Produk: Narkotika

  • Jelang Nataru, BNNK Tuban Gencar Lakukan Tes Urine di Tempat Hiburan Malam

    Jelang Nataru, BNNK Tuban Gencar Lakukan Tes Urine di Tempat Hiburan Malam

    Tuban (beritajatim.com) – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Tuban kembali menyasar tempat hiburan malam dengan melaksanakan tes urine.

    Kali ini yang disasar adalah seluruh karyawan dan karyawati Glamour Karaoke & Cafe Tuban. Ini sebagai langkah menjaga kawasan hiburan tetap bebas dari penyalahgunaan narkotika.

    Kepala BNNK Tuban, AKBP Bagus Hari Cahyono mengatakan bahwa sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika melalui kegiatan deteksi dini di lingkungan tempat hiburan malam. Sebanyak 55 orang menjalani pemeriksaan menggunakan alat tes kit 7 parameter.

    “Pemeriksaan dilakukan secara bertahap oleh petugas, dimulai dari registrasi peserta, penyampaian mekanisme pemeriksaan, hingga proses pengambilan sampel urine,” ujar AKBP Bagus Hari Cahyono, Selasa (9/12/2025).

    Seluruh tahapan berjalan tertib dan mendapat dukungan penuh dari pihak manajemen. Selain itu, BNNK Tuban juga memberikan sosialisasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) kepada seluruh karyawan. Yakni, mengenai bahaya berbagai jenis narkotika, pola penyalahgunaannya, serta dampak kesehatan dan hukum yang dapat ditimbulkan.

    “Petugas juga mengingatkan agar seluruh pekerja lebih waspada terhadap potensi masuknya narkotika di lingkungan kerja,” imbuhnya.

    Pria yang akrab disapa Hari ini juga menambahkan terkait dengan hasil pemeriksaan menunjukkan seluruh peserta negatif. Temuan tersbut menandakan tidak ditemukan indikasi penyalahgunaan narkotika pada saat pemeriksaan berlangsung.

    “Kami mengimbau karyawan dan karyawati untuk turut menjaga keamanan lingkungan kerja dan segera melapor apabila menemukan aktivitas yang mencurigakan terkait narkotika. Semoga hasil ini dijaga, jangan pernah mencoba narkotika sekalipun,” tegasnya. [dya/suf]

  • Prabowo Teken 7 Kesepakatan dengan Pakistan, Kerja Sama Bidang Teknologi hingga Dagang

    Prabowo Teken 7 Kesepakatan dengan Pakistan, Kerja Sama Bidang Teknologi hingga Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dan Pakistan meneken nota kesepahaman atau MoU untuk memperkuat kemitraan dan perjanjian kerja sama di sejumlah sektor. 

    Pertukaran dokumen tersebut berlangsung di kediaman PM Pakistan di Islamabad dan secara langsung disaksikan Presiden Prabowo Subianto dan PM Pakistan Shehbaz Sharif. 

    “Hari ini kita telah mengadakan pertemuan yang sangat produktif. Kita telah mencapai banyak kesepakatan di berbagai bidang dan kita telah membahas hal-hal yang menjadi kepentingan bersama,” ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

    Berdasarkan keterangan Sekretariat Presiden ada tujuh poin kerja sama kemitraan RI dan Pakistan. Salah satunya penguatan di sektor teknologi.

    Kemudian, sektor yang turut dikerja samakan yakni sektor pendidikan, UMKM, pemberantasan narkoba, perdagangan hingga kesehatan.

    Pada intinya, MoU dan perjanjian kerja sama diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, serta memperkokoh kontribusi kedua negara dalam menjaga stabilitas kawasan.

