Produk: masker

  • Pj Gubernur Bey Machmudin Pastikan Belum Ada Kasus HMPV di Jabar

    Pj Gubernur Bey Machmudin Pastikan Belum Ada Kasus HMPV di Jabar

    JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Gubernur Jabar memastikan belum ada laporan masuk terkait kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Jabar. Itu diungkapkan saat ditemui, Selasa (7/1).

    Bey menuturkan, sejauh koordinasi yang dilakukan, penularan virus itu belum ada di Jabar. “Belum ada, mudah – mudahan janganlah,” ujarnya.

    Bey melanjutkan, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik terkait virus tersebut. Yang penting tetap melakukan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan. “Imbauan kami hidup sehat saja. Seperti cuci tangan, pakai masker kalau flu,” tuturnya.

    Namun demikian, pemprov juga tetap ancang – ancang untuk langkah pencegahan. Tujuannya agar tidak sampai berdampak signifikan jika ada penularan.

    BACA JUGA: Tingkatkan Kepemilikan Hunian Bagi Warga, Perkim Jabar Dukung Program 3 Juta Rumah

    Sementara jika memang masyarakat mengalami gejala kesehatan, maka bisa melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Misalnya periksa ke Puskesmas terdekat.

    Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan bahwa HMPV itu sudah lama ditemukan di Indonesia. Karena HMPV itu merupakan virus lama yang sifatnya mirip flu. Beda dengan karakter Covid – 19.

    Fenomena itu cukup membuat resah masyarakat. Karena mengingatkan peristiwa Pandemi Covid-19.

    Di Jabar, Covid-19 juga berdampak signifikan. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Provinsi Jabar (Pikobar) yang diakses Selasa (7/1), total ada 1.134.189 warga yang terkonfirmasi Covid-19. Kemudian 1.119.093 dinyatakan sembuh. Dan 13.863 dinyatakan meninggal dunia. (son)

  • Cara Penanganan dan Mengobati Orang yang Terjangkit Virus HMPV – Halaman all

    Cara Penanganan dan Mengobati Orang yang Terjangkit Virus HMPV – Halaman all

    Virus HMPV saat ini sedang merebak di Indonesia, simak cara penanganan dan cara mengobatinya berikut ini.

    Tayang: Selasa, 7 Januari 2025 19:19 WIB

    CGTN

    Ilustrasi virus HMPV – Virus HMPV saat ini sedang merebah di Indonesia, simak cara penanganan dan cara mengobatinya berikut ini. 

    TRIBUNNEWS.COM – Saat ini Virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah ditemukan di Indonesia.

    Virus HMPV bukanlah virus yang baru, melainkan sudah ada sejak lama.

    Mengutip dari kemenkes.go.id, virus HMPV memiliki sifat yang mirip dengan penyakit flu.

    Virus HMPV menyerang imunitas manusia, biasanya menyerang pada kalangan anak-anak.

    Virus HMPV ini bukanlah jenis virus yang mematikan atau berbahaya.

    Orang yang terkena virus HMPV masih bisa ditangani dan diobati.

    Gejala Virus HMPV

    batuk
    demam
    pilek
    sesak napas.

    Penularan Virus HMPV

    percikan air liur
    droplet dari individu yang terinfeksi
    Berjabat tangan
    Berpelukan atau berciuman
    Menyentuh permukaan atau benda seperti telepon, gagang pintu, papan ketik, atau mainan.

    Kelompok yang Rentan Terjangkit Virus HMPV

    anak-anak
    orang lanjut usia
    individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Cara Pencegahan

    menjaga pola hidup sehat
    Istirahat cukup
    Mencuci tangan secara rutin
    Memakai masker saat merasa tidak enak badan
    Menjaga jarak
    Segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    Cara Mengobati

    Mengutip my.clevelandclinic.org, agar tak terjadi komplikasi lebih lanjut, Anda bisa melakukan pengobatan berikut ini untuk mengatasi virus HMPV:

    Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, penyedia layanan kesehatan dapat memberikan oksigen tambahan melalui selang di hidung atau masker di wajah Anda untuk mengurangi sesak napas yang Anda derita.

    Cairan yang diberikan langsung ke pembuluh darah vena (IV) dapat menjaga Anda tetap terhidrasi dan membuat tubuh Anda menjadi lebih kuat ketika terpapar virus HMPV.

    Steroid dapat mengurangi peradangan dan dapat meringankan beberapa gejala yang Anda rasakan selama terjangkit virus HMPV.

