Produk: ojol

  • Keluarga pengemudi ojol almarhum Rusdamdiansyah minta keadilan

    Keluarga pengemudi ojol almarhum Rusdamdiansyah minta keadilan

    “Harapan keluarga kami, minta kasusnya untuk diusut tuntas. Dan semoga tidak ada Dandi (Rusdamdiansyah) yang kedua dan ketiga maupun ke depannya”

    Makassar (ANTARA) – Pihak keluarga pengemudi ojek online (ojol) Grab almarhum Rusdamdiansyah meminta keadilan kepada aparat kepolisian untuk segera menemukan pelaku usai pengeroyokan yang bersangkutan hingga meninggal dunia saat demonstrasi berujung kerusuhan pada Jumat, 29 Agustus 2025, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

    “Harapan keluarga kami, minta kasusnya untuk diusut tuntas. Dan semoga tidak ada Dandi (Rusdamdiansyah) yang kedua dan ketiga maupun ke depannya” kata Reza saudara korban di rumah duka, Jalan Urip Sumoharjo, Lorong 501, Makassar, Sulawwesi Selatan, Senin.

    Sosok almarhum, kata dia, memiliki sifat humble atau rendah hati dan tidak sombong, pekerja keras serta jarang mengeluh. Selain itu, penyayang keluarga juga sebagai tulang punggung keluarga mencari nafkah.

    Sebelum kejadian itu, sore hari itu almarhum memilih tinggal di rumah tidak mengambil orderan karena situasi di jalan raya telah dipadati pendemo. Namun menjelang petang korban pun keluar rumah.

    “Kami tidak mengira bila terjadi seperti ini, karena sorenya di rumah, tidak keluar. Jam lima atau sekitar setengah enam baru dia keluar dari rumah. Karena Waktu itu saya sementara di tempat kerja juga,” ujarnya.

    Namun kabar tidak menyenangkan itu akhirnya datang. Ada orang yang menghubungi keluarga melalui ponsel korban yang akrab disapa Dandi, kini sedang berada di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina dalam kondisi tidak berdaya.

    “Jadi kami dengar beritanya dari orang tidak dikenal yang menelpon ke kami lewat HP-nya almarhum. Keluarga baru mengetahui Dandi korban pada saat di UGD RS Ibnu Sina, tidak sadarkan diri,” ucap Reza.

    Dari informasi awal, almarhum dikabarkan kecelakaan, namun ia tidak percaya semudah itu, karena adiknya hanya berjalan kaki keluar rumah. Selanjutnya menelopon istrinya dimana keberadaan korban dan motornya.

    “Awalnya kecelakaan, tapi saya tidak percaya, karena ini anak cuma jalan kaki keluar. Saya telepon istriku mana Dandi, katanya keluar, motornya juga ada di rumah,” katanya.

    “Saat saya mau ke rumah sakit lewat Jalan Petarani sudah diblok (massa), saya telepon balik istriku tidak kecelakaan ini anak. Saya bilang, ada dua masalah ini, kalau bukan demo atau perang kelompok,” paparnya menceritakan.

    Naas kabar duka itu akhirnya diketahui keluarga dari informasi yang beredar, bahwa ada dugaan saudaranya itu dikeroyok massa karena dituduh sebagai intel aparat keamanan, mengingat postur tubuh korban cukup tinggi dan berisi. Saat itu memang sudah tidak ada polisi.

    “Betul dia dikeroyok. Informasi yang didapat di depan Kampus UMI, dan dia diteriaki sebagai intel saat itu hari. Padahal, ini anak bukan mahasiswa, bahkan kuliah pun tidak pernah. Tapi dari postur tubuhnya tinggi,” tuturnya lagi.

    Karena di RS Ibnu Sina tidak mampu menangani pasien, selanjutnya korban di rujuk ke RSUP OJK (Otak, Jantung, Kanker) milik Kemenkes RI di kawasan reklamasi Central Poin of Indonesia (CPI) Jalan Tanjung Bunga Makassar untuk perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong.

    “Hasil pemeriksaan paling parah pendarahan di otak, tengkorak kepala retak. Rata-rata bagian kepala yang luka. Makanya sudah tidak sadarkan diri di RSUP Kemenkes CPI. Sekitar jam satu malam, hari Sabtu itu, dia sempat kritis dan langsung ditindaki, sempat dioperasi,” ucapnya menerangkan.

