Produk: ojol

  • Wamenaker Terima Audiensi Serikat Pekerja Pengemudi Ojol – Page 3

    Wamenaker Terima Audiensi Serikat Pekerja Pengemudi Ojol – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menerima audiensi Serikat Pekerja Pengemudi Online Bersatu (SPPOB) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, Wamenaker mendengarkan aspirasi perwakilan pengemudi online terkait beberapa rekannya yang dimintai klarifikasi oleh pihak kepolisian akibat aksi demonstrasi bertajuk “SERUAN AKSI 1812” di depan kantor Gojek Pasaraya Blok M, Jakarta.

    Aksi demonstrasi tersebut menuntut penolakan terhadap segala bentuk peraturan, tata tertib, kode etik, dan kebijakan sepihak yang dianggap merugikan pengemudi.

    Atas aspirasi yang disampaikan SPPOB, Wamenaker berharap persoalan ini tidak berlanjut ke ranah hukum dan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Hari ini kita kedatangan kawan-kawan ojek online. Mereka menyampaikan terkait kawan-kawan mereka yang kemarin mengadakan aksi, kemudian terjadi insiden kecil yang harusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Wamenaker.

    “Semoga kasus ini tidak melebar ke mana-mana, karena kita ingin Jakarta kondusif, Indonesia kondusif. Kita mau Indonesia lebih baik, karena kita harus mengikuti narasi besar Presiden kita, Pak Prabowo Subianto,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Umum SPPOB, Ahmad Sapei (Kemed), berharap negara hadir untuk memberikan perlindungan yang lebih serius dan menyeluruh terhadap nasib para pengemudi online termasuk pengemudi ojol.

    “Saat ini banyak aturan yang tidak rasional yang diterapkan oleh aplikator dan sangat merugikan kami. Hari ini kami datang kepada Pak Wamen selaku perwakilan dari negara untuk memberikan jaminan kepastian bahwa kami akan mendapatkan regulasi yang adil dan mendukung masa depan kami,” pungkas Kemed.

     

  • Penumpang KRL Keluhkan Ongkos Bisa Bertambah Jika Stasiun Karet Ditutup

    Penumpang KRL Keluhkan Ongkos Bisa Bertambah Jika Stasiun Karet Ditutup

    Jakarta

    Operasional Stasiun Karet akan ditutup, penumpang KRL bakal naik dan turun di Stasiun BNI City. Sejumlah warga mengaku khawatir ongkos transportasi akan bertambah naik jika Stasiun Karet ditutup.

    Salah seorang warga, Dio (27) mengatakan, biasa menggunakan ojek online untuk melanjutkan perjalanan ke kantor dari Stasiun Karet. Dia mengatakan, ongkos ojek online berpotensi naik jika harus turun di Stasiun BNI City.

    “Soalnya kantor saya lumayan jauh kalau dari BNI City. Biasanya (ke kantor) pesen ojek online sih, bayangan saya (ongkos) bakal naik sih, karena kan jatuhnya muter ya,” kata Dio ditemui di Stasiun Karet, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).

    Dia mengatakan lebih mudah dan murah untuk melanjutkan perjalanan ke kantor dari Stasiun Karet. Karena itu, dia berharap rencana penutupan Stasiun Karet tidak dilanjutkan.

    “Ya lebih enak aja kalau misalnya tetap di sini (Stasiun Karet) aja sih,” ucapnya.

    Warga lain, Hamidah (23) mengaku tidak setuju dengan penutupan Stasiun Karet. Dia mengaku biasa berjalan kaki dari Stasiun Karet ke kantor. Jika harus turun di Stasiun BNI City, maka jarak menuju kantor semakin bertambah atau harus menggunakan transportasi umum lain yang akan menambah ongkos.

    Warga lain Feri (34) mengaku tidak setuju dengan rencana penutupan Stasiun Karet. Dia mengatakan akses ke Stasiun Karet lebih dekat dari rumahnya dibandingkan jika harus ke Stasiun BNI City. Menurut Feri, alih-alih ditutup, fasilitas di Stasiun Karet bisa diperbaiki.

    “Tetap lebih deket buat saya dari Karet daripada ke BNI City. Tapi emang kalau dilihat dari fasilitasnya emang enggak pernah ada perbaikan sih. Iya kalau bisa (diperbaiki) peronnya, kan jaraknya jauh, celahnya itu,” katanya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu kemarin.