    Komplikasi yang Disebabkan Karena Virus HMPV:

    Bronkiolitis
    Bronkitis
    Radang paru-paru
    Kambuhnya asma atau PPOK
    Infeksi telinga.

    Segera kunjungi pelayanan medis apabila merasakan gejala yang parah, seperti:

    Demam tinggi (lebih dari 103 derajat Fahrenheit/40 derajat Celsius), kesulitan bernafas, kulit, bibir, atau kuku kebiruan, memburuknya kondisi kesehatan lainnya.

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes Minta Warga Jangan Panik 

    Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes Minta Warga Jangan Panik 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat Indonesia tidak panik menyikapi pemberitaan terkait virus HMPV. 

    Berdasar laporan yang dihimpun di situs resmi Kemenkes, virus HMPV (Human Metapneumovirus) yang sebelumnya dilaporkan merebak di China sudah ditemukan di Indonesia dan melibatkan anak-anak. 

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Budi Gunadi, Senin (6/1/2025). 

    Ia menyebut, HMPV bukanlah virus baru di Indonesia. 

    Berbeda dengan Covid 19 yang merupakan virus varian baru, HMPV disebut sudah ada sejak lama dan bersifat mirip flu. 

    Ia mengatakan, sistem imun tubuh manusia sudah mengenali virus ini sejak lama dan bisa meresponnya dengan baik. 

    Kendati begitu, ia meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. 

    “Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” kata dia. 

    Sekadar informasi, Human Metapneumovirus (HMPV) merupakan virus yang bisa menyebabkan seseorang mengalami infeksi saluran pernafasan. 

    Budi Gunadi memastikan bahwa virus ini bukan virus yang mematikan. 

    Orang yang terinfeksi, umumnya akan memiliki gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.  

    Sebagian besar orang yang terinfeksi dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. 

    Seperti flu pada umumnya, virus ini bisa menular dengan cepat melalui percikan air liur atau droplet orang yang terinfeksi. 

    Ia pun mengatakan meski penyakit ini tidak berbahaya namun beberapa kelompok rentan tetap perlu waspada. 

    Seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan khusus. 

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat dengan istirahat cukup, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Cara Penanganan dan Mengobati Orang yang Terjangkit Virus HMPV – Halaman all

    Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut inilah cara penularan virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Virus HMPV dilaporkan sudah terdeteksi di Indonesia dan semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    Untuk menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    HMPV ini merupakan virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari kemkes.go.id, Selasa (7/1/2025).

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Meskipun umumnya virus ini tidak membahayakan, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Cara Penularan Virus HMPV

    Melansir laman Kemenkes RS Radjiman Wediodiningrat, HMPV ditularkan melalui:

    Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui bersin atau batuk.
    Kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti pegangan pintu, mainan, atau benda lain yang tersentuh oleh penderita.
    Melalui udara, ketika droplet yang mengandung virus dihirup oleh individu sehat.
    Virus ini dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa jam, sehingga kebersihan menjadi faktor penting dalam mencegah penyebarannya.

    HMPV Bukan Virus yang Mematikan

    Menkes Budi menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.

    Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Selain itu, Menkes menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus penyebab COVID-19.

    Menurutnya, penyebab Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.

    Lebih lanjut, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tegasnya.

    Pencegahan Infeksi Virus HMPV

    Meskipun belum ada vaksin khusus untuk HMPV, langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah infeksi:

    Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menyentuh wajah atau benda di tempat umum.
    Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, dengan tangan yang tidak bersih.
    Gunakan masker, terutama di tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang yang menunjukkan gejala sakit.
    Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, menggunakan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah penyebaran droplet.
    Jaga kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh.
    Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan pola makan sehat, istirahat cukup, dan olahraga rutin.
    Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.

    (Tribunnews.com/Latifah)

  • Cara Cegah Penularan Virus HMPV, Sering Cuci Tangan hingga Pakai Masker – Halaman all

    Cara Cegah Penularan Virus HMPV, Sering Cuci Tangan hingga Pakai Masker – Halaman all

    Berikut cara mencegah penularan virus HMPV, sering mencuci tangan dengan sabun dan air hingga mengenakan masker jika sedang sakit.

    Tayang: Selasa, 7 Januari 2025 16:06 WIB

    via NDTV

    Ilustrasi virus – Berikut cara mencegah penularan virus HMPV, sering mencuci tangan dengan sabun dan air hingga mengenakan masker jika sedang sakit. 

    TRIBUNNEWS.COM – Human metapneumovirus atau HMPV belakangan ini tengah ramai diberitakan. 

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, gejala HMPV mirip flu biasa.

    Di antaranya batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, sesak napas, dan ruam.

    Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia dan asma.

    Orang yang berisiko tinggi terkena HPMV yakni anak-anak, orang dewasa berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

    Lantas, bagaimana cara penularan HMPV dan tips untuk mencegahnya?

    Cara Penularan HMPV

    HMPV menyebar melalui kontak langsung dengan seseorang yang mengidapnya. 

    Anda juga dapat tertular virus ini setelah menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi. 

    Berikut ini cara penyebaran virus HMPV:

    Batuk dan bersin
    Berjabat tangan, berpelukan atau berciuman
    Menyentuh permukaan atau benda seperti telepon, gagang pintu, papan ketik, atau mainan.

    Cara Mencegah Penularan HMPV

    Sering Cuci Tangan Bikin Kulit Kering? Yuk, Atasi dengan 3 Cara Ini ()

    Anda dapat mengurangi risiko tertular HMPV dan penyakit menular lainnya dengan:

    Sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika Anda tidak dapat menggunakan sabun dan air, gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
    Tutupi hidung dan mulut Anda dengan siku (bukan tangan kosong) saat bersin atau batuk.
    Hindari berada di sekitar orang lain saat Anda atau mereka sedang sakit pilek atau penyakit menular lainnya.
    Pakailah masker jika Anda sedang sakit dan tidak dapat menghindari berada di sekitar orang lain.
    Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut.
    Jangan berbagi makanan atau peralatan makan (garpu, sendok, cangkir) dengan orang lain.

    (Tribunnews.com/Nurkhasanah)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 3 Penyakit Saat Liburan: Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

    3 Penyakit Saat Liburan: Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

    Jakarta

    Masa liburan menjadi waktu yang tepat untuk berwisata bersama keluarga dan teman. Liburan juga menjadi waktu yang perlu diwaspadai, karena ada sejumlah penyakit yang sering menyerang.

    Penyakit ini bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Penyebabnya bisa karena beberapa faktor, seperti pola makan yang tidak teratur, kelelahan, atau tertular dari orang lain di tempat wisata.

    Penyakit Saat Liburan yang Perlu Diwaspadai

    Dikutip dari situs Mount Elizabeth Hospital, berikut ini 3 penyakit saat liburan yang perlu diwaspadai:

    1. Gastroenteritis

    Saat liburan, para pecinta kuliner pasti ingin menikmati berbagai menu makanan di tempat wisata. Jika tidak hati-hati dan menjaga kebersihan, kamu berisiko sakit gastroenteritis hingga tak bisa menikmati liburan.

    Gastroenteritis atau flu perut adalah terjadinya peradangan pada lambung dan usus. Kondisi ini disebabkan infeksi bakteri atau virus dan dalam banyak kasus bisa sembuh dengan sendirinya. Infeksi bisa terjadi akibat kurang menjaga kebersihan atau kontak langsung dengan pasien gastroenteritis.

    Penyebab Gastroenteritis

    Ada beberapa penyebab flu perut, antara lain sebagai berikut:

    Virus: Jenis virus yang sering menyebabkan flu perut adalah rotavirus, yakni virus penyebab diare. Jenis virus lainnya adalah norovirus yang menyebabkan gastroenteritis yang serius.Bakteri: Bakteri ini seperti E. coli, salmonella dan shigella. Bakteri-bakteri tersebut biasanya ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi.

    Gastroenteritis dapat menular melalui beberapa hal berikut ini:

    Makanan atau air yang terkontaminasiKontak dengan orang yang terinfeksiTangan yang tidak dicuci setelah mengganti popok atau ke kamar mandiGejala GastroenteritisDiare yang sering kali sangat encer, bahkan mungkin berdarah jika penyebabnya adalah bakteri.Mual dan/atau muntah.Sakit perut, kram, dan kehilangan nafsu makan karena diare dan muntah yang terus-menerus.Dehidrasi, yang sampai menyebabkan kulit kering, mulut kering, pusing, dan merasa sangat haus.Diare dan muntah pada anak yang tidak ditangani bisa menyebabkan kematian.Demam, sakit kepala, nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan.Cara Menangani Gastroenteritis

    Jika terjadi diare, maka pasien harus menghidrasi tubuh dengan banyak minum air putih dan minuman isotonik. Hindari makanan berminyak atau pedas serta susu sampai gejalanya berhenti muncul.

    Jika disertai demam tinggi, sakit perut parah, atau muntah-muntah, maka bersegeralah mencari pertolongan medis.

