Produk: ojol

  • Hendak Jemput Penumpang, Ojol Dipukuli Ojek Pangkalan di Jakbar

    Hendak Jemput Penumpang, Ojol Dipukuli Ojek Pangkalan di Jakbar

    Liputan6.com, Jakarta – Keributan antara ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) kembali pecah. Kali ini di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat.

    Seorang pengemudi ojol menjadi sasaran amarah sekelompok opang saat hendak menjemput penumpang. Kejadian itu terekam warga dan viral di media sosial.

    Dalam video beredar, ojol yang mengenakan jas hujan tampak dikepung beberapa pria. Meski penumpang berupaya melerai, pemukulan tetap terjadi. Korban dipukul tanpa melalukan perlawanan.

    Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat Djumantara membenarkan insiden tersebut.

    “Jadi, ketika ada ojek online ingin mengangkut penumpang, lalu terjadi kesalahpahaman antara ojek pangkalan, sehingga terjadi pemukulan seperti di video tersebut,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).

    Dia menyebut keributan bermula dari kesalahpahaman soal area jemput penumpang.

    Di lokasi itu, terdapat kesepakatan tidak tertulis yang mengharuskan ojol mengambil penumpang sedikit menjauh dari pangkalan opang.

    “Ojolnya saat itu berada pada di tempat yang telah disepakati, sehingga menyebabkan ketersinggungan dari ojek pangkalan,” ucap dia.

    Teguran yang disampaikan secara langsung berujung cekcok, sehingga terjadilah pemukulan.

    “Terjadi cekcok di video, sehingga menyebabkan emosi, tersulut emosi dari ojek pangkalan dan menyebabkan pemukulan seperti di video tersebut,” ucap dia.

    Polisi telah menangkap kedua pelaku berinisial RU dan M setelah kejadian. Keduanya ditangkap di sekitar wilayah Tambora.

    “Untuk kedua pelaku, kami amankan di wilayah Kecamatan Tambora. Untuk pelaku sendiri, kami amankan dua jam setelah kejadian,” ucap dia.

    Sementara itu, situasi di sekitar Stasiun Duri kini telah kondusif. Polisi mengumpulkan pihak ojol dan opang untuk mencegah keributan susulan.

    “Situasi terkini masih kondusif,” ucap dia.

     

  • 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai Megapolitan 5 Desember 2025

