Produk: MRT

  • Pembangunan MRT Fase 2A Bundaran HI ke Kota capai 42 persen

    Pembangunan MRT Fase 2A Bundaran HI ke Kota capai 42 persen

    Jakarta (ANTARA) – Proyek pembangunan MRT Fase 2A Bundaran HI ke Kota sepanjang 5,6 kilometer telah mencapai 42,97 persen dari target, dengan pekerjaan tertinggi pada paket kontrak (contract package) CP 201 di angka 83,64 persen.

    “Progres pembangunan per 25 November untuk rencana 41,87 persen realisasi 42,97 persen,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, pada pembangunan MRT Fase 2A terdapat tiga paket pekerjaan yang sudah berjalan, yaitu paket kontrak CP 201, CP 202 dan CP 203.

    Ia mengatakan bahwa secara keseluruhan pada proyek pembangunan MRT Fase 2A sudah mencapai 42,97 persen dari target dan angka tersebut telah melebihi target yang ditentukan yaitu di kisaran 41,87 persen.

    Sementara itu, paket CP 202 dari Harmoni ke Mangga Besar di angka 41,55 persen. Pada proyek pembangunan MRT CP 203 kini sudah mencapai 64,87 persen.

    Ia menambahkan bahwa proyek pembangunan moda transportasi massal tersebut akan dioperasikan pada 2027 akhir untuk Fase 2A.

    “Target operasionalnya pada fase 2 mengoperasikan dalam dua segmen, segmen pertama itu target operasi akhir 2027 dan untuk segmen ke arah kota itu target operasi di 2029,” katanya.

    Proyek MRT Fase 2A terbagi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

    Sedangkan, fase 2B MRT Jakarta, dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat kini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • MRT Jakarta hingga akhir November sudah layani 37 juta pelanggan

    MRT Jakarta hingga akhir November sudah layani 37 juta pelanggan

    Jakarta (ANTARA) – PT MRT Jakarta (Perseroda) mengumumkan, bahwa pada periode Januari hingga 30 November 2024 sudah melayani 37 juta lebih pelanggan atau melebihi dari target pada tahun ini sebanyak 33 juta.

    “Per November, kami telah melayani 37 juta penumpang,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, peningkatan jumlah penumpang menunjukkan adanya peningkatan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dari pada transportasi pribadi.

    “Untuk hari biasa, jumlah pengguna MRT mencapai 140 ribu penumpang, sedangkan akhir pekan 75 ribu penumpang,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa penumpang juga meningkat drastis ketika ada agenda di sekitar Gelora Bung Karno (GBK) terutama ketika ada pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang yang mencapai 173 ribu penumpang.

    “Pada saat agenda di GBK, pasti terdapat peningkatan pengguna jasa,” ujarnya.

    Ia menambahkan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna jasa terutama penumpang prioritas, perusahaan daerah itu juga meluncurkan lima pin prioritas.

    Lima pin prioritas tersebut kata Tuhiyat, ditunjukan bagi penyandang disabilitas, ibu hamil, penyakit kronis, lansia dan tuli.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Perkembangan Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

    Perkembangan Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

    Jakarta, CNN Indonesia
    Proyek MRT Jakarta Fase 2A CP 203 telah mencapai 64,87 persen. Saat ini pembangunan sedang berlanjut ke pengeboran terowongan lintas kereta.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Mengintip Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

    Mengintip Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

    Foto Bisnis

    Andi Hidayat – detikFinance

    Selasa, 17 Des 2024 19:30 WIB

    Jakarta – PT MRT Jakarta terus melanjutkan pembangunan fase 2 untuk segmen Glodok-Kota. Adapun proyek ini rencananya mulai diuji coba pada Maret 2026 mendatang.

