Produk: Narkotika

  • BNN perkuat Desa Bersinar di Garut untuk cegah narkoba

    BNN perkuat Desa Bersinar di Garut untuk cegah narkoba

    “BNN tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada penguatan komunitas, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan,”

    Garut (ANTARA) – Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkuat program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, sebagai bagian dari komitmen nasional dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika (P4GN).

    Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom menegaskan bahwa persoalan narkoba bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga ancaman serius terhadap ketahanan nasional.

    “BNN tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada penguatan komunitas, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan,” kata Marthinus saat menghadiri kegiatan penguatan program Desa Bersinar di Kabupaten Garut, Rabu.

    Marthinus mengungkapkan Desa Sancang dipilih sebagai lokus utama penguatan P4GN karena posisinya yang strategis di pesisir selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tasikmalaya.

    Dengan garis pantai sepanjang 12,76 kilometer dan jumlah penduduk lebih dari 7.000 jiwa, desa ini menjadi titik rawan penyelundupan narkotika melalui sejumlah pelabuhan tikus seperti Cipangkis, Cibako, dan Cipanglembuan.

    “Saya ingin sampaikan bahwa narkoba hari ini masuk ke Indonesia rata-rata hampir 90 persen masuk lewat jalur pantai. Beberapa tahun yang lalu, kita pernah menangkap, menyita lebih dari satu ton narkoba di wilayah sini,” katanya.

    Dia mengatakan berbagai intervensi telah dilakukan BNN di Desa Sancang, termasuk pembentukan relawan antinarkoba, agen pemulihan, hingga kelompok kerja berbasis komunitas.

    “Edukasi dan sosialisasi dilakukan melalui pendekatan keagamaan, tradisi lokal seperti Hajat Laut dan khutbah Jumat, serta kegiatan pendidikan di sekolah,” katanya.

    Lebaih lanjut, pemetaan wilayah rawan dan deteksi dini secara berkala juga menjadi bagian dari strategi untuk memastikan efektivitas program Desa Bersinar.

    “Keberhasilan program P4GN sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif membangun desa tangguh dan bersih narkoba,” ujar Marthinus.

    Marthinus berharap, intervensi di Desa Sancang, Kabupaten Garut dapat menjadi model nasional dalam membangun ketahanan komunitas terhadap ancaman narkoba berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan warga.

    Pewarta: Rubby Jovan Primananda
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabaharkam: Waspadai narkoba masuk pedesaan

    Kabaharkam: Waspadai narkoba masuk pedesaan

    “Narkoba ini bahaya, di desa yang tergoda bukan warga saja, tapi aparat desa,”

    Garut (ANTARA) – Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Muhammad Fadil Imran mengingatkan semua elemen masyarakat untuk mewaspadai narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif berbahaya (narkoba) masuk ke pedesaan karena bisa membahayakan diri sendiri dan mengganggu keamanan.

    “Narkoba ini bahaya, di desa yang tergoda bukan warga saja, tapi aparat desa,” kata Fadil saat acara Penguatan Program Desa Bersinar Menuju Garut Tangguh Bersinar di Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu.

    Ia menuturkan jajarannya selama ini terus melakukan berbagai upaya untuk memberantas peredaran maupun penyalahgunaan narkoba di seluruh daerah termasuk antisipasi masuk ke wilayah pedesaan.

    Menurut dia narkoba memiliki daya tarik yang bisa jadi lebih “cantik” daripada perempuan, sehingga siapa saja semua kalangan masyarakat bisa tergiur menyalahgunakan narkoba.

    “Sudah terjerat itu akan menjadi masalah besar,” katanya.

    Ia berharap pedesaan di Kabupaten Garut, khususnya Desa Sancang yang saat ini digelar acara Penguatan Program Desa Bersinar Menuju Garut Tangguh Bersinar agar tidak ada yang menyalahgunakan narkoba.

    Apabila narkoba sudah masuk ke kalangan masyarakat pedesaan, kata dia, dampaknya tidak hanya merusak dirinya sendiri, tapi juga menimbulkan persoalan gangguan keamanan di lingkungannya, salah satunya marak pencurian.

    Mereka yang ketergantungan narkoba, kata dia, untuk memenuhi kebutuhannya akan melakukan berbagai cara termasuk mencuri barang yang dapat dijual dan uangnya dibelikan narkoba.

