Produk: MRT

  • Legislator nilai pentingnya kolaborasi untuk atasi macet Jakarta

    Legislator nilai pentingnya kolaborasi untuk atasi macet Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2024-2029 Wibi Andrino menilai pentingnya kolaborasi antar pemerintah pusat, daerah dan masyarakat untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

     

    “Tantangan yang kita hadapi besar, tetapi dengan kerja sama yang baik, saya yakin Jakarta bisa menjadi kota yang lebih baik untuk ditinggali,” kata Wibi dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

     

    Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menjalankan beragam program untuk mengatasi masalah yang ada di Jakarta.

     

     

    “Kemacetan sudah menjadi masalah kronis di Jakarta, dan ini menghambat produktivitas serta meningkatkan polusi udara,” ujarnya.

     

    Wibi menegaskan bahwa infrastruktur transportasi harus segera dibenahi, termasuk pengembangan sistem transportasi massal yang lebih terintegrasi.

    “Salah satunya mendukung pembangunan MRT,” katanya.

     

    Kemudian, terkait masalah banjir, Wibi menekankan pentingnya perbaikan sistem drainase serta penegakan tata ruang yang lebih ketat.

     

     

    Selain itu, ia juga menyoroti masalah polusi udara yang semakin parah sehingga membutuhkan langkah-langkah konkret seperti pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan pembenahan industri harus segera dilakukan.

     

    Jakarta juga menghadapi tantangan besar dalam hal kepadatan penduduk dan penanganan sampah yang dikhawatirkan menjadi masalah lingkungan.

     

    “Volume sampah yang dihasilkan sudah melampaui kapasitas dan ini harus ditangani melalui edukasi masyarakat serta infrastruktur pengelolaan limbah yang lebih baik,” katanya.

     

    DPRD DKI Jakarta telah mengumumkan lima calon pimpinan DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029 dalam rapat paripurna pada Senin (23/9).

     

    Kemudian Wibi Andrino sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai NasDem dan Basri Baco sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai Golkar.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Praktisnya Naik MRT buat Komuter, Beli Tiket Bayar Langsung Pakai DANA

    Praktisnya Naik MRT buat Komuter, Beli Tiket Bayar Langsung Pakai DANA

    Jakarta

    MRT jadi salah satu moda transportasi favorit warga Jakarta dan sekitarnya. Angkutan yang nyaman dengan waktu tempuh singkat ini kerap jadi andalan masyarakat untuk komuter sehari-hari dengan praktis tanpa perlu macet-macetan di jalan.

    Tercatat, sejak beroperasi lima tahun silam pada 2019 hingga Maret 2024, MRT Jakarta paling tidak sudah mengangkut 102 juta penumpang. Ketepatan waktu tempuh, tunggu, dan kedatangannya pun konsisten selama lima tahun belakangan, yakni di angka 99,9%. Hal ini turut menjadi alasan moda transportasi ini begitu diminati.

    Harga tiketnya yang masih cukup terjangkau pun membuat moda transportasi ini dicintai masyarakat. Adapun harga tiket MRT berbeda-beda tiap jaraknya, berkisan antara Rp 3.000 hingga Rp 14.000 untuk jarak tempuh terjauh dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI (dan sebaliknya).

    Nah buat kamu yang sering komuter naik MRT sehari-hari, kini ada solusi semakin praktis untuk kamu beli tiket MRT di MyMRTJ. Kamu bisa bertransaksi melakukan pembayaran di MyMRTJ langsung pakai DANA.

    Dengan layanan terbaru ini, kamu bisa naik MRT dengan lebih praktis. Jadi, nggak perlu lagi pusing topup kalau kekurangan saldo e-money saat akan naik MRT. Cukup beli tiket MRT di aplikasi MyMRTJ dan bayar dengan praktis pakai DANA.

