Produk: ojol

  • Respons Nadiem Usai Praperadilan Ditolak PN Jakarta Selatan: Saya Menerima Hasilnya

    Respons Nadiem Usai Praperadilan Ditolak PN Jakarta Selatan: Saya Menerima Hasilnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Menteri Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku telah menerima putusan praperadilan dari PN Jakarta Selatan.

    Hal tersebut disampaikan Nadiem secara langsung saat akan menjalani pemeriksaan di Kejagung, hari ini Selasa (14/10/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi Nadiem nampak mengenakan kemeja berwarna biru gelap dengan balutan rompi khas tahanan Kejaksaan RI. Dia tiba pada 11.40 WIB.

    “Mohon doa saja saya menerima hasilnya, mohon doanya terima kasih,” ujar Nadiem di depan Gedung Bundar Jampidum Kejagung.

    Dia tidak menjelaskan secara detail terkait dengan alasannya menerima putusan praperadilan itu lebih detail. Dia hanya meminta dukungan dari pihak guru dan ojek online dalam menjalani proses hukum yang menjeratnya 

    “Mohon doanya kepada semua saya siap menjalani proses hukum terima kasih untuk semua dukungan-dukungan dari pihak guru dan ojol,” imbuh Nadiem.

    Mantan menteri di era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ini juga menyatakan penyakit yang dideritanya saat ini tengah pemulihan.

    “Terimakasih sudah mulai masih pemulihan,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan memutuskan untuk menolak permohonan gugatan praperadilan dari mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

    Hakim Tunggal Darpawan menilai penetapan tersangka Tom oleh penyidik Kejagung telah sesuai dengan prosedur dan sah menurut hukum yang berlaku, artinya status tersangka Nadiem tetap sah dan tidak digugurkan.

    “Mengadili dan menolak permohonan praperadilan pemohon,” kata Darpawan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2025).

  • Telkom Mau Gelar Kabel Laut Baru ke Papua, Ini Rutenya

    Telkom Mau Gelar Kabel Laut Baru ke Papua, Ini Rutenya

    Merauke

    Telkom Indonesia memperkuat infrastruktur digital di kawasan paling timur Indonesia melalui rencana pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Papua Selatan 2 (Pasela 2).

    Jalur baru ini akan membentang dari Merauke – Tual – Timika, dan ditargetkan rampung pada Juni 2028. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Telkom dalam menjaga konektivitas di Papua Selatan tetap stabil, terutama ketika terjadi gangguan pada jalur utama, yakni Pasela 1 yang sudah ada.

    Cadangan Kabel Laut Putus

    Dalam audiensi dengan Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, Executive Vice President (EVP) Telkom Regional V Amin Soebagyo menjelaskan bahwa Pasela 2 akan berfungsi sebagai jalur cadangan bagi ruas Pasela 1 yang menghubungkan Merauke dan Timika.

    “Kalau misalnya (Pasela 1) putus kita masih bisa muter dari Kaimana menuju ke Timika lewat Tual. Jadi kita punya beberapa pilihan jalan,” ujar Amin di kantor Gubernur Papua Selatan, Merauke, Senin (13/10/2025).

    Sejak 2018, Telkom mencatat sudah terjadi delapan kali gangguan kabel laut di wilayah timur, akibat faktor alam maupun aktivitas kapal. Dengan adanya jalur baru ini, Telkom berharap konektivitas digital Papua tidak lagi tergantung pada satu rute tunggal.

    Telkom Merauke Foto: Rachmatunnisa/detikINETPerkuat dengan Jaringan Radio, Satelit, dan CDN

    Selain membangun rute kabel laut baru, Telkom juga menyiapkan strategi jangka menengah dan pendek untuk menjaga kelancaran konektivitas di Papua Selatan.

    Dalam jangka menengah, Telkom bekerja sama dengan Palapa Ring Timur untuk menambah kapasitas jaringan radio 3,5G dari Tanah Merah ke Keppi. Sementara itu, dalam jangka pendek, Telkom sedang membangun stasiun bumi baru di Merauke, dengan kapasitas 25 Gbps.

