Produk: minyak bumi

  • Kisah Suci Sustari berdayakan Perempuan Duri menjahit baju tahan api

    Kisah Suci Sustari berdayakan Perempuan Duri menjahit baju tahan api

    Duri, Riau, (ANTARA) – Di lantai dua sebuah rumah toko (ruko) di Duri, Ibukota Kecamatan Mandau Bengkalis, Provinsi Riau, sejumlah perempuan tampak fokus menjahit kostum khusus untuk pekerja sektor industri minyak bumi dan gas.

    Baju tersebut berbahan tahan api dengan model “coverall” atau menutup semua badan. Pakaian tersebut tak asing bagi masyarakat daerah Duri karena memang dari sinilah salah satu sumber minyak terbesar di Indonesia berasal.

    Pada salah satu meja, tampak Rena Fidawati (45) serius menjahit dengan mesin tiga jarumnya. Sudah dua tahun Rena bekerja di sini sebagai penjahit. Sebelumnya dia juga sesekali menjahit tapi hanya untuk baju perempuan biasa.

    Ketika baru menjahit di sini, dia mengaku agak canggung, sehingga dalam satu hari hanya bisa menyelesaikan satu pakaian saja dengan upah Rp65 ribu. “Kadang itu pun tak selesai,” katanya.

    Akan tetapi lama kelamaan dia sudah bisa menyelesaikan tiga hingga lima pakaian. Ia pun bisa meraup cuan sekitar Rp300 ribu satu hari Rp9 juta sebulan.

    Berkat jerih payahnya itu, ia pun sudah bisa membeli Toyota Avanza hanya dalam waktu dua tahun. Selain tentunya menambah pundi-pundi keuangan keluarganya untuk keperluan biaya anak sekolah.

    Sejatinya Rena hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Suaminya bekerja pada kontraktor yang mendapatkan proyek dari Pertamina Hulu Rokan yang saat ini mengelola Lapangan Migas Duri.

    Dia sadar ancaman tidak ada pekerjaan maupun pemutusan hubungan kerja bisa saja sewaktu-waktu menimpa suaminya. Apalagi Lapangan Duri ini sudah cukup lama dan penurunan produksi adalah suatu keniscayaan. Ditambah lagi anaknya sudah tiga, ia pun memutuskan untuk mencari tambahan penghasilan.

    “Alhamdulillah bisa menambah belanja anak sekolah. Anak sudah tiga kan bayak juga biayanya. Yang tertua saat ini sudah sekolah menengah atas dan terkecil sekolah dasar,” ceritanya.

    Rena adalah satu dari 86 pekerja di Rumah Jahit Lestari di Kota Duri yang mayoritas (58 orang) perempuan. Rena menjalani aktivitas sehari-hari di Workshop RJL yang terpisah beberapa petak dari lokasi toko tampilan produknya.

    Editor: Dadan Ramdani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anggota DPR Minta Pemerintah Pastikan Legalisasi Sumur Rakyat Bawa Manfaat

    Anggota DPR Minta Pemerintah Pastikan Legalisasi Sumur Rakyat Bawa Manfaat

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah akan melegalisasi sekitar 45 ribu sumur minyak rakyat. Langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi masyarakat di daerah penghasil minyak bumi.

    Anggota Komisi XII DPR, Cek Endra meminta pemerintah bisa memastikan legalisasi sumur rakyat itu benar-benar membawa dampak positif ke masyarakat.

    “Yang terpenting, manfaatnya harus benar-benar dirasakan masyarakat. Jangan hanya berhenti di atas kertas,” kata Cek Endra, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

    Asal tahu saja, pelibatan sumur rakyat menjadi mandat Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2025. Cek Endra menilai, aturan ini memberikan harapan bagi masyarakat penghasil minyak.

    “Kalau ribuan sumur rakyat ini dilegalkan dan dikelola oleh BUMD, koperasi, atau UMKM, dampaknya bukan cuma pada peningkatan produksi nasional, tapi juga membuka lapangan kerja baru dan menumbuhkan ekonomi rakyat,” tutur dia.

    Menurut dia, kebijakan ini dapat menciptakan efek berantai bagi ekonomi lokal dari jasa pengeboran, transportasi, hingga tumbuhnya UMKM di sekitar wilayah operasi. “Kita sudah lihat contohnya di Musi Banyuasin, Aceh, dan Bojonegoro. Ketika pemerintah hadir dengan regulasi yang jelas, praktik ilegal menurun dan produktivitas meningkat,” tambahnya.

    Masalah Panjang Sumur Minyak Rakyat

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai sumur minyak rakyat telah menjadi masalah sejak lama. Bahkan, masalah sumur rakyat itu tak pernah selesai sejak masa pasca kemerdekaan.

    Dia pun mengisahkan pernah membawa masalah sumur rakyat ini ke tingkat rapat terbatas (ratas) semasa mejabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    “Ini sumur-sumur masyarakat ini dari dulu enggak pernah selesai-selesai. Saya sejak jadi Menteri Investasi di bawa ke ratas 3 kali. Sejak zaman pasca kemerdekaan juga sumur masyarakat ini sudah ada tapi enggak clear-clear,” tuturn Bahlil dalam Penghargaan Subroto 2025, di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.

  • Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Jakarta

    Ketika sesuatu mati, muncul sebuah pertanda berupa sinyal radioaktif yang berdetak layaknya jam alami. Penemuan itu membantu kita memecahkan berbagai misteri alam.

    Akan ada banyak sekali zat di dalam limbah. Willard Libby yakin akan hal tersebut.

    Saat itu pertengahan 1940-an, dan tujuan ahli kimia tersebut adalah menemukan bentuk karbon radioaktif, yakni karbon-14, di alam. Ia menyadari, jika zat itu ada, maka akan meninggalkan jejak pembusukan yang lambat pada tumbuhan dan hewan yang mati. Dengan begitu akan diketahui kapan mereka mati.

    Tetapi, Libby harus membuktikan bahwa karbon-14 ada di alam liar dalam konsentrasi yang sesuai dengan perkiraannya. Ilmuwan lain hanya pernah mendeteksi karbon-14 setelah mensintesisnya di laboratorium.

    Libby menjelaskan makhluk hidup akan menyimpan zat itu dalam sistem pembuangan mereka, itulah sebabnya ia beralih ke limbah. Limbah yang diproduksi oleh penduduk Baltimore, tepatnya. Dan dia menemukan apa yang dicari.

    Libby, saat itu tidak tahu, namun gagasan karbon radioaktif –radiokarbon– bisa digunakan untuk menentukan usia benda-benda yang punya beragam pemakaian.

    Sejak pertengahan abad ke-20, penanggalan radiokarbon telah mengonfirmasi usia artefak kuno yang tak terhitung jumlahnya, dan membantu memecahkan kasus orang hilang, serta memenjarakan para penyelundup gading gajah.

    Tetapi, bagaimana karbon-14 muncul pertama kali?

    Libby memahami karbon-14 diproduksi secara konstan oleh sinar kosmik yang menghantam atom nitrogen di atmosfer bumi dan mengubah strukturnya.

    Atom karbon-14 yang dihasilkan dengan cepat bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida (CO2) yang bersifat radioaktif.

    Di tanah, tumbuhan menyerap sebagian CO2 radioaktif di udara saat mereka tumbuh, begitu pula hewan termasuk manusia yang memakannya.

    Selama tumbuhan atau hewan hidup, mereka terus mengisi kembali simpanan karbon-14 internalnya, namun saat mati, proses tersebut berhenti.

    Karena radiokarbon meluruh pada tingkat yang diketahui, mengukur berapa banyak yang tersisa dalam bahan organik akan memberitahu Anda usia bahan tersebut. Ibarat sebuah jam yang mulai berdetak saat sesuatu mati.

    Setelah Libby memastikan karbon-14 dalam gas metana dari selokan Baltimore, ia kemudian mendeteksi radiokarbon dalam berbagai hal, yang memungkinkannya membuktikan usia benda-benda tersebut.

    Mulai dari pembungkus linen Gulungan Laut Mati hingga potongan kapal yang ditemukan di makam Sesostris III, raja Mesir yang hidup hampir 4.000 tahun yang lalu.

    “Ini adalah masalah di mana Anda tidak akan memberi tahu siapa pun yang Anda lakukan. Ini terlalu gila,” kata Libby.

    “Anda tak bisa memberi tahu siapa pun bahwa sinar kosmik bisa menuliskan sejarah manusia. And tidak bisa memberi tahu mereka. Tidak mungkin. Jadi, kami merahasiakannya.”

    Teknologi penanggalan karbon telah digunakan untuk membantu membuktikan bahwa gading gajah telah dipanen sejak dilarang. (Getty Images)

    Namun, setelah dia membuktikan hal itu berhasil, ia memberi tahu dunia. Dan, pada 1960, Libby memenangkan Hadiah Nobel Kimia.

    Tekniknya berhasil pada material organik yang berusia 50.000 tahun. Lebih tua dari itu, karbon-14 yang tersisa terlalu sedikit.

    Peluruhan bertahap karbon-14 inilah yang memungkinkan penanggalan radiokarbon tetapi itu juga berarti kita hanya bisa menelusurinya hingga batas tertentu.

    Meskipun demikian, penanggalan radiokarbon kini menjadi pusat pemahaman kita tentang sejarah.

    “Dalam hal menyusun berbagai hal, dalam hal kemampuan membandingkan antarwilayah khususnya, dan memahami laju perubahan tersebut, hal itu sangatlah penting,” jelas Rachel Wood, yang bekerja di salah satu laboratorium penanggalan radioaktif paling terkemuka di dunia, Unit Akselerator Radiokarbon Oxford.

    Ia dan rekan-rekannya menentukan usia material termasuk tulang manusia, arang, kerang, biji-bijian, rambut, kapas, perkamen, dan keramik, termasuk juga zat-zat yang lebih aneh.

    “Kami melakukan hal yang aneh dan tidak biasa, seperti urin kelelawar yang membatu,” imbuhnya.

    Laboratorium itu menggunakan alat yang disebut spektrometer massa akselerator untuk mengukur secara langsung atom karbon-14 dalam sampel, tidak seperti Libby, yang hanya mampu mengukur radiasi yang dipancarkan dan dengan demikian menyimpulkan berapa banyak karbon-14 yang terkandung dalam sampel.