  • Stasiun MRT dan KRL Jakarta Kota Bakal Terhubung

    Stasiun MRT dan KRL Jakarta Kota Bakal Terhubung

    Jakarta

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan PT MRT (Perseroda) sepakat menjalin kerja sama mengintegrasikan Stasiun MRT Jakarta Kota dan Stasiun KAI Kota. Eksekutif Vice President Daop 1 Jakarta PT KAI, Yuskal Setiawan menyebut, penandatanganan kerja sama (PKS) dengan MRT penting dilakukan untuk mendukung integrasi antar moda.

    “Kami dari PT Kereta Api sangat mendukung PSN serta mendukung bagaimana terciptanya integrasi antar moda, khususnya di Jakarta Kota,” ungkap Yuskal dalam acara PKS integrasikan Stasiun MRT Jakarta Kota dan Stasiun KAI Kota di Galeri MRT, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

    Ia menuturkan, kurang lebih ada seluas 716 meter persegi yang dikerjasamakan untuk mendorong integrasi antar moda di Jakarta Kota. Adapun kerja sama ini juga dilakukan secara non-komersil.

    “Berharap ini juga bisa bermanfaat untuk para pengguna jasa kereta api dan juga MRT dan semua pengguna jasa transportasi umum,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT MRT Tuhiyat mengungkap, PKS yang dilakukan hari ini menjadi langkah strategis untuk menghubungkan stasiun MRT dan KAI. Ia menyebut, PKS hari ini menjadi satu langkah sinergi antara BUMN dan BUMD.

    Tuhiyat mengaku kerja sama yang dilakukan hari ini dapat mengurangi risiko yang menghambat kerja pembangunan, di mana ia mengaku seringkali dihambat dengan urusan pembebasan lahan yang dimiliki pihak swasta.

    “(Dengan kerjasama) Kita lebih mudah melakukan kerja sama untuk melakukan pembebasan lahan, khususnya yang terkait dengan kerja sama integrasi transportasi publik,” jelasnya.

    Adapun kerjasama tersebut mencakup tentang pemanfaatan sebagian lahan milik PT KAI (Persero) di Stasiun Jakarta Kota kepada Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pembangunan MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota.

    Saat ini, MRT sendiri ada dalam tahap pembangunan fase 2A yang akan menyambungkan Stasiun Bundaran HI ke Jakarta Kota. Secara aktual pembangunan fase 2A sudah mencapai 42,97%. Adapun pembangunan proyek fase 2A ini dibagi menjadi 3.

    Pertama, progres CP201 sepanjang Bundaran HI, Thamrin, Monas, dan Harmoni, yang saat ini progresnya mencapai 83,64%. Kedua, CP202 meliputi Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, mencapai 41,55%. Ketiga CP203 meliputi Mangga Besar, Glodok, Mangga Dua, dan Kota mencapai 64,87%.

    (acd/acd)

  • Bapenda Jakarta Targetkan Penerimaan Rp 9,4 Triliun dari Pajak Kendaraan

    Bapenda Jakarta Targetkan Penerimaan Rp 9,4 Triliun dari Pajak Kendaraan

    Jakarta

    Badan pendapatan daerah (Bapenda) Provinsi Daerah Khusus Jakarta menargetkan penerimaan sebesar Rp 9,4 triliun dari pajak kendaraan bermotor. Angka tersebut naik dari tahun lalu yang mencatatkan penerimaan sebesar Rp 9 triliun.

    Pajak kendaraan bermotor jadi salah satu sumber pendapatan daerah. Di provinsi besar seperti Daerah Khusus Jakarta (DKJ) besaran pajak kendaraan bermotor yang diterima setiap tahunnya bisa mencapai angka Rp 9 triliun.

    “Target kita tahun ini Rp 9,4 triliun. Naik dari tahun lalu Rp 9 triliun. Kalau dari target (tahun ini) kita sekarang sudah mencapai Rp 9,1 triliun, jadi masih ada Rp 300 miliar (lagi yang harus dicapai),” ungkap Kepala Bapenda Daerah Khusus Jakarta Lusiana Herawati dalam acara Ngopi Bareng Bapenda (Ngobar) di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

    Lusiana bilang, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) digunakan untuk perbaikan infrastruktur di Jakarta. Sehingga, sangat penting bagi pemilik kendaraan bermotor untuk mematuhi pembayaran pajak kendaraannya.