    Dompet digital DANA Foto: dok. DANA

    Ingin tahu caranya? Simak berikut ini:

    Cara Pakai DANA di MyMRTJ

    Buka aplikasi MyMRTJ

    Pilih stasiun asal & tujuan, jumlah tiket & tipe perjalanan

    Tap Bayar & pilih DANA sebagai metode pembayaranmu

    Setelah berhasil bayar, cek tiketmu di page tiket

    Scan Kode QR tiket untuk masuk atau keluar stasiun MRT

    Mudah bukan? Tunggu apa lagi, segera unduh dompet digital DANA sekarang juga dan manfaatkan kepraktisannya untuk beli tiket MRT buat komuter sehari-hari.

    (anl/ega)

  • Cek! Ini Progres Terkini Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota

    Cek! Ini Progres Terkini Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota

    Jakarta

    PT MRT Jakarta buka-bukaan progres terkini pembangunan MRT Jakarta Fase 2 yang melanjutkan jaringan MRT dari Bundaran HI ke Kota. Pembangunan fase 2 sendiri dibagi dalam 7 paket pengerjaan, mulai dari konstruksi hingga penyediaan kereta.

    Dikutip dari unggahan resmi di Instagram @mrtjkt, Selasa (10/9/2024), pekerjaan pembangunan CP 201 atau pembangunan jalur Stasiun Thamrin-Monas fase 2A MRT Jakarta berjalan melampaui target atau mencapai 80,75%.

    “Per 25 Agustus 2024, perkembangan pembangunan telah mencapai 80,75% dari target 77,52%,” tulis MRT Jakarta dalam unggahannya.

    Sedangkan untuk CP 202 atau pembangunan jalur dari Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022. Per 25 Agustus 2024 telah mencapai 36,68% dari target 35,69%.

    Sementara itu, untuk paket CP 203 yang melakukan pembangunan Stasiun Glodok-Kota, pekerjaannya terus berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2024, perkembangannya sudah mencapai 60,25%.

    Kemudian, untuk paket CP 205 yang mengerjakan rail system dan trackwork telah dimulai pengerjaannya sejak ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 lalu.

    “Periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. Per 25 Agustus telah mencapai 6,46%,” tulis PT MRT Jakarta.

    Lalu, CP 206 atau paket pengadaan rolling stock (sarana perkeretaapian) sedang persiapan untuk melakukan tender proyek pada Q4 2024.

    “Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap menunggu masukan dari JICA terhadap dokumen tender,” sebut PT MRT Jakarta.

    (hal/ara)

  • MRT Luncurkan Martipay, Pengguna Masih Bisa Pakai Model Pembayaran Lain

    MRT Luncurkan Martipay, Pengguna Masih Bisa Pakai Model Pembayaran Lain

    Jakarta

    PT MRT Jakarta telah meluncurkan sistem pembayaran baru bernama Martipay. Namun, pengguna MRT Jakarta tetap bisa memakai model pembayaran lain, seperti kartu.

    Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud mengatakan penumpang MRT Jakarta tidak perlu cemas karena sistem pembayaran yang lain juga masih bisa digunakan, mulai dari kartu uang elektronik (e-money).

    “Sebetulnya wajar ya ada kekhawatiran seperti itu. Yang jelas sistem pembayaran berbasis kartu tidak kita hilangkan sama sekali, hanya yang berbasis multi trip ticket (MTT),” ujar Farchad saat ditemui di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2024).

    Dia menjelaskan peluncuran sistem pembayaran ini sebagai bagian dari strategi perusahaan. Sebelumnya, MRT Jakarta menggunakan kartu MTT sebagai sistem pembayaran dan hanya bisa digunakan untuk membeli tiket.

    Dengan berbasis digital ini, dia bilang jauh lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan kartu. Penumpang MRT Jakarta dapat menggunakan Martipay untuk sistem pembayaran lainnya, seperti beli makanan dan minuman.