    Pihaknya juga berterima kasih atas kunjungan dari manajemen Grab Indonesia yang datang jauh-jauh ke rumah duka untuk memberikan dukungan atas peristiwa yang dialami saudaranya. Karena saat ini masih dalam suasana kedukaan, pihak keluarga masih belum mengambil langkah hukum.

    Pewarta: M Darwin Fatir
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Propam Polri akan gelar perkara kasus rantis tabrak ojol pada Selasa

    Propam Polri akan gelar perkara kasus rantis tabrak ojol pada Selasa

    “Gelar ini (dilaksanakan) karena hasil pemeriksaan pada wujud perbuatan pelanggaran kategori berat ditemukan adanya unsur pidana,”

    Jakarta (ANTARA) – Divisi Propam (Divpropam) Polri akan melaksanakan gelar perkara kasus kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri menabrak pengemudi sopir ojek online (ojol) pada Selasa (2/9).

    “Gelar ini (dilaksanakan) karena hasil pemeriksaan pada wujud perbuatan pelanggaran kategori berat ditemukan adanya unsur pidana,” kata Kepala Biro Pengawasan dan Pembinaan Profesi (Karowabprof) Divpropam Polri Brigjen Pol. Agus Wijayanto di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin.

    Adapun para personel yang diduga terlibat dalam kasus ini adalah Kompol K, Bripka R, Aipda R, Briptu D, Bripda M, Bharaka J, dan Bharaka Y.

    Kompol K dan Bripka R ditetapkan melakukan pelanggaran kategori berat, sedangkan lima personel lainnya ditetapkan melakukan pelanggaran kategori sedang.

    Dalam gelar perkara, kata dia, Divpropam Polri akan mengundang pengawas pihak eksternal maupun pihak internal Polri.

    Dari pihak eksternal, akan ada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komnas HAM. Sedangkan pihak internal, akan ada Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum), Bareskrim Polri, SDM Polri, Divkum Polri, Bidpropam Brimob Polri, serta Divpropam Polri.

    “Nanti keputusan ada di gelar perkara hari Selasa tanggal 2 September 2025,” ucapnya.

    Para personel tersebut juga telah dinyatakan melanggar kode etik kepolisian. Saat ini mereka ditempatkan dalam penempatan khusus (patsus) terhitung mulai 29 Agustus 2025 hingga tanggal 17 September 2025.

    Insiden rantis Brimob menabrak pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan terjadi pada Kamis (28/8) malam, setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, Jakarta, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.

    Akibatnya, kericuhan terjadi hingga ke berbagai wilayah di sekitaran kompleks parlemen, mulai dari Palmerah, Senayan, hingga Pejompongan. Adapun insiden rantis menabrak pengemudi ojol itu diduga terjadi di wilayah Pejompongan.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sopir dan Komandan Mobil Brimob yang Lindas Affan Kurniawan Terancam Dipecat!

    Sopir dan Komandan Mobil Brimob yang Lindas Affan Kurniawan Terancam Dipecat!

    Bisnis.com, JAKARTA — Divpropam Mabes Polri mengungkap dua anggota terkait mobil rantis Brimob yang melindas pengemudi ojol Affan Kurniawan terancam dipecat tidak hormat alias PTDH.

    Karo Wabprof Divpropam Polri Brigjen Agus Wijayanto mengatakan dua anggota itu, yakni Kompol Kosmas selaku Danyon Resimen 4 Korbrimob Polri dan anggota Brimob Polda Metro Jaya, Bripka Rohmat.

    “Pertama, kategori pelanggaran berat dilakukan oleh Kompol K dan Bripka R,” ujar Agus di Divhumas Polri saat konferensi pers di Jakarta, Senin (1/9/2025).

    Dia menambahkan Kompol Kosmas (Kompol K) berada di kursi samping pengemudi saat melindas Affan Kurniawan. Sementara itu, Bripka Rohmat (Bripka R) merupakan pengemudi rantis Brimob yang melindas Affan.

    “Untuk kategori pelanggaran berat, dapat dituntut dan nanti, dan dapat dituntut ancamanya adalah pemberhentian tidak dengan hormat,” imbuhnya.

