Produk: ojol

  • Gerai Rakyat Auto upaya Polres Jakpus perkuat sinergi dengan ojol

    Gerai Rakyat Auto upaya Polres Jakpus perkuat sinergi dengan ojol

    Ini bukan hanya tempat berdagang, tapi juga tempat untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling menguatkan antar sesama,

    Jakarta (ANTARA) – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyatakan, peresmian Gerai Rakyat Auto di halaman Polsubsektor Cempaka Mas, Kemayoran, merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi komunitas ojol.

    “Ini bukan hanya tempat berdagang, tapi juga tempat untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling menguatkan antar sesama,” kata Susatyo di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, Gerai Rakyat Auto merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi komunitas ojol yang diinisiasi oleh Polres Metro Jakarta Pusat.

    Untuk fasilitas yang ada di dalam Gerai tersebut dirancang sebagai ruang usaha dan pusat kegiatan komunitas pengemudi ojek daring atau online.

    Lebih lanjut, Susatyo menyampaikan bahwa kehadiran polisi tidak boleh hanya terlihat saat ada masalah, tetapi juga saat masyarakat membutuhkan dukungan moral dan ekonomi.

    “Kami ingin kehadiran polisi dirasakan bukan hanya saat menegakkan hukum, tapi juga saat masyarakat butuh teman, butuh penguat. Kami percaya, ketika kita saling jaga dan saling dukung, Jakarta akan jadi kota yang lebih aman dan manusiawi,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pihaknya ingin membangun kepercayaan dengan masyarakat secara berkelanjutan melalui aksi-aksi nyata yang langsung menyentuh kebutuhan warga.

    “Kami ingin membangun hubungan yang setara dan saling percaya. Gerai ini adalah salah satu bentuknya. Silakan digunakan, silakan dimanfaatkan, tapi yang paling penting: mari kita jaga dan rawat bersama,” tambahnya.

    Selain meresmikan Gerai Rakyat Auto, Kapolres menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan ojol secara simbolis. Sebanyak 80 orang pengemudi ojol menerima paket beras.

    Sementara itu, perwakilan pengemudi ojol yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan dari jajaran kepolisian. Bantuan yang diberikan dinilai sangat membantu, terutama di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.

    “Kami sangat berterima kasih. Bantuan beras ini sangat membantu kami. Dan kehadiran Rakyat Auto memberi harapan baru. Ini bukan cuma bantuan, tapi bentuk kepedulian dan kepercayaan dari polisi kepada kami,” kata, salah satu peserta Dani.

    Ia menambahkan bahwa komunitasnya siap bersinergi dengan kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.

    “Kami siap jadi bagian dari solusi, bukan masalah. Kami siap ikut jaga Jakarta,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada Megapolitan 17 Oktober 2025

    Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kepolisian Sektor (Polsek) Kebayoran Baru membantah kabar yang menyebut seorang pengemudi ojek
    online
    (ojol) berinisial S (48) menjadi korban begal di kawasan Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (13/10/2025).
    Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Komisaris Suparmin menegaskan, kejadian tersebut bukanlah kasus pembegalan seperti yang ramai diberitakan di media sosial.
    “Beritanya begal sampai ditusuk kan. Enggak. Ada kok barangnya (sepeda motor), enggak ada yang diambil,” kata Suparmin saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).
    Suparmin menjelaskan, korban memang mengalami luka tusuk, tetapi pelaku tidak mengambil barang apa pun milik korban. Dari hasil keterangan sementara, korban mengaku tidak mengenal pria yang menusuknya.
    “Karena keterangannya kan, dia ditusuk orang, dia bilang enggak kenal (dengan penusuk),” ujarnya.
    Korban sempat berusaha mengejar pelaku, tetapi karena luka tusuk di bagian perut, ia terjatuh dan pingsan. Warga sekitar kemudian mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring.
    Adik korban, Novi (37), juga menepis isu yang menyebut kakaknya menjadi korban begal. Ia memastikan sepeda motor korban masih aman dan kini digunakan oleh anak korban.
    “Bukan begal kok, orang motornya ada. ‘Motornya aku pakai,’ kata anaknya begitu,” ujar Novi kepada
    Kompas.com,
    Rabu (15/10/2025).
    Kejadian ini sempat viral setelah akun Instagram @kriminal.jakarta mengunggah video evakuasi korban dengan narasi bahwa pengemudi ojol tersebut dibegal oleh pelanggannya di siang hari.
    “Terima order
    offline
    , abang ojol ini dibegal siang-siang sama customer di Kebayoran Baru,” bunyi keterangan dalam video yang diunggah, dikutip Rabu.
    Namun, Novi membantah narasi tersebut. Ia menjelaskan sebelum kejadian, kakaknya baru saja mengantar penumpang ke kawasan SCBD dan memutuskan beristirahat karena merasa pusing akibat vertigo.
    “Di situ dia istirahat, karena memang katanya ngeluh sedikit pusing, karena memang punya vertigo,” tuturnya.
    Saat hendak naik ke sepeda motornya, seorang pria tak dikenal menghampiri dan merangkul korban dari sebelah kanan sambil menyapa. Tanpa alasan jelas, pelaku langsung menusuk korban.
    “Dirangkul dari sebelah kanan, terus ditegur cuma begini doang, ‘Bang,’ begitu, terus tiba-tiba langsung nusuk,” kata Novi.
    Suparmin mengatakan, polisi masih menunggu kondisi korban pulih untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
    “Ini nunggu dia sembuh. Kira-kira kurang lebih seminggu ini lah, kalau memang sudah bisa dimintai keterangan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Seorang pengemudi ojek
    online
    (ojol) berinisial S (56) tewas tertabrak kereta rel listrik (KRL) Commuter Line di perlintasan sebidang Jalan Pesing Koneng, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (17/10/2025) sore.
    Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko Susilo membenarkan insiden kecelakaan maut tersebut.
    “Betul, terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sekitar pukul 15.38 WIB,” kata Joko saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat.
    Menurut Joko, korban diketahui merupakan pengemudi ojol asal Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat kejadian, korban mengendarai motor listrik bernomor polisi B-4533-SVF.
    “Korban melaju di Jalan Pesing Koneng dari arah selatan menuju ke arah utara. Sesampainya di dekat pelintasan kereta api, korban tertabrak oleh kereta arah Tangerang menuju Duri,” jelas Joko.
    Akibat tabrakan tersebut, korban mengalami luka berat di bagian kepala dan meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
    Dani (44), salah satu saksi mata di lokasi, mengatakan kecelakaan bermula saat korban nekat menerobos palang pintu yang sudah tertutup.
    “Jadi emang tadi tuh sebenernya ada dua kereta yang lewat. Abis kereta yang satu lewat, korban ini nerobos. Padahal yang jaga udah teriak ‘dua pak, dua (kereta),’” kata Dani kepada wartawan.
    Menurut Dani, korban saat itu tidak membawa penumpang dan sempat mengantre bersebelahan dengan pengemudi ojol lain yang memilih menunggu palang pintu dibuka.
    “Nah, dari situ lah langsung kena kereta yang kedua itu. Mental langsung, dia sama motornya itu, ada kali 300 meter mah,” ujarnya.
    Usai kejadian, petugas kepolisian segera mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan dan autopsi lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penganiaya Driver Ojol di Bantul Jadi Tersangka, Mengaku Tersinggung dan Mabuk
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        17 Oktober 2025

    Penganiaya Driver Ojol di Bantul Jadi Tersangka, Mengaku Tersinggung dan Mabuk Yogyakarta 17 Oktober 2025