    “Sudah ditangkap pelakunya, kenapa maling karena ketergantungan narkoba,” kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.

    Ia menginstruksikan seluruh jajaran kepolisian seperti Bhabinkamtibmas yang hadir di pedesaan untuk bersinergi dan harmonis bersama masyarakat untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

    Fadil optimistis adanya program saat ini yang digelar di pelosok daerah Garut tidak hanya sekadar slogan tapi menjadi gerakan besar bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk menolak narkoba.

    “Kebersamaan dan kolaborasi yang kuat maka kita akan dapat menyelamatkan generasi bangsa,” katanya.

    Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Komjen Pol Marthinus Hukom menambahkan, desa harus bersih dari narkoba untuk menuju Garut tangguh melawan berbagai ancaman narkoba.

    Ia menyampaikan persoalan narkoba saat ini tidak seperti dulu yang lebih banyak dan mudah beredar di kalangan perkotaan dan yang memiliki banyak uang, saat bisa bisa menyasar masyarakat di kampung-kampung.

    “Hari ini menyasar seluruh masyarakat sampai ke kampung-kampung,” katanya.***2***

    Pewarta: Feri Purnama
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lagi, Erick Thohir Angkat Dirut Perum Bulog dari Jenderal TNI

    Lagi, Erick Thohir Angkat Dirut Perum Bulog dari Jenderal TNI

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Ahmad Rizal Ramdhani, seorang perwira tinggi TNI, menjadi Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). 

    Erick menjelaskan bahwa Ahmad Rizal menggantikan posisi Dirut Perum Bulog sebelumnya, Novi Helmy Prasetya yang dicopot dari jabatannya pada akhir Juni 2025. Novi juga merupakan perwira tinggi TNI.

    “Sudah kan kemarin Pak Novi diminta Panglima TNI untuk bertugas lagi di TNI. Ada Dirut baru lagi. Iya [Ahmad Rizal Ramdhani]. Sudah mungkin beberapa hari [menjabat],” kata Erick setelah agenda Rapat Kerja (Raker) Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (8/7/2025).

    Ahmad Rizal merupakan perwira tinggi TNI AD dengan pangkat Mayor Jenderal yang sebelumnya menjabat Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).

    Dia juga merupakan Komandan Satgas Bawah Kendali Operasi (BKO) Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), lulusan Akademi Militer (Akmil) 1993.

    Sebelumnya, Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-179/MBU/06/2025 tanggal 30 Juni 2025, Erick telah memberhentikan Novi Helmy Prasetya dari posisinya sebagai Dirut Perum Bulog. Erick sempat mengangkat Prihasto Setyanto sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Perum Bulog.

    Pemerintah telah mengganti pucuk pimpinan Perum Bulog sebanyak lima kali dalam enam tahun terakhir sejak 2019. Sosok yang menjabat di perusahaan tidak pernah bertahan lama.  

    Masa jabatan Novi sebagai Dirut tergolong singkat, yakni sekitar empat bulan. Untuk diketahui, Novi diangkat sebagai Dirut pada Februari 2025, melalui Keputusan Menteri BUMN No: SK-30/MBU/02/2025. 

    Novi kala itu menggantikan posisi Wahyu Suparyono yang juga baru menjabat selama kurang lebih empat bulan lamanya, sejak pertama kali ditunjuk pada September 2024. 

    Dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-73/DHK.MBU.A/09/2024 bulan September 2024, Wahyu resmi menggantikan Bayu Krisnamurthi sebagai Dirut Perum Bulog. Mantan Dirut PT Asabri (Persero) itu menggantikan Bayu yang telah menduduki posisi Dirut Perum Bulog selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. 

    Adapun, Budi Waseso menjadi Dirut dengan masa jabatan terlama sejak Erick menjabat sebagai Menteri BUMN. Di awal masa jabatan Erick, posisi Dirut Perum Bulog dipegang oleh Budi Waseso.  

    Buwas, sapaan akrabnya, sebelumnya merupakan Kepala Badan Narkotika Nasional, yang kemudian diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai Dirut Perum Bulog pada April 2018. Keputusan itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-115/MBU/04/2018.  