    (dek/dek)

  • Pengamat Setuju Stasiun Karet Ditutup untuk Realisasikan Konsep TOD
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Pengamat Setuju Stasiun Karet Ditutup untuk Realisasikan Konsep TOD Megapolitan 3 Januari 2025

    Pengamat Setuju Stasiun Karet Ditutup untuk Realisasikan Konsep TOD
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)
    Deddy Herlambang
    mendukung penutupan
    Stasiun Karet
    untuk mewujudkan konsep
    Transit Oriented Development
    (TOD).
    “Setuju (ditutup). Kita mikirnya ke depan, jangan hari ini saja. Jarak dari ketiga stasiun itu dekat dan masuk dalam jangkauan TOD, enggak masalah,” ujar Deddy saat diwawancarai
    Kompas.com
    pada Kamis malam (2/1/2024).
    TOD adalah pengembangan yang mengintegrasikan ruang kota.
    Konsep ini bertujuan menyatukan orang, kegiatan bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah.
    Hal ini termasuk kemudahan berjalan kaki atau bersepeda, serta akses dekat ke angkutan umum.
    Deddy mengungkapkan bahwa kawasan Dukuh Atas telah dipersiapkan menjadi kawasan TOD.
    Di kawasan ini, hanya ada satu titik simpul, yaitu Stasiun Sudirman, yang akan menjadi pusat transit.
    Untuk mencegah overload penumpang di Stasiun Sudirman, pemberhentian KRL akan dibagi ke stasiun berikutnya, seperti BNI City dan Karet.
    Akan tetapi, jarak antara Stasiun Sudirman, BNI City, dan Karet sangat dekat.
    “Untuk RITJ, konsep maksimal jalan kakinya 500 meter. Sebenarnya, jarak antara Stasiun Sudirman lama dan Stasiun Karet sudah 500 meter. Itu sudah masuk kawasan TOD,” jelas Deddy.
    Jika Stasiun Karet ditutup, Deddy menilai hal itu tidak masalah.
    Penumpang dari Stasiun Karet masih bisa berjalan kaki menuju Stasiun BNI City atau Sudirman karena jaraknya aman.
    Namun, dia mencatat bahwa masalah utama adalah masyarakat Indonesia cenderung malas berjalan kaki.
    “Masyarakat kita kan malas berjalan kaki. Jalan 200 meter saja terasa jauh. 500 meter juga dianggap jauh, sehingga mereka memilih naik ojol. Itu kan lucu,” kata Deddy.
    Deddy berharap ada perubahan ke depan agar masyarakat Indonesia lebih memanfaatkan angkutan umum.
    “Ada perubahan ke depan untuk mengedepankan angkutan umum, angkutan massal, dan non-motoris transportasi dengan berjalan kaki,” tegasnya.
    Dia juga mencontohkan negara tetangga, seperti Hongkong dan Jepang, di mana masyarakatnya terbiasa berjalan kaki.
    “Di Hongkong dan Tokyo, orang-orang berjalan kaki. Mereka turun di stasiun bawah tanah dan naik ke atas dengan berjalan kaki. Itu tidak masalah,” ujar Deddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengemudi HRV Tewaskan Abang Becak di Surabaya dalam Kondisi Mabuk

    Pengemudi HRV Tewaskan Abang Becak di Surabaya dalam Kondisi Mabuk

    Surabaya (beritajatim.com) – Abdul Aziz, Pengemudi HRV yang menewaskan abang becak di Surabaya bernama Suparman ternyata dalam kondisi mabuk. Ia mengendarai mobil HRV untuk pulang usai mengantar keluarganya di Bungurasih.

    “Jadi, pengemudi roda empat itu balik setelah mengantar keluarganya pulang dari Bungurasih, setelah balik saat melewati Jalan Basuki Rahmat tiba-tiba blank dan sadarnya saat mobil berhenti di trotoar,” ungkap Kanit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya Iptu Suryadi.

    Pengakuan dari AA, saat berkendara dia tidak sadar telah menabrak pengemudi becak dan pengendara motor. Dari hasil penyelidikan anggota Satlantas Polrestabes Surabaya, pengemudi mobil berjenis SUV warna abu-abu itu terlebih dahulu menabrak pengemudi becak, lalu menabrak sepeda motor milik ojek online (ojol).

    “Untuk korban satu meninggal dunia itu pengemudi becak yang selanjutnya pengemudi roda dua itu mengalami luka ringan dan hanya rawat jalan,” jelasnya.

