Produk: MRT

  • KAI Sebut Stasiun Karet Tak Akan Ditutup Dalam Waktu Dekat – Halaman all

    KAI Sebut Stasiun Karet Tak Akan Ditutup Dalam Waktu Dekat – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

    KAI Commuter, selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, masih melakukan kajian.

    Rencana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City, sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang, masih dalam proses kajian.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2025).

    “Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” tegasnya.

    Dalam menggodok kajian ini, KAI Commuter melibatkan sejumlah pihak untuk melakukan pendalaman.

    Adapun KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City.

    Di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun.

    “Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM,” ujar Joni.

    Alasan Pengintegrasian Stasiun Karet dan BNI City

    Ia mengklaim wacana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, sebenarnya karena mempertimbangkan faktor keselamatan.

    Di samping itu, bertujuan juga untuk memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pemangkasan waktu tempuh ditargetkan bisa terpangkas dari 1 jam menjadi sekitar 40 menit.

    “Diharapkan kedepannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang,” ucap Joni.

    Wacana pengintegrasian ini juga dalam rangka mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Berdasarkan data KCI, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, pada 2024 ada sebanyak 1,5 juta penumpang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta.

    Lewat peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini, ditargetkan dapat melayani sekitar 20 persen atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City.

    Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.

    Contohnya seperti Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” pungkas Joni.

    Stasiun Karet akan Ditutup

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berencana menutup Stasiun Karet karena jaraknya yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City.

    Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha mengatakan, bagi penumpang yang hendak ke arah Karet, bisa dilakukan dengan berjalan kaki.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja,” kata Rudi ketika ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2025).

    Menurut dia, tidak efektif jika Stasiun Karet dan Stasiun BNI City dioperasikan secara bersamaan karena jaraknya yang terlalu dekat.

    Nantinya, perjalanan KRL akan berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di Stasiun BNI City.

    Apabila ada penumpang yang hendak menuju Karet, ia mengatakan PT KAI telah membuat selasar yang bisa dilewati.

    “Kami sudah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat. Enggak perlu lagi berhenti (di Stasiun Karet), tapi langsung berhenti di sini (di Stasiun BNI City),” ujar Rudi.

    Ditemui di tempat sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Asdo Artrivianto belum bisa membeberkan kapan waktu pastinya dari penutupan Stasiun Karet.

    Sebab, saat ini masih menunggu penyesuaian dari Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    “Rencana di 2025. Waktunya kita menunggu penyesuaian Gapeka 2025. Nanti tunggu Gapeka 2025,” kata Asdo. 

  • KCI Sebut Stasiun Karet Tak Langsung Ditutup, Butuh Kajian Lebih Lanjut

    KCI Sebut Stasiun Karet Tak Langsung Ditutup, Butuh Kajian Lebih Lanjut

    Jakarta

    KAI Commuter Indonesia selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, menegaskan tidak langsung menutup operasional Stasiun Karet dalam waktu dekat. Rencana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City disebut masih membutuhkan pembahasan mendalam.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet. Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).

    Dia mengatakan masih dibutuhkan pembahasan mendalam dengan regulator dan berbagai pihak terkait terkait integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang.

    Dia mengatakan saat ini KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City. Joni mengatakan peningkatan kualitas dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun.

    Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM. Joni mengatakan wacana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City di Kawasan Dukuh Atas Jakarta atas pertimbangan faktor keselamatan dan memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

    Dengan pemangkasan waktu tempuh dari yang sebelumnya mendekati 1 jam menjadi sekitar 40 menit, diharapkan ke depannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang. Menurut Joni, hal itu dilakukan KAI Commuter dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut, tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City. Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya, seperti: Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” tutup Joni.

    (jbr/whn)

  • Masih Butuh Kajian, KAI Pastikan Stasiun Karet Tidak Langsung Ditutup

    Masih Butuh Kajian, KAI Pastikan Stasiun Karet Tidak Langsung Ditutup

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, memastikan operasional Stasiun Karet tidak akan tutup dalam waktu dekat.

    Pernyataan disampaikan terkait wacana yang disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus memaparkan rencana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang, masih dalam proses kajian, serta membutuhkan pembahasan mendalam dengan regulator dan berbagai pihak terkait.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet. Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” tegas Joni dalam pernyataan resminya Jumat (03/1).