    Penganiaya Driver Ojol di Bantul Jadi Tersangka, Mengaku Tersinggung dan Mabuk
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi telah menetapkan seorang pemuda berinisial IGS (26), warga Mangunan yang berdomisili di Palbapang, Bantul, sebagai tersangka kasus penganiayaan driver ojek online (Ojol) Budi Febriyanto (35).
    Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza, menyebut tersangka nekat mengambil celurit dan mengejar korban karena merasa tersinggung dengan perkataan korban, dan saat melakukan penganiayaan IGS mengaku dalam kondisi mabuk.
    “Sudah ditetapkan tersangka,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza di Mapolres Bantul, Jumat (17/10/2025).
    Mirza menyebut, tersangka IGS mengaku tersinggung dengan kalimat yang diucapkan korban Budi.
    IGS mengaku, dirinya hanya ingin mengantar pulang teman wanitanya, Rabu (15/10/2025) pukul 00.17 WIB dengan memesan ojek online.
    Saat ojol berbalik arah, IGS mengklaim mendengar perkataan kurang mengenakkan.
    “Saya cuma minta tolong untuk kembali dan udah dicancel,” kata IGS.
    Tersangka yang merasa tersinggung masuk ke dalam rumah untuk mengambil celurit.
    “Tersangka langsung mengejar korban menggunakan sepeda motor,” kata Mirza.
    “Celurit itu diarahkan ke kepala korban tapi kena helm. Lalu tersangka memukuli korban pakai tangan kosong.”
    Dari pengakuan IGS, saat melakukan penganiayaan mengkonsumsi minuman keras dan dia menyesali perbuatannya karena emosi.
    “Pelaku dalam kondisi mabuk,” kata dia.
    Mirza mengatakan, Atas perbuatannya, IGS disangkakan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat No.12 Tahun 1951. Sedangkan ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara.
    “IGS disangkakan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 2 tahun 8 bulan penjara,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Masih Dirawat, Polisi Belum Bisa Minta Keterangan Megapolitan 16 Oktober 2025

    Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Masih Dirawat, Polisi Belum Bisa Minta Keterangan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Suparmin mengatakan, pihaknya belum bisa meminta keterangan dari S (48),
    driver
    ojek
    online 
    yang ditusuk di wilayah Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
    “Ojol yang ditusuk itu sekarang masih di rumah sakit, belum bisa dimintain keterangan, belum bisa datang,” kata Suparmin saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).
    Ia memperkirakan korban baru bisa dimintai keterangan dalam waktu sekitar satu pekan ke depan.
    “Ini nunggu dia sembuh. Kira-kira kurang lebih seminggu ini lah, kalau memang sudah bisa diminta keterangan,” tutur Suparmin.
    Sementara itu, adik S, Novi (37), mengungkapkan bahwa korban tengah dalam pemulihan usai menjalani operasi.
    Sebab, luka tusuk yang diderita korban di bagian perut disebut cukup dalam.
    “Kemungkinan luka dalamnya parah, makanya harus operasi. Hari itu juga, sore itu juga dioperasi. Nah sekarang masih pemulihan,” jelas Novi saat dihubungi terpisah, Rabu (15/10/2025).
    Sebelumnya diberitakan, seorang
    driver
    ojek
    online
    berinisial S (48) ditusuk orang tak dikenal (OTK) di Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (13/10/2025).
    Adik korban, Novi (37), mengatakan, saat itu kakaknya merasa pusing lalu memilih beristirahat sejenak setelah mengantar penumpang dari wilayah SCBD, Jakarta Selatan.
    “Di situ dia istirahat, karena memang katanya ngeluh sedikit pusing, karena memang punya vertigo,” jelas Novi kepada
    Kompas.com
    , Rabu (15/10/2025).
    S membuka ponselnya untuk menelepon anaknya, tetapi tidak diangkat. Setelah beristirahat beberapa saat, akhirnya S bangkit lagi untuk melanjutkan pekerjaannya.
    Saat ia akan berjalan ke sepeda motornya, tiba-tiba seorang pria tak dikenal datang dan merangkulnya.
    Pria itu sempat menyapa S sebelum berusaha menancapkan pisau ke dada korban.
    “Dirangkul dari sebelah kanan, terus ditegur cuman gini doang, ‘Bang,’ begitu, terus tiba-tiba langsung nusuk,” tutur Novi.
    Korban sempat menangkis pisau tersebut sehingga hanya meninggalkan luka gores di dadanya. Namun, OTK itu langsung mengalihkan targetnya ke perut bagian bawah korban.
    Kemudian OTK itu kabur. Korban berusaha mengejarnya, tapi langsung terjatuh.
    “Pas habis gitu mau coba dikejar, karena kakak saya masih ngerasain pusing, jatuhlah dia,” kata Novi.
    Korban baru merasakan sakit di perutnya saat sudah dievakuasi ke rumah sakit.
    Novi membantah narasi yang beredar di media sosial yang mengatakan bahwa korban dibegal oleh pelanggannya.
    “Jadi bukan dibegal. Dia lagi pure istirahat saja. Aplikasinya dimatiin, dia juga enggak nerima orderan
    offline
    ,” tegas Novi.
    Adapun kejadian ini sempat viral setelah video evakuasi korban diunggah akun Instagram
    @
    kriminal.jakarta.