    Terhitung sejak 27 April 2018, Buwas resmi menjabat sebagai Dirut Perum Bulog, menggantikan Djarot Kusumayakti yang telah menjabat sejak 2015. 

  • Tragis, Siswi di Thailand Tewas di Asrama usai Minum 1,5 Liter Jus Kratom

    Tragis, Siswi di Thailand Tewas di Asrama usai Minum 1,5 Liter Jus Kratom

    Jakarta

    Seorang siswi kejuruan berusia 19 tahun ditemukan tewas di kamar asramanya di Udon Thani pada Sabtu pagi, setelah menghabiskan sebotol jus kratom 1,5 liter sebelum tidur.

    Diberitakan The Bangkok Post, polisi, tim penyelamat, dan petugas medis menanggapi laporan kematian di asrama di komunitas Khlong Charoen pada pukul 10 pagi pada Sabtu (5/7), kata Letnan Polisi Sirichai Photchakra dari kantor polisi Muang Udon Thani.

    Jenazah siswi kejuruan tahun kedua, yang diidentifikasi sebagai Kanlaya, ditemukan tergeletak telentang di tempat tidur di kamar lantai dua. Pemeriksaan awal menunjukkan memar di kedua lengan tetapi tidak ada tanda-tanda penyerangan atau perlawanan.

    Dokter memperkirakan dia meninggal satu hingga dua jam sebelumnya, meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui.

    Teman sekamarnya, yang juga berusia 19 tahun, memberi tahu polisi bahwa pada Jumat (4/7) malam dia dan almarhum mengunjungi seorang teman yang tinggal di dekatnya. Sementara dua wanita muda lainnya minum bir, Kanlaya menghabiskan sebotol penuh jus kratom sendirian. Mereka kembali ke asrama sekitar pukul 5 pagi.

    Tak lama setelah tertidur, Kanlaya mulai menunjukkan gejala-gejala abnormal – matanya berputar ke belakang, dia mengatupkan giginya dan tampak kehilangan kesadaran, kata teman sekamarnya, yang mencoba membangunkannya tetapi tidak mendapat respons. Dia menelepon temannya untuk meminta bantuan, tetapi sudah terlambat.

    Temannya memberi tahu polisi bahwa Kanlaya pernah mengonsumsi jus kratom di masa lalu tetapi dia sudah lama tidak melakukannya. Tidak jelas apakah dia memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Jus tersebut dilaporkan dipesan secara daring.

    Polisi sekarang sedang menyelidiki asal dan isi botol jus kratom. Penyebab kematiannya belum dipastikan, sambil menunggu hasil otopsi terperinci di Rumah Sakit Udon Thani.

    Kratom telah digunakan sebagai pereda nyeri tradisional selama berabad-abad di Asia Tenggara, tetapi penggunaan rekreasional juga tersebar luas di Thailand.

    Thailand menghapus kratom dari daftar narkotika nasional pada tahun 2021 dan sekarang diatur berdasarkan Undang-Undang Tanaman Kratom.

    Kratom memiliki efek penghilang rasa sakit seperti obat opioid – serta banyak masalah keamanan serius yang sama seperti opioid lainnya. Dosis besar kratom dapat menyebabkan banyak efek samping serius, termasuk mual, agresi, halusinasi, kesulitan bernapas, kerusakan hati, dan kematian.

    (kna/kna)

  • Sidang Eksepsi Eks-Kapolres Ngada Diwarnai Demonstrasi

    Sidang Eksepsi Eks-Kapolres Ngada Diwarnai Demonstrasi

    Massa aksi mempertanyakan tak adanya Undang-undang Tindak Pidana Perdagangan Orang (UU TPPO) dan UU narkotika yang menjerat mantan polisi tersebut.

    Fajar dalam pemeriksaan sebelumnya dinyatakan positif narkoba. Namun kemudian dalam berkas perkaranya temuan itu tidak dimasukkan.

    Dalam sidang dengan Komisi III, Kejaksaan Tinggi dan Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mempertanyakan perihal kasus narkoba tersebut.

    Untuk itu massa menuntut adanya penerapan berbagai pasal dari dua UU ini juga agar sesuai dengan perbuatan mantan polisi tersebut.