    “Antena besar sudah kami kirim dari Makassar ke Merauke, dan saat ini sedang dalam proses pembersihan lahan untuk pembangunan. Targetnya, November minggu kedua sudah up,” Amin menjelaskan.

    Tak hanya itu, Telkom juga akan menghadirkan Content Delivery Network (CDN) atau sistem penyimpanan konten lokal yang berfungsi seperti mini data center di Merauke.

    “Sekitar 60% trafik internet masyarakat digunakan untuk media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube. Dengan CDN, konten-konten ini bisa diakses langsung dari Merauke tanpa harus keluar jaringan utama. Jadi kalau pun bandwidth terbatas, konten tetap bisa diambil dari lokal,” kata Amin.

    Telkom menegaskan bahwa investasi besar di Papua Selatan bukan sekadar urusan bisnis, tetapi bagian dari tanggung jawab nasional. Dengan proyek Pasela 2 dan penguatan infrastruktur pendukungnya, mulai dari kabel laut, radio, satelit, hingga CDN, Telkom optimistis konektivitas di ujung timur Indonesia akan semakin tangguh dan siap mendorong pertumbuhan ekonomi digital di wilayah tersebut.

    Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo. Foto: Rachmatunnisa/detikINETKebutuhan Masyarakat

    Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo menyambut baik langkah ini dan mengapresiasi konsistensi Telkom membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayahnya. Disebutkan olehnya, konektivitas telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat.

    Ia mengakui, fenomena gangguan jaringan memang hampir setiap tahun terjadi di wilayah Papua Selatan. Kondisi ini, menurutnya, paling dirasakan masyarakat kecil yang bergantung pada internet untuk mata pencaharian, mulai dari pengemudi ojek online, pedagang UMKM berbasis online, hingga pelajar, pengajar, mahasiswa, dosen, serta hampir seluruh sektor pekerjaan yang memerlukan akses digital.

    “Terima kasih atas segala upaya perbaikan yang sudah dilakukan. Sebagaimana kita ketahui bersama, komunikasi dan informasi sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dengan aktivitas masyarakat sehingga ketika ada sedikit saja gangguan, itu akan mengganggu seluruh aktivitas perekonomian masyarakat maupun pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik,” ujarnya.

    “Oleh karena itu, ini menjadi tugas bersama untuk mengupayakan perbaikan dan peningkatan pelayanan telekomunikasi dari waktu ke waktu,” imbuhnya.

    (rns/rns)

  • Telkom Perkuat Konektivitas di Ujung Timur Indonesia

    Telkom Perkuat Konektivitas di Ujung Timur Indonesia

    Merauke

    Telkom Indonesia menunjukkan komitmennya memperkuat konektivitas di Papua Selatan. Dalam kunjungan kerja Telkom ke Merauke pekan ini, perusahaan pelat merah tersebut melakukan audiensi dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan, Universitas Musamus, meninjau langsung infrastruktur jaringan, dan bertemu dengan masyarakat pengguna internet yang mengandalkan konektivitas untuk mata pencaharian, termasuk UMKM hingga pengemudi ojek online.

    Executive Vice President Telkom Regional V Amin Soebagyo, menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, pemerintah, pelaku ekonomi, hingga universitas setempat.

    “Kami ingin memastikan seluruh ekosistem di sini, dari tokoh masyarakat, guru, mahasiswa, hingga pelaku usaha digital, merasakan dampak positif dari layanan kami,” ujar Amin di sela kunjungannya ke Stasiun Bumi milik Telkom di Merauke, Senin (13/10/2025).

    Salah satu fokus Telkom adalah Universitas Musamus, kampus terbesar di Papua Selatan yang juga menjadi pelanggan Telkom. Menurut Amin, universitas ini menjadi pusat penguatan generasi muda dan cendekiawan yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

    Audiensi Telkom di kantor Gubernur Papua Selatan. Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    Investasi Telkom di Merauke

    Telkom menggelar kabel laut yang terhubung ke wilayah Merauke sejak 2018, dan disebutkan Amin terbukti meningkatkan penggunaan layanan internet secara signifikan.