    Akselerator juga bisa menentukan usia sampel yang sangat kecil, dalam beberapa kasus hanya satu milligram, sementara Libby membutuhkan material yang jauh lebih banyak.

    Menghilangkan kontaminan yang mengandung karbon dapat memakan waktu berminggu-minggu, tetapi setelah selesai, akselerator dengan mudah mengeluarkan perkiraan usia sampel.

    “Sangat menyenangkan bisa langsung melihat hasilnya,” kata Rachel Wood.

    Penanggalan radiokarbon telah menyelesaikan beberapa argumen yang telah lama ada. Ambil contoh kerangka manusia yang ditemukan oleh teolog dan ahli geologi William Buckland di Wales pada 1823.

    Buckland bersikeras kerangka itu usianya tidak lebih dari 2.000 tahun, dan selama lebih dari satu abad, tidak seorang pun bisa membuktikan bahwa dia salah.

    Penanggalan radiokarbon akhirnya menunjukkan kerangka itu sebenarnya berusia antara 33.000 dan 34.000 tahun, sisa-sisa manusia tertua yang terkubur di UK.

    Willard Libby menciptakan teknik penanggalan karbon yang dapat digunakan pada material hingga usia 50.000 tahun. (Getty Images)

    Sisa-sisa manusia yang lebih baru juga telah mengungkap rahasianya berkat teknologi ini.

    Pada 1975, seorang gadis berusia 13 tahun Bernama Laura Ann O’Malley dilaporkan hilang di New York.

    Sisa-sisa bagian tubuh yang ditemukan di dasar sungai California pada 1990-an diduga berasal dari sebuah makam bersejarah hingga penanggalan radiokarbon awal tahun ini menunjukkan bahwa sisa-sisa tersebut milik seseorang yang lahir antara sekitar 1964 dan 1967, yang kemungkinan besar meninggal antara 1977 dan 1984.

    Hal ini sesuai dengan kronologi hilangnya Laura Ann O’Malley, dan analisis DNA mengonfirmasi bahwa sisa-sisa bagian tubuh tersebut adalah miliknya.

    Analisis forensik sering kali mengandalkan metode penanggalan radiokarbon “pulsa bom” yang dimungkinkan berkat ratusan uji coba senjata nuklir di atmosfer yang terjadi selama 1950-an dan 1960-an.

    Ledakan tersebut mengirimkan sejumlah besar karbon-14 tambahan ke udara, tetapi kadar yang tinggi secara artifisial ini telah menurun sejak saat itu.

    Oleh karenanya, dengan membandingkan pengukuran karbon-14 dengan kurva yang menurun tersebut, dimungkinkan untuk menentukan usia material dari pertengahan abad ke-20 dan seterusnya dengan sangat akurathingga sekitar satu tahun, dalam beberapa kasus.

    “Saya tidak tahu ada teknik lain yang mendekati itu,” ujar ahli biologi satwa liar Sam Wasser dari Universitas Washington.

    “Ini sangat berguna.”

    Wasser telah menganalisis hasil penanggalan radiokarbon dari sampel gading sebagai bagian dari upaya untuk memberantas perdagangan satwa liar ilegal.

    Data tersebut bisa menunjukkan apakah gajah-gajah tersebut mati sebelum atau sesudah larangan penjualan gading pada 1989, seperti klaim para penyelundup.

    Salah satu orang yang dipenjara karena bukti ini adalah Edouodji Emile N’Bouke, yang dihukum di Togo pada 2014.

    Meskipun tes DNA mengungkap asal geografis gading yang ia selundupkan, penanggalan radiokarbon menunjukkan dengan tepat kapan gajah-gajah tersebut diburu.

    Kedua bukti ini merupakan “bukti kuat yang sangat penting untuk memboyong N’Bouke ke pengadilan”, demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

    Teknik yang sama juga telah mengungkap karya seni sebagai barang palsu. Sebagai contoh lukisan pemandangan desa yang diklaim oleh seorang pemalsu sebagai karya seni pada 1866.

    Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi lukisan itu memang telah dilukis, dan mengalami penuaan buatan, selama tahun 1980-an.

    Penanggalan radiokarbon juga sudah menjelaskan perubahan iklim dengan membantu para ilmuwan memahami dampak emisi bahan bakar fosil terhadap iklim bumi.

    Studi tentang gletser dan ekosistem purba, misalnya, menjadi jauh lebih akurat berkat teknologi penanggalan radiokarbon.

    Penelitian ini telah menjadi dasar bagi laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), yang pada 2007 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaianbersama dengan mantan Wakil Presiden AS, Al Goreatas upayanya dalam menyebarluaskan informasi tentang perubahan iklim.

    “Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin menggunakan model iklim untuk memprediksi seperti apa iklim di masa depan,” papar Tim Heaton, profesor statistik terapan di Universitas Leeds.

    Para ilmuwan dapat mengetahui catatan radiokarbon untuk menentukan bagaimana iklim bumi berubah seiring waktu, dan membandingkan model iklim dengan hasil tersebut, untuk memvalidasi akurasi model.

