Produk: MRT

  • Dari mobilitas seamless hingga galeri sejarah

    Dari mobilitas seamless hingga galeri sejarah

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    MRT Jakarta Ubah Wajah Kota: Dari mobilitas seamless hingga galeri sejarah
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:10 WIB

    Elshinta.com – Kepala Divisi Engineer MRT Jakarta, Riska Muslimah, menegaskan bahwa pembangunan jalur MRT bukan semata menghadirkan moda transportasi cepat, tetapi juga menjadi motor transformasi wajah kota. Setiap perencanaan stasiun dan jalur, kata Riska, dirancang agar menghadirkan integrasi, ruang publik yang ramah pejalan kaki, hingga pengalaman baru bagi warga Jakarta.

    Menurutnya, keberadaan jalur North–South yang sudah beroperasi 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI kini tengah diperpanjang ke Kota hingga Ancol Marina. Sementara itu, jalur East–West yang membentang sekitar 84 kilometer juga mulai dikerjakan dalam beberapa tahap. “Bukan hanya membangun rel, kami juga merancang bagaimana kota bergerak. MRT hadir untuk mengubah cara orang berinteraksi dengan ruang publik,” ujar Riska.

    Salah satu contoh nyata ada di kawasan Kota Tua. MRT tidak hanya menghadirkan koneksi langsung ke Stasiun Beos dan halte TransJakarta, tetapi juga menyiapkan galeri bawah tanah yang akan memamerkan artefak hasil penggalian konstruksi. “Jadi, penumpang tidak hanya berpindah tempat, tapi juga bisa menyusuri sejarah Jakarta. Ini bentuk modernisasi yang tetap menghargai warisan kota,” jelasnya.

    Transformasi juga terasa lewat interkoneksi lintas jalur. Di kawasan Thamrin–Kebon Sirih, nantinya penumpang bisa berpindah dari jalur East–West ke North–South tanpa perlu tap out. “Bayangkan, warga Bekasi naik MRT dari Medan Satria, bisa langsung pindah jalur ke arah Blok M hanya dengan sekali perjalanan. Seamless mobility ini yang ingin kami hadirkan,” kata Riska.

    Lebih jauh, MRT Jakarta juga menerapkan standar baru perkotaan melalui regulasi yang mengatur integrasi dengan gedung-gedung sekitar, konektivitas langsung ke halte, hingga penyediaan ruang ramah pejalan kaki. Setiap stasiun akan dilengkapi lay bay, parkir sepeda, hingga signage modern untuk memudahkan penumpang.

    “Stasiun MRT ke depan bukan lagi sekadar tempat transit. Ia akan menjadi ruang hidup kota, tempat orang bisa berjalan nyaman, berpindah moda tanpa repot, bahkan menikmati fasilitas publik. Ini adalah wajah baru Jakarta yang sedang kami bangun,” tegas Riska. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Agustus 2025

    Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama Megapolitan 27 Agustus 2025

    Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jakarta diperkirakan mencapai Rp 100 triliun per tahun, setara dengan enam kali biaya pembangunan MRT fase pertama yang senilai Rp 16 triliun.
    Angka ini diungkap Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, saat memimpin apel kolaborasi pengendalian kemacetan bersama aparat gabungan TNI/Polri, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).
    “Studi Bappenas dan JUTPI II pada 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai 100 triliun per tahun, setara dengan 4 persen PDB Jabodetabek,” kata Rano.
    Dengan kerugian ekonomi akibat macet Jakarta per tahun mencapai Rp 100 triliun, maka nilai tersebut bisa digunakan untuk membangun MRT fase 1 sebanyak enam kali.
    Rano menyoroti persoalan utama kemacetan di Ibu Kota adalah ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan baru dan kapasitas jalan.
    Berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Jakarta berada di peringkat ke-90 dari 500 kota termacet di dunia.
    “Permasalahan ini tidak lepas dari ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan,” ujarnya.
    Selain itu, rendahnya penggunaan transportasi umum juga menjadi faktor utama. Dari total 20,2 juta perjalanan per hari di Jakarta, baru 22,19 persen yang menggunakan angkutan umum.
    “Banyak masyarakat masih mengandalkan kendaraan pribadi. Hal inilah yang menyebabkan sektor transportasi menjadi penyumbang polusi udara terbesar,” kata Rano.
    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 850.901 unit, atau sekitar 2.500–3.000 kendaraan baru per hari.
    “Kalau satu persen saja dari jumlah itu adalah mobil, maka dibutuhkan 16 kilometer hanya untuk memarkir kendaraan baru. Itulah kenapa Jakarta makin padat,” ujar Komarudin.
    Namun, keterbatasan personel polisi lalu lintas membuat aparat semakin mengandalkan pemantauan real-time untuk mengarahkan petugas ke titik rawan macet.
    “Sejumlah rekan-rekan gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP yang digelar setiap pagi sampai malam, ini akan semakin tertutup dengan pertumbuhan kendaraan. Artinya keberadaan kita boleh dikatakan hampir tidak mampu untuk menyelesaikan,” ucap Komarudin.
    Untuk mengatasi persoalan, Pemprov Jakarta mengembangkan
    Intelligent Traffic Control System
    (ITCS) berbasis kecerdasan buatan (AI).
    Sistem ini sudah diterapkan di 65 dari 321 persimpangan, dengan klaim mampu menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 20 persen.
    ITCS juga terintegrasi dengan pengawasan pajak kendaraan dan emisi.
    Selain itu, Pemprov bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melalui program
    Mandala Quick Response
    , yang memanfaatkan 4.438 kamera CCTV berbasis
    Geographic Information System
    (GIS) untuk memantau lalu lintas secara
    real-time
    .
    Rano menegaskan, penanganan kemacetan bukan hanya soal teknis lalu lintas, tetapi juga bagian dari strategi Jakarta menuju kota global.
    (Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Integrasi modern dan pelestarian sejarah

    Integrasi modern dan pelestarian sejarah

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    MRT jadi motor transformasi Kota Tua: Integrasi modern dan pelestarian sejarah
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:23 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya soal menghadirkan moda transportasi massal modern, tetapi juga menjadi motor transformasi wajah kota, khususnya di kawasan heritage Kota Tua. Kepala Divisi Engineer MRT Jakarta, Riska Muslimah, menegaskan bahwa desain stasiun dan kawasan pendukungnya disiapkan untuk menghadirkan konektivitas yang lebih manusiawi, ramah pejalan kaki, sekaligus menjaga nilai sejarah.

    “Di kawasan Kota, konsepnya memang sudah dikembangkan sejak sayembara dulu. Jalan Pintu Besar nantinya akan ditutup untuk kendaraan pribadi, hanya bus dan pejalan kaki yang bisa melintas. Jadi traffic dialihkan, kawasan ini lebih pedestrian-friendly dan lebih hidup sebagai ruang publik,” jelas Riska.

    Koneksi Modern dengan Stasiun Beos

    Salah satu highlight integrasi ada pada hubungan antara Stasiun MRT Kota dengan Stasiun Jakarta Kota (Beos). Jalur penghubungnya berada di bawah tanah dengan desain semi-seamless. “Memang tidak langsung tembus ke gedung, tapi jaraknya sangat dekat dengan pintu masuk stasiun Beos. Jalurnya teduh, bahkan dilengkapi canopy sehingga tetap nyaman meski hujan,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, MRT Jakarta juga menyiapkan galeri bawah tanah yang memamerkan artefak hasil penggalian pembangunan. “Kami ingin menghadirkan pengalaman berbeda. Penumpang bisa melihat pameran kecil tentang sejarah dan artefak Kota Tua sebelum menyeberang ke stasiun berikutnya,” tambahnya.

    Konsep Transit-Oriented dan Terintegrasi

    Riska menjelaskan, setiap stasiun MRT di kawasan ini dibangun dengan konsep perencanaan yang terintegrasi. Ada area platform, concourse, hingga jalur langsung menuju halte TransJakarta. Bahkan, di beberapa titik sudah disiapkan potensi koneksi langsung ke gedung-gedung sekitar.

    “Kami juga menyiapkan fasilitas lay bay di sisi jalan. Di sana akan ada wayfinding, parkir sepeda, dan fasilitas pendukung lainnya agar kawasan lebih ramah publik,” katanya.

    Modernisasi Tanpa Melupakan Sejarah

    Dengan desain ini, MRT Jakarta ingin memastikan pembangunan infrastruktur transportasi tidak sekadar mengejar efisiensi mobilitas, tetapi juga menjembatani modernisasi dengan pelestarian sejarah. Kawasan Kota Tua bukan hanya akan lebih mudah diakses, tetapi juga menjadi ruang kota yang nyaman, berkarakter, dan manusiawi.

