Produk: masker

  • Ngeri, ‘Danau Pembunuh’ di Ethiopia Dikelilingi Bangkai Hewan

    Ngeri, ‘Danau Pembunuh’ di Ethiopia Dikelilingi Bangkai Hewan

    Jakarta

    Di Ethiopia, ada sebuah danau yang dijuluki ‘Danau Pembunuh’ dan dikelilingi bangkai hewan. Danau ini dapat membuat manusia tersedak udara hanya karena berada di dekatnya.

    Depresi Danakil, nama tempat tersebut, sangat panas dan mungkin merupakan salah satu tempat paling asing di dunia, karena masih sedikit ilmuwan yang mengunjungi dan menelitinya.

    Terletak di wilayah timur laut Ethiopia, selatan Eritrea, dan barat laut Djibouti, Depresi Danakil juga dikenal sebagai Depresi Afar atau Segitiga Afar.

    Di seberang daratan kering, terdapat kolam-kolam berwarna kuning dan hijau terang yang mengeluarkan gelembung seperti kuali panas.

    Dengan kedalaman lebih dari 100 meter di bawah permukaan laut, ini adalah salah satu tempat yang paling tidak ramah dan paling jarang dipelajari di dunia.

    Dikutip dari BBC Future, Rabu (22/1/2025) Depresi Danakil adalah salah satu tempat terkering tetapi hamparan magma cair berada tepat di bawah permukaan kerak dengan dua gunung berapi yang sangat aktif di area tersebut. Selain itu, area tersebut dipenuhi kolam asam dan geyser serta kawah dalam yang disebut Dallol.

    Danau Pembunuh, Depresi Danakil di Ethiopia. Foto: Michele Spatari via LadBible

    Barbara Cavalazzi dari Bologna University, Italia, telah melakukan ekspedisi penelitian di Danakil sejak 2013. Ia menggambarkan lingkungan tersebut sebagai area ‘sangat ekstrem’, mengingat pernah mengukur suhunya mencapai 55 derajat Celcius. Namun, bukan hanya panas yang harus mereka hadapi, karena udaranya juga mematikan.

    Para peneliti harus mengenakan masker gas karena hidrogen sulfida yang beracun serta uap klorin bisa mencekik paru-paru mereka.

    “Danau itu dikenal dengan banyak nama berbeda. Penduduk setempat menyebutnya ‘Gaet’Ale’ atau ‘Arrath’. Sebagian menyebutnya ‘Danau Berminyak’ atau ‘Danau Kuning’,” ujarnya.

    “Banyak orang menyebutnya ‘Danau Pembunuh’, karena saat Anda berada di sekitarnya dan melihat sekeliling, terlihat banyak serangga kecil dan burung tergeletak mati di dekatnya. Mereka mungkin tiba di sana dan bermaksud minum, tetapi yang sebenarnya membunuh mereka adalah emisi karbon dioksida yang kuat,” jelasnya.

    Karena karbon dioksida ini, burung yang terbang tepat di atas danau akhirnya mati lemas. Bagi manusia, berkat ketinggian kita, danau ini tidak terlalu berbahaya.

    Namun Calavazzi memperingatkan, apa pun yang berada dalam jarak 30 cm dari air akan mati karena menghirup terlalu banyak karbon dioksida. Ngeri!

    (rns/rns)

  • Pentingnya Vaksin Influenza Mencegah Infeksi Pernapasan, Khususnya Bagi Lansia, Ini Kata Dokter – Halaman all

    Pentingnya Vaksin Influenza Mencegah Infeksi Pernapasan, Khususnya Bagi Lansia, Ini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksin influenza menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah infeksi pernapasan, terutama bagi lansia dan kelompok rentan lainnya. 

    Dokter spesialis paru dan pernapasan dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa vaksin ini sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko komplikasi akibat influenza.