    “Pertumbuhan ekonomi di Merauke sangat bagus. Penggunaan layanan internet luar biasa besar. Ini membuktikan bahwa fundamental yang kuat bisa mendorong pertumbuhan luar biasa,” sebutnya.

    Membangun konektivitas di Merauke bukan pekerjaan mudah. Ia menekankan pentingnya pendekatan pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, kampus, pelaku industri, masyarakat, dan Telkom sebagai salah satu pelaku industri.

    Telkom pun menyiapkan tiga program untuk memperkuat resiliensi konektivitas:

    Jangka panjang: Membangun kabel laut Papua Selatan (Pasela) 2 yang menghubungkan Merauke ke Tual dan TimikaJangka menengah: Membangun Content Delivery Network (CDN) di Merauke agar akses konten digital lebih cepat dan lokal. Program ini ditargetkan selesai pada Q1 2026Jangka pendek: Memasang antena pengalih gateway untuk memastikan backup kapasitas internet hingga 50 Gbps, termasuk tambahan kapasitas melalui CDN dan radio. Pemasangan antena dijadwalkan rampung akhir November tahun ini.Audiensi Telkom dengan Universitas Musamus. Foto: Rachmatunnisa/detikINETRuang Pertumbuhan yang Terbuka

    Amin menegaskan bahwa semua operator punya kesempatan berinvestasi di Merauke, sesuai prinsip pasar bebas. Namun Telkom melihat potensi besar di Papua Selatan, terutama terkait program food estate dan pembangunan hotel baru, yang diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

    “Yang jelas Telkom meyakini sesuai dengan arahan para pemegang saham bahwa kita punya ruang pertumbuhan yang sangat besar di Papua Selatan, di antaranya seperti disampaikan Gubernur Papua Selatan ada food estate, lalu Rektor Musamus juga menyebutkan akan ada satu grup hotel besar akan dibangun di sini,” jelasnya.

    Dengan strategi bertahap dari jangka pendek hingga panjang, Telkom berharap Merauke tidak hanya terkoneksi, tapi juga tangguh menghadapi risiko alam dan kebutuhan ekonomi digital yang terus meningkat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Inovasi Telkom: Bangun BTS Ramah Lingkungan dari Sabang Sampai Merauke!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/fay)

  • Bukti Nyata Cari Kerja Kantoran Makin Langka di Indonesia

    Bukti Nyata Cari Kerja Kantoran Makin Langka di Indonesia

    Jakarta

    Penciptaan lapangan kerja baru masih jadi persoalan klasik di Indonesia. Penambahan lapangan kerja formal yang tersedia selalu kalah dari pertumbuhan angkatan kerja baru, membuat banyak orang mau tak mau mengadu nasib di sektor informal.

    Padahal pekerjaan-pekerjaan di sektor formal seperti menjadi pegawai kantoran ataupun buruh tetap inilah yang biasanya mampu memberikan kestabilan pendapatan hingga jaminan sosial bagi para pekerjanya.

    Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengatakan secara umum jumlah pekerja formal di Indonesia terus meningkat seiring penambahan jumlah penduduk bekerja tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan pembukaan lapangan kerja sektor formal masih terjadi.

    Meski begitu, menurutnya pertumbuhan tenaga kerja sektor formal ini tidak setinggi pertumbuhan tenaga kerja sektor informal maupun pertumbuhan angkatan kerja baru Indonesia secara keseluruhan. Membuat pada akhirnya proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami penurunan.

    Menurutnya hal ini tercermin dalam data proporsi pekerja formal dan informal dalam negeri periode Februari 2023-Februari 2025 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2025 kemarin.

    Dalam data tersebut terlihat proporsi jumlah pekerja formal pada Februari 2023 hanya 39,88% dari jumlah penduduk bekerja dan sisanya sebanyak 60,12% diisi oleh sektor informal. Angka pekerja sektor formal ini kemudian naik menjadi 40,83% pada Februari 2024.

    Namun pada Februari 2025, jumlah pekerja formal ini mengalami penurunan sebanyak 0,23% menjadi 40,60%, dan 59,40% sisanya diisi oleh sektor informal. Berdasarkan informasi ringkasan data BPS itu, penurunan proporsi pekerja formal periode Februari 2024-Februari 2025 didorong oleh penambahan penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap.