    “Kalau berbasis kartu hanya bayar tiket ga bisa diberikan akses terkait dengan promo dan lain-lain. Toh sudah jadi gaya hidup digital jadi itu pertimbangannya. Kami tetap terbuka dengan card base payment, e-money juga masih ada dan sistem pembayaran lain berbasis kartu masih bisa digunakan juga,” terang Farchad.

    Dia pun menargetkan setidaknya 30% dari 100 ribu pengguna MRT per hari yang beralih dari kartu menjadi Martipay di bulan pertama ini. Sebelumnya, pihaknya mencatat penumpang MRT yang menggunakan kartu sebagai pembayaran makin menurun, dari sebelumnya 97% menjadi 80%. Sebaliknya, pembayaran menggunakan digital meningkat dari 3% menjadi 20%.

    “Kalau kita berharap lebih dari 30% sekarang kan baru 20% ya dari bulan pertama yang menggunakan Martipay,” imbuhnya.

    (hns/hns)

  • MRT Luncurkan Fitur Pembayaran Martipay di Aplikasi MyMRTJ

    MRT Luncurkan Fitur Pembayaran Martipay di Aplikasi MyMRTJ

    Jakarta

    PT MRT Jakarta (Perseroda) meluncurkan sistem pembayaran baru melalui fitur MartiPay di aplikasi MyMRTJ. MRT Jakarta menggandeng Bank DKI Jakarta sebagai mitra pengisian saldo Martipay.

    Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud mengatakan sejak tahun 2019 sampai dengan 2024, penumpang MRT yang menggunakan kartu sebagai pembayaran makin menurun, dari sebelumnya 97% menjadi 80%. Sebaliknya, pembayaran menggunakan digital meningkat dari 3% menjadi 20%.

    “Sistem pembayaran diberi nama Martipay. Tentunya tidak akan diberikan dukungan tanpa Kolaborasi dan dukungan dari Bank DKI Jakarta, semua ini diluncurkan dengan satu visi untuk memberikan kenyamanan dalam satu genggaman,” katanya dalam acara Launching Martipay, JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2024).

    Dia membandingkan manfaat saat menggunakan kartu dengan sistem pembayaran baru ini. Dia bilang saat pembayaran berbasis kartu, sifatnya masih terbatas dan dapat digunakan untuk pembayaran tiket.

    Sementara, fitur baru ini menawarkan fleksibilitas bagi pengguna dan dapat digunakan untuk berbelanja. Selain itu, pengguna juga dapat merasakan diskon dari mitra usaha.

    “Sistem digital semua ada di HP dan memberikan kenyamanan seluruh penumpang. Nggak perlu bawa dompet. Ini lah kenapa MRT terus melakukan pengamatan terhadap perilaku MRT Jakarta untuk bisa menyediakan atau menggeser sistem pembayaran dari kartu ke berbasis digital sehingga banyak benefit yang dinikmati MRT Jakarta yang bisa diintegrasikan dengan berbagai layanan,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI Jakarta Amirul Wicaksono mengatakan untuk mengisi atau top up saldo dapat di mesin ATM Bank DKI. Pengisian saldo ini juga dapat menggunakan kartu ATM bank lain.

    “Kemudian bisa menggunakan kartu debit ini yang ada logonya internasional prinsipal bisa digunakan top up. Terakhir punya channel elektronik bank lain dengan transfer melalui virtual account Martipay. Berapapun top up hingga 2 juta dengan martipay bisa dilakukan,” jelasnya.

    (hns/hns)

  • 800 Ribu Kartu Multi Trip BT21 Bakal Dirilis, Segini Biayanya

    800 Ribu Kartu Multi Trip BT21 Bakal Dirilis, Segini Biayanya

    Jakarta

    PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan merilis 800.000 kartu multi trip (KMT) beredisi kartun BT21. Tujuannya untuk mempersembahkan kepada semua pengguna KRL di Indonesia.

    Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan pihaknya berencana akan menyediakan 16 desain yang berbeda. Sebelumnya, pihaknya juga telah meluncurkan KMT dengan empat desain edisi BT21 pada Senin (12/8) lalu. KMT edisi khusus ini dibanderol dengan harga Rp 60 ribu, sudah termasuk saldo sebesar Rp 10 ribu.

    “Setiap mengeluarkan (4 desain) itu, itu 200 ribu kartu. Jadi, kayak di Agustus ini kan kita keluarin 4 desain kartu yang berbeda, itu 200 ribu. Nanti di Oktober, kita akan keluarin lagi 4 desain yang berbeda, itu juga 200 ribu kartu. Kemudian di Desember, yang (batch) keempat itu juga nanti kita keluarkan lagi sebanyak 200 ribu. Total nanti akan ada 800 ribu kartu multi trip dengan tema BT21 tadi, yang bisa kita sebar ke masyarakat,” terang Joni kepada awak media, di Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

    Joni menjelaskan pihaknya melihat generasi muda tengah menggandrungi BT21. Maka dia menilai akan lebih baik apabila masyarakat dapat mengoleksi semua desainnya.

    Nantinya kartu bertema BT21 tersebut akan tersedia di loket-loket stasiun KRL. Kartu ini dapat digunakan untuk LRT, MRT, Jaklingko, Transjakarta, TransJogja, TransJatim, hingga TransJateng. Meski begitu, pihaknya tengah mengupayakan agar KMT tersebut bisa digunakan untuk transaksi tarif tol.

    “Total nanti akan ada 16 desain kartu itu. Jadi, teman-teman anak-anak muda yang sangat menggandrungi itu, mereka punya banyak pilihan untuk mengoleksi kartu itu. Jumlah transaksi pembayaran melalui KMT itu tinggi banget, kalau sampai dengan Juli ini transaksi orang beli KMT Commuter Line dengan tap itu ada 101 juta lebih,” jwlasnya.

    Terkait investasi yang dibutuhkan untuk program tersebut, Joni tidak menjelaskan detail. Namun, apabila diasumsikan satu kartu bernilai Rp 60.000 dan diluncurkan dengan total 800.000 kartu. Setidaknya butuh dana sekitar Rp 48 miliar untuk produksi kartu tersebut.

    “Iya, iya (sekitar miliyaran). Kalau totalnya, kita belum ini ya. Saya harus-harus konfirmasi dulu ya,” imbuhnya.

    (hns/hns)

  • Penumpang MRT Jakarta Tembus 18 Juta Sepanjang 2024

    Penumpang MRT Jakarta Tembus 18 Juta Sepanjang 2024

    Jakarta

    Jumlah penumpang MRT Jakarta tembus 18 juta dari awal Januari hingga Juni 2024. PT MRT Jakarta (Perseroda) mencatat jumlah rata-rata penumpang tembus 100.000 per hari.

    Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Natangsa Tarigan mencatat bahwa sepanjang 2024 sudah ada 18,48 juta orang yang menaiki MRT Jakarta. Rata-rata penumpang mencapai angka 101.581 ribu per hari, lebih banyak dibandingkan 2019.

    “Kalau dibandingkan 2019 yang sebanyak 86.000 pengguna per hari, sekarang 101.000 pengguna per hari, kita lihat ini tren yang cukup optimis. Mudah-mudahan tren ini akan terus berlangsung ke depannya,” kata Mega di Kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).

    Dalam presentasi yang terpampang di layar, Juni menjadi bulan penumpang MRT Jakarta terbanyak selama 2024. Total penumpang MRT Jakarta mencapai 3,5 juta orang dengan rata-rata penumpang 171.697 orang per hari.

    Menurut Mega, hal ini karena ada sejumlah agenda besar yang terselenggara di dekat sejumlah stasiun MRT Jakarta contohnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Pada 6 dan 11 Juni, terdapat kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia-Irak dan Indonesia Filipina. Masing-masing perhelatan mencetak jumlah penumpang MRT Jakarta sebanyak 116 ribu orang ( 6 Juni) dan 157 ribu orang (1 Juni).