    “Vaksin influenza sebenarnya sudah lama tersedia, hanya saja belum menjadi bagian dari program nasional. Vaksin ini sangat penting, terutama bagi lansia, karena angka kematian akibat influenza meningkat drastis pada kelompok usia ini,” kata dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

    Ia menjelaskan bahwa influenza dapat merusak saluran napas dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi sekunder seperti bakteri dan jamur, yang bisa berujung pada perawatan intensif di ICU atau bahkan kematian. 

    Oleh karena itu, vaksinasi influenza menjadi langkah pencegahan yang sangat dianjurkan.

    Influenza merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara atau true airborne, yang berarti virus ini selalu ada di udara dan jumlahnya meningkat pada musim tertentu, seperti musim hujan di Indonesia. 

    Dalam penelitian di negara lain, jumlah virus di udara saat wabah bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan musim biasa.

    “Virus ini terus mengalami mutasi, itulah sebabnya vaksin influenza harus diperbarui setiap enam bulan. Jika tidak memungkinkan, vaksinasi setahun sekali juga tetap bisa memberikan perlindungan. Yang terpenting, semakin sering seseorang divaksin, semakin baik daya tahan tubuhnya terhadap virus influenza,” jelasnya.

    Meski vaksin influenza tidak secara langsung melindungi dari penyakit lain seperti Human Metapneumovirus (HMPV) atau COVID-19, vaksinasi tetap membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. 

    Dengan daya tahan tubuh yang lebih kuat, risiko terkena berbagai virus pernapasan lainnya bisa berkurang.

    “Influenza sering dianggap sepele, padahal pada kelompok rentan, infeksi ini bisa memicu komplikasi serius. Dengan vaksinasi yang rutin, kita bisa menekan angka kejadian penyakit yang lebih berat,” ungkap dr. Gatut.

    Selain vaksinasi, masyarakat juga disarankan untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat, mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker saat berada di tempat umum, serta menjaga daya tahan tubuh dengan asupan gizi seimbang dan olahraga teratur.

  • Ini Tampang Anak Majikan Tanpa Penyesalan Bunuh Sekuriti di Bogor

    Ini Tampang Anak Majikan Tanpa Penyesalan Bunuh Sekuriti di Bogor

    loading…

    Tersangka pembunuhan sekuriti di Kota Bogor bernama Abraham ditampilkan di Polresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025). Foto: SINDOnews/Putra Ramadhani Astyawan

    BOGOR – Tersangka pembunuhan sekuriti di Kota Bogor bernama Abraham ditampilkan ke publik. Tidak ada raut wajah penyesalan dari pria berumur 27 tahun itu.

    Abraham digiring polisi menuju Aula Polresta Bogor Kota untuk dihadirkan dalam konferensi pers. Abraham mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan kedua tangan diborgol.

    Lalu, masker yang dikenakan Abraham dilepas. Tersangka berdiri dengan tegap sembari menatap tajam ke arah depan dan tidak terlihat ekspresi penyesalahan atas pembunuhan yang telah dilakukannya kepada korban Septian.

    “Motif tersangka kesal terhadap korban. Septian mengadu kepada ibu tersangka karena pulang malam sehingga tersangka sering dimarahi ibunya,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo, Senin (20/1/2025).

    Saat ini, tersangka Abraham ditahan di Polresta Bogor Kota. Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis yakni Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 Ayat 3 KHUP.

    “Dengan ancaman hukuman paling lama 20 tahun atau penjara seumur hidup,” ucapnya.

    Seperti diberitakan, sekuriti Septian ditemukan tewas bersimbah darah di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat, 17 Januari 2025.

    Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di pos sekuriti rumah mewah yang dijaganya pukul 04.30 WIB. Polisi yang mendapat laporan bergegas menuju lokasi kejadian.

    Polisi menetapkan anak majikan sebagai tersangka. Tersangka juga menjalani tes urine dan hasilnya positif menggunakan tembakau sintetis.