    Menurut pengakuan pengemudi mobil, sebelum mengemudi dia mengonsumsi minum-minuman beralkohol di salah satu tempat hiburan malam. Sampai saat ini polisi masih menunggu hasil tes terkait penggunaan obat-obatan terlarang.

    “Sesuai pengakuannya, habis pulang dari salah satu tempat hiburan malam dan mengonsumsi minuman beralkohol. Itu juga kami pastikan lewat tes laboratorium,” katanya.

    Atas perbuatannya, Abdul Aziz akan dijerat dengan pasal 311 ayat 5 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman pidana kurungan penjara 12 tahun dan denda Rp 24 juta.

    Insiden kecelakaan terjadi di Basuki Rahmat, Surabaya, Kamis (02/01/2025). Dari kejadian itu, satu warga Jalan Kedung Anyar Surabaya, Suparman  tewas saat bekerja mengayuh becak.

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan plat nomor yang digunakan oleh Abdul Aziz selaku pemilik mobil ternyata palsu. Mobil yang dikendarai oleh Aziz memiliki plat M A DIT. Selain itu, Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dimiliki sopir HR-V juga sudah kadaluwarsa.

    “Plat nomor aslinya L 1356 CAE atas nama Abdul Bari warga Surabaya, iya memang platnya tidak sesuai dengan STNK,” kata Arif Fazlurrahman.

    Namun, Arif menegaskan jika mobil HRV itu memiliki surat-surat yang lengkap. Saat ini penyidik Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya masih melakukan penyelidikan. Polisi juga masih melakukan pemeriksaan dan verifikasi olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). (ang/ian)

  • Nasib Driver Ojol Sebut Anak Artis Cacat dan Tak Mau Boncengi, Gojek Langsung Ambil Tindakan: Maaf

    Nasib Driver Ojol Sebut Anak Artis Cacat dan Tak Mau Boncengi, Gojek Langsung Ambil Tindakan: Maaf

    TRIBUNJATIM.COM – Curhatan seorang anak artis terhadap perilaku driver ojol belakangan menjadi sorotan.

    Curhatan tersebut mendapat berbagai komentar dari netizen.

    Perlakuan seorang driver ojol terhadap kaum disabilitas ternyata tak layak.

    Bahkan secara terang-terangan, driver ojol itu menyebut anak artis ‘cacat’.

    Korban adalah anak artis terkenal Dewi Yull.

    Surya Sahetapy, anak ketiga penyanyi Dewi Yull dan aktor Ray Sahetapy, baru-baru ini dapat perlakuan buruk dari seorang driver ojek online (ojol).

    Pengalaman itu pun dibagikan Surya Sahetapy via media sosial (medsos) miliknya.

    Tentu saja reaksi warganet atau netizen beragam, umumnya menyesali perlakuan buruk sang driver ojol.

    Surya yang merupakan penyandang tuna rungu alias tuli itu, mendapatkan perlakuan diskriminatif dari salah seorang driver ojol.

    Kisahnya berawal saat Surya memesan layanan ojek online dan berakhir ditolak oleh sang pengemudi.

    Berdasarkan ulasan Grid.id, driver ojol itu menolak ketika Surya memilih untuk tidak berkomunikasi lewat sambungan telepon, melainkan melalui fitur chat atau percakapan.

    Alih-alih menolak dengan baik, pengendara ojol itu malah menyebut Surya dengan sebutan ‘cacat’ yang terkesan merendahkan.

     “Maaf saya cancel saya enggak biasa bawa orang cacat,” tulis si pengendara.

    Chat seorang driver ojol terhadap anak artis (Instagram)

    Surya mengaku kecewa dengan respons yang diberikan oleh si pengendara.

    Meski begitu, ia memilih untuk tidak menyebarkan identitas si pengendara, meski tetap memajang potongan percakapan lewat media sosial (medsos).

    “Saya tidak mau memutuskan rejeki orang tapi bapak ini sudah sopan menyampaikan ini,” tulis Surya.

    “Makanya saya hilangkan namanya,” imbuhnya.

    “Tetapi sudut pandang bapak bahaya/tidak sehat.”

    “Makasih sudah cancel karena saya tidak jadi diantar oleh orang yang attitude yang tidak mencerminkan masyarakat dunia pada umumnya. Jadi mental saya pun terjaga,” tulis Surya.

    Surya bermaksud untuk memberikan edukasi kepada siapapun, yang mungkin saja, dalam kesehariannya, bersinggungan dengan teman-teman yang memiliki ‘kebutuhan khusus’.