    Namun, waktu terus berjalan.

    Bahan bakar fosil mengandung karbon dalam jumlah besar, tapi tidak mengandung karbon-14organisme yang menjadi batu bara, gas alam, dan minyak bumi, telah mati begitu lama sehingga karbon-14 yang terkandung di dalamnya telah lama meluruh.

    Artinya, emisi bahan bakar fosil mengencerkan karbon-14 di atmosfer bumi saat ini, yang berdampak langsung pada jumlah radiokarbon yang berakhir pada makhluk hidup.

    Heather Graven, profesor fisika iklim di Imperial College London, mengatakan dalam skenario terburuk emisi yang sangat tinggi akan terjadi selama sekitar satu abad mendatangyang berarti akurasi penanggalan radiokarbon dapat runtuh.

    “Sesuatu yang baru diproduksi akan memiliki komposisi [radiokarbon] yang sama dengan sesuatu yang mungkin berusia 2.000 tahun,” ujarnya.

    Penanggalan radiokarbon tidak akan bisa membedakan keduanya.

    Rachel Wood berpendapat masalah-masalah ini tidak akan muncul dalam waktu dekat, tapi Paula Reimer, profesor emeritus di Queen’s University Belfast, berpendapat emisi bahan bakar fosil memang “menghambat” penanggalan radiokarbon dan pada akhirnya mengancam akurasinya.

    Paula menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk meningkatkan presisi penanggalan radiokarbon, dengan melakukan pengukuran cermat radiokarbon yang ditemukan di lingkaran pohon, misalnya, untuk mengungkap variasi kadar karbon-14 di atmosfer selama ribuan tahun.

    Kurva kadar radiokarbon yang sangat presisi kini tersedia, yang berasal dari sekitar 14.000 tahun yang lalu.

    Namun, emisi bahan bakar fosil pada akhirnya mungkin akan mengakhiri era presisi yang luar biasa ini.

    Artikel ini dibuat sebagai hasil kerja sama dengan Nobel Prize Outreach dan BBC.

    Versi bahasa Inggris dari artikel ini, The natural clocks that can pinpoint someone’s time of death, bisa Anda simak di laman BBC Future.

    Lihat juga Video ‘Kemenperin Siapkan Regulasi Industri Wajib Lapor Potensi Radioaktif’:

    (ita/ita)

  • Ekonomi Riau Digadang Meningkat jika Usulan Daerah Istimewa Disahkan

    Ekonomi Riau Digadang Meningkat jika Usulan Daerah Istimewa Disahkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) tengah berupaya mengubah nomenklatur Riau menjadi daerah istimewa. Usulan ini digadang tidak hanya membenahi sistem pemerintahan Riau, tapi diproyeksikan meningkatkan ekonomi setempat.

    Ketua BPP DIR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil mengatakan perbaikan ekonomi memberikan dampak terhadap tata kelola Riau baik dari infrastruktur hingga pelayanan publik. Sebab sampai saat ini, aspek tersebut belum tercukupi.

    Taufik menyebut, dana bagi hasil (DBH) antara pemerintah pusat ke daerah sekitar 10%. Menurutnya, persentase tersebut belum mencukupi kebijakan fiskal sehingga dirinya memproyeksikan kenaikan DBH sekitar 20%-30%.

    “Karena kalau 10 persen hanya menjalankan fiskal di daerah, tapi belum lagi dapat memberi kebutuhan baru.

    Maka kita perlu setidaknya 20 persen atau 30 persen,” katanya saat media visit ke Kantor Bisnis Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).

    Baginya, selain dampak ekonomi, masyarakat mendapatkan dampak psikologis karena Riau diakui menjadi daerah istimewa. Hal ini juga disampaikan Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Muhammad Herwan. 

    Dia sependapat bahwa DBH 10% belum memberikan dampak signifikan kepada tata kelola Riau. Namun, Herwan menuturkan dampak ekonomi berpeluang meningkat, karena dalam proyeksinya terdapat sejumlah pengelolaan dana istimewa bagi Riau. 

    Pada dana keistimewaan kebudayaan Melayu sebesar 30% berbasis kontribusi SDA. Kemudian tambahan persentase DBH (Dana Bagi Hasil) migas, di mana 20% minyak bumi dan 35% gas dan DBH non-migas sebesar 30%. 

    Lalu tambahan Participating Interest (PI) WK migas menjadi 20%, serta memperoleh hak kelola SDA berbasis kearifan lokal.

    Adapun naskah akademik usulan perubahan Riau menjadi daerah istimewa telah diserahkan ke DPR, pada Selasa (28/10/2025).

    Ketua Aliansi Nasional Perjuangan Daerah Istimewa Riau, Alfitra Salamm berharap agar naskah akademik segera dibahas oleh DPR. Alfitra mengungkapkan, dari 6 wilayah yang mengajukan daerah istimewa, Riau merupakan provinsi yang siap mendapat gelar itu.

    Dia ingin DPR memasukkan naskah akademik dalam prolegnas 2026. Dirinya yakin, bahwa DPR mampu menuntaskan naskah akademik hingga menjadi Undang-Undang. Selain prolegnas, dia berharap usulan masuk dalam kumulatif terbuka.