    2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua ojek pangkalan (opang) yang memukul seorang pengemudi ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, akhirnya meminta maaf.
    Korban beserta pelaku yang berinisial M (45) dan RU (33) sepakat menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan melalui Polsek Tambora.
    “Silakan sampaikan permintaan maafnya dan tidak mengulanginya lagi. Dan Pak Benno silakan memberikan
    statement
    bahwa semua sudah selesai secara kekeluargaan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat dalam proses mediasi di Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Meskipun korban dan pelaku sudah berdamai, polisi memastikan kondisi tersebut tidak akan terulang lagi. Polisi akan bersikap tegas jika hal serupa kembali terjadi.
    “Kalau misalkan ada pergerakan tambahan, saya sikat betul ya?” tanya Sudrajat.
    Dalam mediasi tersebut, M mengaku menyesal telah memukul pengemudi
    ojol
    . Menurut dia, peristiwa itu terjadi ketika dirinya sedang dalam keadaan gelap mata.
    “Saya sebenarnya salah, Pak. Pada malam itu hujan dan ada ojol, kemudian saya usir. Kami gelap mata, makanya kami nyesel,” kata M.
    Ia pun meminta maaf kepada ojol yang dia pukul melalui salah satu perwakilan ojol se-Tambora, Benno.
    “Saya minta maaf atas kesalahan kami ini. Saya enggak akan mengulanginya lagi dan berharap bisa selesai secara kekeluargaan,” kata dia.
    Begitupula dengan RU yang juga menyampaikan permohonan maaf di hadapan polisi dan perwakilan komunitas ojol.
    “Saya minta maaf atas kasus opang dengan ojol. Saya enggak akan mengulanginya lagi,” kata RU.
    Sementara itu, Benno, menyayangkan insiden pemukulan tersebut. Melalui peristiwa itu, ia berharap ke depan, antara opang dan ojol di Stasiun Duri dapat beraktivitas dengan tertib dan saling menghargai.
    “Kami sebenarnya sangat menyayangkan kejadian driver ojol yang dipukul opang di Stasiun Duri,” kata Benno.
    Benno menjelaskan, para pengemudi ojol hanya ingin mencari nafkah dan membutuhkan komunikasi yang baik ketika berada di kawasan stasiun.
    “Ke depan, kalau memang ada ojol yang belum tahu situasi Stasiun Duri, bisa ditegur baik-baik, tidak ditegur secara fisik. Kami sama-sama cari makan di jalanan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Megapolitan 5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Polisi menangkap dua tukang ojek pangkalan yang terlibat pemukulan terhadap seorang pengemudi ojek online di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (4/12/2025).
    Dua tukang
    ojek pangkalan
    yang ditangkap, yakni RU dan M.
    “Untuk pelaku, saat ini sudah kami amankan dua orang di Polsek Tambora,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat di Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Peristiwa bermula saat seorang pengemudi
    ojol
    datang menjemput penumpang di area depan stasiun.
    Namun, keberadaan ojol di titik tersebut menimbulkan kesalahpahaman dengan para opang yang biasanya menunggu penumpang di lokasi itu.
    “Sudah ada peraturan tidak tertulis apabila ingin mengambil penumpang untuk
    ojek online
    , diharapkan tidak berada pada dekat TKP tersebut,” kata Sudrajat.
    Dua ojek pangkalan itu kemudian menegur pengemudi ojek online untuk berpindah tempat. Namun, bukannya pindah, justru terjadi cekcok di antara mereka.
    “Terjadi cekcok sehingga menyebabkan emosi, tersulut emosi dari ojek pangkalan dan menyebabkan pemukulan seperti di video tersebut,” jelas dia.
    Hingga kini, polisi belum dapat memastikan kondisi korban usai tragedi pemukulan tersebut. Pihaknya masih mencari identitas korban.
    “Saat ini kami Polsek Tambora masih mencari identitas dari korban. Apabila korban bisa datang ke Polsek, agar dapat diproses lebih lanjut,” ujar Sudrajat.
    Meskipun begitu, polisi telah mempertemukan komunitas ojek online dan ojek pangkalan untuk dilakukan mediasi.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang Megapolitan 5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com- 
    Sejumlah ojek pangkalan (opang) memukul seorang driver ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (4/12/2025) malam, gara-gara melewati batas wilayah menjemput penumpang.
    Salah satu ojek pangkalan, Gilang (bukan nama sebenarnya), mengatakan, situasi seperti ini memang kerap terjadi ketika ojol dianggap melanggar area penjemputan opang. Namun, biasanya tidak sampai terjadi adu fisik.
    “Biasanya (ojol) ditegur itu pasti ngerti. Diingetinnya juga baik-baik aja sebenarnya. Kayak, ‘Bang, jemput penumpang sanaan lagi,’ gitu saja,” kata Gilang saat ditemui di Jalan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Area yang dijaga opang berada dalam radius sekitar 100 meter di dekat jembatan penghubung jalan dengan halaman Stasiun Duri.
    Di sisi kiri dan kanan jembatan, terdapat dua gazebo pangkalan ojek yang menjadi titik berkumpul para opang.
    Jembatan itu merupakan akses utama penumpang KRL keluar masuk stasiun.
    Tak jauh dari lokasi, di salah satu tiang pinggir jalan arah Duri Selatan, terpasang pelat besi dicat putih bertuliskan “Titik Ojek Online”.
    Gilang mengatakan tanda itu sengaja dibuat agar sopir ojol mengetahui batas area sehingga potensi gesekan bisa diminimalkan.
    Ia menyebut, kadang ada ojol yang membalas teguran dengan protes.
    Dalam kondisi seperti itu, opang menjelaskan bahwa aturan tak tertulis itu dibuat untuk kenyamanan bersama.
    “Lagian itu enggak jauh, kurang dari 100 meter kok,
    customer-
    nya enggak harus jalan jauh. Kami juga paham kalau ada lansia atau ibu hamil kan enggak mungkin jalan jauh-jauh. Makanya titiknya enggak jauh dibikinnya,” tutur dia.
    Gilang mengatakan, berdasarkan cerita temannya yang berjaga hingga malam, sopir ojol yang viral dipukul opang itu diduga mengabaikan teguran terkait area operasional.
    Dalam video yang beredar, sopir ojol terlihat menjemput penumpang di depan warung yang berada tepat berseberangan dengan jembatan Stasiun Duri.
    Penumpang perempuan sempat meminta maaf kepada opang sebelum akhirnya tetap naik ke motor dan pergi.
    Menurut Gilang, kasus seperti itu sebenarnya jarang terjadi karena mayoritas sopir ojol memahami aturan area.
    Bahkan, ia mencontohkan kejadian pada Jumat siang ketika ia menegur ojol yang hendak menaikkan penumpang tepat di depan jembatan.
    Pria berjaket hijau khas ojol itu langsung menyadari maksud Gilang dan meminta penumpangnya bergeser ke batas area.
    “Kayak begitu biasanya. Jadi ya sama-sama saling menghargai ajalah,” kata Gilang.
    Ia menjelaskan, meski tarif ojol seringkali lebih murah, kondisi kerja opang berbeda karena mereka tidak memiliki kepastian order seperti aplikasi ojol.
    “Kan kami beda Rp 3.000 doang sebenarnya. Misal di ojol Rp 7.000, kami Rp 10.000. Mereka juga kan walaupun lebih murah tapi abis nganter satu, dapet satu lagi,” katanya.
    Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat, membenarkan bahwa insiden itu berawal dari salah paham.
    Saat ini polisi telah menahan dua orang yang diduga terlibat pemukulan untuk dimediasi dengan pihak ojol.
    Namun, hingga kini mereka belum menemukan korban karena tidak ada laporan langsung.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,”  jelas dia kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jumat.
    Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah opang memukul seorang driver ojol di depan Stasiun Duri, Jakarta Barat, saat hendak menjemput penumpang.
    Terlihat beberapa opang memukul helm driver ojol tersebut.
    “Nyolot nih!” ucap salah satu opang.
    Seorang wanita yang merupakan penumpang driver ojol kemudian meminta agar opang tidak memukul driver ojol tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta Megapolitan 5 Desember 2025

    Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Trotoar yang seharusnya menjadi ruang paling aman, demokratis, dan inklusif bagi pejalan kaki justru berubah menjadi arena perebutan ruang di tengah Kota Jakarta.
    Pemandangan itu terlihat jelas pada Kamis (4/12/2025) siang di Jalan Raden Saleh Raya, Cikini, Jakarta Pusat.
    Trotoar sepanjang sekitar 150 meter, dari kawasan RSCM Kintani hingga Masjid Al Ma’mur, nyaris tidak menyisakan ruang untuk dilalui.
    Gerobak
    pedagang kaki lima
    (PKL), parkir motor, hingga deretan meja-kursi pembeli memenuhi jalur pejalan kaki. Guiding block kuning untuk difabel pun sebagian tertutup lapak makanan.
    Melihat kondisi tersebut, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, mendorong pemerintah melakukan terobosan baru, termasuk melibatkan pemadam kebakaran (Damkar) untuk membantu menertibkan motor dan PKL yang menguasai trotoar.
    Saat dihubungi
    Kompas.com,
    Rakhmat menilai persoalan trotoar di Jakarta sudah masuk kategori serius dan tidak bisa hanya ditangani Satpol PP. Diperlukan pendekatan tidak biasa agar efek jera muncul.
    “Nah, menurut saya bisa juga salah satu solusi ya ini kita bisa coba misalnya dengan mengelibatkan Damkar. Damkar kan punya kendaraan yang lebih kecil, bisa masuk ke gang-gang,” ujar Rakhmat.
    Ia menyebutkan, motor yang nekat melintas dan melawan arah di trotoar sebagai pelanggaran hak pejalan kaki. Hal ini marak terjadi terutama pada jam sibuk.
    “Dengan melibatkan Damkar, bisa untuk menyemprotkan air terutama kalau jam-jam sibuk, motor suka lewat situ. Itu bisa jadi cara menertibkan,” ucapnya.
    Selain motor, trotoar juga dipenuhi lapak yang mengambil hampir seluruh permukaan. Menurut Rakhmat, fenomena ini lazim di kota besar negara berkembang atau
    global south
    .
    “Trotoar banyak yang dialihfungsikan. Harusnya untuk pejalan kaki, tapi digunakan untuk pedagang karena mereka melihat itu sebagai ruang gratis yang mudah diakses,” katanya.
    Negara, lanjut dia, seolah turut “menguntungkan” PKL karena membiarkan kondisi itu berulang tanpa solusi jangka panjang. Pangkalan ojek, baik konvensional maupun daring, juga ikut memanfaatkan trotoar untuk menunggu penumpang.
    “Itu melanggar hak pejalan kaki, melanggar hak warga kota,” tegasnya.
    Rakhmat membandingkan dengan negara maju yang menyadari bahwa trotoar adalah ruang hidup masyarakat kota untuk berjalan aman bersama keluarga.
    “Mereka sadar trotoar itu untuk pejalan kaki bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan,” jelasnya.
    Karena itu, ia mendorong kontrol sosial dari warga.
    “Ada loh warga, ibu-ibu yang marah ketika trotoar dipakai ojek pangkalan atau lapak. Mereka merekam sebagai kontrol sosial. Itu penting sebagai edukasi,” ujarnya.
    Meski mendukung terobosan seperti melibatkan Damkar, Rakhmat menegaskan, aktor utama penertiban tetap Satpol PP. Namun ia menilai ketegasan pemimpin daerah sangat menentukan.
    “Kalau tidak tegas ya susah. Selalu berulang. Pimpinan kota harus lebih berani, meski pasti ada resistensi,” katanya.
    Ia juga menilai
    bollard
    atau tiang pembatas belum efektif mencegah motor dan pedagang.
    “Tetap motor naik, pedagang juga berkeliaran,” tuturnya.
    Rakhmat Hidayat menilai masyarakat harus mulai bersuara.
    “Warga kota harus protes. Itu hak kita, bagian dari edukasi kepada masyarakat perkotaan,” kata dia.
    Ia percaya Jakarta bisa lebih manusiawi bila prioritas ruang tetap berpihak pada mereka yang paling rentan pejalan kaki.