    Tuntut Perempuan Bernisial V Diadili

    Ketua Direktur Pengembangan Inisiatip Advokasi Rakyat (PIAR-NTT), Sarah Lery Mboeik, dalam orasinya juga meminta penegak hukum untuk mengadili seorang wanita berinisial V.

    Nama V sendiri muncul dalam temuan Komnas HAM saat menyelidiki SHDR atau F (20), tersangka sekaligus korban dari eks Kapolres Ngada.

    Komnas HAM dalam temuan yang dirilis Maret 2025 itu menyebut V jadi sosok perantara antara Fajar dan F. Fajar kemudian bertemu F dan meminta mahasiswi itu mengaku sebagai pelajar SMP.

    Namun kemudian Fajar meminta F membawa korban anak usai 6 tahun untuk dicabuli hingga membuat video asusila tersebut.

    “Kenapa? Ada apa dengan V? Apakah dia menjadi muncikari bagi yang lain sehingga ini ditutup? Kami minta jaksa, hakim, untuk melihat fakta itu. Di mana V sekarang? Kenapa dia dilindungi? Jangan-jangan V bagi-bagi juga ke yang lain,” tutup Sarah Lery.

     

  • Kapal Mafia Nomor 1 Ditangkap di Tengah Laut, Terungkap Pakai Starlink

    Kapal Mafia Nomor 1 Ditangkap di Tengah Laut, Terungkap Pakai Starlink

    Jakarta, CNBC Indonesia – Angkatan Laut Kolombia mengumumkan penyitaan pertamanya atas kapal selam narkotika (narco-submarine) otomatis yang dilengkapi antena Starlink di lepas pantai Karibia.

    Kapal tanpa awak yang digerebek tersebut memang tidak membawa narkoba. Kendati demikian, Angkatan Laut Kolombia meyakini kapal tersebut sedang dalam tahap uji coba untuk mengangkut kokain.

    Kapal selam semi-otomatis yang dibangun di galangan kapal area tersebut telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengangkut kokain dari wilayah utara Kolombia, produsen kokain terbesar di dunia, ke Amerika Tengah atau Meksiko.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kapal-kapal narkotika tersebut berlayar lebih jauh, melintasi samudra Atlantik dan Pasifik.

    Penemuan terbaru, yang diumumkan oleh Laksamana Juan Ricardo Rozo dalam sebuah konferensi pers, merupakan penemuan pertama yang dilaporkan di perairan Amerika Selatan dari sebuah kapal selam narkotika tanpa pengemudi.

    Angkatan Laut Kolombia mengatakan kapal tersebut dimiliki oleh Klan Gulf, yakni geng mafia pengedar narkoba terbesar di Kolombia. Geng itu memiliki kapasitas untuk mengedarkan kokain hingga 1,5 ton.

    Dalam video yang dirilis oleh Angkatan Laut Kolombia, tampak kapal kecil berwarna abu-abu dengan antena satelit di haluannya.

    Ini bukan kali pertama antena Starlink milik Elon Musk terdeteksi dimanfaatkan untuk pengedar narkoba jalur laut.

    Pada November 2024, polisi India menyita kiriman besar sabu senilai US$4,25 miliar di sebuah kapal yang dikemudikan dari jarak jauh oleh Starlink di dekat kepulauan Andaman dan Nicobar yang terpencil.

    Insiden itu menandai temuan pertama antena Starlink di kapal pengangkut narkoba.

    Produksi, penggunaan, dan penyitaan kokain menembus rekor tertinggi pada 2023 lalu, menurut lembaga narkoba PBB pada bulan lalu.

    Di Kolombia, produksi kokain sudah mencapai level tertinggi yang dipicu permintaan global yang membludak.

    Rozo mengatakan penggunaan kapal selam otomatis mencerminkan migrasi para penyelundup ke sistem otomatis yang lebih canggih dan sulit dideteksi di laut.

    “Kapal selam tanpa awal sulit dilacak oleh radar dan bahkan memungkinkan jaringan kriminal beroperasi dengan otonomi parsial,” kata dia, dikutip dari France24, Senin (7/7/2025).

    Juana Cabezas, seorang peneliti di Institut Studi Pembangunan dan Perdamaian Kolombia, mengatakan kepada AFP bahwa kartel narkoba Meksiko yang kuat dan beroperasi di Kolombia, mempekerjakan para ahli teknologi dan engineer untuk mengembangkan kapal selam otomatis sejak 2017.