    “Visi kami bukan hanya menghadirkan kereta, tapi juga menghadirkan ruang hidup baru bagi masyarakat Jakarta. MRT adalah motor transformasi itu,” pungkas Riska. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Proyek MRT Jakarta fase 2A capai 51,31%, target tetap sesuai jadwal

    Proyek MRT Jakarta fase 2A capai 51,31%, target tetap sesuai jadwal

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    Proyek MRT Jakarta fase 2A capai 51,31%, target tetap sesuai jadwal
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:39 WIB

    Elshinta.com – Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terus menunjukkan progres positif. Hingga 25 Juli 2025, realisasi pembangunan mencapai 51,31 persen, dengan tiga paket pekerjaan sipil mencatat kemajuan signifikan.

    Kepala Divisi Project Management for Construction 2 PT MRT Jakarta (Perseroda), Indra Gunawan, menjelaskan bahwa progres terbesar ditunjukkan oleh CP201 dengan capaian 88,87 persen, disusul CP203 sebesar 75,59 persen, dan CP202 yang kini berada di angka 55,64 persen. Sementara itu, untuk pekerjaan sistem perkeretaapian (railway system) baru mencapai 20,88 persen, namun terus dikejar karena kontrak baru berjalan sejak April 2024.

    “Secara keseluruhan, pekerjaan sipil masih sesuai dengan rencana. Railway system memang baru dimulai tahun lalu, tapi kami optimistis bisa mengejar sesuai target penyelesaian,” ujar Indra saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025) 

    Lebih lanjut, Indra menyebutkan CP201 memiliki tantangan tersendiri karena mencakup dua stasiun ikonik, yaitu Stasiun Harmoni dengan panjang 440 meter dan Stasiun Kota sepanjang 410 meter. Kedua stasiun ini menjadi simpul penting integrasi moda transportasi di pusat kota Jakarta.

    Selain tantangan teknis, pembangunan di jalur protokol seperti Sudirman, Thamrin, dan Medan Merdeka Barat juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Salah satu inovasi konstruksi yang diterapkan adalah metode box jacking pada pembangunan akses Stasiun Monas. Dengan metode ini, pekerjaan dilakukan di bawah tanah tanpa mengganggu lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat.

    “Kalau orang melintas di Medan Merdeka Barat, mungkin terlihat tidak ada pekerjaan konstruksi. Padahal sebenarnya koneksi bawah tanah dari Jalan Museum ke Stasiun Monas sudah tersambung berkat box jacking. Jadi jalan tetap normal, tapi pekerjaan tetap jalan,” jelas Indra.

    MRT Jakarta Fase 2A membentang dari Bundaran HI hingga ke Stasiun Kota. Kehadirannya diharapkan menjadi tulang punggung transportasi publik Jakarta sekaligus mendorong transformasi kawasan kota tua yang lebih manusiawi dan terintegrasi. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • MRT Jakarta hadirkan inovasi box jacking di Medan Merdeka Barat, lalu lintas tetap lancar

    MRT Jakarta hadirkan inovasi box jacking di Medan Merdeka Barat, lalu lintas tetap lancar

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    MRT Jakarta hadirkan inovasi box jacking di Medan Merdeka Barat, lalu lintas tetap lancar
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:55 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A tidak hanya menghadirkan teknologi transportasi modern, tetapi juga inovasi konstruksi yang memungkinkan pekerjaan besar dilakukan tanpa mengganggu aktivitas warga. Salah satunya lewat penerapan metode box jacking di kawasan Medan Merdeka Barat.

    Kepala Divisi Project Management for Construction 2 PT MRT Jakarta, Indra Gunawan, menjelaskan bahwa pekerjaan akses menuju Stasiun Monas dikerjakan menggunakan metode tersebut agar lalu lintas tetap normal.

    “Kalau orang melintas di Medan Merdeka Barat, mungkin terlihat seolah tidak ada pekerjaan. Padahal di bawah tanah, sambungan antara Jalan Museum hingga Stasiun Monas sudah terhubung berkat box jacking,” ujar Indra saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025) 

    Metode box jacking memungkinkan konstruksi bawah tanah dilakukan tanpa menggali permukaan jalan secara terbuka, sehingga tidak menimbulkan gangguan signifikan terhadap lalu lintas.