    Selain masih membutuhkan pendalaman dengan sejumlah pihak, saat ini KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City.

    Di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun. Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM.

    Wacana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City, di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, sebenarnya mempertimbangkan faktor keselamatan  dan bertujuan untuk memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Dengan pemangkasan waktu tempuh dari yang sebelumnya mendekati 1 jam menjadi sekitar 40 menit, diharapkan ke depannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang.

    Menurut Joni, hal itu dilakukan KAI Commuter dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, dalam setahun terakhir (2024) sebanyak 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta.

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan dapat melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut, tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City. Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya, seperti: Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” tutup Joni.

    (agt/agt)

  • Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Jakarta

    Rencana pemerintah untuk menutup Stasiun Karet dan memindahkan operasionalnya ke Stasiun BNI City menuai protes keras dari para pengguna KRL, khususnya yang kerap menggunakan Stasiun Karet.

    Kemarahan netizen tumpah ruah di media sosial. Berbagai platform seperti Twitter, Instagram, dan Facebook dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan protes.

    “Bni city justru deketnya ke sudirman, pemerintah harusnya juga liat seberapa banyak orang yg lebih sering gunain stasiun bni sama karet. Banyak orang yg turun dan naik di karet, otomatis kalo ditutup pasti rutinitas mereka berubah dan jaraknya bisa lebih jauh,” terang @nightfuryyyy.

    “Apa yang mereka tau tentang KRL? Sehari-hari aja pake mobil pribadi atau dinas. Coba dulu rasain naik KRL di rush hour. Karet sepadet itu mau lu tutup stasiunnya. Mending yg lu tutup Stasiun KRL BNI City, gak guna soalnya. Org mau intergrasi ke MRT dr Sudirman juga bisa,” ujar @doiebluesky.

    “Mereka pikir dekat karena surveynya naik kendaraan kali ya. Gw jalan dari BNI city ke karet wangi parfum gw udah ilang di jalan,” kata @lehugalu.

    “aku bingung deh buat keputusan keputusan kaya gini mereka pernah beneran ngerasain naik krl nya dulu gak ya? atau jalan dari bni city ke karetnya? terus dasarnya tuh apa? kenapa ya kita tuh harus dpt pelayan publik yang hasil keputusannya selalu bodoh? kaya? researchnya mana???.” @whisperingwon.

    “Nggak kebayang itu sepenuh apa kalau semuanya dijadiin satu di st. Sudirman karena sejujurnya st. BNI City & st. Sudirman bukan alternatif yang baik buat penutupan st. Karet,” tutur @asongforthesun.

    Alasan Stadiun Karet Ditutup Pindah ke BNI City

    Foto: Rifkianto Nugroho

    Rencana penutupan Stasiun Karet telah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai bagian dari upaya optimalisasi kereta bandara yang diharapkan dapat menampung hingga 10 juta penumpang per tahun. Jarak yang terlalu dekat antara Stasiun Karet dengan BNI City disebut sebagai alasan utama.

    Awalnya Erick menjelaskan soal kinerja kereta bandara yang kurang optimal dalam hal mengangkut penumpang. Sejauh ini, kereta bandara hanya mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang per tahun dari potensi 10 juta penumpang.

    Ia lantas menyebut perlunya perbaikan di ekosistem kereta api untuk melakukan optimalisasi. Salah satu yang dicontohkan adalah rencana penutupan Stasiun Karet karena terlalu dekat dengan stasiun KRL lainnya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2024), seperti dikutip detikFinance.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha membenarkan soal rencana tersebut. Pasalnya stasiun Karet dinilai berdekatan dengan stasiun BNI City.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” sebut Rudi.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan operasional Stasiun Karet yang berlokasi di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Salah satu alasannya adalah karena jarak Stasiun Karet terlalu dekat dengan Stasiun BNI City sehingga kurang efisien. Foto: Rifkianto Nugroho

    Sementara itu VP Corporate Communication KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan melalui optimalisasi Stasiun BNI City diharapkan perjalanan kereta bandara bisa menjadi lebih singkat, dari sebelumnya total 56 menit menjadi 40 menit. Dengan begitu layanan ini dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju atau pulang dari bandara.

