Produk: masker

  • Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI

    Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI

    GELORA.CO – Pemerintah Indonesia berupaya memantau perkembangan situasi wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang merebak di China dan negara-negara lain.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), drg Widyawati MKM, menuturkan, salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara melalui pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ujar Widyawati di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

    Pihaknya melaporkan, saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia.

    Meski begitu, masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, lantaran HMPV menyebar dengan sangat luas dan cepat.

    Langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” pesan Widyawati.

    HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

  • Gunung Marapi Kembali Erupsi, Luncurkan Kolom Abu 1.000 Meter

    Gunung Marapi Kembali Erupsi, Luncurkan Kolom Abu 1.000 Meter

    Padang, Beritasatu.com – Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi pada Sabtu (4/1/2025) pukul 09.43 WIB. Tinggi kolom abu tercatat mencapai 1.000 meter di atas puncak atau 3.891 meter di atas permukaan laut.

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Marapi melaporkan, kolom abu vulkanik terpantau berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah utara dan timur laut. 

    Erupsi Gunung Marapi pagi tadi terekam jelas di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 mm dan berlangsung sekitar  satu menit 40 detik.

    Kondisi masyarakat di sekitar Gunung Marapi terutama di Nagari (Desa) Bukik Batubuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam masih aman dan terkendali, meski sudah diminta untuk waspada setelah Gunung Marapi erupsi lagi.

    “Kalau keadaan masyarakat saat ini masih aman dan tidak ada kekhawatiran. Tapi kami terus mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan menggunakan masker saat keluar rumah,” kata Walinagari Bukik Batabuah Firdaus.

    PVMBG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Marapi. Hal ini demi menjaga keselamatan warga serta mengantisipasi kemungkinan erupsi susulan yang lebih besar.

  • Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI – Halaman all

    Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia berupaya memantau perkembangan situasi wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang merebak di China dan negara-negara lain.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), drg Widyawati MKM, menuturkan, salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara melalui pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ujar Widyawati di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

    Pihaknya melaporkan, saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia.

    Meski begitu, masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, lantaran HMPV menyebar dengan sangat luas dan cepat.

    Langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” pesan Widyawati.

    HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

  • RI Tingkatkan Kewaspadaan di Pintu Masuk usai Heboh Lonjakan Kasus HMPV di China

    RI Tingkatkan Kewaspadaan di Pintu Masuk usai Heboh Lonjakan Kasus HMPV di China

    Jakarta

    Wabah virus human metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di china telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. Virus ini menyebar sangat luas dan cepat, memicu lonjakan kasus yang signifikan di China bagian utara.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.

    Juru Bicara Kemenkes RI, drg Widyawati, MKM, menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati seperti keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (14/01/2024).

    Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    (suc/suc)

  • Wabah Virus HMPV Merebak, Kemenkes Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan

    Wabah Virus HMPV Merebak, Kemenkes Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) saat ini tengah merebak di Tiongkok dan menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. Virus tersebut menyebar dengan cepat dan luas, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara.

    Kementerian Kesehatan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.

    Juru Bicara Kemenkes drg Widyawati menyatakan, langkah-langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski demikian, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati kepada wartawan di Jakarta pada Jumat (3/1/2025).

    Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza like illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.

    HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meskipun demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus HMPV ini. Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

  • Apa Itu Virus HMPV China, Kenali Gejala dan Risikonya

    Apa Itu Virus HMPV China, Kenali Gejala dan Risikonya

    Jakarta

    Di China lagi ramai dengan infeksi human metapneumovirus (HMPV). Yuk kita kenali gejala dan risikonya menurut sains.

    Apa Itu HMPV

    Dilansir NDTV, Sabtu (4/1/2025) human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan atas tetapi bisa kadang-kadang menyebabkan infeksi pernapasan bawah. HMPV umum terjadi di musim dingin dan musim semi.

    Dilansir Reuters, Badan Pengendalian Penyakit China mengatakan HMPV ikut berkontribusi dalam infeksi pernapasan di saat musim dingin kali ini. Mereka telah menetapkan protokol untuk pelaporan laboratorium dan verifikasi kasus tersebut.

