Maxim: Pendapatan Pengemudi Ojol Turun 45 Persen Imbas SK Gubernur Kaltim
Penulis
SAMARINDA, KOMPAS.com
– Perusahaan transportasi daring Maxim Indonesia angkat bicara usai kantornya di Samarinda disegel Satuan Polisi Pamong Praja.
Penyegelan itu dilakukan karena Maxim dianggap tak mematuhi kenaikan tarif ojol sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Timur Nomor 100.3.3.1/K.673/2023.
Government Relation Specialist Maxim Indonesia, Muhammad Rafi Assagaf, menegaskan pihaknya telah menerapkan tarif resmi berdasarkan SK Gubernur selama tiga pekan.
Namun, kenaikan tarif minimum dari Rp 13.600 menjadi Rp 18.800 itu justru berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan hingga kesejahteraan mitra pengemudi.
“Terjadi penurunan signifikan dalam jumlah order, yang pada akhirnya menurunkan penghasilan harian mitra kami,” kata Rafi kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025).
“Dapat kami sampaikan bahwa penurunan jumlah order harian mencapai kurang lebih
35 persen serta pendapatan mitra pengemudi turun hingga 45 persen dari sebelumnya,” sambung dia.
Ia menyebut kondisi ini menunjukkan bahwa regulasi tarif yang berlaku saat ini belum sepenuhnya menjawab realitas di lapangan.
Maxim menegaskan pihaknya telah berkomitmen penuh terhadap regulasi, namun berharap penegakan aturan dilakukan secara transparan dan berdasar dialog.
Apalagi, menurut Rafi, hingga kini Maxim belum menerima penjelasan rinci terkait dasar penyegelan kantor operasional mereka di Samarinda.
“Kantor kami bukan sekadar ruang kerja, tetapi pusat layanan, pelatihan, dan komunikasi mitra. Langkah administratif seperti penyegelan mestinya dilakukan dengan pendekatan dialog, bukan tekanan,” katanya.
Maxim juga menyatakan tetap membuka ruang komunikasi dan telah menyerahkan laporan evaluasi tarif kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menjadi bahan pertimbangan penyempurnaan kebijakan.
Sebelumnya, kantor operasional PT Maxim di Samarinda disegel oleh Satpol PP Kalimantan Timur, Kamis (31/7/2025), karena dianggap tidak menaati SK Gubernur soal tarif Angkutan Sewa Khusus (ASK).
Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kaltim, Edwin Noviansyah, menyatakan tindakan tegas ini dilakukan setelah tiga kali surat peringatan (SP1–SP3) diabaikan pihak Maxim.
“Sudah kami beri peringatan berkali-kali, tapi tidak digubris. Hari ini kami eksekusi penyegelan,” kata Edwin.
Pemprov menyebut Maxim sempat menetapkan tarif Rp13.600, lebih rendah dari ketentuan SK yang mewajibkan tarif minimum Rp18.800.
Belakangan, Satpol PP mencabut penyegelan di Kantor Maxim usai ribuan dirver ojol perusahaan itu menggelar aksi protes.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: ojol
-
/data/photo/2025/07/31/688b3fa596cb4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Maxim: Pendapatan Pengemudi Ojol Turun 45 Persen Imbas SK Gubernur Kaltim Regional
-
/data/photo/2025/08/04/6890960415a79.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite Megapolitan
Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Liter Solar Masuk Tangki Pertalite
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kesalahan terjadi di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, Senin (4/8/2025), ketika tangki penyimpanan Pertalite tercampur Bio Solar akibat kelalaian teknis saat pembongkaran BBM dari mobil tangki.
Manajer SPBU, Ramses Sitorus, menjelaskan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.49 WIB, saat pengawas SPBU melakukan pembongkaran isi mobil tangki ke tangki timbun.
“Mobil tangki itu berisi Bio Solar, tapi pengawas salah memasang pia. Selangnya justru disambungkan ke tangki Pertalite, sehingga tangki Pertalite tercemar,” ujar Ramses, dikutip dari tayangan YouTube
Kompas.com Reporter On Location
, Senin.
Akibat kelalaian tersebut, sebanyak 8.000 liter Bio Solar tercampur ke dalam tangki penyimpanan Pertalite dan didistribusikan ke kendaraan konsumen.
Pihak SPBU menyatakan telah menutup sementara penjualan Pertalite dan melakukan pengosongan (vakum) tangki guna mencegah kerusakan lebih lanjut.
“Kami sudah lapor ke Pertamina dan lakukan penanganan. Konsumen yang sudah datang kami ganti biaya bengkel dan beri kompensasi. Kalau masih ada yang merasa dirugikan, kami tetap terbuka,” tutur Ramses.