    “Di dalam Perda Nomor 1 Tahun 2022 sudah diatur spending-nya (penggunaannya). Jadi pendapatan dari pajak PKB dan BBNKB ini digunakan, dianggarkan untuk perbaikan sarana-prasarana jalan, kemudian untuk jembatan, dan transportasi massal,” ungkap Lusiana.

    “Jadi memang secara ketentuan sudah diatur, tidak bisa seperti dulu, uang masuk semua, baru kemudian untuk anggaran ini, anggaran ini, anggaran ini. Sekarang sudah mulai
    diatur, terkait penganggaran. Jadi kalau anggaran pajak kendaraan bermotor ini prioritasnya adalah untuk perbaikan infrastruktur. Jadi bisa lihat jalan-jalan di DKI (Jakarta),
    terutama sekarang ini kan sudah bagus-bagus semua, dan tentu saja kami juga di wilayah-wilayah ini akan terus kita tingkatkan buat perbaikan-perbaikannya. Tentu saja
    transportasi massal juga kita tingkatkan, sekarang sudah ada pembangunan LRT, nanti juga ada (penambahan) MRT,” bilang Lusiana.

    (lua/din)

  • Kisah Wanita Kena Stroke di Usia 26 Tahun, Alami Sakit Kepala Seperti Ini

    Kisah Wanita Kena Stroke di Usia 26 Tahun, Alami Sakit Kepala Seperti Ini

    Jakarta

    Bagi sebagian orang, sakit kepala mungkin tampak seperti masalah biasa yang bisa mereda dengan hanya beristirahat atau meminum obat. Namun, hal yang berbeda dialami Tan Cheng Hui, wanita Singapura berusia 26 tahun.

    Sakit kepala yang mendadak dialaminya merupakan kondisi darurat medis dan dokter bahkan ‘memvonis’ ia bisa meninggal jika tidak segera mendapatkan penanganan.

    Sakit kepala muncul saat Tan dalam perjalanan menuju stasiun MRT Orchard Singapura. Ia merasakan sakit luar biasa di leher dan bagian kepala.

    Terjadi secara mendadak, dengan cepat meningkat menjadi rasa sakit yang melemahkan dan disertai dengan kekakuan di sisi kiri tubuhnya, pusing dan mual membuatnya ingin muntah.

    “Rasanya seperti otak saya meledak,” kenangnya, terkait kejadian yang terjadi 23 Juni tahun ini.

    “Biasanya, saya memiliki toleransi yang tinggi terhadap rasa sakit, tetapi serangan ini sangat menyakitkan sehingga saya mulai menangis.”

    Dikutip dari CNA, awalnya ia mencoba menepis rasa sakit tersebut dengan berpikir mungkin mengalami stres dan itu adalah cedera bahu lama yang kambuh.

    “Saya pikir itu adalah sakit kepala lain yang akan segera hilang, sampai sensasi ‘otak meledak’ muncul dan sesuatu terasa berbeda karena kekakuan di seluruh sisi kiri tubuh saya.”

    Karena rasa sakitnya begitu hebat, pacar Tan membawanya ke unit gawat darurat terdekat. Di sana, dokter memberikan diagnosis yang tidak pernah terduga di usia terbilang masih muda. Bahkan, belum menyentuh kepala tiga.

    Dia mengalami aneurisma otak yang pecah, menyebabkan stroke hemoragik atau perdarahan otak. Sebuah tonjolan, yang diibaratkan seperti gelembung atau balon, telah terbentuk di pembuluh darah otaknya dan pecah.

    Padahal, Tan merasa selama ini cukup sehat dan aktif berjalan kaki, bersepeda, serta berenang. Tan tidak dapat berbicara atau berjalan selama berminggu-minggu setelah kejadian itu. Butuh waktu lama untuk kembali bisa melakukan gerakan dasar dan kemampuan bicara, bahkan sekarang dia masih terus mengalami efek samping, serta kebanyakan waktunya harus beristirahat di rumah.