    Sementara itu, lima orang lainnya yakni Aipda M. Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana, Baraka Yohanes David masuk dalam kategori pelanggaran sedang.

    Menurut Agus, kelima anggota Satbrimob Polda Metro Jaya ini masuk dalam pelanggaran kategori sedang dengan ancaman sanksi mutasi atau demosi, patsus, hingga penundaan pendidikan.

    “Kelima anggota tersebut kategori sedang. Posisinya mereka duduk di posisi belakang sebagai penumpang,” pungkasnya.

  • Wakil Bupati Lombok Timur respon positif tuntutan masa aksi demo

    Wakil Bupati Lombok Timur respon positif tuntutan masa aksi demo

    “Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa kami respon seperti informasi pelayanan publik,”

    Mataram (ANTARA) – Wakil Bupati Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Edwin Hadiwijaya merespon positif tuntutan masa aksi demo yang digelar ratusan mahasiswa pada 1 September 2025.

    “Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa kami respon seperti informasi pelayanan publik,” kata Edwin saat menerima ratusan mahasiswa yang menggelar aksi demo di kantor Bupati Lombok Timur, Senin.

    Ia meminta agar pergerakan mahasiswa tetap menjaga idealisme dengan intelektualitas, jangan sampai idealisme tercemari atau ditumpangi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan masyarakat.

    “Idealisme harus dijaga dengan intelektualitas. Pemerintah daerah akan tetap terbuka dalam hal pelayanan publik, termasuk menggelar dialog dengan cara intelektual,” katanya.

    Ia mengaku prihatin atas kejadian di beberapa wilayah yang berlangsung anarkis dan memunculkan korban jiwa serta merugikan masyarakat.

    “Atas nama pribadi dan pemerintah daerah terhadap kejadian yang menimbulkan korban jiwa, turut berduka cita dan berbelasungkawa,” katanya.

    Ia meminta massa aksi untuk menjaga kondusivitas Lombok Timur yang sudah kondusif, sehingga tidak merugikan masyarakat.

    “Silahkan sampaikan aspirasi, tetapi hindari aksi anarkis. Terhadap tuntutan transparansi, kami akan jamin keterbukaan transparansi,” katanya.

    Usai beraksi di kantor Bupati. Masa aksi bergeser melakukan aksi ke kantor Polres Lombok Timur. Masa aksi di Polres berlangsung kondusif, massa aksi diterima langsung oleh Kapolres Lombok Timur AKBP I Komang Sarjana di dampingi Dandim 1615 Lombok Timur Letkol Inf Eky Enderson.

    “Apa yang menjadi tuntutan massa aksi, kami akan tindak lanjuti, termasuk mengucapkan turut berbelasungkawa tragedi tewasnya pengendara Ojol,” ucap AKBP I Komang.

    Masa aksi melanjutkan aksinya ke kantor DPRD Lombok Timur dan mereka diterima Ketua DPRD M Yusri bersama para ketua Fraksi dan Komisi DPRD Lombok Timur.

    “Kami juga turun mengutuk ulah oknum anggota DPR yang dinilai telah melukai hati rakyat, dan oknum itu pun telah mendapat hukuman dari partai masing masing,” kata Yusi.

    Setelah puas berorasi dan menyampaikan aspirasi dan tuntutannya, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Aksi tersebut mendapat pengamanan dan pengawalan ketat dari aparat gabungan kepolisian dan anggota TNI serta SatPol PP Lombok Timur.

    Pewarta: Akhyar Rosidi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ketua DPRD Kalsel Supian HK temui ribuan pendemo

    Ketua DPRD Kalsel Supian HK temui ribuan pendemo

    “Saya siap mendengarkan apa yang disampaikan oleh para adik adik mahasiswa dan aliansi yang tergabung di aksi demo ini,”

    Banjarmasin (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan (DPRD Kalsel) Supian HK menemui ribuan para pendemo yang tergabung dalam aliansi rakyat melawan.

    “Saya siap mendengarkan apa yang disampaikan oleh para adik adik mahasiswa dan aliansi yang tergabung di aksi demo ini,” ucap Supian HK di Banjarmasin, Senin.

    Supian HK mengatakan dia merupakan bagian dari rakyat dan sudah keharusan untuk mendengar aspirasi dari rakyat yang ingin disampaikan.