Ia menegaskan, insiden ini bukan disengaja, melainkan murni kesalahan prosedur internal.
SPBU juga menyatakan tetap bertanggung jawab atas kerusakan motor yang terjadi maksimal tujuh hari setelah pengisian BBM tercemar.
Sejumlah pengendara mengeluhkan motornya mogok tak lama setelah pengisian BBM. Salah satunya Anto, warga Kembangan, yang mengisi Pertalite senilai Rp 25.000.
“Baru jalan belum 10 meter, motor brebet. Saya bawa ke bengkel, dicek ternyata isinya Solar. Langsung saya balik ke SPBU dan mereka tanggung jawab,” ujar Anto.
Kasus serupa juga dialami Pisondiwan, pengemudi ojek online. Sepeda motornya mogok setelah 100 meter meninggalkan SPBU Kembangan.
“Isi Pertalite jam 11 siang, tapi motor cuma jalan 100 meter langsung mati. Knalpot ngebul dan motor nggak bisa nyala lagi,” kata Pisondiwan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/04/6890960415a79.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tangki Pertalite Tercemar Solar, SPBU Kembangan Tutup Penjualan dan Ganti Rugi Megapolitan 4 Agustus 2025
Tangki Pertalite Tercemar Solar, SPBU Kembangan Tutup Penjualan dan Ganti Rugi
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– SPBU 34.116.12 di kawasan
Kembangan
,
Jakarta Barat
, menghentikan sementara penjualan bahan bakar jenis Pertalite setelah diketahui tangkinya tercemar Bio Solar.
Manajer SPBU, Ramses Sitorus, menjelaskan bahwa pencemaran terjadi karena kesalahan teknis saat proses pembongkaran bahan bakar dari mobil tangki.
“Pukul 11.49 WIB, pengawas kami melaporkan kesalahan saat membongkar mobil tangki berisi Bio Solar,” kata Ramses dikutip dari tayangan
Kompas.com Reporter On Location
, Senin (4/8/2025).
Saat itu, terjadi kesalahan pemasangan selang yang seharusnya disambungkan ke tangki Bio Solar, namun justru terhubung ke tangki Pertalite, sehingga menyebabkan bahan bakar tersebut tercemar.
Akibat kelalaian tersebut, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar tercampur ke dalam tangki Pertalite.
Kejadian tersebut menyebabkan sejumlah kendaraan konsumen mogok tak lama setelah pengisian bahan bakar.
Setelah menerima laporan dari pengendara yang motornya mogok, pihak SPBU segera menghentikan penjualan Pertalite untuk mencegah dampak lebih luas.
“Kami langsung menutup penjualan Pertalite dan melakukan proses vakum tangki. Kami juga sudah melaporkan kejadian ini ke Pertamina,” ujar Ramses.
Selain itu, Ramses juga memastikan, pihaknya bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Bagi konsumen yang sudah datang, kami ganti biaya bengkel. Dan jika masih ada yang merasa dirugikan, kami siap memberikan kompensasi,” tegasnya.
Beberapa konsumen mengeluhkan kerusakan pada motornya setelah pengisian BBM.
Seorang warga bernama Anto mengaku, motornya mogok tidak lama setelah mengisi bahan bakar.
“Baru jalan sekitar 10 meter, motor langsung brebet. Setelah dicek di bengkel, ternyata isi tangki saya Solar, bukan Pertalite,” katanya.
Pengendara ojek online (ojol) bernama Pisondiwan juga mengalami hal serupa. Motornya mogok setelah 100 meter dari SPBU tempat mengisi BBM.
“Isi Pertalite, tapi ternyata Solar. Motor saya mati total dan knalpot langsung ngebul,” kata Anto.
Ia menyebut
SPBU Kembangan
bersedia mengganti kerugian termasuk pendapatan hariannya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/04/6890960415a79.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motor Ojol Mati Usai Isi BBM, Driver Dapat Kompensasi dari SPBU Kembangan Megapolitan 4 Agustus 2025
Motor Ojol Mati Usai Isi BBM, Driver Dapat Kompensasi dari SPBU Kembangan
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pengemudi ojek online mengalami kerugian setelah motornya mogok mendadak usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, Senin (4/8/2025).
Pengemudi bernama Pisondiwan menceritakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
Ia mengaku membeli Pertalite seperti biasa, namun hanya berselang sekitar 100 meter dari SPBU, motornya langsung mati.
Setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang masuk ke tangki motornya adalah Bio Solar.