    Berikut 7 poin kerja sama dalam MoU RI-Pakistan :

    1. Perjanjian antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dengan Higher Education Commission (HEC) of Islamic Republic of Pakistan tentang pengakuan bersama Sertifikat dan Gelar Pendidikan Tinggi;

    2. Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Pakistan untuk Program Hibah pada “The Indonesian Aid Scholarships”;

    3. MoU antara SMESCO dan SMEDA tentang Kemitraan Strategis dalam Fasilitasi Usaha Kecil dan Menengah;

    4. MoU antara Arsip Nasional Republik Indonesia dan the Cabinet Division Represented by National Archives Pakistan tentang Kerja Sama Kearsipan;

    5. MoU antara Badan Narkotika Nasional Pemerintah Republik Indonesia dan Ministry of Interior and Narcotics Control Pemerintah Pakistan tentang Kerja Sama dalam Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif Baru dan Prekursornya; 

    6. MoU antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Republik Indonesia dan Pakistan Halal Authority dalam Perdagangan dan Sertifikasi Halal;

    7. MoU tentang Kerja Sama di Bidang Kesehatan. 

  • Venezuela Rekrut 5.600 Tentara Baru di tengah Ketegangan dengan AS

    Venezuela Rekrut 5.600 Tentara Baru di tengah Ketegangan dengan AS

    JAKARTA – Venezuela mengumumkan perekrutan 5.600 tentara baru ke dalam Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.

    Dilansir ANTARA dari Anadolu, Senin, 8 Desember, rekrutmen tersebut dilakukan karena “meningkatnya ancaman imperialis,” menurut laporan media lokal yang mengutip pernyataan pemerintah, yang merujuk pada ancaman AS dan pengerahan armada angkatan laut di Karibia.

    AS baru-baru ini memperluas operasi militer di seluruh Amerika Latin, dengan mengerahkan marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, dan pesawat nirawak.

    Pernyataan tersebut menekankan para tentara baru tersebut telah mengambil sumpah setia kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan menggambarkan angkatan bersenjata sebagai tulang punggung “stabilitas, perdamaian, keamanan, dan masa depan” Venezuela.

    Mayor Jenderal Javier Jose Marcano Tabata mengatakan kepada televisi pemerintah VTV lamaran masuk ke militer telah meningkat.

    “Saat ini, sementara imperialisme mengancam negara kita secara ilegal, sewenang-wenang, penuh kebohongan, dan dengan lancang, rakyat kita, terutama kaum muda, berbondong-bondong datang untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian,” kata Marcano.

    Data resmi menunjukkan Venezuela memiliki sekitar 200 ribu tentara, 200 ribu polisi, dan jutaan anggota milisi cadangan.

    AS melancarkan 22 serangan di wilayah tersebut terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkotika sejak September, menewaskan 87 orang.

    Presiden AS Donald Trump memperingatkan dia akan segera mulai menargetkan jaringan perdagangan narkoba Venezuela “melalui darat.”

  • Polda Metro Jaya ungkap peredaran ganja 14,6 kg di Bekasi

    Polda Metro Jaya ungkap peredaran ganja 14,6 kg di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap peredaran narkotika jenis ganja seberat 14,6 kilogram (kg) di wilayah Bekasi Timur.

    “Seorang pria berinisial FD (61) ditangkap bersama barang bukti ganja dengan total berat bruto 14,6 kilogram,” kata Pelaksana Tugas Kanit 5 Subdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Iptu Andri Fajar Novianto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Dia menjelaskan penangkapan pelaku tersebut dilakukan pada Minggu (7/12) sekitar pukul 19.47 WIB di sebuah rumah di Jalan Kintamani, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

    “Penangkapan berawal dari informasi masyarakat terkait adanya aktivitas peredaran narkoba di lokasi tersebut,” ujar Andri.

    Barang bukti ganja seberat 14,6 kilogram diamankan dari penangkapan tersangka berinisial FD (61) di wilayah Bekasi Timur, Minggu (7/12/2025). ANTARA/HO-Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

    Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan dua kardus berisi total 14 paket ganja, masing-masing empat paket dalam kardus kecil dan 10 paket dalam kardus besar.

    “Total berat keseluruhan mencapai 14,64 kilogram, serta turut diamankan satu unit handphone (telepon genggam),” ucap Andri.