    Terima order offline, abang ojol ini dibegal siang-siang sama customer di Kebayoran Baru,
    ” demikian judul yang ditempelkan di video itu, dikutip Rabu.
    Video tersebut menyorot sejumlah
    driver
    ojol yang mengangkut korban ke dalam ambulans.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Driver Ojol di Bantul Dianiaya hingga Dicelurit Pacar Customer

    Driver Ojol di Bantul Dianiaya hingga Dicelurit Pacar Customer

    Jakarta

    Seorang driver ojek online (ojol) dianiaya seorang pria, IGS (26) di Serut, Palbapang, Bantul. Korban sempat dikejar pelaku menggunakan celurit setelah diminta cancel orderan dan pergi.

    Kasi Humas Polres Bantul, Iptu Rita Hidayanto, mengungkapkan kejadian berawal saat korban, Budi Febriyanto, (35), warga Serut, Palbapang, Bantul mendapat orderan ojol, Rabu (15/10) dini hari pukul 00.17 WIB. Selanjutnya, Budi menuju titik jemput yang juga berada di Serut, Palbapang.

    “Sampai di titik jemput, korban malah dimaki-maki pelaku sambil diminta membatalkan orderan lalu disuruh pulang,” katanya dilansir detikJogja, Kamis (16/10/2025).

    Setelah mengejar menggunakan motor, pelaku langsung menghadang korban. Tidak berhenti di situ, pelaku tiba-tiba mengeluarkan senjata tajam (sajam) jenis celurit.

    “Setelah menghadang korban, pelaku menyabetkan celurit ke arah korban dan mengenai helm,” ucapnya.

    (rdp/idh)

  • Curhatan Suami setelah Anti Puspita Sari Tewas di Hotel Palembang, sang Anak Rewel Mencari Ibunya

    Curhatan Suami setelah Anti Puspita Sari Tewas di Hotel Palembang, sang Anak Rewel Mencari Ibunya

    GELORA.CO – Pihak kepolisian masih terus memburu pelaku pemhunuhan wanita hamil muda bernama Anti Puspita Sari alias AP (22) di Hotel Lendosis, Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (11/10/2025).

    Diduga kuat korban AP dibunuh oleh seorang pria yang bersamanya memesan kamar hotel.

    Pihak kepolisian melakukan proses ekshumasi (pembongkaran jenazah) korban AP agar mengetahui penyebab kematiannya.

    Kepedihan masih dirasakan suami korban bernama Adi Rosadi (36) yang berprofesi sebagai office boy di pusat perbelanjaan.

    Adi Rosadi bahkan tidak berani melihat jenazah istrinya ketika polisi melakukan ekshumasi jenazah yang telah dimakamkan di TPU Talang Petai.

    Tim gabungan dari Laboratorium Forensik Polda Sumsel, Dokpol Polda Sumsel, dan Inafis Polrestabes Palembang memimpin proses penggalian jenazah.

    Adi akhirnya hanya berdiri di kejauhan karena tidak sanggup melihat jenazah sang istri tercinta.

    “Saya hanya memantau dari jauh saja, saya enggak kuat melihat proses itu,” kata Adi.

    “Saat makam dibongkar saja saya sudah sedih. Bagaimana ya… saya masih teringat terus,” tambahnya.

    Adi seta keluarga besar berharap pihak kepolisian bisa menangkap pelaku pembunuhan AP.

    Tak berhenti di situ saja, Adi juga mencurahkan isi hatinya setelah ditinggal istri untuk selamanya.