    (jon)

  • Tim DVI olah TKP dengan APD lengkap antisipasi sisa gas berbahaya

    Tim DVI olah TKP dengan APD lengkap antisipasi sisa gas berbahaya

    ini kan kasus kebakaran. Tidak menutup mungkin masih ada gas-gas yang berbahaya

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri melakukan olah TKP kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mengantisipasi sisa gas berbahaya dan jatuhnya reruntuhan kebakaran.

    “Karena ini kan kasus kebakaran. Tidak menutup mungkin masih ada gas-gas yang berbahaya bagi petugas. Jadi tentu saja dengan penilaian itu kita akan masuk dengan perlengkapan yang memadai. Jangan sampai nanti justru kita yang celaka,” ungkap Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada wartawan di lokasi, Senin.

    APD yang dipakai itu terdiri atasi helm, sarung tangan, dan masker.

    “Ya sedapat mungkin kita sebaiknya melakukan tindakan yang terukur. Dengan tentu saja minimal menggunakan helm, sarung tangan, masker untuk pengaman kita sendiri,” ujar Fauzi.

    Oleh karena itu, Tim DVI Polri juga berkoordinasi dengan pihak pengelola gedung terkait kondisi bangunan serta titik-titik tertentu yang dapat disisir selama proses olah TKP.

    “Kita kan berkonsultasi dengan manajer di TKP ya. Karena yang mengetahui kondisi TKP itu kan mereka. Kita pun masuk nanti tentu seizin dari manajer TKP. Karena kita tidak tahu kondisinya di atas apakah cukup aman atau tidak,” kata Fauzi melanjutkan.

    Hingga kini, baru ada delapan kantong jenazah yang sudah dievakuasi menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Namun demikian, pihak Fauzi belum dapat memastikan ada berapa jenazah yang terdapat dalam delapan kantong jenazah tersebut.

    “Bisa saja isinya kurang dari itu (kurang dari delapan jenazah), atau bahkan bisa saja lebih dari itu (lebih dari delapan jenazah),” ungkap Fauzi menegaskan.

    Proses penyisiran para jenazah pun masih dilakukan hingga sekarang dengan melibatkan Tim DVI Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, petugas dari pengelola gedung serta petugas lainnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gaduh Pakai Masker Bisa Bikin Bopeng, Memang Apa Kaitannya? Dokter Bilang Gini

    Gaduh Pakai Masker Bisa Bikin Bopeng, Memang Apa Kaitannya? Dokter Bilang Gini

    Jakarta

    Gaduh perdebatan penggunaan masker bisa memicu jerawat. Ada yang beranggapan keduanya tidak berkaitan, begitu pula sebaliknya. Hal ini bermula dari pengakuan influencer dokter detektif yang menyebut kulitnya berakhir bopeng pasca praktik saat pandemi COVID-19.

    Para tenaga kesehatan di masa wabah COVID-19 berpakaian dengan alat pelindung diri lengkap, bahkan beberapa menggunakan masker berlapis demi menghindari paparan virus. Memang apa sih kaitannya masker dengan jerawat?

    Spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpKK menyebut pemakaian masker pada sejumlah kondisi memang rentan memicu jerawat. Kondisi ini bahkan sering disebut sebagai ‘maskne’ yakni mask acne.

    “Masker dapat menciptakan lingkungan lembap dan panas akibat akumulasi keringat, minyak, dan bakteri, terutama jika dipakai terlalu lama tanpa diganti atau digunakan saat kulit belum bersih,” terang dr Ruri kepada detikcom, Senin (20/1/2025).

    “Gesekan antara masker dan kulit juga dapat menyebabkan iritasi, memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan terhadap jerawat. Bila jerawat ini tidak diobati dengan baik, dalam beberapa kasus bisa meninggalkan bekas hingga bopeng,” sambung dia.

    Pemilik kulit sensitif dan kering paling rentan terkena maskne. Sebab, keduanya mudah mengalami iritasi saat kehilangan lapisan pelindung alami.