    Terkait hasil interogasi awal, dia mengungkap FD mendapatkan ganja tersebut dari seseorang berinisial L, yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

    “FD mengaku menerima uang akomodasi Rp10 juta, serta dijanjikan upah Rp10 juta setelah barang terjual,” terang Andri.

    Saat ini, dia mengatakan tersangka FD beserta barang bukti telah dibawa ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perang Saudara Picu Lonjakan Produksi Narkoba di Myanmar

    Perang Saudara Picu Lonjakan Produksi Narkoba di Myanmar

    Jakarta

    Data terbaru tentang produksi opium dan metamfetamin di Myanmar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menempatkan negara yang dilanda perang tersebut sebagai pusat perdagangan narkoba ilegal bernilai miliaran dolar di Asia.

    Budidaya opium meningkat 17% menjadi lebih dari 53.000 hektare selama setahun terakhir, jumlah tertinggi dalam satu dekade, menurut survei opium terbaru Myanmar oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) yang diterbitkan minggu ini.

    Yang paling mencolok, Myanmar masih menjadi produsen opium terbesar di dunia. Negara tersebut merebut posisi itu dari Afganistan pada 2023, dua tahun setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dan memberantas sebagian besar ladang opium di negara itu.

    Data UNODC yang dirilis awal tahun ini juga menunjukkan bahwa penyitaan metamfetamin di Asia Timur dan Asia Tenggara pada 2024 mencapai rekor 236 ton.

    Sebagian besar narkoba tersebut diyakini diproduksi di Myanmar. Menurut PBB, kombinasi meningkatnya penyitaan dan menurunnya harga di jalanan menunjukkan bahwa produksi di dalam Myanmar terus meningkat.

    Kartel Cina yang dilindungi di segitiga emas

    “Saya tidak akan benar-benar mengatakan Myanmar sebagai negara adalah pemasok, tetapi ada kelompok kriminal yang memproduksi dan menyelundupkan metamfetamin dan heroin,” kata Inshik Sim, peneliti narkoba ilegal UNODC untuk Asia Pasifik, kepada DW.

    Myanmar telah menjadi produsen narkoba utama selama beberapa dekade, sebagian karena faktor geografisnya. Negara tersebut, yang dulu dikenal sebagai Burma, berada di salah satu sudut Segitiga Emas yang terkenal, di mana daerah perbatasannya yang terjal dan penuh kejahatan berbatasan dengan Laos dan Thailand.

    Produksi metamfetamin didongkrak perang saudara

    Perang saudara kacau yang dipicu oleh kudeta militer 2021 menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan perdagangan narkoba Myanmar, menurut PBB. Ekonomi resmi negara runtuh, penegakan hukum melemah, dan para panglima perang membutuhkan lebih banyak uang untuk mendanai pasukan pribadi mereka.

    “Karena konflik, ada kebutuhan bagi orang-orang untuk mencari uang, baik itu kelompok bersenjata maupun petani, karena konflik mengacaukan ekonomi… Dan saya pikir budidaya opium adalah salah satu dampaknya,” kata Sim.

    Produksi metamfetamin sudah meningkat jauh sebelum kudeta, tetapi, menurut Sim, perang saudara kemungkinan besar ikut mempercepat tren tersebut.

    Krisis narkoba ‘meningkat pesat &rsquo

    Thailand mengalami dampak paling besar dari ledakan narkoba yang terjadi di seberang perbatasannya dengan Myanmar. Tahun lalu, pejabat Thailand menyita jumlah metamfetamin Myanmar yang sangat besar, termasuk rekor 1 miliar tablet.

    “Angka-angka ini adalah peringatan jelas bahwa masalah narkoba tidak hanya berlanjut tetapi kini berkembang sangat cepat,” kata Thanapon Thanikkun, kepala intelijen di Kantor Dewan Pengawas Narkotika Thailand.

