Produk: MRT

  • Ungkap Alasan Nama Stasiun MRT “ASEAN”, Anies: Jakarta Bukan Hanya Ibu Kota Indonesia

    Ungkap Alasan Nama Stasiun MRT “ASEAN”, Anies: Jakarta Bukan Hanya Ibu Kota Indonesia

    Ungkap Alasan Nama Stasiun MRT “ASEAN”, Anies: Jakarta Bukan Hanya Ibu Kota Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Gubernur DKI
    Jakarta
    ,
    Anies Baswedan
    , menyampaikan pandangannya mengenai posisi strategis Indonesia dan peran penting Jakarta dalam konstelasi kawasan dan global.
    Menurut Anies, Jakarta tidak hanya berfungsi sebagai ibu kota negara, tetapi juga sebagai pusat diplomasi kawasan Asia Tenggara.
    “Kita harus bisa menjawab dengan jelas dan tegas. Jakarta adalah Ibu Kota
    ASEAN
    ,” kata Anies dalam pidato di rapat pimpinan nasional (Rapimnas) I
    Gerakan Rakyat
    , Minggu (13/7/2025).
    Anies menuturkan, penegasan peran Jakarta sebagai pusat kawasan bukan hanya simbolik, melainkan refleksi dari posisi Indonesia yang krusial dalam menjaga stabilitas dan kolaborasi di Asia Tenggara.
    Ia kemudian bercerita ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Saat itu bertepatan pula dengan pembangunan moda raya terpadu (MRT).
    Anies mengaku sengaja meminta salah satu nama stasiun MRT di Jakarta, yang berdekatan dengan Kantor ASEAN, diberi nama Stasiun “ASEAN”.
    “Karena itu waktu dulu saya bertugas di Jakarta, ada stasiun kereta api MRT yang lewat di depan kantor kejaksaan. Saya minta stasiun itu diberi nama stasiun ASEAN,” ungkap Anies.
    “Supaya setiap hari mengingatkan penggunanya. Bahwa Jakarta itu bukan hanya Ibu Kota Indonesia. Tapi Jakarta juga Ibu Kota ASEAN,” tambah dia.
    Ia mengingatkan bahwa para diplomat asing di Jakarta memiliki dua penugasan, yaitu sebagai duta besar untuk Indonesia dan juga untuk ASEAN.
    Begitu pula di luar negeri, kantor-kantor diplomatik Indonesia mengibarkan dua bendera, yaitu Merah Putih dan bendera ASEAN.
    Dalam paparannya bertema geopolitik dan masa depan Indonesia, Anies memaparkan potensi kawasan Asia Tenggara sebagai zona damai di tengah ketegangan geopolitik yang melanda Asia Timur dan Asia Selatan.
    “Di timur ada Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Taiwan, semua tegang. Di selatan ada India, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, juga tegang. Tapi di antara itu semua, Asia Tenggara adalah wilayah yang teduh. Dan Indonesia harus menjaga keteduhan itu,” kata eks calon presiden pada Pilpres 2024 itu.
    Menurut Anies, peran damai tersebut telah dimulai sejak sebelum berdirinya ASEAN, yaitu pada pertemuan para Menteri Pendidikan Asia Tenggara pada tahun 1965.
    Anies menegaskan, untuk bisa memainkan peran strategis di dunia, Indonesia terlebih dahulu harus menyelesaikan persoalan-persoalan domestiknya.
    “PR domestiknya harus beres. PR domestiknya karena kewibawaan di dunia internasional. Dimulai dari kewibawaan domestik. Tidak bisa kita memainkan peran internasional. Kalau domestik kita tidak bisa jadi contoh,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanpa Bebani APBD, MRT Jakarta Kaji Rencana Perluasan Rute ke Tangerang Selatan – Page 3

    Tanpa Bebani APBD, MRT Jakarta Kaji Rencana Perluasan Rute ke Tangerang Selatan – Page 3

    Farchad menyampaikan, pembahasan dan komunikasi soal proyek perluasan rute ini telah berjalan. Ia menyebut, studi diperkirakan akan dimulai dalam waktu dekat.

    Meski begitu, dia menekankan proses ini masih berada pada tahap awal analisis dan belum ada angka anggaran yang konkret.

    “Komunikasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah dilakukan, studi penjajakan bisa dimulai dalam waktu dekat. Tunggu saja ya, mungkin di pertemuan berikutnya sudah bisa kita sampaikan,” ucap Farchad.