    “Jumlah pekerja formal memang naik cuma nggak terlalu signifikan dibandingkan sektor informal,” kata Tauhid kepada detikcom.

    Mayoritas Penduduk Bekerja Sebagai Buruh

    Sementara itu, dari sisi distribusi status pekerjaan, mayoritas penduduk Indonesia masih bekerja sebagai buruh, karyawan, dan pegawai. Di mana jumlah penduduk berstatus buruh/karyawan ini mencapai 37,08%.

    Kemudian sisanya diisi oleh mereka yang berusaha sendiri sebanyak 20,58%, disusul kelompok berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 16,04%. Lebih lanjut, ada juga kelompok pekerja keluarga/tak dibayar sebesar 13,83%, kelompok pekerja bebas di nonpertanian sebesar 5,21%, kelompok pekerja bebas di pertanian sebesar 3,74%, dan terakhir kelompok berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,52%.

    Dalam laporan tersebut, BPS turut mendefinisikan pekerja formal sebagai buruh/karyawan/pegawai serta tenaga kerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar. Sementara pekerja di luar kategori tersebut dikategorikan ke dalam pekerja informal.

    Namun Tauhid mengingatkan bagaimana status pekerja formal saat ini belum tentu memberikan jaminan kesejahteraan bagi para pekerjanya. Sebab banyak pekerja formal saat ini yang masuk perusahaan hanya sebagai pekerja kontrak alias PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).

    “Undang-Undang Cipta Kerja justru melemahkan untuk pengangkatan pegawai baru. Karena dia ada PKWT dan sebagainya, itu membuat status mereka akhirnya menjadi pegawai kontrak. Jadi susah untuk menerima pegawai yang lebih tetap atau berkelanjutan,” paparnya.

    “Walaupun bekerja formal di sektor industri, 6 bulan atau 1 tahun sudah habis masa kontrak, nggak diperpanjang. Sehingga ya mereka rentan dan mereka akhirnya karena sudah begitu ya lari lagi ke sektor informal jadi UMKM, jadi jasa transportasi ojek online dan sebagainya. Karena kan nggak mudah untuk bertahan di sektor formal,” sambung Tauhid.

  • Begal di Madura Bakar Driver Ojek Online, Polisi Didesak Tangkap Pelaku

    Begal di Madura Bakar Driver Ojek Online, Polisi Didesak Tangkap Pelaku

    Sampang (beritajatim.com) – Sejumlah driver ojek online dari Surabaya mendatangi RSUD Mohammad Zyn Kabupaten Sampang, Senin (13/10/2025). Mereka datang untuk menjenguk rekan sesama driver yang menjadi korban dugaan pembegalan sadis di Madura, yang menyebabkan korban mengalami luka bakar serius akibat dibakar oleh pelaku.

    “Kami sangat terpukul melihat kondisi teman kami. Harapan kami cuma satu — polisi segera menangkap pelakunya dan memproses secara hukum seadil-adilnya,” tegas Parjo, salah satu rekan korban yang datang bersama komunitas driver ojek Surabaya.

    Sementara itu, Humas RSUD Sampang, Amin Jakfar Sadik, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima pasien rujukan dari Puskesmas Jrengik dengan kondisi luka bakar berat. “Kami belum bisa memberikan keterangan terkait kronologi kejadiannya. Untuk hal tersebut sebaiknya langsung ke pihak kepolisian. Fokus kami saat ini hanyalah penanganan medis terhadap korban,” ujarnya.

    Berdasarkan informasi di lapangan, korban diketahui tengah mengangkut penumpang dari Surabaya menuju Madura. Namun, saat melintasi wilayah sepi di Dusun Panyiburan, Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, pelaku justru berbalik mengancam korban dan memintanya menyerahkan sepeda motor.