    Agenda lainnya adalah HUT DKI Jakarta pada 22 Juni karena promo tarif MRT Rp 1 dengan jumlah penumpang tembus 153.000 dalam sehari. Padahal biasanya jumlah penumpang MRT cenderung lebih sedikit dan didominasi wisatawan saja karena libur akhir pekan.

    Mega menilai bahwa meningkatkan jumlah penumpang dalam perhelatan besar adalah tanda bahwa MRT kini menjadi salah satu moda transportasi publik pilihan masyarakat utama selain kendaraan pribadi. Khusus di GBK, ia menduga masyarakat tidak ingin repot lagi mencari parkiran di stadion tersebut.

    “Kita cukup gembira karena MRT ini mulai menjadi pilihan masyarakat untuk menjangkau GBK, terutama kalau ada event-event major seperti ini. Karena parkiran terbatas, Sudirman kapan sih enggak pernah macet? Jadi kalau ada event-event ini kita selalu melihat ada lonjakan jumlah penumpang di MRT,” pungkasnya.

    (ara/ara)

  • Keputusan MRT Dibangun Sampai Tangsel Ada di Tangan Kemenhub

    Keputusan MRT Dibangun Sampai Tangsel Ada di Tangan Kemenhub

    Jakarta

    Rencana perpanjangan rute MRT hingga Tanggerang Selatan (Tangsel) bahkan Cikarang diungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat. Ia mengatakan bahwa kelanjutan rute berada di tangan Kementerian Perhubungan.

    Tuhiyat awalnya mengatakan bahwa pada prinsipnya PT MRT Jakarta adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta. Oleh sebab itu, fokus pihaknya saat ini adalah membangun infrastruktur di Jakarta.

    “Sehingga saat ini memang fokusnya adalah membangun infrastruktur di wilayah DKI Jakarta,” beber Tuhiyat di Kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).

    Tuhiyat menjelaskan bahwa kelanjutan proyek MRT di luar Jakarta merupakan upaya interkoneksi yang harus dilakukan. Namun, upaya itu juga tergantung dukungan dari pemerintah provinsi, pemerintah kota, sampai pemerintah pusat.

    “Support dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian Perhubungan. Jadi itu sebenarnya project itu, plan-nya, semua berada di Kemenhub,” tuturnya.

    Namun demikian, Tuhiyat menjelaskan bahwa pihaknya siap jika kelak diminta untuk melanjutkan MRT sampai Tangsel bahkan Cikarang. MRT Jakarta siap berkolaborasi dengan siapa saja.

    “Jadi MRT siap aja, kapan saja, anytime, kita kerja sama operator dan sebagainya,” bebernya.

    Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan belum ada pembahasan lebih jauh terkait rencana proyek MRT sampai Tangsel. Namun menurutnya kunci pelaksanaan proyek ini terletak pada pemda setempat karena anggaran proyek itu akan menjadi tanggung jawab mereka.

    “Belum ada pembahasan terkait hal ini (proyek MRT sampai Tangerang Selatan). Pada prinsipnya rencana ini memerlukan kesiapan dari (pemerintah) daerah masing-masing yang perlu kajian soal finansial dan lain-lain,” kata Adita saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).

    Jika pemda setempat tidak memiliki cukup anggaran untuk pembangunan proyek ini, pemerintah pusat masih bisa memberikan bantuan dana, salah satunya memberikan pinjaman.

    Namun untuk bisa mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat itu, Adita menjelaskan, ada beberapa persyaratan keuangan yang harus dipenuhi pemda setempat, salah satunya adalah harus bisa menanggung sebagian dana pinjaman yang diberikan.