    Adapun pengembangan MRT Jakarta ke Tangerang Selatan sebelumnya telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 melalui Perpres Nomor 12/2025.

     

  • Ada Tol Serpong-Cinere, Industri Properti di Kawasan Ini Makin Bergeliat – Page 3

    Ada Tol Serpong-Cinere, Industri Properti di Kawasan Ini Makin Bergeliat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Geliat properti di kawasan satelit Jakarta sejatinya kerap berpindah-pindah, namun pamor Pamulang–Ciputat belakangan kembali mencuri perhatian para pencari hunian pertama (first home buyer) khususnya keluarga muda.

    Deretan proyek infrastruktur mulai dari rampungnya ruas Tol Serpong-Cinere (JORR II) yang punya exit tol di Pamulang, hingga rencana perpanjangan jalur MRT yang menembus Tangerang Selatan, perlahan mengubah karakter dua kecamatan ini dari “kawasan tidur” menjadi area berdaya saing baru. 

    “Seiring ketersediaan lahan di pusat kota yang menipis dan harga terus naik, dua kawasan yang namanya tak asing lagi yaitu Pamulang dan Ciputat, menawarkan perpaduan menarik yakni harga masih rasional, konektivitas makin terbuka, dan lingkungan sosial yang sudah mapan. Kami pun menyebut dua area ini sebagai kawasan favorit masa lalu yang siap jadi sunrise area dalam waktu dekat,” ujar CEO PT Artha Buana Samudera (ABS Land) Agus Winardy dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).

    Situasi positif ini tentunya tak disia-siakan oleh sejumlah developer properti, alih-alih membuka ruang bagi pengembang untuk menghadirkan produk hunian yang lebih relevan dengan kebutuhan generasi pembeli rumah masa kini.

    Khususnya bagi keluarga muda dan pekerja urban yang mencari rumah dengan lokasi strategis, namun tetap dalam jangkauan finansial. Menjawab peluang itu, ABS Land segera memperkenalkan Ananda Terrace, sebuah proyek hunian terbaru yang mengusung konsep rumah dua lantai dengan 3 kamar tidur di kawasan Ciputat.

    Ananda Terrace ditawarkan dalam skema pembelian indent dengan estimasi serah terima dalam tiga bulan, sehingga memberikan fleksibilitas waktu bagi konsumen yang tengah merencanakan kepindahan atau investasi. Sesuai rencana, total pengembangan akan terdiri dari 101 unit rumah, dimana pihak ABS Land memastikan seluruh unit sudah dilengkapi dengan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) yang telah pecah.

     

  • Komisi V DPR Setujui Pagu Indikatif Kemenhub Rp24,4 Triliun TA 2026

    Komisi V DPR Setujui Pagu Indikatif Kemenhub Rp24,4 Triliun TA 2026

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi V DPR RI menyetujui pagu indikatif anggaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tahun Anggaran (TA) 2026 sebesar Rp24,4 triliun.

    Persetujuan itu disampaikan dalam Rapat Kerja Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L dan Rencana Kerja Pemerintah​​​​​​​ (RKP) K/L antara Komisi V DPR RI, Kemenhub, dan mitra kerja, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/7/2025).

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan apresiasi atas dukungan DPR RI terhadap penguatan sektor transportasi nasional.

    Ia menegaskan anggaran tersebut akan difokuskan untuk mempercepat pemerataan infrastruktur dan layanan transportasi di seluruh wilayah Indonesia.

    “Kami menyambut baik pengesahan pagu indikatif ini sebagai bagian dari upaya bersama membangun sistem transportasi yang inklusif, berkelanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menhub.

    Pagu indikatif tahun 2026 akan diarahkan untuk mendukung berbagai program strategis, seperti pemeliharaan perlengkapan jalan dan penanganan lokasi rawan kecelakaan.

    Selain itu, peningkatan keselamatan penerbangan dan perkeretaapian, operasional dan pemeliharaan bandara, stasiun, terminal, dan pelabuhan, serta pelayanan angkutan perintis termasuk angkutan barang dan ternak.

    Anggaran juga dialokasikan untuk mendukung proyek pembangunan MRT Jakarta East–West Line, pengembangan Pelabuhan Patimban, proyek Indonesia Mass Transportation (MASTRAN), pelatihan vokasi, dan pengembangan sarana pendidikan transportasi.