    Apapun yang disampaikan oleh para demonstran akan didengar ditampung serta disampaikan nantinya ke Jakarta

    “Saat ini saya lagi sakit, ginjal saya diangkat satu tapi ini sudah kewajiban saya untuk menemui rakyat yang ingin menyampaikan aspirasinya,” ucapnya di dampingi Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan dan Anggota Dewan Kalsel Rosehan

    Perwakilan Ojek Online Kalsel Suryadi menyampaikan aspirasinya di hadapan Ketua DPRD Kalsel yang meminta agar tarik ojek online di turunkan Karena terlalu tinggi dan tidak manusiawi.

    Selain itu, dia juga menanyakan untuk tentang kasus kejadian di Jakarta, terkait seorang ojek online yang ditabrak mobil rantis Barakuda Polri.

    Atas pertanyaan itu Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan mengatakan atas perintah Kapolri kasus tersebut diusut tuntas dan transparan

    “Perintah Kapolri dalam waktu 10 kasus seorang ojek online yang ditabrak mobil rantis Barakuda akan selesai dan pelakunya ditindak tegas,” ucapnya di hadapan ribuan para pendemo.

    Pewarta: Gunawan Wibisono
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Viral Netizen Asing Ramai Pesan Makanan Dukung Driver Ojol

    Viral Netizen Asing Ramai Pesan Makanan Dukung Driver Ojol

    Jakarta

    Media sosial Twitter/X diramaikan aksi warga negara asing yang memberikan dukungan terhadap pengemudi ojek online di Indonesia dengan mengirimkan makanan lewat aplikasi ride hailing. Gerakan sosial ini terjadi di tengah aksi demonstrasi yang memanas dalam sepekan terakhir.

    Gerakan ini diinisiasi oleh pengguna X @sighyam atau yang dikenal dengan nama Yammi. Dalam cuitannya pada tanggal 30 Agustus kemarin, Yammi memberi tahu orang dari luar Indonesia bisa memesan makanan lewat aplikasi Grab untuk mendukung pengemudi ojek online di tengah demonstrasi.

    Ia menjelaskan semua cara memesan makanan, mulai dari memilih lokasi pengantaran sampai memberikan contoh instruksi dalam bahasa Indonesia agar pengemudi membagikan makanan ke rekan-rekannya dan tidak perlu diantarkan ke lokasi.

    “Pilihan makanan dan minuman yang mudah dibagi-bagikan. Sebelum klik tombol pesan, kalian harus masukkan instruksi ini, “Tolong bagikan makanannya ke driver-driver di jalan”,” tulis Yammi dalam cuitannya, seperti dikutip detikINET, (1/9/2025).

    Menurut pantauan detikINET, cuitan Yammi saat ini sudah dilihat lebih dari 25 juta kali dan di-repost lebih dari 52.000 kali. Selain makanan dan minuman, Yammi juga mengatakan netizen dari luar negeri bisa mengirimkan bantuan perlengkapan medis seperti tabung oksigen, kain kasa, plester, dan lain-lain ke kantor YLBHI Jakarta.

    Ajakan Yammi langsung disambut oleh warganet di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang memesan makanan untuk pengemudi di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lainnya yang diwarnai aksi demonstrasi. Tidak hanya dari sekitar Asia Tenggara, dukungan juga datang dari warga Korea Selatan, Inggris, Kanada, dan Australia.

    Aksi ini juga diikuti oleh beberapa netizen Indonesia yang turut memesan makanan untuk mendukung pengemudi ojek online dari jauh.

    Cuitan Yammi juga dihujani ribuan balasan, yang sebagian besar datang dari netizen Indonesia untuk mengucapkan terima kasih. Sebagian besar netizen Indonesia merasa terharu karena melihat banyak warga asing yang mau membantu.

    “nangis baca rep nya, Thank you for being a good person😭🫶🏻,” kata seorang netizen di X.

    “Yang bikin heart warning tuh selain kaka2 baik dari luar negeri dan dalam negeri yg menyisihkan rezekinya, dari respon bapak2 ojolnya juga pada baik banget selalu menghargai pemberian oranglain dan selalu balik mendoakan 💞💞,” ucap pengguna X lainnya.