    “Usulan untuk @gojekindonesia dan aplikasi transportasi lainnya lainnya, mohon nonaktifkan telfon untuk pengguna Bahasa Isyarat dan Tuli dan infokan driver kalau akun ini pakai bahasa isyarat.”

    “Juga sekalian edukasi driver kalau pengguna bahasa isyarat itu bukan “cacat” tetapi mereka “normal” cuma beda bahasa, budaya dan mode komunikasi saja.”

    “Kalau bisa training nya ada simulator ketemu penumpang Tuli dan Bahasa Isyarat jadi biar terbiasa ke depannya.”

    “Orang yang “tidak normal” itu: koruptor dan orang yang merugikan negara,” tulis Surya.

    Rupanya, keluh kesah Surya lewat media sosialnya itu langsung ditanggapi oleh perusahaan penyedia jasa ojek online itu.

    “@gojekindonesia sudah menghubungi via DM. Semoga banget kejadian ini merupakan kali terakhir yang tidak mencerminkan bagi banyak orang,” ucapnya.

    “Harapannya customer pengguna bahasa isyarat, Tuli dan Disabilitas dianggap penumpang biasa seperti penumpang non-disabilitas,” lanjutnya.

    “Jadi dijemput dan diantar tanpa adanya judgement,” tambah Surya memberikan update.

    Perlakuan driver ojol serupa juga menjadi viral di media sosial beberapa waktu lalu.

    Kejadian tersebut berawal saat driver ojol mengambil paket atas nama dua orang di cafe tersebut.

    Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia Rivana Mezaya mengkonfirmasi bahwa pengemudi ojol yang ada dalam unggahan tersebut merupakan salah satu mitra kerja Grab.

    Rivana mengatakan, peristiwa itu direkam pada Selasa (27/8/2024) di sebuah kedai kopi atau coffee shop. 

    “Sehubungan dengan video yang beredar di media sosial, kami turut prihatin atas kejadian yang dialami oleh salah satu karyawan disabilitas di coffee shop terkait,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (31/8/2024), seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (2/9/2024).

    Pihaknya mengaku pada 29 Agustus 2024 telah bertemu langsung dengan pemilik coffee shop untuk menindaklanjuti kejadian tersebut. 

    Rivana menyebutkan, pihak Grab masih melakukan penyelidikan terkait kejadian seperti dalam video tersebut. 

    Apabila driver ojol tersebut terbukti bersalah, maka pihak Grab akan memutus kerja sama mereka.

    Pihaknya juga memastikan, Grab tidak akan menoleransi diskriminasi dalam bentuk apa pun.

    Selain itu, Grab juga akan mengambil langkah tegas sesuai kode etik dan peraturan perundangan yang berlaku untuk menindak setiap pelanggaran yang dilakukan.

     “Kami tengah melakukan investigasi internal lebih lanjut, dan akan langsung memutus kemitraan mitra pengemudi terkait jika terbukti bersalah,” tegasnya.

    Sebelumnya, video oknum driver ojek online (ojol) yang diduga menghina pegawai kafe perempuan penyandang disabilitas, ramai di media sosial.

    Berita viral terpopuler hari ini, Senin (2/9/2024): Nenek Meninggal usai Wisuda S3 – Pegawai Cafe Disabilitas Dihina Driver Ojol (TribunJatim.com/Istimewa)

    Video itu salah satunya diunggah akun media sosial X (Twitter) @kegblgnunfaxxx, Rabu (28/8/2024).

    “CEWEK DISABILITAS PAS KERJA DIKATAIN OLEH SEORANG PRIA ‘TOL*L BANGET, KALAU TULIS GAK USAH DIKASIH PAK,” tulis keterangan unggahan tersebut.

    Kejadian bermula saat driver ojol datang dan ingin mengambil pesanan paket atas nama dua orang.

    Ia bertemu dengan pekerja wanita yang disabilitas tuli.

    Pegawai perempuan tersebut awalnya hanya merespons permintaan pengambilan paket pertama. 

    Setelah itu, oknum ojol tersebut meminta paket kedua yang juga ditujukan kepadanya.

    Penjaga toko tersebut sempat terdiam sehingga oknum ojol tersebut tampak kesal.

    Seorang driver ojek online diduga menghina pegawai kafe penyandang disabilitas tuli di sebuah coffee shop di Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, pada Minggu (4/8/2024). (Tangkap layar via KOMPAS.com)

    Oknum ojol itu pun sempat protes kenapa sang pegawai perempuan tersebut tak mengindahkan permintaaanya.