“Pas jalan 100 meter, motor langsung mati. Knalpot ngebul dan nggak bisa nyala sama sekali. Ternyata waktu dicek, yang masuk ke tangki itu Solar,” kata Pisondiwan dikutip dari tayangan YouTube
Kompas.com Reporter On Location
, Senin.
Akibat insiden itu, ia sempat kehilangan potensi pendapatan harian.
Namun, pihak SPBU bersedia memberikan kompensasi sesuai jumlah rata-rata penghasilan hariannya sebagai pengemudi ojek online.
“Alhamdulillah pihak SPBU bertanggung jawab. Motor saya juga sudah bisa nyala lagi setelah diperbaiki,” ujarnya.
Manajer SPBU, Ramses Sitorus, membenarkan, telah terjadi kesalahan teknis dalam proses pengisian BBM dari mobil tangki ke tangki penyimpanan.
“Pengawas kami salah memasang selang saat pembongkaran. Harusnya Bio Solar masuk ke tangki solar, tapi malah ke tangki Pertalite,” jelas Ramses.
Akibat kesalahan itu, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar tercampur ke dalam tangki Pertalite.
SPBU langsung menutup penjualan Pertalite dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Pertamina.
“Kami sudah lakukan proses vakum tangki dan memberi kompensasi kepada konsumen terdampak. Untuk masyarakat yang merasa dirugikan dan belum melapor, kami tetap terbuka dan siap bertanggung jawab,” ujar Ramses.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/04/6890960415a79.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motor Mogok Massal Usai Isi BBM di Kembangan, Ternyata Pertalite Tercampur Solar Megapolitan 4 Agustus 2025
Motor Mogok Massal Usai Isi BBM di Kembangan, Ternyata Pertalite Tercampur Solar
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah pengendara motor mengalami mogok massal usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, pada Senin (4/8/2025).
Setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang masuk ke tangki motor adalah
Bio Solar
, bukan Pertalite.
Salah satu pengendara, Anto, mengatakan, motornya mulai brebet tak lama setelah ia meninggalkan SPBU.
“Kejadiannya jam 10.30 WIB. Saya isi Pertalite Rp 25.000, belum 10 meter motor brebet. Setelah dicek di bengkel, ternyata isinya Solar,” ujar Anto dikutip dari YouTube
Kompas.com Reporter On Location
, Senin.
Ia langsung kembali ke SPBU dan menyampaikan keluhan. Pihak SPBU pun menguras tangki motornya dan mengisi ulang bahan bakar.
“Sekarang sudah selesai, tapi kalau motor mogok lagi dalam tujuh hari, SPBU masih tanggung jawab. Lewat seminggu, sudah bukan tanggung jawab mereka,” jelasnya.
Korban lain, Pisondiwan, seorang pengemudi ojek online, juga mengalami hal serupa sekitar pukul 11.00 WIB.
“Kita isi Pertalite, tapi ternyata yang masuk Solar. Baru jalan 100 meter, motor langsung mati. Knalpot ngebul dan sama sekali tidak bisa nyala,” ujarnya.
Menurut Pisondiwan, pihak SPBU juga mengganti rugi kerusakan motor serta memberikan kompensasi harian sesuai pendapatan yang biasa ia terima.
“Alhamdulillah SPBU bertanggung jawab. Motor sudah nyala lagi, dan saya juga dapat kompensasi harian,” katanya.
Sementara itu, Manajer SPBU 34.116.12, Ramses Sitorus, membenarkan adanya kesalahan teknis dalam proses pembongkaran BBM dari mobil tangki.
“Pukul 11.49 WIB, pengawas menelepon saya dan melaporkan ada kesalahan. Mobil tangki berisi Bio Solar, tapi selangnya salah dipasang ke tangki Pertalite, sehingga tercampur,” ujar Ramses.
Ia menyebutkan, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar terlanjur masuk ke dalam tangki Pertalite.
Menyusul kejadian itu, SPBU langsung menghentikan penjualan Pertalite untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kendaraan konsumen.
“Kami sudah laporkan ke
Pertamina
dan lakukan proses vakum pada tangki. Konsumen yang terdampak sudah diberikan kompensasi, termasuk biaya bengkel,” katanya.
Ramses menambahkan, pihaknya masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang merasa dirugikan untuk mengajukan klaim.
“Ini bukan kesengajaan, ini murni musibah. Kami tetap siap bertanggung jawab,” ucapnya.
(video jurnalis Kompas.com: Dimas Nanda Krisna | Produser: Abba Gabrillin)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/05/689169e7b9184.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2023/01/28/63d53937b73f6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/02/04/67a20098aaedf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/03/04/67c6be0e0bd1c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)