    Adapun rincian distribusi alokasi anggaran Rp24,4 triliun ini diperuntukkan, di antaranya kegiatan layanan keperintisan sebesar Rp3,21 triliun, dukungan keselamatan transportasi sebesar Rp2,88 triliun.

    Berikutnya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi sebesar Rp1,13 triliun, pengembangan sarana dan prasarana transportasi sebesar Rp1,17 triliun, serta pendidikan dan pelatihan vokasi sebesar Rp1,85 triliun.

    Meski telah disetujui pagu indikatif sebesar Rp24,4 triliun, angka itu mengalami penurunan sebesar Rp7,05 triliun dibandingkan alokasi anggaran 2025.

    Kemenhub mencatat kebutuhan anggaran ideal untuk tahun 2026 sebenarnya mencapai Rp48,88 triliun, sehingga masih terdapat selisih atau backlog sebesar Rp24,48 triliun, atau sekitar 50,1 persen dari total kebutuhan.

    Untuk menjembatani kekurangan tersebut, Kemenhub sebelumnya mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp13,25 triliun guna mendukung berbagai kegiatan prioritas yang belum terakomodasi pagu indikatif.

    Kegiatan tersebut meliputi layanan keperintisan di sektor darat dan laut, peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, pengoperasian dan perawatan prasarana perkeretaapian milik negara (IMO) serta pelapisan landasan pacu, pengadaan bus sekolah dan perlengkapan jalan, serta penguatan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat di sektor transportasi.

    Menhub menyampaikan terima kasih atas dukungan Komisi V DPR RI dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian dalam membangun konektivitas nasional.

    Meski menghadapi keterbatasan anggaran, Kemenhub tetap berkomitmen memaksimalkan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien guna mewujudkan layanan transportasi yang selamat, aman, nyaman, dan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

    “Kami percaya bahwa dengan sinergi yang kuat, keterbatasan anggaran bukanlah hambatan untuk terus menghadirkan layanan transportasi yang andal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” kata Menhub.

  • MRT Jakarta Klaim Turunkan Kemacetan hingga 3 Persen, Bandung Jadi Kota Paling Macet
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juli 2025

    MRT Jakarta Klaim Turunkan Kemacetan hingga 3 Persen, Bandung Jadi Kota Paling Macet Megapolitan 10 Juli 2025

    MRT Jakarta Klaim Turunkan Kemacetan hingga 3 Persen, Bandung Jadi Kota Paling Macet
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT
    Jakarta
    (Perseroda) Mega Tarigan mengeklaim, hadirnya moda raya terpadu membantu menurunkan persentase kemacetan di Jakarta hingga tiga persen.
    Hal ini merujuk pada riset
    MRT Jakarta
    yang menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia.
    “Secara statistik seperti yang bisa dilihat, (MRT) mengurangi kemacetan itu sekitar tiga persen melalui peningkatan kecepatan rata-rata di ruas jalan utama,” ungkap Mega dalam konferensi pers, Kamis (10/7/2025).
    Melalui penurunan kemacetan di atas, ia mengaku MRT Jakarta membantu menurunkan indeks kemacetan di Jakarta yang saat ini turun ke peringkat lima.
    “Indeks
    kemacetan Jakarta
    mengalami penurunan ranking, bahkan sekarang Bandung yang lebih macet dari Jakarta,” kata Mega.
    Mengutip dari data
    TomTom Traffic Index
    , Jakarta kini menempati posisi kelima dalam daftar kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di tanah air.
    Kota Bandung disebut yang kini menempati posisi puncak sebagai kota paling macet di Indonesia, disusul Medan, Palembang, dan Surabaya.
    Jakarta, yang sebelumnya langganan puncak daftar, kini berada di posisi kelima. Sementara itu, secara global, Jakarta berada di peringkat ke-90.
    Di sisi lain, Mega mengatakan, berdasarkan pada hasil riset,
    kualitas hidup
    masyarakat di sekitar meningkat sejalan dengan keberadaan MRT Jakarta.
    Hal ini terlihat dari total nilai penghematan berdasarkan waktu tempuh yang ditaksir sampai Rp 1,9 triliun. Perbaikan kualitas hidup juga terlihat dari adanya penurunan emisi PM10 di wilayah Jakarta sebesar 18 persen.
    “Kalau dikalkulasi dari nilai polusi udara, penghematannya mencapai Rp 2,2 triliun,” ujar Mega.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MRT Berencana Buka Layanan Pembuatan Paspor dan Visa di Stasiun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juli 2025