    Henry Shuldiner yang merupakan penyidik untuk lembaga think-tang AS, InSight Crime, mengatakan kapal tanpa pengemudi mengurangi risiko penangkapan operator. Dengan begitu, akan sulit operator bekerja sama dengan otoritas untuk menangkap bos mafia.

    Pada November 2024, ditemukan pula 5 ton kokain dari Kolombia yang diangkut dengan kapal semi-submersible menuju Australia.

    Hukum di Kolombia memberikan sanksi terhadap penggunaan, konstruksi, pemasaran, kepemilikian, dan transportasi semi-submersible. Ancamannya bisa mencapai 14 tahun penjara.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menko Polkam Pamer 81,2 Persen Publik Puas dengan Pemerintahan Prabowo

    Menko Polkam Pamer 81,2 Persen Publik Puas dengan Pemerintahan Prabowo

    Menko Polkam Pamer 81,2 Persen Publik Puas dengan Pemerintahan Prabowo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam)
    Budi Gunawan
    mengungkapkan bahwa
    tingkat kepuasan publik
    terhadap kinerja pemerintahan Presiden
    Prabowo Subianto
    mencapai 81,2 persen berdasarkan hasil survei pada Juni 2025.
    Hal ini disampaikan Budi Gunawan saat mengikuti rapat kerja antara Badan Anggaran DPR RI bersama Menteri Koordinator (Menko) Kabinet Merah Putih di Gedung DPR RI pada Senin (7/7/2025).
    “Capaian tersebut, alhamdulillah, juga tecermin dalam persepsi publik. Berdasarkan hasil survei bulan Juni 2025, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah Presiden Prabowo Subianto ini mencapai 81,2 persen,” ujar Budi di ruang rapat.
    Menurut Budi, survei itu menunjukkan bahwa pemerintah mendapat rapor biru pada lima aspek utama.
    Tingkat kepuasan publik
    tertinggi tercatat pada aspek sosial dan budaya, yakni sebesar 95,1 persen.
    Disusul aspek keamanan nasional sebesar 83,1 persen, stabilitas politik 70,8 persen, penegakan hukum 67,8 persen, dan kinerja ekonomi makro 67,4 persen.
    “Ini memberikan sinyal kuat bahwa keamanan nasional dan stabilitas politik yang selama ini kita jaga secara kolektif mulai berbuah dengan adanya kepercayaan publik yang semakin naik,” kata dia.
    Lebih lanjut, Budi juga memaparkan berbagai capaian kinerja kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Polkam yang dinilai berkontribusi terhadap tingginya tingkat kepuasan publik.
    Dia mencontohkan Desk Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan yang telah berhasil mengungkap 62 kasus besar dengan 891 tersangka.
    Nilai barang bukti dalam kasus-kasus tersebut mencapai Rp 11,5 triliun, sementara kerugian negara yang berhasil dicegah ditaksir sekitar Rp 1,3 triliun.
    “Barang bukti didominasi produk hasil tembakau, tekstil, narkoba elektronik, makanan dan minuman, obat-obatan, dan kosmetik,” kata Budi.
    Selain itu, Desk Koordinasi Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Tata Kelola juga mencatat penyelamatan dana negara sebesar Rp 18,5 triliun.
    Target jangka menengah yang dicanangkan adalah peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari 37 menjadi 43 pada 2026.
    Sementara itu, di bidang pemberantasan narkoba, Budi menyebutkan telah terjadi pengungkapan kasus narkotika terbesar dalam sejarah Indonesia.
    Jumlah jiwa yang dapat diselamatkan diperkirakan mencapai 30 juta orang.
    Salah satu operasi terbesar adalah pengungkapan 2 ton sabu di Batam senilai Rp 5 triliun, serta penyitaan aset tindak pidana pencucian uang senilai Rp 126,84 triliun.
    Adapun pada sektor pemberantasan perjudian daring, Budi mengatakan telah terjadi penurunan trafik aktivitas judi online sebesar 60 persen.
    “Desk perjudian daring telah berhasil menurunkan
    traffic
    perjudian sebesar 60 persen,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Dumai Ungkap Kasus Narkoba, Ekstasi Logo ‘RR’ Disita-Pengedar Dibekuk

    Polres Dumai Ungkap Kasus Narkoba, Ekstasi Logo ‘RR’ Disita-Pengedar Dibekuk

    Dumai

    Polres Dumai menungkap peredaran narkoba dengan menangkap seorang pengedar berinisial HTD alias T (26). Barang bukti paket sabu dan ekstasi berlogo ‘RR’ disita dalam operasi ini.