    Korban menolak permintaan tersebut, hingga akhirnya pelaku menyiramkan bensin dan membakar tubuh korban di tempat kejadian. Peristiwa keji ini mengundang keprihatinan mendalam masyarakat, terutama di kalangan pengemudi ojek. Mereka berharap Polres Sampang segera menangkap pelaku dan menindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang. (sar/kun)

  • 5
                    
                        Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
                        Surabaya

    5 Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang Surabaya

    Terima Order “Offline”, Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
    Tim Redaksi
    SAMPANG, KOMPAS.com
    – Nasib malang dialami Steven Charles Ricky (48), pengemudi ojek
    online
    yang merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Ia dibakar hidup-hidup oleh penumpangnya saat mengantar penumpangnya itu ke Kabupaten Sampang.
    Kasi Humas Polres Bangkalan AKP Eko Puji mengatakan, kejadian bermula saat korban sedang mencari penumpang di wilayah Surabaya pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
    Korban lalu didatangi seorang pria dan meminta diantar menuju ke Kabupaten Sampang.
    Korban lalu menerima permintaan pelaku tanpa menggunakan pemesanan melalui aplikasi. Tanpa curiga, korban lalu mengantar penumpang tersebut.
    “Jadi korban ini sebagai ojek
    online
    ,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
    Setelah melewati wilayah Bangkalan, korban terus mengemudikan motor
    matic
    -nya ke wilayah Sampang. Setibanya di Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, pelaku meminta korban berhenti.
    “Di situlah, korban disiram oleh pelaku menggunakan cairan bahan bakar,” ungkapnya.
    Diduga, bahan bakar tersebut telah disiapkan oleh pelaku. Korban yang sudah penuh bahan bakar itu lalu disulut api oleh pelaku dan korban langsung terbakar.
    “Motor korban lalu dibawa lari oleh pelaku,” jelasnya.
    Korban kesulitan memadamkan api yang membakarnya karena kondisi sepi. Korban berusaha memadamkan api dengan mengguling-gulingkan badan ke tanah hingga api padam.
    “Dengan penuh luka bakar, korban mencari pertolongan ke warga sekitar,” tuturnya.
    Setelah berhasil bertemu warga, korban lalu meminta tolong dibawa ke rumah sakit.
    “Warga lalu membawa korban ke rumah sakit dan melapor ke kami. Saat ini korban masih dalam perawatan,” jelasnya.
    Saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut untuk menelusuri pelaku. Pelacakan tak mudah dilakukan sebab pelaku tak menggunakan aplikasi saat memesan jasa antar korban.
    “Kami masih dalami kasus tersebut,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi tangkap pelaku pengeroyokan ojol di Jakut

    Polisi tangkap pelaku pengeroyokan ojol di Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara menangkap RLL (36), pelaku pengeroyokan terhadap pengendara ojek online (ojol) berinisial HN (26) di Jalan Koramil Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, pada Minggu (12/10) siang.

    “Kami menangkap pelaku beberapa saat setelah kejadian pengeroyokan itu di kawasan Koja,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar di Jakarta, Senin.

    Pelaku ini dijerat pasal 170 Kitab Hukum Undang- Undang Pidana (KUHP) tentang penganiayaan dengan ancaman maksimal penjara lima tahun.

    Kemudian pelaku juga dijerat dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman penjara maksimal dua tahun.

    Selain melakukan penangkapan terhadap pelaku, petugas Kepolisian juga telah mengambil keterangan lima orang yang berstatus sebagai saksi. Yakni pria berinisial AL (36), FPM (23), SL (35), AVH (21) dan pelaku SS (22).

    Petugas mengumpulkan sejumlah barang bukti aksi pengeroyokan berupa satu buah telepon seluler dan satu lembar surat hasil visum.

    Ia mengatakan penangkapan pelaku ini dilakukan setelah Tim Opsnal Resmob mendapatkan laporan dari masyarakat adanya keributan di daerah alan Koramil Gg Kenangan.

    Selanjutnya Tim Opsnal Resmob melakukan pemeriksaan terhadap terduga yang melakukan pemukulan.