    Selain inovasi teknik, Indra menegaskan bahwa keberhasilan menjaga kelancaran arus lalu lintas juga berkat koordinasi erat dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, TransJakarta, hingga pemerintah daerah. Setiap rencana rekayasa lalu lintas dibahas bersama dan harus melalui persetujuan berbagai pihak sebelum diterapkan.

    “Misalnya di Jalan Thamrin, kalau memang harus ada pengurangan lajur, itu hanya boleh dilakukan malam hari dengan izin Dishub dan Polda Metro Jaya. Sebelum perubahan trafik dilakukan, kami juga melakukan sosialisasi ke pemilik gedung dan masyarakat sekitar,” jelasnya.

    Koordinasi serupa juga diterapkan di kawasan Glodok. Setelah peringatan 17 Agustus, arus lalu lintas di sekitar lokasi proyek digeser ke sisi barat untuk memberi ruang pembangunan entrance stasiun di sisi timur. Prosesnya pun melewati sidang NRL (Normalisasi Rekayasa Lalu Lintas) bersama Dishub, Polda, TransJakarta, hingga pemerintah kota setempat.

    Indra menekankan bahwa prinsip pembangunan MRT Jakarta adalah membawa manfaat. “Kami ingin memastikan pekerjaan besar seperti MRT bisa berjalan dengan tetap menjaga kenyamanan warga. Pembangunan ini untuk Jakarta, jadi prosesnya pun harus memikirkan Jakarta,” tuturnya.

    MRT Jakarta Fase 2A akan menghubungkan Bundaran HI hingga Kota Tua, menghadirkan transportasi massal modern sekaligus mempercantik wajah pusat kota tanpa mengorbankan kelancaran mobilitas harian masyarakat. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • MRT Jakarta perkuat pagar Istana Negara demi keselamatan proyek tunneling

    MRT Jakarta perkuat pagar Istana Negara demi keselamatan proyek tunneling

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    MRT Jakarta perkuat pagar Istana Negara demi keselamatan proyek tunneling
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 12:10 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta fase 2B kembali menunjukkan keseriusan dalam menjaga keamanan nasional. Di tengah pengerjaan konstruksi terowongan bawah tanah (tunneling) di kawasan Medan Merdeka Barat hingga Jalan Majapahit, MRT Jakarta melakukan langkah strategis berupa perkuatan pagar Istana Negara.

    Kepala Divisi Project Management for Constructions 2 MRT Jakarta menjelaskan, langkah ini diambil setelah dilakukan kajian simulasi bersama konsultan keamanan terkait potensi risiko ekstrem, termasuk ancaman ledakan di dalam terowongan.

    “Pada saat itu dilakukan kajian simulasi, misalnya jika ada teroris yang meledakkan bom di dalam tunnel. Hasil simulasi menunjukkan dampak terbesar justru pada pagar Istana Negara. Karena itu, kami melakukan perkuatan pagar sebagai langkah mitigasi,” jelasnya.

    Simulasi menggunakan perhitungan kekuatan ledakan hingga setara 5–50 TNT, memastikan bahwa desain konstruksi dan area sekitar tetap aman. Perkuatan pagar tersebut telah rampung dan diserahterimakan sebelum peringatan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus lalu.

    Selain pengamanan fisik, pekerjaan konstruksi juga dilengkapi sistem monitoring ketat. MRT Jakarta menempatkan sensor untuk mengukur pergeseran tanah, melakukan topografi harian, hingga simulasi skenario darurat. Hal ini penting mengingat jarak terowongan dengan pagar Istana Negara hanya sekitar 4,7 meter.

    “Kami tidak hanya fokus pada aspek teknis, tapi juga pada keamanan nasional. MRT Jakarta adalah proyek strategis negara, sehingga setiap risiko sekecil apa pun harus diantisipasi,” tambahnya.

    Koordinasi dengan pihak keamanan negara, Kepolisian, hingga instansi terkait terus dilakukan, termasuk penambahan aparat saat terjadi eskalasi demo atau acara kenegaraan.