    “Nanti pokoknya kita berharap bukan hanya melalui prolegnas karena di DPR itu ada istilah kumulatif terbuka, kumulatif terbuka itu kapanpun juga bisa Undang-Undang di bahas,” jelasnya.

  • Miliarder Ini Bakal Dongkrak Kapasitas Kilang Minyak di Afrika

    Miliarder Ini Bakal Dongkrak Kapasitas Kilang Minyak di Afrika

    Liputan6.com, Jakarta – Miliarder sekaligus pemilik kilang terbesar di Afrika akan memperluas kapasitas kilangnya menjadi 1,4 juta barel per hari. Langkah miliarder ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat di Afrika dan sekitar.

    Orang terkaya di Afrika, Aliko Dangote menuturkan, kilang Dangota yang terletak di pusat ekonomi Nigeria, Lagos akan meningkatkan kapasitas lebih dari dua kali lipat yakni 650.000 barel per hari. Ia akan memakai bantuan pembiayaan eksternal untuk meningkatkan kapasitas kilang. Demikian mengutip laman ABC News, Rabu (29/10/2025).

    “Ketika selesai, ini akan menjadi kilang terbesar yang pernah dibangun satu lokasi, melampaui kilang Jamnagar di India,” kata Dangote yang merujuk kepada kilang terbesar di dunia yang terletak di dunia.

    Nigeria adalah salah satu produsen minyak terbesar di Afrika, tetapi mengimpor produk minyak bumi olahan untuk keperluan sendiri. Sektor minyak dan gas alam negara tersebut telah mengalami kesulitan selama bertahun-tahun, dan sebagian besar kilang milik negara beroperasi jauh di bawah kapasitas karena buruknya perawatan.

    Kilang Dangote yang dikelola swasta telah membantu memenuhi permintaan lokal dan internasional sejak mulai berproduksi pada Januari 2024.

    Namun, industrialis tersebut mengatakan ekspansi ini diperlukan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik di dalam maupun luar negeri.

    “Ekspansi ini mencerminkan “kepercayaan terhadap Nigeria, Afrika, dan kapasitas kita untuk membentuk masa depan energi kita sendiri,” ia menambahkan.

    Mitra di perusahaan riset SBM Intelligence, Ikemesit Effiong menuturkan, rencana ekspansi ini merupakan langkah yang patut dipuji, tetapi belum banyak yang diketahui mengenai jadwal dan ketersediaan dananya.

    Kilang senilai USD 19 miliar atau Rp 315,12 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.585) ini membutuhkan waktu hampir satu dekade untuk diselesaikan.

  • Pertamina Akuisisi 24,5% Saham Petronas di Blok Bobara

    Pertamina Akuisisi 24,5% Saham Petronas di Blok Bobara

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi mengakuisisi 24,5% hak partisipasi di Blok Bobara dari Petroliam Nasional Berhad (Petronas).

    Aksi korporasi ini ditandai dengan ditandatanganinya Farm-Out Agreement (FOA) untuk Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract/PSC) Blok Bobara oleh PT Pertamina Hulu Energi melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi Bobara dan Petronas E&P Bobara Sdn. Bhd. Penandatanganan tersebut berlangsung di sela-sela penyelenggaraan KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (26/10/2025).

    Dalam kemitraan tersebut, PHE akan memegang 24,5% hak partisipasi, bersama Petronas sebagai operator dan TotalEnergies sebagai mitra. Sebelumnya, hak pengelolaan Blok Bobara dimiliki 100% oleh Petronas. TotalEnergies kemudian sepakat mengakuisisi 24,5% hak partisipasi Blok Bobara pada Juni 2025.

    Adapun, Wilayah Kerja (WK) Bobara berlokasi di perairan laut dalam (ultra-deepwater) Papua Barat, Indonesia Timur, yang memiliki potensi sumber daya gas dan minyak bumi signifikan.

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan, kesepakatan ini menandai langkah strategis kedua perusahaan energi nasional dalam memperkuat kerja sama lintas batas dan memperluas portofolio eksplorasi di kawasan Asia Tenggara.

    Menurutnya, kerja sama ini menjadi simbol penguatan kemitraan strategis antara dua BUMN energi terbesar di Asia Tenggara.

    “Acara seremoni hari ini bukan sekadar tonggak kontraktual, tetapi merupakan wujud nyata dari kemitraan energi Malaysia–Indonesia, sinergi kapabilitas yang saling melengkapi, serta tanggung jawab bersama kita dalam memperkuat ketahanan energi kawasan dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” ujar Simon melalui keterangan resmi, Senin (27/10/2025).

    Simon menambahkan bahwa Pertamina terbuka untuk memperluas kerja sama dengan Petronas di masa depan, termasuk potensi operatorship di Malaysia Balingian PSC dan wilayah kerja lainnya.

    Sementara itu, Direktur Utama PHE Awang Lazuardi menekankan bahwa kerja sama di Blok Bobara sejalan dengan fokus strategis PHE untuk memperkuat portofolio eksplorasi di wilayah frontier.