    Ia memperingatkan bahwa para penyelundup memanfaatkan jaringan transportasi Thailand yang maju untuk mengirimkan produk mereka melalui darat, udara, dan laut, sekaligus meninggalkan masalah penyalahgunaan narkoba yang semakin parah.

    UNODC mengonfirmasi bahwa penggunaan metamfetamin meningkat di Thailand dan sebagian besar Asia Tenggara.

    Petani dan pejuang bergantung pada penjualan narkoba

    Bagi kelompok bersenjata yang memasok kebutuhan regional dari Myanmar, menjual narkoba adalah cara cepat untuk memperoleh senjata, kata Khun Oo, wakil ketua Organisasi Pemuda Pa-O, kelompok non-pemerintah yang menangani isu sosial di negara bagian Shan. Pa-O adalah salah satu kelompok etnis utama di negara bagian tersebut.

    “Mereka [kelompok bersenjata] membutuhkan senjata, sumber daya manusia, dan uang, jadi inilah cara mereka mendapatkannya, melalui perdagangan narkoba,” katanya.

    Berbeda dengan metamfetamin, yang bisa diproduksi di laboratorium kecil dalam jumlah besar oleh sedikit orang, produksi opium melibatkan banyak petani.

    Poppy telah lama menjadi tanaman penghasil uang di Myanmar saat masa-masa sulit. Khun Oo mengatakan perang saudara membuat petani jauh lebih sulit membawa hasil panen mereka ke pasar, sementara para penyelundup narkoba yang membeli opium justru datang kepada mereka.

    “Dulu, mereka masih bisa bertani tanaman lain,” katanya, tetapi sekarang, “mereka tidak punya pilihan” selain menanam opium.

    Menurut Khun Oo, para penyelundup juga membayar petani hingga USD 500 (sekitar Rp8,34juta) untuk sekitar satu kilogram opium mentah di beberapa daerah, setidaknya dua kali lipat dari harga sebelum kudeta, membuat poppy semakin menarik.

    Heroin Myanmar ditemukan di Afrika dan Eropa

    Produk dari ladang opium dan laboratorium metamfetamin Myanmar menyebar luas ke seluruh kawasan dan dunia.

    Setelah keluar dari Myanmar menuju Laos dan Thailand, narkoba tersebut menyebar ke seluruh Asia Tenggara, dan dari sana dijual dengan harga tinggi di negara-negara seperti Jepang dan Australia.

    Tahun lalu, Kepolisian Federal Australia memperkirakan bahwa hingga 70% metamfetamin kristal yang dikonsumsi di negara tersebut berasal dari Myanmar.

    Sim mengatakan Cina kemungkinan masih menjadi pasar utama heroin Myanmar. Namun, penyitaan terbaru menunjukkan bahwa para penyelundup kini juga mengincar wilayah barat.

    UNODC mencatat serangkaian penyitaan metamfetamin dan heroin baru-baru ini di timur laut India, yang juga berbatasan dengan Myanmar.

    Selain itu, serangkaian penyitaan heroin Myanmar dalam jumlah kecil namun tidak biasa di Nigeria dan beberapa bagian Eropa, lewat Thailand, dapat menandakan bahwa kartel Myanmar berupaya memperluas pasar mereka ke benua-benua baru.

    “Kami sebelumnya tidak melihat aliran perdagangan heroin seperti ini dari kawasan ini ke wilayah lain, karena pasar tradisional heroin dari Segitiga Emas pada dasarnya adalah Asia Timur, Asia Tenggara, dan sebagian Oceania. Namun sekarang kami melihat aliran ke barat juga terjadi,” kata Sim.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Yuniman Farid


    (ita/ita)

  • Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan ramp check angkutan umum secara masif pada Senin (8/12/2025), menjelang Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru 2026. Upaya gabungan ini bertujuan krusial untuk memastikan seluruh armada angkutan umum benar-benar layak jalan serta memenuhi standar perizinan yang berlaku sebelum lonjakan penumpang tiba.