    Namun, bukan berarti mereka dengan kulit berminyak ‘bebas’ risiko maskne. Minyak berlebih juga ditekankan dr Ruri bisa memperparah jerawat.

    Tips Memakai Mencegah ‘Maskne’

    Beberapa tips agar pemakaian masker tidak memicu jerawat:

    Pertama, dr Ruri menyarankan untuk menggunakan masker yang bersih. Mengganti masker secara teratur, terutama ketika sudah dirasa lembap.

    Kedua, pemilihan masker dengan jenis bahan yang lembut. Misalnya, masker kain katun lembut atau masker medis dengan bahan hypoallergenic dapat membantu meminimalkan iritasi.

    Penggunaan masker juga perlu dibarengi dengan perawatan kulit yang tepat.

    “Bersihkan wajah dengan pembersih lembut sebelum dan sesudah menggunakan masker. Gunakan pelembap yang ringan untuk menjaga kelembapan kulit tanpa menyumbat pori,” saran dia.

    “Hindari penggunaan produk skincare yang terlalu berat atau berminyak saat akan memakai masker. Hindari makeup tebal, jika memungkinkan, hindari penggunaan makeup di area yang tertutup masker untuk mengurangi risiko pori tersumbat,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dian Cahyanti (38), warga asal Pontianak, salah satu korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat hingga kini belum diketahui nasibnya. 

    Kakak Dian, Ade Mulyani (41) mengaku sebelum peristiwa kebakaran, adiknya itu sempat berpamitan hendak pergi Glodok Plaza pada Rabu (15/1/2025).

    “Rabu sore sempat kontak katanya dia mau main ke Plaza Glodok, terus malam itu pas saya telepon lagi sudah mati handphone-nya sampai hari ini,” kata Ade di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).

    Ade menjelaskan, saat itu Dian berencana bertemu dengan teman-temannya di Glodok Plaza.

    “Dia sama temen-temennya, tapi saya enggak tahu temen-temennya siapa. Temennya juga sama belum ketemu sampai saat ini,” kata Ade.

    Ade mengungkapkan, adiknya itu bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat.

    Dian ke Jakarta untuk berlibur dan bertemu teman-temannya.

    “Dia kerja Sales Promotion Girl (SPG). Sebenarnya dia enggak tinggal di sini (Jakarta), dia tinggal di Pontianak. Sekarang ini dia lagi pulang, pulang ke rumah orang tua di Bogor,” kata Ade.

    “Katanya dia mau main ke Jakarta bersama teman-temannya, terus ya sampai sekarang hilang,” ujar Ade.

    Ade menceritakan, ia pergi ke RS Polri Kramatjati bersama orangtuanya untuk menyerahkan berkas yang dibutuhkan untuk identifikasi.

    “Iya kemarin sudah menyerahkan semua data-datanya, terus sekarang disuruh balik lagi karena mau diambil sampel buat tes DNA,” ujarnya.

    “Jadi orang tua ibu, bapak harus datang ke sini. Jadi saya anterin orang tua saya ke sini,” pungkas Ade.

    Sementara itu Riyadi, keluarga Dian Cahyadi baru saja selesai melakukan rangkaian proses identifikasi jenazah.

    Petugas damkar melakukan pemadaman api saat terjadi kebakaran di Glodok Plaza, Kamis, 16 Januari 2025. (dok, Kompas)

    Mengenakan masker warna hitam dan topi, Riyadi mengatakan diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Cuma KTP saja tidak ada sampel diambil, jadi cuma laporan aja kan belum tentu juga (jenazah cocok),” ucapnya kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Selain itu, Riyadi mengatakan juga diwawancara berkaitan dengan identifikasi.

    “Tidak ada pemeriksaan cuma wawancara saja,” ungkapnya.