    MRT Berencana Buka Layanan Pembuatan Paspor dan Visa di Stasiun Megapolitan 10 Juli 2025

    MRT Berencana Buka Layanan Pembuatan Paspor dan Visa di Stasiun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT
    Jakarta
    (Perseroda) Farchad Mahfud mengatakan, pihaknya berencana membuka layanan pembuatan paspor dan visa di stasiun.
    “Kita sedang merencanakan dalam waktu dekat ada pelayanan pembukaan paspor di Selatan jangan di tengah. Kemudian mungkin ke depannya kalau memang sangat dimungkinkan sekali, visa kita pengen ada di stasiun,” ujar Farchad dalam konferensi pers, Kamis (10/7/2025).
    Menurut Farchad, stasiun MRT di bilangan Jakarta Selatan masih mempunyai banyak ruang kosong yang dapat dibuka untuk layanan publik.
    Stasiun itu diantaranya adalah Stasiun Haji Nawi, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete, hingga Stasiun Blok A.
    “Jadi di Selatan karena memang semua pusat pelayanan itu kan di tengah, nah ini kita mau taruh ke Selatan supaya enggak terlalu menyulitkan buat orang-orang yang huniannya yang tinggalnya di Selatan,” kata Farchad.
    Layanan
    pembuatan paspor dan visa di Stasiun MRT
    bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan layanan publik.
    “Kalau pelayanan visa dibukanya jam berapa? jam 10 kan. Kita (nantinya) buka dari jam 6 kira-kira begitu,” ucap Farchad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota Lampaui Target, Begini Progresnya

    Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota Lampaui Target, Begini Progresnya

    Jakarta

    Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A melampaui target rata-rata yang telah ditetapkan. Diketahui, pembangunan MRT Jakarta fase ini akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI-Kota yang terdiri dari tujuh stasiun pemberhentian, yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

    Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Persoda) Weni Maulina merinci, rata-rata pembangunan proyek MRT Bundaran HI-Kota sudah mencapai 49,99% dari target 48,54% hingga 25 Juni 2025. Sementara progres masing-masing proyek sipil, untuk CP 201 Bundaran HI-Harmoni telah mencapai 88,41%.

    “Ini ada dua stasiun ya, Thamrin dan Monas (Monumen Nasional). Ini sudah ada di angka 88,41%. Alhamdulillah ini sudah tinggal sedikit lagi, dan kita insyaallah mengoperasikan ini di tahun 2027,” jelas Weni dalam acara Forum Jurnalis di Transport Hub, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

    Sementara untuk CP 202 Harmoni-Mangga Besar, progres pembangunan sudah mencapai 53,84% dan CP 203 Mangga Besar-Kota sebesar sebesar 74,79%. Ia menyebut, stasiun-stasiun ini akan dioperasikan pada akhir 2029.

    Weni juga menjelaskan, untuk paket pekerjaan sistem perkeretaapian di CP 205 Bundaran HI-Kota sudah berjalan 17,32%. Kemudian untuk pake pengadaan kereta di proyek CP 206 Bundaran HI-Kota, akan melakukan pengadaan ulang lantaran tender sebelumnya gagal tercapai.

    “Paket pengadaan kereta ini sedang dalam proses pengadaan karena memang kemarin ada gagal tender dan kita akan melakukan pengadaan ulang,” jelasnya.

    Sementara untuk proyek CP 207 untuk sistem ticketing masih dalam proses tender. Hal ini juga telah berlangsung sejak akhir 2024. Ia menargetkan submission Juni yang telah diperpanjang hingga akhir Agustus.

    Untuk pembangunan MRT Fase 2A, terang Weni, nilai investasi yang telah direalisasikan sebesar Rp 12 triliun. Ia menyebut, pihaknya terus mengakselerasi pembangunan MRT hingga akhir 2029.

    “Untuk fase 2A kita kurang lebih sudah di angka sekitar Rp 12 triliun. Jadi, itu yang sudah terpasang di lapangan,” imbuhnya.

    Lihat juga Video: Ada HUT ke-79 Bhayangkara, Tarif TJ, MRT, LRT Jakarta Rp 1 Hari Ini

    (ara/ara)

  • MRT Jakarta Layani 21 Juta Penumpang Sepanjang Semester I-2025

    MRT Jakarta Layani 21 Juta Penumpang Sepanjang Semester I-2025

    Jakarta

    PT MRT Jakarta (Persoda) melayani 21.053.246 penumpang sepanjang semester I-2025. Capaian ini mulai sejalan dengan target perolehan penumpang yang dicanangkan MRT Jakarta sebesar 43.021.311 dengan rata-rata harian sebesar 117.867.

    Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang ini tercapai karena keberpihakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang pro terhadap angkutan publik. Hal ini juga ditopang oleh perluasan mandat pendirian MRT Jakarta.

    Tuhiyat menjelaskan, perluasan mandat ini diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2024 yang memuat perluasan mandat usaha mencakup pengembangan kawasan TOD, pengelolaan aset dan ruang publik, dan layanan mobilitas terintegrasi lainnya.

    Selain itu, MRT juga mendapat mandat peningkatan peran sebagai Operator Multimoda yang mencakup pengelolaan moda transportasi publik lainnya dan menjadi integrator sistem transportasi. Kemudian fungsi sosial & ekonomi yang mendorong inklusi, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan kota berbasis keberlanjutan.

    “Kira-kira lebih dari 21 juta ya. Kalau ini kali 2, kan berarti 42 (juta). Tapi faktanya harusnya lebih mudah-mudahan. Kenapa? Karena kita punya target 117 (juta) penumpang, customer per harinya. Jadi ini targetnya 43 (juta), rata-ratanya di 117 (juta),” jelas Tuhiyat dalam acara Forum Diskusi Media, Kamis (10/7/2025).

    Ia merinci, ada beberapa bulan yang mengalami penurunan jumlah rata-rata penumpang, yakni pada Maret dan April. Tuhiyat menyebut, penurunan rata-rata penumpang ini terjadi akibat banyak libur panjang di dua bulan tersebut.

    “Kira-kira data leadership-nya seperti yang tergambar. Mengapa di posisi Maret-April itu rendah? Itu karena ada libur panjang. Hampir lebih dari dua minggu,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Tarigan mengungkap, ada beberapa momentum yang mengerek jumlah penumpang, salah satunya pertandingan sepak bola di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.

    Pada 1 Januari 2025 misalnya, jumlah rata-rata penumpang MRT Jakarta naik hingga 57,65% untuk hari kerja. Kemudian pada peringatan hari Kartini pada 21 April 2025 naik 7,39 dari rata-rata hari libur.

    Selain itu, hari Angkutan Umum Nasional pada 24 April juga naik 22,87% dari rata-rata hari kerja. Kemudian pada HUT Jakarta di 22 Juni naik 82,79% dari rata-rata hari libur. Kemudian pada HUT Bhayangkara pada 1 Juli naik 9,8% dari rata-rata hari kerja.

    “Di Maret kemarin sekitar 164.000 jumlah pengguna hari itu, kemudian di Indonesia versus Cina 5 Juni kemarin ini tumbuh bahkan lebih tinggi lagi 183.000 jumlah pengguna. Dan ini merupakan peningkatan sekitar 20% dari average daily di hari kerja,” jelasnya.

    Lihat juga Video: Ada HUT ke-79 Bhayangkara, Tarif TJ, MRT, LRT Jakarta Rp 1 Hari Ini

    (ara/ara)

  • Jangan Abaikan! Ganjil Genap Jakarta Berlaku Hari Ini Kamis 10 Juli 2025 – Page 3

    Jangan Abaikan! Ganjil Genap Jakarta Berlaku Hari Ini Kamis 10 Juli 2025 – Page 3

    Kamis (10/7/2025) ini, kembali menjadi hari pemberlakuan ganjil genap di Jakarta. Karena jatuh pada tanggal genap, hanya kendaraan dengan pelat genap yang boleh beroperasi di jam dan jalur yang telah ditentukan.

    Untuk kamu yang memiliki kendaraan dengan pelat ganjil, berikut beberapa tips yang bisa membantu agar tetap bisa beraktivitas tanpa hambatan:

    1. Pastikan nomor pelat kendaraan sesuai dengan tanggal

    Sebelum berangkat, pastikan bahwa angka terakhir pada pelat kendaraan kamu adalah angka genap, sesuai dengan tanggal hari ini. Jangan sampai terburu-buru dan lupa cek, karena pelanggaran bisa langsung dikenai sanksi.

