Produk: mesin cuci

  • Mengenal Drake Passage, Jalur Laut Paling Mengerikan di Dunia

    Mengenal Drake Passage, Jalur Laut Paling Mengerikan di Dunia

    Jakarta

    Drake Passage atau Selat Drake, adalah perairan terkenal antara Cape Horn di Amerika Selatan dan Kepulauan Shetland Selatan di Antartika. Arusnya yang deras, air yang membekukan, angin kencang, dan ombak yang sangat besar membuat jalur ini terkenal sebagai salah satu jalur paling berbahaya dan mengerikan di dunia.

    Apa itu Drake Passage?

    Berukuran lebar sekitar 800 kilometer dan panjang 1.000 kilometer, Drake Passage atau Jalur Drake adalah jarak terpendek dari benua Antartika ke daratan lainnya. Perairannya yang sangat keras adalah salah satu alasan mengapa manusia baru menginjakkan kaki di Antartika pada abad ke-19.

    Nama jalur ini diambil dari nama penjelajah Inggris abad ke-16 Sir Francis Drake, yang dikenal karena mengelilingi dunia antara tahun 1577 dan 1580.

    Untuk mencapai prestasi ini, seperti dikutip dari IFL Science, ia dan armadanya melewati Selat Magellan, sebuah jalur melintasi pulau-pulau terjal dan gunung es di ujung Amerika Selatan.

    Meskipun Drake sendiri tidak pernah mengarungi jalur tersebut, ekspedisinya mengajarkan kepada Inggris bahwa terdapat perairan terbuka di selatan Amerika Selatan, sehingga pelayaran keliling dunia dapat dilakukan dengan perahu.

    Namun dalam bahasa Spanyol, jalur ini dikenal sebagai Mar de Hoces, diambil dari nama navigator Spanyol Francisco de Hoces, yang menemukan perairan tersebut pada tahun 1525 saat berlayar melalui Selat Magellan.

    Baru pada tahun 1616, Willem Schouten dari Dutch East India Company memimpin kru pertama berlayar mengelilingi Cape Horn dan melewati Selat Drake.

    Drake Passage. Foto: IFL ScienceMengapa Drake Passage berbahaya?

    Beberapa arus laut terkuat di dunia mengalir melalui Selat Drake karena tidak menemui hambatan dari daratan mana pun, sehingga memungkinkan aliran air ‘melepaskan’ dan menghasilkan kekuatan yang sangat besar.

    Demikian pula, angin kencang dibiarkan mengalir bebas sejauh ribuan kilometer tanpa menghantam daratan pada garis lintang ini, sehingga menimbulkan badai hebat dan gelombang besar.
    Beberapa laporan saat melewati Drake Passage melaporkan gelombang mencapai 25 meter, kira-kira setinggi gedung delapan lantai.

    Bagaimana rasanya berlayar melintasi Drake Passage?

    Pada Hari Natal 2019, enam kru penjelajah yang gagah berani menjadi orang pertama yang mendayung melintasi jalur tersebut dalam pertempuran selama 13 hari melawan cuaca.

    “Itu cukup mengerikan. Pada akhirnya, berat badan kami turun cukup banyak dan mengigau karena kurang tidur,” kata Colin O’Brady, salah satu dari enam pria di kapal tersebut, setelah menyelesaikan perjalanan.

    Saat ini, banyak sekali orang yang melakukan perjalanan penuh petualangan melintasi Jalur Drake, terutama saat bepergian ke Antartika. Kapal-kapal besar dan modern membuat perjalanan jauh lebih lancar dibandingkan berabad-abad yang lalu.

    “Menyeberangi Jalur Drake adalah harga masuk untuk pergi ke Antartika. Kedamaian dan ketenangan Antartika diimbangi dengan turbulensi dan drama Drake. Keduanya adalah dua sisi dari mata uang yang sama: Anda tidak akan mendapatkan yang satu tanpa yang lainnya. Kondisi Drake berada di antara buruk dan menakutkan, tergantung pada dewa cuaca, tetapi setiap momennya berharga,” kata Lyndon File, manajer perusahaan tur G Adventures yang menawarkan perjalanan ke Antartika.