    Setelah membangun karier sebagai seniman digital dan kuliner sebelum terdiagnosis stroke, ia kini memilih untuk berbagi pengalamannya guna meningkatkan kesadaran pecahnya aneurisma otak adalah sesuatu yang dapat terjadi kapan saja, pada siapa saja.

    “Saya adalah seseorang yang tidak memiliki masalah medis seperti tekanan darah tinggi, tidak memiliki riwayat keluarga (aneurisma otak) dan tidak merokok, tetapi saya tetap mengalaminya,” katanya.

    Ahli bedah saraf Teo Kejia, yang dipanggil untuk menangani Tan di unit gawat darurat, mengatakan aneurisma otak yang tidak pecah sering kali tidak diketahui karena biasanya tidak menimbulkan gejala. Konsultan senior di klinik swasta Precision Neurosurgery juga ikut berkomentar.

    “Banyak aneurisma yang tidak pecah ditemukan secara tidak sengaja selama tes pencitraan untuk kondisi lain. Namun, saat membesar, aneurisma tersebut dapat menekan jaringan otak dan saraf di sekitarnya, yang berpotensi menimbulkan gejala seperti sakit kepala, masalah penglihatan, atau nyeri wajah.”

    Efeknya Seserius Ini

    Setelah pemindaian mengonfirmasi adanya ruptur pada otak Tan, Teo melakukan operasi otak darurat dan membuat lubang di tengkoraknya untuk memasang klip di dasar aneurisma, yang menghalangi aliran darah masuk ke dalam aneurisma.

    Jika Tan tidak segera mencari pertolongan medis hari itu, aneurisma di otaknya berpotensi pecah lagi hal ini dapat menyebabkan kematian. “Gumpalan darah terdeteksi dan dapat meluas serta menekan otaknya jika perawatan tertunda,” tambahnya.

    Tan ingat bahwa dirinya linglung, tidak tahu apa yang terjadi padanya. “Saya baru mengetahui diagnosis dan kondisi saya ketika saya mulai pulih.

    “Saya tidak mengerti seberapa parah situasi saya saat itu, tetapi sekarang saya menyadari bahwa saya sangat beruntung telah selamat dari ruptur aneurisma otak,” katanya.

    “Saya tidak dapat mengenali nama saya sendiri atau mengingat nama ibu dan pacar saya. Ada kalanya saya memanggil ibu saya dengan sebutan ‘adik perempuan’ dan saya bahkan tidak dapat menyebutkan barang-barang sehari-hari yang saya gunakan setiap hari seperti jam tangan atau sisir.”

    Dokter menunjukkan bahwa tidak semua aneurisma otak memerlukan perawatan. Tergantung pada ukuran, lokasi, bentuk, dan pertumbuhannya. Usia orang tersebut, kondisi medis terkait, riwayat aneurisma yang pecah, atau riwayat keluarga yang kuat juga akan dipertimbangkan.

    Tan menjalani banyak sesi terapi dan rehabilitasi untuk bisa kembali ke tahap normal terkait gerakan motorik dan bicaranya. Aplikasi perpesanan di perangkat seluler dan alat daring membantunya berkomunikasi dengan orang-orang yang dicintainya.

    Ketika dia tidak dapat mengutarakan kebutuhannya, dia akan menunjuk gambar barang-barang yang dia butuhkan. Butuh waktu sebulan baginya untuk dapat berkomunikasi secara verbal lagi dan, sekitar waktu yang sama, untuk mendapatkan kembali gerakan dan fungsi motorik hariannya dengan fisioterapi.

    “Saya masih kesulitan mengingat sesuatu, serta menjelaskan dan mengungkapkan hal-hal yang saya inginkan dan butuhkan. Ibu dan pacar saya sangat sabar terhadap saya ketika saya tidak dapat berkomunikasi dengan jelas,” katanya.