    Kompas.com
    menelusuri trotoar Jalan Raden Saleh pada Kamis siang. Kondisi di lapangan memperlihatkan situasi yang dipaparkan Rakhmat.
    Permukaan trotoar basah sisa hujan. Deru kendaraan tidak putus. Baru beberapa langkah dari RSCM Kintani, jalur pejalan kaki sudah berubah fungsi.
    Sebuah gerobak camilan berdiri di depan ATM. Lapak mi ayam menaruh bangku plastik hingga membuat pejalan kaki harus menunduk.
    Motor melaju pelan di atas trotoar, memanfaatkan celah di antara bollard. Kabel yang menjuntai rendah menambah risiko.
    Di titik lain, meja makan menutup hampir seluruh lintasan. Pejalan kaki terpaksa menunggu atau turun ke jalan yang padat kendaraan.
    Trotoar sebagai ruang paling demokratis itu berubah menjadi arena perebutan antara modernisasi, ekonomi informal, dan kebutuhan dasar warga untuk berjalan dengan aman. Pejalan kaki, sekali lagi, kalah.
    Wulan (29), karyawan yang tinggal di kos sekitar Cikini, mengaku hampir setiap hari melewati kawasan ini namun jarang bisa menggunakan trotoar.
    “Trotoarnya dipakai jualan dan parkir motor. Saya pernah hampir keserempet motor saat mereka mau parkir,” katanya.
    Ia berharap pemerintah memberi solusi yang adil.
    “Atur ruang PKL boleh saja. Tapi jangan sampai pejalan kaki kayak saya yang jadi korban,” ujarnya.
    Kasatpol PP Jakarta Pusat, Purnama Hasudungan Panggabean, mengatakan penertiban di kawasan itu sudah berulang dilakukan.
    “Sudah sering dilakukan, kucing-kucingan ya. Dihalau, diangkut juga. Jadi kuat-kuatan sama pedagang,” ujarnya.
    Satpol PP juga memberi imbauan ke kecamatan dan kelurahan, tetapi PKL kembali berdagang.
    “Mereka harus ada tempat jualan supaya tidak kucing-kucingan terus,” katanya.
    Kepala Pusdatin Bina Marga DKI Jakarta Siti Dinarwenny menegaskan, tugas Bina Marga hanya menyediakan fasilitas trotoar. 
    Menurut dia, penertiban di Jalan Raden Saleh telah dilakukan Satpol PP Kecamatan Menteng dan Kota Jakarta Pusat pada 28 November lalu.
    “Bina Marga bertanggung jawab menyediakan fasilitas trotoar, namun kewenangan penertiban berada pada Satpol PP,” ujarnya.
    Beberapa PKL mengakui bahwa berjualan di trotoar melanggar aturan, tetapi mereka menyebut kebutuhan ekonomi sebagai alasan. Sofyan (40), penjual sate, sudah lima tahun menetap di trotoar Raden Saleh.
    “Dulu saya keliling. Capek. Di sini ramai terus, ada kantor, kos, rumah sakit. Saya nekat sejak lima tahun lalu,” kata dia.
    Menurut Sofyan, pilihan berjualan di trotoar jalan karena biaya kontrak kios yang terlalu mahal.
    “Kalau PKL, enggak ada biaya sewa. Paling bayar ke orang parkiran saja uang keamanan,” ujarnya pelan.
    Ia tahu aktivitasnya mengganggu pejalan kaki, tetapi tidak punya alternatif. Pendapatannya stabil untuk menghidupi keluarganya. Sofyan sadar kehadirannya mengganggu pejalan kaki, namun tetap berjualan di atas trotoar.
    “Tahu sih, tapi kalau cuma dilarang tanpa solusi, gimana?” katanya.
    Ridho (27), penjual minuman dan mantan pengemudi ojek
    online
    , juga menggantungkan hidupnya di lokasi itu. Saat menjadi pengemudi ojek online, penghasilannya bergantung cuaca dan keramaian. Ia sering terdampak penertiban, namun ia tak punya pilihan untuk pindah.
    “Di sini rezekinya. Saya berharap pemerintah bikin tempat khusus PKL. Jangan semua dilarang,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jumat Peduli, Polda Metro Jaya ajak ojol aktif jaga keamanan