    “Infeksi pernapasan musim dingin ini sebagian besar disebabkan oleh virus influenza, dengan HMPV juga ikut berkontribusi,” jelas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

    Gejala Infeksi HMPV

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC China) menyatakan gejala infeksi HMPV yang kerap ditemui antara lain adalah batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan mengi.

    “Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” tambah keterangan tersebut.

    Risiko Infeksi HMPV

    Menurut CDC China, mereka yang memiliki riwayat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi terjangkit HMPV.

    Virus menyebar terutama melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, serta kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi. Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari.

    Pencegahan Infeksi HMPV

    Rekomendasi pencegahan penularan layaknya COVID-19, yakni memakai masker di keramaian, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, dan menghindari tempat ramai sebisa mungkin. Juga menjaga kebersihan, memastikan ventilasi ruangan yang baik, dan menerapkan gaya hidup sehat.

    Untuk di Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Widyawati, menyatakan sejauh ini belum ditemukan infeksi virus seperti di China. Mengutip data World Health Organization (WHO), Widyawati menekankan lonjakan kasus influenza maupun HMPV hanya menyebar di China.

    Kasus influenza tipe A untuk varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia, pada 2005 hingga 2017. Namun sejak 2018 belum ada kasus baru pada manusia.

    “Untuk varian H5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi belum kedua varian tersebut pernah dilaporkan di Indonesia,” jelas Widyawati dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

    Saksikan juga Sosok: Karni, Pahlawan Kartu Identitas di Kampung Pemulung

    (fay/vmp)

  • Mewabah di China, Akankah Virus HMPV Picu Pandemi seperti Covid-19? Ini Kata Pakar – Halaman all

    Mewabah di China, Akankah Virus HMPV Picu Pandemi seperti Covid-19? Ini Kata Pakar – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus penyakit yang disebabkan Human Metapneumovirus (HMPV) meningkat di China, tepat lima tahun setelah munculnya pandemi Covid-19. 

    Diketahui, virus ini dikenal sebagai penyebab gejala mirip flu. 

    Virus HMPV ini termasuk infeksi saluran pernapasan, pneumonia, serta dapat memperburuk kondisi paru obstruktif kronis (PPOK).

    Lantas, akankah virus HMPV bisa sebabkan pandemi seperti Covid-19? 

    Terkait hal ini, Pakar Kesehatan  sekaligus Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman beri penjelasan. 

    Menurutnya, kemungkinan ini sangat kecil terjadi. 

    “Kalau bicara seperti Covid-19, tentu kecil kemungkinan. Karena, virus khusus HPV ini, virus sudah deteksi sejak 2021. Artinya, sudah terjadi penyebaran sebelumnya dan polanya musiman.  Khususnya menjelang awal dan akhir tahun,” ungkap Dicky pada keterangannya, Jumat (3/1/2025). 

    Penyebarannya pun semakin masif saat ini, terlebih di belahan bumi bagian utara sedang mengalami musim dingin. 

    Sehingga ada dugaan kuat, penduduk Asia Timur,  termasuk China, sudah memiliki kekebalan dari virus ini.

    Di sisi lain, HMPV punya perbedaan dengan Covid-19. 

    Pada saat kemunculannya, Covid-19 adalah penyakit baru dan belum ditemukan obat atau pun vaksin.

    “Sehingga (virus HMPV) sangat mudah menginfeksi manusia mayoritas di dunia,” imbuhnya . 

    Lebih lanjut, untuk mencegah masuknya penyakit ini, Dicky menekankan pentingnya skrining di pintu masuk negara. 

    Skrining dasar seperti pengukuran suhu, deteksi hingga pengenalan gejala. 

    Jika ada gejala yang mencurigakan, maka perlu dilakukan karantina. 

    “Kemudian untuk masyarakat saat ini harus selalu diingat pembelajaran pandemi perilaku hidup bersih dan sehat,” imbaunya. 

    Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk pencegahan seperti mengenakan masker di tengah keramaian. 

    Bahkan kalau bisa menghindari keramaian itu sendiri. Menjaga ventilasi sirkulasi udara dan rutin mencuci tangan.

    “Itu yang harus rutin dilakukan. Selain tentu vaksinasi flu juga sangt penting. Meski tidak spesifik mencegah HMPV, setidaknya meningkatkan imunitas, dan mengurangi gejala keparahan ketika terinfeksi,” sambung Dicky. 