    Pelaku diamankan anggota Unit Reserse Mobile (Resmob) dan dua orang lainnya berstatus saksi diamankan oleh personel Polsek Koja

    Selanjutnya tim langsung mengamankan pelaku dan barang bukti ke Mako Polres Metro Jakarta
    Utara untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

    Sebelumnya beredar video di media sosial tentang pengendara ojek online (ojol) yang menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang pada Minggu siang.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kapolsek Setiabudi Bantah Tolak Laporan Warga yang Kehilangan Motor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Kapolsek Setiabudi Bantah Tolak Laporan Warga yang Kehilangan Motor Megapolitan 12 Oktober 2025

    Kapolsek Setiabudi Bantah Tolak Laporan Warga yang Kehilangan Motor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolsek Setiabudi, AKBP Ardiansyah membantah anak buahnya tak menerima laporan warga yanh kehilangan sepeda motor.
    Ardiansyah mengatakan, saat korban datang ke Mapolsek Setiabudi, petugas sedang menerima laporan lain dari warga.
    Kemudian, korban memilih pergi tanpa memberi tahu penyidik karena baterai pendeteksi lokasi di sepeda motornya yang sudah hampir habis.
    “Melihat anggota Polsek Metro Setiabudi sedang menerima laporan dari pelapor yang lain, karena korban melihat GPS-nya baterainya habis, korban berinisiatif sendiri mencari sepeda motornya,” ujar Ardiansyah kepada wartawan, Minggu (12/10/2025).
    Selanjutnya, pencuri motor korban ditangkap di Tol Kebon Jeruk dan kemudian diserahkan ke Polsek Kembangan.
    “Selanjutnya, satu unit mobil yang membawa tiga unit sepeda motor berikut dengan dua orang pengemudinya serta korban dibawa ke Polsek Metro Setiabudi,” kata dia.
    Kedua pelaku berinisial SP (31) dan BI (29) langsung ditetapkan sebagai tersangka. Sementara pelaku lainnya berinisial R masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
    “Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan atas laporan korban, selanjutnya kedua pengemudi tersebut ditetapkan menjadi tersangka,” kata Ardiansyah.
    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 363 dan 380 juncto Pasal 55 juncto Pasal 56 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Pelaku terancam hukuman pidana penjara maksimal tujuh tahun.
    Sementara tiga sepeda motor yang disita dari tangan para pelaki dikembalikan kepada pemilik masing-masing.
    Pernyataan ini diungkapkan setelah viralnya video pria yang mengaku kehilangan sepeda motor di Setiabudi di media sosial.
    Dalam video yang beredar, korban mengaku motornya dicuri di rumah indekosnya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/10/2025).
    Saat menyadari sepeda motornya raib, korban berencana melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Setiabudi.
    Namun, menurut dia saat itu polisi di Mapolsek Setiabudi disebut sedang melayani tamu. IP yang dikejar waktu pun memilih bertolak langsung ke titik lokasi sepeda motornya yang masih terdeteksi.
    “Saya coba lapor ke Polsek, tapi karena lama, Polseknya lagi ngantre, ada tamu. Jadi saya langsung naik ojol ke arah Tomang,” kata IP dalam video yang beredar di media sosial instagram, @kasihkabar, dikutip Minggu (12/10/2025).
    Setibanya di lokasi, IP justru menemukan mobil travel yang terlihat mencurigakan. Ia pun menghubungi kakaknya untuk menemaninya mendatangi mobil itu.
    “Setelah itu, pas abang saya dari kantor datang, dia minta buka. Dia langsung bilang, ‘Lihat ke depan sebentar,’ tapi langsung lari habis itu,” jelas IP.
    Saat melihat sekilas, IP langsung mengetahui bahwa sepeda motor di dalam mobil itu adalah miliknya.
    Sebab stang di sepeda motornya sudah dimodifikasi, sehingga terlihat berbeda dengan sepeda motor pada umumnya.
    “Pas dia turunin kaca depan penumpang kiri, saya lihat itu stang motor saya, persis itu dimodif,” kata dia.
    Kemudian, video menunjukkan dua orang pria yang sudah babak belur sedang diamankan oleh sejumlah personil berseragam loreng dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan Megapolitan 12 Oktober 2025

    Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang sopir ojek
    online
    (ojol) berusia 63 tahun ditemukan meninggal seorang diri di rumahnya di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (11/10/2025).
    Korban diketahui meninggal setelah warga mencium aroma tak sedap dari dalam rumahnya. Temuan tersebut membuat warga melapor kepada Ketua RT setempat, Jamil (42).
    Mendapat laporan itu, Jamil langsung mendatangi rumah lansia tersebut.
    “Saya ke rumahnya dan keadaan sudah ada mayat,” jelas Jamil saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Sabtu.
    Jamil menjelaskan, korban dikenal sebagai sopir ojek
    online
    yang sudah berusia lanjut dan hidup sebatang kara.
    “Ojek
    online
    , sudah tua juga, umurnya udah 64 tahun dan tinggal sendiri,” ujar Jamil.
    Menurut warga, korban terakhir kali terlihat beraktivitas pada Kamis (9/10/2025). Sementara Jamil sendiri terakhir melihat korban dalam keadaan sehat pada Rabu (8/10/2025).
    Sejak saat itu, korban tak lagi terlihat keluar rumah hingga akhirnya ditemukan meninggal dalam kondisi sudah berbau.
    Jamil menduga, korban meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.
    Kapolsek Palmerah Komisaris Gamos mengatakan, polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban.
    “Masih didalami (penyebab kematiannya),” ujar Gamos.
    Polisi telah membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    Selain itu, rumah korban juga telah dipasangi garis polisi guna kepentingan penyelidikan.
    Menurut Jamil, korban dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah terhadap warga sekitar.
    “Ya, baik dan ramah (orangnya),” kata Jamil.
    Namun, belakangan korban jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena sibuk bekerja sebagai sopir ojek
    online
    .
    Di usia senjanya, korban masih harus menafkahi dirinya sendiri.
    (Tim Redaksi: Omarali Dharmakrisna Soedirman, Mohamad Bintang Pamungkas)

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga temukan mayat pria pengemudi ojol di Kemanggisan Jakbar

    Warga temukan mayat pria pengemudi ojol di Kemanggisan Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Warga menemukan mayat seorang pria pengemudi ojek daring (online/ojol) bernama Ibad (63) dalam sebuah kamar pada salah satu rumah di RT 04 RW 04 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar), Sabtu.

    Ketua Rukun Tetangga 04, Jamil, di Jakarta, menyebut bahwa awalnya warga sekitar curiga dengan adanya bau menyengat dari lokasi di sekitar rumah itu.

    “Sekitar pukul 09.30 WIB, ada warga yang datang ke rumah melaporkan ada bau di rumahnya. Ketika didatangi, sudah ada mayat,” kata Jamil.

    Menurut Jamil, warga sekitar masih melihatnya hingga Kamis (9/10).

    “Saya terakhir lihat malam Rabu (8/10) di depan masjid. Kalau warga, masih lihat Kamis (9/10) ,” kata Jamil.

    Jamal menerangkan, berdasarkan keterangan polisi di lokasi, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh Ibad.

    Ia pun menyimpulkan bahwa Ibad meregang nyawa karena sakit.

    “Kayaknya enggak (tanda kekerasan), tapi karena sakit. Ada bercak darah karena pembuluh darahnya pecah. Tapi menurut polisi di TKP, tak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Jamil.

    Jenazah pun dievakuasi kepolisian pada pukul 13.00 WIB, setelah mendapat informasi dari warga.

    Sementara itu, Kapolsek Palmerah, Kompol Gamos Simamora menyebutkan bahwa jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.

    “(Penyebab kematian) Masih didalami. Sudah dibawa ke RSCM,” kata Gamos.

    Sesuai foto yang diterima ANTARA, almarhum mengenakan baju kaos putih dan celana jeans, saat ditemukan di kamarnya.

    Tubuh dan kepalanya sudah membengkak dengan cairan tubuh yang tercecer di sekitar kasur tempat tidur.

    Tepat di samping kanan kepala, terdapat dua unit ponsel yang masih diisi daya.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan lebih lanjut dari kepolisian, terutama terkait penyebab pasti kematian Ibad.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.