    “Thank so much temen temen for doing this. Nangis banget sumpah sampe dibantuin temen temen dari Malaysia 😭🫶❤️,” ujar netizen di X.

    “it’s so heartwarming ngeliat a lot of ppl helping para ojol driver. semoga rejeki kalian semakin lancar ya kakak yg sudah membantu!,” kata netizen lainnya.

    (vmp/vmp)

  • Polri tetapkan perbuatan Kompol K dan Bripka R masuk pelanggaran berat

    Polri tetapkan perbuatan Kompol K dan Bripka R masuk pelanggaran berat

    “Kompol K. Jabatan adalah Komandan Batalyon (Danyon) Resimen IV Korps Brimob (Korbrimob) Polri. Duduk di depan sebelah kiri driver (pengemudi),”

    Jakarta (ANTARA) – Divisi Propam (Divpropam) Polri menetapkan perbuatan dua terduga pelanggar dalam kasus kendaraan taktis (rantis) menabrak seorang sopir ojek online (ojol) pada Kamis (28/8), yakni Kompol K dan Bripka R, masuk dalam kategori pelanggaran berat.

    Kepala Biro Pengawasan dan Pembinaan Profesi (Karowabprof) Divpropam Polri Brigjen Pol. Agus Wijayanto mengatakan bahwa Kompol K merupakan sosok yang duduk di samping Bripka R selaku pengemudi rantis.

    “Kompol K. Jabatan adalah Komandan Batalyon (Danyon) Resimen IV Korps Brimob (Korbrimob) Polri. Duduk di depan sebelah kiri driver (pengemudi),” katanya di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin.

    Sedangkan Bripka R dikategorikan masuk dalam pelanggaran berat karena merupakan pengemudi rantis.

    “Bripka R. Jabatan Basat Brimob Polda Metro Jaya selaku driver rantis PJJ 17713-VII,” katanya.

    Agus mengatakan, personel yang masuk dalam kategori pelanggaran berat dapat dituntut dan terancam hukuman pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

    Sementara itu, perbuatan lima personel Satbrimob Polda Metro Jaya yang turut ada dalam rantis tersebut; yaitu Aipda R, Briptu D, Bripda M, Bharaka J, dan Bharaka Y, ditetapkan masuk dalam kategori pelanggaran sedang.

    “Kelima anggota tersebut kategori sedang. Posisinya adalah duduk di posisi belakang sebagai penumpang,” ungkap Agus.

    Bagi personel yang masuk dalam kategori sedang, dapat dituntut dan diberikan sanksi oleh Komisi Kode Etik Profesi Polri (KKEP).

    “Macamnya adalah sanksi patsus (penempatan khusus) atau mutasi/demosi atau penundaan pangkat dan penundaan pendidikan. Itu semua nanti akan berdasarkan fakta-fakta di sidang kode etik profesi Polri,” ucapnya.

    Agus menambahkan, penetapan kategori pelanggaran tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan akreditor pada Divpropam Polri terhadap sejumlah saksi, termasuk orang tua korban.

    Selain itu, sambung dia, akreditor juga telah mengamati, menganalisis video, foto di media sosial, termasuk adanya surat visum et repertum, dan dokumen-dokumen pengamanan lainnya.

    Adapun ketujuh personel tersebut saat ini telah ditetapkan melanggar kode etik kepolisian.

    Mereka ditempatkan dalam penempatan khusus (patsus) selama 20 hari ke depan terhitung mulai 29 Agustus 2025 hingga tanggal 17 September 2025.

    Insiden rantis Brimob menabrak pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan terjadi pada Kamis (28/8) malam, setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, Jakarta, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.

    Akibatnya, kericuhan terjadi hingga ke berbagai wilayah di sekitaran kompleks parlemen, mulai dari Palmerah, Senayan, hingga Pejompongan. Adapun insiden rantis menabrak pengemudi ojol itu diduga terjadi di wilayah Pejompongan.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ribuan mahasiswa-aliansi ojol Palu gelar aksi di DPRD Sulteng

    Ribuan mahasiswa-aliansi ojol Palu gelar aksi di DPRD Sulteng

    “Kami menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan. Kami mendesak Polri untuk mengusut tuntas tindakan anarkis oknum Brimob yang menabrak korban,”

    Palu (ANTARA) – Ribuan mahasiswa dari sejumlah kampus dan aliansi ojek online di Kota Palu melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (1/9).