    (naf/suc)

  • Transportasi Umum dan Konservasi Energi, Mengelola Kawasan Perkotaan Jabodetabek

    Transportasi Umum dan Konservasi Energi, Mengelola Kawasan Perkotaan Jabodetabek

    loading…

    Sampe L. Purba. Foto/Istimewa

    Sampe L. Purba
    Pengguna Transportasi Umum dan Pengamat Energi

    JARINGAN transportasi umum di Jabodetabek terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kini, interkoneksi antara moda transportasi mulai terwujud di beberapa ruas jalan utama. Kereta LRT, MRT, KRL, TransJakarta , dan Jaklingko hadir sebagai bagian dari upaya integrasi moda transportasi. Di titik-titik tertentu, moda ini bahkan terhubung dengan Kereta Cepat Woosh Halim–Bandung yang baru saja diresmikan. Namun, tantangan besar masih tersisa: bagaimana memaksimalkan sistem ini untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi?

    Kemajuan Transportasi Umum Jabodetabek

    Sistem interkoneksi transportasi di Jabodetabek telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebagai contoh, kereta LRT dengan tarif mulai dari Rp5.000 untuk 1 kilometer pertama hingga maksimal Rp20.000 pada jam sibuk menawarkan kenyamanan yang lebih terjangkau dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Demikian pula, TransJakarta dengan tarif jauh-dekat Rp3.500 dan layanan Jaklingko yang gratis untuk warga Jakarta menyediakan opsi yang ekonomis.

    Di sisi lain, fasilitas pada moda transportasi umum ini juga telah meningkat. Kereta LRT dan bus TransJakarta dilengkapi pendingin udara, CCTV untuk keamanan, serta fasilitas bagi penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil. Di stasiun dan halte, tersedia lift, eskalator, toilet, dan bahkan tempat untuk membeli makanan ringan. Sistem tiket terpadu memungkinkan pengguna melakukan pembayaran untuk berbagai moda transportasi hingga parkir, sebuah kemajuan besar dibandingkan 40 tahun lalu (saat pertama kali penulis masuk Ibu kota) ketika transportasi umum Jakarta penuh dengan ketidaknyamanan.

    Yang menarik, sistem transportasi publik di Jakarta pada dasarnya tidak kalah dengan kota-kota besar lainnya di dunia, seperti Tokyo, Singapura, atau Hong Kong, yang menjadi pilihan utama bagi para pekerja kantoran. Sistem tiket terpadu yang telah diterapkan, misalnya, menyerupai mekanisme pembayaran di Singapura. Dengan tiket ini, pengguna tidak hanya dapat naik MRT atau bus tetapi juga membayar tol hingga parkir. Selain itu, fasilitas seperti kebersihan dan keamanan di stasiun telah mendekati standar global.

    Namun, mengapa transportasi umum ini belum sepenuhnya menjadi pilihan utama masyarakat Jabodetabek, terutama bagi pekerja kantoran?

    Tantangan Sistem Transportasi Umum

    Ada beberapa kendala utama yang membuat kendaraan pribadi masih menjadi pilihan utama. Pertama, meskipun interkoneksi moda transportasi sudah mulai terintegrasi, cakupannya belum merata. Sebagai contoh, jalur MRT Jakarta yang saat ini baru mencakup rute Blok M–Bundaran HI masih dalam tahap pembangunan untuk mencapai jalur timur-barat.

  • Janji Pramono Anung-Rano Karno Atasi Kemacetan Jakarta

    Janji Pramono Anung-Rano Karno Atasi Kemacetan Jakarta

    Jakarta

    Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) meraih suara terbanyak dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta. Pasangan Pramono-Rano meraih 50,07% suara.

    Penetapan hasil Pilgub Jakarta dilakukan setelah KPU di enam kota dan kabupaten di Jakarta yaitu Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu menyelesaikan rekapitulasi lebih dulu.

    Total pemilih yang menggunakan hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta berjumlah 4.724.393 orang. Dari jumlah itu, surat suara sah sebanyak 4.360.629 dan surat suara tidak sah sebanyak 363.764.