    Penangkapan dipimpin Kasat Narkoba Polres Dumia AKP Riza Effryandi bermula dari adanya informasi terkait peredaran narkoba di wilayah Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat. Polisi melakukan penyelidikan intensif dan menangkap tersangka HTD di kos-kosannya, pada Jumat (4/7).

    “Kami menangkap pelaku saat berada di teras kos-kosan, dan dari hasil penggeledahan, ditemukan barang bukti narkotika jenis sabu dan pil ekstasi,” ungkap AKP Riza, Sabtu (5/7/2025).

    Dalam penangkapan tersebut, petugas turut menyita satu paket kristal bening yang diduga sabu dengan berat kotor sekitar 1,03 gram dan empat butir pil diduga ekstasi bertuliskan ‘RR’ warna coklat seberat 2,09 gram.

    “Kami masih lakukan pengembangan untuk mengejar pengendali jaringan ini, dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka lain yang terlibat,” imbuhnya.

    Tersangka saat ini diamankan di Mapolres Dumai. Dia dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) Jo Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    (mei/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polda Kepri Gagalkan Distribusi 5,7 Kg Narkoba MDMB-4en-Pinaca, Bahan Baku Ganja Sintetis

    Polda Kepri Gagalkan Distribusi 5,7 Kg Narkoba MDMB-4en-Pinaca, Bahan Baku Ganja Sintetis

    KEPRI – Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepulauan Riau (Kepri) menggagalkan pengiriman 5,7 kilogram (kg) narkoba jenis baru MDMB-4en-Pinaca yang merupakan bahan baku pembuatan ganja sintetis.

    Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin mengatakan, untuk pertama kali jajarannya mengungkap kasus narkoba MDMB-4es-Pinaca setelah menangkap dua tersangka di tepi Pantai Bahagia, Nongsa, Kota Batam.

    “Jajaran Polda Kepri baru sekarang bisa mengungkap jenis narkotika yang tadinya kami pikir barang tersebut adalah kokain, ternyata setelah diuji laboratorium forensik ternyata MDMB-4en-Pinaca,” kata Asep di Mapolda Kepri, Jumat, 4 Juli, disitat Antara.

    Asep menyebut, pengungkapan kasus pengiriman barang narkotika ini merupakan satu dari 26 kasus narkoba yang berhasil diungkap Ditresnarkoba Polda Kepri selama satu bulan mulai periode 5 Juni sampai 3 Juli 2025 yang melibatkan 39 orang tersangka.

    Menurut dia, selama satu bulan jajaran Ditresnarkoba Polda Kepri bisa mengungkap 26 kasus dan menangkap 39 tersangka adalah peringatan bagi pihaknya dan semua pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama mengantisipasi masuknya narkoba ke wilayah Kepri, khususnya Batam.

    “Luar biasa satu bulan Polda Kepri bersama instansi terkait lainnya bisa mengungkap sebanyak 26 kasus ini menjadi perhatian juga buat stakeholders, kemudian masyarakat dan para pemerhati,” kata Asep.

    “Ini menjadi perhatian untuk bersama-sama tetap mengantisipasi peredaran narkotika, mengantisipasi masuknya ke wilayah Kepri, khususnya Batam,” ujarnya lagi.

    Direktur Resnarkoba Polda Kepri Kombes Pol. Anggoro Wicaksono menjelaskan MDMB-4es-Pinaca adalah bahan baku untuk membuat tembakau sintetis (sinte), dan juga bisa untuk liquid vape etomidate setelah diekstrak.

    Perwiira menengah Polri itu menyebut pengiriman MDMB-4es-Pinaca itu melibatkan lima orang tersangka, di antaranya dua orang berhasil ditangkap, sisanya tiga orang lainnya masih buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO).

    “Berawal dari informasi masyarakat akan masuk barang (narkotika) di Pantai Nongsa, anggota bergerak ke sana ditangkap tersangka ATA,” tuturnya.