    “(Untuk mendapatkan pinjaman dari pemerintah pusat) ada beberapa persyaratan keuangan yang harus dipenuhi pemda. (Pemda) harus bisa menanggung 51% dari total loan (pinjaman) yang diberikan, pusat menanggung 49%,” jelasnya.

    (ara/ara)

  • Kapan MRT Fatmawati-TMII Dibangun? Ini Bocorannya

    Kapan MRT Fatmawati-TMII Dibangun? Ini Bocorannya

    Jakarta

    Kelanjutan pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta Fase 4 Fatmawati-Taman Mini Indonesia (TMII) diungkap oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat. Ia mengatakan bahwa proyek MRT Fatmawati-TMII tengah menunggu kesiapan investor.

    Tuhiyat mengungkap bahwa calon investor tersebut berasal dari Korea Selatan. Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa MRT Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta sedang menunggu kesanggupan investor untuk menggarap proyek tersebut.

    “Sekarang sudah ada investor yang sudah kita waktu itu informasikan, namun dalam proses ini sudah di-review oleh Pemprov DKI, kemudian hasil review juga sudah disampaikan ke pihak investor, kalau tidak salah dari Korea. Kami sedang menunggu atau Pemprov DKI sedang menunggu reply dari kesanggupan investor,” kata Tuhiyat di Kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).

    Tuhiyat menjelaskan bahwa pihaknya sudah merencanakan agar proyek MRT Fatmawati-TMII dibangun di bawah tanah alias fully underground. Panjangnya sekitar 11 kilometer (km) dari Stasiun MRT Fatmawati dengan total 10 stasiun.

    Berdasarkan catatan detikcom, MRT Fatmawati-TMII akan melintasi 10 stasiun yakni Fatmawati, Antasari, Ampera, Warung Jati, Tanjung Barat, Ranco, Jalan Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, dan TMII.

    Meskipun demikian, Tuhiyat menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian investor untuk proyek tersebut. Tenggat waktunya bisa dari beberapa pekan sampai beberapa bulan mendatang.

    “Jadi nunggu beberapa minggu atau bulan ke depan posisinya. Itu nanti akan mempersingkat sebetulnya karena akan terkoneksi dari underground ke Fatmawati. Itu update sementara ini,” pungkasnya.

    (ara/ara)

  • Jokowi: Sudah Ada Kereta Cepat, Jakarta Masih Macet di Semua Titik

    Jokowi: Sudah Ada Kereta Cepat, Jakarta Masih Macet di Semua Titik

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kemacetan Jakarta yang masih saja terjadi meskipun kereta cepat dan berbagai transportasi publik lainnya sudah dibangun.

    Jokowi mengatakan hal ini terjadi karena tingkat karena penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi. Hal itu terjadi selama bertahun-tahun.

    “Jakarta macetnya bertahun-tahun. Kita sudah ada KRL, ada LRT, ada MRT, ada kereta cepat, itu pun masih macet di semua titik,” kata Jokowi saat meresmikan Terminal Samarinda Seberang di Samarinda, Rabu (28/2).

    Jokowi mengatakan kecenderungan serupa terjadi di beberapa kota besar. Dia mulai menemukan kemacetan yang sama di Samarinda, Balikpapan, dan Banjarmasin.

    Menurut Jokowi, solusi satu-satunya adalah menggeser penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan publik massal. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pembangunan fasilitas-fasilitas penopang transportasi publik massal.

    “Kota-kota selain Jakarta harus mempersiapkan diri, pentingnya transportasi umum. Saya senang pada sore hari ini melihat pembangunan Terminal Samarinda Seberang di Kota Samarinda,” ujarnya.

    Jokowi menilai Terminal Samarinda Seberang rapi dan bersih. Penataan terminal ini juga dinilai baik. Dia berharap masyarakat perlahan beralih ke transportasi publik.

    “Ini untuk mengurangi kemacetan di semua kota yang kita miliki,” ucap Jokowi.

    (dhf/sfr)