    Terlebih mengingat stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Di mana stasiun yang juga melayani naik turun penumpang Commuter Line atau KRL telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” kata Joni dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2024).

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” terangnya.

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan.

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” tegas Joni

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Stasiun Karet Nggak Jadi Ditutup, Bakal Digabung dengan BNI City”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter bakal mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta bandara dari yang semula 56 menit menjadi 40 menit, dari stasiun pemberangkatan awal Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pihak KAI Commuter mengatakan untuk mencapai rencana itu, akan dilakukan berbagai upaya perbaikan infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, termasuk memaksimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City.

    Upaya ini bertujuan agar Commuter Line Basoetta bisa menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat menuju bandara.

    Selain itu Stasiun BNI City yang akan dioptimalkan, kini juga sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi seperti Transjakarta, LRT, MRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” ucap Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter.

    Sepanjang tahun 2024, tercatat sekitar 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta sebagai opsi transportasi. Dengan optimalisasi ini, diharapkan peningkatan sekitar 20 persen dari total pengguna pesawat di Bandara Soetta.

    Sementara itu untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, KAI Commuter dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah membahas dan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk integrasi operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” tutur Joni.

    (dna/dna)

  • BPS: Jumlah Penumpang Kereta Turun Jadi 42,6 Juta Orang per November 2024

    BPS: Jumlah Penumpang Kereta Turun Jadi 42,6 Juta Orang per November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan jumlah penumpang kereta di Jawa dan Sumatera menjadi 42,6 juta pada November 2024. 

    Secara lebih rinci, jumlah penumpang kereta di Jawa dan Sumatera, termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, tercatat sebanyak 42,6 juta orang pada bulan November 2024. Angka ini mengalami penurunan 6,39% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). 

    Dari total penumpang tersebut, 27,5 juta orang atau sebanyak 64,62% merupakan penumpang di wilayah Jabodetabek yang sebagian besar adalah commuter. Penurunan jumlah penumpang terjadi di beberapa wilayah, di antaranya Jabodetabek, kereta bandara, MRT, dan LRT dengan penurunan masing-masing sebesar 8,05%, 3,64%, 8,98%, dan 6,85%. 

    Sementara itu, wilayah Jawa non-Jabodetabek dan kereta cepat Whoosh justru mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,37% dan 5,97%. Sementara jumlah penumpang di Sumatera relatif stabil.

    Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta dari Januari hingga November 2024 mencapai 458,8 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan 18,62% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 (year to date). 

    Peningkatan ini terutama terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar 13,37%, Jawa non-Jabodetabek 11,80%, kereta bandara 44,21%, MRT 19,28%, LRT 193,97%, dan kereta cepat Whoosh 752,15%. Namun, di wilayah Sumatera tercatat penurunan jumlah penumpang sebesar 7,80%.

    Sementara itu, jumlah barang yang diangkut kereta pada November 2024 tercatat sebanyak 6,1 juta ton, turun 7,24% dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera, dengan total 5 juta ton atau 81,91% dari total barang yang diangkut. 

    Adapun, penurunan jumlah barang terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 7,38% dan 7,20%.

    Pada periode Januari-November 2024, jumlah barang yang diangkut kereta mencapai 67,1 juta ton, meningkat 10,17% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Peningkatan ini terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek 11,46% dan Sumatera 9,89%.

  • Erupsi Lewotobi Bikin Penumpang Pesawat di Indonesia Merosot

    Erupsi Lewotobi Bikin Penumpang Pesawat di Indonesia Merosot

    Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada November 2024 sebanyak 4,9 juta orang atau turun 7,45 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
     
    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebutkan, penurunan jumlah penumpang ini dikarenakan pada November 2024 masuk masa permintaan rendah atau low season.
     
    “Faktor lain adalah penurunan jumlah angkutan udara di mana pada November 2024 ini karena terjadi bencana alam berupa erupsi Gunung Lewotobi (Flores, NTT) yang menyebabkan beberapa bandara berhenti beroperasi selama beberapa hari,” ujar Pudji di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis, 2 Januari 2025.
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang angkutan udara domestik sebanyak 57,7 juta orang atau naik 1,25 persen dibanding kondisi pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 57,0 juta orang.
     