    Berikut hasil rekapitulasi suara masing-masing paslon yang disusun sesuai nomor urut:

    1. Ridwan Kamil-Suswono: 1.718.160 suara (39,40%)
    2. Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 459.230 suara (10,53%)
    3. Pramono Anung-Rano Karno: 2.183.239 suara (50,07%).

    Dari hasil rekapitulasi itu, Pramono-Rano Karno menang dalam Pilgub Jakarta itu. Raihan suara lebih dari 50% tersebut sudah memenuhi syarat memenangkan Pilkada Jakarta satu putaran.

    Jika nantinya sah dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, pasangan Pramono-Rano punya janji dalam membereskan kemacetan di Jakarta. Hal itu beberapa kali dibahas, terutama saat debat Pilkada Jakarta.

    Dalam debat tersebut, Pramono Anung mengungkapkan, strateginya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah dengan melibatkan aglomerasi. Menurutnya, TransJakarta saja belum cukup untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan macet di Jakarta.

    “Aglomerasi telah ada, maka yang harus dilakukan adalah Transjabodetabek. Untuk itu maka harus diatur dari ujungnya. Saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang sekarang sudah naik busway gratis, maka mereka naik MRT dan LRT juga gratis baik itu dari Bekasi, dari Tangerang Selatan, dari Bogor dan dari mana pun apabila fasilitas itu ada,” kata Pramono dalam Debat Perdana Pilkada Jakarta 2024 lalu.

    Saat ini, memang ada 15 golongan yang digratiskan naik Transjakarta. Ke-15 golongan itu antara lain:

    Pegawai Negeri Sipil Pemprov DKI Jakarta dan pensiunannya;Tenaga Kontrak yang bekerja di Pemprov DKI;Pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP);Karyawan Swasta tertentu/Pekerja (Gaji sesuai UMP melalui Bank DKI);Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa;Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.Lanjut usia 60 tahun ke atas (lansia);Penyandang disabilitas;Anggota Veteran Republik Indonesia;Penerima Raskin (pemilik Kartu Keluarga Sejahtera);Penduduk pemilik KTP Kepulauan Seribu;Pengurus masjid (marbot);Pendidik dan tenaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);Larva monitor;Anggota TNI/Polri.

    Kata Pramono, dalam programnya mengatasi kemacetan, 15 golongan itu tidak hanya digratiskan naik Transjakarta. Golongan tersebut juga akan gratis naik MRT dan LRT, bahkan dari wilayah aglomerasi.

    “Kenapa itu dilakukan, supaya orang berkurang banyak masuk ke Jakarta bawa kendaraan pribadi. Maka dengan demikian yang paling penting untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah Transjabodetabek, bahkan kalau perlu sampai dengan Puncak dan Cianjur. Kenapa itu harus dilakukan, sekali lagi untuk mengatasi supaya tidak banyak mobil atau kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta,” ucapnya.

    Pramono mengungkapkan akan menambah armada dan transportasi Jabodetabek berbasis listrik untuk menangani polusi udara. Pramono ingin menggeser gaya hidup masyarakat Jakarta yang tadinya selalu menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi umum.

    “Yang paling utama bagi saya adalah mengubah gaya hidup, cara hidup, shifting lifestyle masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Ini menjadi hal yang sangat penting sekali. Untuk itu, kami akan membebaskan 15 golongan yang selama ini mendapat kebebasan naik bus, maka kami akan membuat Transjabodetabek, mereka naik MRT gratis, LRT gratis. Dengan demikian mereka akan mengubah pola hidup dari mengendarai kendaraan pribadi menjadi mengendarai transportasi umum,” ujar Pramono.

    “Untuk 500 meter dari rumah masing-masing yang tinggal di wilayah Jabodetabek, Bekasi dan semuanya kami akan buatkan yang namanya ride and park. Sehingga orang ada kepastian. JakLingko kita perluas, sehingga orang dari mana pun akan sangat gampang terkoneksi dengan kendaraan umum yang sudah tersedia, saya yakin itu akan mengurangi emisi,” pungkasnya.