    Kegiatan yang berlokasi di Terminal Tipe A Tamanan Kota Kediri ini melibatkan kolaborasi lintas sektor yang kuat, termasuk UPT P3 Provinsi Jawa Timur, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kediri, Satlantas Polres Kediri Kota, Dinas Kesehatan, Korsatpel Terminal Tamanan, Jasa Raharja, dan Subdenpom Kediri. Fokus utamanya adalah menciptakan keamanan dan keselamatan transportasi selama momen libur panjang Nataru.

    Arief Cholisudin, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri, mengemukakan bahwa pemeriksaan terbagi menjadi dua aspek utama, yakni fisik kendaraan dan kesehatan pengemudi. Bagian kendaraan yang diperiksa oleh petugas meliputi rem, lampu sein, wiper, lampu, perangkat keselamatan, ban, dan administrasi. Sementara itu, dari segi kesehatan pengemudi dan kru angkutan umum, petugas juga melakukan pemeriksaan intensif, seperti: tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan uji kandungan Napza.

    “Upaya ini kami lakukan sebagai upaya dalam memastikan angkutan orang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) siap untuk beroperasi khususnya menyambut Nataru,” ucap Arief Cholisudin.

    Ia menambahkan bahwa poin yang paling penting adalah meningkatkan keselamatan baik pengendara maupun penumpang. Harapannya, penumpang bisa selamat sampai tujuan untuk bersuka cita bersama keluarga. Pesan keselamatan ini sangat penting bagi Gen Z dan milenial yang sering memanfaatkan bus antarkota untuk mobilitas liburan.

    Hasil dari kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB menunjukkan adanya temuan signifikan. Dari total tiga belas bus AKAP maupun AKDP yang diperiksa, terdapat satu armada yang ditindak tilang karena ditemukan pelanggaran berupa buku uji yang sudah mati.

    Lebih lanjut, dari tes kesehatan yang dilakukan terhadap 21 supir dan kru, ditemukan 11 orang mengalami tensi tinggi. Selain itu, 3 orang terdeteksi memiliki kolesterol tinggi, dan 3 orang menunjukkan gula darah tinggi, serta 1 orang memiliki masalah mata minus. Seluruh supir dan kru yang diperiksa diketahui negatif Napza.

    Cholis berharap, melalui kegiatan ini, para pemilik armada dapat mempersiapkan angkutan dalam kondisi prima sehingga keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya menjadi prioritas utama. Kondisi kesehatan prima kru dan teknis kendaraan yang andal adalah syarat mutlak.

    Sementara itu, Iptu Murnianto, Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Kediri Kota, sebelum dimulainya ramp check sempat memberikan arahan tegas kepada Tim Gabungan. Ia menyampaikan agar pengecekan dilakukan secara sungguh-sungguh dan sesuai kelayakan, menegaskan agar kendaraan yang tidak lolos uji kelaikan tidak boleh beroperasi.

    Dirinya juga menegaskan agar temuan di lapangan menjadi perhatian bersama dan segera ditindaklanjuti. Iptu Murnianto juga berharap pengemudi bus tidak melakukan pelanggaran lalu lintas di Kota Kediri, demi menjaga ketertiban dan keselamatan bersama. [nm/kun]

  • Mayat-mayat Terdampar di Pantai Kolombia, Akibat Serangan AS?

    Mayat-mayat Terdampar di Pantai Kolombia, Akibat Serangan AS?

    Bogota

    Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan penyelidikan terhadap sejumlah mayat yang ditemukan terdampar di pantai negara tersebut. Otoritas Bogota menduga mayat-mayat itu merupakan korban serangan Amerika Serikat (AS) terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba di Karibia dan Pasifik Timur.

    Petro, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (8/12/2205), membagikan foto dan video via media sosial X yang menunjukkan mayat-mayat yang ditemukan di area pantai La Guajira, sebuah wilayah di Kolombia bagian utara.

    Wilayah Kolombia bagian utara diketahui berbatasan dengan Venezuela di dekat Laut Karibia, yang menjadi lokasi AS melancarkan rentetan serangan yang diklaim sebagai bagian dari operasi antinarkotika.