    Pada angkutan udara ke luar negeri (internasional), jumlah penumpang mencapai 1,6 juta orang atau turun 6,35 persen dibandingkan dengan Oktober 2024.
     
    Secara kumulatif pada Januari-November 2024, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing, sebanyak 17,3 juta orang atau naik 21,86 persen dibanding jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
     

     

    Penumpang kereta juga menurun

    Dari sisi angkutan kereta api, jumlah penumpang kereta di Jawa dan Sumatra termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, yang berangkat pada November 2024 sebanyak 42,6 juta orang atau turun 6,39 persen dibanding bulan sebelumnya.
     
    Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 27,5 juta orang atau 64,62 persen dari total penumpang angkutan kereta.
     
    “Penurunan kereta api November 2024 karena memiliki hari kerja yang sedikit dan cuti serentak Pilkada yang menyebabkan berkurangnya aktivitas pekerja komuter, yang merupakan pengguna terbesar KRL, MRT dan LRT,” kata Pudji.
     
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang mencapai 458,8 juta orang atau naik 18,62 persen dibanding periode yang sama di 2023. Hal yang sama untuk jumlah barang yang diangkut kereta naik 10,17 persen menjadi 67,1 juta.
     
    Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada November 2024 tercatat 2,0 juta orang atau turun 6,34 persen dibanding Oktober 2024.
     
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang mencapai 23,5 juta orang atau naik 27,56 persen dibanding dengan periode yang sama 2023, sementara jumlah barang yang diangkut naik 1,27 persen atau mencapai 343,0 juta ton.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan integrasi Stasiun BNI City dan Stasiun Karet akan membuat waktu perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta makin singkat dari 56 menit menjadi 40 menit. 

    VP Corporate Communication KAI Commuter Joni Martinus mengatakan KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta makin efisien. 

    Integrasi membuat waktu tempuh perjalanan berkurang dari 56 menit menjadi 40 menit dari stasiun pemberangkatan awal Manggarai. 

    “Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI Commuter akan berupaya memperbaiki infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, serta mengoptimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City,” kata Joni dalam keterangan resmi, Kamis (2/1/2024). 

    Guna dapat memangkas waktu tempuh, KAI dan pemangku kepentingan mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. 

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    Melalui optimalisasi Stasiun BNI City, kata Joni, diharapkan Commuter Line Basoetta dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju bandara. 

    Sebab, stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut, saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. 

    Stasiun BNI City, sebagai stasiun pemberangkatan Commuter Line, telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko. 

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, sepanjang 2024 sudah mencatat sekitar 1,5 juta orang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta. 

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan akan melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Joni mengklaim pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. 

    Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya. 

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. 

    Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, sehingga lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan. 

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” kata Joni. 

  • Hindari Macet! Jalan Jakarta yang Ditutup saat Malam Tahun Baru

    Hindari Macet! Jalan Jakarta yang Ditutup saat Malam Tahun Baru

    Jakarta: Menjelang malam pergantian tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai acara untuk merayakan Tahun Baru.

    Acara utama bertajuk “Semarak Jakarta Mendunia” akan digelar pada 31 Desember 2024 malam hingga dini hari 1 Januari 2025. Untuk mendukung kelancaran acara, sejumlah jalan di Jakarta akan ditutup, dan rute lalu lintas akan dialihkan.
     
    Penutupan Jalan
    Penutupan jalan akan dimulai secara bertahap mulai pukul 18.00 WIB hingga 02.00 WIB. Berikut adalah daftar jalan yang ditutup selama perayaan:

    Jalan Jenderal Sudirman (Bundaran Senayan hingga Bundaran HI).
    Jalan MH Thamrin (Bundaran HI hingga Bundaran Patung Kuda).
    Jalan Pintu 1 Senayan.
    Jalur lambat Gatot Subroto sisi barat dan timur (Kupingan Semanggi).
    Jalan Bendungan Hilir.
    Jalan KH Mas Mansyur.
    Jalan Karet Pasar Baru Timur 5.
    Jalan Kupingan BNI 46.
    Jalan Kota Bumi dan Jalan Baturaja.
    Jalan Teluk Betung.
    Jalan Kebon Kacang.
    Jalan Sunda.
    Jalan Imam Bonjol.
    Jalan Sumenep Tosari.
    Landmark (Indocement).
    Jalan Setiabudi.
    Jalan Prof. Dr. Satrio.
    Jalan Masjid (Sampoerna).
    Jalan Garnisun dan Kolong Semanggi.
    Sudirman Central Business District (SCBD).
    Jalan Tulodong Atas 2/Samping CIMB.
    Simpang Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Jalan Kebon Sirih dari arah barat (arah timur tutup di Simpang Agus Salim).
    Jalan KH Wahid Hasyim.
    Jalan Majapahit.
    Jalan Veteran III.
    Jalan Veteran II.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Medan Merdeka Utara.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Ridwan Rais.
    Simpang Jalan Perwira – Jalan Lapangan Banteng Barat.
     
    Jalur Pengalihan Lalu Lintas
    Untuk menghindari macet, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengarahkan pengendara melalui jalur alternatif berikut:

    1. Dari selatan ke utara: Jalan Hang Lekir, Jalan Asia Afrika, hingga Jalan KS Tubun.
    2. Dari utara ke selatan: Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Pos, dan Jalan Pejambon.
    3. Dari timur ke barat: Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Ridwan Rais, hingga Jalan Veteran.
    4. Dari barat ke timur: Jalan Kramat Kwitang, Jalan Kyai Caringin, hingga Jalan Tomang Raya.
     
    Tips Menghindari Kemacetan
    Untuk menghindari terjebak macet selama perayaan Tahun Baru:

    1. Gunakan Transportasi Umum: MRT dan TransJakarta akan tetap beroperasi hingga larut malam.
    2. Rencanakan Perjalanan: Cek informasi terbaru tentang rute dan waktu penutupan jalan.
    3. Hindari Area Padat: Hindari jalur utama seperti Sudirman-Thamrin jika tidak perlu.

    Perayaan Tahun Baru di Jakarta tahun ini menjanjikan pengalaman yang meriah dan berkesan. Namun, tetap utamakan keselamatan dan rencanakan perjalanan Anda dengan baik. Selamat Tahun Baru 2025!

    Baca Juga:
    Ini 5 Spot Populer Meriahkan Malam Tahun Baru di Jakarta

    Jakarta: Menjelang malam pergantian tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai acara untuk merayakan Tahun Baru.
     
    Acara utama bertajuk “Semarak Jakarta Mendunia” akan digelar pada 31 Desember 2024 malam hingga dini hari 1 Januari 2025. Untuk mendukung kelancaran acara, sejumlah jalan di Jakarta akan ditutup, dan rute lalu lintas akan dialihkan.
     
    Penutupan Jalan
    Penutupan jalan akan dimulai secara bertahap mulai pukul 18.00 WIB hingga 02.00 WIB. Berikut adalah daftar jalan yang ditutup selama perayaan:
     
    Jalan Jenderal Sudirman (Bundaran Senayan hingga Bundaran HI).
    Jalan MH Thamrin (Bundaran HI hingga Bundaran Patung Kuda).
    Jalan Pintu 1 Senayan.
    Jalur lambat Gatot Subroto sisi barat dan timur (Kupingan Semanggi).
    Jalan Bendungan Hilir.
    Jalan KH Mas Mansyur.
    Jalan Karet Pasar Baru Timur 5.
    Jalan Kupingan BNI 46.
    Jalan Kota Bumi dan Jalan Baturaja.
    Jalan Teluk Betung.
    Jalan Kebon Kacang.
    Jalan Sunda.
    Jalan Imam Bonjol.
    Jalan Sumenep Tosari.
    Landmark (Indocement).
    Jalan Setiabudi.
    Jalan Prof. Dr. Satrio.
    Jalan Masjid (Sampoerna).
    Jalan Garnisun dan Kolong Semanggi.
    Sudirman Central Business District (SCBD).
    Jalan Tulodong Atas 2/Samping CIMB.
    Simpang Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Jalan Kebon Sirih dari arah barat (arah timur tutup di Simpang Agus Salim).
    Jalan KH Wahid Hasyim.
    Jalan Majapahit.
    Jalan Veteran III.
    Jalan Veteran II.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Medan Merdeka Utara.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Ridwan Rais.
    Simpang Jalan Perwira – Jalan Lapangan Banteng Barat.
     