    (rgr/din)

  • Permudah Transaksi saat Libur Nataru, Ini Cara Praktis Top-Up Saldo BRIZZI

    Permudah Transaksi saat Libur Nataru, Ini Cara Praktis Top-Up Saldo BRIZZI

    Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI di usianya yang akan menginjak ke-129 tahun, terus menghadirkan inovasi layanan keuangan yang modern dan inklusif. Salah satu layanan unggulannya adalah kartu BRIZZI, solusi pembayaran non-tunai yang praktis untuk berbagai kebutuhan transaksi seperti tol, ferry, KRL, MRT, LRT, parkir, hingga belanja.
     
    BRI menyediakan berbagai kanal top-up BRIZZI untuk mempermudah pengguna mengisi saldo. Pengisian dapat dilakukan melalui ATM BRI, AgenBRILink, EDC BRI, serta aplikasi BRImo. Melalui BRImo, pengguna cukup menempelkan kartu BRIZZI ke ponsel yang mendukung fitur NFC (Near Field Communication) untuk mengisi saldo secara langsung dengan mudah dan cepat.
     
    Top-up BRIZZI kini juga dapat dilakukan melalui vending machine yang tersedia di stasiun KRL, MRT, dan LRT. Fasilitas ini dirancang untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang menggunakan transportasi umum, memberikan kemudahan tambahan bagi pengguna dengan akses pengisian saldo di lokasi strategis.
     

    Selain itu, top-up BRIZZI juga dapat dilakukan melalui platform e-commerce seperti Tokopedia, Blibli, dan Shopee, serta aplikasi pembayaran digital seperti Dana. Layanan ini tersedia di outlet ritel seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi, dan Dandan. Saldo BRIZZI juga bisa diisi melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti Bank Jateng dan Bank Kalsel, untuk menjangkau masyarakat di berbagai wilayah.
    Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto mengungkapkan bahwa BRIZZI memainkan peran penting dalam mendorong adopsi transaksi non-tunai di Indonesia.
     
    “Melalui jaringan top-up yang luas, BRI memastikan bahwa BRIZZI menjadi solusi utama bagi masyarakat untuk berbagai kebutuhan pembayaran. Kehadiran BRIZZI tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga mempercepat peralihan masyarakat menuju gaya hidup non-tunai yang efisien, aman, dan relevan dengan kebutuhan saat ini,” katanya.
     

    Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto (Foto:Dok.BRI)
     
    BRIZZI adalah kartu uang elektronik dari BRI yang menjadikan transaksi lebih mudah, cepat, dan praktis di berbagai kebutuhan sehari-hari. Dengan BRIZZI, BRI menghadirkan solusi pembayaran modern yang mendukung gaya hidup digital masyarakat Indonesia. Tercatat hingga akhir November 2024, tercatat terdapat lebih dari 24 juta BRIZZI yang beredar.
     

    Andrijanto menambahkan bahwa BRIZZI berperan penting dalam mendukung aktivitas masyarakat, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
     
    “BRIZZI hadir sebagai solusi pembayaran non-tunai yang menjawab kebutuhan masyarakat selama Nataru, di mana mobilitas dan transaksi masyarakat meningkat. Dengan jaringan top-up yang luas dan akses yang mudah, BRI memastikan nasabah dapat melakukan transaksi secara cepat, aman, dan nyaman, kapan pun diperlukan,” ujarnya.
     
    Beragam dan mudahnya cara top-up BRIZZI merupakan bentuk komitmen BRI dalam menyediakan layanan yang mudah diakses oleh masyarakat luas. Kemudahan ini dirancang untuk mendukung kebutuhan transaksi non-tunai yang praktis dan aman. BRIZZI tidak hanya menjadi alat pembayaran, tetapi juga wujud nyata dukungan BRI dalam mendorong inklusi keuangan dan memperkuat ekosistem keuangan digital di Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)