    Terakhir, menurut Dicky pemerintah juga perlu meningkatkan kemampuan teknologi untuk diagnosis. 

    Teknologi ini harus diperkuat dengan kualitas deteksi di laboratorium pusat di setiap provinsi. 

    “Khususnya berbatasan dengan negara lain, seperti singapura atau wilayah lain yang ada penerbangan internasional,” tutupnya. 

     

  • HMPV Mewabah di China, Ini Pesan Kemenkes kepada WNI yang Pergi ke Luar Negeri – Halaman all

    HMPV Mewabah di China, Ini Pesan Kemenkes kepada WNI yang Pergi ke Luar Negeri – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Drg. Widyawati mengimbau, masyarakat yang hendak berpergian ke luar negeri untuk menerapkan protokol kesehatan.

    Hal ini sebagai upaya untuk mencegah penularan penyakit infeksi pernafasan HMPV atau human metapneumovirus yang sedang merebak di Tiongkok, China.

    “Jika harus bepergian ke luar negeri, pastikan untuk memeriksa situasi dan kebijakan di negara tujuan. Jangan lupa terapkan protokol kesehatan,” ungkap perempuan yang biasa disapa Wiwid ini.

    Pihaknya berharap masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap penyakit tersebut  lantaran sampai saat ini belum ditemukan di Indonesia.

    Masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain : rajin mencuci tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin atau memakai masker, serta disarankan tetap di rumah jika mengalami demam, batuk, pilek atau gejala flu.

     “Tidak perlu panik, tetapi tetap waspada, pantau perkembangan kasus melalui media terpercaya,” kata dia.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa sejumlah RS di Tiongkok kewalahan menangani pasien HMPV yang jumlahnya naik signifikan.

    HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut.

    Gejalanya mirip dengan flu biasa namun ada pula yang mengkaitkan dengan gejala Covid-19.

    Gejalanya berupa batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas (dispnea) maupun ruam.

    HMPV sangat rentan dialami bayi, anak kecil dan siapa saja yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah.

    HMPV bisa mengakibatkan bronkiolitis, asma, dan pneumonia.

  • Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI – Halaman all

    Meski Mirip Flu Biasa, HMPV Penyakit yang Mewabah di China Bisa Timbulkan Komplikasi Serius – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit Human metapneumovirus (HMPV) sedang merebak di Tiongkok.

    Bahkan sejumlah RS kewalahan menangani pasien dengan jumlah yang naik signifikan.

    Penyakit yang memiliki gejala mirip dengan flu biasa ini, ternyata dapat berisiko serius pada kelompok usia ini.

    Seperti berusia dibawah 5 tahun (terutama bayi prematur) atau di atas 65 tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (akibat kondisi seperti HIV, kanker atau gangguan autoimun, atau akibat obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh Anda), serta mengidap asma atau PPOK.

    Peneliti memperkirakan, sekitar 10 persen hingga 12 persen penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV.

    Sebagian besar kasus bersifat ringan, tetapi sekitar 5 persen hingga 16 persen anak-anak akan mengalami infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia.

    Adapun gejala HMPV berupa batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas (dispnea) maupun ruam.

    Dilansir dari Clevelandclinic, HMPV bisa menyebabkan komplikasi serius dan mengharuskan Anda dirawat di rumah sakit seperti bronkiolitis, bronkitis, pneumonia, serangan asma atau PPOK serta infeksi telinga (otitis media).

    Sampai saat ini tidak ada obat antivirus yang dapat mengobati HMPV.

    Tenaga medis akan mengobati berdasarkan gejala yang ditimbulkan misalkan terapi oksigen saat mengalami kesulitan bernapas, cairan infus diberikan langsung ke vena untuk menjaga Anda tetap terhidrasi, maupun kortikosteroid yakni steroid yang dapat mengurangi peradangan dan dapat meredakan sebagian gejala.

    HMPV menyebar melalui kontak langsung dengan seseorang yang mengidapnya atau dari menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus. Misalnya batuk dan bersin, berjabat tangan, berpelukan, atau berciuman dan menyentuh permukaan atau benda seperti telepon, gagang pintu, papan ketik, atau mainan.

    Karenanya disarankan menerapkan protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan dan memakai masker.