    Berdasarkan pantauan pewarta di lokasi, massa aksi tiba di depan gedung DPRD Sulteng sekitar pukul 11.50 WITA dengan membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka, serta mengenakan jaket almamater kampus masing-masing.

    Sementara pengemudi ojol juga mengenakan atribut khas ojek online dan membawa karangan bunga sebagai bentuk solidaritas.

    Massa aksi mengecam tindakan represif aparat kepolisian kepada massa aksi dalam pengamanan aksi yang menyebabkan almarhum Affan Kurniawan meninggal.

    “Kami menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan. Kami mendesak Polri untuk mengusut tuntas tindakan anarkis oknum Brimob yang menabrak korban,” kata salah satu perwakilan pengemudi ojol dalam orasinya.

    Massa aksi meminta agar pengungkapan kasus dilakukan secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi, serta menuntut pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai aturan dan meminta Kapolri memberikan perhatian serta bantuan kepada keluarga korban.

    Selain menyuarakan tuntutan, mahasiswa dan aliansi Ojol Kota Palu juga menegaskan aksi mereka aksi damai dan murni bentuk solidaritas, bukan provokasi.

    Mereka meminta agar kematian Affan dijadikan momentum evaluasi agar aparat lebih humanis dalam mengawal aksi masyarakat.

    Selain itu, mereka juga menyuarakan tuntutan agar wakil rakyat lebih serius menyerap aspirasi masyarakat dan mengevaluasi kembali pungutan pajak di Kota Palu.

    Pada kesempatan itu, perwakilan aliansi Ojol Kotq Palu menyerahkan karangan bunga kepada pihak kepolisian yang diterima langsung oleh Kapolresta Palu Kombes Pol. Deny Abraham sebagai bentuk belasungkawa dan simbol tuntutan mereka.

    Kapolresta Palu Kombes Pol. Deny Abraham menegaskan pihak kepolisian saat ini mengusut kasus kematian Affan secara transparan dan memberikan hukuman tegas kepada pelaku.

    “Pengusutan kasus melibatkan Propam Polri dan pihak eksternal, yakni Komnas HAM dan Kompolnas untuk menangani kasus ini. Tidak ada yang ditutupi dan akan ditindak tegas,” ujarnya.

    Sampai pada pukul 13.30 WITA meski di tengah hujan, massa aksi masuk dalam gedung DPRD Sulteng dan diterima oleh perwakilan DPRD.

    Pewarta: Nur Amalia Amir
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • CEO Grab Kunjungi Rumah Ojol yang Tewas di Makassar, Bilang Begini

    CEO Grab Kunjungi Rumah Ojol yang Tewas di Makassar, Bilang Begini

    Makassar, CNBC Indonesia – CEO Grab Anthony Tan menyambangi rumah keluarga Rusdamdiansyah atau Dandi, mitra pengemudi yang meninggal dunia dikeroyok saat kericuhan di depan Kampus UMI Makassar, Sulawesi Selatan.

    Kunjungan Anthony Tan adalah bentuk duka atas meninggalnya mitra Grab yang tercatat sudah tergabung selama 7 tahun itu.

    “Tidak banyak yang bisa dikatakan, hanya ucapan belasungkawa yang paling dalam untuk keluarga. Tidak ada seorang pun yang pantas mengalami hal ini,” ujar Anthony saat ditemui di rumah almarhum Dandi di Makassar, Senin (1/9/2025).

    Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy, menambahkan bahwa Grab memberikan sejumlah santunan duka cita, dukungan pembiayaan BPJS kesehatan untuk keluarga inti Dandi selama dua tahun, serta modal usaha melalui GrabKios.

    “Dan karena kita lihat kan Mas Dhandi ini juga penyokong keluarga, jadi kami juga bantu untuk setidaknya BPJS kesehatan untuk ayah, ibu, adik, adik ipar dan ada kebetulan masih punya bayi kecil, itu kami akan bantu untuk 2 tahun ke depan,” terangnya.