    Dengan pendekatan inovatif, hati-hati, dan penuh tanggung jawab, pembangunan MRT Jakarta membuktikan bahwa infrastruktur modern bisa berjalan sejalan dengan penguatan keamanan strategis nasional. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • MRT Prioritaskan Kerja Sama dengan Industri Lokal Dibanding Impor – Page 3

    MRT Prioritaskan Kerja Sama dengan Industri Lokal Dibanding Impor – Page 3

    Sejauh ini, MRT Jakarta belum memiliki rekanan pengusaha lokal yang langsung berpartner untuk membangun proyek bersama. Padahal dia meyakini, selain harga yang lebih kompetitif ketimbang impor, industri lokal juga mampu bersaing dengan luar negeri.

    “Jadi kadang itu kan isunya ya lokalnya tidak ada yang produksi. Contoh traffic deck seperti Harmoni di atas kanal saja, baja traffic deck itu saja kita tidak ada yang produksi, jadi kayak gini kan bisa dibayangkan dan nanti di jalur east-west itu akan ada sangat banyak kebutuhan traffic deck seperti itu,” ungkap Riska.

    “Bayangkan kalau itu harus diimpor yang banyak! kan mahal juga ya!,” seru dia.

    Karena itu, Riska memastikan MRT Jakarta terus membuka kemungkinan untuk dapat menjajaki dengan perusahaan industri dalam negeri. Dia berharap, ada perusahaan lokal yang dapat memenuhi standar dibutuhkan untuk pembangunan proyek MRT.

    “Kita akan coba jajaki, jadi memang sekarang masih di tahap market surveillance itu untuk kita identifikasi market itu ada siapa aja, potensial vendornya, atau yang bisa menjadi supplier, sub con. Kita punya bukunya, kita punya log book istilahnya ya, sekarang ini tuh kapasitasnya apa, dan kita petakan kebutuhan konsumsi kita mungkin akan seperti apa,” tutupnya.

  • JICA STEP Loan, skema pinjaman lunak Jepang yang dukung pembangunan MRT Jakarta

    JICA STEP Loan, skema pinjaman lunak Jepang yang dukung pembangunan MRT Jakarta

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    JICA STEP Loan, skema pinjaman lunak Jepang yang dukung pembangunan MRT Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:27 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta ternyata tidak hanya lekat dengan urusan konstruksi dan transportasi massal, tapi juga melibatkan skema pendanaan yang kompleks. Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, menjelaskan bahwa proyek MRT menjadi salah satu yang pertama di Indonesia menggunakan JICA STEP (Special Terms for Economic Partnership) Loan, sebuah pinjaman lunak dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

    “Ini bisa dibilang pipe loan atau step loan, yaitu pinjaman dengan bunga rendah, masa tenggang panjang, hingga tenor mencapai 40 tahun. Kalau dihitung-hitung, memang murah, tapi tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi,” ujar Riska saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat Selasa (26/7/2029). 

    Skema Tiga Lapis: Pemerintah Pusat, Pemprov DKI, dan MRT Jakarta

    Kemudian Riska mengatakan pinjaman ini bersifat Government-to-Government (G2G). Pihak Indonesia diwakili oleh Kementerian Keuangan, yang kemudian meneruskan pembiayaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Skema ini menjadi unik karena melibatkan tiga level institusi:

    – Kementerian Perhubungan sebagai executing agency,

    – Pemprov DKI Jakarta sebagai implementing agency,

    – BUMD MRT Jakarta sebagai sub-implementing agency.

    “Pemprov DKI menanggung 51% pinjaman, sementara 49% sisanya ditopang melalui hibah dari pemerintah pusat. MRT Jakarta sebagai BUMD mendapat mandat langsung untuk melaksanakan proyek, dari pengadaan, kontrak dengan konsultan dan kontraktor, hingga mengoperasikan dan memelihara,” jelas Riska.

    Jepang Wajib Terlibat, Lokal Tetap Didorong

    Sebagai konsekuensi dari STEP Loan, ada syarat bahwa minimal 30% dari total proyek harus berasal dari Jepang. Bentuk kontribusi ini bisa berupa teknologi, peralatan, maupun tenaga kerja.

    “Contohnya, sistem persinyalan CBTC yang kita gunakan berasal dari Jepang, begitu juga mesin bor terowongan (TBM). Tapi bukan berarti industri lokal tidak berperan. Justru 70% sisanya bisa menjadi ruang bagi perusahaan Indonesia untuk berkembang,” kata Riska.

    Ia mencontohkan kolaborasi WIKA Kobe, yang kini mampu memproduksi segmen beton untuk terowongan MRT dengan kualitas tinggi berkat transfer teknologi dari Jepang.