    14 Laporan Orang Hilang

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, sudah menerima 14 laporan kehilangan dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    “Iya, sampai hari ini tadi kita menerima total 14 keluarga yang anggota keluarganya diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).

    Ahmad mengatakan, kondisi korban yang hangus terbakar menjadi salah satu kesulitan dalam melakukan identifikasi korban kebakaran Glodok Plaza.

    “Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah pertama karena kondisi korban yang cukup parah, dalam hal ini terbakar serius, sampai kita ketahui bahwa sulit kita kenal secara visual,” kata Ahmad.

    Ahmad mengungkapkan, peristiwa kebakaran Glodok Plaza termasuk dalam kategori open disaster.

    “Ini adalah open disaster. Open disaster di mana siapa yang menjadi korban, jumlahnya berapa, masih belum jelas. Karena ini kan tempat umum, jadi yang masuk ke situ kita enggak tahu siapa,” ujarnya.

    “Bisa saja jumlah korban lebih dari 14 yang dinyatakan hilang,” tutur Ahmad. 

    Sebelumnya, tragedi kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat lantai paling atas terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 21.33 WIB.

    Sebanyak tujuh kantong jenazah sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah:

    Ade Aryati (29)
    Sinta Amelia (20)
    Aldrinas (29)
    Aulia Belinda (28)
    Osima Yukari (25)
    Deri Saiki (25)
    Indira Seviana Bela (25) 
    Keren Shalom J (21)
    Intan Mutiara (26)
    Desty 
    Zukhi Radja (42)
    Chika Adinda Yustin (26)
    Muljadi (56) 
    Dian Cahyadi (38)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Dian Cahyanti Hilang Tak Bisa Dihubungi Setelah Pamit Bertemu Teman di Glodok Plaza

  • Gunung Dukono Halmahera Utara Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,1 Kilometer, Status Waspada

    Gunung Dukono Halmahera Utara Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,1 Kilometer, Status Waspada

    TERNATE – Gunung Api Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara pada Minggu siang sekitar pukul 11:47 WIT dilaporkan kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1,1 kilometer di atas puncak gunung.

    “Memang benar ada erupsi Gunung Dukono,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, M Saum Amin dalam keterangan rilis yang terima ANTARA di Ternate, Minggu, 19 Januari. 

    Erupsi Gunung Dukono mengeluarkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Barat Daya, Barat Laut, dan Barat.

    Dia menjelaskan erupsi gunung itu berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo 15 mm dan durasi 73.38 detik.

    “Saat ini kondisi Gunung Dukono masih berstatus Level II atau Waspada,”ujarnya.

    Masyarakat di sekitar Gunung Dukono maupun pengunjung diimbau agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati kawah ‘Malupang Warirang’ dalam radius 4 kilometer.

    Dia mengatakan letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap.

    “Masyarakat di sekitar Gunung Dukono diminta untuk selalu menyediakan masker guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan,” katanya.

    Sebagai informasi, Gunung Dokuno tercatat pada periode 17 Januari gunung itu sebanyak 347 kali letusan dengan teramati setinggi 100 – 800 meter di atas puncak gunung. Dia menjelaskan gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu, letusannya kebanyakan tertutup kabut dari atas puncak.

  • Keluarga Dian Cahyadi Korban Kebakaran Glodok Plaza Datangi RS Polri untuk Proses Identifikasi – Halaman all

    Keluarga Dian Cahyadi Korban Kebakaran Glodok Plaza Datangi RS Polri untuk Proses Identifikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga korban kebakaran hebat Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat mulai mendatangani RS Polri Kramat Jati.

    Riyadi, keluarga dari korban atas mama Dian Cahyadi (38) baru saja selesai melakukan rangkaian proses identifikasi jenazah.

    Mengenakan masker warna hitam dan topi, Riyadi mengatakan diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Cuma KTP saja tidak ada sampel diambil jadi cuma laporan aja kan belum tentu juga (jenazah cocok,” ucapnya kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Selain itu, Riyadi mengatakan juga diwawancara berkaitan dengan identifikasi

    “Tidak ada pemeriksaan cuma wawancara saja,” ungkapnya.