    ATA, kata dia, berasal dari Bandung adalah kurir bertugas menjemput MDMB-4es-Pinaca untuk diantar ke Jakarta melalui Karimun.

    Selanjutnya penyidik melakukan pengembangan, sehingga berhasil menangkap tersangka SH, yang berperan sebagai penghubung dan penyedia alat angkut kapal boat dari Malaysia ke Batam.

    “Hasil pemeriksaan tersangka bahwa pemilik narkoba adalah AA (DPO) yang dibeli dari tersangka Z (DPO) warga negara Malaysia dan penerima di Jakarta adalah N (DPO),” kata Anggoro.

    Menurut dia, para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Juncto Pasal 132 ayat (1) tentang Narkoba, dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati atau seumur hidup atau hukuman penjara paling singkat enam tahun dan paling lama 20 tahun.

  • Tewas di Gili Trawangan, Brigadir Nurhadi Diduga Gunakan Zat Ilegal

    Tewas di Gili Trawangan, Brigadir Nurhadi Diduga Gunakan Zat Ilegal

    Mataram, Beritasatu.com — Misteri kematian anggota Polri Brigadir M Nurhadi yang ditemukan tewas di sebuah vila mewah di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sorotan publik. Polda NTB kini tengah mengusut kasus tersebut secara mendalam.

    Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkapkan, kematian Brigadir Nurhadi diduga berkaitan dengan konsumsi zat ilegal saat menghadiri pesta privat bersama tiga rekannya yang kini berstatus sebagai terduga pelaku, yakni Y, G, dan M.

    Peristiwa tragis itu terjadi di sebuah vila bernama Villa Tekek, yang berada di kawasan eksklusif Gili Trawangan. Berdasarkan keterangan sementara, pesta tersebut bertujuan untuk bersenang-senang dan berlangsung secara tertutup.

    “Dari keterangan para saksi, mereka ke sana untuk happy dan berpesta. Dan saat pesta berlangsung, diberikanlah sesuatu kepada korban. Sesuatu yang tidak legal dan tidak seharusnya dikonsumsi,” jelas Kombes Syarif, Jumat (4/7/2025).

    Meski belum disebutkan secara pasti jenis zat yang dikonsumsi, dugaan mengarah pada psikotropika atau narkotika ilegal yang memicu reaksi fatal pada tubuh korban.

    Penyelidikan mengalami kendala karena minimnya bukti visual dan saksi mata yang dapat menjelaskan kronologi secara perinci, terutama pada rentang waktu krusial antara pukul 20.00 Wita hingga 21.00 Wita.

    “Di lokasi kejadian tidak ada kamera pengawas yang mengarah ke titik kejadian. Area tempat korban ditemukan dan tempat para terduga pelaku berkumpul tidak tercakup CCTV,” ungkap Syarif.

    Hasil eksumasi jenazah menunjukkan adanya dugaan kuat bahwa Brigadir Nurhadi mengonsumsi zat yang tidak layak dikonsumsi manusia, yang diyakini diberikan pada awal pesta berlangsung.

    “Hasil sementara forensik memperkuat adanya zat yang dikonsumsi korban sebelum meninggal. Zat tersebut bukan untuk konsumsi manusia dan menimbulkan efek fatal,” tegas Syarif.

    Saat ini, tim penyidik masih menunggu hasil laboratorium toksikologi dari Mabes Polri guna memastikan kandungan zat tersebut dan kaitannya dengan kematian korban.

    Selain unsur zat berbahaya, penyidik juga menyelidiki faktor sosial yang mungkin ikut memicu peristiwa malam itu. Salah satunya adalah interaksi antara korban dan seorang perempuan yang hadir dalam pesta tersebut.

    “Almarhum sempat mendekati seorang wanita di pesta yang diketahui merupakan teman dari salah satu terduga pelaku. Ini menjadi bagian dari konteks sosial yang kami dalami,” tambahnya.

    Meski belum dapat disimpulkan sebagai motif langsung, interaksi sosial ini dianggap relevan dalam membangun kronologi dan motif kejadian.

    Polda NTB menegaskan akan mengusut tuntas kasus ini untuk menemukan kebenaran di balik kematian Brigadir Nurhadi yang masih menyisakan banyak tanda tanya.