    “Saya merasa seperti pakaian kotor di mesin cuci dengan siklus putaran 36 jam. Saya belum pernah jatuh sakit karena mabuk perjalanan. Namun perjalanan ini menjadi ujian sesungguhnya,” tambah manajer divisi media G Adventures Kyle Jordan.

    (rns/rns)

  • Susah Dibasmi, Bangsat alias Kutu Busuk Mewabah di Paris

    Susah Dibasmi, Bangsat alias Kutu Busuk Mewabah di Paris

    Jakarta

    Salah satu hal terburuk tentang bangsat atau kutu busuk yang mungkin tidak Anda ketahui adalah, kepanikan dan paranoia yang masih ada bertahun-tahun setelah Anda menghadapinya.

    Paranoia itu nyata. Percayalah, saya mengalaminya. Beberapa hari setelah pulang berlibur dari Rumania pada musim panas 2016, saya menemukan benjolan kecil yang sangat gatal di kulit. Kunjungan ke dokter menegaskan kekhawatiran saya: gigitan Kutu busuk.

    Setelahnya, selalu panik, jika punya bekas sengatan di kulit yang terlihat sedikit berbeda dari gigitan nyamuk pada umumnya? Bisa jadi kutu busuk! Ada jerawat aneh yang tampak berjajar? Bisa jadi kutu busuk! Menemukan serangga tak dikenal di lantai apartemen Anda? Aduh, mungkin itu kutu busuk!

    Parasit ini umum ditemukan pada awal abad ke-20 sebelum menghilang selama beberapa dekade. Namun sejak akhir tahun 1990-an, bangsat kembali muncul, tidak hanya di hostel yang kotor, tapi juga di suite hotel mewah, di furnitur bekas yang Anda beli dari ebay, dan di dalam koper yang ada di samping koper Anda di ruang kargo pesawat. Dari sana, para bangsat menyebar, memasuki apartemen Anda.

    Di Bandara Frankfurt, Jerman, Anda dapat meminta tim anjing pelacak serangga untuk mencari kutu busuk di barang bawaan. Ini adalah bandara pertama di Jerman yang menawarkan layanan tersebut. Anda harus mendaftar dahulu, biayanya sekitar 100 euro atau sekitar Rp1,6 juta. Ini jauh lebih murah daripada memberantas parasit begitu mereka memasuki apartemen Anda.

    Waspadai bangsat atau kutu busuk super

    “Banyak bukti menunjukkan, selama sepuluh tahun terakhir, jumlah kutu busuk meningkat secara eksponensial,” kata Heather Lynch, profesor pekerjaan sosial di Universitas Glasgow Caledonian yang melakukan penelitian tentang kutu busuk. Claudia Kasig dari perusahaan pembasmi hama di Jerman, JamiroTec, memperkirakan populasi bangsat alias kutu busuk meningkat 4.000 hingga 6.000 persen dalam sepuluh tahun terakhir.

    Lynch mengatakan ada beberapa alasan yang menyebabkan jumlah bangsat meledak. Salah satunya adalah murahnya traveling, lebih banyak orang menggunakan pesawat terbang, menginap di hotel, dan menyebarkan kutu busuk dengan cara itu. Namun peneliti juga memperingatkan, akhir-akhir ini semakin banyak spesies kutu busuk yang kebal terhadap bahan kimia yang digunakan untuk membasmi mereka.

    Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengetahui keberadaan parasit ini. Gigitannya muncul dalam bentuk kelompok garis linier yang terdiri dari sekitar tiga bekas luka kecil. Ini bisa jadi pertanda. Selain itu, Anda juga akan menemukan tetesan darah dan noda hitam kecil di seprai tempat serangga itu menggigit.