    Setelah kematian AN, kehidupan keluarga yang ditinggalkan berubah drastis.

    Anak korban yang masih balita kerap menjadi rewel dan terus mencari ibunya.

    Saat ekshumasi berlangsung, suara tangisan mereka terdengar jelas, memanggil “Bunda… Bunda…”, menciptakan suasana pilu di TPU Talang Petai.

    Adi menuturkan bahwa tangisan anak membuat hati keluarga semakin hancur.

    “Anak-anak jadi rewel kalau saya enggak ada. Mereka suka nyari, manggil-manggil ‘Bunda’. Di situ saya makin sedih,” ujar Adi.

    Pernyataan Polisi dan Suami Korban

    AN, yang tengah hamil muda, ditemukan tewas di kamar sebuah penginapan setelah check-in bersama seorang pria pada Jumat (10/10/2025) sore.

    Polisi masih memburu pria yang terekam dalam rekaman CCTV saat berada bersama korban.

    Korban pertama kali ditemukan oleh seorang pegawai hotel yang hendak mengecek kamar karena sudah waktunya check-out.

    Pintu kamar terkunci, sehingga petugas harus membuka paksa.

    Usai pintu terbuka, ditemukan tubuh AN dalam kondisi mengenaskan, dengan lebam di leher dan pergelangan tangan.

    Polisi menduga korban mengalami kekerasan sebelum meninggal.

    Dari hasil pemeriksaan awal, beberapa barang milik korban hilang, termasuk sepeda motor dan ponsel.

    Motor tersebut merupakan satu-satunya kendaraan yang digunakan AN untuk bekerja sebagai seorang driver ojek online makanan.

    Motor itu juga digunakan AN untuk mengantar dan menjemput suaminya, Adi Rosadi (36) bekerja sebagai Office Boy (OB).

    “Motor dan HP istri dibawanya pergi, itu motor saya,” kata Adi.

    Rekaman CCTV menunjukkan korban datang ke penginapan sekitar pukul 16.00 WIB bersama seorang pria yang terlihat membayar kamar di kasir hotel.

    Dua jam kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB, pria itu keluar dari kamar sendirian dengan mengunci pintu dari luar.

    Sejak saat itu, korban tidak terlihat lagi hingga ditemukan meninggal keesokan harinya.

    Kasatreskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, membenarkan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan yang disertai pencurian.

    “Motif masih kami dalami, termasuk apakah pelaku mengenal korban secara pribadi. Semua masih dalam proses penyelidikan,” ujar Andrie.

    Kasus pembunuhan AN masih terus diselidiki polisi.

    Identitas pelaku sudah dikantongi, dan tim penyidik tengah mengejar pria yang terekam bersama korban di penginapan.

    Semua bukti, mulai dari rekaman CCTV, hasil pemeriksaan jenazah, hingga keterangan keluarga, dijadikan dasar untuk menegakkan hukum.

  • 9
                    
                        Diperiksa Kejagung hingga Malam, Nadiem: Kebenaran Akan Terbuka
                        Nasional

    9 Diperiksa Kejagung hingga Malam, Nadiem: Kebenaran Akan Terbuka Nasional

    Diperiksa Kejagung hingga Malam, Nadiem: Kebenaran Akan Terbuka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, pada Selasa (14/10/2025) malam.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Nadiem keluar dari Gedung Bundar Kejagung sekitar pukul 22.02 WIB.
    Ia tampak mengenakan rompi pink tahanan kejaksaan dengan tangan diborgol dan dikawal sejumlah petugas menuju mobil tahanan.
    Sebelum masuk ke mobil, Nadiem mengaku pemeriksaan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook berjalan lancar.
    “Terima kasih, alhamdulillah lancar proses pemeriksaan hari ini,” kata Nadiem.
    Eks CEO Gojek itu menyatakan meyakini bahwa kebenaran atas kasus yang menjeratnya akan segera terungkap.
    “Saya yakin, dalam waktu dekat kebenaran akan terbuka. Saya ucapkan terima kasih, mohon dukungannya dan mohon doa,” ujar dia.
    Sebelumnya, Nadiem menyatakan siap menjalani seluruh proses hukum setelah hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menolak permohonan praperadilannya terhadap Kejaksaan Agung.
    “Mohon doanya kepada semua, saya siap menjalani proses hukum,” ujar Nadiem, pada Selasa siang saat akan menjalani pemeriksaan.
    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang memberikan dukungan moral selama proses hukum berlangsung, termasuk para guru dan pengemudi ojek
    online
    (ojol).
    “Terima kasih atas semua dukungan, dari para guru, ojol, dan semua pihak. Sekali lagi mohon doa,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wanita Lansia Tabrak Pengemudi Ojol hingga Tewas di Surabaya, Pelaku Tidak Ditahan