    Jalur Pengalihan Lalu Lintas
    Untuk menghindari macet, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengarahkan pengendara melalui jalur alternatif berikut:
    1. Dari selatan ke utara: Jalan Hang Lekir, Jalan Asia Afrika, hingga Jalan KS Tubun.
    2. Dari utara ke selatan: Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Pos, dan Jalan Pejambon.
    3. Dari timur ke barat: Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Ridwan Rais, hingga Jalan Veteran.
    4. Dari barat ke timur: Jalan Kramat Kwitang, Jalan Kyai Caringin, hingga Jalan Tomang Raya.
     
    Tips Menghindari Kemacetan
    Untuk menghindari terjebak macet selama perayaan Tahun Baru:
     
    1. Gunakan Transportasi Umum: MRT dan TransJakarta akan tetap beroperasi hingga larut malam.
    2. Rencanakan Perjalanan: Cek informasi terbaru tentang rute dan waktu penutupan jalan.
    3. Hindari Area Padat: Hindari jalur utama seperti Sudirman-Thamrin jika tidak perlu.
     
    Perayaan Tahun Baru di Jakarta tahun ini menjanjikan pengalaman yang meriah dan berkesan. Namun, tetap utamakan keselamatan dan rencanakan perjalanan Anda dengan baik. Selamat Tahun Baru 2025!
     
    Baca Juga:
    Ini 5 Spot Populer Meriahkan Malam Tahun Baru di Jakarta
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • DPRD DKI Apresiasi Upaya Pemprov Jakarta Kurangi Pengurangan Gas Rumah Kaca

    DPRD DKI Apresiasi Upaya Pemprov Jakarta Kurangi Pengurangan Gas Rumah Kaca

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, mengapresiasi upaya Pemprov dalam mengurangi penggunaan gas rumah kaca.

    Salah satunya Transjakarta yang memperbanyak penggunaan bus listrik.

    Menurut Khoirudin, ini merupakan momentum penting bagi Jakarta, untuk menunjukkan komitmennya dalam ikut serta menangani masalah lingkungan.

    “Sertifikat Pengurangan Emisi Indonesia – Gas Rumah Kaca (SPEI-GRK) telah berhasil diperoleh oleh Transjakarta, yang menjadi contoh bagi seluruh provinsi di Indonesia,” ujar Khoirudin di Jakarta, Rabu (1/12/2025).

    Politisi PKS itu juga mengapresiasi kinerja Direktur Utama Transjakarta, Welfizon, beserta jajarannya yang telah berusaha dalam mengimplementasikan penggunaan bus listrik.

    Khoirudin mengatakan, DPRD DKI Jakarta mendukung upaya itu, dengan mengajak Transjakarta dan MRT untuk berkolaborasi dengan Millennium Challenge Corporation (MCC) di Washington DC, Amerika Serikat.

    Sebab, lanjut Khoirudin, pada bulan Juni 2024 lalu, MCC tekah memberikan pembiayaan kreatif, untuk program pengurangan emisi.

    “Kami mendukung penuh langkah eksekutif ini, dan ini menunjukkan bukti nyata komitmen kami (DPRD DKI) dalam mendukung program pengurangan emisi gas rumah kaca,” kata Khoirudin.

    Khoirudin pun berharap upaya ini dapat menginspirasi BUMD lainnya, untuk melakukan hal serupa.

    Termasuk juga menekankan pentingnya pengalihan transportasi publik ke bus listrik, untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

    Ia percaya langkah ini akan membawa Jakarta menuju posisi yang lebih baik, dalam indeks kota global, khususnya dalam hal isu-isu lingkungan.

    “Dengan langkah-langkah seperti ini, Jakarta akan semakin menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai kota global dan kota bisnis,” ucap Khoirudin.

    Ia juga berharap pengurangan emisi oleh BUMD dapat menjadi contoh bagi pihak lainnya, serta mempercepat transisi Jakarta menuju kota global.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya