa membakar sebagian halte Transjakarta Senen Toyota Rangga, di Jakarta.
“Betul, sebagian sisi Halte Senen Toyota Rangga dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab,” kata Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Ayu Wardhani di Jakarta, Jumat.
Berita selengkapnya di sini
4. Gerbang Polda Metro Jaya dibobol mahasiswa UPN Veteran
Jakarta (ANTARA) – Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta membobol gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, saat menyampaikan orasi dalam aksi di depan markas Polda Metro, Jumat sore.
“Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa,” demikian orasi yang disampaikan.
Berita selengkapnya di sini
5. TNI ajak demonstran di Mako Brimob berdialog dan hentikan pelemparan
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah personel TNI AL mengajak massa demonstran di Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, untuk berdialog dan menghentikan pelemparan kepada petugas pada Jumat pagi.
Demonstran yang terdiri dari warga dan pengemudi ojek daring yang melakukan pelemparan dan melakukan aksi provokasi itu diminta agar tenang.
Berita selengkapnya di sini
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Surabaya Membara: Pertokoan dan Hotel Tutup Imbas Aksi Solidaritas Ojol
Surabaya (beritajatim.com) – Aksi demonstrasi solidaritas masyarakat sipil dan pengemudi ojek online (ojol) pada Jumat malam (29/8/2025) di sejumlah titik Kota Surabaya meninggalkan dampak luas.
Tidak hanya pada arus lalu lintas dan keamanan kota, tetapi juga pada sektor bisnis. Sejumlah toko, restoran cepat saji, pusat perbelanjaan, hingga hotel terpaksa menutup operasional demi keselamatan.
Salah satu gerai yang memilih berhenti beroperasi adalah ‘Circle K’ Taman Apsari, yang berada dekat titik kumpul aksi depan Gedung Negara Grahadi. Seorang karyawan mengaku toko tutup sejak pukul 15.00 WIB.
“Dulu pernah, kita buka pas ada demo, terus massa aksi ada yang masuk, jadi kami terdampak kerugian. Sekarang untuk antisipasi kami tutup dari jam 15.00 WIB,” ujarnya, Jumat (29/8/2025).
Meski toko tutup, sejumlah pegawai tetap berjaga di dalam toko untuk menghindari risiko di luar. Langkah serupa juga terlihat di restoran cepat saji seperti Pizza Hut, Richeese, hingga Burger King. Lampu-lampu gerai dipadamkan, namun pegawai masih bersiaga di dalam.
Situasi lebih besar terjadi di Tunjungan Plaza Surabaya, pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Mal tersebut tutup lebih awal, ribuan pengunjung dan pegawai diminta keluar menyusul kericuhan di kawasan Jalan Basuki Rachmat.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono, menyebut sejumlah hotel di jantung kota juga memilih menutup sementara. Beberapa hotel yang terdampak antara lain Kampi Hotel dan Leedon.
“Tutup kebanyakan dari sekitar jam 18.00 WIB tadi, karena chaos gitu ya. Saya jadi ingat tragedi 98. Sejumlah hotel ini laporan ke saya,” kata Dwi.
Pertokoan di sekitar Taman Apsari Surabaya yang tutup saat ada aksi massa
Keputusan ini diambil untuk menjaga keselamatan tamu, pegawai, sekaligus aset hotel. Namun, banyak pegawai dilaporkan belum bisa pulang akibat situasi yang belum kondusif. “Pegawai banyak yang belum bisa pulang ini ya karena situasi belum aman. Kami juga mengutamakan keselamatan tamu, ikut terdampak,” tambahnya.
Kerusuhan tidak hanya memengaruhi Surabaya. Dwi mencatat hotel di kawasan Malang juga terkena imbas aksi. Di Surabaya sendiri, massa aksi sempat mencoba masuk ke beberapa hotel ketika situasi semakin panas.
Selain kerugian ekonomi, kerusuhan ini juga meninggalkan jejak kerusakan. Sebanyak 23 sepeda motor di halaman Gedung Negara Grahadi dilaporkan hangus terbakar. Beberapa pos polisi mulai dari Jalan Tunjungan hingga Bundaran Waru perbatasan Sidoarjo turut terbakar.
Aksi ini bermula dari duka atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tewas setelah tertabrak kendaraan taktis (rantis) Baracuda di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Massa menuntut Polri mengusut tuntas tragedi tersebut serta menghukum anggota Brimob yang diduga terlibat.
Hingga dini hari Sabtu (30/8/2025), tepat pukul 01.44 WIB, massa aksi masih bertahan di sejumlah titik Surabaya. Kota pahlawan pun dipaksa berhenti sejenak, merasakan getir solidaritas yang berubah menjadi bara. [ram/suf]
-

Abu Hitam Berserakan, Pos Polisi Surabaya Hangus Imbas Kematian Ojol di Jakarta
Surabaya (beritajatim.com) – Abu hitam berserakan di sejumlah pos polisi di Surabaya setelah dibakar massa. Kekacauan yang terjadi Jumat malam (29/8/2025) ini disebut sebagai respon atas tewasnya seorang pengemudi ojek online di Jakarta sehari sebelumnya.
Data yang dihimpun beritajatim.com, demonstrasi ini tak bisa dilepaskan dari insiden di Jakarta saat seorang pengemudi ojek online bernama Afan Kurniawan tewas terlindas mobil Barracuda Brimob saat demo di depan gedung DPR.
Peristiwa itu memicu kemarahan luas di kalangan pengemudi ojek online dan menjalar ke beberapa kota, termasuk Surabaya.
Di Surabaya, massa membakar setidaknya hampir 10 pos polisi, termasuk di Jalan Basuki Rahmat, Taman Bungkul, Kebun Binatang Surabaya, hingga Bunderan Cito.
Saat peristiwa pembakaran itu, aparat kepolisian merespon dengan menembakkan gas air mata yang berdampak pada masyarakat umum dan pengendara di sekitar lokasi.
Pandangan Akademisi: Aksi Aparat Dinilai Berlebihan
Dua akademisi dari Surabaya menyampaikan pandangan kritis terkait penanganan aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan, baik di Jakarta, Surabaya, maupun daerah lainnya.
Pakar Hukum dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Satria Unggul Wicaksana menilai tindakan aparat menunjukkan abuse of power. “Penggunaan kekuasaannya eksesif di dalam penanganan aksi massa. Itu adalah bagian dari abuse of power yang dilakukan oleh kepolisian,” tegasnya.
Satria menambahkan bahwa Polri seharusnya berpegang pada aturan internal dan Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR). Ia juga mendorong keterlibatan tim independen seperti Komnas HAM untuk mengusut kasus ini. Satria memperingatkan, jika tidak ada perbaikan, ketidakstabilan politik dan sosial bisa meningkat.
Sedangkan, Sosiolog Unesa, Agus Machfud Fauzi melihat aksi massa ini sebagai akumulasi kekecewaan masyarakat. Ia menegaskan bahwa demonstrasi adalah instrumen sah untuk menyampaikan aspirasi dan bukan sebuah kejahatan.
“Ini isu yang satu demi satu bertumpuk, kemudian mengakumulasi sehingga apakah ketidakpuasan itu kecil atau besar, kemudian menyatu,” katanya.
Sampai Sabtu dini hari (30/8/2025), sejumlah kelompok massa masih terlihat berkeliling di sepanjang jalan protokol Surabaya. Ketegangan pun sempat terjadi saat mereka tiba di Jalan Wonokromo, dekat Jembatan Sawunggaling.
Polisi yang sudah bersiap dengan tameng memaksa mereka untuk mundur. ”Jangan terprovokasi,” kata salah satu polisi.
Rentetan peristiwa yang dimulai dari demo di DPR, berlanjut pada kematian seorang pengemudi ojek online di Jakarta hingga berujung pada pembakaran pos polisi di Surabaya ini menjadi alarm.
Bahwa besarnya potensi kekecewaan masyarakat yang terakumulasi dapat meledak menjadi kekacauan. Memulihkan kepercayaan publik adalah langkah krusial, dan itu hanya bisa dimulai dengan kehadiran negara yang adil dan bertanggung jawab. [ipl/suf]
-

Polda Kaltara Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan
TANJUNG SELOR – Polda Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan salat ghaib untuk almarhum Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dalam insiden dilindas mobil rantis Brimob dalam demonstrasi di Jakarta.
Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rahmat mengungkapkan salat ghaib dilaksanakan di Masjid Nuraryaguna Mapolda Kaltara, dipimpin ustaz Hasan Ubaidillah.
Salat ghaib diikuti Wakapolda Kaltara Brigjen Pol Soeseno Noerhandoko bersama Pejabat Utama (PJU) dan personel Polda Kaltara serta masyarakat sekitar.
Suasana khidmat menyertai jalannya doa bersama untuk almarhum.
“Ibadah ini salah satu bentuk penghormatan dan mendoakan Almarhum (alm) Affan Kurniawan salah satu korban aksi demo yang meninggal dunia,” kata Budi Rahmat, Jumat, 29 Agustus.
“Ibadah ini dilaksanakan seluruh jajaran Polri, termasuk Polda Kaltara dan jajaran Polres serta Polresta di Kaltara,” tambah dia.
Selain itu, Polda Kaltara juga menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.
“Mari kita bersama-sama mengirimkan doa terbaik untuk almarhum Affan Kurniawan, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan,” katanya
/data/photo/2025/08/29/68b17d943e4e6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/29/68b0b5912bc6c.jfif?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