  • Beda Virus HMPV dan Influenza A yang Mewabah di China, Cek Gejalanya

    Beda Virus HMPV dan Influenza A yang Mewabah di China, Cek Gejalanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah pandemi Covid-19, ada virus baru yang mewabah di China. Masing-masing adalah human metapneumovirus (HMPV) dan Influenza A atau flu burung.

    HMPV sendiri memiliki gejala mirip flu dan juga dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan Covid-19. Pejabat kesehatan dilaporkan tengah memantau situasi dengan saksama seiring dengan penyebaran virus tersebut.

    Sementara Influenza A yang saat ini menyerang China berasal dari subtipe H1N1 dan H9N2. Flu burung sendiri bukan virus baru, melainkan virus musiman yang sudah beberapa kali mewabah dan menjadi sorotan dunia.

    Mengutip NDTV, beberapa pihak mengklaim rumah sakit dan krematorium kewalahan menghadapi serangan HMPV yang menyebar cepat. Video yang dibagikan secara daring menunjukkan bagaimana rumah sakit yang penuh sesak disebut “kemasukan banyak virus” sementara klaim lain menyebut keadaan darurat meski tak ada konfirmasi resmi.

    “Lonjakan infeksi yang disebabkan oleh HMPV telah dilaporkan di China dengan pemerintah meningkatkan protokol penyaringan, deteksi, dan isolasi untuk menangani patogen yang tidak diketahui,” tulis laman lain Mint.

    “China telah melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di antara mereka yang berusia di bawah 14 tahun di provinsi utara,” tulis Reuters mengutip pejabat.

    Gejala HMPV

    Sementara itu, laman The Nation juga mengabarkan hal yang sama. Dikatakan bahwa HMPV mirip dengan virus pernapasan syncytial (RSV), yang terutama menyerang anak-anak di bawah usia dua tahun, meski ini cenderung menginfeksi anak-anak yang lebih tua.

    “Gejala-gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh,” tulis laman itu mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

    Badan tersebut lebih lanjut mencatat bahwa mereka yang memiliki kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya. Seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi mengalami hasil yang parah.

    “Virus ini menyebar terutama melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, serta kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi,” CDC China menyatakan.

    “Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari,” tambahnya.

    CDCD China disebut telah menetapkan protokol untuk pelaporan laboratorium dan verifikasi kasus. CDC juga telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk membendung penyebaran hMPV dan penyakit pernapasan lainnya.

    “Rekomendasi tersebut meliputi memakai masker di tempat ramai, menjaga jarak sosial, mencuci tangan sesering mungkin, dan menghindari tempat ramai sebisa mungkin,” tulis laman itu.

    “Departemen tersebut juga menyarankan untuk menjaga kebersihan yang baik, memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan, dan menerapkan gaya hidup sehat,” tambahnya.

    Gejala Influenza A H1N1

    Dokter dari departemen penyakit menular Rumah Sakit Beijing YouAn, Li Tongzeng menjelaskan Influenza A itu memiliki gejala seperti pusing, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot umum.

    Flu bisa sembuh sendirinya untuk orang dengan kekebalan tubuh normal. Biasanya akan sembuh dalam rentang 5-7 hari, dikutip dari China Daily, Jumat (3/1/2025).

    Obat antivirus yang dikonsumsi 48 jam sejak gejala muncul bisa berdampak positif, seperti memperpendek penyakit, mengurangi komplikasi parah dan menurunkan risiko penularan.

    Namun dia mengingatkan bagi beberapa kelompok orang dengan risiko komplikasi jika terdampak flu. Mulai dari orang lanjut usia, bayi, wanita hamil dan orang gemuk dengan kekebalan tubuh yang lemah.

    Peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut terjadi di China berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setempat. Termasuk peningkatan untuk infeksi metapheumovirus untuk manusia (human metapneumovirus infections).

    Dilaporkan 40 wabah mirip flu terjadi antara 2-8 Desember 2024 lalu. Peningkatan terjadi pada provinsi utara dan selatan.

    “Biasanya wilayah utara mengalami peningkatan flu dari November hingga Maret. Tahun ini musim flu datang lebih lambar, peningkatan kasus signifikan terjadi sejak pertengahan Desember,” jelasnya.

    (fab/fab)