    2. Gunakan moda transportasi publik

    Transportasi umum seperti MRT, KRL, atau bus bisa menjadi pilihan yang efektif. Selain bebas ganjil genap, opsi ini juga sering kali lebih cepat jika dibandingkan harus terjebak kemacetan dengan kendaraan pribadi.

    3. Manfaatkan kendaraan daring atau berbagi tumpangan

    Kalau kendaraanmu tidak bisa digunakan karena aturan, layanan transportasi daring atau carpool dengan teman bisa jadi solusi yang hemat dan praktis.

    4. Ubah jam perjalanan agar di luar waktu pemberlakuan

    Bila memungkinkan, ubah jadwal bepergian ke pagi sebelum pukul 06.00 atau malam setelah pukul 21.00. Di luar jam tersebut, aturan ganjil genap tidak berlaku.

    5. Buat perencanaan perjalanan dari sehari sebelumnya

    Merencanakan rute dan moda transportasi sejak malam sebelumnya akan membuat hari kamu lebih terorganisir. Hindari keputusan mendadak yang bisa membuat kamu terburu-buru dan berisiko melanggar.

    6. Ikuti informasi lalu lintas secara real-time

    Gunakan aplikasi peta atau pantauan lalu lintas untuk memantau kondisi jalan dan pengawasan petugas. Ini bisa membantu kamu memilih jalur alternatif atau mengetahui lokasi yang sebaiknya dihindari.

    7. Pertimbangkan bekerja dari rumah jika memungkinkan

    Bagi yang memiliki opsi bekerja secara fleksibel, bekerja dari rumah bisa menjadi cara paling praktis menghindari aturan ganjil genap sekaligus menjaga efisiensi waktu dan tenaga.

    Dengan mengikuti tips ini, kamu bisa tetap produktif dan terhindar dari sanksi saat aturan ganjil genap diberlakukan. Menyesuaikan kebiasaan dengan kebijakan yang ada bukan hanya soal mematuhi aturan, tapi juga bagian dari upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama di jalan raya.

  • Proyek MRT Thamrin-Monas ditargetkan selesai 91 persen pada akhir 2025

    Proyek MRT Thamrin-Monas ditargetkan selesai 91 persen pada akhir 2025

    Arsip foto – Pekerja berjalan di terowongan MRT Fase 2A Stasiun MRT Thamrin dan Monas di Jakarta, Senin (26/5/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU/am.

    Proyek MRT Thamrin-Monas ditargetkan selesai 91 persen pada akhir 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 15:55 WIB

    Elshinta.com – PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan proyek CP201 Stasiun Thamrin dan Monas selesai 91,62 persen pada akhir 2025.

    “CP201 akan menyelesaikan 91,62 persen pekerjaannya sehingga pada 2027 mendatang maka kedua stasiun ini telah dapat beroperasi,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo di Jakarta, Rabu.

    Ahmad menyatakan paket kontrak CP201 Stasiun Thamrin dan Monas telah mencapai 88,41 persen dengan sejumlah pekerjaan utama seperti instalasi dan pengujian eskalator Stasiun Thamrin hingga penyelesaian (finishing) pekerjaan arsitektural di Stasiun Monas masih terus dikerjakan.

    Kemudian, perkembangan signifikan juga terlihat di area konstruksi CP 202, yaitu Stasiun Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar.

    Per 25 Juni, proyek tersebut telah mencapai 53,84 persen dari target 48,75 persen. Pekerjaan ekskavasi dan pengecoran masih terus dikerjakan di ketiga stasiun tersebut.

    “Sedangkan di paket kontrak CP203 yang mengerjakan Stasiun Glodok dan Kota, perkembangannya telah mencapai 74,79 persen,” ujarnya.

    Adapun pengerjaan proyek CP203 mencakup pembuatan akses pemeliharaan (maintenance) di terowongan, struktur tangga dan dinding di bok stasiun, hingga pemasangan penyaring udara (OTE Duct) dan pembangunan struktur tangga akses pemadam kebakaran.

    Selain pekerjaan sipil stasiun, pembangunan fase 2A juga mencakup CP205 sistem perkeretaapian dan rel yang per 25 Juni telah mencapai 17,32 persen. Seluruh rel telah tiba di Jakarta dan sedang dalam penyelesaian proses pengiriman ke lokasi konstruksi.

    Perkembangan proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase 2 dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Stasiun Kota mencapai 49 persen.

    Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota.

    Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

    Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

    Berbeda dengan Fase 1 dan Fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).

    Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.

    Sumber : Antara