Produk: ojol

  • DPP BMI gelar kegiatan bakti sosial jelang HUT PDI Perjuangan

    DPP BMI gelar kegiatan bakti sosial jelang HUT PDI Perjuangan

    Pengemudi ojek online jalani tes kesehatan gratis yang digelar DPP BMI di Jakarta, Minggu (5/1/2024) (ANTARA/Ho-Humas BMI)

    DPP BMI gelar kegiatan bakti sosial jelang HUT PDI Perjuangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 06 Januari 2025 – 07:15 WIB

    Elshinta.com – DPP Banteng Banteng Muda Indonesia (BMI) menggelar kegiatan bakti sosial kepada masyarakat dalam rangka memperingati hari ulang tahun PDI Perjuangan ke-52 yang jatuh pada 10 Januari 2025.

    Dalam siaran pers yang diterima Senin, dijelaskan bakti sosial ini digelar di kawasan kantor DPP BMI di kawasan Jakarta Selatan.

    “Bakti sosial ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita atas capaian PDI Perjuangan yang pada tanggal 10 Januari 2025 nanti akan memasuki usia ke-52 tahun,” kata Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI Muhammad Narendra Kiemas di lokasi bakti sosial.

    Dia melanjutkan, bakti sosial yang dilakukan BMI berupa pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian paket makanan dan membagikan oli motor gratis.

    Pembagian oli motor gratis itu ditujukan kepada pengendara ojek online yang melintas di wilayah digelarnya bakti sosial.

    Narendra menjelaskan, kegiatan bakti sosial ini memang sengaja ditujukan kepada para pengendara ojek online yang sudah pasti berperan sebagai tulang punggung keluarga.

     

    “Pengemudi ojek online ini, mereka adalah pejuang keluarga di lingkungan keluarganya. Jadi gerakan Bakti Sosial bukan hanya untuk meringankan beban mereka saja, tapi sekaligus juga harus menjadi pembelajaran bagi generasi muda, bahwa anak muda harus memiliki semangat juang tinggi,” jelas Narendra.

    Di tempat yang sama, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP BMI, Sumarna T. Agusta mengatakan kegiatan ini direncanakan akan digelar di seluruh provinsi.

    Pihaknya akan menggerakkan kader muda BMI di tingkat provinsi ,kabupaten dan kota seluruh Indonesia untuk menggelar bakti sosial tersebut.

    Dengan kegiatan, Sumarna berharap organisasi sayap PDI Perjuangan ini dapat berkontribusi meringankan beban masyarakat.

    “Kita berharap BMI bisa hadir dan membantu kesulitan rakyat di seluruh Indonesia,” tambahnya.

    Sumber : Antara

  • Sambut HUT ke-52 PDI Perjuangan, DPP BMI Gelar Bakti Sosial bagi Pengemudi Ojek Online di Jakarta – Halaman all

    Sambut HUT ke-52 PDI Perjuangan, DPP BMI Gelar Bakti Sosial bagi Pengemudi Ojek Online di Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangka memperingati HUT Ke-52 tahun PDI Perjuangan, Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) menggelar kegiatan Bakti Sosial dengan melaksanakan program cek kesehatan dan ganti oli gratis untuk para ojek online. 

    Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI, Muhammad Narendra Kiemas mengatakan, kegiatan Bakti Sosial yang diselenggarakan oleh Banteng Muda Indonesia ini sebagai bentuk kepedulian organisasi sayap partai PDI Perjuangan kepada masyarakat, khususnya para pengemudi ojek online.

    “Bakti Sosial ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita atas capaian PDI Perjuangan yang pada tanggal 10 Januari 2025 nanti akan memasuki usia ke-52 tahun,” kata Narendra, Minggu (5/1/2025).

    Dia menambahkan, kegiatan Bakti Sosial kali ini sengaja menargetkan para pengemudi ojek online. Sebab, pengemudi ojek online adalah pejuang keluarga yang memiliki tanggung jawab besar untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.

    “Jadi gerakan Bakti Sosial bukan hanya untuk meringankan beban mereka saja, tapi sekaligus juga harus menjadi pembelajaran bagi generasi muda, bahwa anak muda harus memiliki semangat juang tinggi sebagaimana ‘Api Nan Tak Kunjung Padam’ untuk menggapai cita-cita,” ucap Narendra.