    Sadar pekerja wanita tersebut sulit berkomunikasi, rekan kerja itu lalu menyampaikan permintaan maafnya.

    Saat pegawai pria itu datang, dia lalu mengambilkan pesanan paket driver tersebut dan menjelaskan bahwa pegawai perempuan tersebut merupakan penyandang disabilitas.

    Diberi penjelasan tersebut, driver ojol itu justru mengeluarkan kata-kata kasar. 

    “Tol*l banget sih bang, kalau tuli nggak usah dikasih (kerjaan) mendingan bang,” ujar driver tersebut. 

    Unggahan rekaman CCTV tersebut lansung membuat netizen geram dan mengecam perkataan yang disampaikan oleh driver ojol tersebut.

    Dari sejumlah informasi di media sosial peristiwa tersebut terjadi di Kota Depok, Jawa Barat yang melibatkan oknum driver ojol Grab. 

    Hal itu diketahui dari video yang memperlihatkan seorang driver ojek online menghina pegawai kafe perempuan penyandang disabilitas dan menjadi viral di media sosial.

    Salah satu unggahan video tersebut muncul di akun X (Twitter) @kegblgnunfaxxx pada Rabu (28/8/2024).

    “CEWEK DISABILITAS PAS KERJA DIKATAIN OLEH SEORANG PRIA ‘TOL*L BANGET, KALAU TULIS GAK USAH DIKASIH PAK,” demikian bunyi keterangan di unggahan tersebut.

    Peristiwa tersebut bermula ketika driver ojol tersebut datang ke kafe untuk mengambil dua pesanan.

    Awalnya, pegawai perempuan penyandang disabilitas hanya merespons satu pesanan.

    Ia lalu terlihat bingung ketika diminta untuk menyerahkan pesanan kedua.

    Tidak lama kemudian, pegawai perempuan tersebut memanggil seorang rekan pria untuk membantu.

    Setelah pegawai pria tersebut memberikan penjelasan bahwa rekan kerjanya adalah penyandang disabilitas, sang driver ojol malah melontarkan kata-kata kasar.

    “Tol*l banget sih bang, kalau tuli enggak usah dikasih (kerjaan) mendingan bang,” ucap driver ojol tersebut.

    Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, kejadian ini berlangsung di sebuah kafe di Kota Depok, Jawa Barat.

    Sementara driver ojol tersebut merupakan mitra dari Grab.

     Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Rivana Mezaya, mengonfirmasi bahwa pengemudi yang terekam dalam video tersebut adalah salah satu mitra kerja mereka.

    Pihaknya pun mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa pegawai kafe tersebut.

    “Sehubungan dengan video yang beredar di media sosial, kami turut prihatin atas kejadian yang dialami oleh salah satu karyawan disabilitas di coffee shop terkait,” kata Rivana kepada Kompas.com, Sabtu (31/8/2024).

    Pihak Grab menyatakan telah bertemu langsung dengan pemilik kafe pada 29 Agustus 2024, untuk menindaklanjuti kejadian ini.

    Seorang driver ojek online diduga menghina pegawai kafe penyandang disabilitas tuli di sebuah coffee shop di Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, pada Minggu (4/8/2024). (X)

    Rivana menyebutkan, pihak Grab masih melakukan penyelidikan terkait kejadian seperti dalam video tersebut.

    Apabila driver ojol tersebut terbukti bersalah, maka pihak Grab akan memutus kerja sama mereka.

    Pihaknya juga memastikan, Grab tidak akan menoleransi diskriminasi dalam bentuk apapun.

    Selain itu, Grab juga akan mengambil langkah tegas sesuai kode etik dan peraturan perundangan yang berlaku.

    Yakni untuk menindak setiap pelanggaran yang dilakukan.

    “Kami tengah melakukan investigasi internal lebih lanjut, dan akan langsung memutus kemitraan mitra pengemudi terkait jika terbukti bersalah,” tegasnya.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Mobil Honda HR-V Tabrak Tukang Becak Sampai Tewas, Ternyata Pakai Pelat Palsu, SIM Mati Setahun

    Mobil Honda HR-V Tabrak Tukang Becak Sampai Tewas, Ternyata Pakai Pelat Palsu, SIM Mati Setahun

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Satlantas Polrestabes Surabaya terus menyelidiki kecelakaan maut mobil Honda HR-V menabrak penarik becak kayuh, dan pemotor ojek online (ojol) di Jalan Basuki Rahmat, Genteng, Surabaya, Kamis (2/1/2025), yang menewaskan satu orang. 