    Tirza mengatakan bahwa sejatinya tidak ada bantuan apapun yang bisa mengembalikan sosok Dandi yang sangat disayangi keluarga. Tapi diharapkan bantuan dari Grab dapat meringankan keluarga almarhum

    Foto: CEO Grab, Anthony Tan berkunjung ke rumah almarhum Rusdamdiansyah, pengemudi ojol yang tewas di Makassar. (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti)
    CEO Grab, Anthony Tan berkunjung ke rumah almarhum Rusdamdiansyah, pengemudi ojol yang tewas di Makassar. (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti)

    Sementara itu, pihak keluarga menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan Grab sejak awal kejadian

    “Sangat-sangat berterima kasih karena dari awal hingga sampai saat ini Grab selalu ada. Sudah tujuh tahun (Dandi menjadi mitra Grab), dan Grab Indonesia pun sudah mengakuinya,” ujar Reza, adik ipar almarhum.

    Reza menuturkan, Dandi keluar rumah hanya sebentar sebelum akhirnya menjadi korban pengeroyokan.

    “Dia diteriaki sebagai intel pada saat itu hari,” jelas Reza.

    Reza mengatakan bahwa Dandi mengalami luka parah di bagian kepala. Ia sempat kritis di rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

    “Yang paling parah adalah pendarahan di otak, tengkorak pecah. Dandi sempat koma di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia,” terangnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BEM SI minta masyarakat tidak mudah terprovokasi berbuat anarkis

    BEM SI minta masyarakat tidak mudah terprovokasi berbuat anarkis

    Menyelamatkan Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua. Masyarakat harus tetap bersatu, tidak mudah terprovokasi

    Jakarta (ANTARA) – Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Muzammil Ihsan meminta masyarakat tidak terprovokasi untuk melakukan aksi anarkis saat menggelar aksi.

    “Menyelamatkan Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua. Masyarakat harus tetap bersatu, tidak mudah terprovokasi,” kata Muzammil dalam siaran resmi yang diterima Antara, Senin.

    Menurut Muzammil, demonstrasi adalah hak masyarakat untuk mengampaikan aspirasi yang dilindungi undang-undang.

    Hak ini seharusnya tidak dipakai untuk kepentingan lain yang justru akan merugikan sesama masyarakat, salah satunya seperti pengerusakan fasilitas umum dan penjarahan.

    “Kita harus menjaga fasilitas umum yang menjadi milik bersama. Gerakan rakyat harus tetap murni sebagai suara nurani, bukan sebagai alat penghancur negeri,” jelas dia.

    Muzammil menjelaskan, seluruh mahasiswa yang berada di naungan BEM SI tetap pada sikap menuntut beberapa hal kepada pemerintah.

    Beberapa hal tersebut diantaranya pengesahan UU Perampasan Aset, pengusutan kasus meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan hingga pemangkasan anggaran untuk anggota DPR.

    “Anggaran DPR harus dievaluasi dan diperkecil untuk kemudian dialihkan demi kepentingan rakyat,” kata dia.

    Dia berharap masyarakat dapat tetap menggelar aksi demonstrasi dengan kondusif dan menyuarakan ragam tuntutan itu.

    Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto, dalam pernyataan bersama ketua umum partai politik di parlemen, bersepakat menghapus besaran tunjangan anggota DPR RI serta menerapkan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.

    Hal itu disampaikan Kepala Negara di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, sebagai respons atas aspirasi publik terkait dinamika demonstrasi di berbagai daerah.

    “Beberapa kebijakan DPR RI sudah disepakati untuk dicabut, termasuk besaran tunjangan anggota DPR RI dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri,” katanya, Minggu (31/8).

    Dalam pernyataan resminya, Presiden menegaskan bahwa DPR RI akan segera membuka ruang dialog langsung dengan masyarakat.

    “Saya juga akan meminta pimpinan DPR RI untuk segera mengundang tokoh-tokoh masyarakat, tokoh mahasiswa, dan kelompok-kelompok yang ingin menyampaikan aspirasi, agar bisa diterima dengan baik dan berdialog langsung,” ujarnya.

    Kepala Negara menambahkan, usulan lain dari masyarakat juga akan ditindaklanjuti melalui mekanisme delegasi yang diterima langsung oleh DPR RI.

    “Hal-hal lain juga akan ditindaklanjuti melalui delegasi ke DPR RI,” ucapnya.

    Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo didampingi oleh delapan ketua umum parpol di DPR, yakni Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Sultan Najamudin.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.