    Di tempat yang sama, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP BMI, Sumarna T. Agusta menyampaikan, kegiatan Bakti Sosial yang menyentuh masyarakat secara langsung ini merupakan komitmen BMI sebagai organisasi sayap partai PDI Perjuangan untuk setia bergerak dan berjuang bersama-sama rakyat di akar rumput. 

    Hal ini sebagaimana amanat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri diberbagai kesempatan.

    “Jadi sekali lagi, Bakti Sosial ini sebagai bentuk rasa syukur kita atas kepercayaan rakyat kepada PDI Perjuangan selama ini,” ujar Sumarna.

    Lebih jauh dia menyampaikan, rencananya kegiatan Bakti Sosial untuk membantu masyarakat ini tidak hanya digelar di Jakarta saja, tapi juga akan digelar di seluruh Indonesia yang melibatkan kader muda BMI di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

    “Kita berharap BMI bisa hadir dan membantu kesulitan rakyat di seluruh Indonesia,” tambahnya.

    Salah satu pengemudi ojek online, Rojali (45) mengapresiasi kegiatan Bakti Sosial tersebut. 

    Menurut Rojali, cek kesehatan dan ganti oli gratis untuk pengemudi ojek online yang difasilitasi oleh BMI itu sangat membantu meringankan para pengemudi ojek berbasis daring.

    “Kalau sepeda motor kami dalam keadaan baik dan sehat, kerja kami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga kami juga semakin baik,” ujar Rojali

    Untuk diketahui, sejumlah fungsionaris DPP BMI terlihat hadir dalam kegiatan Bakti Sosial dalam rangka memperingati HUT ke-52 th PDI Perjuangan tersebut. Diantaranya Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP BMI Andika Putra Wijaya, Ketua Bidang Pangan dan Pertanian DPP BMI Ibrahim Galih Akbar, Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital DPP BMI Christoper Kevin, serta para Direktorat DPP BMI lainnya.

     

     

  • Tukang Becak yang Tewas Ditabrak Dikenal Pendiam, Tak Pernah Pasang Tarif saat Antar Jemput Tetangga

    Tukang Becak yang Tewas Ditabrak Dikenal Pendiam, Tak Pernah Pasang Tarif saat Antar Jemput Tetangga

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Sosok Suparman (58) tukang becak yang tewas dengan kaki remuk nyaris putus usai ditabrak pengemudi Mobil Honda HR-V yang teler narkotika usai dugem dikenal sebagai sosok pendiam, pekerja keras dan baik. 

    Suparman yang telah bekerja sebagai tukang becak itu, kerap diandalkan oleh beberapa tetangganya untuk bepergian jarak dekat di sekitar permukiman kawasan Jalan Kedunganyar, Sawahan, Surabaya. 

    Ternyata, Suparman tidak pernah mematok tarif diawal kepada para pelanggan becaknya, apalagi mereka yang merupakan tetangga dekat rumahnya. 

    Bahkan, Suparman tidak pernah menagih atau menunggu upah bayaran setelah mengantar tetangganya kembali pulang ke rumah dari tempat tujuan. 

    Hal tersebut disampaikan oleh adik ipar Suparman, Roim Hidayat (54) kepada TribunJatim.com, Sabtu (4/1/2025). 

    Ia memperoleh cerita tersebut dari para tetangga sang kakak, saat mempersiapkan perlengkapan pemakanan.

    Karena dirinya tidak tinggal bersama sang kakak ipar karena menetap di Kabupaten Gresik. 

    Bahkan, Roim mengaku bulu kuduknya berdiri; merinding saat menceritakan kesaksian para tetangga terhadap perangai kakak ipar selama hidup. 

    “Saya sampai merinding menceritakan. Tetangga barusan cerita. Beliau kalau mengantarkan orang, istilahnya engga narif. Istilahnya engga nunggu bayarannya. Kalau sampai rumah tujuan, beliau langsung pulang. Intinya pamrihnya, seikhlasnya,” katanya. 

    “Amit. Urusan ongkos, itu belakangan. Saya diberitahu mbak sebelah; mas man kalau antar orang, pas sampai rumah, langsung ditinggal,” tambahnya. 

    Sementara itu, Istri Suparman, Marsimah mengatakan, semasa hidup suaminya itu tak memiliki harapan yang terlalu muluk-muluk terhadap masa depan sang anak. 

    Asalkan menjadi orang yang berbakti pada orangtua, agama dan berguna terhadap orang lain terlebih-lebih bangsa dan negara, bagi Marsimah itu sudah cukup. 

    “Cita-cita kepada anaknya, ya bilang; jadi polisi atau TNI, pokoknya yang membela, dan bisa jadi kebaikan,” ujar Marsimah saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka. 

    Suparman merupakan satu satunya tulang punggung keluarga kecilnya. Penghasilan sebagai tukang becak yang ditekuni sang suami sejak 35 tahun lalu, adalah sumber penghidupannya selama ini. 

    Marsimah sebenarnya ingin membantu sang suami untuk bekerja. Serabutan tak mengapa. Asalkan bisa menambah sedikit-sedikit biaya kebutuhan dapur, sekolah sang anak dan sewa tempat tinggal. 

    Tapi apa mau dikata, Marsimah mengalami kekurangan dari segi penglihatan. Kondisi kesehatan pandangan matanya selama beberapa tahun belakangan semakin menurun. 

    Ia sama sekali tidak bisa melihat jelas raut dan ekspresi wajah orang-orang yang sedang diajaknya berbicara. Apalagi beraktivitas agak berat dan bekerja di luaran sana. 

    Kini, Marsimah berharap kepada pihak kepolisian untuk bisa memberikan hukuman tegas kepada sopir. 

    Selain itu, ia juga berharap kepada pihak sopir untuk bertanggungjawab secara sosial kepada keluarganya. 

    “Iya (diserahkan ke Polisi urusannya). Dan tanggung jawab, karena saya ini enggak bisa bekerja. Mata saya lihat sampean aja, mukanya halus. Tulang punggung keluarga, ayahnya,” pungkasnya. 

    Sekadar diketahui, kecelakaan tersebut menyebabkan satu orang korban tewas. Yakni pengayuh becak, laki-laki, berinisial Suparman atau S (58) warga Kedunganyar, Sawahan, Surabaya. 

    Korban S meninggal dunia dengan luka parah hampir di sekujur tubuh. Terutama pada anggota tubuh gerak bagian bawah. Kaki kanannya putus karena luka parah akibat tabrakan. 

    Selain itu, ada juga korban luka dua orang, diantaranya pemotor ojek online; Honda Vario S-2780-OS, yang membawa penumpang. 

    Pengendara motor, pria berinisial MI (61) mengalami luka parut kaki dan tangan kanan. 

    Lalu penumpangnya, T (31) mengalami memar pipi kiri, parut tangan dan kaki kanan. 

    Kemudian, nasib sopir mobil Honda HR-V, resmi berstatus tersangka dan ditahan setelah terbukti melakukan kelalaian mengemudikan kendaraan dalam keadaan terpengaruh zat adiktif narkotika. 

    Sopir Abdul Aziz (30) atau AZ ditetapkan tersangka atas pelanggaran Pasal 311 Ayat 4 dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), yakni menyebabkan kecelakaan lalu lintas hingga menimbulkan korban jiwa, dan berpotensi terkena pidana penjara selama 12 tahun. 

     

  • Pemotor Lawan Arah ‘Tantang’ Mobil Berstrobo, Salah tapi Ogah Ngalah

    Pemotor Lawan Arah ‘Tantang’ Mobil Berstrobo, Salah tapi Ogah Ngalah

    Jakarta

    Media sosial baru-bari ini dihebohkan aksi pengendara motor yang lawan arah di Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/1). Sebab, meski salah, sosok tersebut terlihat ngeyel dan tak mau ngalah!

    Dilihat dari tayangan singkat yang diunggah akun Twitter @Pai_C1, pemotor yang mengendarai Honda PCX itu nekat keluar dari pembatas jalan. Dia kemudian bertemu muka dengan Hyundai Santa Fe berstrobo dari arah seharusnya.

    Dalam kondisi tersebut, pemotor bukannya putar balik atau masuk ke jalur yang benar. Dia justru diam saja di depan Hyundai Santa Fe berkelir hitam tersebut. Dia menunjukkan sikap seakan-akan tak salah!

    [Gambas:Twitter]

    Aksinya itu membuat lalu lintas menjadi macet. Bahkan, sampai ada ojek online (ojol) yang nampak menegur pemotor tersebut. Namun, pada akhirnya, pengemudi Santa Fe yang justru mengalah.

    “Pemotor yang penting ngeyel walau salah, yang punya mobil ngalah. Lokasi di Bandung,” demikian tulis akun @Pai_C1, dikutip Sabtu (4/1).

    Hingga artikel ini dimuat, tayangan berdurasi singkat tersebut sudah disaksikan 119 ribu kali dan mendapat ratusan komentar. Kebanyakan warganet menyayangkan aksi pemotor yang tak mau mengalah meski jelas-jelas salah.

    Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana mengatakan, kebiasaan melawan arah merupakan ‘penyakit’ para pengguna jalan raya di Indonesia. Menurutnya, kebiasaan itu sering dilakukan orang yang maunya buru-buru tanpa memikirkan keselamatan.

    “(Mereka mikir) mumpung sepi, cuma dekat, kok, dan lain-lain membuat semua jalan disamaratakan. Bahkan aturan lalin diabaikan meski membahayakan,” ujar Sony kepada detikOto.

    Lebih jauh, Sony mengingatkan, lebih baik tertib tapi selamat, ketimbang buru-buru dan melawan arah tapi berakhir celaka.

    “Tertib lalu lintas dan menjaga kebugaran menjadi salah satu kunci dalam menjaga keselamatan,” kata Sony.

    (sfn/dry)

  • Rencana Penutupan Stasiun Karet Dikritik Warga, Kenapa Harus Ditutup?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Januari 2025

    Rencana Penutupan Stasiun Karet Dikritik Warga, Kenapa Harus Ditutup? Megapolitan 4 Januari 2025

    Rencana Penutupan Stasiun Karet Dikritik Warga, Kenapa Harus Ditutup?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wacana penutupan
    Stasiun Karet
    oleh PT KAI Commuter telah memicu gejolak dan penolakan dari masyarakat, terutama mereka yang sehari-harinya bergantung pada stasiun ini.
    Penutupan yang direncanakan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, namun penolakan dari masyarakat dirasa semakin menguat.
    Namun, kenapa Stasiun Karet harus ditutup?
    Salah satu alasan penutupan adalah karena Stasiun Karet dinilai tidak layak dan berpotensi membahayakan penumpangnya.
    Joni Martinus, VP Corporate Secretary KAI Commuter, menyatakan bahwa berdasarkan data KCI, dalam satu jam, pengguna KRL yang masuk ke Stasiun Karet dapat mencapai hampir 2.000 orang, sedangkan waktu tunggu pemberangkatan sekitar 10 menit.
    Oleh karena itu, kapasitas ruang tunggu yang ideal adalah 330 orang.
    Namun, saat ini, hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang menyebabkan risiko keselamatan bagi pengguna.
    “Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih berisiko terhadap keselamatan pengguna,” ujar Joni.
    Selain itu, akses keluar masuk Stasiun Karet yang berdekatan dengan perlintasan sebidang dianggap rentan terhadap kemacetan.
    Kedua stasiun ini terpisah sekitar 350 meter dan dianggap mampu saling mendukung aktivitas.
    Stasiun BNI City memiliki kapasitas yang lebih besar, dapat menampung hingga 2.000 penumpang setiap jamnya.
    Saat ini, Stasiun BNI City hanya melayani rata-rata 2.408 orang per hari, yang berarti kurang lebih 100 penumpang per jam.
    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman,” kata Joni lagi.
    Diharapkan, dengan adanya integrasi ini, perjalanan Commuter Line Basoetta menuju Bandara Soekarno-Hatta dapat dipangkas dari 56 menit menjadi 40 menit.
    Deddy Herlambang, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN), menyatakan dukungannya terhadap penutupan Stasiun Karet dalam rangka mewujudkan konsep Transit Oriented Development (TOD).
    “Setuju (ditutup). Kita mikirnya ke depan, jangan hari ini saja. Jarak dari ketiga stasiun itu dekat dan masuk dalam jangkauan TOD, enggak masalah,” ungkap Deddy.
    Konsep TOD bertujuan untuk mengintegrasikan ruang kota agar orang, kegiatan, dan ruang publik dapat saling terhubung dengan mudah.
    Deddy juga menyoroti bahwa saat ini kawasan Dukuh Atas telah dipersiapkan menjadi kawasan TOD dengan Stasiun Sudirman sebagai pusat transit.
    Dengan ditutupnya Stasiun Karet, dia berpendapat bahwa masih ada Stasiun BNI City yang dapat menangani lonjakan penumpang di Stasiun Sudirman.
    Meskipun demikian, Deddy mencatat bahwa tantangan utama adalah kebiasaan masyarakat yang cenderung enggan berjalan kaki.
    “Masyarakat kita kan malas berjalan kaki. Jalan 200 meter saja terasa jauh. 500 meter juga dianggap jauh, sehingga mereka memilih naik ojol. Itu kan lucu,” tambahnya.
    Penolakan datang dari sejumlah masyarakat, terutama karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman, Karet, dan Kuningan.
    Mereka merasa nyaman dengan keberadaan Stasiun Karet yang jaraknya lebih dekat dengan tempat kerja mereka.
    Contohnya, Devi, seorang karyawan berusia 23 tahun, menolak penutupan tersebut.
    Meskipun kantornya dekat dengan Stasiun Sudirman, Devi lebih memilih menggunakan Stasiun Karet.
    “Sudirman itu padat banget. Aku sudah berapa kali turun di Sudirman. Itu terlalu
    full
    sama penumpang,” ujar Devi.
    Hal serupa juga disampaikan Panji, seorang karyawan berusia 36 tahun.
    Dia lebih memilih Stasiun Karet karena akses ke kantornya yang lebih mudah dibandingkan jika harus turun di Stasiun Tanah Abang.
    Menurut Panji, perjalanan dari Tanah Abang ke tempat kerjanya lebih sulit dan harus melewati banyak antrean.
    Stasiun Karet terletak di samping perempatan yang sibuk.
    Palang pintu perlintasan kereta sering ditutup setiap beberapa menit sekali, memicu kemacetan di Jalan KH Mas Mansyur.
    Ditambah dengan penyempitan jalan akibat pedagang dan ojek yang menunggu orderan, situasi ini semakin rumit.
    Ruang gerak penumpang di Stasiun Karet juga terbatas, dengan hanya satu pintu keluar-masuk yang seringkali membuat antrean mengular.
    Belum ada renovasi signifikan di Stasiun Karet dalam waktu lama.
    Beberapa fasilitas, seperti pelintasan antar peron, masih melalui rel dan belum seaman stasiun-stasiun lain yang sudah menggunakan jalur pelintasan bawah tanah.
    Keberadaan satu pintu keluar masuk membuat proses masuk dan keluar stasiun menjadi tidak efisien, terutama saat volume penumpang tinggi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Konsumsi Narkoba dan Mabuk saat Mengemudi, Pengendara CRV di Surabaya Jadi Tersangka

    Konsumsi Narkoba dan Mabuk saat Mengemudi, Pengendara CRV di Surabaya Jadi Tersangka

    Surabaya (beritajatim.com) – Diduga mengonsumsi narkoba dan alkohol, Abdul Aziz (29/ warga Sampang yang menabrak abang becak dan ojek online di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Kamis (02/02/2025) kemarin resmi menjadi tersangka. Kini, Aziz harus mendekam di sel tahanan Polrestabes Surabaya.

    Diketahui, dalam tragedi kecelakaan itu, Suparman abang becak yang sedang mencari rezeki tewas usai ditabrak Abdul Aziz yang saat itu mengendarai Honda HRV.

    Kanit Gakkum Sat Lantas Polrestabes Surabaya Iptu Suryadi mengatakan, penyidik telah melakukan proses pemeriksaan terhadap sopir Honda CRV bernomor polisi L 1356 CAE itu.

    “(Sudah) melakukan pemeriksaan urine (pelaku), melakukan pemeriksaan saksi-saksi, dan melaksanakan gelar perkara penetapan tersangka,” kata Suryadi, ketika dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).

    Dari hasil penyelidikan dan gelar perkara, penyidik menetapkan Abdul Aziz sebagai tersangka karena terbukti mengendarai mobil dalam kondisi teler.

    “Menetapkan status (pengemudi Honda CRV) dari saksi menjadi tersangka, (Kamis) kemarin malam ditetapkan tersangka dan ditahan. Untuk hasil tes urine positif (narkoba),” jelasnya.

    Tersangka dinilai sengaja mengemudi dengan membahayakan pengguna jalan lainnya. Hingga menyebabkan, tukang becak, Suparman (57), warga Sawahan, Surabaya, meninggal dunia. Selain itu, tersangka juga membuat pengemudi ojek online (ojol), Mochamad Irfan (60), warga Bulak Cumpat, dan penumpangnya Tiffany (30), asal Sutorejo, Surabaya, mengalami luka.

    Tersangka dijerat, Pasal 311 ayat (5) Jo 106 ayat (1) UU RI Nomor 22 Tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan, atau ayat (4) Jo 106 ayat (1) UU RI Nomor 22 Tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

    “Ancaman pidana pelaku menyebabkan korban meninggal dunia, akibat kecelakaan lalu lintas yang dilakukan dengan sengaja, penjara paling lama 12 tahun dan denda paling banyak Rp24 juta,” tutupnya. (ang/ian)

  • Sopir HRV Tabrak Abang Becak di Basuki Rahmat Surabaya Ternyata Habis Konsumsi Ekstasi

    Sopir HRV Tabrak Abang Becak di Basuki Rahmat Surabaya Ternyata Habis Konsumsi Ekstasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Abdul Aziz (29) warga Sampang, sopir HRV yang menabrak abang becak di Jalan Basuki Rahmat hingga tewas ternyata baru saja mengkonsumsi ekstasi. Diketahui, selain menabrak Suparman HRV yang dikemudikan Abdil Aziz juga menabrak pengemudi ojek online yang kebetulan sedang bawa penumpang, Kamis (2/1/2025).

    Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Surabaya, Iptu Suryadi mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan secara intensif kepada Abdul Aziz. Kepada penyidik, Aziz mengaku barusana pulang dari sebuah tempat hiburan malam di Surabaya.

    Namun, Suryadi tidak menyebutkan secara detail lokasi yang dikunjungi. “Sesuai dengan pengakuannya, (pelaku) habis pulang dari salah satu tempat hiburan malam,” kata Suryadi, ketika dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).

    Abdul Aziz mengaku ia membeli narkoba jenis ekstasi 1 butir dari seorang penjual di luar hiburan malam. Ia lantas datang ke tempat hiburan malam di Surabaya dan mengkonsumsi barang haram itu di lokasi.

    “Pelaku menuju ke tempat hiburan kemudian membeli inex atau yang disebut ‘ikan’ sebanyak 1 butir, seharga Rp600 ribu yang langsung dikonsumsi di tempat tersebut,” ucapnya.

    Aziz lantas meninggalkan lokasi hiburan malam pada pukul 04.00 WIB. Usai mengkonsumsi ekstasi, Aziz mengaku tidak tidur hingga mengantarkan keluarganya ke Bungurasih. Saat pulang dari Bungurasih itulah Aziz menabrak abang becak bernama Suparman.

    Karena panik, Aziz malah memacu mobilnya. Merasa mobilnya menggunakan plat palsu dan tidak akan bisa dilacak, Aziz memacu mobilnya hingga menabrak ojek online yang sedang membawa penumpang.

    “Mobil rusak bodi, bemper dan lampu bagian depan, becak ringsek seluruhnya, sepeda motor rusak bagian slebor, lampu dan bodi bagian belakang. Pengendara becak meninggal dunia,” jelasnya.

    Diberitakan sebelumnya, insiden kecelakaan terjadi di Basuki Rahmat, Surabaya, Kamis (02/01/2025). Dari kejadian itu, satu warga Jalan Kedung Anyar Surabaya, Suparman  tewas saat bekerja mengayuh becak.

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan plat nomor yang digunakan oleh Abdul Aziz selaku pemilik mobil ternyata palsu. Mobil yang dikendarai oleh Aziz memiliki plat M A DIT. Selain itu, Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dimiliki sopir HR-V juga sudah kadaluarsa.

    “Plat nomor aslinya L 1356 CAE atas nama Abdul Bari warga Surabaya, iya memang platnya tidak sesuai dengan STNK,” kata Arif Fazlurrahman.

    Namun, Arif menegaskan jika mobil HRV itu memiliki surat-surat yang lengkap. Saat ini penyidik Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya masih melakukan penyelidikan. Polisi juga masih melakukan pemeriksaan dan verifikasi olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). [ang/suf]

  • Bidik B50 di 2026, Bahlil Jamin Negara Tak Lagi Impor Solar – Page 3

    Bidik B50 di 2026, Bahlil Jamin Negara Tak Lagi Impor Solar – Page 3

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melaporkan usul skema baru penyaluran BBM Subsidi ke Presiden Prabowo Subianto. Sehingga penerapannya masih menunggu arahan dari RI 1.

    “Masih menunggu arahan Presiden. (Kementerian ESDM) sudah lapor (skema baru penyaluran BBM subsidi ke Prabowo,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana di kantornya, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan, salah satu rencana penyaluran BBM subsidi nantinya akan menggunakan skema blending. Dengan tetap memberikan subsidi BBM secara langsung untuk produk kepada kelompok tertentu, sembari melakukan pengalihan subsidi ke bantuan langsung tunai (BLT).

    Bahlil menyampaikan, Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tengah menyusun data calon penerima BLT pengganti subsidi BBM. Itu membutuhkan proses lantaran pemerintah tak ingin konversi daripada BBM subsidi tersebut salah sasaran. 

    Targetnya, seluruh data siapa saja kelompok yang berhak menenggak BBM subsidi dan penerima BLT akan diumumkan Desember 2024 ini. Termasuk untuk data penerima subsidi listrik. 

    Kendati begitu, ia belum bisa memastikan alokasi subsidi ini akan lebih banyak dialihkan untuk komoditas langsung atau kepada BLT. “Nanti setelah diputuskan, kami umumkan,” imbuh Bahlil beberapa waktu lalu. 

    Namun, Bahlil memperkirakan, seluruh pelaku UMKM nantinya akan dikelompokkan sebagai konsumen yang berhak menenggak langsung BBM subsidi, bukan dalam bentuk BLT. Termasuk para pengemudi ojek online, atau ojol. 

    “Terkait dengan UMKM, semua UMKM itu kemungkinan besar akan disubsidikan secara bahan. Jadi kalau dia minyak, kita tidak akan mengalihkan ke BLT. Ojol itu akan masuk dalam kategori UMKM,” ungkapnya.

     

     

  • Pengemudi Ojol Ngadu ke Wamenaker Usai Dipanggil Polisi Akibat Demo di Depan Kantor Gojek – Halaman all

    Pengemudi Ojol Ngadu ke Wamenaker Usai Dipanggil Polisi Akibat Demo di Depan Kantor Gojek – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pengemudi Online Bersatu (SPPOB) mengadu ke Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer.

    Hal itu karena usai mengadakan aksi demonstrasi di kantor pusat Gojek, Pasaraya Blok M, Jakarta, pada Rabu (18/12/2024), beberapa pengemudi ojol ada yang dimintai klarifikasi oleh pihak kepolisian.

    Adapun aksi demonstrasi tersebut menuntut penolakan terhadap segala bentuk peraturan, tata tertib, kode etik, dan kebijakan sepihak yang dianggap merugikan pengemudi.

    Noel, sapaan akrab Immanuel, berharap persoalan ini tidak berlanjut ke ranah hukum dan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Hari ini kita kedatangan kawan-kawan ojek online,” kata Noel ketika menerima audiens SPPOB di kantornya, Jumat (3/1/2025), dikutip dari siaran pers.

    “Mereka menyampaikan terkait kawan-kawan mereka yang kemarin mengadakan aksi, kemudian terjadi insiden kecil yang harusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” lanjutnya.

    Noel tak ingin kasus ini melebar ke mana-mana karena ia ingin kondisi di Jakarta tetap kondusif.

    “Kita mau Indonesia lebih baik karena kita harus mengikuti narasi besar Presiden kita, Pak Prabowo Subianto,” ujar Noel.

    Ketua Umum SPPOB Ahmad Sapei atau Kemed mengatakan bahwa saat ini banyak aturan yang tidak rasional yang diterapkan oleh aplikator dan sangat merugikan pengemudi ojol.

    “Hari ini kami datang kepada Pak Wamen selaku perwakilan dari negara untuk memberikan jaminan kepastian bahwa kami akan mendapatkan regulasi yang adil dan mendukung masa depan kami,” kata Kemed.