    “Kemitraan di Blok Bobara mencerminkan sinergi kuat dan komitmen bersama di antara Pertamina, Petronas, dan TotalEnergies untuk melangkah maju. PSC Bobara selaras dengan fokus strategis PHE dalam mengeksplorasi dan mengembangkan peluang baru di area frontier,” ujar Awang.

    Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi global sekaligus membuka peluang investasi baru di sektor hulu migas, khususnya di kawasan timur Indonesia.

  • Anggota DPR Minta Pemerintah Pastikan Legalisasi Sumur Rakyat Bawa Manfaat

    Kedaulatan Energi untuk Rakyat: Produksi Migas Naik 4,79%, Sumur Rakyat jadi Motor Ekonomi Baru – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah terus memperkuat peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya energi nasional. Melalui kebijakan baru yang diluncurkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kini rakyat bisa ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan produksi minyak dan gas bumi (migas) secara legal dan berkelanjutan.

    Dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sektor migas menunjukkan arah baru yang berpihak pada kepentingan rakyat. Kebijakan pengelolaan sumur minyak rakyat yang dijalankan ESDM dinilai menjadi tonggak penting dalam meningkatkan produksi migas nasional sekaligus membuka lapangan kerja dan pemerataan ekonomi di berbagai daerah.

    “Salah satu tonggak penting lain sesuai arahan Presiden Prabowo adalah lahirnya kebijakan pengelolaan sumur minyak rakyat oleh koperasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, negara memberikan landasan legal bagi aktivitas sumur minyak rakyat,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta.

    Bahlil menegaskan, kebijakan ini merupakan wujud nyata amanat Pasal 33 UUD 1945, bahwa sumber daya alam harus dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

    “Negara membuka ruang bagi rakyat menjadi bagian dari rantai produksi energi nasional. Migas tidak lagi dikerjakan oleh pemilik modal besar semata,” tegasnya.

    Kementerian ESDM mencatat hasil konsolidasi inventarisasi menunjukkan lebih dari 45.000 sumur rakyat siap dikelola secara legal dan produktif. Dari jumlah tersebut, potensi tambahan produksi diperkirakan mencapai 10.000 barel per hari, serta menciptakan 225.000 lapangan kerja baru di berbagai daerah.

    Menurut Bahlil, kebijakan ini membuktikan bahwa kemandirian energi bisa tumbuh dari partisipasi masyarakat yang terorganisasi.

    “Langkah ini memperkuat arah pembangunan energi nasional yang berkeadilan dan inklusif. Sejarah mencatat, tidak ada kemajuan bangsa tanpa kedaulatan atas energi,” ujarnya.

    Produksi Migas Mulai Naik

    Perbesar

    (Foto:Dok.Kementerian ESDM)… Selengkapnya

    Implementasi kebijakan ini juga mendorong peningkatan produksi minyak nasional. Data ESDM mencatat, rata-rata produksi minyak bumi (termasuk NGL) periode Januari–September 2025 naik 4,79 persen (YoY) menjadi 604,70 ribu barel per hari (MBOPD), dibandingkan 577,08 MBOPD pada periode yang sama tahun sebelumnya. Target produksi ditingkatkan menjadi 610 ribu barel per hari pada 2026.

    “Capaian ini akan terus bertambah ketika pemerintah menghidupkan kembali produktivitas lebih dari 4.400 sumur yang selama ini mati suri, mengembalikan mereka sebagai urat nadi ekonomi,” jelas Bahlil.

    Selain mengaktifkan kembali sumur lama, pemerintah juga memperluas eksplorasi dan mengadopsi teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dari 16.990 sumur idle, sebanyak 4.495 sumur kini telah kembali berproduksi.

    Warga Rasakan Dampak Langsung

    Perbesar

    (Foto:Dok.Kementerian ESDM)… Selengkapnya

    Kebijakan pengelolaan sumur rakyat membawa perubahan nyata bagi warga di berbagai daerah, termasuk di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Warga kini dapat bekerja dengan aman setelah sebelumnya berisiko akibat aktivitas penambangan tanpa izin. Salah satunya dirasakan Anita Bakti, warga Desa Mekar Sari, yang kini bisa menambang minyak dengan tenang setelah mendapat legalitas.

    “Kami bersyukur dan terima kasih kepada Pak Menteri ESDM, yang sudah bersusah payah membantu masyarakat Keluang. Nggak takut lagi kami molot (nambang). Kalau sudah legal aman kami, Pak,” kata Anita, Kamis (16/10).

    Hal senada disampaikan Joko Mulyo, penambang yang sudah bertahun-tahun bekerja di sumur minyak tradisional.

    “Sekarang kerja kami jadi tenang, nggak lagi takut atau was-was. Rasanya seperti mendapat perlindungan,” ujarnya penuh syukur.

    Kebijakan ini disebut menjadi simbol perubahan besar dalam tata kelola migas nasional bahwa energi kini bukan hanya milik korporasi besar, tetapi juga ruang bagi rakyat untuk berperan aktif dalam menopang kemandirian energi Indonesia.