    Mekanisme Pembayaran: Langsung dari JICA ke Kontraktor

    Riska juga menekankan bahwa MRT Jakarta tidak menerima dana tunai dari pinjaman ini. Proses pembayaran dilakukan langsung oleh JICA ke kontraktor atau konsultan setelah melalui verifikasi berlapis oleh MRT Jakarta, Pemprov DKI, dan Kementerian Keuangan.

    “Jadi uangnya tetap di Jepang, hanya pencatatannya saja yang masuk ke sistem kita. MRT Jakarta memastikan pekerjaan sesuai kontrak, lalu invoicing diverifikasi, baru JICA yang membayar langsung ke kontraktor,” paparnya.

    Standar Proyek Bertaraf Internasional

    Dalam melaksanakan proyek, MRT Jakarta juga mengacu pada standar internasional, seperti ISO dan PMBOK. Kompleksitas dan risiko tinggi membuat kontrak menggunakan model design-and-build, agar resiko dapat dialokasikan ke pihak yang paling mampu mengelolanya.

    “Intinya, pembangunan MRT bukan hanya soal konstruksi, tapi juga soal bagaimana menata skema pembiayaan yang berkelanjutan, mengelola risiko, dan di saat bersamaan mendorong pertumbuhan industri lokal,” tutup Riska. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • MRT Jakarta buka jalan industri lokal ke kelas dunia

    MRT Jakarta buka jalan industri lokal ke kelas dunia

    Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

    MRT Jakarta buka jalan industri lokal ke kelas dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:40 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya soal menghadirkan moda transportasi modern, tetapi juga menjadi ruang belajar raksasa bagi industri konstruksi dan insinyur Indonesia. Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, menegaskan bahwa proyek ini dirancang agar tidak sekadar membangun infrastruktur, melainkan juga menumbuhkan kapasitas lokal.

    “Karena menggunakan skema JICA STEP Loan, ada syarat keterlibatan Jepang minimal 30 persen. Itu bisa berupa teknologi, peralatan, maupun tenaga kerja. Tapi artinya kita masih punya ruang 70 persen untuk mendorong keterlibatan industri dalam negeri,” jelas Riska saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat Selasa (26/7/2029). 

    Konsorsium Jepang-Lokal

    Salah satu syarat dari pemberi pinjaman adalah kontraktor utama harus berasal dari Jepang, baik berdiri sendiri maupun berkolaborasi dengan perusahaan lokal. Skema ini melahirkan konsorsium seperti Shimizu–Adhi Karya Joint Venture (SAGV).

    Menurut Riska, pola kerja sama ini justru memberi ruang besar bagi kontraktor Indonesia untuk naik kelas. “Jadi tidak hanya Jepang yang terlibat, tapi juga mitra lokalnya ikut belajar dan mengembangkan kompetensinya,” ujarnya.

    Transfer Teknologi Nyata: WIKA Kobe

    Contoh paling nyata adalah WIKA Kobe, perusahaan patungan antara PT Wijaya Karya dengan mitra Jepang, yang kini memproduksi segmen beton untuk terowongan MRT.

    “Sekarang kualitas segmen tunnelnya WIKA Kobe itu sangat baik. Jepang menanamkan investasi, melakukan knowledge sharing, dan akhirnya kita bisa memproduksi sendiri segmen tunnel dengan standar internasional di Indonesia,” kata Riska.

    Ia menilai, inilah bentuk transfer teknologi yang nyata: dari awalnya bergantung pada impor, kini industri lokal bisa berdiri sejajar dengan pemain global.

    MRT sebagai Sekolah Infrastruktur

    Lebih jauh, Riska menyebut pembangunan MRT sebagai sebuah “sekolah infrastruktur”. Selain insinyur, banyak tenaga kerja Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja dengan standar ISO, PMBOK, dan kontrak rancang-bangun bertaraf internasional.

    “Di MRT, kita tidak hanya bicara konstruksi. Kita bicara bagaimana menyusun spesifikasi teknis, dokumen tender, memilih kontraktor, hingga mengalokasikan risiko proyek. Itu semua menjadi proses belajar bagi kita, agar ke depan lebih siap mengelola proyek-proyek besar lainnya,” jelasnya.