    Cara Mencegah Gastroenteritis

    Untuk mencegah gastroenteritis yang bisa merusak liburan Anda, lakukan beberapa langkah pencegahan berikut ini:

    Cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun.Minumlah minuman dalam kemasan yang tertutup rapat.Boleh minum air lokal, tetapi pastikan matang setelah direbus.Sikatlah gigi menggunakan air kemasan.Jaga mulut selalu tertutup saat berada di kamar mandi.Hindari buah dan sayuran mentah.Pilihlah makanan yang dimasak.Hindari minum es dan daging atau ikan setengah matang.Hindari pedagang kaki lima yang berisiko terkontaminasi virus atau bakteri.

    2. Flu

    Flu juga termasuk penyakit saat liburan yang sering menyerang. Penyakit ini sangat mudah menular kepada orang lain. Jika tidak ditangani, flu biasa dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

    Flu biasa dan influenza termasuk infeksi sistem pernapasan bagian atas (ISPA). Penyakit ini menyerang hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru.

    Penyebab Flu

    Penyebab flu adalah infeksi virus. Infeksi bisa terjadi karena berkontak langsung dengan orang lain yang terinfeksi atau menghirup tetesan cairan yang mengandung virus flu.

    Gejala Flu

    Gejala flu yang umum terjadi antara lain:

    Hidung melerBersin-bersinBatukSakit tenggorokanSakit kepalaHidung tersumbatDemamNyeri ototCara Menangani Flu

    Jika mengalami gejala di atas, maka disarankan untuk banyak istirahat dan banyak minum air. Obat batuk dan pilek dari apotek bisa membantu meringankan gejala.

    Jika mengalami demam secara terus-menerus, atau disertai mual, muntah, diare, atau pegal-pegal, bersegeralah meminta bantuan medis.

    Cara Mencegah Flu

    Untuk mencegah penularan flu, selalu gunakan alat makan pribadi atau tidak bergantian. Selain itu, kenakan masker, dan sering-seringlah mencuci tangan.

    3. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

    Penyakit saat liburan lainnya adalah hand, foot, mouth diseases (HMFD). Penyakit tangan, kaki, dan mulut ini banyak menyerang anak-anak, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa.

    Penyebab HFMD

    HFMD disebabkan oleh enterovirus dan biasanya berlangsung kurang dari seminggu. Masalah yang lebih serius, bisa mengakibatkan infeksi pada otak, paru-paru atau jantung.

    Virus tersebut dapat menular lewat kontak langsung dengan air liur, cairan hidung, tinja, maupun cairan ruam orang yang terinfeksi.

    Gejala HFMD

    Gejala HFMD antara lain sebagai berikut:

    Ruam kulit pada mulut, tangan, kaki atau bokongSariawanBisul di tenggorokan, lidah dan mulutSakit tenggorokanDemamKelesuanNafsu makan yang burukCara Menangani HFMD

    Minum air putih dan istirahat yang cukup selalu menjadi salah satu penanganan yang baik untuk berbagai penyakit, termasuk jika mengalami sariawan. Obat pereda nyeri seperti parasetamol, ibuprofen, etoricoxib atau celecoxib juga bisa digunakan untuk mempercepat pemulihan.

    Cara Mencegah HFMD

    Untuk mencegah HFMD, rajin-rajinlah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, serta setelah dari toilet. Hindari berbagi makanan, minuman, peralatan makan, dan sikat gigi dengan orang lain.

    Selain itu, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan. Semprot permukaan benda yang sering disentuh dengan cairan alkohol.

    Setelah mengetahui 3 penyakit saat liburan di atas, maka detikers bisa lebih waspada dengan melakukan tindakan pencegahan agar selalu sehat. Misalnya rajin cuci tangan, memilih makanan yang dimasak dengan benar, dan menjaga kebersihan selama liburan.

    (bai/row)

  • HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengatakan bahwa Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Namun, Kemenkes meminta kepada masyarakat untuk tidak panik terkait hal tersebut.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Menkes Budi menambahkan bahwa HMPV ini bukanlah virus yang mematikan, serta penularannya serupa dengan virus flu lainnya yakni melalui percikan air liur atau individu yang terinfeksi.

    Lantas, untuk menghadapi situasi ini, apakah masyarakat perlu untuk ‘nyetok’ masker dan menggunakan masker di tempat-tempat umum?

    Menjawab hal ini, spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah SpP(K) Divisi Infeksi KSM Paru RS Persahabatan-Departemen Pulmonologi FKUI mengatakan bahwa masyarakat tetap harus waspada terhadap HMPV dengan tetap menggunakan masker saat beraktivitas dan bertemu orang lain.