    Jumat Peduli, Polda Metro Jaya ajak ojol aktif jaga keamanan

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya kembali mengajak pengemudi ojek online (ojol) untuk berperan aktif menjaga keamanan lingkungan saat menggelar program Jumat Peduli.

    Dalam kegiatan itu, Polda Metro membagikan bantuan kepada 450 pengemudi ojek online (ojol) serta 50 petugas kebersihan dan petugas kebun.

    “Keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan kami mengajak semua pihak menjadi bagian dalam menjaga Jakarta tetap kondusif,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Selain memberikan bantuan, pihaknya juga memberikan imbauan keselamatan berkendara yang disampaikan oleh personel Polwan.

    Para pengemudi ojol diingatkan untuk tetap disiplin mematuhi aturan lalu lintas, mengutamakan keselamatan diri dan penumpang, serta menjaga etika berkendara.

    “Dengan demikian, Polda Metro Jaya berharap komunitas ojol dapat terus mendukung terciptanya ketertiban di jalan raya,” kata Budi.

    Menurut dia, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Polda Metro Jaya dan berbagai mitra yang ingin berbagi dengan masyarakat.

    Ia menegaskan bahwa bantuan sembako tersebut tidak hanya menjadi bentuk dukungan bagi para pekerja, tetapi juga simbol kedekatan dan sinergi antara Polri, ojol, serta para petugas kebersihan.

    “Masyarakat adalah keluarga besar kita, dan harus dijaga bersama,” ujarnya.

    Kegiatan tersebut berlangsung di jalanan depan Gedung Promoter Polda Metro Jaya dan menjadi wujud kepedulian Polri terhadap pekerja lapangan yang selama ini berperan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • JHT Erick Thohir Cair, Ini Pesan Menpora soal BPJS Ketenagakerjaan

    JHT Erick Thohir Cair, Ini Pesan Menpora soal BPJS Ketenagakerjaan

    Jakarta

    BPJS Ketenagakerjaan membayarkan Jaminan Hari Tua (JHT) milik Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia (Menpora), Erick Thohir (ET). Saldo JHT tersebut berasal dari kepesertaan Erick di beberapa perusahaan, sebelum dirinya terjun ke Pemerintahan.