  • Mulai Gali Harta Karun, Negeri ‘Orang Jawa’ Ini Diramal Jadi Kaya Raya

    Mulai Gali Harta Karun, Negeri ‘Orang Jawa’ Ini Diramal Jadi Kaya Raya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Suriname, negara kecil bekas koloni Belanda yang juga dikenal sebagai rumah bagi diaspora Jawa, kini di ambang lonjakan ekonomi berkat potensi minyak bumi yang luar biasa. Bahkan, penggalian ini dapat meningkatkan PDB negara itu hingga di atas 50%.

    Mulai tahun 2028, Suriname diperkirakan akan menjadi ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan proyeksi kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) yang melonjak hingga lebih dari 50%. Ledakan ini didorong oleh dimulainya produksi minyak lepas pantai yang dipimpin oleh perusahaan energi raksasa Prancis, TotalEnergies.

    Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan sekitar 220.000 barel per hari. Meskipun jumlah ini tidak menjadikan Suriname kekuatan energi global, dampaknya terhadap negara berpenduduk sekitar 650.000 jiwa ini akan sangat transformatif.

    Kisah sukses ini mengikuti jejak tetangganya, Guyana, yang ekonominya telah melaju kencang, bahkan dengan pertumbuhan tahunan melebihi 40% setelah ekspor minyak melonjak. Suriname telah mengamati drama di seberang perbatasan itu dan bersiap-siap.

    Namun, Suriname memiliki titik awal yang berbeda. Meskipun telah berjuang dengan inflasi dan utang, indikator pembangunan manusianya sudah jauh lebih unggul dari Guyana, didukung oleh ikatan institusional yang lebih dalam, terutama dengan Belanda.

    “Hal ini berarti, pendapatan minyak yang lebih kecil sekalipun berpotensi untuk menjangkau dan mengangkat lebih banyak rakyat secara berkelanjutan,” ujar wartawan senior, Arick Wierson, Senin (20/10/2025).

    Tantangan Utang dan Kesenjangan

    Meski begitu, tantangan mendesak yang harus dihadapi adalah waktu. Sebagian besar utang Suriname sudah jatuh tempo sebelum aliran minyak dimulai. Pemerintah harus segera melakukan pembiayaan ulang utang tanpa menakut-nakuti investor atau memicu gagal bayar.

    “Pasiennya jelas sedang tidak baik secara ekonomi, ia membutuhkan obat. Obat yang Anda berikan kepada pasien, untuk memperbaiki pasien, harus diberikan dengan cara yang memang harus diberikan,” kata Presiden Suriname, Jennifer Geerlings-Simons, dalam wawancara dengan Newsweek.

    Selain itu, kekhawatiran utama Presiden Geerlings-Simons adalah memastikan bahwa windfall (rezeki nomplok) minyak tidak hanya memperkaya segelintir orang. Pasalnya

    “Rakyat Suriname dan perusahaan Suriname harus berpartisipasi dalam segala hal yang akan dibawa oleh minyak. Jika tidak, sebagian orang akan menjadi kaya, dan rakyat saya akan tetap miskin-dan itu bukan yang kami inginkan,” tegasnya.

    Di luar ekonomi, Suriname memiliki aset lingkungan yang langka. Sekitar 93% wilayahnya masih berupa hutan-bagian tertinggi dari negara mana pun di Bumi. Hal ini memberinya peran yang sangat besar dalam diplomasi iklim-dan aliran pendapatan potensial dari kredit karbon. Apa yang terjadi di wilayah Amazon ini akan bergema dari Brussel hingga Beijing.

    Meminjam contoh dari tetangganya, Presiden Guyana Irfaan Ali, Geerlings-Simons berpendapat bahwa penerimaan minyak seharusnya menjamin perlindungan keanekaragaman hayati dan ketahanan iklim. Ia tidak melihat kontradiksi antara pengeboran dan pelestarian.

    “Kami pikir uang dari minyak akan … membantu kami melindungi hutan (kami),” ujarnya. “(Pendapatan dari minyak) juga akan memberi kami waktu untuk mengembangkan cara-cara menghasilkan uang dari hutan kami. Ini akan membutuhkan waktu untuk mewujudkannya.”

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pakar ITB Bilang Campuran Etanol Bisa Turunkan Sulfur BBM

    Pakar ITB Bilang Campuran Etanol Bisa Turunkan Sulfur BBM

    Jakarta

    Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan, campuran etanol, meski hanya 10 persen, mampu menekan sulfur yang terkandung di bahan bakar minyak (BBM). Sehingga, menurutnya, emisi yang dihasilkan kendaraan bisa berkurang.

    Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – ITB, Profesor Ronny Purwadi menjelaskan, etanol sama sekali tak mengandung sulfur. Maka, secara logika, jika dicampurkan ke BBM, maka kandungan sulfurnya akan berkurang.

    “Bensin itu diproduksi dari minyak bumi dan minyak buminya itu mengandung sulfur. Sehingga sulfurnya terbawa ke produk. Sedangkan etanol biasanya tidak menghasilkan sulfur,” ujar Prof Ronny saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

    “Jadi, ada bahan dengan sulfur dan ada bahan tanpa sulfur. Kalau dicampur, ya berkurang dong. Semakin banyak dicampur, sulfurnya makin berkurang. Logikanya kan seperti itu,” tambahnya.