    “Iya pasti, untuk (mencegah) semua virus itu pasti harus pakai masker,” kata dr Fathiyah saat dihubungi detikcom, Selasa (7/1/2024).

    Meskipun HMPV ini merupakan virus lama yang memang sudah lama ditemukan, dr Fathiyah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyepelekannya.

    “Jadinya gini, orang-orang sekarang saja vaksin COVID-19, mereka banyak yang nggak mau booster lagi. Tidak takut lagi sama COVID-19, kan harusnya tetap waspada COVID-19, tapi juga waspada HMPV,” tegasnya.

    Menurutnya, ada beberapa kelompok yang paling rentan terserang HMPV ini, sehingga ini perlu menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang dirinya termasuk atau memiliki keluarga kelompok rentan.

    “Ada rentan, kalau yang paling berisiko untuk jadi berat anak di bawah lima tahun, orang lanjut usia, sama dengan orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh,” kata dr Fathiyah.

    Sebagai seorang tenaga medis yang setiap hari bertemu dengan pasien penyakit pernapasan, dr Fathiyah tetap berharap masyarakat jangan panik terkait hebohnya HMPV ini.

    “Jangan panik. Kalau yang sakit diam di rumah, gunakan masker, dan segera ke dokter,” katanya.

    “Tetap harus rutin cuci tangan, terutama yang lagi nggak enak badan, yang sedang flu, harus menggunakan masker atau di rumah saja,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Virus HMPV Beda dengan Covid-19, Begini Faktanya

    Virus HMPV Beda dengan Covid-19, Begini Faktanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak mematikan. Virus ini berbeda dengan Covid-19 meski penyebarannya sama-sama berasal dari China.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah memastikan bahwa virus HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Dia mengatakan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya, dikutip Selasa (7/1/2025).

    Budi juga menekankan bahwa pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di China, sama sekali tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti China sering terjadi saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” katanya. 

    Teridentifikasi di Indonesia

    Adapun sejauh ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. 

    Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak-anak.

    Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Tanah Air. Pasalnya, kata dia, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus,” ujarnya. 

    Dia menuturkan penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya. 

  • Virus HMPV Sudah Terdeteksi di RI, Menkes Minta Masyarakat Tak Perlu Panik

    Virus HMPV Sudah Terdeteksi di RI, Menkes Minta Masyarakat Tak Perlu Panik

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Dia menegaskan virus HMPV berbeda dengan COVID-19. Kata dia, HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Penularan virus HMPV yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti COVID-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tutup Menkes.

    (kna/kna)

  • Cara Penanganan dan Mengobati Orang yang Terjangkit Virus HMPV – Halaman all

    Kenali Gejala Virus HMPV yang Sedang Merebak, Penyakit Pernapasan yang Mirip Flu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) baru-baru ini dilaporkan merebak di Indonesia, setelah sebelumnya merebak di China.

    Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan semua kasus yang ditemukan di Indonesia melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kemkes.

    Budi menjelaskan bahwa virus HMPV ini berbeda dengan Covid-19.

    Menurutnya, HMPV adalah virus lama yang memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa.

    Menkes mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat.

    Tidak hanya itu, Menkes juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti COVID-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” jelas  Menkes.

    Apa Itu Virus HMPV?

    Human metapneumovirus, yang juga dikenal sebagai HMPV, adalah jenis virus pernapasan umum.

    Virus ini termasuk dalam famili virus yang disebut pneumoviridae – kelompok yang sama dengan respiratory syncytial virus (RSV), dikutip dari laman Web MD.

    HMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan, mirip dengan virus penyebab flu dan pneumonia.

    Infeksi HMPV lebih umum terjadi pada musim dingin dan awal musim semi, dikutip dari My Cleveland Clinic.

    Gejala

    Demam
    Pilek
    Sesak napas
    Pilek
    Hidung tersumbat
    Sakit tenggorokan

    Cara Penularan

    Virus HMPV memiliki cara penularan yang sama dengan virus flu lainnya yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Untuk mencegah terkena virus HMPV, ambil langkah yang sama untuk mencegah virus pernapasan lainnya, artinya cuci tangan dengan sabun dan air dan hindari kontak dekat dengan orang sakit, dikutip dari CBS News.

    Kelompok yang Rentan Terinfeksi HMPV

    Bayi baru lahir
    Anak-anak di bawah 5 tahun
    Orang yang berusia lebih dari 65 tahun
    Orang dengan asma yang menggunakan steroid
    Mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

    – Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi seperti kanker atau HIV atau yang telah menjalani transplantasi organ.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Virus HMPV