    Sebelumnya, tragedi kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat lantai paling atas terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 21.33 WIB.

    Sebanyak tujuh kantong jenazah sudah dievakuasike RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

     

     

  • Ketua IAKMI: Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Kunci Cegah Penyebaran Virus HMPV

    Ketua IAKMI: Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Kunci Cegah Penyebaran Virus HMPV

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Human Metapneumovirus (HMPV).

    Meskipun HMPV kembali merebak, Hermawan mengingatkan virus ini berbeda dengan Covid-19 dan tidak perlu memicu kepanikan.

    “Pengalaman pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat trauma. Ketika ada wabah seperti ini, kekhawatiran seringkali berlebihan. Namun, perlu diingat HMPV adalah penyakit yang berbeda dengan tingkat keparahan yang jauh lebih rendah,” ujarnya kepada Beritasatu.com, beberapa waktu lalu.

    Hermawan menambahkan pengendalian wabah ini menjadi tanggung jawab utama pemerintah melalui penguatan sistem surveilans.

    “Pemerintah harus fokus pada deteksi kasus, mempelajari pola penyakit, serta melakukan tes cepat molekuler dan whole genome sequencing. Hal ini penting untuk memastikan apakah ada perubahan struktur genetik atau pola penyebaran virus dibandingkan dengan saat pertama kali ditemukan pada 2001,” jelasnya.

    Selain itu, pemerintah perlu memperketat screening kesehatan di pintu-pintu masuk negara, seperti bandara dan pelabuhan, terutama dari negara-negara yang memiliki kasus HMPV tinggi.

    “Langkah ini penting untuk memetakan risiko penularan dan mencegah penyebaran lebih lanjut,” tambah Hermawan.

    Di sisi lain, Hermawan mengingatkan masyarakat agar tidak panik dan tetap menjaga pola hidup sehat.

    “Virus HMPV bukan Covid-19. Tidak perlu trauma atau mengaitkannya dengan pandemi sebelumnya. Kuncinya adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat yang sudah kita terapkan, seperti mencuci tangan secara rutin dan menggunakan masker jika sedang sakit,” sarannya.

    Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan tubuh, terutama di tengah musim pancaroba yang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan.

    “Jika merasa tidak fit atau ada gejala flu, sebaiknya jaga jarak dan gunakan masker agar tidak menulari orang lain,” katanya.

    Selain langkah-langkah teknis, Hermawan mengajak masyarakat untuk tetap berpikir positif.

    “Manajemen pikiran dan perasaan itu penting. Jangan terlalu khawatir atau shock dengan isu wabah. Segala penyakit ada obatnya, tetapi kebiasaan hidup bersih dan sehat adalah kunci pencegahan utama virus HMPV,” ungkapnya.

  • 34 Kali Gunung Ibu Erupsi

    34 Kali Gunung Ibu Erupsi

    TERNATE – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara melaporkan pada Jumat (17/1) sejak  terjadi 34 kali letusan di gunung itu dengan ketinggian abu vulkanik bervariasi.

    Petugas Pos PGA Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Rivaldi Hasan menerangkan letusan terjadi sejak Jumat, 17 Januari dini hari.

    “Untuk cuaca cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah Barat Daya dan Barat,” katanya dilansir ANTARA.

    Dia menjelaskan, saat ini kondisi Gunung Ibu berstatus Level IV atau Awas, karena beberapa hari terakhir ini gunung itu menunjukkan peningkatan aktivitas.

    “Naik status dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas sejak ditetapkan pada Rabu (15/1) kemarin,” ujarnya.

    Masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun pengunjung diminta tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian Utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

    “Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata, hal itu bertujuan untuk terhindar dari paparan abu vulkanik.