    Informasinya, korban tewas adalah pengayuh becak, laki-laki, berinisial S (58) warga Kedunganyar, Sawahan, Surabaya.

    Korban S meninggal dunia dengan luka parah hampir di sekujur tubuh.

    Terutama pada anggota tubuh gerak bagian bawah. 

    Kaki kanannya putus karena luka parah akibat tabrakan. 

    Kemudian, korban luka dua orang, di antaranya pemotor ojek online yang mengendarai Honda Vario nopol S-2780-OS (sebelumnya disebut Honda Beat) yang membawa penumpang. 

    Pengendara motor, pria berinisial MI (61) mengalami luka parut kaki dan tangan kanan. 

    Lalu penumpangnya, T (31) mengalami memar pipi kiri, parut tangan dan kaki kanan. 

    Ternyata, mobil Honda HR-V yang dikemudikan AZ (30) menggunakan pelat modifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan beserta peruntukannya.

    Pelat nopol atau TNKB mobil tersebut bertuliskan susunan font huruf menyusun kata; MADIT, pada bidang pelat warna putih. 

    Ternyata, terdapat pelat nopol asli dari mobil tersebut, yang sengaja dilepas dan disimpan di dalam mobil. 

    Tulisan nopol yang asli dari mobil tersebut adalah L-1356-CAE dalam bidang pelat warna hitam. 

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fahzrulrahman mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan memeriksa sopir AZ mengenai alasannya mengubah pelat asli dengan susunan pelat modifikasi. 

    Termasuk soal asal-usul kendaraan sedan berbodi warna hitam tersebut.

    Kini, AZ masih menjalani serangkaian pemeriksaan penyidik Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya, sehingga dirinya belum dapat memberikan banyak informasi perihal tersebut.

    Namun, berdasarkan penyelidikan awal, mengenai susunan pelat nopol mobil yang asli; L-1356-CAE, ternyata masih sesuai dengan STNK yang dibawa sopir. 

    “Nanti kami dalami juga terhadap kendaraan. Dan apa motifnya mengganti, menutup pelat aslinya dengan tulisan; MADIT. Susunan pelat asli nopol ada. Tapi enggak nyambung (dengan pelat MADIT),” ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Kamis (2/1/2025). 

    Apakah bertujuan mengaburkan asal-usul perolehan kendaraan atau tuntutan soal urusan keperdataan seperti pajak atau sejenisnya. 

    “Kami lagi cek, apakah terlibat tindak pidana atau tidak. Karena kecenderungan orang berganti-ganti pelat nopol itu, salah satunya (mengaburkan) asal-usul kendaraan,” ungkapnya. 

    “Mungkin ada tindak hasil kendaraan, atau berkaitan dengan keperdataan. Menghindari pantauan petugas. Atau menghindari pihak-pihak yang bersangkutan dengan kepadataan, seperti finance,” tambahnya. 

    Selain itu, Arif mengatakan, pihaknya juga masih mendalami perihal penyebab kecelakaan tersebut.

    Bahkan sopir AZ juga akan dijadwalkan menjalani serangkaian tes kesehatan seperti tes alkohol dan tes urine. 

    “(Asal dan tujuan sopir saat itu) Masih kami dalami. (Uji alkoholnya) Masih kami tes, alkohol dan tes urine. Nanti kami sampaikan,” ungkapnya. 

    Mengenai kronologi kejadian kecelakaan tersebut, Arif tak menampik mobil Honda HR-V menabrak pengayuh becak di lajur kiri jalan, lalu berbelok ke kanan menabrak pemotor Honda Vario.

    “Iya betul (mobil nabrak becak dulu lalu ke kanan menabrak motor dan terseret),” katanya. 

    Saat disinggung kembali mengenai dugaan penyebab kecelakaan, Arif mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan lengkap yang dilakukan anggota Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya. 

    “Dugaan penyebab masih penyelidikan,” pungkasnya. 

    Di lain sisi, berdasarkan dokumentasi foto yang diterima TribunJatim.com, ternyata masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) milik sopir Mobil HR-V, berinisial AZ, tidak aktif sejak 12 Januari 2023 silam. 

  • Polisi usut kasus pencurian dengan kekerasan di SPBU Tangerang Selatan

    Polisi usut kasus pencurian dengan kekerasan di SPBU Tangerang Selatan

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengusut kasus pencurian dengan kekerasan yang terjadi di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (1/1).