    Gantilah seprai, periksa kasurnya, dan yang terpenting, angkat kasur dan periksa juga bagian bawahnya! Di sinilah kemungkinan besar Anda akan melihat serangga kecil berwarna coklat berbentuk oval. Ukurannya hanya sekitar 4,5 milimeter panjangnya. Jika dibunuh dengan cara dipencet, teruar bau busuk, itu sebabnya serangga ini disebut kutu busuk. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk memanggil terminator, pembasmi serangga profesional.

    “Sangat sulit diberantas”

    Apa yang dilakukan pembasmi hama profesional untuk membebaskan tempat Anda dari hama? Tidak semuanya menggunakan racun serangga.

    “Kami membawa peralatan dan memanaskan rumah atau apartemen klien hingga suhu antara 60 hingga 70 derajat Celsius,” ujar Claudia Kasig, manajer JamiroTec, perusahaan pembasmi hama di kota Bremen. “Ini menyebabkan suhu inti kutu busuk mencapai 48 derajat, dan protein di dalam kutu busuk akan hancur lalu mereka mati.”

    Kasig menjelaskan lebih jauh, perusahaannya menggunakan racun pada “jalur keluar” serangga untuk memastikan hanya sesedikit mungkin yang lolos. JamiroTec juga mempekerjakan anjing pelacak bernama Jamiro yang bertugas mengendus tempat persembunyian para bangsat. Selain Jamiro, ada juga seekor ‘pekerja magang’ yang lebih kecil, Ramirez.

    “Kutu busuk sangat sulit untuk dibasmi. Mereka bersembunyi di dalam stopkontak, saklar dan di belakang papan dasar. Mereka berada di dalam laptop Anda, di dalam kamera atau di dalam buku tebal yang ada di tumpukan paling bawah,” kata Kasig. “Dan serangga ini bisa bertahan selama hampir satu tahun tanpa makanan.”

    Serangga ini mungkin juga bertelur di salah satu tempat tersembunyi tersebut. Jadi Anda mungkin berpikir mereka sudah hilang, tapi kemudian parasit yang masih hidup, atau parasit baru yang menetas. Bangsat pun kembali bermunculan.

    Hidup damai dengan kutu busuk, mungkinkah?

    Namun memanggil terminator profesional tidaklah murah. Saya membayar sekitar €600 (sekitar Rp9,8 juta) untuk biaya pembasmi hama dan biaya hotel, karena Anda tidak bisa tinggal di rumah sendiri selama pembasmian.

    Namun warga di Govanhill di Glasgow menemukan cara lain untuk bisa berdamai dengan kutu busuk. “Govanhill adalah lingkungan paling beragam secara etnis di Skotlandia dengan 64 bahasa yang digunakan”, kata Heather Lynch, profesor pekerjaan sosial di Universitas Glasgow Caledonian. Tempat ini juga terkenal dengan kondisi perumahan yang buruk dan kemiskinan.

    Kutu busuk menjadi sangat endemik di sana sehingga warga kini berusaha hidup berdampingan dengan parasit itu. Distrik ini bahkan memiliki unit pengendalian hama sendiri. Namun masyarakat setempat menyadari, alat pembasmi hama tidak terlalu efektif karena cenderung hanya menyemprot satu apartemen dalam satu waktu.

    Selain tidak ada uang untuk menyewa alat pembasmi hama atau bahkan pindah rumah, banyak penduduk Govanhill tidak lagi menyemprot apartemen dengan bahan kimia setiap enam bulan, karena alasan kesehatan.

    “Jika Anda punya uang, Anda dapat menyelamatkan diri dari buruknya serangan kutu busuk. Kita semua menginginkan kehidupan yang bersih, sangat nyaman. Namun untuk mencapai hal itu, kita telah menyebabkan banyak kerugian. Masalah polusi ini tidak akan hilang begitu saja, jadi saya yakin kita bisa belajar dari masyarakat Govanhill. Mereka tidak melihat diri mereka sebagai korban, namun sebagai orang yang banyak akal dan pragmatis.”