    Melahirkan Industri Lokal Kelas Dunia

    Dengan model pembangunan ini, MRT Jakarta berharap ke depan semakin banyak industri dalam negeri yang bisa ikut tumbuh. “Budaya kolaborasi seperti ini perlu dibangun, supaya industri lokal bisa berkembang menjadi kelas dunia,” tutup Riska. (Arie Dwi Prasetyo)

    Sumber : Radio Elshinta

  • MRT Jakarta akan revitalisasi Kota Tua dan Harmoni dengan konsep TOD

    MRT Jakarta akan revitalisasi Kota Tua dan Harmoni dengan konsep TOD

    Jakarta (ANTARA) – PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah berupaya untuk merevitalisasi atau menghidupkan kembali kawasan bersejarah Harmoni dan Kota Tua seiring dengan proyek pembangunan MRT Fase 2A.

    Upaya ini dilakukan melalui konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD) yang bertujuan mengintegrasikan stasiun MRT dengan lingkungan sekitarnya, mengubahnya menjadi pusat budaya dan ekonomi baru.

    Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, dalam MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa setiap stasiun MRT dirancang dengan visi unik yang disesuaikan dengan konteks kawasannya.

    Stasiun Kota, misalnya, akan mengusung visi “Permata Utara Jakarta”, dengan fokus utama menghidupkan kembali kawasan wisata sejarah dan budaya.

    Untuk mencapai visi ini, berbagai strategi revitalisasi akan diterapkan, seperti menghidupkan kembali Plaza BEOS sebagai ruang publik yang terintegrasi dengan stasiun, serta mereduksi arus lalu lintas kendaraan di dalam kawasan agar lebih ramah pejalan kaki.

    “Kami akan menghidupkan kembali Plaza BEOS supaya hidup lagi menjadi bagian dari ruang publik, kemudian kami juga ada tim peremajaan kanal dan seterusnya, jadi menarik untuk area Kota ini,” ucap Riska.

    Selain itu, Jalan Pintu Besar yang menghubungkan Jalan Gajah Mada dan Kota Tua akan ditutup untuk kendaraan pribadi dan hanya bisa dilalui oleh bus serta pejalan kaki.

    Riska menambahkan MRT Jakarta akan membangun galeri ikonik di koridor Stasiun Kota untuk memamerkan karya seni dan temuan bersejarah, hingga merevitalisasi kanal dan menerapkan strategi zero run off guna mengurangi risiko banjir.

    Ia menuturkan desain Stasiun MRT Kota juga dirancang untuk menciptakan integrasi dan interkoneksi dengan berbagai fasilitas dan juga transportasi umum di kawasan Kota Tua.

    Sementara itu, Stasiun Harmoni dirancang dengan visi “Simpul Harmonie”. Visi ini menempatkan stasiun sebagai gerbang utama yang menghubungkan dengan kawasan Kota Tua di utara.

    “Kalau dilihat dari selatan, Harmoni itu kan seperti gerbang menuju area Kota Tua. Sepanjang jalur itu ada kanal, jadi itu yang kami expose, bagaimana kami me-reflect itu dalam perencanaan stasiun dan sampai ke kawasan sekitarnya,” kata Riska.

    Riska menjelaskan strategi pengembangan kawasan TOD di Harmoni mencakup beberapa poin utama. Penataan kembali area akan dilakukan untuk mengoptimalkan integrasi antara berbagai moda transportasi dan fasilitas pendukungnya.

    MRT Jakarta juga akan memperkuat karakteristik koridor utama kawasan dan meningkatkan aksesibilitas bagi pejalan kaki.

    Konsep pembangunan ini disebutnya juga berwawasan lingkungan dan mendorong pengembangan hunian di pusat kota untuk memperkuat peran kawasan sebagai transit hub.

    Jalur MRT Jakarta Fase 2A akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer. Fase ini terdiri atas tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

    Hingga 25 Juli 2025, progres pembangunan Fase 2A telah mencapai 51,31 persen, sedikit lebih cepat dari target rencana 50,23 persen.

    Progres tersebut meliputi segmen 1 rute Bundaran HI-Harmoni sebesar 74,3 persen dan segmen 2 rute Harmoni-Kota dengan realisasi progres 41,6 persen.

    PT MRT Jakarta menargetkan Fase 2A segmen 1 selesai pada 2027, dan segmen 2 ditargetkan selesai pada 2029.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Mahmudah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.