    “Kejadiannya terjadi pada Rabu (1/1) pukul 03.00 WIB, tepatnya di SPBU Shell Bintaro Jalan Moh. Husni Thamrin, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangsel,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Ade Ary menjelaskan kronologi awal kejadian pada Rabu (1/1) sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu datang satu pelaku yang menggunakan jaket ojek online (ojol) dengan sepeda motor warna hitam tanpa nomor polisi dan langsung menuju ke kantor SPBU.

    “Saat itu korban sedang menginput laporan ketika mendengar suara ketuk pintu kantor. Korban berinisial AF membuka pintu dan langsung ditodong oleh pelaku dengan senjata api jenis pistol warna hitam,” katanya.

    Kemudian pelaku menanyakan kunci brankas, lalu korban menghubungi saksi berinisial AH untuk membawa kunci.

    “Saat AH masuk ke dalam kantor dan melihat AF sedang ditodong senjata api, pelaku menyuruh AF dan AH untuk membuka ruangan tempat menyimpan brankas dan langsung membuka brankas yang tidak terkunci,” kata Ade Ary.

    Lalu pelaku menyuruh AH untuk memasukkan uang yang nominalnya kurang lebih Rp60 juta. Selanjutnya pelaku mengambil ponsel AF dan menaruhnya di depan ruangan brankas dan mengunci pintu brankas dari luar.

    Kemudian sekitar pukul 03.30 WIB saksi lain, yakni ANF tiba-tiba mendengar teriakan dari dalam ruang brankas. Lalu ANF membantu AF keluar dari ruangan tersebut yang kuncinya di tinggal oleh pelaku.

    “Atas kejadian tersebut, korban melaporkan ke Polda Metro Jaya pada pukul 09.18 WIB. Kasus curas (pencurian dengan kekerasan) tersebut saat ini sedang ditangani olek Polsek Metro Pondok Aren,” kata Ade Ary.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Perampok Bersenpi Satroni SPBU di Tangsel, Uang Rp60 Juta Digasak Pelaku

    Perampok Bersenpi Satroni SPBU di Tangsel, Uang Rp60 Juta Digasak Pelaku

    loading…

    Perampok bersenjata api terjadi di sebuah SPBU di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Foto/SindoNews

    JAKARTA – Aksi perampokan terjadi di sebuah SPBU di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Dengan membawa senjata api, pelaku menggasak uang senilai Rp60 juta.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyebutkan peristiwa itu terjadi pada Rabu, 1 Januari 2024 pukul 03.00 WIB dini hari. Saat itu, pelaku menggunakan jaket online masuk ke sebuah ruang kerja yang ada di SPBU tersebut.

    “Pelaku yang menggunakan jaket ojek online dengan menggunakan sepeda motor warna hitam tanpa nomor polisi, langsung menuju ke ruang office,” kata Ade Ary, Kamis (2/1/2025).

    Saat itu, pelaku langsung menodongkan pistol kepada korban berinisial AF. Kemudian, pelaku memaksa korban menunjukkan lokasi penyimpanan brankas tempat menyimpan uang.

    “Mendengar suara ketuk pintu office korban membuka pintu dan langsung ditodong oleh pelaku dengan senjata api jenis pistol warna hitam. Pelaku langsung menanyakan kunci brankas. Lalu korban menghubungi saksi 1 untuk membawa kunci, saksi 1 masuk ke dalam office dan melihat korban sedang ditodong senjata api,” ujar dia.

    Pelaku kemudian mengambil uang senilai Rp60 juta yang ada di dalam brankas beserta ponsel para korban, Kemudian pergi dari lokasi. Korban saat itu disekap oleh pelaku di tempat penyimpanan brankas.

    “Pelaku menyuruh korban dan saksi 1 untuk membuka ruangan tempat menyimpan brankas dan langsung membuka brankas yang tidak terkunci. Lalu pelaku menyuruh saksi 1 untuk memasukkan uang yang nominalnya kurang lebih Rp60 juta. Pelaku mengambil handphone korban dan menaruhnya di depan ruangan brankas dan mengunci pintu brankas dari luar,” ungkapnya.

    Ade Ary menambahkan, tak berselang lama, saksi lainnya yang mendengar teriakan dari korban kemudian masuk ke ruangan tersebut. Saat ini, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Pondok Aren.

    (cip)

  • Perampok Bersenjata Api Sekap Pegawai SPBU di Tangsel Lalu Gondol Uang Rp 60 Juta di Brankas – Halaman all

    Perampok Bersenjata Api Sekap Pegawai SPBU di Tangsel Lalu Gondol Uang Rp 60 Juta di Brankas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aksi perampokan terjadi di sebuah SPBU di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Rabu (1/1/2024) sekira pukul 03.00 WIB dini hari.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan saat beraksi, pelaku yang mengenakan jaket ojek online (ojol) itu diduga membawa senjata api (senpi).

    “Pelaku yang menggunakan jaket ojek online dengan menggunakan sepeda motor warna hitam tanpa nomor polisi, langsung menuju ke ruang office,” kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis (2/1/2025). 

    Kala itu, ada seorang pegawai SPBU berinisial AF yang tengah menginput laporan di ruangan tersebut.

    Namun, pelaku mendatangi ruangan itu dan menodongkan senpi kepada AF dan memaksa untuk menunjukkan lokasi penyimpanan brangkas penyimpanan uang.

    “Mendengar suara ketuk pintu office korban membuka pintu dan langsung ditodong oleh pelaku dengan senjata api jenis pistol warna hitam. Pelaku langsung menanyakan kunci brankas. Lalu korban menghubungi saksi 1 untuk membawa kunci, saksi 1 masuk ke dalam office dan melihat korban sedang ditodong senjata api,” ujarnya. 

    Di sana, pelaku juga meminta saksi untuk menunjukkan brankas tersebut. Setelahnya, para korban membuka brankas yang tak terkunci dan langsung menyerahkan uang puluhan juta.

    Bahkan, kata Ade Ary, handphone pada korban juga dibawa kabur oleh pelaku. Kemudian, para korban juga disekap oleh pelaku di tempat penyimpanan brankas tersebut. 

    “Pelaku menyuruh korban dan saksi 1 untuk membuka ruangan tempat menyimpan brankas dan langsung membuka brankas yang tidak terkunci. Lalu pelaku menyuruh saksi 1 untuk memasukan uang yang nominalnya kurang lebih Rp 60 juta. Pelaku mengambil handphone korban dan menaruhnya di depan ruangan brankas dan mengunci pintu brankas dari luar,” jelasnya. 

    Tak berselang lama, saksi lainnya masuk ke dalam kantor dan mendengar teriakan korban dari arah ruangan brankas. Saat ini kasus sudah dilaporkan ke Polsek Pondok Aren. 

    “Sekitar pukul 03.30 WIB saksi 2 tiba-tiba mendengar teriakan dari dalam ruang brankas. Saksi 2 membantu korban keluar dari ruangan tersebut yang kuncinya di tinggal oleh pelaku,” jelasnya.

  • Perampok Beratribut Ojol dan Diduga Bersenjata Api Beraksi di SPBU Tangsel, Gasak Duit Rp60 Juta – Halaman all

    Perampok Beratribut Ojol dan Diduga Bersenjata Api Beraksi di SPBU Tangsel, Gasak Duit Rp60 Juta – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jakarta Annas Furqon Hakim

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Sebuah SPBU di Jalan Moh Husni Thamrin, Kelurahan Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan disatroni perampok bersenjata api, Rabu (1/1/2024) sekitar pukul 03:00 WIB.

    Perampok berhasil merampas uang sejumlah Rp 60 juta yang disimpan di dalam brankas.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pelaku perampokan datang menggunakan sepeda motor Honda Beat Street dan mengenakan atribut ojek online (ojol).

    Saat itu, pelaku langsung menuju ruang kantor SPBU tempat karyawan berinisial AF sedang mengisi laporan.

    Ketika AF mendengar ketukan pintu, ia membuka pintu dan langsung ditodong dengan senjata api jenis pistol berwarna hitam oleh pelaku.

    “Pelaku menanyakan kunci brankas kepada AF. Setelah itu, AF menghubungi rekannya yang berinisial AH untuk membawakan kunci brankas,” ungkap Ade Ary.

    Setelah memperoleh kunci, pelaku menyuruh AF dan AH untuk membuka ruangan tempat brankas disimpan.

    Anehnya, brankas tersebut tidak terkunci.

    Pelaku langsung mengambil uang dengan nominal kurang lebih Rp 60 juta dan meminta AH untuk memasukkan uang tersebut ke dalam brankas.

    Usai mengambil uang, pelaku tidak hanya mencuri uang, tetapi juga mengambil ponsel kedua karyawan SPBU.

    “Pelaku menaruh ponsel di luar ruang kantor dan mengunci ruangan dari luar,” ujar Ade Ary.