    Bagaimana cara mengusir bangsat?

    Cara terbaik mengatasi semua ini adalah dengan mencegah kutu busuk mengambil alih apartemen Anda. Saat Anda bepergian, jika memungkinkan, masukkan barang bawaan Anda ke dalam bak mandi yang ada di kamar hotel segera setelah Anda tiba.

    Serangga tidak dapat memanjat dinding yang licin. Periksa di bawah kasur dan di sekitar kepala tempat tidur untuk mencari tanda bintik hitam atau serangga. Selama Anda menginap, pastikan untuk selalu membungkus cucian kotor dan membiarkannya tidak tergeletak begitu saja. Sebuah studi baru dari Universitas Sheffield di Inggris menunjukkan, kutu busuk sangat tertarik pada bau cucian kotor.

    Saat Anda kembali ke rumah, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah memasukkan semua barang yang Anda bawa ke dalam freezer dan membiarkannya di sana selama 48 jam. Mencuci pakaian pada suhu 60 derajat Celcius juga seharusnya dapat membunuh serangga, namun Kasig memperingatkan bahwa hal ini tidak selalu berhasil.

    “Mesin cuci yang efisien saat ini hanya mencapai suhu 60 derajat selama beberapa menit, jadi beberapa serangga mungkin masih bisa bertahan hidup.”

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • Fredy Pratama Kuasai Gembong Peredaran Narkoba di Pulau Jawa

    Fredy Pratama Kuasai Gembong Peredaran Narkoba di Pulau Jawa

    Surabaya (beritajatim.com) – Fredy Pratama kuasai gembong peredaran narkoba di Pulau Jawa. Hal itu dilihat dari hasil tangkapan dua kurir narkoba jaringan Sumatera yang sudah ditangkap sebelumnya oleh Polrestabes Surabaya.

    Perlu diketahui, Polrestabes Surabaya mengamankan 33 kilogram sabu dari Sumatera, Kamis (29/06/2023) lalu juga menangkap kurir sabu jaringan Sumatera, Jumat (26/05/2023) di Stasiun Trunojoyo, Klojen, Malang dengan barang bukti 28 kg sabu dan 10.000 pil ekstasi.

    Wakasat Narkoba Kompol Fadillah L.K Panara, tidak menampik bahwa dua penangkapan sebelumnya adalah jaringan Fredy Pratama. Namun ia tidak bisa memastikan bahwa semua narkoba yang beredar di seluruh jawa termasuk Surabaya dari jaringan Fredy.

    Baca Juga: Kurir di Surabaya Simpan 12 Ribu Butir Inex di Bawah Mesin Cuci

    “Kita tidak menutup kemungkinan bahwa ada jaringan yang lain yang bermain. Tapi kalau yang besar-besar itu jaringan dia semua (Fredy Pratama), papar alumni Akpol tahun 2012 itu.

    Fadillah mengatakan bukan hanya pulau Jawa yang dikuasai oleh gembong narkoba Freddy ‘Escobar’ Pratama. Ada pulau Sumatra, Kalimantan juga jaringan segitiga emas (Laos, Myanmar dan Thailand yang juga turut dikuasai.

    Perlu diketahui, Bareskrim Polri baru saja mengungkap kasus perdagangan narkotika yang disertai dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

    Kartel narkoba itu dipimpin oleh Fredy Pratama. Dalam pengungkapan jaringan itu, polisi mengamankan 10,2 ton sabu beserta aset di Thailand yang mencapai Rp 273,43 Miliar. Jika dikonversikan total barang bukti yang diamankan Rp 10,5 triliun.

    Baca Juga: Indo Beauty Expo 2023 Yakin Dongkrak Industri Kosmetik Lokal

    Dalam pengungkapan ini, salah satu anggota kepolisian diidentifikasi sebagai bagian dari kartel narkoba Fredy Pratama. Ia adalah AKP Andri Gustami yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan.

    Di jaringan kartel narkoba Fredy Pratama, perwira Akpol tahun 2012 itu merupakan kurir spesial. Ia bertugas untuk melancarkan kiriman narkoba saat melewati Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni menuju Banten.

    Selain oknum polisi, jaringan kartel Fredy Pratama juga melibatkan selebgram asal Palembang bernama Adelia. Ia diduga sudah lama menjadi bagian dari kartel sehingga dijuluki ratu narkoba. Adelia merupakan istri bandar narkoba bernama David alias Kadafi yang saat ini sudah ditahan di Lapas Nusa Kambangan.

    Baca Juga: Sabu dalam Bungkus Bumbu Mie Ditemukan Petugas dari Pedagang Gorengan di Mojokerto

    Walaupun Kadafi ditahan di Lapas Nusa Kambangan, ia masih bisa menjalankan bisnis haramnya. Kadafi diamankan Polda Sumatera Selatan bersama BNN pada 26 April 2017 kemarin dan divonis 20 tahun kurungan penjara. (ang/ian)

  • Kurir di Surabaya Simpan 12 Ribu Butir Inex di Bawah Mesin Cuci

    Kurir di Surabaya Simpan 12 Ribu Butir Inex di Bawah Mesin Cuci

    Surabaya (beritajatim.com) – Kurir Inex menyimpan 12 ribu butir barang dagangannya di bawah mesin cuci. Namun upaya tersebut ketahuan oleh anggota Unit III Sat Res Narkoba Polrestabes Surabaya, Kamis (7/8/2023). Akibatnya, pria bernama Ahmad Bustomi itu terancam menghabiskan 20 tahun hidupnya di penjara.

    Waka Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Fadillah L.K didampingi Iptu Idham Salasa dan AKP Philip Ronaldy mengatakan penangkapan itu dilakukan di rumah tersangka di Jalan Tambak Wedi. Penangkapan Ahmad Bustomi bermula dari hasil pengembangan dari dua kurir Narkoba yang berasal dari Palembang dengan barang bukti 33 kilogram.

    “Jadi setelah kita mengamankan dua kurir dari Palembang itu, kami telusuri siapa saja di Surabaya yang terlibat. Kami kemudian menangkap tersangka berinisial AB ini,” ujar Kompol Fadillah L.K, Senin (18/9/2023).

    Setelah dilakukan penggeledahan, petugas dari Unit III Sat Res Narkoba menemukan sebuah koper yang ditanam di bawah lantai yang di atasnya ditaruh mesin cuci. Koper itu berisi 12.600 butir inex, 2,3 gram sabu dan 2 timbangan elektrik.

    Dari pengakuan tersangka, 7.400 butir inex telah laku terjual kepada pembeli dan disebar ke seluruh Surabaya. “Tersangka sebelumnya menyimpan 20 ribu butir Inex, namun sebagian sudah disebar ke pembeli yang ada di Surabaya,” tambahnya.

    BACA JUGA:
    BNNK Surabaya Tangkap 5 Orang Pesta Inex di Sebuah Hotel

    Sementara itu, Ahmad Bustomi mengatakan bahwa ia hanya melayani pembeli sesuai dengan perintah M atasannya. Saat ini M sedang ditetapkan buron oleh petugas kepolisian. “Saya hanya diperintah M untuk ambil di Sumatera dan kadang di tempat lain. Lalu saya kirim 500 butiran ke orang yang pesan di bos saya,” ujar bapak 3 anak itu.

    Dalam sekali kirim, Ahmad Bustomi mendapatkan upah Rp 15 juta. Ia mengaku telah berulang kali mengantarkan barang dagangannya ke pembeli yang langsung berhubungan dengan M. Ia mengaku nekat menjadi kurir lantaran kebutuhan ekonomi.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 112 Ayat (2) UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan diancam pidana seumur hidup atau 20 tahun kurungan penjara. [ang/suf]