    Sebagai informasi, aksi demonstrasi pada Rabu (18/12/2024) itu bertajuk “SERUAN AKSI 1812 KANTOR GOJEK PASARAYA BLOK M JAKARTA”.

    Tribunnews kala itu mencoba menelusuri media sosial X untuk mencari informasi terkait dengan aksi demonstrasi pengemudi ojek online hari ini.

    Dari hasil penelusuran, akun X rains_wi** mengunggah poster yang berisikan tuntutan aksi tersebut. Berikut empat tututannya:

    1. Mendesak management Gojek untuk segera membatalkan point satu (1) dan point lima belas (15) pada kolom pelanggaran tingkat lima (v) serta point sebelas (11) pada kolom pelanggaran tingkat empat (iv) pada peraturan tata tertib Gojek yang baru

    2. Menolak dengan tegas segala macam bentuk peraturan, tata tertib, kode etik, dan yang sejenisnya yang dibuat secara sepihak dan merugikan pihaj pengemudi

    3. Melibatkan mitra pengemudi dalam setiap pengambilan keputusan

    4. Melibatkan mitra pengemudi dalam merumuskan perjanjian kemitraan

  • DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas ke Pengemudi Mabuk

    DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas ke Pengemudi Mabuk

    Surabaya (beritajatim.com) – DPRD Kota Surabaya mendesak adanya tindakan tegas kepada para pengemudi mabuk. Hal ini menyusul tingginya kasus kecelakaan fatal di Kota Pahlawan dipicu para pengemudi yang sedang dalam pengaruh minuman beralkohol.

    Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi menegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) harus segera bertindak melalui pendekatan komprehensif untuk mencegah dan menangani masalah ini.

    “Pemkot Surabaya harus berperan aktif dalam mencegah dan menangani kasus pengemudi mabuk melalui pendekatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berbasis pada kepentingan masyarakat,” ujar Kahfi saat dihubungi, Jumat (3/1/2024).

    Politisi Gerindra ini mendorong Pemkot Surabaya untuk memperkuat regulasi lokal dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait larangan berkendara dalam kondisi mabuk. Regulasi ini nantinya akan diintegrasikan dengan Undang-Undang Lalu Lintas untuk memaksimalkan efektivitas penegakan hukum.

    Selain itu, peningkatan frekuensi razia lalu lintas dan pemasangan CCTV di lokasi strategis juga dinilai penting. “Kami ingin regulasi ini tidak hanya menjadi aturan di atas kertas, tetapi juga diterapkan secara tegas di lapangan,” tegas mantan Ketua Cabang HMI Surabaya ini.

    Selain regulasi, lanjut Kahfi, kampanye kesadaran publik tentang bahaya berkendara dalam kondisi mabuk menjadi agenda yang tak kalah penting. Kahfi mengusulkan edukasi melalui berbagai platform, termasuk media lokal dan institusi pendidikan. Tidak hanya itu, Pemkot juga diharapkan dapat menyediakan transportasi alternatif yang aman dan terjangkau, terutama pada malam hari.

    “Masyarakat perlu diberi pilihan transportasi yang memadai, seperti taksi, ojek online, atau shuttle khusus, sehingga mereka tidak tergantung pada kendaraan pribadi saat beraktivitas di malam hari,” tutur Kahfi.

    Kahfi menambahkan kerja sama lintas instansi, mulai dari kepolisian hingga Dinas Perhubungan, menjadi langkah penting untuk memperkuat pengawasan dan penindakan. Dia juga mengusulkan agar layanan rehabilitasi dan konsultasi bagi pengemudi yang memiliki masalah penyalahgunaan alkohol dapat disediakan sebagai upaya jangka panjang.

    “Langkah ini tidak hanya menekan angka pelanggaran, tetapi juga membantu para pelanggar untuk keluar dari kebiasaan buruk mereka,” jelasnya.

    Kahfi juga menekankan pentingnya evaluasi kebijakan secara berkala untuk memastikan keberhasilan program yang diterapkan. Dia mengundang partisipasi masyarakat dalam pelaporan pelanggaran dan memberikan masukan yang konstruktif.

    “Pemerintah daerah yang ideal adalah pemerintah yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, proaktif dalam menciptakan solusi, dan tegas dalam menegakkan aturan,” tutup Kahfi. [asg/beq]