    Dijumpai di kediamannya, Erick menceritakan bahwa ketika masih aktif di swasta, ia telah memahami pentingnya memiliki perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dan mempersiapkan hari tua yang sejahtera. Untuk itu, dirinya tak ragu untuk membayar iuran sebagai bentuk kewajiban dan kontribusi terhadap program pemerintah.

    “Sebelum bergabung ke Pemerintahan, saya punya background sebagai swasta. Saya banyak belajar bagaimana BPJS Ketenagakerjaan melayani semua dengan sangat baik, dan terbukti hari ini ketika saya sudah tidak aktif lagi di swasta dan bergabung kepada pemerintah, saya mendapatkan manfaatnya,”ungkap Erick dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).

    Saat ini sebagai Menpora, pihaknya juga akan berupaya agar para atlet Indonesia mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan.

    “Saya merasakannya dan mudah-mudahan ini bermanfaat juga untuk kita semua. Tentu sebagai Menpora, saya aktif dan akan terus menjalankan kerjasama kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk para atlet. Inilah peran kami sebagai pemerintah dalam melayani para atlet ini dengan menyiapkan dana pensiun,”imbuhnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia menjelaskan bahwa manfaat yang diberikan merupakan hak setiap pekerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

    Ia menambahkan, bahwa BPJS Ketenagakerjaan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan, termasuk penyederhanaan proses klaim melalui kanal digital agar peserta dapat mengakses manfaat dengan lebih cepat dan mudah.

    “Kami memastikan seluruh peserta mendapatkan layanan terbaik. Tidak hanya untuk manfaat JHT, tetapi juga program lain seperti Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Kehilangan Pekerjaan, dan Jaminan Pensiun. Harapan kami, semakin banyak pekerja yang sadar pentingnya perlindungan jaminan sosial,” tambahnya.

    BPJS Ketenagakerjaan juga menyambut baik komitmen Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam memberikan perlindungan bagi para atlet Indonesia. Roswita menegaskan bahwa profesi atlet memiliki risiko tinggi sehingga sangat penting untuk mendapatkan perlindungan sejak dini.

    “Para atlet adalah aset bangsa. Dengan dukungan Kemenpora, kami ingin memastikan mereka terlindungi ketika berlatih, bertanding, ataupun setelah masa kariernya selesai. Integrasi perlindungan ini menjadi langkah besar untuk ekosistem olahraga Indonesia,” pungkas Roswita.

    Tonton juga video “Ojol-Kurir Dapat Diskon 50% Iuran JKK-JKM”

    (akn/ega)

  • Tanggapan Grab Indonesia Usai Driver-nya Lawan Arah Hingga Adu Jatos

    Tanggapan Grab Indonesia Usai Driver-nya Lawan Arah Hingga Adu Jatos

    Jakarta

    Grab Indonesia buka suara soal mitra driver-nya yang viral usai lawan arah dan terlibat baku hantam di Cengkareng, Jawa Barat. Mereka mengaku masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap terduga pelaku.

    Pertama-tama, Grab Indonesia menyampaikan permintaan maaf secara resmi soal aksi semena-mena yang ditunjukkan driver-nya. Mereka mengaku sudah menghentikan mitra sementara.

    “Pertama-tama, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata Grab Indonesia dikutip dari detikNews, Jumat (5/12).

    “Sebagai informasi, mitra pengemudi yang bersangkutan telah kami nonaktifkan sementara sejak laporan diterima,” tambahnya.

    Menurut penjelasan Grab Indonesia, peristiwa itu terjadi pada Jumat malam (28/11). Namun, baru viral di media sosial dua-tiga hari terakhir. Saat ini pengemudi tengah menjalani pemeriksaan secara intensif.

    “Mitra pengemudi yang bersangkutan juga telah menjalani pemeriksaan internal dan proses investigasi masih terus berjalan,” jelasnya.