    Petro mengatakan bahwa mayat-mayat itu akan diidentifikasi untuk diketahui identitas dan asal kewarganegaraannya.

    “Mayat-mayat ditemukan di ujung utara La Guajira. Kami menunggu identifikasi oleh tim forensik,” kata Petro dalam pernyataannya.

    Petro, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa mayat-mayat itu tampak mengambang di laut lepas La Guajira.

    Dia juga mengatakan bahwa dirinya telah meminta spesialis kedokteran forensik untuk memastikan identitas mereka dan berkoordinasi dengan kantor kejaksaan Venezuela.

    “Kemungkinan mereka tewas akibat pengeboman di laut,” ujar Petro.

    Militer AS telah melancarkan setidaknya 22 serangan di kawasan tersebut terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkotika, sejak September lalu.

    Berdasarkan data otoritas AS, total sedikitnya 87 orang tewas akibat rentetan serangan militer tersebut.

    Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS telah memperluas operasi militer di seluruh kawasan Amerika Latin dalam beberapa bulan terakhir. Washington mengerahkan pasukan Marinir, kapal-kapal perang, sejumlah jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam dan drone ke kawasan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Asyik Nyabu, Polres Sumenep Tangkap Muda Mudi Living Together di Kamar Kos

    Asyik Nyabu, Polres Sumenep Tangkap Muda Mudi Living Together di Kamar Kos

    Sumenep (beritajatim.com) – Z (34), laki-laki,warga Desa Palokloan, Kecamatan Gapura, dan
    D (26), perempuan, warga Desa Bakiong, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep terjaring petugas saat menggelar patroli rutin.

    “Muda-mudi ini ditangkap di sebuah kamar kos. Mereka tidak punya ikatan pernikahan (living together). Kemudian diduga baru menggelar pesta sabu,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Minggu (07/12/2025).

    Patroli menyasar sejumlah lokasi rawan seperti terminal, area perbankan, pertokoan, pemukiman dan rumah kos. Setiba di sebuah tempat kos di Desa Babbalan, di dalam sebuah kamar, terlihat gerak-gerik Z dan D mencurigakan.

    “Petugas kami langsung melakukan penggeledahan di kamar kos Z. Saat digeledah, polisi menemukan seperangkat alat hisap sabu, dua klip berisi serbuk putih diduga sabu, serta satu klip berisi delapan butir pil Y,” ungkapnya.

    Kedua pasangan tersebut langsung diamankan dan dibawa ke kantor Sat Samapta Polres Sumenep untuk pemeriksaan awal sebelum diserahkan ke Satresnarkoba untuk penyidikan lanjutan.

    “Patroli Presisi ini merupakan langkah preventif untuk menjaga keamanan masyarakat. Malam ini, anggota kami berhasil mengungkap dugaan penyalahgunaan narkotika. Ini membuktikan bahwa patroli efektif mencegah terjadinya tindak kriminal,” ungkap Widiarti.

    Ia menambahkan, Patroli Presisi merupakan bentuk komitmen Polres Sumenep dalam menciptakan rasa aman di masyarakat. (tem)

     

  • Lihat Kondisi Onad, Husein Ja’far: Dia Janji untuk Bertobat

    Lihat Kondisi Onad, Husein Ja’far: Dia Janji untuk Bertobat

    Jakarta, Beritasatu.com – Ustaz Husein Ja’far Al Hadar menjenguk sahabatnya, Onadio Leonardo yang menjalani rehabilitasi narkoba di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

    Dalam kunjungannya, Husein Ja’far Al Hadar menyampaikan pesan dari Onad yang meminta maaf kepada publik sekaligus memohon doa agar bisa bangkit dari musibah ini.

    Ia mengatakan, Onad menitipkan salam kepada semua pihak yang mendukung dan mendoakannya selama proses hukum berjalan.