    Wanita Lansia Tabrak Pengemudi Ojol hingga Tewas di Surabaya, Pelaku Tidak Ditahan

    Liputan6.com, Surabaya – Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan membenarkan adanya peristiwa seorang wanita Lanjut Usia (Lansia) inisial H (71) warga Kutisari Indah Selatan, Surabaya, menabrak pengemudi Ojek Online (Ojol) IS (40) asal Desa Sidogolong, Kecamatan Krian, Sidoarjo, hingga meninggal dunia.

    “Lokasi kejadiannya di frontage Ahmad Yani Surabaya, sisi barat depan SPBU pada Jumat 10 Oktober kemarin,” ujarnya kepada Liputan6.com di Surabaya, Selasa (14/10/2025).

    Dikonfirmasi mengenai perkembangan insiden kecelakaan lalu lintas tersebut, AKP Rina menjawab bahwa perkaranya masih dilanjut.

    “Perkaranya lanjut mas, tersangka tidak ditahan karena pertimbangan kesehatan,” ucapnya.

    Terpisah, Kanit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, Iptu Suryadi menjelaskan, korban pada saat kejadian sedang antre mengisi bahan bakar menggunakan sepeda motor di SPBU tersebut.

    “Antrean kendaraan roda dua di SPBU tersebut mengular hingga ke tepi jalan,” ujarnya.

    Pada saat bersamaan, kata Iptu Suryadi, pelaku yang mengendarai mobil melaju dari arah selatan ke utara dan tiba-tiba menabrak korban.

    Setelah menabrak, lanjut Iptu Suryadi, pelaku sempat panik dan tetap menancap gas. Laju pelaku berhenti setelah sepeda motor korban menabrak pohon di sekitar lokasi.

    “Korban meninggal dunia di tempat akibat tertabrak dan terjepit di pohon. Penyebabnya, menurut pengemudi mobil, karena kurang konsentrasi,” ucapnya.

     

  • 7
                    
                        Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Urban, Grand Paragon Mall Mulai Kehilangan Daya Tarik
                        Megapolitan

    7 Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Urban, Grand Paragon Mall Mulai Kehilangan Daya Tarik Megapolitan

    Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Urban, Grand Paragon Mall Mulai Kehilangan Daya Tarik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Dari luar, Grand Paragon Mall di Jalan Keamanan, Taman Sari, Jakarta Barat, masih tampak megah dan kokoh.
    Fasadnya yang modern berdiri diapit deretan pohon palem, dengan kendaraan terparkir rapi di tepi jalan. Namun, kesan itu perlahan memudar begitu kaki melangkah ke dalam.
    Bangunan yang berdiri sejak 2010 ini merupakan satu kompleks dengan Grand Paragon Hotel, hotel berbintang tiga yang langsung menempel di sisi mal. Tapi, di balik tampilannya yang masih terawat, denyut kehidupan pusat perbelanjaan ini kian melemah.
    Begitu memasuki lobi utama, suasana senyap langsung menyergap. Ruang besar itu terasa dingin, seolah menelan gema langkah kaki sendiri.
    Meja resepsionis hotel di sisi kanan tampak kosong tanpa petugas. Di tengah lobi, vas bunga merah artifisial berdiri di atas meja kaca, memantulkan kilau lantai marmer yang mengilap namun terasa dingin.
    Eskalator utama yang seharusnya menghubungkan lantai atas dan bawah tak berfungsi. Sebagian ditutup rantai kuning dan papan larangan. Hanya satu eskalator di lantai bawah (LG) yang masih menyala.
    Menuruni beberapa anak tangga ke area bawah, suasana sunyi tetap mendominasi. Restoran seperti Amano Steakhouse, Warisan Indonesia Soul Food, hingga Excelso tampak berdiri berjajar, namun hanya terlihat beberapa pelayan yang mondar-mandir di dalam.
    Di sekitarnya, banyak ruko kaca yang kosong. Beberapa toko yang masih bertahan, seperti penjual perlengkapan rumah tangga dan pakaian olahraga, tampak memasang label besar “Diskon 50 Persen” di etalase depan.
    Arena bermain anak “Playmania” pun tampak gelap dan tertutup. Lantai atas nyaris tanpa aktivitas.
    Satu-satunya titik kehidupan datang dari Grand Lucky Superstore di sudut mal. Di sinilah suara mesin pemindai
    barcode
    di kasir menjadi satu-satunya dentuman ritmis yang memecah kesunyian.
    “Sejak 2020, sudah lima tahun saya kerja di sini. Sepi banget. Dulu sebelum Covid, omzet kotor bisa di atas Rp 50 juta per bulan, sekarang paling Rp 30 juta, bahkan kadang cuma Rp 25 juta,” ujar Jatman (25), karyawan toko pakaian olahraga, kepada
    Kompas.com
    , Selasa (14/10/2025).
    Ia mengaku, sebagian besar pengunjung kini hanyalah pelanggan lama. Penjualan daring melalui aplikasi ojek online pun tidak banyak membantu.
    “Orang datang cuma lihat-lihat, bandingin harga
    online
    , terus enggak beli,” katanya sambil tersenyum pahit.
    Hal serupa disampaikan Syifa (17), penjaga stan makanan dan minuman di lantai bawah.
    “Sehari paling ada lima pembeli. Paling ramai itu kalau ada tamu hotel. Kadang rasanya kayak jualan di
    private mall
    ,” ucapnya lirih.
    Meski begitu, ia tetap bertahan karena bosnya masih memberi dukungan, sementara penghasilannya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
    Petugas keamanan bernama Budi (bukan nama sebenarnya) menuturkan, penurunan jumlah pengunjung terasa drastis sejak pandemi.
    “Dulu sebelum Covid bisa sampai 1.000–2.000 orang per hari. Sekarang paling 200–300 orang, itu pun biasanya sore jam lima ke atas, pas orang mau nonton bioskop di lantai tiga,” ujarnya.
    Menurut dia, lantai satu masih diisi beberapa toko, supermarket, dan toko perabotan. Namun lantai atas sebagian besar kosong, kecuali area karaoke dan bioskop.
    Beberapa pengunjung mengaku enggan datang karena mal ini dinilai tak lagi menawarkan hal baru.
    “Kalau belanja
    online
    lebih praktis. Mal-nya juga sepi, kurang nyaman buat jalan-jalan,” ujar Alfan (26).
    Faktor pencahayaan dan tampilan interior yang monoton juga membuat suasana terasa suram.
    “Mal lain sekarang banyak spot foto, acara komunitas, atau tenant baru. Di sini nggak ada,” tambah Alfan.
    Dulu, Grand Paragon Mall dikenal sebagai simbol gaya hidup urban warga Jakarta Barat—tempat bersantai, makan malam, dan menonton film bagi warga sekitar Mangga Besar.
    Kini, bangunan megah itu seolah menjadi monumen ritel lama yang kalah oleh perubahan zaman.
    Sepinya pengunjung dan minimnya pembaruan membuat mal ini terasa seperti ruang privat: tenang, bersih, namun nyaris tanpa kehidupan.
    “Mungkin bisa dibilang begitu, kayak
    private mall
    ,” kata Alfan sambil tersenyum tipis.
    Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, Grand Paragon Mall masih berdiri gagah. Namun di balik lantai marmernya yang berkilau, hanya suara “beep” mesin kasir yang menjadi tanda bahwa tempat ini masih bernafas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.