    Grab menegaskan tak menoleransi pelanggaran lalu lintas apapun, termasuk melawan arah di jalan raya. Mereka juga menolak keras aksi-aksi yang tak sesuai Kode Etik Mitra Grab.

    “Kami berkomitmen untuk terus menjaga keamanan dan keselamatan seluruh pengguna platform kami,” kata Grab.

    Diberitakan sebelumnya, media sosial dihebohkan aksi pengemudi ojek online (ojol) yang membuat huru-hara di Cengkareng, Jakarta Barat. Dia yang kedapatan melawan arah terlibat baku hantam dengan pengendara motor lain.

    Dilihat dari akun Instagram @lambe_ojol, pengunggah video menarasikan, driver ojol tersebut melaju kencang saat sedang melawan arah. Pelaku kemudian menabrak pengendara motor hingga berujung pada perkelahian di tengah-tengah jalan.

    “Kronologi ada yang lawan arah abang grab, si Grab nabrak pemotor baju hitam kencang. Terus yang baju hitam lompat langsung gelut dah di tengah jalan. Parahnya driver yang lawan arah malah maki-maka dan galakan dia,” tulis akun tersebut.

    Ketika perkelahian makin memanas, warga sekitar mendekat dan memisahkan keduanya. Driver ojol tersebut kemudian melanjutkan perjalanan dengan kembali melawan arah.

    (sfn/sfn)

  • Ojol Minta Temani Polisi Lewati Jalan Sunyi di Bogor

    Ojol Minta Temani Polisi Lewati Jalan Sunyi di Bogor

    Heboh di media sosial seorang driver ojek online (ojol) di Gunung Putri, Bogor, dikawal polisi saat antar pesanan makanan. Usut punya usut, alasan ojol itu minta antar gegara takut hantu hingga begal.

    Polisi pun memberikan pengawalan untuk ojol tersebut. Alhasil ojol berhasil mengantarkan paket makanan sampai tujuan.

  • Dua pengendara tewas akibat kecelakaan di Rawamangun

    Dua pengendara tewas akibat kecelakaan di Rawamangun

    Jakarta (ANTARA) – Dua pengendara tewas akibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Kamis siang.

    Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Metro Jakarta Timur, AKP Darwis Yunarta menjelaskan, kecelakaan bermula ketika mobil minibus yang dikemudikan Puryanto (46) melaju dari arah Jalan Balai Pustaka.

    Saat memasuki kawasan lampu merah, pengemudi mobil diduga tiba-tiba kehilangan kendali.

    “Saat tiba di lampu merah posisinya lampu menyala hijau, dia tetap berjalan. Tapi secara tiba-tiba harusnya dia berbelok ke kiri karena tujuan mau arah ke Al-Azhar. Tapi dia menginjak gas, rupanya sudah hilang kendali,” katanya.

    Insiden terjadi tepat di depan Pos Polisi Pemuda dan menyita perhatian warga sekitar.

    Karena tak mampu menguasai laju kendaraan, mobil tersebut langsung menabrak sepeda motor yang sedang berhenti di depan pos polisi dari arah timur. Benturan keras membuat pengendara motor terhimpit di bawah kendaraan.

    “Akhirnya korban pengendara ojek online (Sarif Bustaman/55) terhimpit di bawah mobil. Akibat terhimpit itu meninggal,” kata Darwis.

    Petugas dan warga sempat memberikan pertolongan pertama kepada pengendara motor. Namun, pada saat yang sama kondisi pengemudi minibus juga terlihat melemah.

    Proses evakuasi dilakukan dengan memecahkan kaca mobil untuk mengeluarkan pengemudinya.

    “Dilakukan evakuasi dengan pecah kaca, akhirnya bisa dikeluarkan, rupanya kondisinya meninggal dunia,” katanya.

    Kedua korban, yaitu pengemudi mobil maupun pengendara motor meninggal dunia di lokasi kejadian. Polisi belum dapat memastikan penyebab pengemudi kehilangan kendali.

    “Saya tidak bisa pastikan (terkena serangan jantung), tapi saat mengemudi hilang kendali terus menabrak kendaraan lain,” ujar Darwis.

    Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Metro Jakarta Timur melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan adanya faktor medis atau kondisi kendaraan yang menyebabkan hilangnya kendali saat kejadian.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.