    Etanol bikin sulfur BBM berkurang. Foto: Agung Pambudhy

    Meski demikian, Prof Ronny memastikan, penurunan sulfurnya tak terlalu signifikan. Ketika ditanya berapa persen atau ppm (part per million), dia belum bisa menjawabnya dengan tegas.

    “Intinya turun, tapi nggak signifikan, kok. Tipis aja,” kata dia.

    Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq juga menegaskan, campuran etanol 10 persen bisa menekan sulfur bahan bakar. Keterangan tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke TPST Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Bilamana dikonversi sebagian dengan (bahan bakar) alami tentu mengurangi sulfur,” kata Hanif Faisol.

    Sebagai catatan, BBM yang dijual di Indonesia rata-rata sulfurnya masih terlalu tinggi. Pertalite dan Pertamax saja masih berada di atas 400 ppm. Padahal, menurut standar global, sulfur BBM seharusnya berkisar 50 ppm.

    (sfn/rgr)

  • 90% Proyek Hilirisasi RI Sampai 2040 Berasal dari Tambang

    90% Proyek Hilirisasi RI Sampai 2040 Berasal dari Tambang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan, proyek hilirisasi di Indonesia akan didominasi oleh tambang mineral dan batu bara (minerba). Hal itu khususnya hingga tahun 2040 mendatang.

    Tercatat, menurut data Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang dicatat Bahlil, sebanyak 90% proyek hilirisasi hingga tahun 2040 berasal dari sektor minerba.

    “Nanti hilirisasinya paling banyak nanti Bang Rosan lah. Kita bicara hilirisasi. Di Kementerian Bang Rosan itu sudah membuat peta jalan hilirisasi sampai dengan 2040. Ini 90%-nya dari sektor pertambangan. Mineral batubara,” kata Bahlil dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025, di Jakarta, Senin (20/10/2025).

    Untuk mewujudkan proyek-proyek hilirisasi sektor minerba yang dimaksud itu, pihaknya dengan Kementerian yang dipimpin Rosan Roeslani tersebut akan berkolaborasi.

    Hilirisasi itu juga dinilai sebagai tindak lanjut dari kebijakan penyetopan ekspor bahan mentah minerba. Contoh konkretnya, pada komoditas nikel, Indonesia sudah meraup nilai tambah dari ekspor hilirisasi nikel hingga lebih dari 10 kali lipat sejak tahun 2019.

    “Nikel itu 2017-2018 ekspor kita itu hanya US$ 3,3 miliar. Sekarang kita menutup ekspor nikel, kita bangun ekosistem baterai mobil, kemudian kita bangun hilirisasi. Sekarang hilirisasinya sudah bisa mencapai kurang lebih sekitar US$ 34-40 miliar. Ini untuk nilai ekspor komoditas nikel kita,” paparnya.

    Sayangnya, dia menilai banyak oknum yang ingin Indonesia tidak menjalankan program hilirisasi. Bahkan, banyak negara yang ‘tidak ikhlas’ jika Indonesia maju dengan program hilirisasi.

    “Dan tidak ada negara di dunia ini yang ingin Indonesia maju dengan mereka ikhlas. Pasti banyak persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Ada juga oknum-oknum yang ada di bangsa ini yang tidak ingin juga untuk hilirisasi ini berjalan dengan baik. Karena apa? Sudah nyaman. Dengan ekspor bahan baku,” tandasnya.

    28 Komoditas Dihilirisasi

    Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, berikut komposisi cadangan 28 komoditas di Indonesia terhitung dalam lingkup global:

    1. Nikel (42%) no. 1 di dunia

    2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia

    3. Tembaga (3%) no. 11 di dunia

    4. Bauksit (4%) no. 6 di dunia

    5. Besi baja (0,94%) no. 16 di dunia

    6. Emas perak (emas 5%, perak 2%)

    7. Batu bara no. 7 di dunia

    8. Aspal buton (3,91%) no. 3 di dunia

    9. Minyak bumi (0,1%) no. 5 di Asia Pasifik

    10. Gas bumi (0,7%) no. 4 di Asia Pasifik

    11. Sawit (58,7%) no. 1 di dunia

    12. Kelapa (27%) no. 1 di dunia

    13. Karet (27%) no. 2 di dunia

    14. Biofuel (59%) no. 1 di dunia hanya dari sawit

    15. Kayu balok (4%) no. 6 di dunia

    16. Getah pinus (13%) no. 3 di dunia

    17. Udang (16%) no. 3 di dunia

    18. Ikan TCT (21%) no. 1 di dunia

    19. Rajungan (3%) no. 2 di dunia

    20. Rumput laut (28%) no. 2 di dunia

    21. Potensi lahan garam potensi 47.734 hektar

    22. Pasir silika (0,9%) no. 18 di dunia

    23. Mangan (3,2%) no. 7 di dunia

    24. Kobal (7,19%) no. 3 di dunia

    25. Logam tanah jarang cadangan 227.976 ton

    26. Kakao (4%) no. 7 di dunia

    27. Pala (31,2%) no. 1 di dunia

    28. Tilapia (22,1%) no. 1 di dunia.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]