    “Dia titip salam buat kalian semua. Dia minta maaf atas kesalahannya dan juga minta doa,” kata Husein Ja’far Al Hadar dikutip dari Instagram miliknya, Minggu (7/12/2025).

    Menurutnya, sahabatnya itu bertekad kuat untuk berubah setelah menjalani masa pertanggungjawaban atas kasus narkotika yang menjeratnya.

    “Setelah pertanggungjawabannya selesai, dia akan memulai semua dengan lebih baik. Gue enggak sabar bisa menemani lagi Onad untuk menebar kasih dan toleransi,” ujarnya.

    Husein menambahkan, pengalaman pahit terkait narkoba membuat Onad banyak belajar tentang arti hidup, kedisiplinan, serta pentingnya keluarga dan lingkungan yang mendukung.

    Ia berharap, proses rehabilitasi dapat mengembalikan Onad menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik. Ia percaya sahabatnya mampu bangkit dan kembali berkarya positif untuk masyarakat.

    “Sekarang dia benar-benar kenal dirinya. Dia tahu betapa berharganya waktu, keluarga, teman, mental, dan kedisiplinan,” tuturnya.

    Sebelumnya, Onadio Leonardo ditangkap Satresnarkoba Polres Jakarta Barat pada 31 Oktober 2025 di rumahnya, kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

    Pada saat penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti satu klip ganja, vapir, dan klip plastik bekas ekstasi yang diduga telah habis digunakan.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hanya Onadio yang positif menggunakan narkoba, sementara istrinya dinyatakan negatif dan dipulangkan.

    Akibat temuan tersebut, Onad diwajibkan menjalani rehabilitasi narkoba untuk pemulihan ketergantungannya.

  • 3 PPPK di Bone Sulsel Gagal Dilantik Gara-Gara Positif Narkoba

    3 PPPK di Bone Sulsel Gagal Dilantik Gara-Gara Positif Narkoba

    Liputan6.com, Bone – Pemerintah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, membatalkan pelantikan tiga calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu setelah dinyatakan positif narkoba. Akibatnya, dari total 4.424 calon PPPK, hanya 4.421 orang yang akan dilantik pada Desember 2025.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bone, Edy Saputra Syam, menegaskan tidak ada toleransi bagi calon aparatur sipil negara yang terbukti menggunakan narkoba.

    “Sudah ada tiga orang yang positif narkoba. Yang bersangkutan langsung kami hentikan. Tidak ada toleransi bagi pengguna narkoba,” kata Edy, Sabtu (6/12/2025).

    Edy menjelaskan, ketiga calon PPPK tersebut diketahui positif narkoba setelah hasil tes urine dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bone diterima oleh pemerintah daerah. Ketiganya berasal dari instansi yang berbeda.

    “Satu orang operator sekolah, satu dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), dan satu dari Dinas Koperasi,” ungkapnya.

    Menurut Edy, langkah tegas ini diambil demi menjaga integritas dan kualitas aparatur sipil negara di Kabupaten Bone. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah membutuhkan ASN yang bersih, berintegritas, dan mampu menjadi teladan dalam pelayanan publik.

    “Bone membutuhkan aparatur yang benar-benar siap mengabdi. Tidak ada kompromi untuk kasus penyalahgunaan narkotika,” tegas Edy.

    Ia juga menyebutkan bahwa tes urine bagi calon PPPK bukan sekadar formalitas administratif, melainkan bagian dari upaya memastikan kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

    “Ini menyangkut kualitas pelayanan publik. Bupati ingin memastikan ASN di Bone benar-benar bersih dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Bone berencana menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatan 4.424 tenaga honorer menjadi PPPK paruh waktu pada Desember 2025. Namun, dengan adanya tiga calon yang dinyatakan positif narkoba, jumlah tersebut berkurang.

    “SK PPPK paruh waktu kami usahakan diserahkan bulan ini. Prosesnya sudah dicetak di BKPSDM dan saat ini masih berjalan paraf hierarki,” ucap Edy.